Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan (education) merupakan salah satu faktor utama yang berperan
penting dalam perkembangan generasi muda sebagai penerus bangsa, sekaligus
menyiapkan setiap peserta didik yang dapat berperan dalam masyarakat, baik
sebagai individu, anggota keluarga maupun sebagai warga masyarakat.
Pendidikan juga merupakan kebutuhan setiap warga negara dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia (quality of human resources). Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.1
Tujuan pendidikan di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 3 menyatakan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.” Peningkatan kualitas pendidikan
sesuai dengan tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Sisdiknas juga
menekankan peningkatan sumber daya manusia yang berperan penting dalam
menghadapi perkembangan teknologi, guna memajukan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Pendidikan (education) terkait erat dengan aktivitas belajar (study). Belajar
pada dasarnya merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi dari
adanya interaksi antara seorang guru dengan lingkungannya. Proses pembelajaran
(learning process) seharusnya menekankan pada metode pembelajaran kepada
1
Tim Pustaka Yustisia, Perundangan Tentang Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2013 (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2013), h. 2.

1
2

peserta didik. Proses pembelajaran dilaksanakan dalam rangka memberi


kesempatan kepada peserta didik memperoleh pengalaman belajar, proses
pembelajaran lebih banyak diarahkan untuk mempelajari mata pelajaran, dimana
prosesnya dapat beraneka ragam mulai dari yang sederhana dengan menggunakan
ceramah sampai kepada yang kompleks seperti dengan metode penemuan.
Para pendidik di sekolah sebagai penanggung jawab pembelajaran dalam
suatu institusi, maka sekolah harus membuat terobosan-terobosan pengajaran
untuk memecahkan problematika belajar para peserta didiknya. Setelah itu
pendidik memberikan teknik-teknik belajar kepada peserta didik tentang
bagaimana cara belajar yang baik. Pendidik perlu menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan bagi para peserta didik, dengan menggunakan metode-
metode belajar yang sesuai. Dengan demikian perlu bagi para pendidik
mengadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar agar pengajaran dan
pendidikan mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang diinginkan.
Rendahnya prestasi belajar peserta didik sudah menjadi masalah nasional
yang harus mendapatkan perhatian lebih oleh berbagai pihak. Menurut Neascu
sekolah merupakan sebuah lembaga dimana anak dapat mengembangakan
kemampuan, bakat yang dimiliki dan juga dan pengetahuan. 2. Peningkatan
kualitas pendidikan dilakukan oleh berbagai pihak dengan berbagai cara. Salah
satu indikator suatu negara memiliki kualitas pendidikan yang baik dan memadai
dilihat dari meningkatnya prestasi belajar peserta didik, yang dapat dilihat dari
nilai rapor yang diperoleh dan kemampuan peserta didik dalam memecahkan
masalah. Menurut Shabuddin, keberhasilan belajar peserta didik dapat dilihat dari
kemampuan peserta didik dalam menyampaikan materi, prestasi belajar yang
dicapai, kebenaran dan keterampilan peserta didik dalam mengerjakan tugas3.
Prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik tentunya tidak lepas dari
dua faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut berasal dari dalam diri peserta
didik (internal) dan juga berasal dari luar diri peserta didik (eksternal). Faktor
2
Sucia, V. (2016, September). Pengaruh Gaya Komunikasi Guru Terhadap Motivasi Belajar
Peserta didik. Komuniti, VIII(2).
3
Shabuddin, C. (2015, November). Hubungan Komunikasi Belajar Mengajar Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri1 Kabupaten Majene. Jurnal
Pepauzdu, 10(1), 17-29.
3

yang berasal dari luar peserta didik salah satunya yaitu berasal dari lingkungan
sekolah. Menurut Mujiono4) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta
didik yang berasal dari dalam diri peserta didik seperti motivasi, intelegensi, cita-
cita, sikap belajar, dan konsentrasi peserta didik 5. Sedangkan faktor dari luar yang
berpengaruh seperti guru, kurikulum sekolah, sarana dan prasarana sekolah,
lingkungan, metode pembelajaran dan fasilitas belajar.
Menurut Ismawati banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar peserta didik, diantaranya guru mata pelajaran, komunikasi antara guru
dan peserta didik, serta suasana belajar 6. Setiap peserta didik pastinya memiliki
potensi yang berbeda-beda, disinilah peran guru yaitu membantu untuk
menumbuhkan bakat dan minat yang dimiliki peserta didik. Untuk menumbuhkan
potensi peserta didik maka perlulah terjalin komunikasi yang cukup dan baik
dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan agar selama proses
pembelajaran guru dapat mengetahui potensi, kebutuhan, dan keinginan apa saja
yang dimiliki oleh peserta didik sehingga peserta didik dapat memperoleh
prestasi belajar dengan baik.
Menurut Marzano dalam Adib & Santoso7, guru memiliki pengaruh paling
kuat terhadap prestasi peserta didik di sekolah. Dalam dunia pendidikan tidak
lepas dari interaksi antara guru dan peserta didik. Komunikasi ini bersifat satu
arah, dua arah, ataupun tiga arah. Komunikasi antar guru dan peserta didik sangat
penting dalam proses pengajaran sangat berdampak pada peserta didik. Dimana
tugas guru adalah sebagai perangsang yang bisa jadi faktor pendukung dan
penghambat dalam penyampaian materi pembelajaran dari guru kepada peserta
didik.
Guru merupakan fasilitator dalam proses pembelajaran, oleh karena itu
diperlukan guru yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan
4
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta. h.84.
5
Rafiqah, M., Yusmansyah, & Mayasari, S. (2013). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap
Prestsi Belajar. Jurnal Bimbingan Konseling, 2(2).
6
Ismawati, N. N. (2013). Pengaruh Komunikasi Antara Guru dan Peserta didik Dalam
Kegiatan Belajar Mengajar dan Aktivitas Belajar Peserta didik Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi
Peserta didik Kelas XI IPS SMA N 1 Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013. Artikel Publikasi.
7
Adib, F., & Santoso, B. (2016, Agustus). Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Peserta didik
Dengan Disiplin Kerja Guru. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, I(1), 198-203.
4

juga kompetensi kepribadian yang baik. Di samping memiliki kompetensi di


berbagai bidang tersebut, guru juga harus memahami hal-hal yang bersifat
konseptual, filosofis, serta mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat
teknis. Hal-hal yang bersifat teknis ini seperti kemampuan mengelola dan
melaksanakan interaksi pembelajaran. Didalam mengelola interaksi pembelajaran
guru paling tidak harus memiliki kemampuan untuk mendesain program dan juga
keterampilan dalam mengkomunikasikan pembelajaran kepada peserta didik.8
Dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun di tempat lain, pasti
terjadi adanya proses komunikasi. Komunikasi yang dilakukan oleh manusia
bukan hanya untuk saling bertukar informasi, melainkan ada tujuan lain yaitu
untuk membangun hubungan atau relasi. Dalam proses pembelajaran komunikasi
antara guru dengan peserta didik bukan hanya proses pertukaran atau
penyampaian materi pembelajaran melainkan adanya sebuah hubungan antara
guru dengan peserta didik. Hubungan yang baik ini akan mencipakan proses
pembelajaran yang efektif.
Secara etimologis menurut asal-usul kata, istilah komunikasi dalam bahasa
Inggris “communication”, berasal dari bahasa Latin “communicatio”, dan
perkataan ini bersumber pada kata “communis”. Kata communis mengandung arti
sama, maksudnya sama makna. Sedangkan bentuk dari kata kerja “comunicatio”
adalah “Communicare” yang artinya bermusyawarah, berunding atau berdialog.9
Komunikasi menyarankan adanya suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan
dianut secara sama10. Komunikasi dapat berlangsung apabila antara orang-orang
yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang
dikomunikasikan. Komunikasi dalam pengertian ini sering terlihat pada
perjumpaan dua orang. Mereka saling memberikan salam, bertanya tentang
sesuatu atau tentang kesehatan, mengenai keluarga, dan lain sebagainya.
Komunikasi dalam praktiknya akan selalu melibatkan adanya pesan
sebagai alat untuk tukar menukar informasi, terciptanya kebersamaan antara
8
Gunawan, K. G., Putrayasa, I., & Wendra, I. W. (2017). Komunikasi Interpersonal Guru
dan Peserta didik dalam Pembelajaran Teks Ulasan di Kelas VIII 10 SMP Negeri 2 Singaraja. e-
Journal Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Undiksha.
9
Riswandi, 2009, Ilmu Komunikasi, Jakarta, Graha Ilmu
10
Dedy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung
5

komunikator (pengirim pesan) dengan komunikan (penerima pesan). 11


Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih yang
mengirimnkan dan menerima pesan yang-terdistorsi oleh gangguan, terjadi dalam
konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk
melakukan umpan balik. 12
Komunikasi dapat dilihat dari dua mazhab yaitu: Mazhab pertama melihat
komunikasi sebagai transmisi pesan. Mazhab ini fokus pada bagaimana pengirim
dan penerima mengirimkan dan menerima pesan. Mazhab ini sangat
memperhatikan hal-hal seperti efisiensi dan akurasi yang melihat komunikasi
sebagai proses seseorang mempengaruhi perilaku atau cara berpikir orang lain.
Jika efek yang muncul berbeda atau kurang dari yang diinginkan. Ia juga
cenderung untuk berbicara dengan istilah-istilah tentang kegagalan komunikasi
dan melihat berbagai tahapan dalam proses komunikasi untuk menemukan
kegagalan yang terjadi dalam berkomunikasi. Mazhab kedua melihat komunikasi
sebagai produksi dan pertukaran makna. Mazhab ini fokus pada bagaimana pesan
atau teks, berinteraksi dengan manusia dalam rangka untuk memproduksi makna,
artinya pandangan ini sangat memerhatikan peran teks dalam budaya seseorang.
Mazhab ini menggunakan istilah seperti signifikansi atau pemaknaan, dan tidak
menganggap kesalahpahaman sebagai bukti penting dari kegagalan komunikasi,
kesalahpahaman komunikasi mungkin merupakan hasil dari perbedaaan-
perbedaan budaya antara pengirim dan penerima13.
Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita
semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Dalam
aktivitas komunikasi dituntut untuk menggunakan perkataan yang baik. Dalam
ajaran Islam, esensi perkataan yang baik difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-
Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 263:
         
   
11
Nurudin. Ilmu Konunikasi Ilmiah dan populer(Cet. II, Jakarta: Rajawali Pers, 2017), h. 9.
12
Joseph A. Devito, Human Communication diterjemahkan oleh Agus Maulana, Komunikasi
Antarmanusia (Jakarta: Professional Books, 1997), h. 23.
13
John Fiske, Introduction to Communication Studies diterjemahkan oleh Hapsari
Dwiningtyas, Pengantar Ilmu Komunikasi (Cet. IV; Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 2.3.
6

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah
yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun”.
(Q.S. Al-Baqarah [02]: 263).

Terdapat beberapa jenis komunikasi yaitu 1) Komunikasi verbal dan non


verbal, 2) Komunikasi intrapribadi dan komunikasi antar pribadi, 3) Komunikasi
internal dan eksternal, 4) Komunikasi berdasarkan jumlah komunikan atau
kominikator (komunikasi perorangan dan kelompok). 5) Komunikasi berdasarkan
peranan individu (Komunikasi antar individu dengan individu lain, jenis
komunikasi ini dapat terjadi secara formal, non formal bahkan informal sekalipun,
Komunikasi antar individu dengan cakupan lingkungan yang lebih luas. Dan
Komunikasi antar individu dengan suatu kelompok atau lebih)14.
Proses belajar mengajar dikatakan berhasil jika adanya komunikasi yang
baik antara guru dengan peserta didik. Sehingga menghasilkan kegiatan yang
saling menguntungkan satu sama lain. Komunikasi dapat mewujudkan tujuan
pendidikan yaitu dapat memahamkan peserta didik. Peserta didik dapat
memahami materi dengan baik dan mampu menyelesaikan tugas belajarnya,
begitupun guru berhasil mengajar dan mendidik peserta didik sesuai dengan
tujuan yang diinginkan sehingga semua peserta didik yang dididiknya memiliki
kompetensi dan prestasi yang baik.15 Karti Soeharto mengungkapkan bahwa,
kemampuan berkomuikasi di dalam kelas yaitu kemampuan seorang guru dalam
menciptakan suasana belajar atau iklim yang komunikaif antara guru dengan
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan seorang guru
menyampaikan materi pembelajaran sangat bergantung pada kelancaran
komunikasi antara guru dengan peserta didik.16
Salah satu komunikasi yang terjadi antara guru dengan peserta didik
adalah komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal. Komunikasi
interpersonal didefinisikan sebagai sebuah penyampaian pesan yang dilakukan

14
Samsinar, Nur Aisyah Rusnali, Komunikasi antar Manusia, Komunikasi Intrapribadi,
Antarpribadi, Kelompok/Organisasi, STAIN Watampone, 2007
15
Aziz, A. (2017, Juli). Komunikasi Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam.
Mediakita, 1(2), 173-184.
16
Darmadi, D. (2015). Hubungan Komunikasi Guru Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik
Pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMU Negeri 5 Samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi, 3(3), 211-
225.
7

oleh seseorang kepada orang lain yang mendapatkan timbal balik berupa
tanggapan dan bertujuan untuk merubah sikap dan perilaku seseorang.
Komunikasi interpersonal menurut Devito adalah penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain atau sekelompok orang dengan berbagai dampaknya
dan dengan peluang untuk mendapatkan umpan balik segera. Sedangkan menurut
Littlejohn komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara individu satu ke
individu lainnya.17
Menurut Slameto18, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar yang digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: 1) Faktor internal yaitu
faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, dan 2) Faktor eksternal
yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor sekolah seperti metode
pembelajaran guru. Baharuddin19 juga menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi Prestasi Belajar dibedakan menjadi dua kategori yaitu: 1) Faktor
Internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi Prestasi Belajar individu dan Juga Faktor Eksternal, seperti
lingkungan sosial sekolah yang di dalamnya termasuk metode pembelajaran
guru.
Beberapa hasil penelitian menjelaskan terdapat pengaruh yang signifikan
antara kemampuan komunikasi interpersonal terhadap prestasi belajar peserta
didik (Muhtadin20, Yulia Utami21 dan Wike Karisma, et.al22). Pada aspek lain juga
ditemukan adanya beberapa penelitian menunjukkan bahwa Metode pembelajaran
guru secara signifikan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar peserta didik,

17
Susanto, Eko Harry. Komunikasi Manusia : Esensi dan Aplikasi dalam Dinamika Sosial
Ekonomi Politik..Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010.
18
Slameto (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta Rineka Cipta
19
Baharudin E.N.W. (2009), Teori Belajar Pembelajaran, ArRuzz, Jakarta
20
Muhtadin, Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru Pendidikan Agama Islam dan
Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Pustaka Komunikasi, Vol. 1, No. 2, (Desember
2018) 327 - 338
21
Yulia Utami, Pengaruh Kemampuan Komunikasi Interpersonal Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa , Jurnal Mantik Penusa, Volume 20 No
1 Desember 2016, h 6-13
22
Wike Karisma, Septya Suarja, Citra Imelda Usman, Pengaruh Komunikasi Interpersonal
Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten
Agam, JUANG: Jurnal Wahana Konseling (Vol. 4, No. 2 September 2021), h 172-185
8

sebagaimana yang diteliti oleh Rofiq Faudy Akbar23, Rita Wati Ishak & Abd.
Rahim Razaq24 dan penelitian Arlin Nosa Sefrian Sari & Abdullah Taman25. Dari
beberapa hasil penelitian tersebut dapat diketahui adanya pengaruh metode
pembelajaran guru terhadap prestasi belajar peserta didik. Dengan mencermati
perkembangan teknologi informasi dan dinamika interaksi antara peserta didik
dengan guru menghadirkan dinamika dalam interaksi komunikasi interpersonal
dan metode pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan Prestasi Belajar Peserta
didik di SMP Harjamukti Tapos Depok, maka Kepala Sekolah secara terus
menerus memperbaiki manajemen dan tata kelola, serta lingkungan sekolah dan
juga aspek motivasi guru, metode pembelajaran dan komunikasi interpersonal.
Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang
pada akhirnya akan menghasilkan output yang bermanfaat bagi proses
pembelajaran pada tingkat selanjutnya. Banyak hal yang turut berpengaruh pada
prestasi belajar peserta didik, diantaranya adalah komunikasi interpersonal dan
metode pembelajaran yang digunakan.
Observasi awal di lokasi penelitian dan wawancara dengan Kepala SMP
Harjamukti Sukatani Tapos Kota Depok, diketahui bahwa proses kegiatan belajar
mengajar (KBM), ditemukan adanya beberapa keterbatasan komunikasi
interpersonal antara guru dengan peserta didik.
Beberapa keterbatasan yang dihadapi dalam pembelajaran diantaranya
adalah 1) Persiapan bahan ajar. 2) interval waktu pembelajaran, dan 3). Metode
pembelajaran yang harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi.
Penyesuaian dengan teknologi komunikasi semakin dituntut. Penyesuaian
penerapan metode pembelajaran karena tuntutan dinamika perkembagan teknologi
dan adaptasi dari peserta didik yang kemudian disesuakan menjadi metode

23
Rofiq Faudy Akbar, Pengaruh Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar terhadap
Prestasi Belajar Siswa Madrasah Aliyah Kab. Kudus, INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial
Keagamaan, Vol. 8, No. 1, Juni 2014, h.225-243
24
Rita Wati Ishak & Abd. Rahim Razaq, Pengaruh Metode Mengajar Guru Terhadap
Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa SMP UNISMUH Makassar, Al-Maraji’ Jurnal Pendidikan
Bahasa ArabVolume 2. Nomor 1. Juni 2018, h.62-74
25
Arlin Nosa Sefrian Sari & Abdullah Taman Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Persepsi
Siswa Tentang Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK Negeri 1 Pengasih,
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 1, Tahun 2013 H. 112 - 128
9

pembelajaran. Penerapan metode pembelajaran dan komunikasi interpersonal


tersebut diharapkan berpengaruh terhadap prestasi pada mata pelajaran PAI
peserta didik di SMP Harjamukti Depok
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Permasalahan yang ada pada penelitian ini adalah mengenai Pengaruh
Komunikasi Interpersonal dan Metode pembelajaran pada mata pelajaran PAI
terhadap Prestasi Belajar Peserta didik di SMP Harjamukti Sukatani Tapos
Depok. Selanjutnya permasalahan tersebut dirumuskan sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh antara variabel Komunikasi Interpersonal (X 1) secara
parsial terhadap variabel Prestasi Belajar mata pelajaran PAI (Y) di SMP
Harjamukti Tapos Depok?
2. Seberapa besar pengaruh antara variabel Metode pembelajaran (X 2) secara
parsial terhadap variabel Prestasi Belajar pada mata pelajaran PAI (Y) Peserta
didik SMP Harjamukti Tapos Depok?
3. Seberapa besar pengaruh antara Variabel Komunikasi Interpersonal (X 1) dan
Metode pembelajaran (X2) secara simultan atau bersama-sama terhadap
variabel Prestasi Belajar pada mata pelajaran PAI (Y) pada peserta didik SMP
Harjamukti Tapos Depok?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah dalam penelitian ini terdapat
beberapa tujuan yang ingin diketahui, yakni sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel Komunikasi
Interpersonal (X1) secara parsial terhadap variabel Prestasi Belajar PAI (Y)
Peserta didik SMP Harjamukti Tapos Depok.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel Metode
pembelajaran (X2) secara parsial terhadap variabel Prestasi Belajar PAI (Y)
pada Peserta didik di SMP Harjamukti Tapos Depok.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara Variabel Komunikasi
Interpersonal (X1) dan Metode pembelajaran (X 2) secara simultan atau
bersama-sama terhadap variabel Prestasi Belajar PAI (Y) Peserta didik SMP
Harjamukti Tapos Depok.
10

D. Manfaat Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis, pihak sekolah
dan pihak lainnya serta penelitian lebih lanjut bagi pihak yang tertarik. Adapun
manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan berfikir
mengenai metode pembelajaran dan komunikasi interpersonal dalam
memengaruhi Prestasi Belajar Peserta didik.
2. Bagi Kepala Sekolah dan Guru
Dapat dijadikan sebagai bahan input yang bermanfaat dan membantu dalam
memecahkan masalah yang berhubungan dengan Metode pembelajaran dan
komunikasi interpersonal terhadap Prestasi Belajar Peserta didik.
3. Bagi Pihak Lain;
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan pengetahuan
atau bahan literatur serta komparasi bagi penelitian lanjutan pada tema yang
sama.
E. Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh Komunikasi Interpersonal (X1) terhadap Prestasi Belajar PAI
(Y)
Baharuddin26 menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi
Prestasi Belajar dibedakan menjadi dua kategori yaitu: 1) Faktor Internal
merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
memengaruhi Prestasi Belajar individu termasuk diantaranya kemampuan
komunikasi interpersonal. Juga Faktor Eksternal, seperti lingkungan sosial
sekolah yang di dalamnya termasuk komunikasi dengan guru. Menurut
Slameto27, terdapat faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar yang
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: 1) Faktor internal yaitu faktor yang
ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara lain: faktor jasmaniah,
faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

26
Baharudin E.N.W. (2009), Teori Belajar Pembelajaran, ArRuzz, Jakarta
27
Slameto (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta Rineka Cipta
11

kesiapan), dan faktor kelelahan. 2) Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di
luar individu, antara lain: faktor sekolah seperti metode pembelajaran,
Penelitian Yulia Utami28 menjelaskan terdapat pengaruh yang signifikan
antara kemampuan komunikasi interpersoanal terhadap prestasi belajar
matematika peserta didik. Penelitian Muhtadin29 juga menjelaskan terdapat
pengaruh yang signifikan antara komunikasi interpersonal guru PAI terhadap
prestasi belajar. Demikian pula penelitian Wike Karisma, et.al 30 menjelaskan
adanya pengaruh antara komunikasi interpersonal terhadap prestasi belajar
peserta didik. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu dapat diketahui
adanya pengaruh antara komunikasi interpersonal terhadap prestasi belajar
peserta didik.
2. Pengaruh Metode pembelajaran (X2) terhadap Prestasi Belajar PAI (Y)
Menurut Slameto31, terdapat faktor-faktor yang memengaruhi prestasi
belajar yang digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: 1) Faktor internal
yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, dan 2) Faktor
eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor sekolah
seperti metode pembelajaran guru, Baharuddin32 menjelaskan bahwa faktor-
faktor yang memengaruhi Prestasi Belajar dibedakan menjadi dua kategori
yaitu: 1) Faktor Internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat memengaruhi Prestasi Belajar individu dan Juga Faktor
Eksternal, seperti lingkungan sosial sekolah yang di dalamnya termasuk
metode pembelajaran guru.

28
Yulia Utami, Pengaruh Kemampuan Komunikasi Interpersonal Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa , Jurnal Mantik Penusa, Volume 20 No
1 Desember 2016, h 6-13
29
Muhtadin, Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru Pendidikan Agama Islam dan
Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Pustaka Komunikasi, Vol. 1, No. 2, (Desember
2018) 327 - 338
30
Wike Karisma, Septya Suarja, Citra Imelda Usman, Pengaruh Komunikasi Interpersonal
Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten
Agam, JUANG: Jurnal Wahana Konseling (Vol. 4, No. 2 September 2021), h 172-185
31
Slameto (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta Rineka Cipta
32
Baharudin E.N.W. (2009), Teori Belajar Pembelajaran, ArRuzz, Jakarta
12

Rofiq Faudy Akbar33 Metode pembelajaran guru secara signifikan berpengaruh


positif terhadap prestasi belajar peserta didik. Penelitian Rita Wati Ishak & Abd. Rahim
Razaq34 menunjukan pengaruh positif dan efektif dari metode pembelajaran guru terhadap
prestasi belajar bahasa Arab peserta didik SMP Unismuh Makassar. Demikina pula penelitian
Arlin Nosa Sefrian Sari & Abdullah Taman35 Terdapat pengaruh positif dan signifikan Persepsi
Peserta didik tentang Metode pembelajaran Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Keuangan. Dari beberapa hasil penelitian tersebut dapat diketahui adanya pengaruh metode
pembelajaran guru terhadap prestasi belajar peserta didik.
3. Pengaruh Komunikasi Interpersonal (X1) dan Metode pembelajaran (X2)
terhadap Prestasi Belajar PAI (Y)
Menurut Slameto36, terdapat faktor-faktor yang memengaruhi prestasi
belajar yang digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: 1) Faktor internal
yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, seperti
kemampuan komunikasi peserta didik dan 2) Faktor eksternal yaitu faktor
yang ada di luar individu, antara lain: faktor sekolah seperti komunikasi
interpersonal guru dan faktor metode pembelajaran guru. Beberapa penelitian
sebelumnya belum banyak yang meneliti secara bersamaan (simultan) antara
komunikasi interpersonal dan metode pembelajaran guru terhadap prestasi
belajar peserta didik, khususnya dalam penelitian ini berkenaan dengan
Pelajaran Agama Islam (PAI). Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya
yang secara parsial menemukan adanya pengaruh komunikasi personal
terhadap prestasi peserta didik serta beberapa penelitian lainnya yang
meneliti variabel metode pembelajaran guru yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar, maka dalam penelitian akan meneliti secara simultan
pengaruh komunikasi personal dan metode pembelajaran guru terhadap
prestasi belajar PAI Peserta didik SMP Harjamukti Tapos Depok.
33
Rofiq Faudy Akbar, Pengaruh Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar terhadap
Prestasi Belajar Siswa Madrasah Aliyah Kab. Kudus, INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial
Keagamaan, Vol. 8, No. 1, Juni 2014, h.225-243
34
Rita Wati Ishak & Abd. Rahim Razaq, Pengaruh Metode Mengajar Guru Terhadap
Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa SMP UNISMUH Makassar, Al-Maraji’ Jurnal Pendidikan
Bahasa ArabVolume 2. Nomor 1. Juni 2018, h.62-74
35
Arlin Nosa Sefrian Sari & Abdullah Taman Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Persepsi
Siswa Tentang Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK Negeri 1 Pengasih,
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 1, Tahun 2013 H. 112 - 128
36
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
13

Berdasarkan beberapa teori serta hasil penelitian di atas, maka secara


ringkas penulis membuat kerangka berpikir yang menggambarkan fokus dan
pembatasan serta interaksi variabel penelitian. Variabel merupakan objek
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,
2002). Terdapat 3 variabel dalam penelitian ini, yang terdiri dari 2 variabel
bebas (independent variable) yaitu Komunikasi interpersonal (X1) dan
Metode pembelajaran (X2). dan 1 variabel terikat (dependent variable) yaitu
Prestasi belajar peserta didik (Y). Interaksi ketiga variabel tersebut dalam
penelitian ini dalam dibuat gambaran kerangka berpikir sebagai berikut.
Gambar 1.1
Kerangka Berpikir

Komunikasi Interpersonal
(X1)

Prestasi Belajar
Peserta Didik
(Y)

Metode Pembelajaran
(X2)

Keterangan:
X1 = Variabel Komunikasi Interpersonal
X2 = Variabel Metode Pembelajaran.
Y = Variabel Prestasi Belajar.

F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. H0 : Tidak terdapat pengaruh Komunikasi interpersonal (X1) terhadap
Prestasi Belajar PAI (Y) Peserta didik di SMP Harjamukti Tapos
Depok.
14

H1 : Terdapat pengaruh Komunikasi interpersonal (X1) terhadap Prestasi


Belajar PAI (Y) Peserta didik di SMP Harjamukti Tapos Depok.
2. H0 : Tidak terdapat pengaruh Metode pembelajaran (X 2) terhadap Prestasi
Belajar PAI (Y) Peserta didik di SMP Harjamukti Tapos Depok
H2 : Terdapat pengaruh Metode pembelajaran (X2) terhadap Prestasi Belajar
pada pelajaran PAI (Y) Peserta didik di SMP Harjamukti Tapos Depok
3. H0 : Tidak terdapat pengaruh Komunikasi interpersonal (X1) dan Metode
pembelajaran (X2) terhadap Prestasi Belajar PAI (Y) Peserta didik di
SMP Harjamukti Tapos Depok
H3 : Terdapat pengaruh Komunikasi interpersonal (X1) dan Metode
pembelajaran (X2) terhadap Prestasi Belajar PAI (Y) Peserta didik di
SMP Harjamukti Tapos Depok.
G. Hasil Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas pengaruh variabel
komunikasi interpersonal dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar
peserta didik, diantaranya dapat diringkas pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1.
Penelitian Terdahulu
Nama Persamaan &
No. Judul Hasil Riset
Peneliti Perbedaan
1 Muhtadin37 Pengaruh Terdapat Persamaan: Meneliti
komunikasi pengaruh yang pengaruh
interpersonal signifikan antara komunikasi
guru PAI dan komunikasi interpersonal
motivasi interpersonal terhadap prestasi
belajar guru PAI belajar PAI peserta
terhadap terhadap prestasi didik.
prestasi belajar Menggunakan
belajar PAI metode survei,
peserta didik instrument kuesioner
Madrasah dan skala Likert.
Aliyah Nurul
Islam Perbedaan: Peneliti
Ngemplak menambahkan
Boyolali pengaruh variabel
37
Muhtadin, Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru Pendidikan Agama Islam dan
Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Pustaka Komunikasi, Vol. 1, No. 2, (Desember
2018) 327 - 338
15

Nama Persamaan &


No. Judul Hasil Riset
Peneliti Perbedaan
tahun Metode Pengajaran
pelajaran terhadap prestasi
2017/2018 belajar PAI peserta
didik.
2 Yulia Pengaruh Terdapat Persamaan: pada
Utami38 Kemampuan pengaruh yang variabel bebas
Komunikasi signifikan antara komunikasi
Interpersonal kemampuan interpersonal dan
Terhadap komunikasi variabel terikat
Prestasi interpersoanal prestasi belajar,
Belajar terhadap prestasi Menggunakan
Matematika belajar metode survei,
Peserta didik matematika kuesioner dan skala
SMP Swasta peserta didik Likert.
PGRI 58
Tanjung Perbedaan: Peneliti
Morawa menambahkan 1
Tahun variabel baru yaitu
Pelajaran pengaruh variabel
2015/2016 metode
pembelajaran
terhadap prestasi
belajar
3 Wike Pengaruh Terdapat Persamaan:
Karisma, Komunikasi pengaruh penelitian mengenai
Septya Interpersonal komunikasi variabel bebas
Suarja, Terhadap interpersonal komunikasi
Citra Prestasi terhadap prestasi interpersonal dan
Imelda Belajar belajar peserta variabel terikat
Usman39 Peserta Didik didik prestasi belajar,
Kelas XI IPA Menggunakan
di SMAN 1 metode survei,
Tanjung kuesioner
Mutiara
Kabupaten Perbedaan: Peneliti
Agam menambahkan
pengaruh variabel
metode

38
Yulia Utami, Pengaruh Kemampuan Komunikasi Interpersonal Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa , Jurnal Mantik Penusa, Volume 20 No
1 Desember 2016, h 6-13
39
Wike Karisma, Septya Suarja, Citra Imelda Usman, Pengaruh Komunikasi Interpersonal
Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten
Agam, JUANG: Jurnal Wahana Konseling (Vol. 4, No. 2 September 2021), h 172-185
16

Nama Persamaan &


No. Judul Hasil Riset
Peneliti Perbedaan
pembelajaran
terhadap prestasi
belajar
4 Rofiq Pengaruh Metode Persamaan:
Faudy Metode pembelajaran penelitian mengenai
Akbar40 pembelajaran guru secara variabel bebas
Guru Dan signifikan Metode
Kemandirian berpengaruh pembelajaran Guru
Belajar positif terhadap dan variabel terikat
Terhadap prestasi prestasi belajar,
Prestasi belajar Menggunakan
Belajar metode survei,
Peserta didik kuesioner
Madrasah
Aliyah Kab. Perbedaan: Peneliti
Kudus menambahkan
pengaruh variabel
komunikasi
interpersonal
terhadap prestasi
belajar
5 Rita Wati Pengaruh Hasil penelitian Persamaan:
Ishak & Metode ini menunjukan penelitian mengenai
Abd. pembelajaran pengaruh positif variabel bebas
Rahim Guru dan efektif dari Metode
Razaq41 terhadap metode pembelajaran Guru
Prestasi pembelajaran dan variabel terikat
Belajar guru terhadap prestasi belajar,
Bahasa Arab prestasi belajar Menggunakan
Peserta didik bahasa Arab metode survei,
SMP peserta didik kuesioner.
UNISMUH SMP Unismuh Perbedaan: Peneliti
Makassar Makassar menambahkan
pengaruh
komunikasi
interpersonal
terhadap prestasi
belajar

40
Rofiq Faudy Akbar, Pengaruh Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar terhadap
Prestasi Belajar Siswa Madrasah Aliyah Kab. Kudus, INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial
Keagamaan, Vol. 8, No. 1, Juni 2014, h.225-243
41
Rita Wati Ishak & Abd. Rahim Razaq, Pengaruh Metode Mengajar Guru Terhadap
Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa SMP UNISMUH Makassar, Al-Maraji’ Jurnal Pendidikan
Bahasa ArabVolume 2. Nomor 1. Juni 2018, h.62-74
17

Nama Persamaan &


No. Judul Hasil Riset
Peneliti Perbedaan
6 Arlin Nosa Pengaruh Terdapat Persamaan:
Sefrian Sari Motivasi pengaruh positif penelitian mengenai
& Abdullah Berprestasi dan signifikan variabel Metode
Taman42 Dan Persepsi Persepsi Peserta pembelajaran Guru
Peserta didik didik tentang dan variabel terikat
Tentang Metode prestasi belajar,
Metode pembelajaran Menggunakan
pembelajaran Guru terhadap metode survei,
Guru Prestasi Belajar kuesioner
terhadap Akuntansi
Prestasi Keuangan Perbedaan: Peneliti
Belajar menambahkan
Peserta didik pengaruh variabel
SMK Negeri komunikasi
1 Pengasih interpersonal
terhadap prestasi

Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa secara parsial


ditemukan bahwa variabel metode pengajaran atau pun variabel komunikasi
interpersonal memengaruhi prestasi belajar peserta didik. Hasil penelitian
terdahulu pada umumnya belum meneliti secara bersamaan pengaruh kedua
variabel Komunikasi interpersonal dan Metode pembelajaran terhadap prestasi
belajar prestasi didik. Secara khusus penelitian ini meneliti secara simultan dan
parsial pengaruh metode pengajaran dan komunikasi interpersonal terhadap
prestasi belajar peserta didik khususnya pelajaran PAI di SMP Harjamukti Tapos
Kota Depok.
H. Definisi Operasional
1. Variabel Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa merupakan pencapaian hasil belajar peserta didik

yang diperoleh dari Nilai Raport mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) Kelas VIII di SMP Harjamukti Depok.

42
Arlin Nosa Sefrian Sari & Abdullah Taman Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Persepsi
Siswa Tentang Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK Negeri 1 Pengasih,
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 1, Tahun 2013 H. 112 - 128
18

2. Variabel Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal merupakan pendapat yang diberikan oleh
responden penelitian mengenai komunikasi antara guru dengan peserta didik,
termasuk juga komunikasi antara peserta didik dalam aktivitas pembelajaran mata
pelajaran PAI di Kelas VIII SMP Harjamukti Depok.
Tabel 1.2.
Kisi-Kisi Instrumen Komunikasi Interpersonal
Variabel Indikator Nomor Butir
Pertanyaan
Komunikasi Interpersonal Keterbukaan, 1,2,3,4,
Empati, 5,6,7,8,9,
Dukungan, 10,11,12,13,14
Rasa positif, 15,16,17,
Kesetaraan. 18,19,20
Sumber: diolah peneliti, 2022

3. Variabel Metode pembelajaran


Metode pembelajaran adalah persepsi responden penelitian berkenaan
dengan metode pembelajaran mata pelajaran PAI di Kelas VIII SMP
Harjamukti Depok dengan penekanan pada a) relevansi dengan tujuan
(tingkat kejelasan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru, memahami
tujuan pembelajaran dan kesesuaian metode mengajar dengan tujuan
pembelajaran), b) relevansi dengan bahan (menggunakan metode mengajar
sesuai dengan ruang lingkup bahan ajar), c) relevansi dengan kemampuan
(menyampaikan materi dengan jelas, menyampaikan materi dengan detail,
menyampaikan materi dengan menarik, memberikan motivasi), d) relevansi
dengan keadaan peserta didik (menggunakan bahasa yang mudah dipahami,
dan kemampuan berinteraksi dengan siswa), e) relevansi dengan situasi
pengajaran (menciptakan suasana belajar yang nyaman, dan tingkat
ketenangan ketika mengajar).
Tabel 1.3.
Kisi-Kisi Instrumen Metode Pembelajaran
Nomor Butir
Variabel Indikator
Pertanyaan
Metode Relevansi dengan:
pembelajaran Tujuan, 21,22,23
19

Bahan, 24
Kemampuan, 25,26,27,28
Keadaan Peserta, 29,30
Situasi Pengajaran 31,32
Sumber: diolah peneliti, 2022

Anda mungkin juga menyukai