Anda di halaman 1dari 29

BAB I

ALJABAR
1.1 Pendahuluan

Aljabar adalah bagian dari matematika yang mempelajari hubungan dan sifat-
sifat dari bilangan dengan menggunakan simbol-simbol umum. Sebagai contoh, luas
sebuah empat persegi panjang diperoleh dengan mengalikan panjang dengan lebar; ini
dinyatakan secara aljabar sebagai A = p x l, di mana A adalah luas, p adalah panjang, dan l
adalah lebar.
Hukum-hukum dasar yang telah diajarkan dalam aritmetika juga digunakan di dalam
aljabar.
Misalkan a, b, c, dan d mewakili empat bilangan sembarang. Maka:

(i) a + (b + c) = (a + b) + c
(ii) a(bc) = (ab)c
(iii) a+b=b+a
(iv) ab=ba
(v) a(b + c) = a b + a c
a  b a b
(vi)  
c c c
(vii) (a + b ) ( c + d ) = a c + a d + b c + b d

Seperti halnya dalam aritmetika, empat operasi dasar yakni, penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian adalah juga merupakan operasi dasar dalam aljabar.

1.1.1 Penjumlahan

Penjumlahan bangun aljabar diperoleh dengan menambahkan suku-sukunya yang


sejenis. Persamaan aljabar disusun dalam bentuk baris dimana suku-suku yang sejenis
disusun pada kolom yang sama, lalu dijumlahkan.

Contoh : Jumlahkan 7x + 3y3 – 4xy, 3x – 2y3 + 7xy dan 2xy – 5x – 6y3.


Jawab : 7x 3y3 – 4xy
3x –2y3 7xy
3
–5x –6y 2xy
Jumlah: 5x –5y3 5xy

1-1
Sehingga hasilnya adalah : 5x –5y3 + .5xy.

1.1.2 Pengurangan

Pengurangan dua bangun aljabar diperoleh dengan merubah tanda setiap suku
pengurangnya, lalu diselesaikan seperti pada penjumlahan.

Contoh : Kurangkan 10 x2 + 2xy – 3y2 dengan 2x2 – 3xy + 5y2

Penyelesaian : 10 x2 + 2xy - 3y2


2 x2 – 3xy + 5y2
pengurangan: 8x 2 + 5xy – 8y2

Atau dapat ditulis : ( 10 x2 + 2 xy – 3y2 ) – ( 2x2 – 3xy + 5y2)


= 10x2 + 2xy – 3y2 – 2x2 + 3xy – 5y2
= 8x2 + 5xy – 8y2

1.1.3 Perkalian

1). Mengalikan dua atau lebih monomial


Menggunakan rumus eksponensial, tanda-tanda, dan hukum-hukum komutatif dan
assosiatif dari perkalian.

Contoh : Kalikan –3x 2 y 3 z, 2x 4 y dan –4x y 4 z 2

Penyelesaian : (–3x2y3z ) ( 2x 4 y) (–4xy4z2)


Susunlah sesuai dengan hukum Assosiatif dan komutatif.

{(–3) (2) (–4)} {(x2) (x4) (x)} {(y3) (y) (y4)} {(z) (z2)}

dengan menggunakan ramus-rumus mengenai tanda dan eksponen,

maka hasilnya diperoleh : 24x7y8z3

2). Mengalikan polinomial dengan monomial


Kalikan masing-masing suku polinomial dengan monomial, dan hasilnya dijumlahkan.

Contoh : Kalikan 3xy – 4x3 + 2xy2 dengan 5x2 y4

Penyelesaian : (5x 2 y 4 )(3xy – 4x 3 + 2xy 2 )

1-2
= (5x2 y 4 )(3xy) + (5x2 y 4 )( –4x3) + (5x2 y 4 )(2xy2)
= 15x3y 5 – 20x5 y 4 + 10 x3 y6

3). Mengalikan polinomial dengan polinomial


Kalikan masing-masing suku polinomial yang satu dengan yang lain dan jumlahkan
hasilnya.

Contoh : Kalikan – 3x + 9 + x2 dengan 3 – x

Penyelesaian : Susun berdasarkan pangkat turun, setiap suku pada pernyataan pertama
dikalikan dengan – x, kemudian setiap suku dari pernyataan pertama
dikalikan dengan 3, dan kedua hasil dijumlahkan.

x2 – 3x + 9
– x + 3
Dikalikan dengan –x : –x3 + 3x2 – 9x
Dikalikan dengan 3 : 3x2 – 9x + 27
Dijumlahkan : –x3 + 6x2 – 18x + 27

1.1.4 Pembagian

1). Membagi monomial dengan monomial


Tentukan hasil bagi angka koefisien, tentukan hasil bagi dari faktor hurufnya dan
kalikan hasil baginya.

Contoh: Bagilah 24 x4 y2 z3 dengan –3 x3 y4 z

Penyelesaian : 24 x4 y2 z3
= (24/–3)(x 4 / x 3 )(y 2 / y 4 )(z 3 / z)
– 3 x3 y4 z
= ( –8 )( x) (1 / y 2 ) ( z 2 )
= –8 x z2
y2

2). Membagi polinomial dengan polinomial


a) Susunlah suku-suku dari kedua polinomial berdasarkan pangkat turun (atau pangkat
naik) dari satu huruf yang sama untuk kedua polinomial tersebut.
1-3
b) Bagilah suku pertama pembilang dengan suku pertama pembagi, maka akan
didapatkan hasil bagi suku pertama.
c) Kalikan suku pertama hasil bagi dengan pembagi dan kurangkan pembilangnya
dengan hasil perkalian ini, hingga diperoleh pembilang baru.
d) Ulangi langkah-langkah (b) dan (c) hingga sisanya memiliki pangkat yang lebih
rendah dari pangkat pembaginya atau nol.
Pembilang sisa
e) Hasilnya ditulis :  hasil bagi 
Pembagi Pembagi

Contoh : Bagilah x2 + 2x4 – 3x3 + x - 2 dengan x2 – 3x + 2

Penyelesaian :
Tulis berdasarkan pangkat turun dari x, dan susunlah seperti berikut :

2x2 + 3x + 6.
x2 – 3x + 2 2x4 – 3x3 + x2 + x – 2
2x4 – 6x3 + 4x2

3x3 – 3x2 + x – 2

3x3 – 9x2 + 6x
6x2 – 5x – 2
6x2 –18x + 12
13x – 14

Sehingga : 2x4 – 3x3 + x2 + x – 2


x2 – 3 x + 2
13x – 14
2
= 2x + 3x + 6 +
x2 – 3x + 2

1.2 Pangkat, dan Akar

1.2.1 Pangkat

Jika suatu bilangan a, dikalikan dengan bilangan a itu sendiri sebanyak n kali, maka
hasil kali a.a.a……a (n kali) ditulis a n.

1-4
a n artinya " pangkat ke-n dari a" atau "a pangkat n", a disebut bilangan pokok dan n
disebut pangkat.

Contoh : (– 5)3 = (– 5).( – 5).( – 5) = – 125

a.a.a.b.b = a3b2

.(a – b).(a – b).(a – b) = (a – b)3

Hukum-hukum Perpangkatan :
Jika m dan n adalah bilangan real, maka :
(i) a m x a n = a m+n
am
(ii)  a m n
an
(iii) (a m)n = amn

(iv) a m/n = n
am
1
(v) a –n =
an
(vi) a 0 = 1

Contoh : x2 x–5 = x 2 + (–5) = x –3


x6 : x2 = x6– 2 = x4
( x2 ) 3 = x6
1
 x 0 : x3  x 0 3  x 3
x3
(ab)3 = (ab) (ab) (ab) = (a.a.a) (b.b.b) = a3b3
a3 a.a.a a a a a 3
  . .  ( )
b3 b.b.b b b b b

1.2.2 Akar
n
Pernyataan akar dituliskan dalam bentuk, a yang berarti akar ke n dari a.
Bilangan bulat positip n adalah indeks dari akar dan a adalah bilangan yang
diakarkan. Indeks ini tidak ditulis bila n = 2.
n
J i ka
n
a = b m a ka b n = a , de n ga n ka t a l a i n a akan menghasilkan

1-5
suatu bilangan, dan jika bilangan tersebut dipangkatkan n maka hasilnya a.
1
n
Aturan akar sama dengan aturan pemangkatan, karena a= a n

A. Sifat-sifat Akar

1).  a
n n
 a

2). n ab  n
a .n b
n
a a
3). n  n
, b ≠0
b b

4). n
am   a
n
m


m n mn
5). a a
Catatan : Jika n genap, maka a, b  0

Contoh :

Sederhanakan : a).  54 4

b). 75

c).
x  1 3
 y  2 6
3

27
4
3
d).

3
e). x

Jawab : a).  54 4


= 5

b). 75 = 25 . 3  5 3

x  1 3 3
x  13 x 1
c). = 
 y  2 6
3
3
 y  26  y  22

d). 3
274  3
3 
3 4
 34  81

1-6
3 6
e). x = x

B. Penyederhanaan Akar

Bentuk-bentuk Akar dapat diubah atau disederhanakan dengan cara berikut :


1). Menguraikan bilangan dalam tanda akar menjadi faktor-faktor yang dipangkatkan n,
dengan n merupakan indeks akar.

3
Contoh : Sederhanakanlah a). 32

b). 8 x5 y 7

Jawab : a). 3
32 = 3
23 . 4  3
23 3
4  23 4

b). 8 x5 y 7 = 4 x y 2 xy  
4 6
4x4 y6 2 xy

= 2 x 2 y 3 2 xy

2). Penyederhanaan indeks dari akar

4
Contoh : Sederhanakanlah a). 64

6
b). 25x 6

Jawab : a). 4
64 = 4
24 . 4  4
24 4
4  24 4  2 2

b). 6
25x 6 = 6
52 . x 6  6
52 6
x6  3
5.x

3). Rasionalisasi penyebut dalam akar

Caranya, mengalikan pembilang dan penyebut dengan suatu bilangan sehingga


penyebut bisa dikeluarkan dari akar.

1-7
9
Contoh : Sederhanakanlah a). 3
2

7a 3 y 2
b). 4
8b 6 x 3

9 9 22 9 . 22
Jawab : a). 3 = 3 .  3  1 3
2
36
2 2 22 23

7a 3 y 2 7 a 3 y 2 2b 2 x 14a 3b 2 xy 2
b). 4 = 4 .  4
8b 6 x 3 23 b 6 x 3 2b 2 x 2 4 b8 x 4
1
= 4
14a 3b 2 xy 2
2b 2 x

Suatu akar dikatakan paling sederhana bentuknya, jika :

- Semua pangkat ke n dari bilangan dalam akar telah diganti.


- Indeks akar sekecil mungkin.
- Tak ada pecahan di dalam akar, yaitu penyebut telah telah dirasionalkan.

C. Akar seharga

Dua akar atau lebih dikatakan seharga jika setelah disederhanakan menjadi bentuk
paling sederhana, mempunyai indeks sama dan bilangan dalam akar juga sama.

1
32 , , dan 8 adalah seharga, sebab :
2

32  16 . 2  4 2

1 1 2 2 2 1
 .    2
2 2 2 4 4 2

8  4. 2  2 2
Disini, masing-masing bilangan dalam akar 2 dan indeksnya 2.

D. Penjumlahan dan Pengurangan Akar

Dua akar atau lebih dapat dijumlahkan atau dikurangkan dengan menyederhanakan
bentuk paling sederhana lalu dijumlahkan atau dikurangkan dengan akar-akar seharga yang

1-8
merupakan faktornya.

Contoh : Hitunglah a). 32  12  8

b). 18  12  75  50

Jawab : a). 32  12  8 = 4 2  12 2  2 2

 1 
=  4   2 2  5 2. 2
 2 

b). 18  12  75  50

= 3 2  2 3  5 3  5 2

= (3 + 5) 2 + (-2 – 5) 3 = 8 2  7 3

E. Perkalian Akar

a) Perkalian dua akar dengan indeks sama


Untuk mengalikan dua akar dengan indeks sama, gunakanlah sifat akar (2), yaitu :
n ab  n
a .n b

Contoh : Hitunglah a). 2 3 4 3 3 16   


b). 3 
4
( x2 y )2   xy 
4

Jawab : 
a). 2 3 4 3 3 16  =6 3
64 = 6 3
43 = 6 . 4 = 24

b). 3  4
( x2 y )2   xy  = 3
4 4
x 5 y 3 = 3x 4
xy 3

b). Perkalian dua akar dengan indeks berbeda


Untuk mengalikan akar dengan indeks berbeda, gunakanlah pangkat pecahan dan
sifat perpangkatan.

1-9
3
Contoh : Hitunglah a). 4. 2

3
b). 5. 2

2 1
2 1 
3 3 2
Jawab : a). 4. 2 = 2 . 2 = 2 .2 3 2
= 2 3 2

4 3 7

= 26 6
= 26  6
27 = 2 6
2

5 
1 1 2 3 1
2
b). 3
5 . 2 = 53 . 2 2 = 56 . 2 6 = . 23 6

25 . 86
1
=  6
200

Kasus ini dapat juga diselesaikan dengan cara menyamakan indeksnya, yaitu :

23  (22 ) 2 . 6 23  24 23 
2.3 3. 2 6
a). 3
4. 2 = 42 . 6 6
27 = 2 6
2

b). 3
5. 2 = 6
52 . 6
23 = 6 25 . 8  6
200

F. Pembagian Akar

a). Indeksnya sama


Untuk membagi dua akar dengan indeks sama, gunakanlah sifat akar (3), Yaitu :

n
a a
n  n
, b ≠0
b b

3
5
Contoh : Selesaikanlah 3
3

3
5 5 5 32 3
45 1
Jawab : = 3  3 .   3
45
3
3 3 3 32 3 3

b) Indeksnya berbeda

Untuk membagi dua akar dengan indeks berbeda, gunakanlah pangkat pecahan dan
sifat perpangkatan.

1-10
3
4
Contoh : Selesaikanlah a).
2

6
b). 4
2

2
3 3 2 2 1 4 3
4 2 2 3  
Jawab : a). =  1
 2 3 2
 2 6 6
2 2 2
2
1
 2 6
 6
2

1 2
6 62 64 62 36
b). 4
= 1
 1
 4  4  4
18
2 4 4
2 2
2 2

G. Konyugasi
Bentuk kuadrat binomial tak terukur a  b dan a  b disebut konyugasi satu
sama lain.
Contoh : - Konyugasi dari 2 2  3 adalah 2 2  3

- Konyugasi dari  3  2 adalah  3  2

Manfaat konyugasi, untuk merasionalkan pecahan yang penyebutnya berbentuk


kuadrat binomial tak terukur, kalikan pembilang dan penyebutnya masing-masing
dengan konyugasi dari penyebutnya.

5
Contoh : Selesaikanlah
2 3  2

5 5 2 3  2 5(2 3  2 )
Jawab : = . =
2 3  2 2 3  2 2 3  2 12  2

5(2 3  2) 2 3  2
= =
10 2

1.3 Persamaan

1-11
Ada dua jenis.lambang yang sering digunakan dalam Matematika, yaitu konstanta dan
variabel.
Konstanta mewakili suatu bilangan, sedangkan variabel mewakili suatu unsur yang
tidak diketahui.

Contoh : a) 2 + x = 5
b). x adalah alat untuk mengukur kuat arus.

x pada kedua contoh merupakan variabel, kita tidak dapat


menyatakan benar atau salah persamaan tersebut

Kalimat yang mempunyai variabel merupakan kalimat terbuka dan akan menjadi
pernyataan bila variabelnya diganti dengan konstanta.
Jika x pada pada contoh a diganti 3 dan x pada contoh b diganti Voltmeter, maka
"2 + 3 = 5" merupakan pernyataan yang benar dan "Voltmeter adalah alat untuk
mengukur kuat arus" merupakan pernyataan yang salah.

1.3.1 Definisi

Sebelum kita bahas cara menyelesaikan persamaan atau pertidaksamaan, perlu


diketahui definisi-definisi berikut :
Pernyataan adalah kalimat yang dapat ditentukan benar atau salah.
Kalimat Terbuka adalah kalimat yang niempunyai satu atau beberapa Variabel.
Persamaan merupakan kalimat terbuka yang menyatakan hubungan "sama dengan".
Pertidaksamaan merupakan kalimat terbuka yang menggunakan simbol ― ≠ ― , ― ≤ ― ,
― ≥ ― , ― < ― , atau ― > ―
Kesamaan merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan "sama dengan".
Ketidaksamaan merupakan pernyataan yang mienggunakan simbol ― ≠ ― , ― ≤ ― ,
― ≥ ― , ― < ― , atau ― > ―

Contoh : 2x – 5 ≥ 4 (pertidaksamaan)
–8 < –2 (ketidaksamaan)
–3x + 4 = x – 2 (persamaan)
20
= 2 + 3 (kesamaan)
4

1-12
1.3.2 Persamaan linear satu variabel

Persamaan linear satu variabel adalah persamaan yang mempunyai satu variabel dan
berpangkat satu. Bentuk umum persamaan linear : ax + b = 0 ; dimana a, b  Real
dan a  0.
Jika persamaan linear ini diselesaikan, maka hanya terdapat satu nilai yang
memenuhi.
Cara yang umum dipakai untuk manyelesaikan persamaan linear dengan satu
variabel, adalah mengelompokkan suku-suku yang mangandung variabel dalam satu
ruas, sedangkan suku-suku lainya dikelompokkan pada ruas lain.

Contoh : Selesaikan persamaan x – 2 = 2(x – 4)

Penyelesaian : x –2 = 2x – 8
x – 2x = – 8 + 2
–x = –6
x = 6
1.3.3 Persamaan linear dua variabel

Menyelesaikan persamaan linear dengan dua variabel adalah mungkin, jika terdapat
dua persamaan yang terpisah dan tersendiri. Artinya kedua persamaan tersebut
terpisah tetapi mempunyai variabel yang sama.
Secara umum : Jika terdapat n variabel maka harus ada n persamaan yang terpisah
dan tersendiri.
Ada beberapa cara untuk menyelesaikannya, diantaranya :
a. Cara Eliminasi
b. Cara Substitusi

Contoh : Selesaikan persamaan 5x = 8y + 3


x + 3y = 19

Penyelesaian :
Pertama kali, susun persamaan yang mengandung variabel dalam satu ruas.
5x - 8y = 3
x + 3y = 19

1-13
a. Cara eliminasi

Menyamakan koefisien dari salah satu variabel, kemudian kedua persamaan


dijumlahkan atau dikurangkan (tergantung tanda koefisien).

5x - 8y = 3 x1 5x - 8y = 3
x + 3y = 19 x5 5x + 15y = 95

- 23y = - 92

y = 4

Masukkan y = 4 ke salah satu persamaan :


5x - 8 . 4 = 3
5x = 3 + 32
5x = 35
x = 7

b. Cara Substitusi
Tentukan x atau y dari salah satu persamaan, yang paling mudah dalam contoh
ini, ambil x dari persamaan kedua.

5x - 8y = 3 …………… (1)
x + 3y = 19 …………… (2)

dari (2) : x + 3y = 19
x = 19 - 3y ……………. (3)

Substitusikan x dari persamaan (3) kepersaman (1) :

5x – 8y = 3
5(19 – 3y) – 8y = 3
95 – 15y – 8y = 3
– 23y = 3 – 95
– 23y = – 92 y = 4

dari (3) : x = 19 – 3y
x = 19 – 3 . 4

1-14
x = 19 – 12 x = 7

1.3.4 Persamaan linier tiga variabel


Untuk menyelesaikannya, eliminasikan ke salah satu variabel, kemudian selesaikan
dua persamaan dengan dua variabel.

Contoh : Selesaikan persamaan 2x – y + z = 3 …….……. (1)


x + 3y – 2z = 11 ..….…….. (2)
3x – 2y + 4z = 1 ……... …… (3)

Penyelesaian :

Dari (1) dan (2) y dieliminasi :


2x – y + z = 3 x 3 6x – 3y + 3z = 9
x + 3y – 2z = 11 x 1 x + 3y – 2z = 11 +
7x + z = 20 ………. (4)

Dari (2) dan (3) y dieliminasi :


x + 3y – 2z = 11 x 2 2x + 6y – 4z = 22
3x – 2y + 4z = 1 x 3 9x – 6y + 12z = 3 +
11x + 8z = 25 ………. (5)

Dari (4) dan (5) :


7x + z = 20 x 8 56x + 8z = 160
11x + 8z = 25 x 1 11x + 8z = 25 –
45x = 135
x = 3

Dari (4) : Dari (1) :


7x + z = 20 2x –y + z = 3
7 (3) + z = 20 2(3) – y + (–1) = 3
21 + z = 20 6 –y – 1 = 1
z = –1 y = 2

1-15
Jadi x = 3 , y = 2 , dan z = –1

1.3.5 Persamaan kuadrat


Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan di mana pangkat tertinggi dari
kuantitas yang tidak diketahui adalah 2.
Bentuk umum : ax 2 + bx + c = 0, dimana a  0, a, b, dan c  Real
Sebagai contoh, x 2 - 3x + 1 = 0 adalah sebuah persamaan kuadrat.
Terdapat 4 metode untuk menyelesaikan persamaan kuadrat, yaitu:

a. dengan faktorisasi (jika memungkinkan),


b. dengan "melengkapi kuadrat"
c. dengan "rumus kuadrat", atau
d. dengan grafik.

a) Penyelesaian dengan faktorisasi (pemfaktoran)

Contoh : Tentukan x dari 2x 2 – 5x + 2 = 0

Penyelesaian ;
2x 2 – 5x + 2 = 0, berarti dari bentuk umum diperoleh a = 2, b = -5 dan c = 2.
Kita harus menemukan dua bilangan m dan n yang hasil kalinya = ac
dan jumlahnya = b. Cara ini dilakukan untuk memudahkan kita,
mendapatkan persamaan dalam bentuk pemfaktoran.
Jadi m . n = 4 dan m + n = -5.
Kemungkinan-kemungkinan : 4 = 4 x 1 dan 4 + 1 = 5
4 = -4 x -1 dan -4 – 1 = -5
4 = 2 x 2 dan 2 + 2 = 4
4 = -2 x -2 dan -2 – 2 = -4

Di sini, kemungkinan ke dua yang memenuhi.


Selanjutnya, 2x 2 – 5x + 2 = 0
2x 2 – 4x – x + 2 = 0
2x (x – 2) – (x – 2) = 0
(2x – 1) (x – 2) = 0

1-16
1
x  atau x  2
2

b) Penyelesaian dengan melengkapi kuadrat


Cara ini biasanya digunakan jika faktor-faktornya sulit ditentukan, Cara untuk
menyelesaikan persamaan seperti ini, adalah dengan mengubahnya ke dalam
bentuk kuadrat sempurna. Yang dimaksud dengan kuadrat sempurna adalah
kuadrat dari persamaan linear satu variabel. Pengubahan tersebut dilakukan
dengan cara mengelompokkan semua suku-suku yang ada variabelnya pada satu
ruas dan konstanta pada ruas lain, kemudian tambahkan ke dua ruas dengan
"kuadrat dari setengah koefisien x".

Contoh : Selesaikan persaman x2 – 6x – 2 = 0

Penyelesaian
x2 – 6x – 2 = 0 ( koefisien x = –6 )
x2 – 6x = 2
x2 – 6x + 9 = 2 + 9 (9 kuadrat dari setengah koefisien x)
2
( x – 3 ) = 11
x – 3 =  11

x = 3  11

c) Penyelasaian dengan rumus kuadrat (rumus abc)


Penyelesaian persamaan kuadrat ax 2 + bx + c = 0, diselesaikan dengan
menggunakan rumus abc :

b  b 2  4 ac
x 
2a

Contoh : Selesaikan 6x2 – x – 12 = 0

Penyelesaian :
Pada soal ini diperoleh a = 6
b = –1
c = –12

1-17
b  b 2  4 ac
x 
2a

 (1)  (1) 2  4 (6)(12)


x 
2(6)

1  1  288
x 
12

1  17
x 
12
1  17 1  17
x  atau x 
12 12
1 1
x  1 atau x   1
2 3

Catatan
b2 – 4 ac disebut diskriminan, dimana :

(i) Ada dua akar berbeda, jika b2 – 4 ac > 0


(ii) Ada dua akar yang sama, jika b2 – 4 ac = 0
(iii) Akar-akarnya imaginer, jika b2 – 4 ac < 0
d). Penyelesaian dengan grafik
Persamaan kuadrat berbentuk ax2 + bx + c = 0 dapat diselesaikan dengan
menggunakan grafik, yaitu dengan cara :
(i) memplot grafik y = ax2 + bx + c, dan
(ii) menandai titik-titik potong pada sumbu x (yaitu ketika y = 0).
Nilai-nilai x dari titik-titik potong memberikan penyelesaian yang dibutuhkan
karena pada titik-titik tersebut y = 0 dan ax2 + bx + c = 0
Banyaknya penyelesaian, atau akar dari suatu persamaan kuadrat, tergantung
pada berapa kali kurva memotong sumbu x dan bisa jadi tidak terdapat akar
real, atau satu akar, atau dua akar.

Contoh : Selesaikanlah persamaan kuadrat 4x2 + 4x - 15 = 0

Penyelesaian :

1-18
Misalkan y = 4x2 + 4x - 15. Sebuah tabel nilai dibuat sebagaimana ditunjukkan
di bawah ini.

x –3 –2 –1 0 1 2
4x2 36 16 4 0 4 16
4x –12 –8 –4 0 4 8
–15 –15 –15 –15 –15 –15 –15

y = 4x2 + 4x - 15 9 –7 –15 –15 –7 9

Grafik untuk persamaan y = 4x2 + 4x - 15 tampak pada Gambar 1.1. Satu-


satunya titik di mana y = 4x2 + 4x - 15 dan y = 0 adalah titik-titik yang
dinamai A dan B. Ini terjadi pada x = -2,5 dan x = 1,5 dan ini adalah
penyelesaian untuk persamaan kuadrat 4x 2 + 4x - 15 = 0. (Dengan
mensubstitusikan x = -2,5 dan x = 1,5 ke dalam persamaan awal, penyelesaian
ini dapat diperiksa.) Kurva tersebut mempunyai titik balik pada (-0,5 ; -16) dan
jenis dari titik tersebut adalah minimum.

Gambar 1.1

Suatu metode alternatif dengan grafik untuk menyelesaikan persamaan

1-19
4x2 + 4x - 15 =0
adalah dengan menyusun ulang persamaan menjadi 4x 2 = -4x + 15 dan
kemudian memplot dua grafik terpisah dalam hal ini y = 4x 2 dan
y = -4x + 15. Titik-titik potong keduanya adalah akar dari persamaan
4x2 = -4x + 15
di mana 4x2 + 4x - 15 = 0. Ini ditunjukkan pada gambar 1.2, di mana akar-
akarnya adalah x = -2,5 dan x = 1,5 sebagaimana sebelumnya.

Gambar 1.2

1.3.6 Persamaan kubik


Persamaan kubik atau persamaan derajat tiga adalah persamaan yang
mempunyai pangkat tiga. Cara menyelesa i kannya dengan pemfa kt oran
ata u metoda grafi k.

Contoh : Tentukan x dari x3 – 3x2 – 6x + 8 = 0

Jawab

a. Cara pemfaktoran
Langkah pertama, cari satu nilai x yang memenuhi persaimaan, dengan cara
memilih salah satu faktor dari konstanta. Disini faktor-faktor dari konstanta 8
adalah ± 1, ± 2,± 4, ± 8

1-20
Langkah berikutnya, mencoba mensubstitusikan salah satu faktor ke dalam
persamaan :
f (-1) ≠ 0 (x = –1 tidak memenuhi)
f (1) = 0 (x = 1 memenuhi)

Jika satu saja nilai x telah memenuhi, nilai x lainnya. bisa dicari dengan cara
pembagian :

x2 – 2x – 8
x – 1 x3 – 3x2 – 6x + 8
x3 – x2

– 2x2 – 6x

– 2x2 + 2x
– 8x + 8
– 8x + 8
0

Berarti x3 – 3x2 – 6x + 8 = (x – 1) (x2 – 2x – 8)


= (x – 1) (x – 4) (x + 2)
Jadi nilai x dari x 3 – 3x2 – 6x + 8 = 0, adalah
x = 1 atau x = 4 atau x = – 2

Catatan : cara penyelesaian diatas, dapat digunakan untuk persamaan dengan


pangkat yang lebih tinggi lagi.

b. Cara grafik
Sebuah persamaan pangkat tiga dengan bentuk ax3 + bx2 + cx + d = 0 dapat
diselesaikan dengan menggunakan grafik dengan carat :

(i) memplot grafik y = ax3 + bx2 + cx + d dan


(ii) menandai titik-titik potong pada sumbu x (di mana y = 0).

Nilai-nilai x dari titik potong adalah penyelesaian yang dibutuhkan karena pada
titik-titik tersebut y = 0 dan ax3 + bx2 + cx + d = 0

1-21
Banyaknya penyelesaian, atau akar dari persamaan pangkat tiga, tergantung
pada berapa kali kurva memotong sumbu x dan kemungkinannya ada satu,
dua, atau tiga akar.

Contoh : Selesaikanlah persamaan pangkat tiga berikut ini


4x3 – 8x2 – 15x + 9 = 0, dengan menggunakan grafik.

Penyelesaian :
Misalkan y = 4x3 - 8x2 - 15x + 9. Sebuah tabel nilai dibuat sebagaimana
tampak berikut ini.

x -2 -1 0 1 2 3
4x3 -32 -4 0 4 32 108
-8x2 -32 -8 0 -8 -32 -72
-15x 30 15 0 -15 -30 -45
+9 9 9 9 9 9 9
y -25 12 9 -10 -21 0

Sebuah grafik y = 4x3 — 8x2 — 15x + 9 tampak pada gambar 1.3.


1
Grafik tersebut memotong sumbu x (di mana y = 0) pada x  1 ,
2
1
x  dan x = 3 dan ini adalah penyelesaian dari persamaan pangkat tiga
2
4x3 – 8x2 – 15x + 9 = 0. Titik balik terjadi pada (-0,6, 14,2) yang
merupakan titik maksimum dan (2, -21) yang merupakan titik
minimum.

1-22
Gambar 1.3

1.3.7 Persamaan tersamar

Persamaan tersamar adalah persamaan yang dinyatakan dalam bentuk


kalimat. Cara menyelesaikannya dengan mengubah kalimat tersebut ke
dalam kalimat matematika, sehingga diperoleh persamaan matematika, setelah
itu diselesaikan dengan metoda yang sudah diketahui.

Contoh 1 :

Jika panjang sisi plat metal berbentuk bujur sangkar diperpanjang 5 cm, maka
luasnya akan bertambah 125 cm2. Tentukan ukuran panjang sisi plat metal sebelum
perpanjangan.

Jawab :

Misalkan x adalah panjang sisi awal, x + 5 adalah panjang sisi baru.


Luas baru = Luas awal + 125
( x + 5 )2 = x2 + 125
x2 + 10 x + 25 = x2 + 125
10 x = 100
x = 10 cm

1-23
Jadi, ukuran panjang sisi plat metal sebelum diperpanjang adalah 10 cm.

Contoh 2:

Sebuah pabrik memproduksi n buah lampu perhari. Ternyata 5% dari jumlah


lampu yang dibuat tidak berguna lagi (terbuang).
Untuk mengimbangi kerugian, setiap lampu yang masih baik harga
jualnya dinaikkan Rp. 50,- lebih mahal dari harga pembuatan.
Berapakah harga pambuatan satiap lampu ?

Jawab :

Misal : x rupiah adalah harga pembuatan 1 buah lampu. Berarti, model


matematikanya 95% n (x + 50) = n x
0,95 x + 47,5 = x
47,5
x   950
0,05

Jadi harga lampu perbuah adalah 950 rupiah

1.3.8 Persamaan eksponen


Persamaan eksponen adalah persamaan dimana bilangan yang belum diketahui
tampil sebagai pangkat atau bagian dari pangkat.

Contoh: 2 = 8 dan 4( x  2 x  1)  0,25


2
x

Ada dua cara umum untuk menyelesaikan persamam eksponen:


a. Dengan menyamakan pangkat.
b. Dengan pertolongan logaritma

Dari kedua cara tersebut, kita pilih cara yang paling mudah. Biasanya cara kedua
lebih rumit dari cara pertama.
Dengan cara pertama, penyamaan pangkat, kedua. sisinya dinyatakan dalam
pangkat dari bilangan pokok yang sama dan persamaan tersebut dibentuk dengan
menyamakan pangkat-pangkat itu.

x
Contoh 1 : Tentukanlah x dari 2 = 8

1-24
Jawab : Bilangan pokok pada ruas kiri = 2, maka nyatakan bilangan 8 sebagai
3
hasil pemangkatan bilangan 2. Maka 8 = 2
x 3
Jadi 2 = 2
x = 3.

Contoh 2 : Tentukanlah x dari 4( x  2 x  1)  0,25


2

Jawab :

Kita ketahui 0,25 = 1/4 = 4-1, sehingga 4( x  2 x  1)  41


2

Jadi x2 – 2x – 1 = –1
x2 – 2x = 0
x(x–2) = 0
x = 0 atau x = 2

Contoh 3 : Selesaikan persamaan tersamar

3(2 x  y)  9(4 x  y )

4( x  y )  0,25

Jawab :
Kita ketahui bahwa 9 = 32 dan 0,25 = 1/4 = 4-1, sehingga persamaan tersebut dapat

ditulis : 3(2 x  y )  32(4 x  y)

3(2 x  y)  3(8 x  2 y)
2 x  y  8x  2 y
 6 x  3 y  0 ……………………. (1)

dan 4( x  y )  41
x  y   1 ……………….. (2)
(1)  6 x  3 y  0 x1  6x  3 y  0
(2) x  y  1 x6 6x  6 y   6 +
 3y   6

1-25
y  2
dari persamaan (2) : x  2   1
x  1
Jadi x = 1 atau y = 2

1.4 Pertidaksamaan
Penyelesaian pertidaksamaan diselesaikan dengan menggunakan prosedur yang sama
dengan persamaan, kecuali :
1) Ketika menukarkan kedua ruas pertidaksamaan, tanda pertidaksamaan harus diubah
x > 4 dapat ditulis 4 < x
2) Jika kedua ruas dikalikan atau dibagi dengan bilangan negatif, tanda pertidaksamaan
harus diubah -x < 5 maki x > -5
Sering juga penyelesaian pertidaksamaan dituliskan secara grafis.

Contoh 1 : Carilah nilai x dari -2x +3 < 0 , x  bilangan bulat.

Jawab : -2x + 3 < 0


-2x < -3
x > 3/2

Secara grafis :     
–1 0 1 2 3

Karena x  bilangan bulat , maka himpunan nilai x yang memenuhi adalah


{ 2, 3, 4, 5, ... }

Contoh 2 : Tentukan nilai x dari x2 + x – 12 ≤ 0

Jawab : x2 + x – 12 ≤ 0
(x+4)(x–3) ≤ 0
Berarti : ( x + 4 ) ≤ 0 dan ( x – 3 ) ≥ 0 …………. (i)
atau

1-26
( x + 4 ) ≥ 0 dan ( x – 3 ) ≤ 0 ………… (ii)
Dari (i) x ≤ – 4 dan x ≥ 3 tak ada nilai x yang memenuhi.
Dari (ii) x ≥ –4 dan x ≤ 3, menghasilkan – 4 ≤ x ≤ 3
Jadi nilai x yang memanuhi adalah – 4 ≤ x ≤ 3.

Bisa juga diselesaikan secara grafis, dari ( x + 4 ) ( x – 3 ) ≤ 0 dibuat garis bilangan


:

I II III

        
–4 –3 –2 –1 0 1 2 3 4

Ada 3 daerah di sini, yaitu : x ≤ –4; – 4 ≤ x ≤ 3; atau x ≥ 3


Untuk mendapatkan daerah jawab, substitusikan satu nilai x pada pertidaksamaan awal
sehingga memenuhi. Arti memenuhi di sini, adalah daerah jawab harus negatif. Untuk
mendapatkan daerah positif atau negatif, substitusikan satu nilai x dari daerah x < -4
atau –4 < x < 3 atau x > 3 pada pertidaksamaan
(x + 4) (x - 3) ≤ 0 (Jika x = –4 atau x = 3 disubstitusikan, maka tidak dapat
ditentukan daerah positif atau negatif karena hasilnya sama dengan nol).
Misalkan : x = –6 disubstitusikan pada (x + 4) (x - 3) ≤ 0 didapatkan :
( –6 + 4 ) ( –6 – 3 ) ≤ 0
( –2 ) ( –9 ) ≤ 0
18 ≥ 0
Jadi daerah x < –4 adalah daerah positif.
Dengan cara yang sama, dapat digambarkan ketiga daerah tersebut secara grafis :

+ + + – – – – + + + +

Jadi daerah yang memenuhi adalah – 4 ≤ x ≤ 3

1-27
1.5 Transposisi rumus

Ketika sebuah simbol yang bukan merupakan subjek suatu rumus perlu dihitung,
biasanya rumus diatur ulang untuk mendapatkan subjek yang baru. Proses pengaturan
ulang ini disebut mentranspos rumus atau transposisi.
Aturan yang digunakan untuk mentransposisi rumus adalah sama dengan yang
digunakan untuk penyelesaian persamaan-persamaan sederhana. Pada dasarnya,
kesamaan sebuah persamaan harus dipertahankan.
Beberapa persamaan kadang-kadang diubah susunan rumusnya sesuai dengan yang
diinginkan.

Contoh 1 : Ketika sebuah benda jatuh bebas dari suatu ketinggian h, kecepatan v
yang dihasilkan adalah v2 = 2gh. Nyatakanlah rumus ini dengan h
sebagai subjeknya.

Penyelesaian :
Dengan pengaturan ulang : 2gh = v2
Membagi kedua ruas dengan 2g menghasilkan :
2 gh v2 v2
 , artinya h 
2g 2g 2g

ft
Contoh 2 : Transposisikanlah rumus v  u  , agar f menjadi subjeknya.
m

Penyelesaian :
ft ft
Dengan pengaturan ulang : u   v dan  v  u
m m
Mengalikan kedua ruas dengan m menghasilkan :
 ft 
m    m (v  u ) , sehingga ft = m (v – u)
m
Dengan membagi kedua ruas dengan t, maka:
ft m (v  u ) m
 , sehingga f  (v  u )
t t t

1-28
GJ
Contoh 3 : Jika T  2 , nyatakanlah rumus ini dengan G sebagai
I L
subjeknya.

Penyelesaian :

Jika subjek baru berada dalam tanda akar kuadrat, akan lebih baik jika suku tersebut
kita letakkan di ruas kiri, dan kemudian kita kuadratkan kedua ruas persamaan.

GJ
Dengan pengaturan ulang, maka : 2  T
I L
Membagi kedua ruas dengan 2π menghasilkan :

GJ T

I L 2
Mengkuadratkan kedua ruas menghasilkan:

GJ
2
 T  T2
   
I L  2  4 2
Mengalikan kedua ruas dengan I.L menghasilkan :
T2 I L
GJ 
4 2
Dengan Membagi kedua ruas dengan J menghasilkan :
GJ T2 I L T2 I L
 , sehingga G 
J 4 2 J 4 2 J

1-29

Anda mungkin juga menyukai