BAB I. Aljabar
BAB I. Aljabar
ALJABAR
1.1 Pendahuluan
Aljabar adalah bagian dari matematika yang mempelajari hubungan dan sifat-
sifat dari bilangan dengan menggunakan simbol-simbol umum. Sebagai contoh, luas
sebuah empat persegi panjang diperoleh dengan mengalikan panjang dengan lebar; ini
dinyatakan secara aljabar sebagai A = p x l, di mana A adalah luas, p adalah panjang, dan l
adalah lebar.
Hukum-hukum dasar yang telah diajarkan dalam aritmetika juga digunakan di dalam
aljabar.
Misalkan a, b, c, dan d mewakili empat bilangan sembarang. Maka:
(i) a + (b + c) = (a + b) + c
(ii) a(bc) = (ab)c
(iii) a+b=b+a
(iv) ab=ba
(v) a(b + c) = a b + a c
a b a b
(vi)
c c c
(vii) (a + b ) ( c + d ) = a c + a d + b c + b d
Seperti halnya dalam aritmetika, empat operasi dasar yakni, penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian adalah juga merupakan operasi dasar dalam aljabar.
1.1.1 Penjumlahan
1-1
Sehingga hasilnya adalah : 5x –5y3 + .5xy.
1.1.2 Pengurangan
Pengurangan dua bangun aljabar diperoleh dengan merubah tanda setiap suku
pengurangnya, lalu diselesaikan seperti pada penjumlahan.
1.1.3 Perkalian
{(–3) (2) (–4)} {(x2) (x4) (x)} {(y3) (y) (y4)} {(z) (z2)}
1-2
= (5x2 y 4 )(3xy) + (5x2 y 4 )( –4x3) + (5x2 y 4 )(2xy2)
= 15x3y 5 – 20x5 y 4 + 10 x3 y6
Penyelesaian : Susun berdasarkan pangkat turun, setiap suku pada pernyataan pertama
dikalikan dengan – x, kemudian setiap suku dari pernyataan pertama
dikalikan dengan 3, dan kedua hasil dijumlahkan.
x2 – 3x + 9
– x + 3
Dikalikan dengan –x : –x3 + 3x2 – 9x
Dikalikan dengan 3 : 3x2 – 9x + 27
Dijumlahkan : –x3 + 6x2 – 18x + 27
1.1.4 Pembagian
Penyelesaian : 24 x4 y2 z3
= (24/–3)(x 4 / x 3 )(y 2 / y 4 )(z 3 / z)
– 3 x3 y4 z
= ( –8 )( x) (1 / y 2 ) ( z 2 )
= –8 x z2
y2
Penyelesaian :
Tulis berdasarkan pangkat turun dari x, dan susunlah seperti berikut :
2x2 + 3x + 6.
x2 – 3x + 2 2x4 – 3x3 + x2 + x – 2
2x4 – 6x3 + 4x2
3x3 – 3x2 + x – 2
3x3 – 9x2 + 6x
6x2 – 5x – 2
6x2 –18x + 12
13x – 14
1.2.1 Pangkat
Jika suatu bilangan a, dikalikan dengan bilangan a itu sendiri sebanyak n kali, maka
hasil kali a.a.a……a (n kali) ditulis a n.
1-4
a n artinya " pangkat ke-n dari a" atau "a pangkat n", a disebut bilangan pokok dan n
disebut pangkat.
a.a.a.b.b = a3b2
Hukum-hukum Perpangkatan :
Jika m dan n adalah bilangan real, maka :
(i) a m x a n = a m+n
am
(ii) a m n
an
(iii) (a m)n = amn
(iv) a m/n = n
am
1
(v) a –n =
an
(vi) a 0 = 1
1.2.2 Akar
n
Pernyataan akar dituliskan dalam bentuk, a yang berarti akar ke n dari a.
Bilangan bulat positip n adalah indeks dari akar dan a adalah bilangan yang
diakarkan. Indeks ini tidak ditulis bila n = 2.
n
J i ka
n
a = b m a ka b n = a , de n ga n ka t a l a i n a akan menghasilkan
1-5
suatu bilangan, dan jika bilangan tersebut dipangkatkan n maka hasilnya a.
1
n
Aturan akar sama dengan aturan pemangkatan, karena a= a n
A. Sifat-sifat Akar
1). a
n n
a
2). n ab n
a .n b
n
a a
3). n n
, b ≠0
b b
4). n
am a
n
m
m n mn
5). a a
Catatan : Jika n genap, maka a, b 0
Contoh :
b). 75
c).
x 1 3
y 2 6
3
27
4
3
d).
3
e). x
b). 75 = 25 . 3 5 3
x 1 3 3
x 13 x 1
c). =
y 2 6
3
3
y 26 y 22
d). 3
274 3
3
3 4
34 81
1-6
3 6
e). x = x
B. Penyederhanaan Akar
3
Contoh : Sederhanakanlah a). 32
b). 8 x5 y 7
Jawab : a). 3
32 = 3
23 . 4 3
23 3
4 23 4
b). 8 x5 y 7 = 4 x y 2 xy
4 6
4x4 y6 2 xy
= 2 x 2 y 3 2 xy
4
Contoh : Sederhanakanlah a). 64
6
b). 25x 6
Jawab : a). 4
64 = 4
24 . 4 4
24 4
4 24 4 2 2
b). 6
25x 6 = 6
52 . x 6 6
52 6
x6 3
5.x
1-7
9
Contoh : Sederhanakanlah a). 3
2
7a 3 y 2
b). 4
8b 6 x 3
9 9 22 9 . 22
Jawab : a). 3 = 3 . 3 1 3
2
36
2 2 22 23
7a 3 y 2 7 a 3 y 2 2b 2 x 14a 3b 2 xy 2
b). 4 = 4 . 4
8b 6 x 3 23 b 6 x 3 2b 2 x 2 4 b8 x 4
1
= 4
14a 3b 2 xy 2
2b 2 x
C. Akar seharga
Dua akar atau lebih dikatakan seharga jika setelah disederhanakan menjadi bentuk
paling sederhana, mempunyai indeks sama dan bilangan dalam akar juga sama.
1
32 , , dan 8 adalah seharga, sebab :
2
32 16 . 2 4 2
1 1 2 2 2 1
. 2
2 2 2 4 4 2
8 4. 2 2 2
Disini, masing-masing bilangan dalam akar 2 dan indeksnya 2.
Dua akar atau lebih dapat dijumlahkan atau dikurangkan dengan menyederhanakan
bentuk paling sederhana lalu dijumlahkan atau dikurangkan dengan akar-akar seharga yang
1-8
merupakan faktornya.
b). 18 12 75 50
Jawab : a). 32 12 8 = 4 2 12 2 2 2
1
= 4 2 2 5 2. 2
2
b). 18 12 75 50
= 3 2 2 3 5 3 5 2
= (3 + 5) 2 + (-2 – 5) 3 = 8 2 7 3
E. Perkalian Akar
Jawab :
a). 2 3 4 3 3 16 =6 3
64 = 6 3
43 = 6 . 4 = 24
b). 3 4
( x2 y )2 xy = 3
4 4
x 5 y 3 = 3x 4
xy 3
1-9
3
Contoh : Hitunglah a). 4. 2
3
b). 5. 2
2 1
2 1
3 3 2
Jawab : a). 4. 2 = 2 . 2 = 2 .2 3 2
= 2 3 2
4 3 7
= 26 6
= 26 6
27 = 2 6
2
5
1 1 2 3 1
2
b). 3
5 . 2 = 53 . 2 2 = 56 . 2 6 = . 23 6
25 . 86
1
= 6
200
Kasus ini dapat juga diselesaikan dengan cara menyamakan indeksnya, yaitu :
23 (22 ) 2 . 6 23 24 23
2.3 3. 2 6
a). 3
4. 2 = 42 . 6 6
27 = 2 6
2
b). 3
5. 2 = 6
52 . 6
23 = 6 25 . 8 6
200
F. Pembagian Akar
n
a a
n n
, b ≠0
b b
3
5
Contoh : Selesaikanlah 3
3
3
5 5 5 32 3
45 1
Jawab : = 3 3 . 3
45
3
3 3 3 32 3 3
b) Indeksnya berbeda
Untuk membagi dua akar dengan indeks berbeda, gunakanlah pangkat pecahan dan
sifat perpangkatan.
1-10
3
4
Contoh : Selesaikanlah a).
2
6
b). 4
2
2
3 3 2 2 1 4 3
4 2 2 3
Jawab : a). = 1
2 3 2
2 6 6
2 2 2
2
1
2 6
6
2
1 2
6 62 64 62 36
b). 4
= 1
1
4 4 4
18
2 4 4
2 2
2 2
G. Konyugasi
Bentuk kuadrat binomial tak terukur a b dan a b disebut konyugasi satu
sama lain.
Contoh : - Konyugasi dari 2 2 3 adalah 2 2 3
5
Contoh : Selesaikanlah
2 3 2
5 5 2 3 2 5(2 3 2 )
Jawab : = . =
2 3 2 2 3 2 2 3 2 12 2
5(2 3 2) 2 3 2
= =
10 2
1.3 Persamaan
1-11
Ada dua jenis.lambang yang sering digunakan dalam Matematika, yaitu konstanta dan
variabel.
Konstanta mewakili suatu bilangan, sedangkan variabel mewakili suatu unsur yang
tidak diketahui.
Contoh : a) 2 + x = 5
b). x adalah alat untuk mengukur kuat arus.
Kalimat yang mempunyai variabel merupakan kalimat terbuka dan akan menjadi
pernyataan bila variabelnya diganti dengan konstanta.
Jika x pada pada contoh a diganti 3 dan x pada contoh b diganti Voltmeter, maka
"2 + 3 = 5" merupakan pernyataan yang benar dan "Voltmeter adalah alat untuk
mengukur kuat arus" merupakan pernyataan yang salah.
1.3.1 Definisi
Contoh : 2x – 5 ≥ 4 (pertidaksamaan)
–8 < –2 (ketidaksamaan)
–3x + 4 = x – 2 (persamaan)
20
= 2 + 3 (kesamaan)
4
1-12
1.3.2 Persamaan linear satu variabel
Persamaan linear satu variabel adalah persamaan yang mempunyai satu variabel dan
berpangkat satu. Bentuk umum persamaan linear : ax + b = 0 ; dimana a, b Real
dan a 0.
Jika persamaan linear ini diselesaikan, maka hanya terdapat satu nilai yang
memenuhi.
Cara yang umum dipakai untuk manyelesaikan persamaan linear dengan satu
variabel, adalah mengelompokkan suku-suku yang mangandung variabel dalam satu
ruas, sedangkan suku-suku lainya dikelompokkan pada ruas lain.
Penyelesaian : x –2 = 2x – 8
x – 2x = – 8 + 2
–x = –6
x = 6
1.3.3 Persamaan linear dua variabel
Menyelesaikan persamaan linear dengan dua variabel adalah mungkin, jika terdapat
dua persamaan yang terpisah dan tersendiri. Artinya kedua persamaan tersebut
terpisah tetapi mempunyai variabel yang sama.
Secara umum : Jika terdapat n variabel maka harus ada n persamaan yang terpisah
dan tersendiri.
Ada beberapa cara untuk menyelesaikannya, diantaranya :
a. Cara Eliminasi
b. Cara Substitusi
Penyelesaian :
Pertama kali, susun persamaan yang mengandung variabel dalam satu ruas.
5x - 8y = 3
x + 3y = 19
1-13
a. Cara eliminasi
5x - 8y = 3 x1 5x - 8y = 3
x + 3y = 19 x5 5x + 15y = 95
- 23y = - 92
y = 4
b. Cara Substitusi
Tentukan x atau y dari salah satu persamaan, yang paling mudah dalam contoh
ini, ambil x dari persamaan kedua.
5x - 8y = 3 …………… (1)
x + 3y = 19 …………… (2)
dari (2) : x + 3y = 19
x = 19 - 3y ……………. (3)
5x – 8y = 3
5(19 – 3y) – 8y = 3
95 – 15y – 8y = 3
– 23y = 3 – 95
– 23y = – 92 y = 4
dari (3) : x = 19 – 3y
x = 19 – 3 . 4
1-14
x = 19 – 12 x = 7
Penyelesaian :
1-15
Jadi x = 3 , y = 2 , dan z = –1
Penyelesaian ;
2x 2 – 5x + 2 = 0, berarti dari bentuk umum diperoleh a = 2, b = -5 dan c = 2.
Kita harus menemukan dua bilangan m dan n yang hasil kalinya = ac
dan jumlahnya = b. Cara ini dilakukan untuk memudahkan kita,
mendapatkan persamaan dalam bentuk pemfaktoran.
Jadi m . n = 4 dan m + n = -5.
Kemungkinan-kemungkinan : 4 = 4 x 1 dan 4 + 1 = 5
4 = -4 x -1 dan -4 – 1 = -5
4 = 2 x 2 dan 2 + 2 = 4
4 = -2 x -2 dan -2 – 2 = -4
1-16
1
x atau x 2
2
Penyelesaian
x2 – 6x – 2 = 0 ( koefisien x = –6 )
x2 – 6x = 2
x2 – 6x + 9 = 2 + 9 (9 kuadrat dari setengah koefisien x)
2
( x – 3 ) = 11
x – 3 = 11
x = 3 11
b b 2 4 ac
x
2a
Penyelesaian :
Pada soal ini diperoleh a = 6
b = –1
c = –12
1-17
b b 2 4 ac
x
2a
1 1 288
x
12
1 17
x
12
1 17 1 17
x atau x
12 12
1 1
x 1 atau x 1
2 3
Catatan
b2 – 4 ac disebut diskriminan, dimana :
Penyelesaian :
1-18
Misalkan y = 4x2 + 4x - 15. Sebuah tabel nilai dibuat sebagaimana ditunjukkan
di bawah ini.
x –3 –2 –1 0 1 2
4x2 36 16 4 0 4 16
4x –12 –8 –4 0 4 8
–15 –15 –15 –15 –15 –15 –15
Gambar 1.1
1-19
4x2 + 4x - 15 =0
adalah dengan menyusun ulang persamaan menjadi 4x 2 = -4x + 15 dan
kemudian memplot dua grafik terpisah dalam hal ini y = 4x 2 dan
y = -4x + 15. Titik-titik potong keduanya adalah akar dari persamaan
4x2 = -4x + 15
di mana 4x2 + 4x - 15 = 0. Ini ditunjukkan pada gambar 1.2, di mana akar-
akarnya adalah x = -2,5 dan x = 1,5 sebagaimana sebelumnya.
Gambar 1.2
Jawab
a. Cara pemfaktoran
Langkah pertama, cari satu nilai x yang memenuhi persaimaan, dengan cara
memilih salah satu faktor dari konstanta. Disini faktor-faktor dari konstanta 8
adalah ± 1, ± 2,± 4, ± 8
1-20
Langkah berikutnya, mencoba mensubstitusikan salah satu faktor ke dalam
persamaan :
f (-1) ≠ 0 (x = –1 tidak memenuhi)
f (1) = 0 (x = 1 memenuhi)
Jika satu saja nilai x telah memenuhi, nilai x lainnya. bisa dicari dengan cara
pembagian :
x2 – 2x – 8
x – 1 x3 – 3x2 – 6x + 8
x3 – x2
– 2x2 – 6x
– 2x2 + 2x
– 8x + 8
– 8x + 8
0
b. Cara grafik
Sebuah persamaan pangkat tiga dengan bentuk ax3 + bx2 + cx + d = 0 dapat
diselesaikan dengan menggunakan grafik dengan carat :
Nilai-nilai x dari titik potong adalah penyelesaian yang dibutuhkan karena pada
titik-titik tersebut y = 0 dan ax3 + bx2 + cx + d = 0
1-21
Banyaknya penyelesaian, atau akar dari persamaan pangkat tiga, tergantung
pada berapa kali kurva memotong sumbu x dan kemungkinannya ada satu,
dua, atau tiga akar.
Penyelesaian :
Misalkan y = 4x3 - 8x2 - 15x + 9. Sebuah tabel nilai dibuat sebagaimana
tampak berikut ini.
x -2 -1 0 1 2 3
4x3 -32 -4 0 4 32 108
-8x2 -32 -8 0 -8 -32 -72
-15x 30 15 0 -15 -30 -45
+9 9 9 9 9 9 9
y -25 12 9 -10 -21 0
1-22
Gambar 1.3
Contoh 1 :
Jika panjang sisi plat metal berbentuk bujur sangkar diperpanjang 5 cm, maka
luasnya akan bertambah 125 cm2. Tentukan ukuran panjang sisi plat metal sebelum
perpanjangan.
Jawab :
1-23
Jadi, ukuran panjang sisi plat metal sebelum diperpanjang adalah 10 cm.
Contoh 2:
Jawab :
Dari kedua cara tersebut, kita pilih cara yang paling mudah. Biasanya cara kedua
lebih rumit dari cara pertama.
Dengan cara pertama, penyamaan pangkat, kedua. sisinya dinyatakan dalam
pangkat dari bilangan pokok yang sama dan persamaan tersebut dibentuk dengan
menyamakan pangkat-pangkat itu.
x
Contoh 1 : Tentukanlah x dari 2 = 8
1-24
Jawab : Bilangan pokok pada ruas kiri = 2, maka nyatakan bilangan 8 sebagai
3
hasil pemangkatan bilangan 2. Maka 8 = 2
x 3
Jadi 2 = 2
x = 3.
Jawab :
Jadi x2 – 2x – 1 = –1
x2 – 2x = 0
x(x–2) = 0
x = 0 atau x = 2
3(2 x y) 9(4 x y )
4( x y ) 0,25
Jawab :
Kita ketahui bahwa 9 = 32 dan 0,25 = 1/4 = 4-1, sehingga persamaan tersebut dapat
3(2 x y) 3(8 x 2 y)
2 x y 8x 2 y
6 x 3 y 0 ……………………. (1)
dan 4( x y ) 41
x y 1 ……………….. (2)
(1) 6 x 3 y 0 x1 6x 3 y 0
(2) x y 1 x6 6x 6 y 6 +
3y 6
1-25
y 2
dari persamaan (2) : x 2 1
x 1
Jadi x = 1 atau y = 2
1.4 Pertidaksamaan
Penyelesaian pertidaksamaan diselesaikan dengan menggunakan prosedur yang sama
dengan persamaan, kecuali :
1) Ketika menukarkan kedua ruas pertidaksamaan, tanda pertidaksamaan harus diubah
x > 4 dapat ditulis 4 < x
2) Jika kedua ruas dikalikan atau dibagi dengan bilangan negatif, tanda pertidaksamaan
harus diubah -x < 5 maki x > -5
Sering juga penyelesaian pertidaksamaan dituliskan secara grafis.
Secara grafis :
–1 0 1 2 3
Jawab : x2 + x – 12 ≤ 0
(x+4)(x–3) ≤ 0
Berarti : ( x + 4 ) ≤ 0 dan ( x – 3 ) ≥ 0 …………. (i)
atau
1-26
( x + 4 ) ≥ 0 dan ( x – 3 ) ≤ 0 ………… (ii)
Dari (i) x ≤ – 4 dan x ≥ 3 tak ada nilai x yang memenuhi.
Dari (ii) x ≥ –4 dan x ≤ 3, menghasilkan – 4 ≤ x ≤ 3
Jadi nilai x yang memanuhi adalah – 4 ≤ x ≤ 3.
I II III
–4 –3 –2 –1 0 1 2 3 4
+ + + – – – – + + + +
1-27
1.5 Transposisi rumus
Ketika sebuah simbol yang bukan merupakan subjek suatu rumus perlu dihitung,
biasanya rumus diatur ulang untuk mendapatkan subjek yang baru. Proses pengaturan
ulang ini disebut mentranspos rumus atau transposisi.
Aturan yang digunakan untuk mentransposisi rumus adalah sama dengan yang
digunakan untuk penyelesaian persamaan-persamaan sederhana. Pada dasarnya,
kesamaan sebuah persamaan harus dipertahankan.
Beberapa persamaan kadang-kadang diubah susunan rumusnya sesuai dengan yang
diinginkan.
Contoh 1 : Ketika sebuah benda jatuh bebas dari suatu ketinggian h, kecepatan v
yang dihasilkan adalah v2 = 2gh. Nyatakanlah rumus ini dengan h
sebagai subjeknya.
Penyelesaian :
Dengan pengaturan ulang : 2gh = v2
Membagi kedua ruas dengan 2g menghasilkan :
2 gh v2 v2
, artinya h
2g 2g 2g
ft
Contoh 2 : Transposisikanlah rumus v u , agar f menjadi subjeknya.
m
Penyelesaian :
ft ft
Dengan pengaturan ulang : u v dan v u
m m
Mengalikan kedua ruas dengan m menghasilkan :
ft
m m (v u ) , sehingga ft = m (v – u)
m
Dengan membagi kedua ruas dengan t, maka:
ft m (v u ) m
, sehingga f (v u )
t t t
1-28
GJ
Contoh 3 : Jika T 2 , nyatakanlah rumus ini dengan G sebagai
I L
subjeknya.
Penyelesaian :
Jika subjek baru berada dalam tanda akar kuadrat, akan lebih baik jika suku tersebut
kita letakkan di ruas kiri, dan kemudian kita kuadratkan kedua ruas persamaan.
GJ
Dengan pengaturan ulang, maka : 2 T
I L
Membagi kedua ruas dengan 2π menghasilkan :
GJ T
I L 2
Mengkuadratkan kedua ruas menghasilkan:
GJ
2
T T2
I L 2 4 2
Mengalikan kedua ruas dengan I.L menghasilkan :
T2 I L
GJ
4 2
Dengan Membagi kedua ruas dengan J menghasilkan :
GJ T2 I L T2 I L
, sehingga G
J 4 2 J 4 2 J
1-29