Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KOTA AMBON

DINAS KESEHATAN KOTA


PUSKESMAS AIR BESAR
Jln.Imam Ghazali– Batu Merah Ambon Kode Pos 97128
E-mail : pkmarbes05@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS AIR BESAR
Nomor : 032/SK–PA/I/2019

TENTANG

KEBIJAKAN LAYANAN KLINIS PUSKESMAS AIR BESAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS AIR BESAR,
Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis puskesmas dilaksanakan berdasarkan kebutuhan
pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu dan
keselamatan pasien;
c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut point a, perlu ditetapkan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Air Besar tentang kebijakan layanan
klinis
Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014, tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015, tentang Akreditasi
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS AIR BESAR TENTANG
KEBIJAKAN LAYANAN KLINIS DI PUSKESMAS AIR BESAR
Kesatu : Kebijakan layanan klinis di Puskesmas Air Besar sebagaimana tercantum
dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini

Kedua : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diperbaiki
sesuai ketentuan.
Ditetapkan di : Ambon
Pada tanggal : 16 Januari 2019
KEPALA PUSKESMAS AIR BESAR,

EKA M SUSANTI
SK NOMOR : 032 /SK-PA/III/2019
TANGGAL : 16 Januari 2019
KEBIJAKAN LAYANAN
TENTANG KLINIS DI PUSKESMASAIR
: KEBIJAKAN BESAR
LAYANAN KLINIS DI
PUSKESMASAIR BESAR
A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Pendidikan DIII rekam medis
b. Telah mengikuti pelatihan rekam medis
c. Mampu melaksanakan pelayanan umum
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi sebagai
berikut: nama pasien dan tanggal lahir pasien atau nomor rekam medis.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: jadwal buka loket pendaftaran, persyaratan
pendaftaran, daftar tarif retribusi pelayanan, jadwal pelayanan, alur pendaftaran, alur
pelayanan, hak dan kewajiban pasien, informasi tempat rujukan, kriteria pasien yang
perlu dirujuk, harus dapat disediakan di tempat pendaftaran.
6. Untuk mengidentifikasi, menilai kepuasan pelanggan harus berdasarkan SOP yang
berlaku.
7. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran.
8. Hak-hak pasien meliputi:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib yang berlaku di Puskesmas Air Besar
b. Memperoleh informasi mengenai hak dan kewajiban pasien
c. Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
d. Memperoleh pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional yang berlaku di Puskesmas Air Besar
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
g. Memilih dokter sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di
Puskesmas Air Besar
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang di deritanya kepada dokter lain (second
opinion) yang memiliki Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam ruangan mapun di luar
Puskesmas Air Besar

i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan tentang penyakit yang dideritanya termasuk


data-data medisnya
j. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan atas penyakit yang dideritanya
k. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan medis, resiko yang mungkin terjadi, dan prognosa
dari tindakan yang dilakukan serta perkiraan dari biaya pengobatan
l. Didampingi keluarga dalam keadaan kritis
m. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama berobat di PuskesmasAir
Besar
n. Mengajukan usul saran perbaikan kepada puskesmas atas perlakuan puskesmas
terhadap dirinya.
9. Kewajiban pasien
a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
a. Mematuhi nasehat dan petunjuk dari dokter dan dokter gigi
b. Mematuhi ketentuan yang berlaku selama di fasyankes
c. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan
d. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas terhadap dirinya.
10. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindaklanjuti
B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN
1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten melakukan
pengkajian.
2. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
3. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang tidak
perlu.
4. Informasi kajian wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
5. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
6. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan.
7. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yang
kompeten.
8. Jika dilakukan penanganan secara tim, wajib dibentuk tim kesehatan antar profesi.
9. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus dilakukan
melalui proses pendelegasian wewenang.
10. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang memenuhi
persyaratan.
11. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai.
12. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.

13. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang dibakukan.
14. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu.
15. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien.
16. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial,
spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
17. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisiensi sumber daya.
18. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
19. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
kepada pasien.
20. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
21. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.
C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Tersedia tim kesehatan antar profesi yang profesioanal untuk melakukan kajian jika
diperlukan penanganan secara tim.
4. Tersedia pelaksanaan pemeliharaan alat dan strelisisasi alat sesuai SOP dan jadwal.
5. Tersedia pelaksanaan sarana (gedung) sesuai SOP dan jadwal,
6. Tersedia tahapan dan prosedur pelayanan klinis yang dipahami oleh petugas sesuai SOP
alur pelayanan.
7. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
8. Untuk koordinasi di ruang pendaftaran diperlukan SOP koordinasi dan komunikasi antara
pendaftaran dengan unit terkait dan diperlukan SOP yang berlaku.
9. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis.
10. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
11. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapatkan persetujuan.
12. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib didokumentasikan.
13. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjuti.
14. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
15. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
penanganan pasien gawat darurat.
16. Setiap petugas kesehatan diwajibkan untuk memakai APD (alat pelindung diri) pada saat
melakukan tindakan.
17. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
berisiko tinggi.

18. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal).
19. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
20. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
21. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
22. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindaklanjuti.
23. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu, yaitu dengan cara:
a. Penulisan lengkap dalam rekam medis termasuk semua pemeriksaan penunjang
diagnostik tindakan dan pengobatan yang diberikan pada pasien; dan
b. Perawat dan petugas kesehatan lain wajib mengingatkan pada dokter jika terjadi
pengulangan yang tidak perlu.
24. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan
pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
25. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
26. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
27. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh prosedur
yang baku.
28. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang
hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
29. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku.
30. Status pasien wajib dimonitor selama pemberian anestesi dan pembedahan, serta setelah
pembedahan.
31. Pemberian makanan dan terapi nutrisi, penyiapan, penanganan, penyimpanan dan
distribusi makanan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dengan ketentuan yang berlaku.
32. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan.
D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN
1. Pemulangan pasien dipandu oleh prosedur yang baku.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan.
3. Kriteria pemulangan pasien meliputi:
a. Pasien mengalami kemajuan keadaan klinis / keluhan pasien membaik
b. Vital sign dalam batas normal atau dapat dikontrol dengan rawat jalan.
4. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter yang menangani.

5. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan.
6. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
7. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
8. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
9. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten.
10. Kriteria merujuk pasien meliputi:
a. Pengobatan atau tindakan tertentu yang diperlukan tidak bisa dilakukan di Puskesmas
b. Pasien membutuhkan fasilitas atau peralatan yang tidak dimiliki Puskesmas atau
peralatan yang dibutuhkan sedang rusak
c. Tenaga profesional (ahli) yang tidak dimiliki Puskesmas Air Besar
d. Atas permintaan pasien sendiri atau keluarga
11. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang tindak
lanjut layanan.

Ditetapkan di : Ambon
Pada tanggal : 16 Januari 2019
KEPALA PUSKESMAS AIR BESAR,

EKA M SUSANTI

Anda mungkin juga menyukai