Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI ORANGTUA DAN KEJENUHAN BELAJAR

DENGAN KEJADIAN STRES PADA MAHASISWA DI MASA PANDEMI COVID-19

Dwi Faqihatus Syarifah Has1, Eka Srirahayu Ariestinigsih2


1
Prodi Kesehatan Masyarakat, 2 Prodi S1 Gizi Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gresik

Email : dwi_syarifah@umg.ac.id, eka.ariesty@umg.ac.id

Abstract
Introduction
Pandemi COVID-19 adalah krisis global dengan konsekuensi yang luas. Peningkatan jumlah
kematian di seluruh dunia, masyarakat dan ekonomi menghadapi tekanan ekstrim baik dari
dampak langsung virus maupun dampak tidak langsung dari tindakan untuk mencegah penularan.
Banyak negara, sistem pangan semakin rentan terhadap gangguan, sistem kesehatan terbebani
secara berlebihan, sistem pendidikan diubah secara substansial, dan sistem perlindungan sosial
menghadapi peningkatan tajam dalam permintaan sebagai akibat dari penurunan ekonomi yang
tiba-tiba dan pengangguran yang meningkat pesat. Karena dampak klinis COVID-19 lebih
dipahami, banyak keluarga mengalami, atau akan segera mengalami, kesulitan besar akibat
gangguan layanan esensial dan hilangnya pendapatan
Method : Penelitian obrservasional analitik dengan desain penelitian cross sectional dengan
jumlah sampel 186 mahasiswa, teknik sampling menggunakan simple random sampling. Variabel
independen adalah tingkat ekonomi orang tua dan kejenuhan belajar. Variable dependen adalah
tingkat stress. Analisa data menggunakan analisis bivariat uji chi square. Instrumen yang
digunakan untuk melakukan penelitian adalah kuesioner dan alat ukur stres menggunakan
Perceved Stres Scale ( PSS-10) yang akan diberikan kepada responden melalui link google from,
dimana responden menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk yang sudah ditetapkan dimasing-
masing kuesioner
Hasil : Hasil uji Chi-Square dengan tingkat kesalahan 5% (0,05) didapatkan nilai Sig (0,493) > α
(0,05), Maka H1 ditolak H0 diterima artinya tidak ada hubungan antara ekonomi keluarga dengan
tingkat stres Mahasiswa di Masa Pandemi dan Hasil uji Chi-Square dengan tingkat kesalahan 5%
(0,05) didapatkan nilai Sig (0,000) < α (0,05), Maka H1 diterima H0 ditotak artinya ada hubungan
antara kejenuhan belajar dengan tingkat stres Mahasiswa di Masa Pandemi. Hasil uji multivariat,
didapatkan kuat hubungan tingkat kejenuhan dengan kejadian stres mahasiswa adalah 2.259.
Sehingga dapat disimpulkan apabila mahasiswa mengalami kejenuhan maka akan menyebabkan
resiko 2 kali lipat untuk menderita stres.
Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara ekonomi keluarga dengan tingkat stres Mahasiswa di
Masa Pandemi namun ada hubungan antara kejenuhan belajar dengan tingkat stres Mahasiswa di
Masa Pandemi.
1. Introduction 2020). Isolasi karena alasan medis telah
menyebabkan tingkat stres yang tinggi di
Pandemi COVID-19 adalah krisis
Singapura dan Korea yang disebabkan oleh
global dengan konsekuensi yang luas.
wabah SARS pada tahun 2003 (Lee, at al,
Peningkatan jumlah kematian di seluruh
2018) dan wabah MERS pada tahun 2015
dunia, masyarakat dan ekonomi menghadapi
(Kim, et al, 2019).
tekanan ekstrim baik dari dampak langsung
Stres dapat memengaruhi individu
virus maupun dampak tidak langsung dari
dari segala usia, gender, status ekonomi,
tindakan untuk mencegah penularan. Banyak
agama, dan pekerjaan apapun. Penyebab dan
negara, sistem pangan semakin rentan
tingkat stres berbeda pada setiap orang yang
terhadap gangguan, sistem kesehatan
disebabkan oleh berbagai faktor. Stres
terbebani secara berlebihan, sistem
didefinisikan sebagai tekanan, ketegangan,
pendidikan diubah secara substansial, dan
atau gangguan yang tidak menyenangkan
sistem perlindungan sosial menghadapi
yang berasal dari luar diri seseorang. Stres
peningkatan tajam dalam permintaan sebagai
merupakan kondisi ketika tekanan
akibat dari penurunan ekonomi yang tiba-tiba
yang dirasakan melebihi kemampuan untuk
dan pengangguran yang meningkat pesat.
mengatasinya (Palmer, et al, 2003).
Karena dampak klinis COVID-19 lebih
Sedangkan menurut Lazarus dan Folkman
dipahami, banyak keluarga mengalami, atau
(Agusmar et, al, 2019), stres merupakan
akan segera mengalami, kesulitan besar
hubungan antara individu dan lingkungan
akibat gangguan layanan esensial dan
yang melampaui kemampuan dan
hilangnya pendapatan (UNICEF 2020).
membahayakan kesejahteraannya.
Penelitian oleh (Bao, et al, 2020)
Penyebaran virus yang terjadi secara
menunjukkan bahwa wabah penyakit
terus menerus, karantina yang ketat, dan
menular seperti COVID-19, sangat
keterlambatan dalam memulai pembelajaran
berhubungan erat dengan gejala penyakit
di universitas memengaruhi kesehatan mental
mental dan stres secara psikologis sebagai
mahasiswa (Cao, et al, 2020). Peningkatan
respon individu terhadap pandemi tersebut.
kasus terinfeksi telah menimbulkan perasaan
Dalam situasi yang parah, stres dapat
cemas dan ketidakpastian akan apa yang akan
menyebabkan masalah mental yang serius
terjadi kedepannya. Hal ini juga
seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur,
mengakibatkan tingkat stres yang tinggi
dan ketakutan. Penelitian yang didasarkan
terhadap mahasiswa. Lebih dari 68%
pada wabah SARS 2003 menunjukkan bahwa
mahasiswa di Kathmandu dilaporkan
selama epidemi berlangsung, telah
mengalami stres yang disebabkan oleh
menimbulkan berbagai masalah psikologis
karantina. Stres ini dapat berperan dalam efek
seperti ketakutan dan kecemasan (Mishashi,
yang tidak menguntungkan dalam
et al, 2007) serta gangguan stres pasca trauma
pembelajaran dan kesehatan psikologis
dan depresi (Tang, et al, 2020). Penelitian di
mahasiswa (Sahu, P.K, 2020).
Cina menunjukkan bahwa 25% dari jumlah
Dalam penelitian yang dilakukan,
populasi secara umum mengalami stres
ditemukan hubungan yang sangat erat antara
dengan tingkat sedang hingga akut sebagai
peristiwa dalam hidup yang penuh tekanan
respon terhadap COVID-19 (Qiu, et al,
dengan penurunan kinerja akademis
mahasiswa, begitu pula dengan hubungan akhirnya membuat pemerintah mengeluarkan
antara kualitas hidup terkait masalah kebijakan melalui kementerian Pendidikan
kesehatan dengan stres (Khan, Musarrate dan kebudayaan, yaitu adanya program
Jabeen, 2018). Penelitian lain yang dilakukan Belajar dari Rumah (BDR) atau
oleh Dunne et al (2010) menyatakan bahwa pembelajaran secara daring. Proses
pemicu terjadinya stres pada mahasiswa pembelajaran daring ini berlaku pada
antara lain yaitu tingginya beban setiap jenjang Pendidikan mulai dari tingkat
pembelajaran, ketidaksiapan dalam TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan
menerima pelajaran, serta lingkungan yang Tinggi. Hal ini untuk menghindari adanya
tidak nyaman. Selain itu, penelitian oleh kontak fisik yang menyebabkan penyebaran
(Suharsono, et all, 2020) juga menyatakan virus semakin meluas.
bahwa mahasiswa Universitas Menurut (Mustofa B, 2019)
Muhammadiyah Malang mengalami stress pembelajaran daring adalah sebuah kegiatan
dengan kategori sedang sebanyak 55% dan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan
45% lainnya berada pada kategori rendah. internet atau rangkaian elektronik lainnya
Dengan munculnya wabah COVID-19, sebagai metode penyampaian isi
mahasiswa dipaksa untuk segera beradaptasi pembelajaran, interaksi, dan fasilitasi serta
dengan lingkungan, kegiatan, dan kebiasaan didukung oleh berbagai bentuk layanan
baru yang tidak pernah diperkirakan belajar lainnya. Dengan situasi pandemi
sebelumnya, yang dapat memicu situasi yang Covid-19 seperti saat ini, pembelajaran
penuh tekanan. Sebelum pandemi terjadi, daring menjadi salah satu solusi untuk tetap
satu dari lima mahasiswa di seluruh dunia melakukan kegiatan belajar mengajar yang
telah didiagnosa mengalami satu atau lebih dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
gangguan mental (Aurebach et all, 2016) dan Apalagi sekarang sudah banyak teknologi
keadaan darurat akibat COVID-19 akan yang tersedia yang dapat mendukung
menciptakan ketakutan dan mengarah ke kegiatan belajar mengajar melalui
permasalahan psikologis yang dapat pembelajaran daring ini.
meningkatkan angka tersebut dan Hasil wawancara awal pada
memperburuk masalah kesehatan mental dan mahasiswa di Fakultas Kesehatan UMG
tingkat stres mahasiswa. menyatakan bahwa stres selama
Terjadinya pandemic covid19 telah pembelajaran virtual banyak disebabkan oleh
membuat banyak perubahan pada sektor faktor ekonomi keluarga dan kejenuhan
pendidikan yang beralih menjadi belajar. Berdasarkan data dan hasil
pembelajaran daring. Perubahan sistem wawancara awal dengan mahasiswa, maka
memicu munculnya stress akademik pada peneliti ingin mengetahui Hubungan Faktor
mahasiswa yang akan berdampak pada Ekonomi Keluarga dan Kejenuhan Belajar
prestasi belajarnya. Terhadap Kejadian Stress Pada Mahasiswa
Masyarakat dihimbau untuk Pada Saat Pandemi Covid-19
menghindari tempat-tempat keramaian,
ibadah pun dilakukan dirumah. Praktis semua 2. Methode
kegiatan yang biasanya dilakukan diluar
Penelitian ini menggunakan
rumah menjadi terhambat. Adanya kebijakan
observasional analitik dengan rancangan
menjaga jarak sosial dan jarak fisik ini
penelitian menggunakan cross sectional
study, yaitu studi yang menghubungakan NO Ekonomi Frekuensi Persentase%
faktor penyebab dan faktor akibat secara Keluarga
serentak dalam suatu populasi. 1 ≥ UMR 69 37,1%
2 < UMR 117 62,9%
Waktu penelitian dilaksanakan pada
TOTAL 186 100%
bulan Oktober 2021 di Universitas
Berdasarkan tabel 3.2 di atas menunjukkan
Muhammadiyah Gresik. Pemilihan sample
bahwa tingkat ekonomi orangtua mahasiswa
menggunakan tehnik Simple Random
yag dibawah UMR sebanyak 117 mahasiswa
Sampling dengan jumlah populasi 349
mahasiswa, dan yang dijadikan sebagai (62,9%) sedangkan yang diatas atau sama
sampel dalam penelitian ini adalah 186 dengan UMR sebanyak 69 mahasiswa
mahasiswa. Variabel independen yakni (37,1%).
ekonomi keluarga dan kejenuhan belajar. Tabel 3.1.3 : Distribusi Frekuensi Responden
Variable dependen penelitian ini adalah
berdasarkan Kejenuhan Belajar
tingkat stress. Analisa data menggunakan
analisis bivariat uji chi square . NO Skala Frekuensi Persentase%
Instrumen yang digunakan untuk Kejenuhan
melakukan penelitian adalah kuesioner dan Belajar
1 Jenuh 95 51,1%
alat ukur stres menggunakan Perceved Stres
2 Tidak 91 48,9%
Scale ( PSS-10) yang akan diberikan kepada Jenuh
responden melalui link google from, dimana TOTAL 186 100%
responden menjawab pertanyaan sesuai Berdasarkan tabel 3.4 diatas menunjukkan
dengan petunjuk yang sudah ditetapkan mahasiswa memiliki kejenuhan belajar
dimasing-masing kuesioner. sebanyak 95 mahasiswa (51.1%) dan tidak
mengalami kejenuhan sebanyak 91 mahasiwa
3. Result
(48,9%).
3.1 Karakteristik Responden

Tabel 3.1.1 : Distribusi Frekuensi Responden Tabel 3.1.4 : Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Berdasarkan Tingkat Stres Mahasiswa

NO Jenis Kelamin Frekuensi % NO Skala Frekuensi Persentase%


Tingkat
1 Laki-Laki 23 36,0%
Stres
2 Perempuan 163 64,0% 1 Stres 23 12,4%
TOTAL 186 100% Ringan
2 Stres 151 81,2%
Berdasarkan table 3.1 di atas menunjukkan
Sedang
sebagian besar mahasiswa adalah berjenis 3 Stres Berat 12 6,5 %
kelamin perempuan sebanyak 163 mahasiswa TOTAL 186 100%
(64%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak Berdasarkan tabel 3.4 diatas menunjukkan
23 mahasiwa (36%). sebagian besar mahasiswa mengalami stress
sedang sebanyak 151 mahasiswa (81,2%)
Tabel 3.1.2 : Distribusi Frekuensi Responden
stres ringan 23 orang (12,4%) dan stress berat
Berdasarkan Pendapatan Orangtua
12 mahasiwa (6,5%).
kejenuhan belajar dengan tingkat stres
3.2 Analisis Bivariat Mahasiswa di Masa Pandemi.
3.3 Analisis Multivariat
Tabel 3.2.1 : Hubungan Ekonomi Keluarga dan Tabel 3.3.1 : Analisis Kuat Hubungan Tingkat
Tingkat stres Mahasiswa saat pandemi Covid 19 Kejenuhan Mahasiswa dan Tingkat stres
Mahasiswa.
Total
Stres Stres Stres Coefficientsa
Ekonomi Ringan Sedang Berat Sig
Keluarga Unstandardized Coeffic
Coefficients ients
F % F % F % F % Model B Std. Error Beta t Sig.
≥ UMR 6 3,2 58 31,2 5 2,7 69 100
1 (Constant) 2.259 .160 14.094 .000
< UMR stres -.396 .081 -.341 -4.918 .000
17 9,1 93 50,0 7 3,8 117 100
a. Dependent Variable: jenuh
Total 23 12,4 151 81,2 12 6,5 186 100
Uji Chi-
Square Sig 0,493 Berdasarkan hasil uji multivariat,
didapatkan kuat hubungan tingkat
Hasil uji Chi-Square dengan tingkat kejenuhan dengan kejadian stres mahasiswa
kesalahan 5% (0,05) didapatkan nilai Sig adalah 2.259. Sehingga dapat disimpulkan
(0,493) > α (0,05), Maka H1 ditolak H0 apabila mahasiswa mengalami kejenuhan
diterima artinya tidak ada hubungan maka akan menyebabkan resiko 2 kali lipat
antara ekonomi keluarga dengan tingkat untuk menderita stres.
stres Mahasiswa di Masa Pandemi. Discussion
a. Hubungan Ekonomi Keluarga dan
Tabel 3.2.1 : Hubungan Tingkat Kejenuhan
Mahasiswa dan Tingkat stres Mahasiswa saat Tingkat stres Mahasiswa saat pandemi
pandemi Covid 19 Covid 19
Hasil dari penelitian tentang Ekonomi
Stres Stres Stres
Total Keluarga dan Tingkat stres Mahasiswa
Jenuh Ringan Sedang Berat saat pandemi Covid 19 didapatkan
kesimpulan tidak ada hubungan dengan
F % F % F % F % nilai sig 0,493.
Jenuh 4 4,2 79 83,2 12 12,6 95 100 Sejalan dengan penelitian Desmita
Tidak (2014) mengungkapkan bahwa stres
Jenuh 19 20,9 72 79,1 0 0,0 91 100 akademik sebagai ketegangan emosional
15
Total 23 12,4 1 81,2 12 6,5 186 100 yang muncul dari kejadian di tempat
Chi-Square belajar dan perasaan terancam
Sig 0,000 keselamatan atau harga diri peserta didik
sehingga memunculkan reaksi fisik,
Hasil uji Chi-Square dengan tingkat psikologis, dan tingkah laku yang
kesalahan 5% (0,05) didapatkan nilai Sig berdampak pada penyesuaian psikologis
(0,000) < α (0,05), Maka H1 diterima H0 dan prestasi akademik. Adapun dalam
ditotak artinya ada hubungan antara penelitian ini peneliti mengungkap
aspek fisik, emosi, kognitif dan perilaku. Siswa yang mengalami kejenuhan belajar
Jika dilihat dari indikator setiap aspek akan mengalami titik jenuh yang tinggi
nilai rata-ratanya juga menunjukan tidak dan berpengaruh terhadap kondisi fisik
ada perbedaan stres akademik. siswa, dimana prestasi belajarnya akan
Demikian juga penelitian dari Albana rendah serta kurangnya motivasi dan
(2007) yang menuturkan bahwa sumber minat untuk belajar. Seorang siswa yang
stres akademik dari dalam (internal) mengalami kejenuhan belajar, merasa
diantaranya kepribadian, pikiran dan seakan-akan pengetahuan dan kecakapan
keyakinan. Kepribadian, pikiran dan yang diperoleh ketika belajar tidak ada
keyakinan dari setiap individu berbeda- peningkatan. Penelitian ini menunjukan
beda. Pada konteks penelitian ini peneliti bahwa terdapat keterkaitan antara
kurang menggali mengenai kepribadian, kejenuhan belajar dan stres akademik.
pikiran dan keyakinan. Tidak selamanya Stres akademik dapat terjadi pada individu
tuntutan yang berlebih menjadikan invidu tergantung bagaimana individu tersebut
mengalami stres tinggi, sehingga sejalan merespon sebuah masalah. Siswa biasanya
dengan pendapat tersebut dimungkinkan cenderung memandang suatu masalah
mahasiswa bidikmisi dan non bidikmisi dengan negatif. Hal tersebut membuat
memilik kepribadian, pikiran dan siswa akhirnya merasa jenuh dan tidak
keyakinan yang bervariasi. Penjelasannya, mampu melakukan aktivitas belajar
menurut pendapat Albana (2007) stres dengan baik.
pada diri seseorang tergantung pada Menurut Chaplin kejenuhan belajar
kepribadiannya. dapat melanda mahasiswa apabila ia telah
Hal ini juga yang memungkinkan ada kehilangan motivasi dan kehilangan
faktor faktor lain yang berhubungan konsolidasi salah satu tingkatan
dengan stres mahasiswa saat pandemi keterampilan tertentu sebelum siswa
Covid-19 tertentu sampai pada tingkat keterampilan
berikutnya. Kejenuhan yang dialami siswa
b. Hubungan Tingkat Kejenuhan juga akan menimbulkan akibat kompleks
Mahasiswa dan Tingkat stres tidak hanya menimbulkan akibat para
Mahasiswa saat pandemi Covid 19 siswa yang bersangkutan tetapi juga akan
mempengaruhi jalannya proses
Hasil dari penelitian tentang Tingkat belajar mengajar, antara lain banyaknya
kejenuhan Mahasiswa dan Tingkat stres kesalahan yang dilakukan siswa dan
Mahasiswa saat pandemi Covid 19 tingginya absensi (Fatmawati, 2018).
didapatkan kesimpulan tidak ada Sejalan dengan penelitian diatas,
hubungan dengan nilai sig 0,493. menurut Stress akademik yang dialami
Aspek keletihan fisik siswa mahasiswa selama pembelajaran daring
merupakan aspek yang mendominasi. Hal tentu dapat memberikan dampak negatif
ini mengartikan bahwa keletihan fisik terhadap prestasi akademiknya.
siswa memiliki hubungan untuk Mahasiswa tersebut akan kesulitan
mengidentifikasi siswa mengalami stres berkonsentrasi, sulit mengingat materi,
akademik, dibandingkan dengan keletihan sulit memahami materi, sering menunda-
indra siswa dan keletihan mental siswa. nunda penyelesaian tugas, dan berpikir
negatif pada diri dan lingkungannya. Conclusion
Selain itu juga dapat menimbulkan rasa
Tidak ada hubungan antara ekonomi keluarga
cemas, mudah marah, hingga frustasi
dengan tingkat stres Mahasiswa di Masa
(Aryani, 2016).
Pandemi namun ada hubungan antara
Hasil penelitian yang dikemukakan
kejenuhan belajar dengan tingkat stres
oleh Yusof dan Rahim (dalam (Hasanah,
Mahasiswa di Masa Pandemi. Kuat hubungan
U., Ludiana, Immawati, & PH, L., 2020)
tingkat kejenuhan dengan kejadian stres
bahwa stres dapat terjadi karena
mahasiswa adalah 2.259. Sehingga dapat
banyaknya materi pelajaran yang harus
disimpulkan apabila mahasiswa mengalami
dipelajari, kurangnya feedback yang
kejenuhan maka akan menyebabkan resiko 2
diberikan dosen, kualitas dosen yang
kali lipat untuk menderita stres.
mengajar, serta banyaknya tugas yang
diberikan dosen. Tuntutan untuk dapat Untuk mengurangi tingkat stres mahasiswa
menguasai materi dan keterampilan dalam maka kaprodi hendaknya memberikan
waktu singkat membuat mahasiswa himbauan pada Dosen dalam memberikan
semakin tertekan, sehingga memunculkan perkuliahan sebaiknya menggunakan media
kondisi stress akademik. dan metode yang di sukai oleh mahasiswa.
Sesuai dengan hasil penelitian Livana
Mengganti sistem penugasan dengan sistem
(2020) bahwa mahasiswa mulai
lain yang lebih menyenangkan, misalnya
merasakan kebosanan terhadap metode
menggunakan media audio visual.
pembelajaran daring yang kurang
interaktif. Jika hal ini terus berlanjut maka References
akan menimbulkan menurunnya motivasi
Agusmar et, al. (2019). Perbandingan
belajar yang selanjutnya diikuti
Tingkat Stres pada Mahasiswa
menurunnya prestasi akademik
Angkatan 2018 dengan Angkatan
mahasiswa. Kondisi pandemic yang
2015 Fakultas Kedokteran
memaksa mahasiswa untuk belajar dari
Universitas Baiturrahmah. Health
rumah, membuat intensitas komunikasi
and Medical Journal, Vol. 1, No. 2. .
dan interaksi dengan teman sebaya
menjadi berkurang. Kurangnya dukungan Aurebach et all. (2016). Mental Disorder
dari teman sebaya dapat meningkatkan Among ColageStudentin the World
stress akademik yang dialami. Sesuai Health Organization. USA:
dengan hasil penelitian Kountul, Kolibu Psychological Med.
dan Korompis (2018) yang menyatakan
Bao, et al. (2020). 2019-nCoV Epidemic:
bahwa konformitas teman sebaya
Address Mental Health Care to
mempengaruhi stress pada mahasiswa.
Empower Society. Correspondence,
Mahasiswa yang mendapatkan
Vol 395(Iss. 10224.), -.
dukungan dari teman sebayanya akan
lebih percaya diri dan memiliki keyakinan Cao, et al. (2020). The Psychological Impact
akan kemampuan dirinya sehingga of the COVID-19 Epidemic on
memudahkan mereka dalam menemukan College Students in China. Psychiatry
strategi koping yang tepat untuk Research, Vol. 287.
mengatasi stress akademiknya.
Fatmawati. (2018). Hubungan Antara Sahu, P.K. (2020). Closure of Universities
Kejenuhan Belajar Dengan Stres Due to Coronavirus Disease 2019
Akademik . Psikoborneo, , Vol 6, No (COVID-19) : Impact on Education and
4, 462- 46. Mental Health of Students and Academic
Staff. . Cureus, Vol.12 No. 4. .
Hasanah, U., Ludiana, Immawati, & PH, L.
(2020). Gambaran Psikologis Suharsono, et all. (2020). Analisis Stres dan
Mahasiswa Dalam Proses Penyesuaian Diri pada Mahasiswa.
Pembelajaran Selama Pandemi Cognicia, Vol. 8, No. 1.
Covid-19. Jurnal Keperawtan Jiwa, Tang, et al. (2020). Prevalence and Correlates of
0. PTSD and Depressive Symptoms One
Khan, Musarrate Jabeen. (2018). effect of Month after the Outbreak of the
Perceived academik Stress on COVID-19 Epidemic in a Sample of
student's Performance. Journal of Home-Quarantined Chinese University
Social Science, Vol 7 No 2. Students. Journal of Affective Disorders,
No. 274. .
Kim, et al. (2019). Inevitable Isolation and
the Change of Stress Makers in
Hemodialysis Patients during the
2015 MERS-CoV Outbreak in Korea.
Scientific Reports, Vol 9 No 5676.
Lee, at al. (2018). Stress and Psychological
Distress among SARS Survivors 1
Year after the Outbreak. Canadian
Journal of Psychiatry, Vol. 52, No. 4.
Mishashi, et al. (2007). Predictive Factors of
Psychological Disorder Development
during Recovery Following SARS
Outbreak. European Journal of
Dental Education, Vol. 11, Iss. 2.
Mustofa B. (2019). Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: Parama Ilmu.
Palmer, et al. (2003). Creating a Balance:
Managing Stress. London: British
Library.
Qiu, et al. (2020). A Nationwide Survey of
Psychological Distress among
Chinese People in the COVID-19
Epidemic: Implications and Policy
Recommendations. General
Psychiatry., Vol 33.

Anda mungkin juga menyukai