Hubungan Status Ekonomi Dan Kejenuhan Belajar Dengan Tingkat Stres Mahasiswa Fakultas Kesehatan Di Masa Pandemi
Hubungan Status Ekonomi Dan Kejenuhan Belajar Dengan Tingkat Stres Mahasiswa Fakultas Kesehatan Di Masa Pandemi
Abstract
Introduction
Pandemi COVID-19 adalah krisis global dengan konsekuensi yang luas. Peningkatan jumlah
kematian di seluruh dunia, masyarakat dan ekonomi menghadapi tekanan ekstrim baik dari
dampak langsung virus maupun dampak tidak langsung dari tindakan untuk mencegah penularan.
Banyak negara, sistem pangan semakin rentan terhadap gangguan, sistem kesehatan terbebani
secara berlebihan, sistem pendidikan diubah secara substansial, dan sistem perlindungan sosial
menghadapi peningkatan tajam dalam permintaan sebagai akibat dari penurunan ekonomi yang
tiba-tiba dan pengangguran yang meningkat pesat. Karena dampak klinis COVID-19 lebih
dipahami, banyak keluarga mengalami, atau akan segera mengalami, kesulitan besar akibat
gangguan layanan esensial dan hilangnya pendapatan
Method : Penelitian obrservasional analitik dengan desain penelitian cross sectional dengan
jumlah sampel 186 mahasiswa, teknik sampling menggunakan simple random sampling. Variabel
independen adalah tingkat ekonomi orang tua dan kejenuhan belajar. Variable dependen adalah
tingkat stress. Analisa data menggunakan analisis bivariat uji chi square. Instrumen yang
digunakan untuk melakukan penelitian adalah kuesioner dan alat ukur stres menggunakan
Perceved Stres Scale ( PSS-10) yang akan diberikan kepada responden melalui link google from,
dimana responden menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk yang sudah ditetapkan dimasing-
masing kuesioner
Hasil : Hasil uji Chi-Square dengan tingkat kesalahan 5% (0,05) didapatkan nilai Sig (0,493) > α
(0,05), Maka H1 ditolak H0 diterima artinya tidak ada hubungan antara ekonomi keluarga dengan
tingkat stres Mahasiswa di Masa Pandemi dan Hasil uji Chi-Square dengan tingkat kesalahan 5%
(0,05) didapatkan nilai Sig (0,000) < α (0,05), Maka H1 diterima H0 ditotak artinya ada hubungan
antara kejenuhan belajar dengan tingkat stres Mahasiswa di Masa Pandemi. Hasil uji multivariat,
didapatkan kuat hubungan tingkat kejenuhan dengan kejadian stres mahasiswa adalah 2.259.
Sehingga dapat disimpulkan apabila mahasiswa mengalami kejenuhan maka akan menyebabkan
resiko 2 kali lipat untuk menderita stres.
Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara ekonomi keluarga dengan tingkat stres Mahasiswa di
Masa Pandemi namun ada hubungan antara kejenuhan belajar dengan tingkat stres Mahasiswa di
Masa Pandemi.
1. Introduction 2020). Isolasi karena alasan medis telah
menyebabkan tingkat stres yang tinggi di
Pandemi COVID-19 adalah krisis
Singapura dan Korea yang disebabkan oleh
global dengan konsekuensi yang luas.
wabah SARS pada tahun 2003 (Lee, at al,
Peningkatan jumlah kematian di seluruh
2018) dan wabah MERS pada tahun 2015
dunia, masyarakat dan ekonomi menghadapi
(Kim, et al, 2019).
tekanan ekstrim baik dari dampak langsung
Stres dapat memengaruhi individu
virus maupun dampak tidak langsung dari
dari segala usia, gender, status ekonomi,
tindakan untuk mencegah penularan. Banyak
agama, dan pekerjaan apapun. Penyebab dan
negara, sistem pangan semakin rentan
tingkat stres berbeda pada setiap orang yang
terhadap gangguan, sistem kesehatan
disebabkan oleh berbagai faktor. Stres
terbebani secara berlebihan, sistem
didefinisikan sebagai tekanan, ketegangan,
pendidikan diubah secara substansial, dan
atau gangguan yang tidak menyenangkan
sistem perlindungan sosial menghadapi
yang berasal dari luar diri seseorang. Stres
peningkatan tajam dalam permintaan sebagai
merupakan kondisi ketika tekanan
akibat dari penurunan ekonomi yang tiba-tiba
yang dirasakan melebihi kemampuan untuk
dan pengangguran yang meningkat pesat.
mengatasinya (Palmer, et al, 2003).
Karena dampak klinis COVID-19 lebih
Sedangkan menurut Lazarus dan Folkman
dipahami, banyak keluarga mengalami, atau
(Agusmar et, al, 2019), stres merupakan
akan segera mengalami, kesulitan besar
hubungan antara individu dan lingkungan
akibat gangguan layanan esensial dan
yang melampaui kemampuan dan
hilangnya pendapatan (UNICEF 2020).
membahayakan kesejahteraannya.
Penelitian oleh (Bao, et al, 2020)
Penyebaran virus yang terjadi secara
menunjukkan bahwa wabah penyakit
terus menerus, karantina yang ketat, dan
menular seperti COVID-19, sangat
keterlambatan dalam memulai pembelajaran
berhubungan erat dengan gejala penyakit
di universitas memengaruhi kesehatan mental
mental dan stres secara psikologis sebagai
mahasiswa (Cao, et al, 2020). Peningkatan
respon individu terhadap pandemi tersebut.
kasus terinfeksi telah menimbulkan perasaan
Dalam situasi yang parah, stres dapat
cemas dan ketidakpastian akan apa yang akan
menyebabkan masalah mental yang serius
terjadi kedepannya. Hal ini juga
seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur,
mengakibatkan tingkat stres yang tinggi
dan ketakutan. Penelitian yang didasarkan
terhadap mahasiswa. Lebih dari 68%
pada wabah SARS 2003 menunjukkan bahwa
mahasiswa di Kathmandu dilaporkan
selama epidemi berlangsung, telah
mengalami stres yang disebabkan oleh
menimbulkan berbagai masalah psikologis
karantina. Stres ini dapat berperan dalam efek
seperti ketakutan dan kecemasan (Mishashi,
yang tidak menguntungkan dalam
et al, 2007) serta gangguan stres pasca trauma
pembelajaran dan kesehatan psikologis
dan depresi (Tang, et al, 2020). Penelitian di
mahasiswa (Sahu, P.K, 2020).
Cina menunjukkan bahwa 25% dari jumlah
Dalam penelitian yang dilakukan,
populasi secara umum mengalami stres
ditemukan hubungan yang sangat erat antara
dengan tingkat sedang hingga akut sebagai
peristiwa dalam hidup yang penuh tekanan
respon terhadap COVID-19 (Qiu, et al,
dengan penurunan kinerja akademis
mahasiswa, begitu pula dengan hubungan akhirnya membuat pemerintah mengeluarkan
antara kualitas hidup terkait masalah kebijakan melalui kementerian Pendidikan
kesehatan dengan stres (Khan, Musarrate dan kebudayaan, yaitu adanya program
Jabeen, 2018). Penelitian lain yang dilakukan Belajar dari Rumah (BDR) atau
oleh Dunne et al (2010) menyatakan bahwa pembelajaran secara daring. Proses
pemicu terjadinya stres pada mahasiswa pembelajaran daring ini berlaku pada
antara lain yaitu tingginya beban setiap jenjang Pendidikan mulai dari tingkat
pembelajaran, ketidaksiapan dalam TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan
menerima pelajaran, serta lingkungan yang Tinggi. Hal ini untuk menghindari adanya
tidak nyaman. Selain itu, penelitian oleh kontak fisik yang menyebabkan penyebaran
(Suharsono, et all, 2020) juga menyatakan virus semakin meluas.
bahwa mahasiswa Universitas Menurut (Mustofa B, 2019)
Muhammadiyah Malang mengalami stress pembelajaran daring adalah sebuah kegiatan
dengan kategori sedang sebanyak 55% dan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan
45% lainnya berada pada kategori rendah. internet atau rangkaian elektronik lainnya
Dengan munculnya wabah COVID-19, sebagai metode penyampaian isi
mahasiswa dipaksa untuk segera beradaptasi pembelajaran, interaksi, dan fasilitasi serta
dengan lingkungan, kegiatan, dan kebiasaan didukung oleh berbagai bentuk layanan
baru yang tidak pernah diperkirakan belajar lainnya. Dengan situasi pandemi
sebelumnya, yang dapat memicu situasi yang Covid-19 seperti saat ini, pembelajaran
penuh tekanan. Sebelum pandemi terjadi, daring menjadi salah satu solusi untuk tetap
satu dari lima mahasiswa di seluruh dunia melakukan kegiatan belajar mengajar yang
telah didiagnosa mengalami satu atau lebih dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
gangguan mental (Aurebach et all, 2016) dan Apalagi sekarang sudah banyak teknologi
keadaan darurat akibat COVID-19 akan yang tersedia yang dapat mendukung
menciptakan ketakutan dan mengarah ke kegiatan belajar mengajar melalui
permasalahan psikologis yang dapat pembelajaran daring ini.
meningkatkan angka tersebut dan Hasil wawancara awal pada
memperburuk masalah kesehatan mental dan mahasiswa di Fakultas Kesehatan UMG
tingkat stres mahasiswa. menyatakan bahwa stres selama
Terjadinya pandemic covid19 telah pembelajaran virtual banyak disebabkan oleh
membuat banyak perubahan pada sektor faktor ekonomi keluarga dan kejenuhan
pendidikan yang beralih menjadi belajar. Berdasarkan data dan hasil
pembelajaran daring. Perubahan sistem wawancara awal dengan mahasiswa, maka
memicu munculnya stress akademik pada peneliti ingin mengetahui Hubungan Faktor
mahasiswa yang akan berdampak pada Ekonomi Keluarga dan Kejenuhan Belajar
prestasi belajarnya. Terhadap Kejadian Stress Pada Mahasiswa
Masyarakat dihimbau untuk Pada Saat Pandemi Covid-19
menghindari tempat-tempat keramaian,
ibadah pun dilakukan dirumah. Praktis semua 2. Methode
kegiatan yang biasanya dilakukan diluar
Penelitian ini menggunakan
rumah menjadi terhambat. Adanya kebijakan
observasional analitik dengan rancangan
menjaga jarak sosial dan jarak fisik ini
penelitian menggunakan cross sectional
study, yaitu studi yang menghubungakan NO Ekonomi Frekuensi Persentase%
faktor penyebab dan faktor akibat secara Keluarga
serentak dalam suatu populasi. 1 ≥ UMR 69 37,1%
2 < UMR 117 62,9%
Waktu penelitian dilaksanakan pada
TOTAL 186 100%
bulan Oktober 2021 di Universitas
Berdasarkan tabel 3.2 di atas menunjukkan
Muhammadiyah Gresik. Pemilihan sample
bahwa tingkat ekonomi orangtua mahasiswa
menggunakan tehnik Simple Random
yag dibawah UMR sebanyak 117 mahasiswa
Sampling dengan jumlah populasi 349
mahasiswa, dan yang dijadikan sebagai (62,9%) sedangkan yang diatas atau sama
sampel dalam penelitian ini adalah 186 dengan UMR sebanyak 69 mahasiswa
mahasiswa. Variabel independen yakni (37,1%).
ekonomi keluarga dan kejenuhan belajar. Tabel 3.1.3 : Distribusi Frekuensi Responden
Variable dependen penelitian ini adalah
berdasarkan Kejenuhan Belajar
tingkat stress. Analisa data menggunakan
analisis bivariat uji chi square . NO Skala Frekuensi Persentase%
Instrumen yang digunakan untuk Kejenuhan
melakukan penelitian adalah kuesioner dan Belajar
1 Jenuh 95 51,1%
alat ukur stres menggunakan Perceved Stres
2 Tidak 91 48,9%
Scale ( PSS-10) yang akan diberikan kepada Jenuh
responden melalui link google from, dimana TOTAL 186 100%
responden menjawab pertanyaan sesuai Berdasarkan tabel 3.4 diatas menunjukkan
dengan petunjuk yang sudah ditetapkan mahasiswa memiliki kejenuhan belajar
dimasing-masing kuesioner. sebanyak 95 mahasiswa (51.1%) dan tidak
mengalami kejenuhan sebanyak 91 mahasiwa
3. Result
(48,9%).
3.1 Karakteristik Responden
Tabel 3.1.1 : Distribusi Frekuensi Responden Tabel 3.1.4 : Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Berdasarkan Tingkat Stres Mahasiswa