Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata motivasi sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam hal
yang menyangkut pengembangan diri. Bila kita mempunyai keinginan, maka kita perlu
motivasi untuk memanifestasi keinginan tersebut. Banyak dari kita yang mempunyai
keinginan dan ambisi besar, tetapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan mengambil
langkah untuk mencapainya karena kurangnya energi pendorong dari dalam diri kita sendiri
atau kurang motivasi. Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan
membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan
motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita. Di sinilah motivasi
berperan membuat diri seseorang maju dan melangkah untuk mengambil langkah selanjutnya
demi merealisasikan apa yang diinginkan tersebut.
Fenomena banyaknya pengangguran yang semakin meningkat tiap harinya menjadi salah
satu masalah sosial yang membutuhkan penyelesaian. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang
ada saat ini, menjadi alasan utama bertambahnya angka pengangguran di negara ini. Kondisi
ini dapat dikurangi jika kita berusaha menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu semua
masyarakat yang memiliki kreatifitas dan bekal ilmu yang telah diperoleh di dunia
pendidikan, sebaiknya memiliki mental untuk berwirausaha dibanding menggantungkan diri
dengan berburu pekerjaan bersama jutaan pengangguran yang juga mencari pekerjaan.
Banyak pihak yang menyelenggarakan seminar, workshop maupun pelatihan dan
pengembangan motivasi berwirausaha dengan tujuan mendorong masyarakat untuk
berwirausaha. Jika motivasi kerja tinggi maka semangat hidup pun akan tinggi. Oleh karena
itu agar gairah hidup kita bertambah perlu adanya motivasi dalam dalam segala hal yang kita
lakukan termasuk bekerja ataupun berwirausaha. Untuk itu, kita perlu menumbuhkan
motivasi berwirausaha agar dapat mengubah pola pikir dari yang sebelumnya pencari kerja
menjadi penyedia lapangan kerja.
.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dari Makalah ini adalah :
1. Apa Pengertian Motivasi ?
2. Apa itu Motivasi berprestasi ?
3. Bagaimana Teori Motivasi Berprestasi ?
4. Apa saja Motivasi Berprestasi Dalam Kewirausahaan ?
5. Bagaimana Keterkaitan antara Motivasi Berprestasi dengan Kewirausahaan ?

C. Tujuan
Adapun Tujuan dari Makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Apa Pengertian Motivasi
2. Apa itu Motivasi berprestasi
3. Bagaimana Teori Motivasi Berprestasi
4. Apa saja Motivasi Berprestasi Dalam Kewirausahaan
5. Bagaimana Keterkaitan antara Motivasi Berprestasi dengan Kewirausahaan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak.
Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan
terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai
hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan karyawan tidak ada
artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras dengan mempergunakan
kemampuan, kecakapan dan ketermpilan yang dimiliknya.
Motivasi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan
sesuatu perbuatan atu aktivitas untuk mencapai tujuan (Crow.A,1983). Sedangkan menurut
Teeven dan Smith (1967) motivasi merupakan konstruksi yang mengaktifkan perilaku,
sedangkan komponen yang lebih spesifik dari motivasi yang berhubungan dengan tipe
perilaku tertentu disebut motif1.
Motivasi yang terdapat dalam individu akan terealisir dalam suatu perilaku yang
mengarah pada tujuan yang diinginkan untuk memperoleh kepuasan. Atas dasar pendapat di
atas dapat dinyatakan bahwa motif ataupun motivasi dapat memberikan kekuatan, dorongan,
untuk menggerakkan diri seseorang dalam perilaku tertentu dan sekaligus memberikan arahan
terhadap diri seseorang untuk merespon atau melakukan kegiatan ke arah pencapaian tujuan.
Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau
bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Beberapa definisi mengenai motivasi, diantaranya:
1) Drs. Malayu Hasibuan
Motivasi adalah sebuah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan
kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
2) Harold Koontz
Motivation refers to drive and effort to satisfy a want or goal.
Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan.
1) American Encyclopedi

1
Kasmir. Kewirausahaan, Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.hlm78

3
Motivation : that predisposition (it self the subject of much controvency) within the
individual wich arouses sustain and direct his behavior. Motivation in volve such
factor as biological and emotional needs that can only be inferred from observation
behavior.Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok
pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkit topangan dan mengarahkan
tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang
hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
2) Merle J. Moskowits
Motivation is usually defined the initiative and direction of behavior and the study of
motivation is in effect the study of course of behavior. Motivasi secara umum
didefinisikan sebagai inisiatif dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi
sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
dorongan atau daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan suatu
tindakan untuk memenuhi hal yang dibutuhkan atau diharapakan.

B. Motivasi berprestasi
Motivasi berprestasi merupakan sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi
yaitu menguasai, mengatur lingkungan sosial, atau fisik, mengatasi rintangan dan memelihara
kualitas kerja yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau dan mempengaruhi orang
lain (Hall dan Lindzey) 2. Sedangkan motivasi berprestasi itu sendiri merupakan motif yang
mendorong individu dalam mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi
dengan beberapa ukuran keberhasilan, yaitu dengan membandingkan prestasinya sendiri
sebelumnya maupun dengan prestasi orang lain (Mc Clelland dan Heckhausen). Individu
yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi mempunyai motif untuk meraih sukses.

C. Teori Motivasi Berprestasi


Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow (1934). Ia mengemukakan
hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan itu bertingkat sesuai
dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan
keamanan (security needs), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan harga diri (esteem
needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization needs).

2
Malayu S.P. Hasibuan. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. 2003 hlm14

4
David C. McClelland (1971) mengelompokan kebutuhan (needs), menjadi tiga, yakni:
1. Need for achievement (n’Ach): The drive to axcel, to achieve in relation to a set of
standard, to strive to succeed.
2. Need for power (n’Pow); The need to make other behave in a way that they would not
have behaved otherwise.
3. Need for affiliation (n’Aff): The desire for friendly and close interpersonal
relationships.
Kebutuhan berprestasi wirausaha (n’Ach) terlihat dalam bentuk tindakan untuk
melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibanding sebelumnya. Wirausaha yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fifty-fifty). Jika tugas
yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia
selalu menghindari tantangan yang sulit yang memungkinkan pencapaian
keberhasilan sangat rendah.
Kebutuhan akan kekuasaan (n’Pow), yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengendalikan,
dan menguasai orang lain. Ciri umumnya adalah senang bersaing, berorientasi pada status,
dan cenderung lebih berorientasi pada status dan ingin mempengaruhi orang lain. Kebutuhan
untuk berafiliasi (n’Aff), yaitu hasrat untuk diterima dan disukai oleh orang lain. Wirausaha
yang memiliki motivasi berafiliasi tinggi lebih menyukai persahabatan, bekerja sama
daripada persaingan, dan saling pengertian. Menurut Stephen P. Robbins (1993:214),
kebutuhan yang kedua dan ketigalah yang erat kaitannya dengan keberhasilan manajer saat
ini.
Ahli psikologi lain, Frederik Herzberg (1987) dalam teori motivation-
hygiene mengemukakan bahwa hubungan dan sikap individu terhadap pekerjaannya
merupakan dua faktor dasar motivasi yang menentukan keberhasilan kerja, yaitu faktor yang
membuat orang lain merasa puas (satisfaction) dan faktor yang membuat orang tidak merasa
puas (dissatisfaction). Faktor internal yang membuat orang memperoleh kepuasan kerja (job-
satisfaction) meliputi prestasi (achievement), pengakuan (recognition), pekerjaan (the work
itself), tanggungjawab (responsibility), kemajuan (advancement), dan kemungkinan

5
berkembang (possibility of growth). Sedangkan faktor yang menentukan ketidakpuasan
(dissatisfaction) adalah upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan,
mutu pengendalian teknis, mutu hubungan interpersonal (Gibson, 1990:95).
Ahli lain yang membahas motivasi adalah Victor Vroom (1964) dalam teorinya yang
disebut teori harapan (expectancy theory). Ia mengemukakan bahwa “The strength of a
tendency to act in a certain way depend on the strength of an expectation that an act will be
followed by a given outcome and actractiveness of that outcome to the individual”.
Kecenderungan yang kuat untuk bertindak dalam suatu arah tertentu tergantung pada
kekuatan harapan yang akan dihasilkan dari tindakannya dan ketertarikan lain yang
dihasilkan bagi seseorang. Menurut Victor Vroom, ada tiga variabel yang saling
berhubungan, yaitu (1) Attractiveness, merupakan imbalan yang diperoleh dari pekerjaan,
(2) Performance-reward linkage, yaitu hubungan antara imbalan yang diperoleh dan kinerja,
dan (3) Effort performance linkage, yaitu hubungan antara usaha dan kinerja yang dihasilkan.
Ada tiga prinsip dari teori harapan (expectancy theory), yaitu:
1.

P = f (M x
A)

Prestasi atau performance (P) adalah fungsi perkalian antara motivasi (M) dan ability (A).
2.

M = f (V1 x
E)

Motivasi merupakan fungsi perkalian dari valensi tingkat pertama (V1)


dengan expectancy (E).
3.

V1 = f
(V1 xi) 1)

Valensi tingkat pertama merupakan fungsi perkalian antara jumlah valensi yang melekat
pada perolehan tingkat kedua dengan instrumental (I).

Menurut Nasution (1982:26), Louis Allen (1986:70), ada tiga fungsi motif, yaitu:

6
1. Mendorong manusia untuk menjadi penggerak atau sebagai motor yang melepaskan
energi.
2. Menentukan arah perbuatan ke tujuan tertentu.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dijalankan untuk mencapai suatu tujuan dengan menghindari perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi pencapaian tujuan itu.
Berdasarkan teori motivasi di atas, timbul pertanyaan, mengapa orang berhasrat menjadi
wirausaha? Menurut Dan Steinhoff & John F. Burgess (1993:6) ada tujuh motif :
1. The desire for higher income.
2. The desire for more satisfying career.
3. The desire to be self-directed.
4. The desire for the prestige that comes to being a business owner.
5. The desire to run with a new idea or concept.
6. The desire to build long-term wealth.
7. The desire to make a contribution to humanity or to a specific cause.
Dalam “Entrepreneur’s Handbook”, yang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita (1994:8),
dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha, yakni:
1. Alasan keuangan, yakni untuk mencari nafkah untuk menjadi kaya, untuk mencari
pendapatan tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan.
2. Alasan sosial, yakni untuk memperoleh gengsi atau status, untuk dapat dikenal dan
dihormati, untuk menjadi contoh bagi orang tua di desa, agar dapat bertemu dengan
orang banyak3.
3. Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar
masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak dan
keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami atau istyri, untuk membahagiakan ayah
dan ibu.
4. Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi alasan atau mandiri, untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk
menjadi lebih produktif, dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.
Menurut Zimmerer (1996:3) ada beberapa peluang yang dapat diambil dari kewirausahaan,
yaitu:
1. Peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri.
2. Peluang untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh.
3. Peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial.

3
Suhandana, G. Anggan. Pengaruh Kepariwisataan terhadap Perilaku Kewirausahaan Pengrajin Ukir
Kayu di Bali, Disertasi. Bandung: IKIP. 1980hlm98

7
4. Peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat dan menghargai usaha-usaha
seseorang.

D. Motivasi Berprestasi Dalam Kewirausahaan


Kewirausahaan atau kegiatan berwirausaha dapat dikatakan membantu perkembangan
perekonomian Negara dengan menyediakan pekerjaan dan memproduksi barang dan jasa bagi
konsumen dalam negeri maupun di luar negeri (Ade,2009a). Kewirausahaan di pandang
sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Proses
kewirausahaan diawali oleh inovasi yang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal misalnya Locus of Control, toleransi nilai-nilai,
pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor eksternal berupa peran, aktivitas, peluang,
organisasi, dan keluarga.
Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang
bahwa kewirausahaan adalah identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh usahawan
atau wiraswasta. Pandangan tersebut kurang tepat karena jiwa dan sikap kewirausahaan tidak
hanya dimiliki oleh usahawan namun juga oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan
bertindak inovatif.
Seorang wirausahawan yang berhasil selalu mampu dan memiliki kompetensi untuk
menghadapi setiap resiko atau peluang yang muncul. Beberapa karakteristik yang harus
dimiliki wirausahawan agar dapat menjalankan kegiatan wirausaha dengan baik menurut
(Ade,2009b) antara lain: 1) percaya diri, 2) berorientasikan tugas dan hasil, 3) sikap
pengambil resiko,4) kepemimpinan, 5) keorisinilan, 6) berorientasi ke masa depan, 7)
jujur dan tekun. Keseluruhan karakteristik tersebut dapat dicapai hanya bila wirausahawan
memiliki motivasi untuk menjadikan usahanya berhasil. Oleh sebab itu, penulis ingin
mengungkapkan keterkaitan antara motivasi berprestasi dengan kewirausahaan dalam
makalah ini yang berjudul “Motivasi Berprestasi Kewirausahaan”
a. Inti dan Hakekat Kewirausahaan
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan
baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dan lain-lain. Tujuan utama mereka adalah
pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan
kekayaan bukan tujuan utama. Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya tenaga penggerak, siasat,
proses untuk mencapai peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan

8
inovatif demi terciptanya peluang (Drucker,1959). Suryana (2003) mengatakan bahwa
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar
melalui proses pengolahan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda melalui :
1. Pengembangan teknologi baru.
2. Penemuan pengetahuan ilmiah baru.
3. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada.
4. Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan
sumber daya lebih efisien.
Beberapa Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961) adalah :
1. Innovating Entrepreneurshif
Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktikkan transformasi-
transformasi atraktif
2. Imitative Entrepreneurshi
Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneurship.
3. Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera
melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak
melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang
bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship Drone (Malas)
Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-
perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersebut akan mengakibatkan
mereka merugi diandingkan dengan produsen lain.

Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma,yaitu adanya tantangan. Dari


tantangan akan timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif. Yang selanjutnya
berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda. Tahap proses penciptaan
yang baru dan berbeda itulah yang disebut Tahap Kewirausahaan.
Beberapa ciri dan watak dari seorang wirausahawan menurut Gooffrey G. Meredith (1996; 5-
6) antara lain:
1. Ciri dan Watak
a. Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme.

9
b. Berorientasi pada tugas dan hasil kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik
dan inisiatif.
c. Pengambilan resiko
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.
d. Kepemimpinan
Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran
dan kritik.
e. Keorisinilan
Inovatif dan kreatif serta fleksibel.
f. Berorientasi ke masa depan
Pandangan ke depan, perspektif.
g. Jujur dan tekun
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.

Fungsi dan peran kewirausahaan dapat dilihat dari dua pendekatan. Yaitu secara mikro
dan makro. Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai penemu
(innovator) dan perencana (planner). Secara wirausaha adalah menciptakan kemakmuran,
pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan
perekonomian suatu Negara.
Modal kewirausahaan tidak selalu identik dengan modal yang berwujud (tangible) seperti
uang dan barang, tetapi juga modal yang tak berwujud (intangible) seperti modal intelektual,
modal sosial, modal moral, dan modal mental yang dilandasi agama. Secara garis besar
modal kewirausahaan dapat di bagi menjadi empat jenis yaitu modal intelektual, modal sosial
dan moral, modal mental, serta modal material.

E. Keterkaitan antara Motivasi Berprestasi dengan Kewirausahaan


Motivasi berkaitan dengan suatu tujuan, dengan kata lain motivasi berfungsi sebagai
pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Hal ini berarti motivasi berprestasi sangat
diperlukan oleh seorang wirausahawan untuk memajukan usahanya. Oleh sebab itu, dengan
memiliki motivasi berprestasi dalam menjalankan wirausaha seorang wirausahawan akan
mampu berpikir inovatif, dan kreatif serta memiliki semangat juang (motivasi berprestasi)
dalam mengembangkan usaha yang dirintisnya.

10
Contohnya seorang wirausahawan konveksi busana muslim anak-anak di Surabaya. Pada
awalnya dia memulai usaha koveksi busana muslim anak-anak tebatas hanya di daerah sekitar
tempat tinggalnya. Bahkan kegiatan produksi yang dalam hal ini menjahit busana muslim
dikerjakannya sendiri secara langsung. Hal ini disebabkan terbatasnya modal yang dimiliki
dan kurangnya kepercayaan diri untuk mencoba memasarkan busana muslim anak-anak
tersebut di luar kota tempat tinggalnya. Namun hal ini mulai berubah ketika dia mendapatkan
pesanan baju busana musim dari luar daerah tempat tinggalnya. Peristiwa ini mampu
menumbukan motivasi berprestasi pada pengusaha tersebut yang pada akhirnya
mendorongnya untuk mengajukan pinjaman di bank untuk mengajukan usahanya. Tidak
berhenti sampai di situ, wirasahawan tersebut semakin intens mencari ide-ide baru untuk
mengembangn motif dan model produk busana muslimnya. Saat ini wirausahawan tersebut
telah mampu memasarkan produknya ke kota-kota besar di Pulau Jawa (“Program Hidup Ini
Indah” Trans TV, 2009)
Pengembangan motivasi berprestasi dalam rangka mengembangkan mental
kewirausahaan akan menghasilkan manusia yang memiliki potensi, produktif, dan tangguh
dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian keberadaan motivasi berprestasi
dapat memberikan dorongan untuk mencapai penghargaan dan kepuasan yang mengarah pada
usaha di masa datang.
Mc Clelland menggunakan istilah n-Ach (Need for Achievement) atau motivasi berprestasi
yaitu kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi; motif berprestasi ditemukan pada suatu
macam pikiran yang berhubungan dengan melakukan sesuatu yang baik atau melakukan
sesuatu dengan lebih baik daripada yang sebelumnya, lebih efisien dan lebih cepat, kurang
menggunakan tenaga dengan hasil baik dan sebagainya 4.
Ukuran keunggulan adalah dapat berupa prestasi orang lain maupun prsetasi diri individu
tersebut sebelumnya. Sebagai contoh setiap orang diminta mengemukakan pikirannya secara
spontan: Si A bercerita, seorang pemuda yang sedang belajar untuk ujian, namun sulit
memusatkan pikirannya karena selalu teringat akan pacarnya, sedangkan si B bercerita
mengenai seorang anak muda yang tekun berusaha mendapatkan angka yang baik dalam
ujian, karena ia ingin masuk sekolah kejuruan, Ia bekerja sampai jauh malam takut kalau
kurang berhasil dan lain-lain. Si B jelas memiliki pikiran-pikiran yang ber n-Arch lebih
banyak daripada si A dan mendapatkan angka yang lebih tinggi. Metode yang didapatkan

4
Suryana. Kewirausahaan :Kiatdan Proses Menuju Sukses. Jakarta: SalembaEmpat. 2013.

11
dalam hal ini adalah pemikiran-pemikiran yang sedemikian itu boleh dikatakan jitu dan
obyektif (Wyner, 1984).
Witterbootom menyatakan bahwa anak yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi
didapatkan pada keluarga yang orang tuanya telah melatih anaknya untuk berdiri sendiri dan
menguasai kecakapan tertentu. Namun menurut Heckhausen dinyatakan motivasi berprestasi
bukan diakibatkan dari latihan berdiri sendiri sedini mungkin akan tetapi latihan pada umur
delapan tahun. Latihan dini untuk percaya pada diri sendiri dapat membantu motif berprestasi
hanya apabila itu sesuai dengannya (Heckhausen, 1966). Di samping itu Heckhausen
menerima dan berusaha mengembangkan teori McClelland tentang motivasi berprestasi ke
arah kognitif. Ia mendefinisikan motif berprestasi sebagai suatu usaha untuk meningkatkan
atau mempertahankan kecakapan-kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala aktivitas
dan suatu ukuran keunggulan yang dilakukan sebagai pembanding dalam melakukan aktivitas
tersebut. ada dua kemungkinan yaitu "berhasil atau gagal".
Di dalam memberikan penilaian terdapat tiga ukuran keunggulan :
1. Yang berhubungan dengan tugas, yaitu menilai berdasarkan kesempurnaan hasil.
2. Berhubungan dengan diri sendiri, yaitu membandingkan dengan hasil diri-sendiri,
atau prestasi sendiri sebelumnya.
3. Berhubungan dengan orang lain, membandingkan hasil dengan hasil orang lain.
Dikemukakan pula bahwa motivasi berprestasi mempunyai beberapa disposisi penilaian :
1. Jika motif berprestasi lebih kuat, perbedaan antara bayangan diri yang nyata dan ideal
akan lebih besar.
2. Orang berorientasi sukses akan lebih mengharapkan kemungkinan sukses, dan yang
berorientasi gagal, akan lebih mengharapkan kemungkinan kegagalan dalam
mencapai prsetasi.
3. Tingkat apresiasi yang berorientasi antara sukses biasanya hanya sedang dan yang
berorientasi gaga; biasanya terlalu tinggi atau terlalu rendah.
4. Subyek yang bermotivasi sukses sebagai akibat faktor yang mantap, seperti
kemampuan dan menganggap kegagalan bukan kareana faktor tersebut akan tetapi
sebagai akibat kurangnya usaha : monumental.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan papanran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah dorongan
atau daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan suatu tindakan untuk
memenuhi hal yang dibutuhkan atau diharapakan. Jenis motivasi adakalanya motivasi positif
dan motivasi negatif. Ada banyak teori tentang motivasi antara lain teori motivasi klasik,
teori hierarki kebutuhan Maslow, teori dua faktor Herzberg, teori motivasi Mc. Celland dan
lainnya.
Tujuan motivasi di antaranya adalah Mendorong gairah dan semangat kerja,
meningkatkan kepuasan, meningkatkan produktivitas kerja, mempertahankan loyalitas,
efektifitas, efisiensi, meningkatkan kreativitas, dan lain-lain.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu
motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan
pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi.
Ada banyak faktor yang mendorong dan menghambat kesuksesan dalam berwirausaha.
Tetapi keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam berwirausaha sangat bergantung pada
kemampuan pribadi wirausahawan itu sendiri.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunan makalah ini. Kami mohon kritik dan saran teman-teman semua serta masukan-
masukan yang bersifat membangun demi masa depannya. Semoga makalah yang kami
sajikan dapat bermanfaat bagi kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. Kewirausahaan, Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.
Malayu S.P. Hasibuan. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta:
PT. Bumi Aksara. 2003.
Suhandana, G. Anggan. Pengaruh Kepariwisataan terhadap Perilaku Kewirausahaan
Pengrajin Ukir Kayu di Bali, Disertasi. Bandung: IKIP. 1980.
Suryana. Kewirausahaan :Kiatdan Proses Menuju Sukses. Jakarta: SalembaEmpat. 2013.

14
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmatnya
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung. Makalah ini berjudul
“Pengertian Motivasi dan Motivasi Berprestasi dalam Wirausaha.” Dengan tujuan
penulisan sebaga isumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman
dari materi ini. Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepes pula dengan tugas mata
Pelajaran ini. Namun penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat
membangun.

Gunungtua, September 2023

Penyusun

i
15
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi ................................................................................................ 3
B. Motivasi berprestasi .............................................................................................. 4
C. Teori Motivasi Berprestasi ...................................................................................... 4
D. Motivasi Berprestasi Dalam Kewirausahaan .......................................................... 8
E. Keterkaitan antara Motivasi Berprestasi dengan Kewirausahaan ........................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14

ii

16
MAKALAH
Pengertian Motivasi dan Motivasi
Berprestasi dalam Wirausaha

Disusun Oleh :

Nama Kelompok :
1. Reni Marlina Harahap
2. Indah Hari Sriaita
3. Tukmaida
4. Anisah Rambe
5. Fatimah

Dosen Pengampu :
Zainal Abidin M.Pd.E

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


PADANG LAWAS (STIT-PL)
GUNUNGTUA
2023

17

Anda mungkin juga menyukai