Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TUJUAN NEGARA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Negara
Dosen Pengampu : Tri Nur Hayati,M.H

Disusun Oleh :
Dinda Novita Sari 2102016141
Ihsan Syifaul Afwa 2102016152
Tiara Rizki Febriana 2102016163
Aulia Shulha Qotrunnada 2102016176

HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat
menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Walisongo.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Ilmu Negara.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna
bagi agama, bangsa dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami
penyusun umumnya para pembaca makalah ini.

Terima kasih, wassalamu’ alaikum.

Semarang, 29 Agustus 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Tujuan Negara Sebelum dan Sesudah abad ke-19 s.d-20.....................................................5
C. Tujuan Negara Menurut Pendapat Sarjana..........................................................................7
D. Tujuan Negara Dalam Perspektif Islam................................................................................9
E. Fungsi Negara Menurut Teori................................................................................................9
F. Fungsi Negara Menurut para sarjana..................................................................................11
G. Fungsi Negara Menurut Islam..........................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
A. Kesimpulan............................................................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara dapat dipandang sebagai suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki
kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Dalam pengertian yang lain, negara
didefinisikan sebagai alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan
dalam masyarakat. Kita dapat juga menyebut negara sebagai suatu wilayah yang terdiri dari
penduduk yang diperintah untuk mencapai satu kedaulatan.
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu
wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat
lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal
lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu
berada.

B. Rumusan Masalah

1. Apa tujuan negara sebelum dan sesudah abad ke-19 s.d-20?


2. Apa tujuan negara pada abad ke-20?
3. Apa tujuan negara menurut para sarjana?
4. Bagaimana tujuan negara dalam perspektif islam?
5. Bagaimana fungsi negara menurut teori?
6. Bagaimana fungsi negara menurut para sarjana?
7. Bagaimana fungsi negara menurut islam?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Negara Sebelum dan Sesudah abad ke-19 s.d-20

1. Tujuan Negara Sebelum Abad ke-19


Pada abad ke-19 ini tujuan negara sangat beraneka ragam, tiap manusia
mengartikan tujuan negara sesuai dengan pendapatnya. Ada 2 (dua) kelompok
pandangan tentang tujuan negara yakni:
a. Tujuan negara itu adalah negara itu sendiri.
Negara itu adalah person yang mempunyai kemampuan sendiri dalam
mengejar pelaksanaan ide (cita-cita) umum. Negara itu membenahi, memenuhi,
memelihara, dan menyempurnakan diri sendiri sehingga kewajiban tertinggi manusia
itu adalah menjadi warga negara sesuai dengan undang-undang atau ketentuan dalam
negara. Hal ini dikemukakan oleh George Wilhelm Fried Rich Hegel.
b. Negara adalah merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, pendapat
ini dikembangakan (ditafsirkan) oleh beberapa orang sarjana, masing masing adalah:

 Menurut Aristoteles, bahwa menekankan hal-hal etis yaitu hidup baik, dengan
bimbingan dan pembinaan yang baik (istri, suami, ibu, atau bapak yang baik).
Pada dasarnya bertitik tolak dari hal-hal yang etis, diharapkan semua warga
negara bersifat, berwatak, dan berbuat yang baik. Itulah yang merupakan tujuan
negara.
 Menurut John Lock, berpendapat bahwa dengan pembentukan "political or civil
society" maka manusia itu tidak melepaskan semua hak alamiah yang ada
padanya. Dengan demikian, tujuan negara tiada lain adalah memelihara maupun
menjamin hak hak alamiah yang masih tersisa, yaitu hak hidup, hak merdeka, dan
hak atas harta benda sendiri1 Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa
tujuan negara itu untuk melindungi sebagian dari hak manusia sebagai makhluk
sosial yang akan dapat memenuhi kebutuhannya.
 Menurut Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, berpendapat bahwa
keserbagunaan negara itu untuk mencapai dan menjamin kebahagiaan sebanyak
banyaknya. Perumusan ini banyak digunakan di bidang politik yang berkaitan
dengan berbagai bidang-bidang lain menyangkut dengan kebahagiaan yang
dicapai sebanyak-banyaknya oleh negara tersebut.2
2. Tujuan Negara Sesudah Abad ke-19 sampai Abad ke-20
Sesuai dengan tuntutan zaman yakni dengan kemajuan umat manusia di dunia,
sehingga pola pikir manusia pun secara otomatis lebih maju dan tuntutan
kebutuhannya pun tetap akan menyesuaikan. Manusia akan memenuhi kebutuhan
yang sangat kompleks/sangat beraneka ragam, tetapi manusia selalu membuat
suatu prioritas kebutuhan hidup yang dapat mengutamakan berbagai hal, yaitu :
1
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, PT Bumi Aksara, Jakarta 2006, hlm. 86
2
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Sun, Jakarta, 2002, hlm. 97
1) Keamanan/ketertiban atau ketenteraman umum.
Prioritas ini diupayakan untuk menjamin keselamatan jiwa dan harta benda
yang memungkinkan sekaligus mendorong kesibukan para warga negaranya.
Oleh sebab itu, warga negara merasa aman dan terlindungi sehingga merasa
terpanggil untuk berbuat banyak terhadap negara yang merupakan
pengabdiannya.
2) Pertahanan negara.
Pada umumnya negara-negara di seluruh dunia menginginkan perdamaian
dengan arti tidak menghendaki peperangan. Akan tetapi, tetap akan waspada
terhadap serangan-serangan, baik dari dalam negara itu sendiri maupun dari
luar negara. Oleh sebab itu, setiap negara menghabiskan beberapa persen dari
penghasilan atau anggaran pendapatan negara untuk membiayai angkatan
bersenjatanya (perangnya). Hal ini dalam rangka pertahanan keamanan negara
yang merupakan upaya kewaspadaan terhadap berbagai hal yang mungkin
terjadi.
3) Pemerintahan dalam negeri.
Prioritas pemerintahan dalam negeri ini merupakan hal yang sangat penting
dalam penyelenggaraan pemerintahan, di mana setiap negara harus
membenahi mekanismenya mulai dari pemerintahan yang paling rendah
(kelurahan, RW, RT) sampai dengan pemerintahan yang paling tinggi (pusat).
Kegiatan/aktivitas yang dilaksanakan secara timbal balik dalam rangka
pembenahan organisasi negara melalui aparat-aparatnya dilaksanakan, baik
secara rutin (routine) maupun secara persiapan (future). Kegiatan secara rutin
dilaksanakan dengan cara terus menerus, misalnya memelihara kesehatan
rakyat, memungut pajak, memelihara jalan, dan lain-lain sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Sementara itu, kegiatan secara persiapan (future)
dilaksanakan hanya sebagai antisipasi hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk
masa yang akan datang, misalnya kewaspadaan akan kemungkinan datangnya
serangan-serangan atau tantangan, baik dari dalam negara maupun dari luar
negara.

B. Tujuan Negara Pada abad ke-20

Pada umumnya di abad ini (abad 20) negara-negara di dunia menginginkan


adanya persahabatan antara bangsa bangsa, khususnya negara-negara yang merupakan
anggota PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), terlebih dengan adanya kesepakatan
bersama yang merupakan tujuan PBB (yang tertuang dalam Piagam PBB). Mereka
berupaya mengadakan perhubungan di berbagai bidang kehidupan masing-masing
bangsa.
Pada abad ini tentu lebih terarah dan berbeda tentang tujuan negara dari abad
sebelumnya, karena pada dasarnya abad ke-20 ini lebih mengutamakan kesejahteraan
rakyat dan kemakmuran. Kesejahteraan rakyat memperoleh tempat utama dalam hal
pendidikan, pengajaran maupun kebudayaan, kesehatan rakyat, dan sebagainya.
Sementara itu, kemakmuran memperoleh tempat utama dalam hal perekonomian yang
dapat dikaji dari penggalian sumber sumber kekayaan alam atau Sumber Daya Alam
(SDA) dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan pendapatan rakyat.
C. Tujuan Negara Menurut Pendapat Sarjana

Dalam uraian di bawah ini pendapat-pendapat para sarjana didasari atas beberapa
teori dalam penjelasan tentang tujuan negara, antara lain:

1. Teori Kekuasaan Negara


a) Menurut Shang Yang atau Lord Shang
Tujuan negara adalah pembentukan kekuasaan negara yang sebesar-besarnya
(semata-mata) karena itu disebut negara kekuasaan. Kemudian, untuk mencapai
kejayaan dari negara itu maka rakyat harus rela berkorban. Hal ini berarti bahwa
kepentingan orang perorangan diletakkan di bawah kepentingan bangsa dan negara
sehingga disebut negara diktator. Apabila orang menghendaki suatu negara yang kuat
atau berkuasa maka rakyat harus dilemahkan dan dimiskinkan. Namun sebaliknya,
jika orang menghendaki rakyat menjadi kuat dan kaya maka negara itu akan menjadi
lemah. Menurut Lord Shang, sebaliknya berkorbanlah "kebudayaan rakyat" untuk
kepentingan kebesaran negara. Kebudayaan yang dimaksud di sini adalah berupa hak-
hak asasi yang meliputi, adat, musik, nyanyian, riwayat, kebaikan, kesusilaan, hormat
pada orangtua, kewajiban persaudaraan, kejujuran, dan lain-lain. Saat tidak terdapat
hal-hal tersebut, maka raja akan dapat mengendalikan rakyat. Dengan demikian,
negara akan menjadi kuat dan berkuasa (kekuasaan ini terjadi di negara Cina sekitar
abad ke 4-5 SM).
b) Menurut Niccolò Machiavelli
Tujuan negara menurut beliau adalah sangat mirip dengan Lord Shang (Shang
Yang). Niccolò Machiavelli seorang sarjana dari Italia (lahir di Italia). Keadaan Italia
mirip dengan Cina pada saat itu tengah mengalami kekacauan. Tujuan negara adalah
mengusahakan terselenggaranya ketertiban, keamanan, dan ketenteraman. Hal ini
hanya akan dapat dicapai oleh pemerintahan seorang raja yang mempunyai kekuasaan
absolut (mutlak). Dalam hal ini, Machiavelli mempertegas bahwa pemerintah kadang-
kadang harus bersikap seperti singa terhadap rakyatnya supaya rakyat takut kepada
pemerintah dan juga harus bersikap sebagai kancil yang cerdas untuk menguasai
rakyat.
Berdasarkan dua pendapat tentang teori kekuasaan tersebut sedikit ada
perbedaan, bahwa Machiavelli lebih lunak dan memerhatikan nasib rakyat. Menurut
Lord Shang kekuasaan negara mutlak untuk negara, sedangkan Niccolò Machiavelli
berpendapat kekuasaan negara juga berniat untuk mencapai kemakmuran bersama
antara negara dan rakyat. Walaupun pada pelaksanaannya rakyat ditindas dengan
keras dalam hal perlawanan terhadap negara dan pemerintah.

2. Teori Jaminan Atas Hak dan Kebebasan


Teori ini meliputi beberapa jenis teori-teori yang pada dasarnya tujuan negara
memikirkan jaminan atas hak dan kebebasan rakyat, antara lain:
a) Teori Negara Hukum
Hal ini dikemukakan oleh Krabbe (seorang sarjana Belanda) yang berpendapat
bahwa tujuan negara adalah menyelenggarakan ketertiban hukum. Dalam negara
hukum segala kekuasaan dari alat-alat pemerintahannya didasarkan atas hukum.
Semua orang tanpa kecuali harus tunduk dan taat kepada hukum, hanya hukumlah
yang berkuasa dalam negara itu (government not by man, but law - the rule of
law). Apa pun yang akan terjadi, keadilan hukum harus ditegakkan. Rakyat tidak
boleh bertindak sendiri, semau-maunya, dan bertentangan dengan hukum
(dilarang menjadi hakim sendiri). Di dalam negara hukum hak-hak rakyat dijamin
sepenuhnya oleh negara, sebaliknya rakyat berkewajiban pula mematuhi seluruh
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dari negara itu. Dalam negara hukum
harus memerhatikan tiga hal yang paling pokok, yaitu terdapat pembatasan
kekuasaan, asas legalitas, dan hak asasi manusia.3
b) Teori Perjanjian Rakyat
Immanuel Kant mengemukakan pendapatnya melalui teori ini tentang tujuan
negara. Teori ini dilatarbelakangi pandangan bahwa semua orang mempunyai hak
untuk merdeka dan sederajat sejak lahir, Berdasarkan hal tersebut Kant
berpendapat bahwa tujuan negara adalah melindungi sekaligus menjamin
ketertiban hukum agar hak maupun kemerdekaan warga negara terbina dan
terpelihara. Oleh sebab itu, perlu dibentuk negara hukum. Lalu perumusan hukum
dalam bentuk perundang- undangan dan itu merupakan penjelmaan kehendak
umum dari seluruh warga negara maupun pemerintah, Dalam hal ini warga negara
perlu menaati hukum yang dibuat berdasarkan persetujuan warga negara, tersebut.
Guna menjamin terpeliharanya tujuan negara, yaitu guna membentuk dan
memelihara, hak maupun kebebasan warga negara, Immanuel Kant menyetujui
asas pemisahan kekuasaan ke dalam potestas legistatora, rectorica et yudiciarig
(kekuasaan pembuat, pelaksanaan, dan pengawag hukum).
c) Teori Negara Kesejahteraan (Welfare State)
Kranenburg berpendapat bahwa tujuan negara adalah mewujudkan
kesejahteraan umum. Dalam hal ini negara dipandang sebagai alat belaka yang
dibentuk manusia untuk mencapai tujuan bersama kemakmuran, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat negara itu. Kesejahteraan itu meliputi bidang bidang
yang sangat luas. Oleh karena itu, lebih tepat jika tidak disebut tujuan negara,
melainkan tujuan: tujuan negara. Tujuan negara itu tercermin dalam berbagai
tujuan departemen atau kementerian negara, misalnya meningkatkan
kesejahteraan rakyat, memajukan kebudayaan maupun ilmu pengetahuan,
memajukan perhubungan sekaligus kepariwisataan, dan meningkatkan pertahanan
serta keamanan: Beliau mempertegas lagi bahwa pelaksanaan tujuan negara harus
dilandasi oleh keadilan, artinya harus diupayakan secara merata dan seimbang,
jangan sampai hanya akan menguntungkan golongan tertentu saja.

D. Tujuan Negara Dalam Perspektif Islam

3
Didi Nazmi Yunas, Konsepsi Negara Hukum, Angkasa Raya, 1992, hlm 23
Menurut Yusuf al-Qaradhawi bentuk negara Islam dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemaslahatan masyarakat, sehingga dapat memilih bentuk apa saja dari
bentuk-bentuk negara yang berjalan di dunia. Akan tetapi bentuk yang paling ideal
menurutnya adalah sebuah Negara Islam yang berbentuk khilafah seperti yang pernah
dipraktekkan oleh Khilafah yang empat. Bisa bentuknya seperti Negara federal atau
republik, tetapi harus dibawah panji khilafah. Yusuf al-Qaradhawimenyatakan bahwa ada
empat tujuan negara Islam yaitu : Pertama, Pemerintahan Islam tidak bertujuan untuk
menguasai lahir batin, tetapi untuk memelihara dan melindungi rakyat. Kedua,
menunaikan amanat kepada pemiliknya. Ketiga, menegakan keadilan bagi ummat
manusia. Keempat, mengokohkan agama di muka bumi sebagai tujuan yang paling utama
dengan menanamkan akidah, mengakan hudud dan mengaplikasikan hukum dan pesan-
pesannya.

E. Fungsi Negara Menurut Teori

a) Teori Anarkisme
Secara harfiah anarkis berasal dari bahasa Yunani, an artinya tidak; archein
artinya pemerintah (kekuasaan). Jadi, artinya tanpa pemerintahan atau tanpa
kekuasaan. Paham ini menolak adanya negara dan pemerintahan karena menurut
anggapannya bahwa kodrat manusia adalah baik bijaksana. Atas dasar paham
tersebut itu kaum anarkis berpendapat bahwa manusia tidak memerlukan negara
dan pemerintah yang diperlengkapi oleh alat-alat paksaan untuk menjamin
keamanan maupun ketertiban masyarakat4.
Fungsi-fungsi negara dan pemerintahan dapat juga diselenggarakan oleh
perhimpunan-perhimpunan yang dibentuk secara sukarela tanpa alat-alat paksaan,
tanpa polisi, dan terutama sekali tanpa alat hukum ataupun pengadilan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dianalisis bahwa teori anarkisme ini
mengehendaki masyarakat yang bebas tanpa organisasi-organisasi dan paksaan
yang mengekang kebebasan individu, di mana hal ini semuanya ada di dalam
suatu masyarakat. Dengan demikian, menurut teori ini fungsi negara bagi
masyarakat tidak begitu bermanfaat.
b) Teori Individualisme
Teori individualisme merupakan teori yang mengatakan bahwa fungsi negara
memelihara ataupun mempertahankan keamanan maupun ketertiban individu dan
masyarakat. Di dalam usaha menjamin keamanan dan ketertiban itu, negara
menjalankan fungsinya sebagai seorang penjaga malam.
Oleh sebab itu, janganlah negara sekali-sekali melampaui fungsinya sebagai
penjaga malam, karena hal itu berarti bahwa negara memasuki bidang kehidupan
individu yang terlarang bagi negara.
c) Teori Sosialisme
Sosialisme diartikan semua kegiatan sosial yang menghendaki campur tangan
pemerintah yang seluas mungkin dalam bidang perekonomian. Sosialisme
4
Raulo Naning Cats, the Negur, Liberty, Yogjakarta, 1983, hlm 14
menghendaki penguasaan bersama dari semua alat-alat produksi dan perluasan
aktivitas negara sampai di bidang perekonomian yang sekecil-kecilnya.
Fungsi negara harus diperluas sedemikian rupa hingga tiada lagi aktivitas
sosial yang tidak diselenggarakan oleh negara. Semua aktivitas negara ditujukan
kepada pemenuhan kesejahteraan bersama. Artinya, menurut teori ini berangapan
bahwa negara sebagai organisasi yang dapat mewujudkan cita-cita sosialistis dan
sebagai faktor positif dalam penyelenggaraan kesejahteraan umat manusia.
d) Teori Komunisme
Komunisme sebenarnya hanyalah merupakan salah satu bentuk ilmiah dari
sosialisme dan sudah merupakan "isme" karena telah dianut (dengan rela/tidak)
oleh kurang lebih setengah dari penduduk bumi kita.
Teori komunisme bertujuan memperluas fungsi negara dan menuntut
penguasaan bersama dari alat-alat produksi. Teori ini dapat disimpulkan bahwa
sifatnya revolusioner dan membenarkan tercapainya tujuan-tujuan negara dengan
jalan revolusi, sehingga dalam pelaksanaan programnya pada penghapusan semua
hak milik partikelir.
e) Teori Sindikalisme
Sindikalisme berasal dari bahasa Prancis "syndikat yang berarti serikat kerja.
Artinya, sebagai gerakan buruh yang bersifat politis dapat memengaruhi dan
menguasai gerakan gerakan serikat sekerja Prancis.
Sindikalisme juga mempunyai tujuan-tujuan yang sosialis, tetapi bukan
sosialisme kenegaraan, melainkan sosialisme serikat sekerja. Dalam ajaran
sindikalisme buruhlah pemeran pentingnya dan bukan negara yang memainkan
peranan utama.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi Negara menurut
sindikalisme menganjurkan campur tangan dalam semua bidang dan pengguasaan
alat-alat produksi oleh serikat sekerja.
f) Teori Guild Socialism
Guild socialism adalah suatu ajaran pemerintahan di mana badan-badan
koperasi umum akan menguasai alat-alat produksi dan menyelenggarakan tugas-
tugas kenegaraan dalam bidang kesejahteraan.
Guild socialism bersifat sosialistik karena menuntut pengambilalihan semua
alat-alat produksi dari tangan kaum kapitalis, alat-alat produksi mana akan
dikuasai, dan kemudian koperasi-koperasi umum harus bersifat otonom Melalui
jalan itulah guild socialism bertujuan menciptakan "demokrasi fungsional".
g) Teori Facisme
Istilah "facisme" berasal dari kata "facio" yang berarti kelompok/kumpulan.
Fasisme adalah suatu idiologi yang sangat menentang demokrasi dan kebebasan
rakyat. Oleh karena kedua hal ini dianggap merusak persatuan rakyat, paham ini
berdasarkan atas anggapan bahwa di dunia ini ada bangsa istimewa yang harus
memimpin bangsa-bangsa lain. Pimpinan negara harus dipegang oleh seorang
pemimpin (Jerman/Italia) yang memegang seluruh kekuasaan.
h) Teori Kolektivisme Empiris
Istilah ini dipergunakan oleh kedua sarjana wanita bernama Jocobson maupun
Lipman untuk menunjukkan tendensi-tendensi umum yang terdapat di Amerika
Serikat dan negara-negara industri lainnya mengenai fungsi negara.
Teori ini dikatakan "empiris" karena didasarkan atas pengalaman dan
dikatakan "kolektivis" karena berusaha memajukan kesejahteraan kolektif dengan
menyediakan jasa-jasa yang tidak bisa diberikan oleh usaha-usaha swasta.
Tujuan Negara menurut beliau adalah memelihara ketertiban, memajukan
kesejahteraan individu sekaligus umum, serta mempertinggi moralitas.

F. Fungsi Negara Menurut para sarjana

a) Fungsi Negara Menurut Mac Iver Mac Iver


Mac Iver adalah seorang ahli sosiolog yang membicarakan hubungan erat
antara masyarakat dan negara. Dalam bukunya "The Modern State" (1926),
dikatakan bahwa fungsi yang esensial adalah memelihara ketertiban dan
menghormati kepribadian warga negara.
Lapangan aktivitas negara dibatasi pada penciptaan, artinya bergeraknya
fungsi-fungsi negara tergantung pada syarat-syarat hidup yang diinginkan oleh
warga negaranya.
b) Fungsi Negara Menurut Jacobsen G.A. dan Lipman M.H.
Fungsi negara menurut beliau dibedakan atas tiga macam, yaitu:
a. Fungsi-fungsi esensial (essential function), adalah fungsi yang diperlukan
demi kelanjutan negara yang meliputi, antara lain:
1. Memelihara angkatan perang untuk mempertahankan serangan dari
luar atau menindas pergolakan dalam negeri.
2. Memelihara angkatan kepolisian untuk memberantas kejahatan. c.
Memelihara pengadilan untuk mengadili pelanggar hukum.
3. Mengadakan hubungan dengan luar negeri.
4. Mengadakan pemungutan pajak dan sebagainya.
b. Fungsi-fungsi jasa (service function), adalah aktivitas yang mungkin tidak
akan ada apabila tidak diselenggarakan oleh negara. Tergolong sebagai fungsi-
fungsi jasa, antara lain pemeliharaan fakir miskin, pembangunan jalan jalan,
jembatan-jembatan, dan sebagainya.
c. Fungsi-fungsi perniagaan (business functions)
Fungsi ini dapat dilaksanakan oleh individu (perseorangan) dengan tujuan
memperoleh keuntungan. Apabila fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan oleh
negara, maka hal ini didasarkan atas pertimbangan pertimbangan tertentu,
misalnya karena modal swasta tidak ada/tidak mencukupi atau negara ingin
memperluas penyelenggaraan fungsi-fungsi di seluruh wilayah.
c) Fungsi Negara Menurut Lloyd Vernon Ballard
Fungsi negara menurut beliau adalah menciptakan syarat-syarat maupun
hubungan-hubungan memuaskan dan konstruktif bagi semua warga negara.
Fungsi-fungsi negara menurut Ballard ditinjau secara sosiologis dapat
dimasukkan ke dalam 4 (empat) golongan, yaitu:
1. Social conservation, yakni nilai-nilai sosial yang sangat penting bagi suatu
tertib politik dan sosial. Misalnya mempergiattata tertib intern denganjalan
menyelesaikan pertikaian-pertikaian antara warga negara.
2. Social control, yaitu mendamaikan, menyesuaikan, dan mengoordinir
sikap kelompok-kelompok yang berselisih / bersaing. Misalnya pertahanan
terhadap agresi ekstern, penyelenggaraan keadilan sosial, dan lain-lain.
3. Social ameliration, yaitu fungsi untuk menertibkan kelompok-kelompok
yang dirugikan, misalnya usahausaha meniadakan kemiskinan atau
pemeliharaan orangorang cacat.
4. Social improvement, yaitu perluasan-perluasan bidang hidup dari segenap
kelompok, misalnya pengajaran, penyelidikan-penyelidikan ilmiah, dan
research.5
Berdasarkan uraian yang panjang mengenai tujuan dan fungsi negara, baik
melalui beberapa teori-teori maupun pendapat-pendapat para sarjana,
dengan jelas dapat diketahui bahwa kedua pengertian antara tujuan dan
fungsi negara adalah sama (sinonim). Alasannya karena keduanya tidak
dapat terpisah satu dengan yang lain walaupun sebenarnya mempunyai
perbedaan yang nyata (real). Perbedaan tersebut adalah mengutamakan
adanya

G. Fungsi Negara Menurut Islam

5
Max Iver, Negara Modern, Aksara Baru, Jakarta, 1980, hlm. 85
Negara islam adalah negara yang dipimpin oleh seorang khalifah yang
menerapkan hukum syara’. Negara islam merupakan kekuatan politik praktis yang
berfungsi untuk menerapkan dan memberlakukan hukum-hukum islam, serta
mengemban dakwah islam ke seluruh dunia sebagai sebuah risalah dengan dakwah
dan jihad. Negara islam inilah satu-satunya thariqah (metode) yang dijadikan oleh
islam untuk menerapkan sistem dan hukum-hukumnya secara menyeluruh dalam
kehidupan dan masyarakat. Inilah yang merupakan pilar islam di hidup dan matinya
di dalam kehidupannya.
Tanpa adanya negara islam, eksistensi islam sebagai sebuah ideologi serta sistem
kehidupan akan menjadi pudar, yang ada hanyalah islam sebagai upacara ritual serta
sifat-sifat akhlaq semata. Negara islam hanya berdiri di atas landasan aqidah islam,
dan aqidah islam inilah yang menjadi asasnya. Secara syar’i islam, dalam keadaan
apapun, tidak boleh terlepas dari negara. Negara islam tidak mentolelir konsep
demokrasi, konsep nasionalisme dan konsep patriotisme untuk kemudian diadopsi
dalam tubuh negara islam. Karena bukan konsep yang lahir dari aqidah islam dan
pemahaman-pemahamannya pun bertentangan dengan aqidah islam.
Begitu pula dengan struktur negara islam tidak terdapat kementrian sebagaimana
dalam tradisi pemahaman demokrasi, seperti pemahaman kekaisaran, monarchi,
ataupun republik. Karena semuanya itu tidak dilahirkan dari aqidah islam dan
bertentangan dengan aqidah islam. Dengan dijadikannya aqidah islam sebagai
landasan negara islam, maka mengharuskan undang-undang dasarnya serta
perundangan-undangan yang lain harus digali dari kitabullah (Al-Qur’an Karim) serta
sunnah Rasulullah (Hadits Shahih). Allah SWT telah memerintahkan kepada para
penguasa agar menerapkan hukum sesuai dengan apa yang diturunkan oleh Allah
SWT kepada Rasul-Nya
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa negara yaitu organisasi disuatu
wilayah yang mempunyai tujuan untuk kesejahteraan umum, dimana semua hubungan
individu dan sosialnya dalam hidup sehari-hari diatur dan dilaksanakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan serta suatu Negara mempunyai unsur dan sifat. Tiap
Negara mempunyai fungsi dan tujuan. Fungsi tanpa tujuan itu “MUSTAHIL”.

B. Saran

Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan apakah fungsi dan tujuan Negara yang
sudah di tetapkan berjalan dengan baik di dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.
Abu Daud Busroh Ilmu Negara (Jakarta: Bumi Aksara.1993).
Harold J. Laski, The State in Theory and Practice (New York : The Viking Press, 1947).
H.H. Gerth and C. Wright Mills, trans., eds and introduction, From Max Weber : Essays
in Sociology (New York : Oxford University Press, 1958).
Charles E. Merrian, Systematic politics (Chicago : University of Chicago Press, 1947).
Soehino. 2005. Ilmu Negara. Yogyakarta: Liberty.

Anda mungkin juga menyukai