Kel 1 Tujuan Negara
Kel 1 Tujuan Negara
TUJUAN NEGARA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Negara
Dosen Pengampu : Tri Nur Hayati,M.H
Disusun Oleh :
Dinda Novita Sari 2102016141
Ihsan Syifaul Afwa 2102016152
Tiara Rizki Febriana 2102016163
Aulia Shulha Qotrunnada 2102016176
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Ilmu Negara.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna
bagi agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami
penyusun umumnya para pembaca makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Tujuan Negara Sebelum dan Sesudah abad ke-19 s.d-20.....................................................5
C. Tujuan Negara Menurut Pendapat Sarjana..........................................................................7
D. Tujuan Negara Dalam Perspektif Islam................................................................................9
E. Fungsi Negara Menurut Teori................................................................................................9
F. Fungsi Negara Menurut para sarjana..................................................................................11
G. Fungsi Negara Menurut Islam..........................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
A. Kesimpulan............................................................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara dapat dipandang sebagai suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki
kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Dalam pengertian yang lain, negara
didefinisikan sebagai alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan
dalam masyarakat. Kita dapat juga menyebut negara sebagai suatu wilayah yang terdiri dari
penduduk yang diperintah untuk mencapai satu kedaulatan.
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu
wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat
lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal
lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu
berada.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Menurut Aristoteles, bahwa menekankan hal-hal etis yaitu hidup baik, dengan
bimbingan dan pembinaan yang baik (istri, suami, ibu, atau bapak yang baik).
Pada dasarnya bertitik tolak dari hal-hal yang etis, diharapkan semua warga
negara bersifat, berwatak, dan berbuat yang baik. Itulah yang merupakan tujuan
negara.
Menurut John Lock, berpendapat bahwa dengan pembentukan "political or civil
society" maka manusia itu tidak melepaskan semua hak alamiah yang ada
padanya. Dengan demikian, tujuan negara tiada lain adalah memelihara maupun
menjamin hak hak alamiah yang masih tersisa, yaitu hak hidup, hak merdeka, dan
hak atas harta benda sendiri1 Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa
tujuan negara itu untuk melindungi sebagian dari hak manusia sebagai makhluk
sosial yang akan dapat memenuhi kebutuhannya.
Menurut Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, berpendapat bahwa
keserbagunaan negara itu untuk mencapai dan menjamin kebahagiaan sebanyak
banyaknya. Perumusan ini banyak digunakan di bidang politik yang berkaitan
dengan berbagai bidang-bidang lain menyangkut dengan kebahagiaan yang
dicapai sebanyak-banyaknya oleh negara tersebut.2
2. Tujuan Negara Sesudah Abad ke-19 sampai Abad ke-20
Sesuai dengan tuntutan zaman yakni dengan kemajuan umat manusia di dunia,
sehingga pola pikir manusia pun secara otomatis lebih maju dan tuntutan
kebutuhannya pun tetap akan menyesuaikan. Manusia akan memenuhi kebutuhan
yang sangat kompleks/sangat beraneka ragam, tetapi manusia selalu membuat
suatu prioritas kebutuhan hidup yang dapat mengutamakan berbagai hal, yaitu :
1
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, PT Bumi Aksara, Jakarta 2006, hlm. 86
2
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Sun, Jakarta, 2002, hlm. 97
1) Keamanan/ketertiban atau ketenteraman umum.
Prioritas ini diupayakan untuk menjamin keselamatan jiwa dan harta benda
yang memungkinkan sekaligus mendorong kesibukan para warga negaranya.
Oleh sebab itu, warga negara merasa aman dan terlindungi sehingga merasa
terpanggil untuk berbuat banyak terhadap negara yang merupakan
pengabdiannya.
2) Pertahanan negara.
Pada umumnya negara-negara di seluruh dunia menginginkan perdamaian
dengan arti tidak menghendaki peperangan. Akan tetapi, tetap akan waspada
terhadap serangan-serangan, baik dari dalam negara itu sendiri maupun dari
luar negara. Oleh sebab itu, setiap negara menghabiskan beberapa persen dari
penghasilan atau anggaran pendapatan negara untuk membiayai angkatan
bersenjatanya (perangnya). Hal ini dalam rangka pertahanan keamanan negara
yang merupakan upaya kewaspadaan terhadap berbagai hal yang mungkin
terjadi.
3) Pemerintahan dalam negeri.
Prioritas pemerintahan dalam negeri ini merupakan hal yang sangat penting
dalam penyelenggaraan pemerintahan, di mana setiap negara harus
membenahi mekanismenya mulai dari pemerintahan yang paling rendah
(kelurahan, RW, RT) sampai dengan pemerintahan yang paling tinggi (pusat).
Kegiatan/aktivitas yang dilaksanakan secara timbal balik dalam rangka
pembenahan organisasi negara melalui aparat-aparatnya dilaksanakan, baik
secara rutin (routine) maupun secara persiapan (future). Kegiatan secara rutin
dilaksanakan dengan cara terus menerus, misalnya memelihara kesehatan
rakyat, memungut pajak, memelihara jalan, dan lain-lain sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Sementara itu, kegiatan secara persiapan (future)
dilaksanakan hanya sebagai antisipasi hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk
masa yang akan datang, misalnya kewaspadaan akan kemungkinan datangnya
serangan-serangan atau tantangan, baik dari dalam negara maupun dari luar
negara.
Dalam uraian di bawah ini pendapat-pendapat para sarjana didasari atas beberapa
teori dalam penjelasan tentang tujuan negara, antara lain:
3
Didi Nazmi Yunas, Konsepsi Negara Hukum, Angkasa Raya, 1992, hlm 23
Menurut Yusuf al-Qaradhawi bentuk negara Islam dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemaslahatan masyarakat, sehingga dapat memilih bentuk apa saja dari
bentuk-bentuk negara yang berjalan di dunia. Akan tetapi bentuk yang paling ideal
menurutnya adalah sebuah Negara Islam yang berbentuk khilafah seperti yang pernah
dipraktekkan oleh Khilafah yang empat. Bisa bentuknya seperti Negara federal atau
republik, tetapi harus dibawah panji khilafah. Yusuf al-Qaradhawimenyatakan bahwa ada
empat tujuan negara Islam yaitu : Pertama, Pemerintahan Islam tidak bertujuan untuk
menguasai lahir batin, tetapi untuk memelihara dan melindungi rakyat. Kedua,
menunaikan amanat kepada pemiliknya. Ketiga, menegakan keadilan bagi ummat
manusia. Keempat, mengokohkan agama di muka bumi sebagai tujuan yang paling utama
dengan menanamkan akidah, mengakan hudud dan mengaplikasikan hukum dan pesan-
pesannya.
a) Teori Anarkisme
Secara harfiah anarkis berasal dari bahasa Yunani, an artinya tidak; archein
artinya pemerintah (kekuasaan). Jadi, artinya tanpa pemerintahan atau tanpa
kekuasaan. Paham ini menolak adanya negara dan pemerintahan karena menurut
anggapannya bahwa kodrat manusia adalah baik bijaksana. Atas dasar paham
tersebut itu kaum anarkis berpendapat bahwa manusia tidak memerlukan negara
dan pemerintah yang diperlengkapi oleh alat-alat paksaan untuk menjamin
keamanan maupun ketertiban masyarakat4.
Fungsi-fungsi negara dan pemerintahan dapat juga diselenggarakan oleh
perhimpunan-perhimpunan yang dibentuk secara sukarela tanpa alat-alat paksaan,
tanpa polisi, dan terutama sekali tanpa alat hukum ataupun pengadilan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dianalisis bahwa teori anarkisme ini
mengehendaki masyarakat yang bebas tanpa organisasi-organisasi dan paksaan
yang mengekang kebebasan individu, di mana hal ini semuanya ada di dalam
suatu masyarakat. Dengan demikian, menurut teori ini fungsi negara bagi
masyarakat tidak begitu bermanfaat.
b) Teori Individualisme
Teori individualisme merupakan teori yang mengatakan bahwa fungsi negara
memelihara ataupun mempertahankan keamanan maupun ketertiban individu dan
masyarakat. Di dalam usaha menjamin keamanan dan ketertiban itu, negara
menjalankan fungsinya sebagai seorang penjaga malam.
Oleh sebab itu, janganlah negara sekali-sekali melampaui fungsinya sebagai
penjaga malam, karena hal itu berarti bahwa negara memasuki bidang kehidupan
individu yang terlarang bagi negara.
c) Teori Sosialisme
Sosialisme diartikan semua kegiatan sosial yang menghendaki campur tangan
pemerintah yang seluas mungkin dalam bidang perekonomian. Sosialisme
4
Raulo Naning Cats, the Negur, Liberty, Yogjakarta, 1983, hlm 14
menghendaki penguasaan bersama dari semua alat-alat produksi dan perluasan
aktivitas negara sampai di bidang perekonomian yang sekecil-kecilnya.
Fungsi negara harus diperluas sedemikian rupa hingga tiada lagi aktivitas
sosial yang tidak diselenggarakan oleh negara. Semua aktivitas negara ditujukan
kepada pemenuhan kesejahteraan bersama. Artinya, menurut teori ini berangapan
bahwa negara sebagai organisasi yang dapat mewujudkan cita-cita sosialistis dan
sebagai faktor positif dalam penyelenggaraan kesejahteraan umat manusia.
d) Teori Komunisme
Komunisme sebenarnya hanyalah merupakan salah satu bentuk ilmiah dari
sosialisme dan sudah merupakan "isme" karena telah dianut (dengan rela/tidak)
oleh kurang lebih setengah dari penduduk bumi kita.
Teori komunisme bertujuan memperluas fungsi negara dan menuntut
penguasaan bersama dari alat-alat produksi. Teori ini dapat disimpulkan bahwa
sifatnya revolusioner dan membenarkan tercapainya tujuan-tujuan negara dengan
jalan revolusi, sehingga dalam pelaksanaan programnya pada penghapusan semua
hak milik partikelir.
e) Teori Sindikalisme
Sindikalisme berasal dari bahasa Prancis "syndikat yang berarti serikat kerja.
Artinya, sebagai gerakan buruh yang bersifat politis dapat memengaruhi dan
menguasai gerakan gerakan serikat sekerja Prancis.
Sindikalisme juga mempunyai tujuan-tujuan yang sosialis, tetapi bukan
sosialisme kenegaraan, melainkan sosialisme serikat sekerja. Dalam ajaran
sindikalisme buruhlah pemeran pentingnya dan bukan negara yang memainkan
peranan utama.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi Negara menurut
sindikalisme menganjurkan campur tangan dalam semua bidang dan pengguasaan
alat-alat produksi oleh serikat sekerja.
f) Teori Guild Socialism
Guild socialism adalah suatu ajaran pemerintahan di mana badan-badan
koperasi umum akan menguasai alat-alat produksi dan menyelenggarakan tugas-
tugas kenegaraan dalam bidang kesejahteraan.
Guild socialism bersifat sosialistik karena menuntut pengambilalihan semua
alat-alat produksi dari tangan kaum kapitalis, alat-alat produksi mana akan
dikuasai, dan kemudian koperasi-koperasi umum harus bersifat otonom Melalui
jalan itulah guild socialism bertujuan menciptakan "demokrasi fungsional".
g) Teori Facisme
Istilah "facisme" berasal dari kata "facio" yang berarti kelompok/kumpulan.
Fasisme adalah suatu idiologi yang sangat menentang demokrasi dan kebebasan
rakyat. Oleh karena kedua hal ini dianggap merusak persatuan rakyat, paham ini
berdasarkan atas anggapan bahwa di dunia ini ada bangsa istimewa yang harus
memimpin bangsa-bangsa lain. Pimpinan negara harus dipegang oleh seorang
pemimpin (Jerman/Italia) yang memegang seluruh kekuasaan.
h) Teori Kolektivisme Empiris
Istilah ini dipergunakan oleh kedua sarjana wanita bernama Jocobson maupun
Lipman untuk menunjukkan tendensi-tendensi umum yang terdapat di Amerika
Serikat dan negara-negara industri lainnya mengenai fungsi negara.
Teori ini dikatakan "empiris" karena didasarkan atas pengalaman dan
dikatakan "kolektivis" karena berusaha memajukan kesejahteraan kolektif dengan
menyediakan jasa-jasa yang tidak bisa diberikan oleh usaha-usaha swasta.
Tujuan Negara menurut beliau adalah memelihara ketertiban, memajukan
kesejahteraan individu sekaligus umum, serta mempertinggi moralitas.
5
Max Iver, Negara Modern, Aksara Baru, Jakarta, 1980, hlm. 85
Negara islam adalah negara yang dipimpin oleh seorang khalifah yang
menerapkan hukum syara’. Negara islam merupakan kekuatan politik praktis yang
berfungsi untuk menerapkan dan memberlakukan hukum-hukum islam, serta
mengemban dakwah islam ke seluruh dunia sebagai sebuah risalah dengan dakwah
dan jihad. Negara islam inilah satu-satunya thariqah (metode) yang dijadikan oleh
islam untuk menerapkan sistem dan hukum-hukumnya secara menyeluruh dalam
kehidupan dan masyarakat. Inilah yang merupakan pilar islam di hidup dan matinya
di dalam kehidupannya.
Tanpa adanya negara islam, eksistensi islam sebagai sebuah ideologi serta sistem
kehidupan akan menjadi pudar, yang ada hanyalah islam sebagai upacara ritual serta
sifat-sifat akhlaq semata. Negara islam hanya berdiri di atas landasan aqidah islam,
dan aqidah islam inilah yang menjadi asasnya. Secara syar’i islam, dalam keadaan
apapun, tidak boleh terlepas dari negara. Negara islam tidak mentolelir konsep
demokrasi, konsep nasionalisme dan konsep patriotisme untuk kemudian diadopsi
dalam tubuh negara islam. Karena bukan konsep yang lahir dari aqidah islam dan
pemahaman-pemahamannya pun bertentangan dengan aqidah islam.
Begitu pula dengan struktur negara islam tidak terdapat kementrian sebagaimana
dalam tradisi pemahaman demokrasi, seperti pemahaman kekaisaran, monarchi,
ataupun republik. Karena semuanya itu tidak dilahirkan dari aqidah islam dan
bertentangan dengan aqidah islam. Dengan dijadikannya aqidah islam sebagai
landasan negara islam, maka mengharuskan undang-undang dasarnya serta
perundangan-undangan yang lain harus digali dari kitabullah (Al-Qur’an Karim) serta
sunnah Rasulullah (Hadits Shahih). Allah SWT telah memerintahkan kepada para
penguasa agar menerapkan hukum sesuai dengan apa yang diturunkan oleh Allah
SWT kepada Rasul-Nya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa negara yaitu organisasi disuatu
wilayah yang mempunyai tujuan untuk kesejahteraan umum, dimana semua hubungan
individu dan sosialnya dalam hidup sehari-hari diatur dan dilaksanakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan serta suatu Negara mempunyai unsur dan sifat. Tiap
Negara mempunyai fungsi dan tujuan. Fungsi tanpa tujuan itu “MUSTAHIL”.
B. Saran
Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan apakah fungsi dan tujuan Negara yang
sudah di tetapkan berjalan dengan baik di dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA