Kel 4 Tipe Negara
Kel 4 Tipe Negara
Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala Atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tipe – Tipe Negara”
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Negara, selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang jenis dan ciri – ciri negara.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tri Nurhayati,M.H. sebagai dosen
pengampu di mata kuliah ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tipe negara ialah suatu penggolongan negara yang tidak mempunyai batas – batas
yang tegas. Ini berbeda dengan klasifikasi negara atas bentuk – bentuk tertentu, misalnya
bentuk negara (kesatuan/federasi) dan bentuk pemerintahan (kerajaan /republik) dimana
batas – batas dan ukurannya cukup tegas sehingga mudah dikenali. Bentuk atau
tipe negara adalah merupakan batas antara peninjauan secara sosiologis dan peninjauan
secara yuridis mengenai negara. Peninjauan secara sosiologis jika negara dilihat secara
keseluruhan (ganzhit) tanpa melihat strukturnya, sedangkan secara yuridis jika negara
atau peninjauan dilihat dari strukturnya.
Pembahasan mengenai tipe – tipe negara dalam ilmu negara ini dirasa sangat
penting mengingat kajian negara pasti akan menelaah secara mendalam atas bagaimana
model negara dalam masa kemasa. Adanya model tersebut yang kemudian
melatarbelakangi timbul dan lahirnya tipe – tipe negara. Baik tipe negara pada era
modern maupun era yunani kuno, maupun prediksi atas munculnya negara dengan model
baru pada masa yang akan datang. Sebelum Plato mengemukakan ajarannya tentang
bentuk – bentuk negara, didahului dengan mengemukakan suatu pertanyaan. Ilmu negara
itu pertama-tama harus mengemukakan suatu soal yang bersifat kesusilaan, keadilan agar
manusia dapat mencapai kebahagiaan.1 Tipe negara abad kejayaan ini telah menjadi
sejarah karena mempunyai cirinya tersendiri. Kita bisa mengulas sebuah konsep bahwa
negara itu adalah sistem yang betul – betul berkuasa terhadap kehidupan seluruh yang
ada di dalamnya demi mesejahterakan rakyatnya. Tipe negara abad pertengahan pada
zaman ini dikenal dengan hukum pedata dan diterima sebagai dasar-dasar bernegara pada
pertengahan. Tipe negara dapat dibagi sesuai dengan ciri pokok yang dominan dari suatu
negara dalam sejarah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Sebutkan pengertian tipe negara oleh padmo wahjono?
1
Moh. Koesnardi, SH Dan Bintan Saragih, SH., " Ilmu Negara", CeL 2. (Jakarta: Gaya Medan
Pratama, 1988), hal. 126.
2. Jelaskan tipe negara berdasarkan sejarah perkembangan negara?
3. Jelaskan tipe negara menurut hukum atau dari segi tujuan negara?
4. Apa yang dimaksud dengan strong state dan soft state oleh Myrdal?
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ari Wahyudi Hertanto, "Tinjauan Umum Tentang Konstitusi dan Kedaulatan di Indonesia".
Cara-cara memakmurkan dilaksanakan secara absolut oleh pemerintah negara (Negara
dalam status positif), sehingga tipe ini cenderung disebut Monarki Absolut.
a) Monarkhi mutlak (absolut) ialah seluruh kekuasaan dan wewenang tidak terbatas
(kekuasaan mutlak). Perintah raja merupakan undang – undang yang harus
dilaksanakan. Kehendak raja adalah kehendak rakyat.
b) Monarkhi konstitusional ialah monarkhi yang di mana kekuasaan raja itu
dibatasi oleh suatu konstitusi (UUD). Raja tidak boleh berbuat sesuatu yang
bertentangan dengan konstitusi dan segala perbuatannya harus berdasarkan dan
sesuai dengan isi konstitusi.
c) Monarkhi parlementer ialah suatu monarkhi yang di mana terdapat suatu
parlemen (DPR), terhadap dewan di mana para menteri, baik perseorangan
maupun secara keseluruhan bertanggung jawab sepenuhnya.
2. Negara Yunani Kuno
Tipe negara yunani kuno ini bersifat aristokrasi, pemerintahan oleh ristokrat
(cendikiawan), tipe ini mempunyai bentuk negara kota (city state) negaranya kecil
hanya satu kota saja dan dilingkari oleh benteng pertahanan dan penduduknya
sedikit, pemerintahannya bersifat demokrasi langsung (musyawarah). Ciri utama
negara yunani kuno adalah sebagai berikut:
a) Cikal bakal negara demokrasi yang dikenal sebagai “Negara Kota” Polis – Polis
dan diberlakukan sistem demokrasi langsung.
b) Dikatakan demokrasi karena dia sangat diakui bahwa manusia adalah makhluk
politik (zoon politicon), tiap individu terlibat aktif dalam diskusi tentang
pemerintahan.
3
Saputra, Wahyu. Perkembangan Tipe-Tipe Negara. (online) tersedia di:
http//www.academia.edu/4713298/PERKEMBANGAN_TIPE-TIPE_NEGARA.
4
Moh. Koesnardi, SH Dan Harmaily Ibrahim, SH, "Pcngantar Hukum Tata Negara Indonesia" ,
Cet.2 , (Jakarta: Pusat Studi HTN, FH UI, 1976), hal. 75 .
c) Penguasa atau pemerintah baru dari kalangan orang – orang pintar (aristokrasi)
dan para filsuf demokrasi langsung muncul di yunani karena yunani masih
merupakan negara kota dan persoalan dalam negara belum terlalu kompleks dan
setiap warga negara adalah minded.
d)Meskipun demikian
demokrasi langsung yang
terjadi di yunani adalah
tidak
e) murni hal ini disebabkan
karena di yunani terdapat
3 golongan penduduk
f) yaitu: golongan
penduduk asli,
golongan orang
pandatang, golonagan
g)budak. Sedangkan
yang ikut dalam
pemerintahan hanyalah
golongan
h)penduduk asli sebab
golongan pendatang dan
budak bukanlah
merupakan
i) subyek hukum yang
dapat memiliki hak.
j) Meskipun demikian
demokrasi langsung yang
terjadi di yunani adalah
tidak
k)murni hal ini disebabkan
karena di yunani terdapat
3 golongan penduduk
l) yaitu: golongan
penduduk asli,
golongan orang
pandatang, golonagan
m) budak. Sedangkan
yang ikut dalam
pemerintahan hanyalah
golongan
n)penduduk asli sebab
golongan pendatang dan
budak bukanlah
merupakan
o)subyek hukum yang
dapat memiliki hak.
Meskipun demikian demokrasi langsung yang terjadi di yunani adalah tidak
murni hal ini disebabkan karena di yunani terdapat 3 golongan penduduk yaitu
golongan penduduk asli, golongan orang pandatang, golongan budak. Sedangkan
yang ikut dalam pemerintahan hanyalah golongan penduduk asli sebab golongan
pendatang dan budak bukanlah merupakan subyek hukum yang dapat memiliki hak.
3. Negara Romawi Kuno
Tipe – tipe negara yang ada di zaman romawi kuno yang dalam fase sejarah:
a) Fase kerajaan
b) Fase republik
c) Fase principal
d) Fase dominan
Pada fase kerajaan negara romawi masih menggunakan ajaran dari yunani yaitu
mengenai kerajaan sparta dan teori republic dari athene. Pemerintahan dipegang
oleh caesar yang menerima seluruh kekuasaan dari rakyat (caesarismus),
pemerintahan caesar bersifat mutlak dan mempunyai undang – undang yang berlaku
yang dinamakan lex regia.
4. Negara Abad Pertengahan
Tipe negara abad pertengahan ini bersifat dualisme antara rakyat dan
pemerintah seperti yang dikatakan Machiavelli kalau negara ini bukan republik
pasti monarkhi. Dimasa pertengahan inilah peralihan sistem monarkhi ke sistem
republik atau diktator ke demokrasi ada sebagian wilayah yang menginginkan
demokrasi itu hidup seutuhnya ada pula yang menjaga sistem ke monarkhian. Ciri –
ciri negara pada abad pertengahan, antara lain:
a) Dualisme, yaitu adanya perlawanan antara penguasa dan yang dikuasai yang
diistilahkan dengan rex (hak raja) dan regnum (hak rakyat).
b) Feodalisme, yaitu penguasa berdasarkan teori patrimonial dari hukum perdata,
dengan berslogan every man must have a lord.
c) Perlawanan antara gereja – gereja dan negara yang kemudian melahirkan teori
teokratis dan teori secularisme (yaitu pemerintahan yang meliputi urusan
keagamaan dan kenegaraan).
d) Standenstaats, yaitu sifat negara berdasarkan lapisan – lapisan yang ada dalam
masyarakat misalnya bangsawan, rakyat, kota, gereja.
5. Negara Abad Modern
Tipe negara abad modern ini berlaku asas demokrasi, yang dimana tampuk
pemerintahannya bercabang dari rakyat, dianut oleh paham negara hukum, susunan
negaranya kesatuan dan didalam negara hanya ada satu pemerintahan yaitu,
pemerintahan pusat yang mempunyai wewenang tertinggi. Ciri pokok negara
demokrasi berdasarkan hukum adalah sebagai berikut:
a) Kekuasaan tertinggi bersumber dari rakyat dengan demikian menimbulkan
pemerintahan dari rakyat.
b) Negara demokrasi.
c) Sistem dan lembaga perwakilan.
Tipe negara yang ditinjau dari sisi hukum adalah penggolongan negara – negara
dengan melihat hubungan antara penguasa dan rakyat. Negara hukum timbul sebagai
reaksi terhadap kekuasan raja – raja absolute. Ada tiga tipe negara hukum, yaitu:
Tipe negara yang ditinjau dari tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak
menganut atau mengacu pada teori tujuan negara dari eropa kontinental barat yang
pada awalnya bertujuan mencari kekuasaan semata, kemudian berkembang menjadi
tujuan kemakmuran individu (paham liberal). Sejarah bangsa indonesia menunjukan
bahwa, setelah melalui penderitaan penjajahan selama tiga setengah abad, perjuangan
kemerdekaan yang semula bersifat kedaerahan kemudian bersifat menyeluruh, bangsa
indonesia menyatakan kemerdekaannya. Latar belakang sejarah bangsa indonesia ini,
tentu sangat mempengaruhi rumusan tujuan negara indonesia yang dirumuskan secara
lengkap dalam alinea 4 pembukaan undang – undang dasar 1945. Dengan
membandingkan rumusan – rumusan yang ada, Prof. Padmo mengemukakan 4 (empat)
pokok – pokok prinsip negara hukum Indonesia, yaitu:
5
Moh. Koesnardi, SH., dan Hannaily Ibrahim, SH., Ibid., hal. 39.
6
Prof. Padmo Wahjono. S.H. "Indonesia Negara Berdasar Atas Hukum", Cel. I. (Jakarta: Graha
Indonesia. 1983), hal. 10.
wilayah negara indonesia sebagai suatu negara kesatuan. Sebagai negara kepulauan,
wilayah negara indonesia amat luas, juga strategis dilihat dari sudut kepentingan
perdagangan dan pertahanan intemasional. Oleh karena itu, negara harus bersikap sangat
tegas terhadap segala tindakan yang ingin menghalangi dan menghambat tujuan
mempersatukan bangsa dan wilayah negara indonesia.
Menurut paradigma negara lunak , ada dua jenis kenegaraan: empiris dan yuridis, atau
lunak.
Negara dalam pengertian empirisnya ditentukan dan ditentukan oleh kapasitasnya
yang dapat dibuktikan dalam hal-hal seperti tekanan kompetitif dari sistem negara
klasik (misalnya, adalah penghormatan dan pengakuan yang diberikan oleh
pemerintah lain) dan pengembangan angkatan bersenjata , pengadilan dan hakim.
dan pasukan polisi . Negara jenis ini, yang berasal dari Eropa yang kompetitif,
dibangun di bawah tekanan kuat untuk disintegrasi, baik domestik maupun
internasional. Keadaan empiris ini juga ditemukan di Amerika Utara, Amerika
Selatan, Timur Tengah, dan Asia.
Negara yuridis adalah fondasi moral-hukum baru dari sistem negara kolaboratif
yang telah muncul di banyak bagian dunia bekas jajahan, khususnya Afrika tropis;
ia tidak memiliki esensi kenegaraan, kedaulatan dijamin oleh komunitas negara-
negara dunia seperti yang diwujudkan dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tipe-tipe negara hukum menurut padmo wahjono ada Polizei Staat, Tipe Negara
Liberal, Tipe Negara Hukum Formil, Negara Hukum Materiil. Tipe negara berdasarkan
sejarah perkembangan Negara dapat dibagi menjadi lima tipe negara berdasarkan sejarah
yaitu : Negara Timur Kuno, Negara Yunani Kuno, Negara Romawi Kuno, Negara Abad
Pertengahan, Negara Abad Modern. Adapun tipe negara menurut hukum atau dari segi
tujuan negara, Tipe negara yang ditinjau dari sisi hukum adalah penggolongan negara –
negara dengan melihat hubungan antara penguasa dan rakyat. Negara hukum timbul
sebagai reaksi terhadap kekuasan raja – raja absolute. Ada tiga tipe negara hukum, yaitu:
Tipe Negara hukum Liberal, Tipe negara Hukum Formil, Tipe negara Hukum Materiil,
The Soft State adalah istilah yang diperkenalkan oleh Gunnar Myrdal dalam Drama Asia
nya untuk menggambarkan "ketidakdisiplinan" masyarakat umum yang lazim di Asia
Selatan dan sebagian besar negara berkembang - dibandingkan dengan jenis negara
modern yang muncul di Eropa.
B. SARAN
Demikian makalah ini di buat. Kelompok 4 menyadari masih banyak kesalahan dan
kekeliruan yang terdapat dalam penyusuanan makalah ini, baik dari segi penulisan
maupun dalam pembahasannya. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritikan
yang bersifat membangun sehingga dalam penyusunan makalah – makalah selanjutnya
dapat lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Moh. Koesnardi, SH Dan Hannaily Ibrahim, SH., " Ilmu Negara", Cet 2. (Jakarta: Gaya Medan
Pratama, 1988).
Ari Wahyudi Hertanto, "Tinjauan Umum Tentang Konstitusi dan Kedaulatan di Indonesia".
Moh. Koesnardi, SH Dan Hannaily Ibrahim, SH., " Pcngantar Hukum Tata Negara Indonesia ",
Cet 2. (Jakarta: Gaya Medan Pratama, 1988).
Wahjono, Padmo, Prof., SH, Indonesia Negara Berdasar Atas Hukum, eet. 1. Jakarta: Graha
Indonesia, 1983.
Myrdal, G., (1968), Drama Asia. Sebuah Inquiry to the Poverty of Nations , 3 Vols., New York:
Pantheon.
Myrdal, G., (1970) Tantangan Kemiskinan Dunia . New York, NY: Buku Vintage.
Myrdal, G., (1970) The 'Soft State' di Negara-negara Terbelakang. In Unfashionable Economics:
Essays in Honor of Lord Balogh , diedit oleh Paul Streeten. London: Weidenfeld dan Nicolson.
Sangmpam, SN (September 1993). "Tidak Lunak atau Mati: Negara Afrika Hidup dan Sehat".
Ulasan Studi Afrika . 36 : 73–94.