Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BENTUK NEGARA, BENTUK PEMERINTAHAN, DAN SISTEM


PEMERINTAHAN
Dibuat guna memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah : Ilmu Negara
Dosen Pengampu : Tri Nurhayati, M.H.

Disusun Oleh:
1. Bagas Titian Gumelang (2102016156)
2. Lintang Arjunil Wafa (2102016161)
3. Rizki Ananda (2102016167)
4. Iqbal Imam Taufiq (2102016179)
5. Hana Ambar Syafiqoh (2102016142)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena


atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh dosen yang kemudian di lanjutkan penyusunan makalah
dengan judul ” BENTUK NEGARA, BENTUK PEMERINTAHAN, DAN SISTEM
PEMERINTAHAN “

Tak ada gading yang tak retak karenanya kami sebagai tim penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari sisi materi maupun penulisannya. Kami dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima berbagi masukan maupun saran yang bersifat
membangun yang diharapkan berguna bagi seluruh pembaca.

Semarang,14 Oktober 2022


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara adalah institusi yang dibentuk oleh sekumppulan orang-orang yang hidup
dalam wilayah tertentu dengan tujuan yang sama yang terikat dan taat terhadap perundang-
undangan serta milik pemerintahan sendiri. Negara dibentuk atas dasar kesepakatan bersama
yang bertujuan untuk mengatur kehidupan anggotanya dalam memperoleh hidup dan
memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mengatur bagaimana anggota masyarakat dalam
mennjalankan aktifitasnya sebagai warga negara, negara memberikan batasan-batasan dalam
wujud aturan dan hukum. Setiap negara memiliki bentuk negaranya sendiri.
Bebtuk negara merupakan batas antara pengajuan secara sosiologis dan peninjauan
secara yuridis mengenai negara. Peninjauan secara sosiologis, jika negara dikihat secara
keseluruhan tanpa mellihat isinya, sedangkan secara yuridis jika peninjauan hanya dilihatdari
strukturnya.
Negara juga memiliki sistem pemerintahan, sistem pemerintahan memiliki sistem dan
tujuan untuk mennjaga suatu kestabilan negara itu. Jika suatu pemerintahan mempunyai
sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya
hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebur.
Pada umumnya negara didunia menganut salah satu sistem pemerintahan tersebut.
Ada sistem pemeriintahan lain dianggap sebagai sebagai variasi atau kombinasi dari dua
sistem pemerintahan. Negara Inggris dianggap sebgai tipe ideal karena menganut sistem
parlementer, dan Amerika Serikat merupaka tipe ideal dari negara dengan sistem
presidensial.
Klasifikasi sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada
hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Sistem pemerintahan disebut parlementer
apabila badan eksekutif sebagai pelaksanaan kekuasaan eksekutif mrndapat pengawasan
langsung dari badan legislatif. Sistem pemerintahan disebut presidensial apabila badan
eksekutif berada diluar pengawasan langsung badan legislatif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan bentuk-bentuk negara
2. Jelaskan bentuk-bentuk pemerintahan.
3. Jelaskan bentuk-bentuk sistem pemerintahan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bentuk Negara
Bentuk negara merupakan batasan antara peninjauan secara sosiologis dan secara
yuridis. Peninjauan secar sosiologis merupakan peninjauan negara keseluruhan tanpa melihat
isinya. Peninjauan secara yuridis merupakan peninjauan negara yang hanya dilihat dari
strukturnya dan isinya.
A. Bentuk Negara Pada Zaman Yunani Kuno
Pada masa Yunani Kuno dikenal ada 3 bentuk pokok dari negara. Pada zama Yunani
Kuno Pemerintahan dan masyarakat belum dibedakan, hal itu dikarenakan sususan negara
masih sangat sdederhana, bila dibandingkan dengan luas negara dan penduduknya belum
sebesar sekarang. Saat itu juga negara hanya sebesar kpta atau pada hakikatnya merupakan
negara-kota saja. Negara-kota ini disebut dengan istilah “ polis”. Sifat dan urusan negaranyna
juga masih sangat sederhana. Menurut para ahli pada saat itu, perlu dibedakan antara
pengertian negara, pengertian masyarakat, dan pengertian pemerintahan.
Tiga bentuk pokok bentuk negara dalam masa Yunani Kuno adalah Monarchi,
Oligarchi, dan Demokrasi. Tiga pokok bentuk negra tersebut digunakan sebagai ukuran untuk
membedakan bentuk dan jumlah pemegang kekuasaanya. Monarchi adalah jika pemegang
kekuasaanya satu orang, dalam bhasa Yunani “monos” berarti satu dan “archien” berarti
memerintah. Oligarchi jika memgang kekuasaanya beberapa orang, dalam bahasa Yunani
“oligai” berarti beberapa. Jika yang memegang kekuasaanya rakyat maka disebut demokrasi,
pada bahasa Yunani “demos” berarti rakyat.
Menurut pluto ada 5 macam bentuk negra yaitu:
1. Aristrokasi yaitu pemerintahan oleh aristrokat (cendekiawan) sesuai dengan pikiran
orang lain.
2. Timokrasi yaitu pemerintahan oleh orang yang ingin mencapai kemasyhuran dan
kehormatan.
3. Oligarki yaitu pemerintahan oleh golongan hartawan yang memiliki banyak pengikut.
4. Demokrasi yaitu pemerintahan oleh rakyat.
5. Tirani yaitu pemerintahan yang dipimpin oleh ppenguasa yang bertindk sewenag-
wenang.
Menurut Aristoteles ada 7 macam bentuk negara yaitu:
1. Monarki yaitu pemerintahan oleh satu orang untuk kepentingan seuruh masyarakat.
2. Tirani yaitu pemerintahan satu orang untuk kepentingan sendiri.
3. Aristokrasi yaitu pemerintahan oleh beberapa orang cendekiawan gua kepentingan
sekuruh masyarakat.
4. Oligarki yaitu pemerintahan oleh kelompok untuk kepentingan kelompok tersebut.
5. Plutokrasi yaitiu pemerintahan oleh sekelompok orang kaya guna kepentingan orang
kaya tersebut.
6. Politea yaitu pemerintahan oleh semua orang guna kepentingan sedluruh masyarakat.
7. Demokrasi yaitu pemerintahan oleh orang-orang yang tidak tahu sama sekali
pemerintahan.
B. Bentuk Negara Pada Zaman Pertengahan
Bentuk negaranya yaitu republik dan bentuk negara kerajaan. Menurut Duguit,
membedakan negara republik dan kerajaan dengan cara pengangkatan kepala negaranya, jika
dipilih berdasarkan keturunanya disebut kerajaan, dan jika dipilih secara pemilihan disebut
republik. Menurut Machiavelli, negara kerajaaan pembentukanya menurut kemauan orang
tertentu sedangkan negara berbentuk republik kemauan negara berdasarkan hukum dan
kemauan orang banyak.
C. Bentuk Negara Pada Zaman Sekarang
Menurut teori modern bentuk negara yang paling penting yaitu kesatuan (unitarianisme) dan
serikat (federasi).
1. Negara Kesatuaan.
Negara kesatuan adalah bentuk negrara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu
pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Dalam pelaksanaanbya
negara kestuan terbagi dalam 2 sistem pemerintahan yaitu sentra dan otonomi. Negara
kesatuan dengan sistem sentralisasi yaitu pemerintahan langsung dipimpin oleh pemerintah
pusat, dan pemerintahan daerah sibawahnya melaksanakan kebijakan pemerintah pusat.
Contohnya pada masa orde baru yang dipimpin oleh presiden Soehaarto.Negara kesatuan
dengan sistem desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah. Contohnnya kepala daerah diberikan kesempatan dan kewenaangan
unntuk mengurus urusan wilayahnya sendiri.
2. Negara Serikat
Negara serikat merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri dari beberapa negara
bagian dari sebuah negara serikat. Awalnya negara bagian tersebut adalah negara yang
merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri. Setelah menggabungkan dengan negara serikat
dengan sendirnya negara tersebut melepaskan sebagian dari kekuasaanya dan menyerahkan
diri kepada negara serikat. Dari sisi mekanisme dan pelaksanaan pemilihanya, bentuk negra
juga digolongkan menjadi 3 kelopok yaitu monarki, oligarki, dan demokrasi.
A. Monarki
Adalah model pemerintahan yang kepala negaranya raja/ratu. Monarki dibagi lagi
menjadi 3 jenis yaitu monarki absolute, monarki konstitutional, dan moarki parlementer.
1) Monarki absolut, adalah kekuasaan tertinggi dipegang raja atau ratu. Seperti Arab
Saudi, Brunei, Bhuttan, dll.
2) Monarki konstitusional, adalah bentuk pemerintahan yang kepala negranya adalah
perdana mentri. Contohnya Thailand, Jepang, Jordania, dll.
3) Monarki parlementer, adalah bentuk pemerintahan yang bertanggung jawab atas
kebijakan pemerintahanya adalah mentri. Contohnya Inggris, Belanda, Malaysia.
B. Oligarki
Adalah model pemerintahan yang dijalankan oleh beberpa orang berkuasa dari
golongan atau kelompok tertenntu.
C. Demokrasi
Adalah model pemerintahan yang berdasarkan pada kedaulatan rakyat atau
berdasrkan kekuasaan pada kedaulatan rakyat atau berdasarkan kekuasaan pada pilihan atau
kehendak rakyat melalui mekanisme pemilihan umum yang berlangsung secara bebas, jujur
dan adil.
2.2 Bentuk Pemerintahan
A. Monarki (Kerajaan)
Dalam buku Traite de Droit Constitutional karya Leon Duguit, menjelaskan cara
membedakan pemerintahan dalam bentuk monarki dan republik menurut Leon adalah pada
kepala negaranya. Jika ditunjuk berdasarkan turun temurun itu adalah monarki, tetapi jika
terpilih melalui pemilihan itu merupakan republik. Dalam rsktik ketatatnegaraanya, monarki
dan parlementer dapat dibedakan atas:
1) Monaraki Absolut
Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang dipimpin raja atau
ratu, yang memiliki wewenang dan kekuasaan yanmg tidak terbatas. Perintah raja adalah
wewenang yang yang harus dipatuhi oleh rakyatnya. Raja tersebut terdapat kekuasaan
yudikatif, legislatif, dan eksekutif yang menyatu dengan perbuatan dan ucapan sang raja.
2) Monarki parlementer
Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai
seorang raja dengan menempatkan parlemen sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Dan
kekuasaan, eksekutif dipegang oleh kabinet dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi
kepala negara disini adalah sebagai simbol kekuasaan yang kedudukanya mutlak. Negara
yang menggunakan bentuk pemerintahan ini adalah Inggris, Malaysia, dan Belanda.
3) Monarki Konstitusional
Monarki Konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang
dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaanya dibatasi undang-undang dasar. Prosesnya
adalah: Monarki konstutional ada yang datang dari raja atau ratu itu sendiri karena takut
dikudeta. Contohnya Jepang dengan hak octroon. Ada juga yang prosesnya terjadi karena
adanya revolusi rakyat trhadap raja. Contohnya Inggris yang melahirkan Bill of Rights I
tahun 1682.
B. Republik
Dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Republik absolut
Dalam republik absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada pembatasan
kukasaan. Mengakibatkan konstitusi dan untuk melegitimasi kekuasaaanya digunakanlah
partai politik. Dalam pemerintahan ini ada parlementer tetepi tidak berfungsi.
2) Republik parlementer
Dalam sistem parlementer kekuasaan tertinggi terdapat di tangan perdana mentri dan
bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi presiden disini hanya sebagai kepala negara,
tetapi presiden tidak dapat diganggu gugat. Pada sistem ini, legislatif lebih tinggi dari pada
kekuasaan eksekutif.
3) Republik Konstitusional
Dalam sistem republik konstitusional, pemegang kekuasaan kepala negara dan kepala
pemerintahan adalah presiden. Tetapi, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi, dan disini
pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlementer.
2.3 Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan negaara adalah sistem hubungan dan tata kerja antara lembaga-
lembaga negra, yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sistem pemerintahan berkaitan
dengan mekanisme yang dilakukan pemerintahan menjalankan tugasnya. 1 Sistem
pemerintahan ini pada era demokrasi modern dapat dibagi dalam tiga kelaas, tergantung pada
hubungan antara organ-organ pemerintahan yang memiliki tiga fungsi yang berbeda, yaitu:
pertama, pemerintahan rakyat melalui perwakilan dengan sistem parlementer. Kedua,
pemerintahan rakyat melalui perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan atau sistem
presidensial. Ketiga, pemerintahan rakyat melalui perwakilan dengan disertai pengawasan
langsung oleh rakyat.2 Paada prinsipnya sistem pemerintahan itu mengacu pada pada bentuk
hubunngan antara lembaga legislatif dan lembaga eksekutif. walaupun dalam tetanan
implementasinya ada sistem pemerintahan yang bersifat campuran.
A. Sistem Paslementer
Sistem parlementer nerupakan sistem pemerintahan yang memiliki hubungan sangat
erat antara legislatif dan eksekutif. Hal ini disebabkan adanya pertanggungjawaban para
menteri kepada parlementer. Maka setiap kabinet dibentuk harus memperoleh dukunngan
kepercayaan suara terbanyak dari parlementer. Dengan kebijakan pemerintah atau kabinet
tidak boleh menyimpang dari apa yang dikehendaki parlementer. 3 Parlemen memiliki
wewenang dalam mengangkat perdana mentri dan menjatuhkan pemerintahan dengan cara
mengeluarkan mosi tidak percaya.
Dalam sitem parlementer, kepala pemerintahan dan kepala negara dipisahkan dan
dibedakan satu sama lain. Keduanya itu pada hakikatnya sama-sama merupakan cabang
kekuasaan eksekutif. Negara yang menganut sistem parlementer diantaranya adalah Inggris,
Belanda, Malaysia, Thailand, Jerman, India, dan Singapura.4
Ciri-ciri sistem parlementer, yaitu:
a.Kepala negara tidak berkedudukan sebagai kepala pemerintahan karena lebih bersifat
simbolis ( pemersatu bangsa )

1
Ahmad Sukadja, Hukum Tata Negara & Hukum Administrasi Negara dalam Perspektif Fikih Siyasah.....,
h.120
2
Bagir Manan, Lembaga Kepresidenan, (Yogyakarta: Gema Media, 1999), h.41
3
Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945, cet. Ke-1
( Jakarta: Kencana, 2010), h.49
4
Ahmad Sukarja, Hukum Tata Negara & Hukum Administrasi Negara dalam Perspektif Fikih Siyasah.....,h.122
b. Pemerintahan dilakukan oleh sebuah kabinet yang dipimpin oleh seseorang perdana
mentri.
c. Kabinet bertanggung jawab kepada parlementer, dan dapat dijatuhkan oleh parlementer
melalui mosi tidak percaya.
d. Kedudukan eksekutif (kabinet) lebih rendah dari parlemen, karena itu dia bergantung pada
parlmenter.5
Sistem parlementer juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya yaitu:
a. Dalam sistem parlementer jika ada keberhentian hubungan antara legislatif dan eksekutif
selalu menemunkan jalan keluar. Karena parlemen dapat membuat mosi terhadap eksekutif.
b. Sistem parlementer dianggap lebih fleksibel, karena tidak ada pembatasan masa jabatan
yang pasti. Selama parlementer masih memberikan dukunngan terhadap eksekutif, maka
eksekutif masih tetap berjalan. Tapi sebaliknya, jika parlementer tidak lagi member.ikan
dukungan terhadap eksekutif maka eksekutif akan jatuh.
c. Sistem parlementer lebih demokratis karena kabinet yang dibentuk adalah koalisi dari
berbagai partai yang ada di koalisi.6
Kelemahanya adalah:
a. Dalam sistem pemerintahan parlementer identik dengan instabilitas eksekkutif. Karena
adanya ketergantungan kabinet terhadap mosoi tidak percaya legislatif.
b. Kepala eksekkutif dippilih oleh partai politik, tidak dipilih langsung oleh rakyat.
c. Tidak adanya pemisahan kekuasaan yang tegas antara eksekutif dan legislatif. Hal ini dapat
membahayakan kebebasana individu.7
B. Sistem Pemerintahan Presidensial
Sistem Presidensial merupakan sistem pemerintahan yang terpusat kepada jabartan
presiden sebagai kepala pemerintahan (head of goverment) dan sebgai kepala negara (head of
state).8 Dalam sistem ini, badan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada badan legislatif.
Kedudukan badan eksekutif lebih kuat dalam menghadapi badan legislatif.9
Pada sistem presidensial ini sistem pemisahanya dilakukan secara tegas dan dapat
dikatakan pemerintahan perwakilan rakyat yang representatif. Pemisahan antara eksekutif dan
legislatif diartikan bahwa kekuasaan eksekutif ini dipegang oleh suatu badan yang
didalamnya menjalankan tugas secara tidak bertaggung jawab pada badan perwakilan rakyat.
Badan perwakilan rakyat ini menurut Montesque memegang kekuasaan legislatif, sehingga
bertugas membuat dan menentukan peraturan-peraturan hukum. Dengan demikian, pimpinan
badan eksekutif ini diserahkan kepada seseorang yang dapat bertanggung jawab langsung

5
Moh. Mahfud MD, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia...., h. 74
6
Ini’matul Huda, Ilmu Negara, (Jakarta:Rajawali Pers,2011) h.263-264
7
Ibid,h.263
8
Jimly Asshidiqi, Poko-pokok Hukum Tata Negara Indonesia,...h.311
9
Ahmad Sukardja, Hukum Tata Negara & Hukum Administrasi Negara.....,h. 120
kepada rakyat, jadi tidak perlu melalui badan perwakilan rakyat. Sehingga kedudukan badan
eksekutif bebas dari badan perwakilan rakyat. Presiden disini menjalankan tugasnnya dibantu
dengan para mentrinnya. Oleh karena itu, mentri bertanggung jawab kepada presiden dan
bertanggung jawab terhadap badan perwakilan rakyat. Yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugas yang diberikan presiden kepada mentri adalah presidem itu sendiri. 10
Dalam sistem presidensial memiliki ciri-ciri, ciri-cirinya adalah: a) Kepala negara menjadi
kepala pemerintahan (eksekutif), b) Pemerintahan bertanggung jawab langsung kepada rakyat
yanng berdaulat, c) Menteri-menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden, e)
Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekkutif dan begitu pula sebaliknya, f)
Presiden tidak dapat membubarkan atau memaksa parlemen, g) Presidensial berlaku prinsip
supremasi konstitusi. Karena itu, pemerintahan eksekutif bertanggung jawab kepada
konstitusi.11
Dalam sistem pemerintahan presidensial ditegaskan harus ada pemisahan kekuasaan
perundang-undangan dan kekuasaan pemrintahan. Apabila ternyata di kemudian hari ada
perselisihan antara badan eksekutif dan legislatif, meka badan yudikatif akan memutuskanya.
Sistem Presidensial memilki kelebihan yaitu:
a. Stabilitas eksekutif yanng didasarkan pada masa jabatan presiden.
b. Pemilihan kepada pemerintahan oleh rakyat dapat dipandang lebih demokrasi dari pada
pemilihan tidak landsung.
c. Pemilihan kekuasaan berarti pemerintahan yang dibatasi (perlindungan kebebasan individu
atas tirani pemerintahan).12
Kelemahan sistem presidennsial ini adalah:
a.Kemandegan atau konflik eksekutif-legislatif bisa berubah mennjadi jalan buntu, adalah
akibat dari konsistensi dari dua badan independen yang diciptakan oleh pemerintahan
presidensial yang mungkin bertentangan.
b. Masa jabatan presiden yang pasti menguraikan periode-periode yang dibatasi secara kaku
dan tidak berkelanjutan, sehingga tidak memberikan kesempatan untuk melakukan berbagai
penyesuaian yang dikehendaki oleh keadaan.
c. Sistem ini berjalan atas dasar pemenang menguasai semua yang cenderung membuat
politik demokrasi sebagai sebuah pemainan denngan semua potensi konfliknya.
C. Sistem Referendum
Sistem pemerintahan referendum adalah sebuah sistem pemerintahan dengan
pengaawasan langsung oleh rakkyat terhadap badan legislatiif atau sistem swiss. Dalam
sistem referendum parlemen tundik kepada kontrol langsung oleh rakyat.13
Didalam sistem pemerintahan referendum, badan eksekutif merupakan bagian dari
badan legislatif. Di Swiss badan eksekutif disebut bundesrat (badan bekerja legislatif)
sedangka legislatif disebut bundesversammlung. Dalam sistem ini, badan legislatif
10
Ini’matul Huda, Ilmu Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 253-254
11
Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi.....,316
12
Ini’matul Huda, Ilmu Negara...h.255-256
13
Abu Dayat Busroh, Ilmu Negara, cet ke-8, (Jakarta: Bumi Aksara,2011), h.63
membentuk sub badan di dalamnya sebagai pelaksanaan tugas pemerintah. Jadi lembaga
eksekutif adalah badan pekerja dari lembaga legislatif yang dibentuk oleh lembaga legislatif
sebagai pelaksanaan tugas pemerintah. Kontrol terhadap lembaga legislatif dalam sistem ini
dilakukan langsung oleh rakyat melalui lembaga reverendum.
Dengan demikian jika eksekutif dalam menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan apa
yang diperntahkan legislatif, maka eksekutif tidak lagi memiliki kebebasan untuk
meneruskan apa yang menjadi kehendaknya, eksekutif harus mengubah sikapnya dan harus
menjalankan apa yang menjadi kehendak legislatif.
Dapat dipahami bahwa sistem pemerintahan referendum adalah pelaksanaan
pemerintahan berdasarkan pada pengawasan secara langsung oleh rakyat , terutama yang
telah atau yang akan dilaksanakan oleh badan legislatif atau eksekutif. Sistem referendum ini
adalah variasu dari sistem presidensial dan sistem parlementer dimana tugas membuat
undang-undang beraa dibawah pengawasan rakyat yang juga mempunyai hak. Di dalam
pengawasan ini dapat dilakukan melailui dua mekanisme, yaitu:
a. Referenudum
Referendum adalah suatu kegiatan politik yang dilakukan oleh rakyat untuk
memberikan keputusan setuju atau tidak setuju terhadap kebijakan yang ditempuh oleh
parlemen setuju atau tidak setuju terhadap kebijakan yang dimintakan persetujuanya kepada
rakyat.14
b. Usul Inisiatif Rakyat
Usul Inisiatif Rakyat adalah hak rakyat untuk mengajukan suatu rancangan undang-
undang kepada parlemen dan pamerintah. Sistem referendum ini menurt Ini Ni’matul Huda,
ciri-ciri utamanya adalah:
1) Mentei –Menteri dipilih oleh parlemen.
2) Lamanya masa jabatan eksekutif ditentukan dengan pasti dalam konstitusi.
3) Menteri-menteri tidak bertanggung jawab baik kepada parlemen maupun pada
presiden.15

14
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, cet.Ke-8, (Jakarta:Bumi Aksara, 2011), h.61
15
Ini’matul Huda Ilmu Neggara.....,h.268
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bentuk negara merupakan batasan antara peninjauan secara sosiologis dan secara
yuridis. Peninjauan secar sosiologis merupakan peninjauan negara keseluruhan tanpa melihat
isinya. Peninjauan secara yuridis merupakan peninjauan negara yang hanya dilihat dari
strukturnya dan isinya. Bentuk begara juga dijelaskan pada masa Yunanai Kuno, zaman
pertengahan, juga pada zaman sekarang.
Bentu pemerintahan juga dibagi menjadi 2 monarki dan republik. Monarki dibagi lagi
menjadi 3 yaitu monarki absolut, monarki konstitusional, dan monarkiparlementer. Republik
juga dibagi lagi menjadi 3 yaitu, republik absolut, republik parlementer, dan republik
konstitusional.Sistem pemerintahan juga ada beberapa macam yaitu sistem pemerintahan
presidensial, sistem pemertintahan arlementer, dan sistem pemerintahan referendum.
DAFTAR PUSTAKA

S. T, Kansil, Ilmu Negara ( umum dan Indonesia ), Jakarta: Prada Paramita, 2004
Duguit, Traite de Droit Contitutionel jilid 2, 1923
Joeniarto, Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara, Jakarta: PT Bina Aksara, 1984
Busroh, Abu Daus, Ilmu Negara, cet.Ke-8, Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 2013
Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi , Jakarta:
PT Bhuana Ilmu, 2007
Sukardja, Ahmad, Hukum Tata Negara & Hukum Administrasi Negara , Jakarta: Sinar
Grafika, 2012

Anda mungkin juga menyukai