Kel 5 Bentuk Negara
Kel 5 Bentuk Negara
Disusun Oleh:
1. Bagas Titian Gumelang (2102016156)
2. Lintang Arjunil Wafa (2102016161)
3. Rizki Ananda (2102016167)
4. Iqbal Imam Taufiq (2102016179)
5. Hana Ambar Syafiqoh (2102016142)
Tak ada gading yang tak retak karenanya kami sebagai tim penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari sisi materi maupun penulisannya. Kami dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima berbagi masukan maupun saran yang bersifat
membangun yang diharapkan berguna bagi seluruh pembaca.
1
Ahmad Sukadja, Hukum Tata Negara & Hukum Administrasi Negara dalam Perspektif Fikih Siyasah.....,
h.120
2
Bagir Manan, Lembaga Kepresidenan, (Yogyakarta: Gema Media, 1999), h.41
3
Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945, cet. Ke-1
( Jakarta: Kencana, 2010), h.49
4
Ahmad Sukarja, Hukum Tata Negara & Hukum Administrasi Negara dalam Perspektif Fikih Siyasah.....,h.122
b. Pemerintahan dilakukan oleh sebuah kabinet yang dipimpin oleh seseorang perdana
mentri.
c. Kabinet bertanggung jawab kepada parlementer, dan dapat dijatuhkan oleh parlementer
melalui mosi tidak percaya.
d. Kedudukan eksekutif (kabinet) lebih rendah dari parlemen, karena itu dia bergantung pada
parlmenter.5
Sistem parlementer juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya yaitu:
a. Dalam sistem parlementer jika ada keberhentian hubungan antara legislatif dan eksekutif
selalu menemunkan jalan keluar. Karena parlemen dapat membuat mosi terhadap eksekutif.
b. Sistem parlementer dianggap lebih fleksibel, karena tidak ada pembatasan masa jabatan
yang pasti. Selama parlementer masih memberikan dukunngan terhadap eksekutif, maka
eksekutif masih tetap berjalan. Tapi sebaliknya, jika parlementer tidak lagi member.ikan
dukungan terhadap eksekutif maka eksekutif akan jatuh.
c. Sistem parlementer lebih demokratis karena kabinet yang dibentuk adalah koalisi dari
berbagai partai yang ada di koalisi.6
Kelemahanya adalah:
a. Dalam sistem pemerintahan parlementer identik dengan instabilitas eksekkutif. Karena
adanya ketergantungan kabinet terhadap mosoi tidak percaya legislatif.
b. Kepala eksekkutif dippilih oleh partai politik, tidak dipilih langsung oleh rakyat.
c. Tidak adanya pemisahan kekuasaan yang tegas antara eksekutif dan legislatif. Hal ini dapat
membahayakan kebebasana individu.7
B. Sistem Pemerintahan Presidensial
Sistem Presidensial merupakan sistem pemerintahan yang terpusat kepada jabartan
presiden sebagai kepala pemerintahan (head of goverment) dan sebgai kepala negara (head of
state).8 Dalam sistem ini, badan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada badan legislatif.
Kedudukan badan eksekutif lebih kuat dalam menghadapi badan legislatif.9
Pada sistem presidensial ini sistem pemisahanya dilakukan secara tegas dan dapat
dikatakan pemerintahan perwakilan rakyat yang representatif. Pemisahan antara eksekutif dan
legislatif diartikan bahwa kekuasaan eksekutif ini dipegang oleh suatu badan yang
didalamnya menjalankan tugas secara tidak bertaggung jawab pada badan perwakilan rakyat.
Badan perwakilan rakyat ini menurut Montesque memegang kekuasaan legislatif, sehingga
bertugas membuat dan menentukan peraturan-peraturan hukum. Dengan demikian, pimpinan
badan eksekutif ini diserahkan kepada seseorang yang dapat bertanggung jawab langsung
5
Moh. Mahfud MD, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia...., h. 74
6
Ini’matul Huda, Ilmu Negara, (Jakarta:Rajawali Pers,2011) h.263-264
7
Ibid,h.263
8
Jimly Asshidiqi, Poko-pokok Hukum Tata Negara Indonesia,...h.311
9
Ahmad Sukardja, Hukum Tata Negara & Hukum Administrasi Negara.....,h. 120
kepada rakyat, jadi tidak perlu melalui badan perwakilan rakyat. Sehingga kedudukan badan
eksekutif bebas dari badan perwakilan rakyat. Presiden disini menjalankan tugasnnya dibantu
dengan para mentrinnya. Oleh karena itu, mentri bertanggung jawab kepada presiden dan
bertanggung jawab terhadap badan perwakilan rakyat. Yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugas yang diberikan presiden kepada mentri adalah presidem itu sendiri. 10
Dalam sistem presidensial memiliki ciri-ciri, ciri-cirinya adalah: a) Kepala negara menjadi
kepala pemerintahan (eksekutif), b) Pemerintahan bertanggung jawab langsung kepada rakyat
yanng berdaulat, c) Menteri-menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden, e)
Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekkutif dan begitu pula sebaliknya, f)
Presiden tidak dapat membubarkan atau memaksa parlemen, g) Presidensial berlaku prinsip
supremasi konstitusi. Karena itu, pemerintahan eksekutif bertanggung jawab kepada
konstitusi.11
Dalam sistem pemerintahan presidensial ditegaskan harus ada pemisahan kekuasaan
perundang-undangan dan kekuasaan pemrintahan. Apabila ternyata di kemudian hari ada
perselisihan antara badan eksekutif dan legislatif, meka badan yudikatif akan memutuskanya.
Sistem Presidensial memilki kelebihan yaitu:
a. Stabilitas eksekutif yanng didasarkan pada masa jabatan presiden.
b. Pemilihan kepada pemerintahan oleh rakyat dapat dipandang lebih demokrasi dari pada
pemilihan tidak landsung.
c. Pemilihan kekuasaan berarti pemerintahan yang dibatasi (perlindungan kebebasan individu
atas tirani pemerintahan).12
Kelemahan sistem presidennsial ini adalah:
a.Kemandegan atau konflik eksekutif-legislatif bisa berubah mennjadi jalan buntu, adalah
akibat dari konsistensi dari dua badan independen yang diciptakan oleh pemerintahan
presidensial yang mungkin bertentangan.
b. Masa jabatan presiden yang pasti menguraikan periode-periode yang dibatasi secara kaku
dan tidak berkelanjutan, sehingga tidak memberikan kesempatan untuk melakukan berbagai
penyesuaian yang dikehendaki oleh keadaan.
c. Sistem ini berjalan atas dasar pemenang menguasai semua yang cenderung membuat
politik demokrasi sebagai sebuah pemainan denngan semua potensi konfliknya.
C. Sistem Referendum
Sistem pemerintahan referendum adalah sebuah sistem pemerintahan dengan
pengaawasan langsung oleh rakkyat terhadap badan legislatiif atau sistem swiss. Dalam
sistem referendum parlemen tundik kepada kontrol langsung oleh rakyat.13
Didalam sistem pemerintahan referendum, badan eksekutif merupakan bagian dari
badan legislatif. Di Swiss badan eksekutif disebut bundesrat (badan bekerja legislatif)
sedangka legislatif disebut bundesversammlung. Dalam sistem ini, badan legislatif
10
Ini’matul Huda, Ilmu Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 253-254
11
Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi.....,316
12
Ini’matul Huda, Ilmu Negara...h.255-256
13
Abu Dayat Busroh, Ilmu Negara, cet ke-8, (Jakarta: Bumi Aksara,2011), h.63
membentuk sub badan di dalamnya sebagai pelaksanaan tugas pemerintah. Jadi lembaga
eksekutif adalah badan pekerja dari lembaga legislatif yang dibentuk oleh lembaga legislatif
sebagai pelaksanaan tugas pemerintah. Kontrol terhadap lembaga legislatif dalam sistem ini
dilakukan langsung oleh rakyat melalui lembaga reverendum.
Dengan demikian jika eksekutif dalam menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan apa
yang diperntahkan legislatif, maka eksekutif tidak lagi memiliki kebebasan untuk
meneruskan apa yang menjadi kehendaknya, eksekutif harus mengubah sikapnya dan harus
menjalankan apa yang menjadi kehendak legislatif.
Dapat dipahami bahwa sistem pemerintahan referendum adalah pelaksanaan
pemerintahan berdasarkan pada pengawasan secara langsung oleh rakyat , terutama yang
telah atau yang akan dilaksanakan oleh badan legislatif atau eksekutif. Sistem referendum ini
adalah variasu dari sistem presidensial dan sistem parlementer dimana tugas membuat
undang-undang beraa dibawah pengawasan rakyat yang juga mempunyai hak. Di dalam
pengawasan ini dapat dilakukan melailui dua mekanisme, yaitu:
a. Referenudum
Referendum adalah suatu kegiatan politik yang dilakukan oleh rakyat untuk
memberikan keputusan setuju atau tidak setuju terhadap kebijakan yang ditempuh oleh
parlemen setuju atau tidak setuju terhadap kebijakan yang dimintakan persetujuanya kepada
rakyat.14
b. Usul Inisiatif Rakyat
Usul Inisiatif Rakyat adalah hak rakyat untuk mengajukan suatu rancangan undang-
undang kepada parlemen dan pamerintah. Sistem referendum ini menurt Ini Ni’matul Huda,
ciri-ciri utamanya adalah:
1) Mentei –Menteri dipilih oleh parlemen.
2) Lamanya masa jabatan eksekutif ditentukan dengan pasti dalam konstitusi.
3) Menteri-menteri tidak bertanggung jawab baik kepada parlemen maupun pada
presiden.15
14
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, cet.Ke-8, (Jakarta:Bumi Aksara, 2011), h.61
15
Ini’matul Huda Ilmu Neggara.....,h.268
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bentuk negara merupakan batasan antara peninjauan secara sosiologis dan secara
yuridis. Peninjauan secar sosiologis merupakan peninjauan negara keseluruhan tanpa melihat
isinya. Peninjauan secara yuridis merupakan peninjauan negara yang hanya dilihat dari
strukturnya dan isinya. Bentuk begara juga dijelaskan pada masa Yunanai Kuno, zaman
pertengahan, juga pada zaman sekarang.
Bentu pemerintahan juga dibagi menjadi 2 monarki dan republik. Monarki dibagi lagi
menjadi 3 yaitu monarki absolut, monarki konstitusional, dan monarkiparlementer. Republik
juga dibagi lagi menjadi 3 yaitu, republik absolut, republik parlementer, dan republik
konstitusional.Sistem pemerintahan juga ada beberapa macam yaitu sistem pemerintahan
presidensial, sistem pemertintahan arlementer, dan sistem pemerintahan referendum.
DAFTAR PUSTAKA
S. T, Kansil, Ilmu Negara ( umum dan Indonesia ), Jakarta: Prada Paramita, 2004
Duguit, Traite de Droit Contitutionel jilid 2, 1923
Joeniarto, Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara, Jakarta: PT Bina Aksara, 1984
Busroh, Abu Daus, Ilmu Negara, cet.Ke-8, Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 2013
Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi , Jakarta:
PT Bhuana Ilmu, 2007
Sukardja, Ahmad, Hukum Tata Negara & Hukum Administrasi Negara , Jakarta: Sinar
Grafika, 2012