Sentralisasi Obat Fixxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sentralisasi Obat Fixxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
SENTRALISASI OBAT
Dosen Pembimbing :
Ana Zakiyah .,S.Kep.,Ns.,M.Kes
Disusun Oleh :
1. RAHMAH DANI DWI SAFITRI (202001149)
2. MUHAMMAD GHOZALI (202001150)
3. NURIS SINTHIYA (202001152)
4. ANISSA TRI KURNIA (202001153)
5. IKA FEBIOLA (202001155)
6. CHRISNA ADITYA ROMADHONI (202001156)
7. DEVI DWI FABIANTO (202001157)
8. SINTIA ANGGUN IRMAWATI (202001158)
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada
pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi
jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa
terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang
tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan
kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis
sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga
serta resiko kerugian baik secara material maupun non material dapat dihindari, pada
akhirnya kepercayaan pasien terhadap perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan hal
tersebut, untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan sentralisasi keperawatan di Ruang
Irna 2, kami akan melaksanakan sentralisasi obat oral di ruangan tersebut.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam,
2007)
1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional
dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Oabat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah
diambi;l oleh keluargadiserahkan kepada perawat dengan menerima lembar
terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila
perlu) dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau
pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan
penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang
5T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum
beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak
obat ( Nursalam,2007)
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penmberian
obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diinstruksi dokter dan kartu obat yang
ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau wadah obat kembali
keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efeksamping pada psie.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau
petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat –
obatan yang hamper habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian
dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab
pasien (Nurussalam, 2007)
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2007)
6. Obat Khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat
sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian,.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat ( Nursalam, 2007)
2.4 Peran
1. Kepala Ruangan
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2. Katim
3. Anggota Tim
Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien dirawat.
2.5 Pelaksanaan
2.6 Instrumen
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki\
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
Nurse station
Anggota tim memberikan obat kepada
Anggota tim
pasien dengan melibatkan keluarga.
Anggota tim
Karumengecek kembalikelengkapan
pendokumentasian sentralisasi obat
Karu,katim,
anggota tim
Saksi-saksi
1. …………………………….. 2.. ……………………………
LEMBAR SERAH TERIMA
OBAT DI RUANG
Nama Pasien : No. Kamar :
Umur : No. Reg. :
No. Tanggal Nama Obat Jumlah TTD / TTD/ Keterangan
nama terang nama terang
perawat keluarga
pasien
1
5
FORMULIR PEMBERIAN OBAT
Nama Pasien : Umur : Ruang : No. Reg :
Tgl
Nama
Obat : Terima
(jumlah)
Penerim
Dosis :
a
Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Paraf
Cara f f
Pemberian
(rute) :
Sisa
Tgl
Nama
Obat : Terima
(jumlah)
Dosis :
Penerim
a
Cara rina Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Paraf
Pemberian f f
(rute) :
Sisa
Tgl
Nama
Obat : Terima
(jumlah)
Penerim
Dosis :
a
Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Paraf
f f
Cara
Pemberian
(rute) :
Sisa
3. Rencana Strategi :
a. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent, format serah
terima obat dan format pemberian obat oral/ injeksi.
b. Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter dan bagian farmasi
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
4. Pelaksanaan :
Topik :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Karu :
Katim :
Perawat :
Pelaksana :
Pembimbing :
Supervisor :
a. Struktur (input)
1 Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang
2 Persiapan dilakukan sebelumnya.
3 Perawat yang betugas.
b. Proses
1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah
ditentutan dan pasien yang menyetujui informed consent untuk dilkukan
sentralisasi obat.
2. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.
c. Hasil
1. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
2. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar.
3. Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
4. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Pemain
Senin pagi di ruang Dahlia, pukul 07 : 00 WIB. Perawat sifht pagi mulai
melakukan tugasnya. Perawat memeriksa TTV pasien, setelah selsai memeriksa TTV
kemudian perawat memdokumentasikan di dalam buku askep pasien. Pukul 10 : 00 WIB
Dokter datang untuk melakukan visite di ruang dahlia.
Di Ruang Dahlia
Perawat 1 : sus bagaimana ya keadaan pasiennya sekarang ? kira – kira baik apa jelek ?
Perawat 1 : Alhamdulillah Bu hasilnya normal suhu 36,5’C , Nadi 86x/mnt tensi 120/70
mmHg , RR 18x/mnt ( sambil merapikan peralatan )
Perawat 1 : nanti kira – kira pukul 10 : 00 WIB dokter akan memeriksa Tn. Julian, kalo
begitu saya permisi dulu.
Ibu pasien ; iya sus.
Perawat 1 : permisi (berjalan keluar menuju pintu dan duduk di Ners Station )
Di kamar pasien
Dokter : keadaanya sudah cukup baik. Untuk mengetahui lebih lanjut nanti bapak
akan diambil darahnya intuk pemeriksan laboratorium.
Di Ners Station.
Dokter : sus ini saya beri resep untuk Tn Julian, nanti jika hasil Labnya keluar tolong
beri tahu saya. ( sambul menulis resep)
Setelah dokter visite keluar dari ruang dahlia perawat pun mengambil darah Tn
Julian untuk pemeriksaan laboratorium. Setelah hasil labolatorium keluar perawat
menghubungi dokter untuk memberitahukan hasil labolatorium.
Perawat 1 : Assalamualaikum, saya ambil darahnya ya pak?
Pasien : Walaikumsalam, iya sus silahkan.
Perawat 3 : iya mbak ini dari ruang dahlia , mbak bisa kesini ya ada darah yang mau di
cek.
Perawat 3 : waalaikumsalam.
Petugas Lab. Sampai di Ners Station untuk mengambil sempel darah yang akan di cek
P. Lab : permisi mbak mana sempel darah yang akan di cek ?
Petugas laboratorium kembali ke laborat dan memeriksa sempel darah setelah selesai
petugas laboratorium menyerahkan hasil laboratorium ke Ruang Dahlia.
P. Lab : mbak ini hasil Labnya sudah jadi. (memberikan hasil laboratorium)
Perawat1 :hallo selamat siang dok, ini dari perawat Iffah dari ruang dahlia ingin
menyampaikan hasil Lab. Dari Tn. Julian tadi dok.
Perawat 1 : baik dok jadi Tn. Julian diberikan tambahan albumin ya dok ?
Di Ners Station
Ibu pasien : selamat siang sus , saya ibu Tn. Julian tadi di panggil ya ?
Perawat 3 : iya Bu, saya ingin memberikan resep Tn. Julian yang baru Bu.
Ibu pasien : iya sus jadi saya harus menebus diapotik sekarang ya sus ?
Perawat 3 : iya Bu. Ibu bias menebusnya di apotik di depan itu yaa Bu.
Lalu Ibu pasien pergi untuk menebus obat di apotik rumah sakit.
Ibu pasien : permisi mbak saya mau menebus obat di resep ini. (Menyerahkan resep obat
tersebut)
Petugas apotik mengambil obat dengan sangat hati – hati dan menghampiri ibu
pasien.
P. Apotik : ini Bu obatnya, mohon ibu membawanya dengan sangat hati – hati
Ibu pasien : iya mbak saya akan membawanya dengan sangat hati – hati
Perawat 2 : Bu, Ibu permisi ini obatnya mau ditaruh mana ? boleh saya bawa untuk di
sentralisasi obat ?
Ibu pasien : Ini obatnya mahal, saya ingin menyimpanya sendiri, saya takut obatnya
tertukar dengan pasien lain suuuss….
Perawat 2 : iya Bu, saya tau akan kekhawatiran ibu, tetapi tujuan dari sentralisasi obat
ini sendiri adalah untuk menghindari kesalahan pasien, kesalahan dosis,
pemberian waktu, kesalahan obat.
Ibu pasien : iya mbak tetapi bagaimana nanti jika perawat disini mengambil keuntungan
dan obatnya tidak diberikan kepada anak saya, saya kan jadi rugi, ini kan
obat harganya mahal.
Perawat 2 : bukan begitu Buu. Tetapi ini sudah menjadi bagian dari peraturan rumah
sakit ini
Ibu pasien : ooh apa mbak bisa bertanggung jawab atas semua ini ?
Perawat 2 : semua perawat disini akan bertanggung jawab untuk masalah obat.
Ibu pasien : saya tetap belum bias percaya, ini mahal sus mahaal.
Perawat 2 : bauk Buu, saya mengerti obat ini mahal. Tetapi untuk aturan yang ada disini
harus ada sentralisasi obat.
Ibu pasien : kalau tertukar, kalau hilang, kalau pecah , kalau salah , kalau perawat tedor.
Perawat 2 : tidak bu kami semua disini sudah bertanggung jawab, apabila ibu setuju saya
akan memberikan surat persetujuan yang harus ditandatangani.
Perawat 2 :Persetujuan bahwa obat disimpan disini bu, jadi apabila ada kesalahan bisa
dituntut bu,
Ibu pasien : mana ? saya percaya tapi saya tidak mau tahu dan saya akan menuntut suster
apabila ada kesalahan
Perawat 2 : baik bu, ini surat persetujuannya, silahkan ditanda tangani (memberikan surat
persetujuan)
Ibu pasien : ooh,, ini ya mbak obatnya, hati – hati mbak kalo memberikan. Jangan sampai
tumpah sedikit pun. Itu harganya mahal.
Perawat 2 : (perawat selesai memasukkan obat) pak ini saya sudah selesai memasukkan
obatnya. Saya permisi dulu ya bu. Nanti jika ibu perlu sesuatu ibu bisa
memanggil saya di ruang perawat. Selamat istirahat bu