Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN

PERILAKU PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA USIA


24-59 BULAN DI RW 04 KELURAHAN
HARAPAN JAYA

SKRIPSI

Disusun Oleh :

NAMA : ACHMAD SYAHPUTRA


NIM : 2720190006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
2023
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN
PERILAKU PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA USIA
24-59 BULAN DI RW 04 KELURAHAN
HARAPAN JAYA

SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan
Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1) Program Studi Ilmu Keperawatan
Pada Fakultas Ilmu Kesehatan

Disusun Oleh :

NAMA : ACHMAD SYAHPUTRA


NIM : 2720190006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
2023
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan

Achmad Syah Putra

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Stunting


Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya

ABSTRAK

Stunting merupakan masalah nasional yang menjadi ancaman terhadap pertumbuhan dan perkembangan
balita. Angka kejadian stunting di indonesia saat ini mencapai 48% yang menyebabkan balita mengalami
gizi buruk, tinggi badan tidak sesuai dengan usia dan menghambat perkembangan otak. Tujuan
penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting
di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya. Analisis yang digunakan univariat dan bivariate menggunakan chi-
square dengan ɑ = 5% (0,05). Metode penelitian deskriptif korelatif. Teknik pengambilan sampel yaitu
total sampling dengan jumlah 50 responden. Hasil penelitian terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan
perilaku pencegahan stunting dengan nilai Cmax 67% masuk dalam kategori “sedang” dan hubungan
sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting mendapatkan nilai Cmax 92% dan termasuk kategori
“sangat kuat” Simpulan Terdapat hubungan Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada
Balita Usia 24-59 Bulan Di RW 04 Kelurahan Harapan dengan hasil diperoleh p value 0,001< ɑ =0,05 dan
terdapat Hubungan Sikap Ibu dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di RW
04 Kelurahan Harapan Jaya dengan hasil diperoleh p value 0,000< ɑ = 0,05. Saran agar lebih
meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dalam perilaku pencegahan stunting serta bagi petugas
puskesmas untuk memberikan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan tentang gizi seimbang pada
stunting.

Kata kunci: Pengetahuan Ibu, Sikap Ibu, Perilaku Pencegahan Stunting


Nursing Science Study Program
Faculty of Health Sciences

Achmad Syah Putra

The Relationship Between Mother's Knowledge and Attitudes and Stunting Prevention
Behavior In Toddlers Aged 24-59 Months In RW 04 Harapan Jaya Village

ABSTRACT

Stunting is a national problem that poses a threat to the growth and development of toddlers. The
incidence of stunting in Indonesia currently reaches 48% which causes toddlers to experience
malnutrition, height does not match their age and hinders brain development. The aim of the study was to
determine the relationship between knowledge and attitudes of mothers with stunting prevention behavior
in RW 04 Kelurahan Harapan Jaya. The analysis used univariate and bivariate using chi- square with a
= 5% (0.05). Research method correlative descriptive. The sampling technique is total sampling with a
total of 50 respondents. The results of the study show that there is a relationship between mother's
knowledge and stunting prevention behavior with a Cmax value of 67% which is in the "medium"
category and the relationship between mother's attitude and stunting prevention behavior with a Cmax
value of 92% and is included in the "very strong" category. Conclusion There is a relationship between
mother's knowledge and stunting prevention behavior. In Toddlers Aged 24-59 Months in RW 04
Kelurahan Harapan with the results obtained p value 0.001 a = 0.05 and there is a relationship between
Mother's Attitude and Stunting Prevention Behavior in Toddlers Aged 24-59 Months in RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya with the results obtained p value 0.000< a = 0.05. Suggestions to further increase
mothers' knowledge and attitudes in stunting prevention behavior and for puskesmas staff to provide
health education and health promotion regarding balanced nutrition in stunting.

Keywords: Mother's Knowledge, Mother's Attitude, Stunting Prevention Behavior


A. Latar Belakang Indonesia tetap menjadi negara dengan
Balita merupakan anak yang beban ganda gizi buruk (Bouble
berusia di bawah 5 tahun dimana Burden of Malnutrition/DBM), karena
pertumbuhan dan perkembangan gizi kurang dan gizi lebih tersebar luas
meningkat pesat. Periode ini sering dengan mempengaruhi semua bidang
juga disebut sebagai fase “Golden kehidupan. Efek terburuk dan jangka
Age” , Masa keemasan ini terjadi panjang terjadi ketika masalah gizi ini
dimulai dari pembuahan sampai tahun- terjadi selama 1000 hari pertama
tahun pertama kelahiran. Saat balita kehidupan (HPK) sejak kehamilan
berusia 24 bulan, neuron baru tidak hingga anak dan remaja berusia 2
lagi bertambah seperti usia tahun (Menteri Kesehatan RI, 2020).
sebelumnya, tetapi pematangan Hasil Riskesdas 2018 menunjukan
berlanjut hingga anak berusia empat bahwa 30.8% balita Indonesia
atau lima tahun (Suryani, 2017; mengalami stunting dan sekitar 10.2%
Loeziana, 2017). Pertumbuhan balita balita mengalami gizi kurang wasting.
merupakan hal penting yang harus Saat ini terdapat sekitar 22,4
diketahui oleh setiap orang tua, juta balita di Indonesia. Setidaknya ada
perlunya perhatian lebih dalam tumbuh 5,2 juta ibu hamil di Indonesia setiap
kembang di usia balita didasarkan tahun dengan rata-rata kelahiran 4,9
fakta bahwa kurang gizi yang terjadi juta. Tiga dari sepuluh balita di
pada masa emas ini, bersifat Indonesia mengalami stunting yang
irreversible (Supariasa, 2012). akan mempengaruhi kualitas sumber
Kesehatan yang baik, gizi seimbang daya manusianya (SDM). Ibu hamil
dan stimulasi yang memadai selama yang mengalami kekurangan gizi
masa ini membantu anak tumbuh sehat selama kehamilan bisa mengakibatkan
dan mencapai potensi optimalnya terjadinya kekurangan gizi pada masa
sehingga mereka dapat berpartisipasi jangka panjang pada balita salah
lebih baik dalam masyarakat satunya nya masalah pendek (stunting)
(Kemenkes, 2016). dan kurus (wasting) angka kejadian ini
Sesuai dengan ajaran islam di indonesia 48% (Kemenkes RI,
dalam ayat suci al-quran surah Al- 2018).
Baqarah: 168 dibawah ini, menjelaskan Menurut data yang
bahwasannya dianjurkan bagi manusia dikumpulkan oleh World Health
memakan makanan yang halal, baik Organization (WHO) lebih dari
dan begizi untuk dirinya dan semua separuh balita kurang gizi di dunia
keturunannya. Dianjurkan memakan berasal dari Asia (55%) dan lebih dari
yang halal, baik dan bergizi QS. Al- sepertiga (39%) tinggal di Afrika. Dari
Baqarah: 168 83,6 juta balita stunting di bawah usia
‫ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ُك ُلْو ا ِمَّم ا ِفى اَاْلْر ِض َح ٰل اًل‬ 5 tahun di Asia, proporsi terbesar
‫َطِّيًباۖ َّو اَل َتَّتِبُعْو ا ُخ ُطٰو ِت الَّشْيٰط ِۗن ِاَّنٗه ْم َع ُد ٌّو ُّم ِبْيٌن‬
‫َلُك‬ berasal dari Asia Selatan (58,7%) dan
terkecil dari Asia Tengah (0,9%).
Artinya : Indonesia merupakan negara ketiga
“ Wahai manusia! Makanlah dari dengan prevalensi tertinggi di kawasan
(makanan) yang halal dan baik yang Asia Tenggara/South East Asia
terdapat di bumi, dan janganlah kamu Regional (SEAR). Antara tahun 2005
mengikuti langkah-langkah dan 2017, rata-rata prevalensi balita
setan.Sungguh, setan itu musuh yang kurang gizi di Indonesia adalah 36,4%.
nyata bagimu.” (Kemenkes RI, 2018).
Hasil survei nasional terbaru Balita yang tergolong stunting
menunjukkan bahwa beberapa apabila panjang atau tinggi badan (TB)
indikator gizi telah membaik, namun umur (U) kurang dari minus dua
standar deviasi ( < -2 SD) standar baku dan prevalensi wasting di rumah sakit
(WHO, 2019). Stunting dapat dalam akreditasi rumah sakit wajib
disebabkan oleh kemiskinan, perilaku memiliki angka 100%.
hidup sehat dan pola asuh/pemberian Menurut data Survei Status
makan yang kurang baik dari sejak Gizi Indonesia (SSGI) 2021,
anak dilahirkan yang mengakibatkan prevalensi stunting di Provinsi Jawa
anak menjadi pendek. Selain Barat meningkat menjadi 24,5 persen,
mengalami pertumbuhan sedikit lebih tinggi dari rata-rata angka
terhambat,masalah gizi terutama stunting nasional sebesar 24,4 persen.
stunting pada balita dapat menghambat Prevalensi stunting tahun 2021 di Kota
perkembangan otak yang tidak Bekasi sebanyak 13,8% dengan target
maksimal. Hal ini dapat mempengaruhi pada tahun 2022 (11,8%), Tahun 2023
kemampuan mental dan belajar tidak (9,73), dan Tahun 2024 (7,67%).
maksimal, serta prestasi belajar yang Dilihat dari data profil kesehatan Kota
buruk. Selain itu, efek jangka panjang Bekasi 2020 berdasarkan wilayahnya,
yang disebabkan oleh stunting dan prevalensi balita stunting tahun 2020
kondisi lain terkait kurang gizi, acap tertinggi di wilayah Puskesmas
kali dianggap sebagai salah satu faktor Harapan Baru dengan prevalensi
risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan (22,00%), diikuti Puskesmas Bintara
kematian akibat infeksi (Kemenkes RI, (21,70 %), dan Puskesmas Jati Bening
2018). Baru (20,15 %). Sedangkan wilayah
Stunting merupakan program Puskesmas dengan prevalensi Balita
nasional yang diatur berdasarkan stunting paling rendah adalah
peraturan presiden (PERPRES) No. 72 Puskesmas Jati Bening (0,65%),
tahun 2021 Pasal 4 ayat (1) Undang- Puskesmas Kali Abang Tengah (1,15
Undang Dasar Negara Republik %), serta Puskesmas Pekayon Jaya
Indonesia Tahun 1945 yang mengatur (2,36 %).
antara lain mengenai: 1) strategi Stunting dikenali sejak usia 2
nasional percepatan penurunan tahun, karena pertumbuhan linier dan
stunting; 2) penyelenggaraan perkembangan otak yang pesat terjadi
percepatan penurunan stunting; 3) pada usia ini. Jika sudah berisiko
koordinasi penyelenggaraan mengalami stunting, hal itu dapat
percepatan penurunan stunting; 4) segera dicegah karena sangat sulit
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; untuk memperbaiki stunting sebelum
dan 5) pendanaan. Stunting adalah usia lima tahun. Salah satu faktor yang
gangguan pertumbuhan dan mempengaruhi penurunan berat badan
perkembangan anak akibat kekurangan balita adalah pengetahuan ibu tentang
gizi kronis dan infeksi berulang, yang gizi dan tingkat pendidikan ibu yang
ditandai dengan panjang atau tinggi mempengaruhi cara berpikir (Mugianti
badannya berada di bawah standar et al., 2018). Ibu berperan penting
yang ditetapkan oleh menteri yang dalam pemenuhan gizi balita, karena
menyelenggarakan urusan balita masih memerlukan perhatian
pemerintahan di bidang kesehatan. khusus dalam perkembangannya, lebih
Pelaksanaan percepatan penurunan tepatnya peran ibu dengan balita dalam
stunting meliputi kelompok sasaran: banyak hal. Tentunya jika ibu
remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu mendapat informasi yang baik, hal ini
menyusui, dan anak berusia 0 (nol) - juga berpengaruh pada sikap yang baik
59 (lima puluh sembilan) bulan. Dan dalam memenuhi pola makan balita
dalam buku Standar Akreditasi Rumah (Olsa et al., 2017).
Sakit (KARS) bahwa program nasional Salah satu faktor penyebab
yaitu penurunan prevalensi stunting tidak langsung adalah keakraban
dengan keluarga, namun pengetahuan pencegahan stunting yang baik,
yang baik pun tidak menjadi pedoman sebagian besar Ibu (65.5%) memiliki
dalam menentukan pola makan anak pengetahuan tinggi, sebagian besar Ibu
kecil. Kondisi ini mungkin disebabkan (64.4%) memiliki sikap baik.
karena ibu tidak memiliki pengetahuan Sejalan dengan hasil penelitian
yang kuat tentang stunting, Sedikitnya Mutingah dkk 2021 tidak terdapat
pengetahuan ibu tentang stunting hubungan antara pengetahuan dengan
membuat kebiasaan makan ibu perilaku pencegahan stunting (p value
semakin buruk (Syahbandini& et al, = 0,100), namun terdapat hubungan
2018).Pemahaman ibu tentang gizi antara sikap (p value = 0,001) dan
yang salah dan pengaruh iklan status pekerjaan ibu (p value = 0,003)
menyebabkan sikap ibu dalam dengan perilaku pencegahan stunting.
pemberian ASI dan MP-ASI yang Hasil penelitian berbeda Harikatang
tidak tepat (Sari & Ernawati, 2018). dkk 2020 menunjukkan bahwa tidak
Pemberian asupan gizi dirumah terdapat hubungan antara pengetahuan
dipengaruhi oleh sikap keluarga, ibu dengan kejadian balita stunting
terutama sikap ibu terhadap pemberian dengan hasil p=1,000 dengan OR
makan bayi. Balita membutuhkan 1,474 dan tidak terdapat hubungan
perhatian dan dukungan dari ibu (orang antara sikap ibu dengan kejadian balita
tua) karena mereka menghadapi stunting (p= 0,786). Dapat disimpulkan
pertumbuhan dan perkembangan yang bahwa penelitian ini pengetahuan dan
sangat pesat (Oktaningrum, 2018). sikap ibu dapat berpengaruh pada
Model perilaku yang akan dievaluasi perilaku pencegahan stunting pada
terdiri dari pengetahuan dan sikap yang balita.
nantinya dapat digunakan untuk Berdasarkan studi pendahuluan
menentukan apa yang ibu lakukan yang diperoleh peneliti pada 27
untuk perilaku pencegahan stunting. Desember 2022 di Puskesmas Harapan
Hasil penilaian pengetahuan dan sikap Jaya dan Posyandu RW 04 kelurahan
tersebut dapat digunakan sebagai dasar harapan jaya, dengan mewawancarai
pengambilan keputusan tentang kepala puskesmas harapan jaya
perilaku pencegahan stunting (Fildzah tersebut memiliki jumlah 1.592 balita,
et al., 2020). dengan jumlah balita yang mengalami
Hasil penelitian Olsa dkk 2017 stunting 18 balita (1,15%). Hasil
tentang sikap dan pengetahuan Wawancara dari 10 ibu balita yang
stunting terdapat hubungan yang memilik balita usia 24–59 bulan,
signifikan antara sikap, dan didapatkan 4 balita dibawah garis
pengetahuan ibu dengan kejadian merah dan 6 balita tidak dibawah garis
stunting dengan angka kejadian merah, 2 balita tidak pernah sarapan
stunting pada anak baru masuk sekolah pagi dan 8 balita sarapan pagi, 4 balita
dasar sebesar 16,8%, sebagian besar hanya mengkonsumsi snack saja dan 6
ibu memiliki tingkat sikap positif tidak mengkonsumsi snack, dan dari
(55,2%) dan tingkat pengetahuan yang 10 ibu balita belum mengetahui
cukup (48,7%). Hasil penelitian tentang definisi, penyebab dan tanda
berbeda Arnita dkk 2020 menunjukan gejala serta perilaku pencegahan
hasil sikap ibu memiliki hubungan stunting pada balita.
dengan upaya pencegahan stunting, Dari hasil beberapa referensi dan
namun tidak terdapat hubungan dari hasil studi pendahuluan tersebut maka
pengetahuan ibu dengan upaya peneliti mengambil judul penelitian
pencegahan stunting penelitian untuk menganalisis Hubungan
diketahui dari 87 Ibu, sebagian besar Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan
ibu (67.8%) memiliki upaya Perilaku Pencegahan Stunting Pada
Balita Usia 24-59 Bulan Di RW 04 2. Tempat Dan Waktu Penelitian
Kelurahan Harapan Jaya. Penelitian ini di lakukan di RW 04
kelurahan harapan jaya dan waktu
B. Tujuan Penelitian yang dibutuhkan untuk penelitian
1. Tujuan Umum dan penyusunan skripsi ini
Untuk menganalisis hubungan dimulai dari bulan Maret sampai
pengetahuan dan sikap ibu dengan dengan Juli 2023 mulai dari
perilaku pencegahan stunting pada persiapan, pengumpulan data,
balita 24-59 bulan di RW 04 pengelolaan dan analisis data
Kelurahan Harapan Jaya. hingga penulisan laporan.
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasi gambaran 3. Populasi dan Sample Penelitian
pengetahuan ibu tentang a. Populasi penelitian
perilaku pencegahan stunting Populasi dalam penelitian ini
pada balita 24-59 bulan di RW adalah sebagian ibu yang
04 Kelurahan Harapan Jaya. mempunyai balita usia 24-59 bulan
b. Teridentifikasi gambaran sikap di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya
ibu tentang perilaku berjumlah 50 orang pada bulan
pencegahan stunting pada balita desember, didapatkan dari rerata
24-59 bulan di RW 04 jumlah total ibu yang memiliki
Kelurahan Harapan Jaya. balita usia 24-59 bulan.
c. Teridentifikasi gambaran b. Sampel penelitian
perilaku pencegahan stunting Sampel dalam penelitian ini
pada balita 24-59 bulan di RW menggunakan teknik total
04 Kelurahan Harapan Jaya. sampling, dimana peneliti
d. Teridentifikasi Hubungan memilih responden sebanyak 50
pengetahuan ibu dengan sebagian ibu yang mempunyai
perilaku pencegahan stunting balita usia 24-59 bulan di RW 04
pada balita usia 24-59 bulan di Kelurahan Harapan Jaya.
RW 04 Kelurahan Harapan
Jaya. D. Hasil Penelitian
e. Teridentifikasi Hubungan sikap 1. Analisa Univariat
ibu dengan perilaku Analisa univariat dilakukan
pencegahan stunting pada balita untuk mengetahui distribusi,
usia 24-59 bulan di RW 04 frekuensi dan proporsi dari variabel-
Kelurahan Harapan Jaya. variabel yang diamati beberapa
variabel dependen (perilaku
C. Metode Penelitian pencegahan stunting pada balita ),
1. Desain Dan Jenis Penelitian serta variabel independen
Jenis penelitian ini adalah (pengetahuan dan sikap ibu).
deskriptif Dan menggunakan a. Pengetahuan Ibu
desain penelitian korelaktif yaitu Gambaran pengetahuan ibu
penelitian yang menjelaskan apa tentang stunting di RW 04
adanya antara variabel yang Kelurahan Harapan Jaya pada
menghubungkan antara variabel balita Usia 24-59 bulan. Dari
independen (Pengetahuan dan data yang sudah didapatkan
Sikap Ibu) dengan variabel dengan cara menyebarkan
dependen (Perilaku Pencegahan kuisioner, didapatkan hasil pada
Stunting) yang menggunakan tabel 5.1 sebagai berikut:
metode kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Positif 41 82%
Pengetahuan Ibu Maret Tahun
2023 Ʃ 50 100%

Pengetahua Frekuens Presentas Berdasarkan tabel 5.3


n Ibu i i distribusi frekuensi sikap ibu
Baik 29 58% dalam pencegahan stunting, dari
Cukup 18 36% 50 sampel penelitian di RW 04
Kurang 3 6% Kelurahan Harapan Jaya
didapatkan hasil sebagai berikut,
Ʃ 50 100%
responden yang memiliki sikap
ibu negatif sebanyak 9 ibu
Berdasarkan tabel 5.1 (18%), responden yang memiliki
distribusi frekuensi pengetahuan sikap ibu positif sebanyak 41
ibu, dari 50 sampel penelitian ibu (82%).
didapatkan hasil sebagai berikut, Pada 3 sub variabel
responden yang memiliki sikap ibu responden menilai
pengetahuannya kurang untuk dimensi tertinggi sub
sebanyak 3 ibu (6%), responden variabel yaitu komponen
yang pengetahuannya cukup kognitif sebanyak 88 % dan
sebanyak 18 ibu (36%) dan dimensi terendah terdapat pada
responden yang pengetahuannya sub variabel komponen
baik sebanyak 29 ibu (58%). psikomotor yaitu sebesar 56 %.
Pada 5 sub variabel
pengetahuan ibu responden c. Perilaku Pencegahan Stunting
menilai untuk sub variabel Pada Balita
tertinggi yaitu ciri – ciri Gambaran perilaku pencegahan
stunting sebanyak 70 % dan stunting pada balita di RW 04
sub variabel terendah terdapat Kelurahan Harapan Jaya. Dari
pada dampak stunting yaitu data yang sudah didapatkan
sebesar 26 %. dengan cara menyebarkan
kuisioner, didapatkan hasil pada
b. Sikap Ibu tabel 5.5 sebagai berikut:
Gambaran sikap ibu dalam
pencegahan stunting pada balita Tabel 5.5
di RW 04 Kelurahan Harapan Distribusi Frekuensi Perilaku
Jaya. Dari data yang sudah Pencegahan Stunting Pada Balita
didapatkan dengan cara Usia 24-59 Bulan
menyebarkan kuisioner,
didapatkan hasil pada tabel 5.3 Perilaku Frekuensi Presentasi
sebagai berikut : Pencegahan
Stunting
Tabel 5.3 Negatif 9 18%
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu
Maret Tahun 2023 Positif 41 82%

Ʃ 50 100%
Sikap Ibu Frekuensi Presentasi
Negatif 9 18%
Berdasarkan tabel 5.5
distribusi frekuensi perilaku
Value d Present
pencegahan stunting pada balita,
f asi
dari 50 sampel penelitian di RW P Pearson 14.737 2 .001
04 Kelurahan Harapan Jaya Chi-
didapatkan hasil sebagai berikut, Square
responden yang memiliki N Of 50
perilaku pencegahan stunting Valid
negatif sebanyak 9 ibu (18%),
responden yang memiliki
perilaku positif sebanyak 41 ibu Berdasarkan tabel
(82%). diatas, didapatkan bahwa
Pada 3 sub variabel Pearson Chi-Square test yaitu
sikap ibu responden menilai 0,001 nilai ini lebih kecil dari a
untuk dimensi tertinggi sub = 5% (0,05) maka hipotesis
variabel yaitu perbaikan pola null ditolak, kesimpulannya
makan sebanyak 78 % dan adalah terdapat hubungan
dimensi terendah terdapat pada antara pengetahuan ibu dengan
sub variabel perbaikan sanitasi perilaku pencegahan stunting
dan air bersih yaitu sebesar 58 pada balita usia 24-59 bulan di
%. RW 04 Kelurahan Harapan
Jaya. Maka artinya yaitu
2. Analisa Bivariat perilaku pencegahan stunting
Analisa Bivariat dilakukan pada balita usia 24-59 bulan
untuk mengetahui apakah terdapat akan menjadi lebih positif dan
hubungan antara variabel-variabel baik apabila pengetahuan
independen dengan variabel tentang stunting bertambah
dependen dengan cara membuat baik.
tabulasi silang antara dua variabel, Selanjutnya untuk
yaitu variabel independen mengetahui besar hubungan
(Pengetahuan dan Sikap Ibu) antara pengetahuan ibu dengan
dengan variabel dependen (Perilaku perilaku pencegahan stunting
Pencegahan Stunting). Jika terdapat pada balita digunakan nilai
hubungan, seberapa besar hubungan contingency coefficient (C)
antara dua variabel tersebut. Teknik yang dibandingkan dengan
analisa data dalam penelitian ini koefisien maksimal (C maks),
dilakukan dengan menggunakan uji nilai Contingency Coefficient
Chi-Square dengan bantuan yang disajikan pada tabel 5.9
komputer dengan program SPSS 25. sebagai berikut:
a. Hubungan Pengetahuan Ibu
Dengan Perilaku Pencegahan Tabel 5.9
Stunting Pada Balita Usia 24- Contingency Corfficient
59 Bulan Di RW 04 Kelurahan Hubungan Pengetahuan Ibu
Harapan Jaya. Dengan Perilaku Pencegahan
Stunting Pada Balita Usia 24-
Tabel 5.8 59 Bulan
Uji Pearson Chi Square
Hubungan Pengetahuan Ibu Value Approx.
Dengan Perilaku Pencegahan Signific
Stunting Pada Balita Usia 24- ant
59 Bulan Nominal by .477 .001
Nominal negatif dengan perilaku yang
N Of Valid Case 50 negatif terdapat 8 responden
(16%). sedangkan ibu balita
dengan sikap negatif dengan
perilaku yang positif terdapat 1
Berdasarkan tabel diatas responden (2%).
diperoleh nilai Contingency Sikap positif dengan
Coefficient (C) yaitu 0,543 perilaku negatif terdapat 1
kemudian dibandingkan dengan responden (2%), sedangkan ibu
nilai Cmaks. Hasil balita dengan sikap positif
perbandingan nilai dengan perilaku yang positif
Contingency Coefficient (C) terdapat 40 responden (80%).
dengan nilai Cmaks diperoleh Selanjutnya untuk
0,674. melihat apakah terdapat
Kesimpulan dari nilai hubungan antara sikap ibu
keeratan hubungan dengan perilaku pencegahan
pengetahuan dengan perilaku stunting pada balita usia 24-59
pencegahan stunting pada balita bulan di RW 04 Kelurahan
usia 24-59 bulan di RW 04 Harapan Jaya digunakan uji
Kelurahan Harapan Jaya Pearson Chi-Square pada tabel
sebesar 67% artinya ada kontingensi diatas. Adapun
hubungan dengan tingkat hipotesis yang diuji adalah :
"sedang" antara hubungan Ho: Tidak ada hubungan antara
pengetahuan ibu dengan sikap ibu dengan perilaku
perilaku pencegahan stunting pencegahan stunting pada
pada balita usia 24-59 bulan di balita usia 24-59 bulan di
RW 04 Kelurahan Harapan RW 04 Kelurahan Harapan
Jaya. Jaya.
H₁: Terdapat hubungan antara
b. Hubungan Antara Sikap Ibu sikap ibu dengan perilaku
Dengan Perilaku Pencegahan pencegahan stunting pada
Stunting Pada Balita Usia 24- balita usia 24-59 bulan di
59 Bulan Di RW 04 Kelurahan RW 04 Kelurahan Harapan
Harapan Jaya. Jaya.
Pada tabulasi silang
akan dilihat apakah ada Tabel 5.11
hubungan antara sikap ibu Uji Pearson Chi Square
dengan perilaku pencegahan Antara Sikap Ibu dengan
stunting pada balita usia 24-59 Perilaku Pencegahan
didapatkan hasil pada tabel Stunting Pada Balita Usia 24-
5.10 sebagai berikut: 59 Bulan
Berdasarkan tabulasi
silang peneliti antara sikap ibu
Value d Presentasi
dengan perilaku pencegahan f
stunting pada balita usia 24-59 P Pearson 37.368 1 .000
bulan di RW 04 Kelurahan Chi-
Harapan Jaya mendapatkan Square
hasil sebagai berikut: dari 50 N Of Valid 50
responden ibu balita 24-59 Berdasarkan tabel
bulan pada penelitian ini, ibu diatas, didapatkan bahwa
balita yang memiliki sikap Pearson Chi-Square test yaitu
0,000 nilai ini lebih kecil dari a Nilai ini menunujukkan
= 5% (0,05) maka hipotesis adanya hubungan yang "sangat
null ditolak, kesimpulannya kuat" antara sikap ibu dengan
adalah terdapat hubungan perilaku pencegahan stunting
antara sikap ibu dengan pada balita usia 24-59 bulan di
perilaku pencegahan stunting RW 04 Kelurahan Harapan
pada balita usia 24-59 bulan di Jaya berdasarkan tabel
RW 04 Kelurahan Harapan klasifikasi batasan nilai C,
Jaya. Maka artinya yaitu derajat keeratan sebeasr 0,92.
perilaku pencegahan stunting Dengan demikian hasil
akan menjadi lebih positif dan penelitian dapat
baik apabila sikap ibu diklasifikasikan dalam kategori
bertambah baik dan semakin "sangat kuat". Hal ini
positif. menunjukkan bahwa sikap ibu
Selanjutnya untuk dengan perilaku pencegahan
mengetahui besar hubungan stunting pada balita usia 24-59
antara sikap ibu dengan bulan di RW 04 Kelurahan
perilaku pencegahan stunting Harapan Jaya memiliki daya
pada balita usia 24-59 bulan keeratan sebesar 0,92 x 100%
digunakan nilai contingency sama dengan 92%.
coefficient (C) yang Kesimpulan dari nilai
dibandingkan dengan koefisien keeratan hubungan antara sikap
maksimal (Cmaks). nilai sikap ibu dengan perilaku
Contingency Coefficient yang pencegahan stunting pada balita
disajikan pada tabel 5.9 sebagai usia 24-59 bulan di RW 04
berikut: Kelurahan Harapan Jaya
sebesar 92% artinya ada
Tabel 5.12 hubungan dengan tingkat
Cofingency Coefficient "sangat kuat" antara hubungan
Hubungan Sikap Ibu Dengan sikap sikap ibu dengan perilaku
Perilaku Pencegahan pencegahan stunting pada balita
Stunting Pada Balita 24-59 usia 24-59 bulan di RW 04
Bulan Kelurahan Harapan Jaya.

E. Pembahasan Hasil Penelitian


Value Approx.S
ignificant 1. Pembahasan Analisa Univariat
Nominal by .654 .000 a. Gambaran Pengetahuan Ibu
Nominal Berdasarkan tabel 5.1
NO N Of Valid 50 menunjukan hasil penelitian di
Case RW04 Kelurahan Harapan Jaya
didapatkan dari 50 sampel
penelitian Ibu balita usia 24-59
Berdasarkan tabel diatas
bulan didapatkan hasil sebagai
diperoleh nilai Contingency
berikut, responden yang
Cofficient (C) yaitu 0,654
memiliki pengetahuannya
kemudian dibandingkan dengan
kurang sebanyak 3 ibu (6%),
nilai Cmaks. Hasil
responden yang
perbandingan nilai
pengetahuannya cukup
Contingency Coefficient (C)
sebanyak 18 ibu (36%) dan
dengan nilai Cmaks diperoleh
responden yang
0,925.
pengetahuannya baik sebanyak
29 ibu (58%). Dengan menjadi paling rendah sebesar
demikian dapat dikatakan 26 %, hal ini diakibatkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu kemauan pengetahuan ibu
balita tentang stunting secara balita berkurang sehinga tidak
umum sudah baik. Menurut dapat memahami dampak dari
peneliti ibu yang memiliki stunting dengan secara baik.
pengetahuan yang cukup akan Sedangkan penilaian sub
lebih mudah dalam melakukan variabel kategori cukup paling
aktivitas dan membuat mudah tinggi sebesar 62 % yaitu
dalam penyelesaian di dalam dampak stunting hal ini
keluarga terutama Pengetahuan dibuktikan dengan ibu balita
ibu dalam merawat anak, yang memiliki pengetahuan
memberi makan anak, dan cukup dengan mendengar atau
memperhatikan kebutuhan memahami dampak stunting
nutrisi yang tepat. agar supaya mengetahui dan
Pengetahuan adalah selalu bisa menjada balitanya
berbagai macam hal yang agar tidak terdapat dampak
diperoleh oleh seseorang stunting pada balitanya. dan
melalui panca indera kategori kurang baik sebesar 12
(Natoatmodjo, 2012). %.
Pengetahuan adalah hasil tahu Hasil penilaian ibu
dan ini terjadi setelah seorang balita terhadap sub variabel
mengadakan penginderaan penyebab stunting kategori baik
terhadap sesuatu objek tertentu menjadi rendah sebesar 32 %,
(A.Wawan et al, 2019). hal ini diakibatkan pengetahuan
Pengetahuan merupakan ibu dengan kesadaran dan
domain yang sangat penting pemahaman ibu yang sangat
untuk terbentuknya tindakan berkurang menggakibatkan ibu
seseorang (over behavior). balita belum sepenuhnya
Pengetahuan diperlukan mengetahui penyebab stunting
sebagai dukungan dalam pada balitanya, sedangkan
menumbuhkan rasa percaya penilaian kategori cukup
diri, maupun sikap dan prilaku sebesar 28 % sedikit rendah
setiap hari, sehingga dapat dari kategori cukup maka dari
dikatakan bahwa pengetahuan itu masih wajar karna hamper
merupakan fakta yang semua ibu balita mengetahui
mendukung tindakan mengenai dampak dari stunting
seseorang. (Yohanna Theresia , dan kategori kurang baik
Hasibuan, 2018). Hal ini sebesar 40%.
menunujukkan bahwa Hasil penilai ibu balita
pengetahuan ibu balita usia 24- terhadap sub variabel definisi
59 bulan di RW04 Kelurahan stunting kategori baik menjadi
Harapan sudah cukup baik, sebesar 40 %, hal ini menjadi
pengetahuan ibu tentang nilai bagus karna ibu balita
stunting akan lebih baik dengan hamper mengetahui mengenai
adanya informasi yang lebih stunting , sedangkan penilaian
banyak tentang stunting. kategori cukup sebesar 52 %
Hasil penelitian diatas hampir tidak jauh beda
menunjukan bahwa penilaian penilaian antara kategori baik
ibu balita terhadap sub variable dan cukup, menjadikan
dampak stunting kategori baik landasan awal untuk
mengetahui arti dari stunting Sikap merupakan reaksi
itu sendiri, dan kategori kurang tertutup yang berupa kesiapan
baik sebesar 8 %. dan kesediaan seseorang untuk
Hasil penilai ibu balita bertindak, jika reaksi terbuka
terhadap sub variabel perilaku maka disebut sebuah perilaku
pencegahan stunting dengsn (Notoadmojo, 2012). Sikap
kategori baik menjadi sedikit adalah evaluasi umum yang
rendah sebesar 52 %, hal ini dibuat manusia terhadap
menjadi nilai bagus karna ibu dirinya sendiri, orang lain,
balita hampir menerapakan objek dan isu. (A.Wawan,
perilaku pencegahan stunting 2019). Dari beberapa definisi
pada balita dengan sesuai diatas Peneliti mendifinisikan
arahan informasi kesehatan dari bahwa sikap adalah kesiapan
puskesmas yang menghasilkan dan kesediaan seseorang untuk
bisa menjaga balita nya tidak bertindak sebagai evaluasi
terkena resiko stunting, umum yang dibuat manusia
sedangkan penilaian kategori terhadap dirinya sendiri, terkait
cukup sebesar 26 %, dan sikap ibu tentang perilaku
kategori kurang baik sebesar 22 pencegahan stunting adalah
%. Tanggapan atau respon ibu
Hasil penilai ibu balita yang merawat balita dirumah
terhadap sub variabel ciri – ciri mengenai perilaku pencegahan
stunting dengan kategori baik stunting (Komponen kognitif,
menjadi tinggi sebesar 70 %, komponen afektif, komponen
hal ini diakibatkan kemauan psikomotor).
pengetahuan ibu balita sangat Hasil penelitian diatas
baik sehinga dapat memahami menunjukan bahwa penilaian
betul mengenai ciri – ciri ibu balita terhadap sub variabel
stunting dengan secara baik. komponen psikomotor kategori
Sedangkan penilaian sub positif menjadi paling rendah
variabel kategori cukup sebesar sebesar 56 %, hal ini
16 % , dan kategori kurang diakibatkan sebuah tindakan
sebesar 8 %. yang dilakukan ibu balita
mengenai kurang pemahaman
b. Gambaran Sikap Ibu pencegahan stunting dengan
Berdasarkan tabel 5.3 berkenaan dengan keinginan
menunjukan hasil penelitian di dan keyakinan. Psikomotor
RW 04 Kelurahan Harapan yang berisi perilaku-perilaku
Jaya didapatkan dari 50 sampel ibu yang menekankan pada
penelitian didapatkan hasil aspek keterampilan motorik
sebagai berikut, responden seperti: mengerjakan,
yang memiliki sikap ibu negatif memasang, membuat yang
sebanyak 9 ibu (18%), mencerminkan tingkah laku
responden yang memiliki sikap yang kurang terhadap balita.
ibu positif sebanyak 41 ibu dan sub variabel kategori
(82%). Dengan demikian dapat negatif sebesar 44 %.
dikatakan bahwa tingkat Hasil penilai ibu balita
pengetahuan ibu balita tentang terhadap sub variabel
stunting secara umum sangat komponen afektif kategori
baik. positif menjadi sebesar 82 %,
hal ini nilai bagus karena
sebuah perasaan emosi ibu siswi (18%), responden yang
balita terhadap menerapkan memiliki perilaku positif
tingkah laku kepada anak sebanyak 41 siswi (82%).
maupun subjek lain sangat baik Dengan demikian dapat
menghasilkan penilaian yang dikatakan bahwa perilaku
sangat positif terhadap sikap pencegahan stunting pada balita
ibu untuk pencegahan stunting secara umum sangat positif.
pada balita dan sub variabel Menurut Notoatmodjo
kategori negative sebesar 18 %. (2012), perilaku adalah suatu
Hasil penilai ibu balita kegiatan atau aktivitas
terhadap sub variabel organisme atau mahluk hidup
komponen kognitif kategori yang. Perilaku adalah respon
positif paling tinggi sebesar 88 individu terhadap suatu
%, hal ini nilai bagus karena stimulus atau suatu tindakan
proses kognitif ibu balita dapat yang dapat diamati dan
diperankan secara baik oleh mempunyai frekuensi spesifik,
otak manusia yang mana durasi dan tujuan baik disadari
informasi yang diperoleh ibu atau tidak. Perilaku merupakan
balita mengenai pencegahan kumpulan berbagai factor yang
stunting akan masuk ke dalam saling berinteraksi
otak lalu diproses dengan (A.Wawan,Dewi.M.2019). Dari
menganalisis, mensintesis dan beberapa definisi diatas,
mengevaluasi yang akan peneliti mendefinisikan bahwa
menghasilkan penilaian yang perilaku adalah semua kegiatan
baru terhadap suatu objek aktivitas atau tindakan dari
maupun subjek sehingga dapat respon terhadap suatu stimulus
menerapkan pada balita saat yang dapat diamati dan
baik dan sub variabel negative mempunyai frekuensi sepesifik
sebesar 12 %. yang disadari atau tidak
Hal ini menunujukkan disadari.
bahwa sikap ibu balita usia 24- Hasil penelitian diatas
59 bulan di RW 04 Kelurahan menunjukan bahwa penilaian
Harapan Jaya sebagian besar ibu balita terhadap sub variable
positif. Maka dari itu dengan perbaikan sanitasi dan air
adanya pengetahuan yang bersih kategori baik menjadi
sangat baik dan perawatan rendah sebesar 58 %, hal ini
terhadap balita yang benar diakibatkan ibu balita tidak
dapat mencegah resiko stunting menerapkan mencuci tangan 6
pada balita. langkah hanya dengan mencuci
tangan sekedar menghilangkan
c. Gambaran Perilaku bau amis bekas makanan dan
Pencegahan Stunting Pada lupa atau malas mencuci tangan
Balita dulu sebelum makan pada
Berdasarkan tabel 5.5 balita nya, juga tidak menjaga
menunjukan hasil penelitian di kebersihan botol susu, cara-
RW04 Kelurahan harapan Jaya cara pemberian baik ASI
dari 50 sampel penelitian maupun susu formula melalui
didapatkan hasil sebagai botol tidak di perhatikan
berikut, responden yang berbagai hal seperti cara
memiliki perilaku pencegahan penyajian, cara mencuci botol,
stunting negatif sebanyak 9
dan cara sterilisasi. dan sub dengan perilaku pencegahan
variabel negative sebesar 42 %. stunting pada balita yang
Hasil penilai ibu balita Negatif terdapat 3 responden
terhadap sub variabel pola asuh (6%), Ibu balita pengetahuan
kategori positif menjadi sebesar kurang dengan perilaku positif
62 %, hal ini menjadikan terdapat 0 responden, Ibu balita
langkah perbaikan pola asuh pengetahuan cukup dengan
yang menjadi baik bagi ibu perilaku yang negatif terdapat 3
balita kepada anak dalam responden (6%), ibu balita yang
praktek pemberian makan bagi memiliki pengetahuan yang
balita dengan dimulai dari cukup dengan perilaku yang
edukasi tentang kesehatan gizi positif terdapat 16 responden
bagi balita dan ibu balita responden (32%), Ibu balita
memahami pentingnya pengetahuan baik dengan
memenuhi kebutuhan gizi pada perilaku negatif 3 responden
balita saat umur 24-59 bulan , (6%), ibu balita yang memiliki
dan ibu balita juga menerapkan pengetahuan yang baik dengan
pemberian asi sejak 6 bulan perilaku positif terdapat 25
pada anaknya. Dan sub variabel responden (50%).
negative sebesar 22 %. Hasil uji statistic tabel
Hal ini menunujukkan 5.8 terlihat bahwa Uji bahwa
bahwa perilaku ibu terhadap Pearson Chi-Square test untuk
pencegahan stunting pada balita melihat hubungan pengetahuan
usia 24-29 bulan di RW 04 ibu dengan perilaku
Kelurahan Harapan sebagian pencegahan stunting pada balita
besar positif karna dengan usia 24-59 Bulan di RW 04
adanya pengetahuan dan sikap Kelurahan Harapan Jaya
ibu yang baik dapat dengan nilai Pearson Chi-
menerapakan perilaku Square test yaitu 0,001 nilai ini
pencegahan stunting yang lebih kecil dari a = 5% (0,05)
positif. sehingga hipotesis Ho ditolak.
kesimpulannya adalah terdapat
2. Pembahasan Analisa Bivariat hubungan antara pengetahuan
a. Hubungan Pengetahuan Ibu ibu dengan perilaku
Dengan Perilaku Pencegahan pencegahan stunting pada balita
Stunting Pada Balita Usia 24- usia 24-59 bulan di RW04
59 bulan Di RW04 Kelurahan Kelurahan Harapan Jaya.
Harapan Jaya Dengan demikian pada
Berdasarkan tabel 5.7 tabel 5.9 hasil penelitian
Berdasarkan tabel tabulasi terdapat hubungan antara
silang diatas antara pengetahuan ibu dengan
pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting
perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di
pada balita usia 24-59 bulan RW 04 Kelurahan Harapan
mendapatkan hasil sebagai Jaya dan derajat keeratannya
berikut: dari 50 responden ibu sebesar 0,67 dengan demikian
yang mempunyai balita usia hasil penelitian dapat
24-59 bulan di RW 04 diklasifikasikan dalam kategori
Kelurahan Harapan Jaya pada hubungan yang "sedang".
penelitian ini, Ibu balita Adanya hubungan pengetahuan
memiliki pengetahuan kurang ibu dengan perilaku
pencegahan stunting ini untuk mencegah penyakit. Cara
mengidentifikasi bahwa sikap pencegahan yang dapat
merupakan dasar yang penting dilakukan orang tua untuk
untuk mewujudkan perilaku mencegah buah hati dari
positif dominan saat stunting meliputi; Memenuhi
pencegahan stunting . kebutuhan gizi pada 1000 HPK
Dari hasil perbandingan anak, Memenuhi kebutuhan
nilai Contingency coefficient nutrisi bagi ibu dan balita,
(C) dengan nilai Cmaks dapat Konsumsi protein dengan kadar
ditarik kesimpulan bahwa sikap yang sesuai bagi anak diatas 6
ibu memberikan hubungan bulan, Menjaga kebersihan
terhadap perilaku pencegahan sanitasi serta memenuhi
stunting sebesar 67% yang kebutuhan air bersih, dan Rutin
artinya “sedang”. Sehingga dari membawa anak ke posyandu
penelitian ini didapatkan minimal sekali dalam sebulan
adanya hubungan yang (Kemenkes RI, 2018).
“sedang” antara pengetahuan Salah satu hal yang
ibu dengan dengan perilaku mempengaruhi pengetahuan
pencegahan stunting pada balita serta perilaku ibu ialah
usia 24-59 bulan di RW 04 pendidikan. Dimana pendidikan
Kelurahan Harapan Jaya. ibu yang menengah dan tinggi
Stunting pada balita lebih mudah dalam menerima
dapat mempengaruhi tingkat dan menyaring informasi yang
kecerdasan dan status benar khususnya tentang
kesehatannya saat dewasa pencegahan stunting pada anak.
(Kemenkes RI, 2018). Anak Hal ini sesuai dengan hasil
yang menderita stunting dapat penelitian bahwa mayoritas
menderita kerusakan fisik serta responden berpendidikan
kognitif dan menyebabkan menengah dan tinggi. Selain
pertumbuhannya terhambat itu, salah satu
(UNICEF et al., 2020). Kondisi hal yang mempengaruhi
tersebut yang terus menerus keputusan dalam berperilaku,
berlangsung akan menurunkan dalam hal ini perilaku
kualitas serta produktifitas pencegahan stunting ialah
masa depan warga negara faktor pekerjaan. Ibu rumah
indonesia (Harikatang et al., tangga biasanya memiliki
2020). Oleh sebab itu, dalam waktu yang lebih banyak untuk
upaya mencegah hal tersebut berinteraksi dan
dibutuhkan upaya memperhatikan kesehatan
penanggulangan masalah anaknya. Hal ini sesuai dengan
stunting. Penanggulangan hasil penelitian bahwa
stunting meliputi upaya sebanyak 25 (39,1%)
pencegahan serta penanganan. responden yang tidak bekerja
Upaya pencegahan sendiri yakni sebagai ibu rumah
dapat dilakukan dengan tangga. responden yang tidak
memastikan bahwa anak bekerja yakni sebagai ibu
memiliki status kesehatan yang rumah tangga.
baik, mendapat gizi cukup pada Menurut Aswin (2017)
1000 Hari Pertama Kehidupan peran ibu dalam mengasuh
(HPK), serta mendapat balita erat kaitannya dengan
imunisasi dan pola hidup bersih ketersediaan waktu yang
dimiliki ibu Penentuan memiliki sikap negatif dengan
pengetahuan ibu dengan perilaku yang negatif terdapat 8
perilaku pencegahan stunting responden (16%). sedangkan
berdasarkan hasil penelitian ibu balita dengan sikap negatif
yang didapatkan bahwa dengan perilaku yang positif
pengetahuan ibu baik sebagian terdapat 1 responden (2%).
besar perilaku pencegahan Sikap positif dengan perilaku
stunting baik. Hal ini negatif terdapat 1 responden
disebabkan karena pengetahuan (2%), sedangkan ibu balita
ibu sebagai pengetahuan ibu dengan sikap positif dengan
baik sehingga lebih dominan perilaku yang positif terdapat
untuk menjadikan anak 40 responden (80%).
perilaku pencegahan stunting Hasil uji statistic tabel
baik pula. Sementara itu untuk 5.11 terlihat bahwa Uji bahwa
pengetahuan ibu yang cukup Pearson Chi-Square test untuk
bisa saja menghasilkan status melihat hubungan sikap ibu
gizi balita yang perilaku dengan perilaku pencegahan
pencegahan stunting baik, stunting pada balita usia 24-59
karena perilaku pencegahan Bulan di RW 04 Kelurahan
stunting disebabkan oleh faktor Harapan Jaya dengan nilai
luar yang secara tidak langsung Pearson Chi-Square test yaitu
dapat mempengaruhi perilaku 0,000 nilai ini lebih kecil dari a
pencegahan stunting. = 5% (0,05) sehingga hipotesis
Hal ini menunjukan Ho ditolak. kesimpulannya
bahwa pengetahuan ibu balita adalah terdapat hubungan
usia 24-59 bulan di RW 04 antara sikap ibu dengan
Kelurahan Harapan Jaya perilaku pencegahan stunting
terdapat hubungan yang pada balita usia 24-59 bulan di
signifikan dengan perilaku RW 04 Kelurahan Harapan
pencegahan stunting pada Jaya.
balita. Perlu keselarasan antara Dengan demikian pada
pengetahuan dan perliku positif tabel 5.12 hasil penelitian
yang dapat dilakukan oleh ibu terdapat hubungan antara sikap
balita dalam melakukan ibu dengan perilaku
pencegahan stunting. pencegahan stunting pada balita
usia 24-59 bulan di RW 04
b. Hubungan Sikap Ibu Dengan Kelurahan Harapan Jaya dan
Perilaku Pencegahan derajat keeratannya sebesar
Stunting Pada Balita Usia 24- 0,92 dengan demikian hasil
59 bulan Di RW 04 penelitian dapat
Kelurahan Harapan Jaya diklasifikasikan dalam kategori
Berdasarkan tabel 5.10 hubungan yang "sangat kuat".
tabulasi silang diatas antara Adanya hubungan sikap ibu
sikap ibu dengan perilaku dengan perilaku pencegahan
pencegahan stunting pada balita stunting ini mengidentifikasi
usia 24-59 bulan di RW 04 bahwa sikap merupakan dasar
Kelurahan Harapan Jaya yang penting untuk
mendapatkan hasil sebagai mewujudkan perilaku positif
berikut: dari 50 responden ibu dominan saat pencegahan
balita 24-59 bulan pada stunting .
penelitian ini, ibu balita yang
Dari hasil perbandingan nilai F. Simpulan
Contingency coefficient (C) Berdasarkan hasil penelitian yang
dengan nilai Cmaks dapat dilakukan di RW 04 Kelurhan Harapan
ditarik kesimpulan bahwa sikap Jaya, tentang hubungan pengetahuan
ibu memberikan hubungan dan sikap ibu dengan perilaku
terhadap perilaku pencegahan pencegahan stunting pada balita usia
stunting sebesar 92% yang 24-59 bulan dengan jumlah responden
artinya “sangat kuat”. Sehingga sebanyak 50, maka kesimpulannya
dari penelitian ini didapatkan sebagai berikut:
adanya hubungan yang “sangat 1. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
kuat” antara sikap ibu dengan stunting pada balita usia 24-59
dengan perilaku pencegahan bulan di RW 04 Kelurahan
stunting pada balita usia 24-59 Harapan Jaya yang memiliki
bulan di RW 04 Kelurahan pengetahuan kurang sebanyak 3
Harapan Jaya. ibu (6%), yang pengetahuannya
Berdasarkan penelitian cukup sebanyak 18 ibu (36%) dan
yang dilakukan oleh (Suyahmi, responden yang pengetahuannya
2011) menjelaskan jika sikap baik sebanyak 29 ibu (58%).
ibu yang baik dapat 2. Gambaran Sikap Ibu tentang
meningkatkan keluarga mandiri pencegahan stunting pada balita
sadar gizi yang baik juga. usia 24-59 bulan di RW 04
Sedangkan hasil penelitian Kelurahan Harapan Jaya yang
pada keluarga balita stunting di memiliki sikap ibu negatif
Posyandu RW 06 Puskesmas sebanyak 9 ibu (18%), responden
Bulak Banteng Surabaya yang memiliki sikap ibu positif
menunjukkan ketidaksesuaian sebanyak 41 ibu (82%).
hasil penelitian dengan teori, 3. Gambaran Perilaku Pencegahan
dimana seharusnya sikap positif Stunting pada balita usia 24-59
akan meningkatkan keluarga bulan di RW 04 Kelurahan
mandiri. Sikap positif keluarga Harapan Jaya yang memiliki
responden tersebut dapat dinilai perilaku pencegahan stunting
berdasarkan jawaban pada negatif sebanyak 9 ibu (18%),
pernyataan positif kuesioner responden yang memiliki perilaku
sikap. Dengan sikap positif positif sebanyak 41 ibu (82%).
yang dimiliki oleh ibu balita 4. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
usia 24-59 bulan di RW 04 Perilaku Pencegahan Stunting pada
Kelurahan Harapan Jaya balita usia 24-59 bulan,di RW04
menjadi landasan dasar dalam Kelurahan Harapan Jaya p=0,001
pembentukan perilaku yang (p<0,05), maka dinyatakan bahwa
positif dalam pencegahan ada hubungan antara pengetahuan
stunting pada balita. Sikap yang ibu dengan perilaku pencegahan
semakin baik dan positif akan stunting pada balita usia 24-59 di
membentuk perilaku menjadi RW 04 Kelurahan Harapan Jaya,
lebih positif dan baik dalam dan keeratannya sebesar 0,674
pencegahan stunting. Namun yang berarti hubungan antara
sebaliknya, pada ibu balita kedua variabel sedang.
yang memiliki sikap yang 5. Hubungan Sikap Ibu dengan
negatif akan membentuk Perilaku Pencegahan Stunting pada
perilaku negatif dalam balita usia 24-59 bulan,di RW 04
pencegahan stunting. Kelurahan Harapan Jaya p=0,000
(p<0,05), maka dinyatakan bahwa
ada hubungan antara sikap ibu meningkatkan lagi mengenai
dengan perilaku pencegahan beberapa pengetahuan dan sikap
stunting pada balita usia 24-59 di ibu, perilaku pencegahan stunting,
RW 04 Kelurahan Harapan Jaya, penyebab stunting kurang baik
dan keeratannya sebesar 0,925 22%, komponen psikomotor negatif
yang berarti hubungan antara 44%, perbaikan pola makan negatif
kedua variabel sangat kuat. 22%, perbaikan sanitasi dan air
bersih negatif 42% semakin adanya
G. Saran perbaikan terhadap permasalahan
Berdasarkan beberapa kesimpulan di tersebut akan menjadikan seorang
atas saran-saran yang ditujukan dalam ibu lebih baik dalam pengetahuan,
penelitian ini adalah sebagai berikut : sikap ibu terhadap perilaku
1. Bagi peneliti pencegahan stunting pada balita usia
Hasil penelitian ini dapat dijadikan 24-59 bulan.
dasar pertimbangan untuk
mengembangkan penelitian
selanjutnya mengenai stunting, DAFTAR PUSTAKA
diharapkan melakukan penelitian
dengan menggunakan variabel-
variabel lain untuk melakukan Arikunto, S. (2013). Prosedur
penelitian yang lebih mendalam dan Penelitian Suatu Pendekatan
menekankan pada sub variabel yang Praktik. Edisi Revisi. Jakarta:
rendah pada penelitian sebelum nya PT. Rineka Cipta.
seperti penyebab stunting kurang
baik 22%, komponen psikomotor Arnita, S., Rahmadhani, D. Y., & Sari,
negatif 44%, perbaikan pola makan M. T. (2020). Hubungan
negatif 22%, perbaikan sanitasi dan Pengetahuan dan Sikap Ibu
air bersih negatif 42% . dengan Upaya Pencegahan
2. Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Stunting pada Balita di
Hasil penelitian ini diharapkan Wilayah Kerja Puskesmas
dapat menambah wawasan, Simpang Kawat Kota Jambi.
informasi serta ilmu pengetahuan 9(1), 6–14.
tentang stunting dan dapat dijadikan
sumber kepustakaan. Selain itu Aronson, E., Wilson, T. D., &Akert, R.
dapat bermanfaat sebagai data dasar M. (2013). Social Psychology
dalam pencegahan dan pengobatan (8th ed.). Pearson.
stunting dalam ilmu keperawatan. Azwar S. 2013. Sikap Manusia: Teori
3. Bagi Tempat Penelitian dan Pengukurannya.
Hasil penelitian ini diharapkan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dapat menambah ilmu pengetahuan
dan informasi ibu balita mengenai A.Wawan dan Dewi.M. (2019). Teori
stunting dan dapat memberikan & Pengukuran Pengetahuan,
pengarahan dan penyuluhan tentang Sikap dan Perilaku
stunting pada balita serta cara Dilengkapi Contoh Kuesioner,
mengatasi dan pencegahan stunting Yogyakarta : Nuha Medika.
agar tidak terhambat pertumbuhan
pada balita di RW 04 Kelurahan Budiman, A., & Riyanto. (2013).
Harapan Jaya. Kapita Selekta Kuesioner
4. Bagi Orang Tua Pengetahuan dan Sikap
Hasil penelitian ini diharapkan Dalam Penelitian Kesehatan.
dapat mempertahankan dan lebih Jakarta: Salemba Medika.
DepKes RI. (2011). Cuci Tangan Pakai 88.
Sabun Dapat Mencegah http://114.7.97.221/index.php/
Berbagai Penyakit.From NERS/article/view/1178
http://www.depkes.go.id
Hasan, A., dan Kadarusman, H. (2019).
_________. (2022). Standar Akreditasi Akses ke Sarana Sanitasi
Rumah Sakit. Jakarta: EGC. Dasar sebagai Faktor Risiko
Kejadian Stunting pada Balita
Dharma. (2011). Metodologi Usia 6-59 Bulan. 413–421.
Penelitian keperawatan.
Jakarta :CV. Trans Info Hastono. (2007). Analisis Data Pada
Media. Bidang Kesehatan. Depok:
Fakultas Kesehatan
Endah Kusumaningtyas D, soesanto, Masyarakat UI.
Mariyati Deliana S. (2017).
Pola Pemberian Makanan Kemenkes RI. (2010). Keputusan
Terhadap Status Gizi Usia 12- Menteri Kesehatan Republik
24 Bulan pada Ibu Bekerja. Indonesia Nomor:
Public Heal Perspect J. 1995/Menkes/SK/XII/2010
2017;2(2):155-67. Tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak.
Feigelman, S. (2007). Preschool years. Jakarta: Kemenkes RI.
In R. M. Kliegman, R. E.
Behrman, ed.). Philadelphia, ____________. (2016). Situasi Balita
PA: Saunders. Pendek. ACM SIGAPL APL
Quote Quad, 29(2), 63–76.
Fildzah, F. K., Yamin, A., & https://doi.org/10.1145/37927
Hendrawati, S. (2020). 7.312726
Perilaku Ibu Dalam
Pencegahan Stunting Pada ____________. (2017). Buku Saku
BADUTA. Jurnal Keperawatan Pemantauan Status Gizi.
Muhammadiyah, 5(2), 272– Jakarta: Direktorat Gizi
284. Masyarakat Dirjen Kesehatan
https://doi.org/10.30651/jkm.v Masyarakat.
5i2.3352
Loeziana Uce. (2017). The golden age.
Hagan, J. F., Shaw, J. S., & Duncan, P. International Journal, 64(1),
(2008). Bright futures 205–221.
guidelines for health https://doi.org/10.1177/00207
supervision of infants, 0200906400118
children, and adolescents (3rd
ed.). Elk Grove Village, IL: Marimbi, H., (2010). Tumbuh
American Academy of Kembang, Status gizi, Dan
Pediatrics. Imunisasi Dasar Pada.
Balita.Yogyakarta: Nuha
Harikatang, M. R., Mardiyono, M. M., Medika.
Babo, M. K. B., Kartika, L., &
Tahapary, P. A. (2020). Menteri Kesehatan RI. (2020). Rencana
Hubungan Pengetahuan dan aksi kegiatan direktorat gizi
Sikap Ibu Dengan Kejadian masyarakat tahun 2020-2025.
Balita Stunting Di Satu Book, 1–19.
Kelurahan Di Tangerang.
Jurnal Mutiara Ners, 3(2), 76–
Mugianti, S., Mulyadi, A., Anam, A. PERPRES Stunting. (2021). Peraturan
K., & Najah, Z. L. (2018). Presiden Republik Indonesia
Faktor Penyebab Anak Nomor 72 Tahun 2021
Stunting Usia 25-60 Bulan di Tentang Percepatan
Kecamatan Sukorejo Kota Penurunan Stunting. 1.
Blitar. Jurnal Ners Dan
Kebidanan (Journal of Ners Prevalensi Stunting Kota Bekasi.
and Midwifery), 5(3), 268– (2022).
278. https://www.bekasikota.go.id/
https://doi.org/10.26699/jnk.v detail/dapatkan-apresiasi-dari-
5i3.art.p268-278 bkkbn-pencapaian-angka-
prevalensi-stunting-kota-
Mutingah, Z., Kesehatan, F. I., bekasi-capai-13-8
Pembangunan, U., Veteran,
N., & Stunting, P. P. (2021). Rapar, V. L., Rompas, S., & Ismanto,
Hubungan pengetahuan dan A. Y. (2014). Hubungan pola
sikap ibu dengan perilaku asuh ibu dengan status gizi
pencegahan stunting pada balita di wilayah kerja
balita. 5(2), 49–57. puskesmas ranotana weru
kecamatan wanea kota
Notoadmojo, S. (2012). Ilmu Perilaku manado, 1–7.
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. Rohimah, E., L. Kustiyah., dan N.
Hernawati. (2015). Pola
____________. (2014). Promosi Konsumsi, Status Kesehatan
Kesehatan dan Perilaku dan Hubungannya dengan
Kesehatan. Jakarta: Rineka Status Gizi dan Perkembangan
Cipta. Balita. J. Gizi Pangan, 10(2):
93-100.
____________. (2018). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Riskesdas. (2018). Laporan Riskesdas
Jakarta : Rineka Cipta. 2018 Nasional.pdf (p. 674).
Nursalam. (2017). Metodologi Sari, F., & Ernawati, E. (2018).
Penelitian Ilmu Keperawatan Hubungan Sikap Ibu Tentang
(4th ed). Jakarta : Salemba Pemberian Makanan Bayi
Medika. Dan Anak ( PMBA ) Dengan
Status Gizi Bayi Bawah Dua
Oktaningrum. (2018). Pengetahuan, Tahun ( Baduta ). 77–80.
Sikap, Makanan Sehat, Status
Gizi, Siswa Sekolah Dasar. 1– Soetjiningsih., (2012). Tumbuh
9. Kembang Anak. Jakarta: Buku
Kedokteran, EGC.
Olsa, E. D., Sulastri, D., & Anas, E.
(2017). Artikel Penelitian Sophia, Madanijah. (2014). Pola Asuh
Hubungan Sikap dan Makan Ibu Serta Preferensi
Pengetahuan Ibu Terhadap Dan Konsumsi Sayur Dan
Kejadian Stunting pada Anak Buah Anak Usia Sekolah Di
Baru Masuk Sekolah Dasar di Bogor
Kecamanatan Nanggalo. 6(3),
523–529. Sutomo, B dan Anggraini, DY. (2010).
Menu Sehat Alami Untuk
Balita & Batita. Jakarta: PT. Daerah Nelayan (Studi Case-
Agromedia Pustaka. Control di Kampung Tambak
Lorok, Kecamatan Tanjung
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Mas, Kota Semarang). Jurnal
Kuantitatif, Kualitatif dan Kesehatan Masyarakat, 63(2),
R&D. Bandung: Alfabeta, CV. 1–3.
Supariasa. (2012). Pendidikan Dan Syahputri. (2011). Hubungan Perilaku
Konsultasi Gizi. Jakarta : Hidup Bersih dan Sehat
EGC. Dengan Kejadian. Diare Pada
Balita Usia 1-3 Tahun. From
Sri Fatayani, N. (2014). Hubungan
http://www.perilaku hidup
Beban Kerja, Pengetahuan
bersih (PHBS).com.
Dan Sikap Gizi Ibu, Serta Pola
Asuh Makan Dengan Status V. Wiratna Sujarweni. (2018).
Gizi Balita Di Kota Bogor. Metodologi Penelitian Bisnis
dan Ekonomi Pendekatan
Survei Status Gizi Indonesia. (2021).
Kuantitatif. Yogyakarta:
https://stunting.go.id/218-286-
Pustaka Baru Press.
balita-stunting-di-jabar-akses-
makanan-bergizi-salah-satu- WHO. (2013). Childhood stunting:
penyebab/ context, causes and
consequences. WHO
Suryani, L., Payung, S., & Pekanbaru,
conceptual framework.
N. (2017). Faktor Yang
Mempengaruhi Status Gizi _____. (2014). WHA Global Nutrition
Balita Di Wilayah Kerja Targets 2025: Stunting Policy
Puskesmas Payung Sekaki. Brief. Geneva.
JOMIS (Journal of Midwifery
Science), 1(2), 47–53. _____. (2019). Global Database on
Child Growth and
Syahbandini& et al. (2018). Faktor Malnutrition.
Risiko Kejadian Stuning Pada
Anak Usia 6-24 Bulan Di

Anda mungkin juga menyukai