Anda di halaman 1dari 13

“SISTEM RESPIRASI”

Oleh :

SIRLI RARA AMELIA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


S1 Keperawatan Non Reguler 17D
Jl.Bintaro Raya, No. 108, Kebayoran Lama, Kota Jakarta
Selatan, DKI Jakarta, 12240-(021)7234
“SISTEM RESPIRASI”

A. Pengertian Sistem Pernapasan Manusia


Paru-paru adalah organ vital dalam system pernapasan manusia.
Mereka berfungsi untuk memasok oksigen kedalam darah dan mengeluarkan
karbondioksida sebagai produk sampingan metabolisme. Anatomi paru-paru
melibatkan struktur dan komponen yang penting dalam menjalankan fungsi
pernapasan dengan efisien. Pernapasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Pernapasan Eksternal (luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan
Oksigen dan pengeluaran Karbondioksida serta uap air antara organisme
dan lingkungannya.
2. Pernapasan Internal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu
sitoplasma dan mitokondria.
Sistem pernapasan terdiri atas saluran atau organ yang berhubungan
dengan pernapasan. Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah,
kemudian di angkut ke jaringan. Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah
dari jaringan tubuh ke paru- paru dan dinapaskan ke luar udara.

B. Fungsi Sistem Pernapasan


Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan
ambilan oksigen dari udara kedalam darah dan memungkinkan karbon
dioksida terlepas dari dara ke udara bebas. Meskipun fungsi utama system
pernapasan adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida, masih ada
fungsi-fungsi tambahan lain yaitu:
1. Tempat menghasilkan suara.
2. Untuk meniup (balon, kopi/the panas, tangan, alat musik dan lain
sebagainya)
3. Tertawa
4. Menangis.
5. Bersin

1
6. Batuk
7. Homeostatis (pH darah)
8. Otot-otot pernapasan membantu kompresi abdomen (miksi, defekasi,
partus)

C. Anatomi Fisiologi Sistem Respirasi

Alat pernapasan manusia terdiri atas beberapa organ, yaitu:


1. Rongga Hidung
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang (cavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Hidung
meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal
berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Di bagian depan
berhubungan keluar melalui nares (cuping hidung) anterior dan di
belakang berhubungan dengan bagian atas farings (nasofaring). Masing-
masing rongga hidung dibagi menjadi bagian vestibulum, yaitu bagian
lebih lebar tepat di belakang nares anterior, dan bagian respirasi.
Permukaan luar hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki ciri
adanya kelenjar sabesa besar, yang meluas ke dalam vestibulum nasi
tempat terdapat kelenjar sabesa, kelenjar keringat, dan folikel rambut yang

2
kaku dan besar. Rambut ini berfungsi menapis benda-benda kasar yang
terdapat dalam udara inspirasi.
Dalam hal pernafasan udara yang di inspirasi melalui rongga hidung
akan menjalani 3 proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan
pelembaban.
Fungsi hidung, terdiri dari :
- bekerja sebagai saluran udara pernafasan
- sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu
hidung
- dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
- membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara
pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa)
atau hidung.
Pada potongan frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah
alpukat, terbagi dua oleh sekat (septum mediana). Dari dinding lateral
menonjol tiga lengkungan tulang yang dilapisi oleh mukosa, yaitu: Konka
nasalis superior, Konka nasalis medius, dan Konka nasalis inferior.
Sinus paranasal adalah rerongga berisi udara yang terdapat dalam
tulang-tulang tengkorak dan berhubungan dengan rongga hidung. Macam-
macam sinus yang ada adalah sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus
etmoidalis, dan sinus sfenoidalis.

2. Faring (Tenggorokan)
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13
cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larings pada
dasar tengkorak. Faring dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas
palatum molle. Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu
adanya saluran yang menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba
auditory. Tuba Eustachii bermuara pada nasofaring dan berfungsi
menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani.

3
Apabila tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini,
orang harus menelan. Tuba Auditory yang menghubungkan nasofaring
dengan telinga bagian tengah.
b. Orofaring merupakan bagian tengah farings antara palatum lunak dan
tulang hyodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif
menyilang dimana orofaring merupakan bagian dari kedua saluran ini.
Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang
lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior orofaring,
bagian orofaring ini memiliki fungsi pada system pernapasan dan
system pencernaan. refleks menelan berawal dari orofaring
menimbulkan dua perubahan makanan terdorong masuk ke saluran
cerna (oesophagus) dan secara stimulant, katup menutup laring untuk
mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan. Orofaring
dipisahkan dari mulut oleh fauces. Fauces adalah tempat terdapatnya
macam-macam tonsila, seperti tonsila palatina, tonsila faringeal, dan
tonsila lingual.
c. Laringofaring terletak di belakang laring. Laringofaring merupakan
posisi terendah dari faring. Pada bagian bawah laringofaring system
respirasi menjadi terpisah dari sitem digestif. Udara melalui bagian
anterior ke dalam larings dan makanan lewat posterior ke dalam
esophagus melalui epiglottis yang fleksibel.

3. Laring (Kotak suara)


Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara
terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk ke dalam trakea dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup
oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri dari
tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan
menutupi laring.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
a. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.

4
b. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker
c. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin
d. Kartilago epiglotis (1 buah).
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian
epiglotis yang dilapisi oleh sel epiteliumnberlapis. Proses pembentukan
suara merupakan hasil kerjasama antara rongga mulut, rongga hidung,
laring, lidah dan bibir. Perbedaan suara seseorang tergsantung pada tebal
dan panjangnya pita suara. Pita suara pria jauh lebih tebal daripada pita
suara wanita.

4. Batang Tenggorokan (Trakea)


Merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin
yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda.
Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut
sel bersilia,hanya bergerak kearah luar.
Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat
yang dilapisi oleh otot polos. Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan
benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan.
Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.

5. Cabang Tenggorokan (Bronkus)


Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris
kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus).bronkus lobaris kanan
terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi
menjadi 9 bronkus segmental. Bronkus segmentalisini kemudian terbagi
lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat
yang memiliki: arteri, limfatik dan saraf.
• Bronkiolus: Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus.
Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi
lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian
dalam jalan nafas.

5
• Bronkiolus terminalis: Bronkiolus membentuk percabangan menjadi
bronkiolus terminalis (yang mempunyai kelenjar lendir dan silia)
• Bronkiolus respiratori: Bronkiolus terminalis kemudian menjadi
bronkiolus respirstori. Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran
transisional antara lain jalan nafas konduksi dan jalan udara pertukaran
gas.
• Duktus alveolar dan sakus alveolar: Bronkiolus respiratori kemudian
mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar. Dan kemudian
menjadi alvioli.

6. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat
sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70
m2. Terdiri atas 3 tipe:
- Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding alveoli.
- Sel-sel alveolar tipe II: sel yang aktif secara metabolik dan
nensekresikan surfaktan (suatu fosfolifid yang melapisi permukaan
dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
- Sel-sel alveolar tipe III: makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis
dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan.

7. Paru-paru (Pulmo)

6
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam
rongga dada atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral
yang berisi jantung dan beberapa pembuluh dareah besar. Setiap paru
mempunyai apeks dan basis, paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3
lobus dan fisura interlobaris. Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2
lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi menjadi beberapa segmen sesuai
dengan segmen bronkusnya.

8. Pleura
Merupakan lapisan tipisyang mengandung kolagen dan jaringan
elastis. Terbagi menjadi 2:
- Pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada.
- Pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru..
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura
yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama
pernafsan. Juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru.
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini
untuk mencegah kolap paru-paru.

D. Mekanisme Pernafasan
Berdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan
dibagi atas pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi
akibat aktivitas kontraksi dan relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem
pernafasan dada terdiri dari 2 tahap, yaitu:

• Tahap Inspirasi, yaitu kondisi di mana otot antartulang rusuk


berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat, rongga dada membesar
dan paru-paru mengembang. Hal ini mengakibatkan tekanan udara di
dalam rongga dada lebih kecil dari tekanan atsmosfer sehingga udara

7
yang kaya okan oksigen terhisap masuk kedalam paru-paru melalui
saluran pernafasan.
• Tahap Ekspirasi, tahap eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu
kondisi dimana otot antara tulang rusuk kembali ke posisi semula,
rongga dada kembali mengecil dan paru-paru mengempis. Kondidi ini
menyebabkan tekanan rongga dada meningkat dan lebih tinggi dari
tekanan atsmosfer sehingga udara dalam paru-paru mengalir keluar
melalui saluran pernafasan.

2. Sistem Pernafasan Perut


Sistem pernafasan perut adalah sistem pernafasan yang bergantung
pada aktivitas diafragma. Pernafasan perut juga dibedakan menjadi 2
tahap, yaitu:
 Tahap Inspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi,
sehingga rongga dada membesar dan paru-paru mengembang, tekanan
udara turun sehingga udara dari luar dapat masuk kedalam paru-paru
melalu saluran pernafasan.
 Tahap Ekspirasi adalah kondisi dimana otot diafragma berelaksasi dan
otot dinding perut berkontraksi sehingga otot diaframa kembali ke
posisi semula. Akibatnya rongga dada mengecil, paru-paru mengepis,
tekanan udara dalam paru-paru meningkat sehingga udara dalam
rongga dada yang kaya karbon dioksida terhembus keluar melalui
saluran pernafasan.

E. Volume Udara Pernapasan


1. Udara Tidal atau udara respirasi : adalah udara yang masuk dan di keluar
melalui hidung atau mulut dalam keadaan normal. Jumlah udara tidal
adalah 500 cc.
2. Udara komplementer : adalah volume udara yg masih bisa masuk setelah
nafas normal, sehingga paru paru bisa mengembang maksimal (2000 cc).
3. Udara suplementer : adalah volume udara yang masih bisa di keluar kan
seteleh nafas normal, paru paru mengecil (1300 cc)

8
4. Kapasitas Vital : adalah volume udara yg masih bisa di dikeluarkan setelah
menarik nafas maksimal (3800 cc)
5. Udara Residual : Volume udara yg tersisa dlm paru paru stelah
mengeluarkan nafas maksimal (1600 cc)
6. Kapasitas Total : Volume maksimal isi dari paru paru (kapasitas vital +
udara suplementer).
7. Hawa ruang mati : udara yg tidak ikut pertukaran (ada di ruang mulut dan
hidung sampai bronchiolus).

F. Frekuensi Pernapasan
Pada orang dewasa normal, frekuensi pernapasan berkisar antara 15-
18 tiap menit. Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah.
1. Umur
Semakin bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi
pernapasan menjadi semakin lambat. Pada usia lanjut, energi yang
dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan pada saat usia pertumbuhan,
sehingga oksigen yang diperlukan relatif lebih sedikit.
2. Jenis Kelamin
Pada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi. Oleh
karena itu, laki-laki memerlukan oksigen yang lebih banyak daripada
wanita.
3. Suhu Tubuh
Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36-
37˚C karena manusia mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan
meningkatkan laju metabolismenya, sehingga kebutuhan oksigen akan
meningkat.
4. Posisi Tubuh
Posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja.
Misalnya pada saat berdiri, otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang
dibutuhkan lebih banyak dan laju pernapasan pun akan meningkat
dibandingkan pada saat orang duduk.

9
G. Pertukaran Gas di Dalam Tubuh
Pertukaran gas di dalam tubuh tidak hanya berlangsung di paru-paru,
melainkan juga di jaringan tubuh. Pertukaran gas terjadi karena perbedaan
tekanan parsial udara.
Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara
pernapasan melalui paru-paru. Tetapi arti yang lebih khusus yaitu pertukaran
gas yang terjadi di dalam sel dengan “lingkungannya”. Udara lingkungan
dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara, yakni
pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung. Pernapasan secara
langsung adalah pengambilan udara pernapasan dilakukan secara langsung
oleh permukaan tubuh dan pada pernapasan tidak langsung melalui saluran
pernapasan. Sedangkan pernapasan tak langsung artinya udara pernapasan
tidak berdifusi langsung melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat
berlangsungnya difusi gas tersebut terlindung di bagian dalam tubuh, berupa
gelembung paru-paru (alveolus).
Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui
dua tahap yaitu Respirasi Eksternal dan Respirasi Internal.
1. Respirasi Eksternal
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas di dalam paru-paru.
Dengan kata lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan
CO2) antara udara dan darah.Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke
dalam kapiler paru-paru yang mengangkut sebagian besar karbon dioksida
sebagai ion bikarbonat (HCO3–) dengan persamaan reaksi seperti berikut,
(H+) + (HCO3–) => H2 + CO3
Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan
reaksi sebagai berikut.
H2CO3 => H2O + CO2

10
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas
yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara
difusi. Terjadinya difusi O2 dan CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan
parsial. Adanya perbedaan tekanan parsial tersebut menyebabkan CO2
dapat berdifusi dari darah ke alveolus.

2. Respirasi Internal
Pada pernapasan dalam darah masuk ke dalam jaringan tubuh,
oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan
jaringan tubuh. Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam
cairan jaringan dapat terjadi, karena tekanan oksigen di dalam cairan
jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam darah. Hal ini disebabkan
karena sel-sel secara terus menerus menggunakan oksigen dalam respirasi
selular. Dari proses pernapasan yang terjadi di dalam jaringan
menyebabkan terjadinya perbedaan komposisi udara yang masuk dan yang
keluar paru-paru.
Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar
asam karbonat (H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan
turunnya kadar alkali darah yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang disebut asidosis.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gitamedia Press-


Surabaya.

Ginting, Daniel Suranta, dkk. 2022. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia.


Padang: PT Global Eksekutif Teknologi

Setiyadi, Agung, dkk. 2023. Sistem Respirasi. Padang: Get Press


Imdonesia.

Anda mungkin juga menyukai