Makalah Kepemimpinan Bu Elly
Makalah Kepemimpinan Bu Elly
Disusun Oleh :
Kelompok IV
JURUSAN MANAJEMEN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan
karunianya kepada kita semua, dan atas izin-nyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah Kepemompinan dengan judul “ Menganalisis Gaya Kepemimpinan” makalah ini
disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah kepemimpinan.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang (pemimpin atau leader)
untuk mempengaruhi orang lain (yaitu orang yang di pimpin atau pengikut-pengikutnya),
sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana di kehendaki oleh pemimpin
tersebut. Kepemimpinan ini biasanya di perankan oleh laki-laki, karena laki-laki
dianggap mempunyai sifat kuat, pemberani, bijaksana dan pembawa perubahan sosial
bagi masyarakat yang di pimpinnya. Sedangkan perempuan dianggap lemah lembut dan
perasa, sehingga tidak bisa di jadikan sebagai seorang pemimpin.
Negara Indonesia khususnya dari mulai pemerintahan pusat sampai pemerintahan
Desa di pegang oleh seorang laki-laki, jarang di pegang oleh seorang perempuan. Karena
mayoritas penduduk Negara Indonesia muslim yang persepsi masyarakatnya belum
terbuka terhadap kepemimpinan perempuan. Di antara sektor-sektor publik yang telah
dimasuki perempuan, kepemimpinan perempuan merupakan hal yang sangat menarik
sekaligus sangat penting. Menarik dikarenakan secara historis memang sangat masih
minim keterlibatan kaum perempuan untuk menduduki posisi kepemimpinan. Juga sangat
penting karena sesungguhnya keterlibatan perempuan dalam kepemimpinan memiliki
peran besar untuk kebijakan yang diambil, khususnya berkaitan dengan peran perempuan
secara menyeluruh dalam mewujudkan kesetaraan gender.
Kurangnya pemimpin perempuan disebabkan oleh adanya stereotipe sosial yang
menghambat perempuan untuk memimpin, beberapa orang memandang bahwa kehadiran
pemimpin perempuan menjadi suatu permasalahan tersendiri karena perempuan dianggap
belum memiliki kemampuan yang mumpuni dalam hal kepemimpinan. Hal tersebut juga
disampaikan oleh Eagly, A. H., dan Carli, L. L. (2003) yang menuturkan bahwa
perempuan memiliki beberapa keunggulan dalam gaya kepemimpinan yang khas tetapi
juga harus menanggung beberapa kerugian terkait dengan stereotipe atau prasangka
buruk terkait kompetensi kepemimpinan mereka.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, berikut merupakan rumusan
masalah :
1. Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan?
2. Bagaimana perbedaan dan persamaan gaya kepemimpinan laki – laki dan perempuan?
3. Mengapa lebih banyak laki – laki yang menjadi pempimpin daripada perempuan?
C. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang disebutkan, berikut merupakan tujuan dari permasalahan
tersebut yaitu :
1. Memahami tentang gaya kepemimpinan.
2. Mengetahui perbedaan dan persamaan gaya kepemimpinan laki – laki dan
perempuan.
3. Mengetahui mengapa lebih banyak laki – laki yang menjadi pemimpin daripada
perempuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat
orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (Thoha (2017, hlm. 49).
Dengan demikian gaya kepemimpinan ini merupakan perilaku berdasarkan suatu aturan
atau prinsip tertentu agar dapat digunakan untuk memimpin atau mengarahkan orang lain.
Sementara itu menurut Rivai (2014, hlm. 42) gaya kepemimpinan adalah beberapa ciri
yang di tunjukkan pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya agar tujuan organisasi
tercapai. Ciri yang ditunjukkan ini tentunya bekaitan dengan berbagai perilaku yang
dapat digunakan untuk memersuasi atau memengaruhi orang lain seperi bawahan atau
anggota organisasi yang berada di bawah pimpinannya. Lebih lanjut Purwanto (2020,
hlm. 24) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya suatu cara bagaimana
seorang pemimpin mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan mengendalikan
bawahannya dengan cara tertentu, sehingga bawahannya mampu menyelasaikan tugas
secara efektif dan efisien.
Gaya kepemimpinan sendiri mengacu pada kenyataan bahwa terdapat beberapa
gaya kepemimpinan yang berbeda-beda dan memiliki tingkat efektivitas serta efisiensi
untuk konteks dan tujuan tertentu. Beberapa gaya kepemimpinan mungkin cocok untuk
diterapkan pada organisasi di industri tertentu, namun tidak efektif untuk diterapkan di
industri lainnya. Berikut adalah berbagai uraian mengenai gaya kepemimpinan mulai dari
tipe atau jenis-jenis dari gaya kepemimpinan, yaitu :
1. Gaya Kepemimpinan Ototratik
Gaya kepemimpinan otokratik adalah gaya kepemimpinan seorang pemimpin
yang egois. Egonya yang sangat besar menumbuh kembangkan persepsi bahwa tujuan
organisasi identik dengan tujuan pribadinya dan oleh karaena itu organisasi
diperlakukan sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadinya.Dengan demikian,
seorang pemimpin yang otokratik dalam praktik akan memiliki ciri atau
menggunakan gaya kepemimpinan yang :
1. Menuntut ketaatan penuh dari para bawahan;
2. Dalam menegakkan disiplin menunjukkan kekuatan;
3. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi;
4. Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh
bawahan (Siagian, 2016, hlm. 31).
2. Menurut jurnal penelitian dari Jumiati Sasmita dan Said As’ad Raihan, yaitu :
Dalam hal-hal tertentu terdapat perbedaan penting antara laki-laki dan wanita
dalam manajemen dan kepemimpinan, sebagaimana disampaikan oleh Shakeshaft
(1989) berdasarkan hasil peninjauan ulang penelitian di Amerika Serikat, bahwa:
a) Perempuan cenderung memiliki lebih banyak melakukan kontak dengan atasan
dan bawahan, guru dan murid.
b) Perempuan menghabiskan banyak waktu dengan para anggota komunitas dan
dengan koleganya, walaupun mereka bukanlah perempuan.
c) Mereka lebih informal.
d) Mereka peduli terhadap perbedaan-perbedaan individual murid.
e) Mereka lebih memandang posisinya sebagai seorang pemimpin pendidikan
daripada seorang manajer, dan melihat kerja sebagai suatu pelayanan terhadap
komunitas
f) Terdapat suatu sikap kurang menerima terhadap para pemimpin perempuan
dari pada laki-laki. Oleh karenanya, para pemimpin perempuan hidup dalam dunia
yang terpendam dan gelisah.
g) Mereka bisa mendapatkan kepuasan yang banyak dari instruksi supervisi dan
sementara laki dari adminsitrasi.
h) Dalam komunikasi, mereka dapat tampil lebih sopan dan tentatif daripada laki-
laki, yang cenderung sederhana dalam memberikan statemen. Bahasa tubuh juga
berbeda, yang menunjukkan bahwa perempuan lebih rendah daripada laki-laki.
i) Perempuan cenderung lebih menggunakan model manajemen partisipatoris,
dan menggunakan strategi-strategi kolaboratif dalam menyelesaikan konflik.
3. Menurut jurnal penelitian dari Nuri Herachwati dan Bhaskaroga Dwiatmaja Basuki,
yaitu :
a. Dalam penelitian jurnal yang di tulis oleh Nuri Herachwati menjelaskan bahwa
gaya kepemimpinan yang digunakan adalah kepemimpinan otokratis dan
demokratis dimana laki – laki cenderung menyelesaikan tugas dengan cepat, lebih
cenderung menonjolkan diri dengan memotivasi anggotanya serta lebih
mementingkan kepentingan orang lain.
b. Sedangkan gaya kepemimpinan perempuan berdasarkan jurnal penelitian ialah
mereka memiliki sifat yang keras sehingga lebih mengarah pada gaya
kepemimpinan otokratis dimana mereka harus mengenal lingkungan baru
sehingga mereka harus bisa beradaptasi dengan cepat, dapat dikatkan pemimpin
wanita disini lebih berani dengan menonjolkan jati diri mereka untuk memberikan
keyakinan kepada anggota bahwa mereka mampu menjadi pemimpin.
5. Menurut jurnal penelitian yang ditulis oleh Ryani Dhyan Parashakti, yaitu :
6. Menurut jurnal penelitian yang tulis oleh Eva Meizara, Puspita Dewi dan Basti,
yaitu :
a. Dalam hal ini terdapat perbedaan kepemimpinan laki – lkai dan perempuan yiatu
perempuan cenderung detail, sistematis, terkontrol, kaku, mudah marah dan
mudah memberikan tugas untuk bawahan.
b. Sedangkan laki laki dalam mengerjakan tugas tidak detail, lebih banyak percaya
pada bawahan, emosinya lebih stabil.
Berdasarkan beberapa jurnal penelitian yang telah dipaparkan diatas banyak sekali
perbedaan gaya kepemimpinan antara laki – laki dengan perempuan yang mana mereka memiliki
cara tersendiri dalam memimpin anggota nya yang memiliki tujuan sama yaitu mencapaik tujuan
perusahaan. Namun dari sisi lain terdapat persamaan gaya kepemimpinan antara laki – laki
dengan perempuan, yaitu sebagai berikut :
a. Baik perempuan maupun laki – laki memiliki tujuan yang sama dalam memimpin
yiatu untuk mencapai tujuan perusahaan.
b. Ada beberapa pemimpin baik perempuan maupun laki laki menggunakan gaya
kepemimpinan transaksional yaitu kepemimpinan dimana ketika anggota atau
bawahan nya mampu menyelesaikan pekerjaan nya dengan baik mereka akan
memberikan seuah reward dan funisment yang mampu mendorong bawahan untuk
selalu bekerja dengan maksimal.
Dalam hal ini dapat kita simpulkan bahwa baik laki – laki maupun perempuan mampu
menjadi pemimpin dengan cara mereka sendiri, persamaan yang mampu kita ketahui ialah
mereka sama sama memiliki tujuan untuk memajukan perusahaan yang mereka pegang dan
mampu bersaing dengan sehat dengan menggunakan cara kepemimpinan mereka masing –
masing, karena pada dasarnya seseorang mampu menjadi seorang pemimpin ketika ia meresa
memiliki kemampuan, pengetahuan yang luas serta mampu menghargai orang lain dengan baik.
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan mengapa lebih banyak laki – laki yang
menjadi pemimpin hal tersebut dapat dilihat dari beberapa hal yaitu laki – laki mampu
mengontrol emosi, mampu berpikir dengan logika yang benar, mampu bersikap professional
serta lebih percaya dengan bawahan nya dan dapat dilihat mayoritas dari Negara kita Nagara
Indonesia yang menganut agama islam percaya bahwa yang pantas menjadi seorang
pemimpin ialah Laki – Laki karena mereka mampu mengatur anggotanya dengan baik dan
apa yang mereka ucapkan akan didengar daripada suara wanita yang masih dianggap remeh.
Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan seorang wanita tidak bisa menjadi seorang
pemimpin, wanita masih bisa menjadi seorang pemimpin karena mereka pada dasarnya
memiliki cara kerja yang lebih detail sistematis sehingga ketika mereka diberi kepercayaan
untuk menjadi seorang peimpin mereka mampu bertanggung jawa dan memberikan yang
terbaik untuk perusahaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang (pemimpin atau leader)
untuk mempengaruhi orang lain (yaitu orang yang di pimpin atau pengikut-pengikutnya),
sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana di kehendaki oleh pemimpin
tersebut. Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat
orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
Banyak teori yang menyampaikan pendapat nya bahwa lebih banyak laki – laki yang
menjadi seorang pemimpin namun tidak menutup kemungkinan bahwa seorang perempuan
tidak mampu menjadi pemimpin, karena adanya emasipasi wanita yang telah dicetuskan
oleh RA Kartini yang mampu membuka jalan para wanita agar berani mengeluarkan
pendapatnya bukan hanya sekedar berada di belakang layar.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih memliki banyak kekurangan. Saran dan kritik diharapkan dapat diberikan
kepada kami, karena kritik dan saran yang mmebangun dapat menambah wawasan kami
serta dapat memperbaiki makalah kami yang masih kurang ini. sekian terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Meizara, Eva. Dewi, Puspita. Basti. Analisis Kompetensi Kepemimpinan Wanita. Jurnal JIPT. 04
No.2 (2016), 175-181
Sasmita, J. Raihan, A,S. Kepemimipinan Pria dan Wanita. Jurnal Fakultas Bisnis dan
Pascasarjana UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA.225-239
Herachwati, Nuri. Basuki, D, B. Gaya Kepemimpinan laki – laki dan perempuan. Majalah
Ekonomi. No. 02(2012). 135-147
https://asana.com/id/resources/leadership-styles
https://serupa.id/gaya-kepemimpinan-pengertian-jenis-faktor-indikator-teori/
http://digilib.uinsgd.ac.id/3910/4/4_bab1.pdf
http://repository.upi.edu/70109/2/S_PLS_1705985_Chapter1.pdf