Tugas Era
Tugas Era
Desa adalah sebuah daerah geografis yang terbentuk atas satuan hukum masyarakat
tertentu dan membentuk pemerintahan paling rendah (di bawah Kecamatan). Sedangkan kota,
dijelaskan sebagai tempat tinggal masyarakat heterogen yang tujuan utama kehidupannya
berupa ekonomi dan industri.
Melansir catatan di situs Sumber Belajar Kemdikbud, sebuah daerah bisa saja menjadi
desa atau kota, tergantung potensi yang berkembang di sana, menyangkut sumber daya alam
(SDA) dan sumber daya manusia (SDM).
Dimulai dari suatu desa, sebuah wilayah dapat berubah menjadi kota akibat kemajuan
yang terjadi di daerah tersebut.
Setidaknya, desa yang bisa berkembang jadi kota ini terbentuk atas tiga unsur pokok,
yakni ada yang tinggal, terkait kualitas serta kuantitas, dan memiliki aturan tertentu.
Struktur atau pola keruangan desa diklasifikasikan berdasarkan tiga aspek, mulai dari
lahan atau letak geografis, pola pemukiman, dan kegiatan ekonominya. Mengutip modul
Geografi Kelas XII (2020), pada aspek pertama, letak geografis, terdapat lima pola keruangan
seperti berikut ini:
Selain lima pola keruangan di atas, ada klasifikasi kedua yang didasarkan melalui
pola pemukimannya, mulai dari:
Terakhir, klasifikasi ketiga membagi struktur dan pola keruangan desa berdasarkan
kegiatan ekonominya, yaitu:
1. Desa nelayan: bermata pencaharian nelayan.
2. Desa persawahan: bermata pencaharian di usaha persawahan.
3. Desa perladangan: bermata pencaharian di bidang ladang.
4. Desa perkebunan: bermata pencaharian di bidang kebun.
5. Desa peternakan: bermata pencaharian di usaha peternakan hewan.
6. Desa perdagangan: berperan sebagai tempat perdagangan.
7. Desa pertambangan: usaha sehari-hari adalah bertambang karena letaknya dekat
tambang.
8. Desa industri kecil: penduduk sudah berusaha melakukan kegiatan industri skala
kecil.
9. Desa industri sedang dan besar: mata pencahariannya berupa industri, namun
skalanya sudah sedang hingga besar.
Tentunya, kota yang merupakan wujud perkembangan dari wilayah desa ini memiliki
pola dan struktur keruangannya sendiri. Dalam hal ini, terdapat pengklasifikasian kota
berdasarkan pola keruangan dan struktur keruangannya.
a. Teori Konsentris: kota dibagi menjadi beberapa zona, yakni pusat, peralihan, tempat
tinggal pekerja, tempat tinggal kelas menengah, dan tempat tinggal para penglaju.
b. Teori Ketinggian Bangunan: tinggi bangunan ditekankan untuk perumusan sebuah
kota agar tergambar pola ketinggian masing-masing lingkupnya.
c. Teori Sektor: dibagi atas wilayah berupa pusat, daerah manufaktur, pemukiman kelas
rendah, menengah, dan tinggi.
d. Teori Inti Ganda: inti kota ada di beberapa zona dan tidak konsen di satu titik, ada
pusat, kawasan niaga, pemukiman rendah, menengah, dan tinggi, pusat industri, pusat
niaga pinggiran, kawasan industri serta skala kecil (upakota).
2. Pola dan faktor faktor interaksi desa dan kota
Region Complementary (Wilayah Saling Melengkapi) Oke gais, jadi seperti yang kita
tau ya, desa dan kota itu kan jumlahnya banyak ya. ...
Bentuk interaksi desa dan kota berupa perpindahan barang dan jasa, perpindahan
penduduk, serta perpindahan informasi yang dipengaruhi oleh 3 faktor interaksi desa dan kota
menurut Edward Ullman yaitu regional complementary, intervening opportunity, spatial
transfer ability.
Kamu harus tahu, bahwa pembangunan secara optimal yang dimaksud ialah
mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis
yang selama ini masih belum berkembang secara optimal.
Kamu harus tahu, bahwa pembangunan secara optimal yang dimaksud ialah
mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis yang
selama ini masih belum berkembang secara optimal.
Misalnya, ada sebuah daerah yang sebenarnya sangat potensial untuk dijadikan objek
pariwisata. Nah, infrastruktur daerah tersebutlah yang harus dipercepat pembangunannya.
Emang agak susah sih untuk menyeimbangkan pembangunan antar kota metropolitan,
besar, menengah dan kecil secara hierarki dalam suatu sistem pembangunan perkotaan
nasional. Namun, pastinya pemerintah akan melakukan usaha terbaiknya untuk bisa
menyeimbangkan hal tersebut.
5. Meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi
Salsabila Nurmahera
Nurizlin
Novia Fitriyani