Tugas Tari
Tugas Tari
Struktur atau pola keruangan desa diklasifikasikan berdasarkan tiga aspek, mulai dari
lahan atau letak geografis, pola pemukiman, dan kegiatan ekonominya. Mengutip modul
Geografi Kelas XII (2020), pada aspek pertama, letak geografis, terdapat lima pola keruangan
seperti berikut ini:
Selain lima pola keruangan di atas, ada klasifikasi kedua yang didasarkan melalui
pola pemukimannya, mulai dari:
Terakhir, klasifikasi ketiga membagi struktur dan pola keruangan desa berdasarkan
kegiatan ekonominya, yaitu:
a. Teori Konsentris: kota dibagi menjadi beberapa zona, yakni pusat, peralihan, tempat
tinggal pekerja, tempat tinggal kelas menengah, dan tempat tinggal para penglaju.
b. Teori Ketinggian Bangunan: tinggi bangunan ditekankan untuk perumusan sebuah
kota agar tergambar pola ketinggian masing-masing lingkupnya.
c. Teori Sektor: dibagi atas wilayah berupa pusat, daerah manufaktur, pemukiman kelas
rendah, menengah, dan tinggi.
d. Teori Inti Ganda: inti kota ada di beberapa zona dan tidak konsen di satu titik, ada
pusat, kawasan niaga, pemukiman rendah, menengah, dan tinggi, pusat industri, pusat
niaga pinggiran, kawasan industri serta skala kecil (upakota).
Pergerakan manusia, misalnya, bergeraknya orang dari desa ke kota, dan sebaliknya.
Pergerakan informasi, contohnya, informasi keadaan suatu wilayah. Lalu, pergerakan benda
seperti distribusi barang dari kota ke desa, atau sebaliknya. Sementara itu, interaksi wilayah
juga dapat menimbulkan gejala, kenampakan dan permasalahan baru. Hal ini dapat bermakna
positif, tetapi bisa pula bersifat negatif.
Contoh kenampakan positif yaitu terjadi perkawinan antar-suku yang punya budaya
berbeda. Dan, contoh permasalahan baru seperti urbanisasi yang tidak terkendali yang
menimbulkan kekurangan sumber daya manusia di suatu wilayah. Baca juga: Mengenal
Objek, Konsep, Prinsip dan Pendekatan Geografi Edward Ullman, pakar geografi dari
Amerika Serikat menemukan, interaksi wilayah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Potensi berbeda yang dimiliki tiap wilayah membuat berbagai wilayah menciptakan
hubungan timbal balik untuk tujuan saling melengkapi (regional complementarity).
3. Terdapat kemudahan pada urusan pemindahan atau transfer dalam ruang. Artinya,
perpindahan baik manusia, informasi, hingga barang dapat dilakukan dengan mudah.
Biasanya hal-hal itu berpengaruh pada biaya transportasi, jarak, dan sebagainya.
Transfer lancar maka lebih besar lagi arus komoditas.
Usaha ini dapat ditempuh dengan program wajib belajar 12 tahun. Di desa, tingkat
pendidikan masih sangat rendah. Hal itu disebabkan jarak sekolah yang cukup jauh dan akses
jalanan yang rumit. Semestinya, hal itu tidak menghalangi anak-anak sebagai generasi bangsa
yang memiliki semangat dan tekat yang kuat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Kelak,
mereka mampu menjadi pembangun desa.
Upaya ini dapat menekan arus urbanisasi dari desa ke kota. Banyaknya penduduk
desa yang pindah ke kota membuat tenaga kerja di desa berkurang. Hal ini berdampak pada
sektor pertanian yang menjadi mata pencaharian utama penduduk desa. Dengan membuka
lapangan pekerjaan dan memberlakukan peraturan yang membatasi arus masuk bagi
pendatang diharapkan dapat mengikis angka pelaku urbanisasi.
Perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) di desa. Sebagai contoh, dilaksanakannya penyuluhan dan pelatihan tentang budi daya
pertanian dan pemberdayaan perempuan guna meningkatkan keterampilan mereka.
Sarana dan prasarana di desa masih jauh dari fasilitas penunjang yang ada di kota. Di
daerah pegunungan, akses jalan masih perlu perbaikan. Adanya sarana dan prasarana yang
baik dapat melancarkan hasil pemasaran dari desa ke kota. Tentu, pembangunan akses jalan
yang merata perlu dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi desa. Baik penduduk
desa maupun masyarakat kota, pasti pernah terlibat dalam satu kegiatan yang sama. Dalam
hal ini, terjadilah interaksi antara wilayah desa dan wilayah kota. Interaksi itu tentunya
menghadirkan dampak positif dan negatif bagi kedua wilayah.
5. Pola keruangan desa/kota dan interaksinya dilengkapi dengan peta/grafik
1. Bentuk desa linear atau memanjang mengikuti jalur jalan raya atau alur sungai. Pola
semacam ini dapat dijumpai di daerah dataran, terutama dataran rendah. Tujuan utama
bentuk desa yang linear atau memanjang adalah mendekati prasarana transportasi (jalan
atau alur sungai) sehingga memudahkan mobilitas manusia, barang, dan jasa.
4. Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas tertentu. Bentuk semacam ini banyak dijumpai
di wilayah dataran rendah dan memiliki fasilitas umum yang banyak dimanfaatkan oleh
penduduk setempat, seperti mata air, danau, waduk, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Desica utari
Putri syahida
Sasa sasmita
Febry yanti
Husmidatul fatma