Anda di halaman 1dari 4

Kata kerja jadian adalah bentuk kata kerja yang berasal dari jenis kata lain dengan menambahkan

imbuhan, seperti akar, kata ulang, atau kata majemuk, menjadi kata kerja baru. Imbuhan-imbuhan yang
digunakan untuk membentuk kata kerja jadian adalah N-, di-, be-, te-, ke-, i, dan kombinasi N-.

N-

Membuat Seperti: misalnya:

mindang 'membuat pindang'

ngacar 'membuat acar'

Menakai: misalnya:

mipa 'memakai pipa'

nyarung 'memakai kain sarung'

Melakukan Seperti Akar Kata: misalnya:

nukang 'melakukan sesuatu seperti tukang'

nguli 'melakukan sesuatu seperti kuli'

Menjadi Seperti: misalnya:

nvemut 'menjadi banyak seperti semut'

ngutan 'menjadi hutan'

Mengenakan atau Memasang: misalnya:

ngatep 'memasang atap'

mager 'memasang pagar'

Awalan "Di-"

Pasif: misalnya:

dipindang 'dibuat jadi pindang'

disambel 'dibuat jadi sambal'

Awalan "Be-"

Memiliki: misalnya:

bebini 'mempunyai istri'

becekelan 'mempunyai pegangan'

Menghasilkan: misalnya:

beranak 'melahirkan anak'


betelok 'menghasilkan telur'

Perjalanan dengan Alat Pengangkutan: misalnya:

bekapal terbang 'bepergian dengan kapal terbang'

besepur 'bepergian dengan kereta api'

Catatan: Kata kerja jadian juga dapat memiliki akhiran -kc atau -i, dan dalam beberapa kasus, dapat
ditambahkan dengan akhiran -la untuk membentuk bentuk perintah halus atau harapan.

Kata Kerja Jadian dengan Awalan Be-

Kata kerja jadian yang diawali dengan kombinasi be-... -an menunjukkan arti 'bermain'; contohnya:

bemotor-motoran 'bermain motor'

bepenganten-pengantenan 'bermain seperti penganten'

beperahu-perauan 'bermain perahu'

Kombinasi be-... -an yang berpadu dengan reduplikasi kata keadaan mengandung arti 'selalu,
berulang-ulang, atau berbalasan'; sebagai contoh:

bemales-malesan 'selalu malas'

belamo-lamoan 'selalu lama'

bekasi-kasian 'saling kasih'

becinto-cintoan 'saling cinta'

bemangu-manguan 'saling bermenung'

becugak-cugakan 'saling merasa kecewa'

Ketika awalan be- diapit oleh kata ganti, ia menunjukkan arti 'memanggil atau menyebut'; contohnya:

bedia 'memanggil atau menyebut dia'

bekau 'memanggil atau menyebut kata kau'

bekamu 'memanggil atau menyebut kata kamu'

bebapak 'memanggil atau menyebut kata bapak'

Ketika awalan be- digunakan dengan kata bilangan, ia menyatakan kelompok; sebagai contoh:

betiga 'bertiga'

beratus-ratus 'beratus-ratus'

bepuluh-puluh 'berpuluh-puluh'

bekodi-kodi 'berkodi-kodi'
Awalan Te- dan Akhiran -ke

Awalan te- yang digunakan dengan kata benda, kata keadaan, atau kata ganti menghasilkan arti
'paling, tidak sengaja, atau menyatakan pasif'. Sebagai contoh:

tebucu 'tersingkir atau terang ke sudut'

tepanjang 'paling panjang'

tekamu 'tak sengaja menyebut kamu'

Akhiran -ke muncul dalam bentuk perintah pada jenis kata berikut:

Kata Benda: 'melakukan untuk orang lain'

kuncike 'kuncikan untuk orang lain'

surike 'sisirkan untuk orang lain'

sambelke 'sambalkan untuk orang lain'

Kata Keadaan: 'mengerjakan sesuatu untuk orang lain'

kecikke 'kecilkan'

besakke 'besarkan'

abangke 'merahkan'

tuoke 'tuakan'

Kata Ganti: 'memanggil'

bapakke 'gunakan panggilan Bapak'

kamuke 'gunakan panggilan atau sebutan kamu'

adekke 'gunakan panggilan Adik'

kakakke 'gunakan panggilan Kakak'

Kata Bilangan: 'jadikan'

duoke 'jadikan dua'

selusinke 'jadikan selusin'

selawike 'jadikan dua puluh lima'

Bila akhiran -ke diikuti oleh akhiran -la, bentuk-bentuk tersebut bersifat perintah halus atau lemah:

namokela 'berilah nama'

panjangkela 'panjangkanlah'
duapulukela 'jadikanlah dua puluh'

adekkela 'panggilan adik'

Akhiran -la juga dapat ditambahkan pada beberapa kata keadaan atau kata bilangan untuk
mengekspresikan harapan atau penawaran:

sehatla 'semoga sehat'

warasla 'semoga sembuh'

tigola 'berikanlah tiga dalam penawaran'

Semoga tulisan ini lebih mudah dimengerti. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal lain yang perlu
dijelaskan!

Anda mungkin juga menyukai