Anda di halaman 1dari 11

Jakarta, 4 November 2022

Kepada Yang Terhormat,


Ketua Pengadilan Hubungan Industrial
Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Di _ Jakarta

Perihal : Gugatan Perselisihan Pemutusan Hubungan Industrial.

Dengan Hormat,
Perkenankan kami :
1. JHON FARDINAN, S.H.
2. TABRONI, S.H.I.
Keduanya adalah Advokat, dan :
MUHAMAD FAIZAL, S.H. (Magang)
BONA SIMANIHURUK,S.H. (Magang )

Para Advokat dan magang berkantor pada


Kesemuanya berkantor pada KANTOR LEMBAGA BANTUAN HUKUM INSAN PECINTA
KEADILAN ( LBH INTAN ) JAKARTA UTARA beralamat di jl. Melati no.24 H RT/RW.
02/012 , Rawa Badak Utara , Koja Jakarta Utara. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal 02 November 2022 (terlampir) dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama :
Nama : TRESNA AULIA RACHMAN
NIK : 3171031412870005
Tempat Lahir : Jakarta
Tgl Lahir : 14-12-1987
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Manunggal II, RT. 04 RW. 04 Kel. Rambutan,
Kec. Ciracas Jakarta Timur
disebut sebagai ---------------------------------------------------------------- PENGGUGAT

Page 1 of 11
Dengan ini mengajukan Gugatan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja
terhadap:
PT. NIPSEA PAINT AND CHEMICALS (NIPPON PAINT) yang beralamat di
Jl. Ancol Barat I/A5/C No. 12 RT. 04 RW. 11 Kel. Ancol, Kec.
Pademangan Jakarta Utara ;
Selanjutnya disebut sebagai ---------------------------------------------
TERGUGAT

Adapun alasan-alasan dari GUGATAN ini adalah sebagai berikut :


1. Bahwa perselisihan hubungan industrial Penggugat dengan Tergugat, adalah
terkait Pembayaran Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja ;
2. Bahwa Penggugat, melalui Kuasanya telah mengajukan permohon Bipartit I,
tanggal 12 Juli 2022 dan Bipartit II, tanggal 16 Juli 2022, tetapi tidak ada
tanggapan dari Tergugat;
3. Bahwa Penggugat, telah mengajukan surat permohon Pencatatan
Perselisihan Hubungan Industrial, tertanggal 22 Juli 2022, kepada
SUDINAKERTRANS JAKARTA UTARA ;
4. Bahwa karena tidak ada penyelesaian kesepakatan dalam proses Mediasi,
MEDIATOR SUDINAKERTRANS JAKARTA UTARA, telah mengeluarkan
Surat Anjuran Nomor : 3696 /KT.03.03, tertanggal, 26 Oktober 2022 ;
5. Bahwa Penggugat telah mengirimkan surat jawaban atas Anjuran
SUDINAKERTRANS JAKARTA UTARA, yang pada pokoknya menerima Isi
anjuran tersebut ;
6. Bahwa Pihak Tergugat, hingga gugatan ini diajukan tidak menjalankan isi
anjuran SUDINAKERTRAS JAKARTA UTARA, oleh karenanya untuk
mendapatkan kepastian hukum, Penggugat mengajukan gugatan ini ;

DALAM POKOK PERKARA ;

A. PERIHAL HUBUNGAN KERJA

1. Bahwa Penggugat bekerja pada Perusahaan Tergugat, terhitung tanggal 01


Februari 2016 , dengan jabatan sebagai Driver, dengan menerima gaji terakhir
di Tergugat sebesar Rp. 4.276.349 ,- ;

Page 2 of 11
2. Bahwa Perusahaan Tergugat adalah Perusahaan yang mencakup industri
mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi yaitu CAT ;

3. Bahwa Hubungan Kerja antara Penggugat dan Tergugat adalah berdasarkan


Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), dengan masa kerja terhitung 01
Februari 2016 sampai dengan 01 Mei 2019 ;

B. PERIHAL PKWT BATAL DEMI HUKUM

4. Bahwa Perusahaan Tergugat adalah yang mencakup industri mengolah


barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang setengah jadi
menjadi barang jadi yaitu CAT ;

5. Bahwa Perusahaan Tergugat yang mengolah barang mentah menjadi barang


setengah jadi atau barang setengah jadi menjadi barang jadi , berupa produksi
cat , adalah kategori pekerjaan yang jenis atau kegiatannya bersifat tetap ;

6. Bahwa Penggugat , bekerja pada Perusahaan tergugat terhitung 01 Februari


2016 sampai dengan 30 April 2020, didasarkan atas Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu ( PKWT )

7. Bahwa Penggugat setiap menandatangani PKWT dan Perpanjangan PKWT ,


pihak Tergugat tidak memberikan atau mendapatkan Salinan PKWT dari
Tergugat ;

8. Bahwa dasar hukum Perjanjian Kerja antara Penggugat dan Tergugat dalam
Perkara ini adalah mengacu pada BAB IX HUBUNGAN KERJA , Undang –
Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003, jo Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan Pasal 81 angka 15
poin (1 ) dan (2) , Perubahan pasal 59 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan , junto Peraturan Pemerintah, No.35 Tahun 2021,
tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu
Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja ;

9. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 50 , jo pasal 51 UU Ketenagakerjaan


No.13 Tahun 2003, menyebutkan terkait Hubungan kerja dan Perjanjian kerja ,
sebagai berikut :
Pasal 50

Page 3 of 11
Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha
dan pekerja/buruh.

Pasal 51

(1) Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan.


(2) Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

10. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 59 ayat (1) dan ayat (2) , Undang-Undang
No.13 Tahun 2003, menegaskan larangan diterapkannya PKWT untuk
pekerjaan yang jenis atau kegiatannya bersifat tetap. PKWT hanya dapat
diterapkan pada pekerjaan yang selesai pada jangka waktu tertentu.
Pasal 59

(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk
pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan
pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang
tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;
c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru,
atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajakan.

(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk
pekerjaan yang bersifat tetap.

11. Bahwa dipertegas sesuai dengan pasal 4 , Ayat (1) dan ayat (2), Peraturan
Pemerintah, No.35 Tahun 2021, tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih
Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja ,
berbunyi :

Pasal 4.

(1) PKWT didasarkan atas :

a. Jangka waktu; atau

b. Selesainya suatu pekerjaan tertentu.

Page 4 of 11
(2) PKWT tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.

12. Bahwa berdasarkan Pasal 59 ayat (7) ,menyebutkan dampak hukum apabila
suatu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ( PKWT ) , tidak memenuhi ketentuan
dalam pasal 59 UU Ketenagakerjaan No.13 , Tahun 2003, adalah Batal Demi
Hukum menjadi Perjanjain Kerja Waktu Tidak Tertentu ( PKWTT ) ;

Pasal 59

(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan
tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan
selesai dalam waktu tertentu, yaitu :

a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;

b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak


terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;

c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau

d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru,


atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan
yang bersifat tetap.

(3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui.

(4) Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu
dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh
diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.

(5) Pengusaha yang bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu


tertentu tersebut, paling lama 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu
tertentu berakhir telah memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada
pekerja/buruh yang bersangkutan.

(6) Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah
melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian
kerja waktu tertentu yang lama, pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu

Page 5 of 11
ini hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun.

(7) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5), dan
ayat (6) maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak
tertentu.

(8) Hal-hal lain yang belum diatur dalam Pasal ini akan diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Menteri

13. Bahwa Memperhatikan Perusahaan Tergugat yang mengolah barang


mentah menjadi barang setengah jadi atau barang setengah jadi menjadi
barang jadi , berupa produksi cat , adalah kategori pekerjaan yang jenis atau
kegiatannya bersifat tetap, maka berdasarkan ketentuan pasal Pasal 59
ayat (1) dan ayat (2) , Undang-Undang No.13 Tahun 2003, Perjanjian kerja
untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat
tetap ;

14. Bahwa sebagaimana Fakta Hukum dan Dasar hukum yang diuraikan pada
angka 4 sampai dengan angka 11 diatas, terbukti secara nyata bahwa
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ( PKWT ) yang ditanda tangani oleh Tergugat
dan Penggugat tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 59 ayat (1), ayat (2) Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun
2003 , maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu ,
oleh karennya Terhitung tanggal 01 Februari 2016 sampai dengan 30
April 2020 ( 4 tahun, 2 bln ) , Hubungan Kerja antara Penggugat dan
Tergugat adalah Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu ( PKWTT ) ;

C. PERIHAL PEMBAYARAN UANG PESANGON, UANG PENGHARGAAN MASA


KERJA DAN UANG PENGGANTI HAK

15. Bahwa Penggugat , mulai bekerja pada Tergugat terhitung tanggal 01 Mei
2016 sampai dengan tanggal 30 April 2020 ( 4 tahun, 2 bln ), dengan
menerima upah terakhir sebesar Rp. 4.276.349;
16. Bahwa Tergugat , melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada Penggugat
pada 30 april 2020 dengan alasan Habis Kontrak ;
17. Bahwa sebagaimana Fakta Hukum dan Dasar hukum yang diuraikan pada

Page 6 of 11
angka 4 sampai dengan angka 12 diatas, terbukti secara nyata bahwa
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ( PKWT ) yang ditanda tangani oleh Tergugat
dan Penggugat tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 59 ayat (1), ayat (2) Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun
2003, jo Pasal 4 ayat (2) PP No.35 tahun 2021 Tentang PKWT,Alih Daya,
Waktu Kerja dan Waktu Istirahat dan PHK , maka demi hukum menjadi
perjanjian kerja waktu tidak tertentu, oleh karennya Terhitung tanggal 01
Februari 2016 sampai dengan 30 April 2020 ( 4 tahun, 2 bln ) , Hubungan
Kerja antara Penggugat dan Tergugat adalah Perjanjian Kerja Waktu
Tidak Tertentu ( PKWTT )
18. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 59 ayat (1) dan ayat (2) , Undang-Undang
No.13 Tahun 2003, jo Pasal 4 ayat (2) PP No.35 tahun 2021 Tentang
PKWT,Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat dan PHK , status
hubungan kerja dalam Perjanjian Kerja Penggugat dan Tergugat , demi
hukum berubah dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu menjadi Perjanjian
Kerja Waktu Tidak Tertentu ;
19. Bahwa pemutusan hubungan kerja penggugat oleh Tergugat tertanggal 30
april 2020, dengan alasan habis Kontrak ( PKWT ), adalah tidak dapat
dijadikan alasan Pemutusan Hubungan Kerja, karena berdasarkan fakta
hukum status Hubungan Kerja demi hukum adalah Perjanjian Kerja Waktu
Tidak Tertentu (PKWTT );

20. Bahwa mempertimbangkan dari keterangan pendapat pihak Perusahaan


( tergugat ) pada anjuran SUDINAKERTRAS JAKARTA UTARA, nomer
3696/KT-03.03 tanggal 26 Oktober 2022 ,pada angka 2 (dua) dan angka 3
(tiga ), perihal adanya penurunan produksi akibat Wabah Virus COVID 19,
tahun 2019 sampai tahun 2020, yang berimbas dengan berakhirnya
hubungan kerja Penggugat ;

21. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 156 Ayat (1) ,Undang-Undang


Ketenagakerjaan NO.13 Tahun 2003, jo Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan, junto Pasal 40 PP No.35
Tahun 2021, Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu , Alih Daya, Waktu
Kerja dan Waktu Istirahat dan Pemutusan Hubungan Kerja ;

Page 7 of 11
Pasal 156

(1) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha


diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang
penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang
seharusnya diterima.

22. Bahwa berdasarkan fakta hukum, Penggugat demi Hukum berstatus


PKWTT, berhak mendapatkan kompensasi PHK sesuai ketentuan Pasal 156
Ayat (1) ,Undang-Undang Ketenagakerjaan NO.13 Tahun 2003, jo Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan,
junto Pasal 40 PP No.35 Tahun 2021, Tentang Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu , Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat dan Pemutusan
Hubungan Kerja ;

23. Bahwa tindakan Tergugat yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja


kepada Penggugat, dimana Penggugat tidak mendapatkan kompensasi PHK
sesuai ketentuan Pasal 156 Ayat (1) ,Undang-Undang Ketenagakerjaan
No.13 Tahun 2003, jo Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja Kluster Ketenagakerjaan, junto Pasal 40 PP No.35 Tahun 2021,
Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu , Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu
Istirahat dan Pemutusan Hubungan Kerja adalah bentuk pelanggaran
ketentuan perundang-undangan ;

24. Bahwa mempertimbangkan pasal uraian angka 20 (dua puluh) , sangatlah


wajar dan berdasarkan hukum, pemutusan hubungan kerja Penggugat adalah
karena alasan Efesiensi, sesuai ketentuan pasal 43 ayat (2) PP No.35 Tahun
2021, Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu , Alih Daya, Waktu Kerja dan
Waktu Istirahat dan Pemutusan Hubungan Kerja ; yang berbunyi :
Pasal 42.
(1) ..............
(2) Pengusaha dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
terhadap Pekerja/ Buruh Karena alasan Perusahaan melakukan
efesiensi untuk mencegah terjadinya kerugian maka pekerja/buruh
berhak atas ;
a. Uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan pasal 40 ayat

Page 8 of 11
(2)
b. Uang Penghargaan Masa Kerja sebesar 1 (satu) kali
ketentuan pasal 40 ayat (3); dan
c. Uang Penggantian Hak sesuai ketentuan Pasal 40 ayat (4) .

25. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 43 ayat (2) Peraturan Pemerintah


No.35 Tahun 2021, Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya,
Waktu Kerja, Waktu Istirahat dan Pemutusan Hubungan Kerja maka,
sesuai dengan PKWTT, dapat di simpulkan bahwa Penggugat berhak
menerima uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang
pengganti hak, dengan perhitungan sebagai berikut :
Nama : TRESNA AULIA RACHMAN (penggugat )
Masa kerja : 01 Februari 2016 s/d 30 April 2020 ( 4 thn, 2
bln )
Gaji terakhir : Rp. 4.276.349,-
Uang Pesangon : 5 x1x Rp. 4.276.349,- = Rp. 21.381.745
UPMK : 2 x Rp. 4.276.349,- = Rp. 8.552.698
UPH (cuti thn) : 12 hari x Rp178.181 = Rp. 2.138.172.
Total = Rp. 32.072.615
26. Bahwa sebagaimana fakta hukum dan dasar hukum yang telah di uraikan
diatas, Penggugat memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini agar menyatakan ;
26.1. Menyatakan bahwa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ( PKWT ) yang
ditandatangani oleh Tergugat dan Penggugat terhitung tanggal 01
Februari 2016 sampai dengan 30 April 2020 ( 4 tahun, 2 bln ) tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 ayat
(1), ayat (2) Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 ,
maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu,
26.2. Menghukum Tergugat untuk membayar pesangon, Uang
Penghargaan Masa Kerja dan Uang Pengganti Hak kepada
Penggugat berdasarkan ketentuan Pasal 43 ayat (2) Peraturan
Pemerintah No.35 Tahun 2021, Tentang Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja, Waktu Istirahat dan Pemutusan
Hubungan Kerja, sebesar Rp. 32.072.615 ( tiga puluh dua juta tujuh

Page 9 of 11
puluh dua ribu enam ratus lima belas ) ;

27. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat didasarkan kepada bukti-bukti yang kuat
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan tidak terbantahkan oleh
Tergugat, maka patut dan layak menurut hukum jika Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menghukum Tergugat I untuk
membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini.

Berdasarkan uraian tersebut diatas Penggugat dengan hormat memohon kepada


Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
berkenaan memanggil kedua belah pihak untuk duduk bersidang dalam suatu ruang
sidang yang telah ditentukan dan mengambil putusan hakim yang amarnya sebagai
berikut :
--------------------------------------------------MENGADILI :--------------------------------------------
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan bahwa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ( PKWT ) yang
ditandatangani oleh Tergugat dan Penggugat terhitung tanggal 01
Februari 2016 sampai dengan 30 April 2020 ( 4 tahun, 2 bln ) tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 ayat (1),
ayat (2) Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 , maka
demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu ( PKWTT ) ,
3. Menghukum Tergugat untuk membayar pesangon, Uang Penghargaan
Masa Kerja dan Uang Pengganti Hak kepada Penggugat berdasarkan
ketentuan Pasal 43 ayat (2) Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 2021,
Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja, Waktu
Istirahat dan Pemutusan Hubungan Kerja, sebesar Rp. 32.072.615 ( tiga
puluh dua juta tujuh puluh dua ribu enam ratus lima belas ) ;

4. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam


perkara ini.

Apabila Majelis Hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini berpendapat lain
mohon putusan yang seadil-adilnya.

Demikianlah Gugatan ini diajukan, atas perhatian yang terhormat Bapak Ketua dan
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini secara Arif dan Bijaksana
dihaturkan terima kasih.

Page 10 of 11
HORMAT KAMI,
KUASA HUKUM PENGGUGAT

TABRONI, S.H.I JHON FARDINAN, S.H.


ADVOKAT ADVOKAT

MUHAMAD FAIZAL, S.H. BONAS SIMANIHURUK,S.H.


MAGANG MAGANG

Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai