Anda di halaman 1dari 2

PERANAN SALIVA DALAM REGULASI POTENTIAL OF HYDROGEN (pH)

RONGGA MULUT

PEBRIAN DIKI PRESTYA

BEDAH MULUT

Sistem saraf parasimpatis mempersarafi kelenjar parotis, submandibular, dan

sublingual dengan serat yang berasal dari pons dan medula, dan sinaps di ganglia otic dan

submandibular melalui saliva reflex. Serabut postganglion dari ganglion otic memberikan

fungsi sekretori ke kelenjar parotis, dan serabut dari ganglion submandibular mensuplai fungsi

sekresi ke kelenjar submandibular dan sublingual. Aktivitas mastikasi adalah stimulasi utama

terhadap sekresi saliva. Reseptor yang diaktivasi saat mengunyah adalah gustatory,

mechanoreseptor, nociceptor, dan olfactory resceptor serta stimulus termal. Stimulasi saraf

parasimpatetis menyebabkan pelepasan asetilkolin dari ujung saraf postganglion perifer

sehingga saliva yang dieksresikan bersifat encer dan mengandung amilase dan jumlah mucin

yang sedikit. Stimulasi simpatetik adakan melepaskan noradrenalin dan sekresi saliva bersifat

kental dengan konsentrasi protein yang tinggi.

Aliran air liur ditingkatkan oleh persarafan simpatis, yang mendorong kontraksi serat
otot di sekitar saluran air liur sehingga alir saliva ini dapat mempertahankan derajat keasaman
rongga mulut. Pengaturan derajat keasaman saliva melibatkan beberapa hal yaitu sistem
protein, bikarbonat, dan fosfat. Konsentrasi bikarbonat di dalam saliva dan pH saliva sangat
dipengaruhi oleh kadar laju salivasi. Apabila kadar laju saliva meningkat maka konsentrasi
bikarbonat didalam saliva dan pH saliva akan meningkat dan begitu juga sebaliknya. Ketika
kadar laju saliva menurun maka pH saliva akan menjadi lebih asam, kadar bikarbonat itu
sendiri paling tinggi di saliva yang dihasilkan oleh kelenjar parotid dan paling rendah pada
saliva yang dihasilkan oleh kelenjar saliva kecil.

Aliran saliva yang terus menerus membantu membilas residu makanan, melepaskan sel
epitel, dan benda asing. Penyangga bikarbonat di saliva menetralkan asam di makanan serta
asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut. Saliva memulai pencernaan karbohidrat di mulut
melalui kerja amilase saliva yang merupakan suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi
disakarida, saliva mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel
makanan sehingga saling menyatu serta dengan menghasilkan mukus yang kental dan licin
sebagai pelumas, memiliki efek antibakteri, pertama oleh lisozim yaitu enzim
yangmenghancurkan bakteri tertentu dan kedua dengan membilas bahan yang mungkin
digunakan bakteri sebagai sumber makanan, berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul
yang merangsang papila pengecap, membantu mastikasi dan berbicara karenaadanya lubrikasi
oral.

Anda mungkin juga menyukai