Anda di halaman 1dari 44

FRAKTUR

KOMPLEKS ZIGOMA
 Fraktur hilang atau putusnya
kontinuitas jaringan keras tubuh.

 Fraktur maksilofasial :
Frontal
Temporal
Kompleks zigomatikus
Nasal
Maksila
Mandibula
ETIOLOGI

 Kecelakaan kendaraan bermotor


 Lalu lintas
 Kerja
 Olah raga
 Akibat dari tindakan kekerasan
Os. Zygoma
Anatomy

 Tetrapod Structure
Frontal Bone
Temporal Bone
Maxilla
Greater Wing Of Sphenoid
OS ZYGOMATICUM

1. Processus frontalis (arcus zygomaticus)


2. Processus temporalis
3. Processus maxillaris
4. Facies lateralis
5. Facies orbitalis
6. Facies temporalis
7. Foramen zygomaticoorbitale
( n. zygomaticus)
8. Foramen zygomaticofaciale
(n. zygomaticus)
9. Foramen zygomaticotemporale
Zygoma
Anatomy

 Muscular Attachments
Masseter
Temporalis
Zygomaticus
Quadratus Labii Superioris
FRAKTUR ZYGOMA
 Merupakan fraktur midfasial yang paling sering
terjadi.
 Biasanya melibatkan :
Dinding bawah orbita
Sutura zigomatikofrontal
Arkus pada sutura zigomatikotemporal
Dinding lateral zigomatikomaksila
Sutura zigomatikosphenoid yang terletak di
dinding lateral orbita
TANDA DAN GEJALA

 Pembengkakan  Depressed Malar


periorbita/ Ecchymosis Prominence
 Perdarahan  Palpable Step
Subconjunctival Deformities
 Abnormal Sensation  Unilateral Epistaxis
V2 Distribution  Hematoma Upper
 Diplopia Buccal Sulcus
 Penambahan lebar  Trismus Due To
wajah Coronoid Process
Impingement
KLASIFIKASI

 Knight
1 Undisplaced
2 Arch Fractures
3 Unrotated Body Fractures
4 Medially Rotated Body Fractures
5 Laterally Rotated Body Fractures
6 Complex Fractures
KLASIFIKASI

 Manson
Low Energy
Middle Energy
High Energy
PENEGAKKAN DIAGNOSA

 Riwayat:
Sifat, daya, arah trauma garis fraktur, arah displacement fragmen
Keluhan: nyeri, parestesi daerah infra orbita
 Pemeriksaan Fisik:
Tanda yang khas adalah hilangnya tonjolan prominen pada daerah
zigomatikus
Ekimosis/oedem periorbita, depresi eminensia malar, perdarahan
subkonjuntiva, kemiringan canthus lateral
 Pemeriksaan Klinis : Palpasi dan Inpeksi
 Inpeksi dari arah :
Frontal
Superior
Inferior
Lateral
GEJALA KLINIS

A B

#Zygoma: A. Bilateral, B. Unilateral


Kemiringan canthus lateral
PEMERIKSAAN PENUNJANG (RONTGEN
FOTO)

CT SCAN WATERS SUMBENTO VERTEX


Perawatan
Tujuan:
 Pengembalian fungsi okuler
 Fungsi pengunyah
 Fungsi hidung
 Perbaikan fungsi bicara
 Estetis
 Memperbaiki oklusi
 Mengurangi rasa sakit akibat adanya mobilitas
segmen tulang.
ALGORITMA PENATALAKSANAAN # KOMPLEKS
ZYGOMA
Operative oxposure
Penatalaksanaan
 # Arcus Zygomatikus
Minimal displacement tanpa intervensi
Displacement cukup besar open reduction

Gillie’s Approach
 # komplek zygomatik energi rendah
Tanpa displacement/pergeseran minimal
observasi, tanpa intervensi
 # komplek zygomatik energi menengah
closed reduction dgn pemasangan sekrup
Carroll-Girard
openred & fiksasi internal
 # komplek zygomatik energi tinggi
Serpihan pada orbit lateral dan pergeseran lateral
dengan segmentasi pada arcus zygomatik
Openred & ORIF dgn plate & screw
KOMPLIKASI
 Parestesi infra orbita
 Malunion & asimetris wajah
 Enopthalmos
 Diplopia
 Hyphema traumatik
 Traumatik neuropathy optik
 Sindrom Superior Orbital Fissure
 Perdarahan retrobulbar
 Trismus
FRAKTUR BLOW IN
ORBITA
Fraktur orbita mungkin di jelaskan dengan
pertimbangan hubungan anatomi

 Fraktur dapat terbatas pada tulang orbital


internal. Jenis ini termasuk blow-out dan
blow-in.
 Fraktur mungkin melibatkan rim orbital.
 Fraktur yang hubungkan dengan fraktur
lain pada skeleton facial :
zygomaticomaxillary (ZMC), naso-orbito-
ethmoid (NOE), sinus frontal, Le Fort II,dan
Le Fort III.  
 Fraktur apeks orbita
Anatomi
 Orbit rongga pyramid quadrangular
dengan dasar (anterolaterally )
dan apeksnya (posteromedially).
Dinding medial dari dua orbit
terpisah oleh sinus ethmoidal dan
bagian atas dari rongga hidung
yang paralel, sedangkan dinding
lateralnya hampir memnbentuk
sudut 90 derajat.
Muskulus ekstraokuler mata
 M. Levator palpebrae superioris
 Empat m.rectus yang terdiri atas superior,
medialis, inferior dan lateral
 Dua otot oblik yang terdiri atas obliqus superior
dan inferior
 Nervus dan pembuluh darah yang melewati
bola mata dan muskulus.
 M.levator palpebrae sup
Muskulus Orbita
Rongga Orbita
Fraktur Blow In Orbita
 Fraktur yang jarang terjadi (Dingman & Natvig
1964)
 Karakteristik : pergeseran ke dalam dari
fragmen tulang.
 Fraktur : Pure dan Impure Roof
 Lebih sering terjadi pada anak – anak
 Patofisiologi: trauma tumpul energi
disebar ke atap dan dasar orbita
Gambaran klinik
1. Proptosis (exopthalmus)
2. Pergerakan bola mata terbatas
3. Diplopia
4. Ruptur bola mata
5. Sindrom fissura orbital superior
6. Cedera nervus optikus
7. Ptosis
8. Mungkin ditemukan CSF
9. Meningocele dan encephalocele
Pemeriksaan penunjang
 Teknik foto : PA / AP, Waters, towne dan
lateral.

 CT Scan : jenis pemeriksaan yang baik


digunakan pada fraktur orbita. Gambar lebih
akurat dibandingkan dengan rontgen foto.
Perawatan :
Fraktur yang pergeserannya minimal biasanya
hanya membutuhkan perawatan konservatif.
 Fraktur atap orbita : eksplorasi atap orbita
dengan periosteal elevator sehingga segmen
fraktur dapat dikembalikan ke posisinya dan
mencegah cederanya muskulus dan nervus.
insisi pada bagian blepaharoplasty bagian atas
atau melalui laserasi yang terjadi.
Fraktur lateral orbita
Penanganan fraktur pada dinding lateral melalui
incisi pada subciliary (blepharoplasty) lateral
dikombinasi dengan lateral incisi eyebrow .
Fraktur medial orbita
Daerah ini sangat tipis khususnya daerah ethmoid,
penanganan fraktur pada daerah ini dapat
dilakukan dengan pendekatan incisi melalui
subciliary dan memberikan kesempatan untuk
ekspolarasi dasar orbita.
Fraktur dasar orbita
 Dianjurkan untuk mengeksplorasi dasar orbital
dengan menggunakan periosteal elevator
sehingga segment fraktur dapat dikembalikan
ke posisinya atau menjadi datar dan mencegah
cederanya muskulus dan nervus. Akses masuk
pada bagian dasar orbita dapat dilakukan
dengan incisi transkonjungtiva dan infraorbita
(subciliary dan subpalpebra).
Material untuk rekonstruksi
fraktur orbita
 autografts dari tulang, contohnya tulang kortikal
dan kanselous, cartilago.
 Material alloplastik : non absorbable ( Titanium,
silicon, porous polyetilene, dan teflon)
Absorbable (polydioanone, polylactide, dan
polyglactin)
 Allogenik dura.
kesimpulan
 Fraktur blow in sangat jarang terjadi dibanding
dengan fraktur blow out. Mempunyai
karakteristik adanya pergeseran ke dalam dari
fragmen tulang dinding atau rim yang
mengakibatkan berkurangya volume orbita.
 Diperlukan pengetahuan mengenai tanda-
tanda klinis, jenis pemeriksaan yang terbaik
serta teknik rekonstruksi yang baik dan bahan
material yang dipergunakan untuk memberikan
penanganan yang terbaik bagi penderita fraktur
orbita.

Anda mungkin juga menyukai