Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kerangka pembangunan nasional, pendidikan jasmani merupakan


landasan, dan di atas subsistem itulah nantinya terbangun sumberdaya manusia
yang sehat paripurna dan kemajuan olahraga prestasi. Namun, kegiatan yang
mengemban misi kependidikan ini harus diketahui orientasi lamanya sehingga
orientasi baru dalam pendidikan jasmani dapat diketahui. Dengan nama
pendidikan jasmani aktivitas fisik berorientasi kepada tujuan pendidikan, yaitu
melakukan kegiatan mendidik melalui aktivitas fisik.

Webster’s New Collegiate Dictionary (1980) menyatakan bahwa


pendidikan jasmani (physical education) adalah pengajaran yang memberi
perhatian pada pengembangan fisik dari mulai latihan kalestenik, latihan untuk
kesehatan, senam serta performansi dan olahraga pertandingan. Ensiklopedi
Indonesia menyebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah olahraga yang
dilakukan semata-mata untuk tujuan prestasi, terutama dilakukan di sekolah-
sekolah, terdiri atas latihan latihan tanpa alat atau dengan alat, dilakukan dalam
ruangan dan dilapangan terbuka. Demikian pula menurut Menpora menjelaskan
bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai
perorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh
peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan
pembentukan watak.1

Di Indonesia, mata pelajaran Pendidikan Jasmani beberapa kali berganti


nama. Nama terakhir adalah Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan
(Penjasorkes) walaupun dalam UU nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim
Pendidikan Nasional pada pasal 37 ayat 1 “kurikukum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat diantaranya pendidikan jasmani dan Olahraga,

1
Mempora, Pola Dasar Pembangunan Olahraga (Jakarta: Kantor Menpora, 1984), hal. 25.

1
2

sedangkan nama Penjasorkes terdapat pada PP nomor 19 tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan pada Pasal 6 Kerangka dasar Kurikulum bahwa
kurikulum pendidikan dasar dan menengah memuat lima kelompok mata
pelajaran diantaranya kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan,
bahkan pada struktur kurikulum yang tertuang dalam Permen 22 tahun 2006
tentang Standar isi salah satu mata pelajaran di seluruh satuan pendidikan adalah
Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan. Perubahan nama tersebut berarti
memberikan perhatian khusus terhadap aspek kesehatan siswa. Nama Pendidikan
Jasmani lebih menegaskan bahwa mata pelajaran ini menggunakan aktivitas
jasmani sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Pendidikan
Jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani. Lingkungan
belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap
siswa. Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami
mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman,
efisien, dan efektif. Pengalaman tersebut dilaksanakan secara terencana, bertahap,
dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai
pelaku, dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup
seseorang, sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup aktif.

Sebagai mata pelajaran yang menitikberatkan perhatian pada ranah


jasmani dan psikomotor, tetapi tidak mengabaikan ranah kognitif dan afektif,
pelajaran Pendidikan Jasmani mencakup materi (1) kesadaran akan tubuh dan
gerakan, keterampilan motorik dasar, (2) kebugaran jasmani, aktivitas jasmani,
seperti permainan, gerakan ritmik dan tari, aquatic (bila memungkinkan), dan
senam, (3) aktivitas pengkondisian tubuh, modifikasi permainan dan olahraga, (4)
olahraga perorangan, berpasangan, dan tim, (5) keterampilan hidup mandiri di
alam terbuka, dan (6) gaya hidup aktif dan sikap sportif.
Pendidikan Jasmani untuk SMP meliputi (1) keterampilan dan
3

pengetahuan untuk menyusun program latihan, memelihara dan meningkatkan


kebugaran jasmani, (2) keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan olahraga dan aktivitas jasmani (3) sikap sportif dan
perilaku gaya hidup aktif.

Definisi penjas diatas merupakan sebuah keidealan suatu ilmu, namun


kenyataan dilapangan ternyata dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang
studi Pendidikan Jasmani berlangsung, masih banyak guru belum memberdayakan
seluruh potensinya dalam mengelola pembelajaran baik dalam menguasai materi
maupun dalam menggunakan media pembelajaran melainkan hanya menggunakan
talk and chalk (berbicara dan kapur tulis), sementara materi-materi dalam
Pendidikan Jasamani (Penjas) dilakukan tidak hanya di dalam ruangan saja/kelas
yang dalam arti teori melainkan praktek di lapangan. Dalam praktek di lapangan
sering sekali didapati pembelajaran Penjas yang kurang efektif dan efisien. Dalam
pengajaran materi, kebanyakan guru tidak menggunakan media atau alat bantu.
Padahal jika dikaji lebih mendalam, dengan menggunakan alat bantu
informasi/pesan yang akan disampaikan akan lebih mudah ditangkap dan dicerna
oleh siswa sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. Hal ini
disinyalir karena tidak tersedianya alat bantu tersebut dan kurangnya kreativitas
para guru. Tidak tersedianya media pembelajaran/alat bantu di sekolah menjadi
salah satu faktor penyebab guru malas dan kurang kreatif dalam mengelola
pembelajaran sehingga hanya bermodalkan talk and chalk.

Hal ini sering kita jumpai dalam KBM bidang studi Penjas yang efeknya
dapat mengkondisikan siswa dalam situasi Duduk Diam Catat Hafal (DDCH). Hal
ini tentu bertentangan dengan tujuan pengajaran Penjas yang sangat kompleks
yang seharusnya bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif,
psikomotorik, dan sosial, melainkan hanya aspek kognitifnya. Di samping itu, hal
ini tentu bertentangan dengan harapan masyarakat (orang tua anak) yang
menginginkan anak–anaknya tumbuh lebih kreatif, dapat menggunakan dan
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya secara efektif dalam pemecahan
masalah–masalah sehari-hari yang kontekstual.
4

Hal ini sesuai dengan tuntutan dari UU RI No: 20/tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 ayat 2a: “ Pendidikan dan tenaga
kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis”2.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman sehari-hari dalam


pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Kelas VII C SMPN
2 Ngamprah Kabupaten Bandung Barat dalam materi tolak pelurugaya
menyamping, kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran belum
memuaskan, terbukti dari hasil observasi dari 38 siswa hanya 51,25 % siswa
yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan yaitu
sebesar 70. Hal ini menunjukkan tingkat kemampuan siswa rendah.

Untuk mencapai suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,


kreatif dan dinamis, maka penulis berkesimpulan bahwa media/alat bantu sangat
berperan penting dalam pencapaian tujuan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yang menjadi
masalah dalam hal ini adalah :

Sejauhmana manfaat media / alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar


tolak peluru gaya menyamping pada siswa di kelas VII C SMPN 2 Ngamprah ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah:

Untuk mengetahui sejauh mana manfaat media/alat bantu dalam


meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya menyamping pada siswa saat
proses belajar mengajar?

2
UU RI No: 20/tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
5

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang penulis harapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :

1. Membuka wawasan bagi para guru Pendidikan Jasmani untuk lebih kratif
dan inovatif dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
2. Diharapkan para guru pendidikan jasmani termotivasi untuk lebih kreatif
dan inovatif dalam mendesain media/alat bantu pembelajaran materi yang
efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai