Anda di halaman 1dari 1

efek sering membentak anak balita

Membentak anak balita, atau anak-anak pada umumnya, dapat memiliki dampak psikologis dan
emosional yang signifikan. Efek negatif dari membentak meliputi:

1. Rasa Takut dan Kecemasan: Membentak dapat menciptakan rasa takut atau kecemasan
pada anak. Hal ini bisa mengakibatkan mereka takut berkomunikasi atau berbagi
perasaan dan pikiran mereka.
2. Rendah Diri: Jika anak sering dibentak, mereka mungkin merasa tidak berharga atau
merasa bahwa mereka selalu salah. Ini bisa mengurangi rasa percaya diri mereka.
3. Perilaku Agresif: Anak yang sering dibentak mungkin meniru perilaku tersebut dan
menjadi lebih agresif dalam berinteraksi dengan teman-teman atau saudara kandung
mereka.
4. Kesulitan dalam Pembelajaran: Anak yang terus-menerus merasa tegang atau takut
mungkin memiliki kesulitan konsentrasi atau belajar.
5. Kurangnya Kepercayaan: Jika seseorang yang seharusnya melindungi dan mendukung
anak (seperti orang tua) sering membentak, anak mungkin merasa sulit untuk
mempercayai orang lain, termasuk orang tua mereka sendiri.
6. Ketergantungan Emosional: Anak yang sering dibentak mungkin menjadi terlalu
bergantung pada validasi dari orang lain untuk menilai diri mereka sendiri.
7. Masalah Perilaku Jangka Panjang: Penelitian menunjukkan bahwa anak yang sering
mengalami bentakan atau hukuman verbal dapat mengembangkan masalah perilaku dan
emosional jangka panjang, termasuk depresi, kecemasan, dan perilaku agresif.
8. Hubungan Orangtua-Anak yang Tidak Sehat: Terlalu sering membentak dapat
menghalangi pembentukan ikatan yang sehat antara orang tua dan anak, yang nantinya
bisa mempengaruhi hubungan mereka saat anak tumbuh dewasa.
9. Respon Fisiologis: Membentak bisa memicu respons "lawan atau lari" pada anak, yang
meningkatkan produksi hormon kortisol (hormon stres). Produksi kortisol yang
berlebihan dalam jangka panjang dapat berdampak negatif pada kesehatan dan
perkembangan otak anak.

Penting bagi orang tua untuk memahami bahwa semua orang bisa merasa frustrasi atau kesal dari
waktu ke waktu. Namun, mencari strategi pengasuhan yang lebih positif dan konstruktif akan
lebih bermanfaat untuk perkembangan emosional dan psikologis anak. Jika Anda merasa
kesulitan mengendalikan emosi Anda, mungkin pertimbangan untuk mencari bantuan dari ahli
atau konselor keluarga bisa membantu.

Anda mungkin juga menyukai