Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENJELASAN UMUM
1.1. PENGERTIAN DAN DEFINISI

 Distribusi :
Penyaluran (pembagian, pengiriman) ke beberapa tempat.

 Distribusi tenaga listrik :


Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat.

 Jaring distribusi tenaga listrik :


Instalasi listrik yang berfungsi untuk membagi atau menyalurkan energi
listrik ke beberapa tempat (suatu tempat).

 Pada sistem tenaga listrik, jaring distribusi merupakan sub-sistem yang


langsung berhubungan dengan pelanggan. Dengan kata lain, bahwa catu
daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui (oleh)
jaring distribusi.

 Ditinjau dari penggunannya/pemanfaatannya (pelanggan yang dilayani),


jaring distribusi terdiri dari tegangan rendah, tegangan menengah dan
tegangan tinggi.

1.2. RUANG LINGKUP

 Saluran udara tegangan menengah (SUTM).

 Saluran kabel udara tegangan menengah (SKUTM).

 Saluran Kabel tanah tegangan menengah (SKTM).

 Saluran kabel bawah air/bawah laut tegangan menengah.

 Gardu distribusi.

 Saluran udara tegangan rendah (SUTR).

 Saluran kabel tanah tegangan rendah (SKTR).

 Saluran luar pelayanan (SLP).

 Saluran masuk pelayanan/sambungan rumah (SMP/SR).

 Alat pengukur dan pembatas (APP).

3
1.3. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

 Sebagaimana pada instalasi pemanfaatan tenaga listrik, maka pada


instalasi jaring distribusi tenaga listrik, klasifikasi dan kualifikasi
keterampilannya mengacu pada bakuan (standard) kompetensi
keterampilan yang diputuskan/ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Listrik
dan Pemanfaatan Energi (LPE).

 Materi pelatihan/pembekalan dan materi uji lebih ditekankan pada hal-hal


yang bersifat aplikasi (pelaksanaan pekerjaan di lapangan)

 Secara umum yang dimaksud jaring distribusi pada pembahasan ini,


adalah instalasi listrik yang dimulai dari feeder (penyulang) Gardu Induk
menuju jaring tegangan menengah (JTM), gardu distribusi tegangan
menengah, jaring tegangan rendah, SLP/SMP/SR dan alat pengukur dan
pembatas (APP).

 Pembahasannya tidak dimulai dari feeder (penyulang) menuju APP, tetapi


dari APP menuju ke feeder (penyulang).

BAB II

ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)


TEGANGAN RENDAH
2.1. PENJELASAN UMUM

 APP adalah alat pengukur dan pembatas, yang terdiri dari dari KWH
Meter (Meter KWH) dan Miniature Circuit Breaker (MCB).
 Fungsi APP :
1. Fungsi KWH Meter, untuk mengetahui/mengukur penggunaan energi
listrik yang digunakan pada instalasi pemanfaatan.
2. Fungsi MCB :
a. Untuk pembatas arus listrik yang diakibatkan beban pada intalasi
pemanfatan yang melebihi ketentuan.
b. Untuk pemutus rangkaian listrik, yang diakibatkan beban lebih atau
terjadinya arus hubung pendek.
c. Untuk pengaman (proteksi).
 APP adalah bagian dari sistem distribusi tenaga listrik dan merupakan
perlengkapan listrik milik PLN yang ditempatkan (dititipkan) di
rumah/bangunan pelanggan listrik PLN.
 Beberapa fungsi lain APP :
1. Sebagai alat transaksi bisnis antara PLN dengan pelanggan listrik PLN.
2. Sebagai tempat penyambungan penghantar SMP/SR ke instalasi
pemanfaatan milik pelanggan listrik PLN.
3. Menyalurkan energi listrik, melalui instalasi sirkit utama, menuju PHB
utama dan seterusnya mendistribusikan ke instalasi sirkit cabang, PHB
cabang sampai sirkit akhir.
6

2.2. KETENTUAN PEMASANGAN

 APP harus dipasang dengan posisi tegak, kemiringan ke segala arah yang
diijinkan 2° (Dua Derajat).

 APP harus dipasang di tempat yang terlindung dari sengatan sinar matahari
dan air hujan.

 APP harus dipasang sedemikian rupa sehingga petugas pencatat meter


dapat dengan mudah membaca angka register dengan jelas (± 1,5 meter
dari lantai sampai dengan bagian bawah APP).

 APP yang dipasang pada bangunan di tepi pantai harus diberi perlindungan
secukupnya.

 Sambungan kawat phasa tidak boleh tertukar dengan kawat nol sedangkan
untuk sambungan 3 phasa urutan phasa harus benar.

7
Lanjutan 2.2.

2.3. ALAT PENGUKUR ENERGI LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK

 Suatu alat ukur mengintegrasikan dan mengukur arus, daya aktif, daya
reaktif ataupun sejenisnya yang diberikan kepada suatu beban untuk
jangka waktu tertentu, disebut alat ukur yang mengintegrasikan suatu
besaran listrik.

9
Lanjutan 2.3.

Meter Elektronik Meter Mekanik

10

Lanjutan 2.3.

11
2.4. JENIS PENGUKURAN

 Pengukuran langsung

Adalah pengukuran yang tidak menggunakan alat bantu ukur (tanpa


trafo arus & trafo tegangan).

 Pengukuran tidak langsung tegangan rendah

Adalah pengukuran yang menggunakan alat bantu trafo arus (daya


41.500 VA s/d 197.000 VA). Yaitu untuk pelanggan/ pemantau fasa -3
dengan daya besar.

 Pengukuran tidak langsung tegangan menengah

Adalah pengukuran yang menggunakan alat bantu trafo arus & trafo
tegangan menengah (daya diatas 200 kVa).

12

Lanjutan 2.4.

13
Lanjutan 2.4.

14

2.5. ALAT BANTU KWH METER

 Trafo Arus (CT).

Adalah suatu alat listrik yang befungsi untuk mengubah besaran arus
tertentu (di lilitan primer) ke besaran arus tertentu lainya (di lilitan
sekunder).

Pada keadaan sisi primer berbeban, sisi sekunder harus dibebani atau
terhubung pendek.

 Trafo Tegangan (PT).

Adalah suatu alat listrik yang berfungsi untuk mengubah besaran


tegangan menengah (di lilitan primer) ke besaran tegangan rendah
lainnya (di lilitan sekunder), dengan tegangan sisi rendah sebesar 110
volt atau 57 volt .

Pada keadaan sisi primer bertegangan, sisi sekunder harus dibebani ke


meter tester atau terminal sekunder terbuka.

15
Lanjutan 2.5.

16

2.6. MINIATURE CIRCUIT BREAKER (MCB)

 Elemen bimetal untuk proteksi arus lebih.


 Kumparan magnetis untuk proteksi arus hubung
singkat.
 Ruang busur api untuk membantu pemadaman
bunga api saat terjadi arus hubung singkat.
 Tipe MCB :
- Tipe H/C : untuk proteksi instalasi rumah
- Tipe G : untuk proteksi motor listrik
17
2.7. SEGEL PENGAMAN APP

 SEGEL:
1. Suatu tanda sah, tanda jaminan, tanda daerah, dan tanda petugas
yang berhak.
2. Dipasang pada APP oleh petugas tertentu, di daerah tertentu, untuk
mencegah penukaran atau perubahan dari APP oleh pihak yang tidak
berwenang.

 TANG SEGEL:
Alat yang dipasangi acuan segel padanya dan digunakan untuk menyegel
Alat Pembatas dan Pengukur.

 ACUAN SEGEL:
Alat untuk menghasilkan suatu bentuk cetakan informasi identitas
penggunaan acuan segel pada media hasil cetakannya.

18

Lanjutan 2.7.

 TIMAH SEGEL:
Media yang dibubuhi identitas daripada acuan segel dan dipasang sebagai
petunjuk bahwa suatu Alat Pembatas dan Pengukur telah disegel/diberi tanda
tera.

 JENIS SEGEL:
1. Segel tera: digunakan di kamar tera, untuk menyegel tutup kWh meter,
kVArhmeter, trafo ukur.
2. Segel pemasangan : dipakai diluar kamar tera, untuk menyegel tutup
terminal kWhmeter, MCB, kotak APP.
3. Segel pemutusan : digunakan diluar kamar tera untuk keperluan
pemutusan, dengan menyegel MCB atau kotak APP.
4. Segel OPAL / P2TL : dipakai hanya dalam pelaksanaan untuk menyegel
sementara pada suatu kasus pelanggaran terhadap ketentuan
sambungan tenaga listrik.
Pemasangan segel pada ruang tera oleh perusahaan listrik dan Dinas Metrologi.
19
Lanjutan 2.7.

20

2.8. JENIS APP

 Terdapat 2 macam APP :


 APP untuk pengukuran fasa-1
 APP untuk pengukuran fasa-3, untuk pelanggan dengan
daya besar baik Tegangan Menengah atau Tegangan
Rendah.

 Pengukuran Pemakaian Energi :


 Pengukuran tunggal untuk tarif tunggal.
 Pengukuran untuk tarif ganda waktu beban puncak dan
waktu luar beban puncak. KWH jenis ini dilengkapi dengan
time switch.
21
2.9. PENGUKURAN DAYA REAKTIF (kVARh)

 Meter kVARh dipasang pada pelanggan-pelanggan


yang banyak memakai motor-motor listrik/ AC.
 Meter kVARh didesain sedemikian rupa sehingga
pada nilai cos rendah piringan meter berputar
cepat dan pada nilai cos tinggi berputar lambat
atau bahkan tidak berputar.
 Pada tiap-tiap pelanggan jenis tersebut selalu
terpasang meter kWh dan kVARh.

22

2.10. ATURAN PEMASANGAN

 Kabel pilin jenis NFA2X atau NFA2X-T dipasang pada


dinding bangunan dengan cara dimasukan dalam
pelindung atau pipa.

 Terminasi kabel jenis NFA2X/ NFA2X-T (kabel pilin inti


alumunium) harus memakai kabel antar berisi inti
tembaga dengan disambung memakai sambungan Bi-
metal Al-CU.

 Pembumian Penghantar Netral dilakukan pada kotak


hubung bagi atau kotak OK.

23
2.11. SAMBUNGAN PELAYANAN FASA-3

 Ketentuan konstruksi sambungan fasa tiga tidak berbeda dengan fasa


tunggal.
Jenis kabel yang dipakai dan ukurannya :
 Jenis NFA2X : - 4 x 6 mm2
- 4 x 10 mm2
- 4 x 25 mm2
Jenis NFA2XT : - 3 x 35 + N
- 3 x 50 + N
- 3 x 70 + N
 Jenis kWh/ kVARh yang dipasang adalah jenis fasa-3 : 5/20, 10/40, 16/60
 Pada umumnya meter fasa-3 memakai trafo arus sebagai sarana tambahan
dengan memakai trafo arus dan sakelar waktu.

25

Contoh Konstruksi
Sambungan Tenaga Listrik
Saluran Udara
BAB III

SAMBUNGAN PELAYANAN
TEGANGAN RENDAH
SALURAN UDARA FASA-TUNGGAL

3.1. PENJELASAN UMUM


 Dalam istilah keseharian di lapangan, yang dimaksud sistem jaringan
pelayanan tegangan rendah, adalah :
1. Saluran luar pelayanan/saluran masuk pelayanan/sambungan rumah
(SLP/SMP/SR).
2. Terletak (letak pemasangannya) antaxa JTR (SUTR/SKTR) dengan
APP.

 Berdasarkan dari sumber pengambilan :


1. Pengambilan dari tiang JTR.
2. Pengambilan dari tiang atap (dakstandart).

 Berdasarkan akhir pengambilan :


1. Akhir pengambilan dengan baut mata –SP tipe A
2. Akhir pengambilan dengan tiang atas (dakstandart) – SP tipe B

 Jenis konstruksi SR 1 phasa :


1. Sdes Ia : Sumber pengambilan dari tiang jtr dengan akhir
pengambilan pada baut mata
2. Sdes Ib : Sumber pengambilan dari tiang jtr dengan akhir
pengambilan pada tiang atap dakstandart
3. Sdes IIa : Sumber pengambilan dari tiang atap dengan akhir
pengambilan pada baut mata
4. Sdes IIb : Sumber pengambilan dari tiang atap dengan akhir
pengambilan pada tiang atap / dakstandart
27
3.2. MATERIAL SLP/SMP/SR & APP 1 PHASA

 Service drop conductor 2 x 10/16 mm


 connector press Al/Al type CPTO & Cover.
 Connector press Al/Cu type CJCAC & Cover.
 KWh meter 1 phs 230 V, 5/20 Amp.

 Pole Bracket
 Baut Mata
 Service Wedge Clamp 2x10/16 mm2
 Strain Hook 1,5"
 Cable Support

 Gaspijp 1,5" u/ Daks lengkap dengan :


 Protektive Cap 1,5"
 Loden Manchet 1,5" + Stroppen
 Fixing Colar/Beugel ul daks 1,5" + Dekschropen

28

3.3. REKAPITULASI KEBUTUHAN MATERIAL SR 1 PHASA

29
3.4. KONSTRUKSI PEMASANGAN SR 1 PHASA
TYPE/MODEL SDES 1 A

SLP

SMP

Panjang kabel dari tiang JTR sampai dengan APP maksimum 30 meter
30

Lanjutan 3.4.

Pemasangan konektor memakai jenis hard connector- CPTO


31
Lanjutan 3.4.

32

3.5. KONSTRUKSI PEMASANGAN SR 1 PHASA


TYPE/MODEL SDES I B

SLP

SMP

Panjang kabel dari tiang JTR sampai dengan APP maksimum 30 meter
33
Lanjutan 3.5.

34

3.6. KONSTRUKSI PEMASANGAN SR 1 PHASA


TYPE/MODEL SDES IIA

Panjang kabel dari tiang JTR sampai dengan APP terakhir maksimum 30 meter
35
Lanjutan 3.6.

36

3.7. KONSTRUKSI PEMASANGAN SR 1 PHASA


TYPE/MODEL SDES II B

Panjang kabel dari tiang JTR sampai dengan APP terakhir maksimum 30 meter

37
3.8. BEBERAPA CONTOH MATERIAL SLP/SMP/SR

38

Lanjutan 3.8.

39
3.9. CONTOH KONSTRUKSI SLP/SMP/SR

40

3.10. PERLENGKAPAN KERJA

 PERALATAN KERJA  PERALATAN KESELAMATAN KERJA

1. COMPRESSION TOOLS 1. TOPI PENGAMAN

2. CRIMPING TOOLS 2. SABUK PENGAMAN

3. BURN HEAD / KOMPOR 3. SEPATU TAHAN TEGANGAN

4. BOR LISTRIK 4. SARUNG TANGAN TAHAN TEG.

5. KUNCI PAS 5. PLAT FORM

6. PALU

7. TESPEN

41
Lanjutan 3.10.

42

Lanjutan 3.10.

43
Lanjutan 3.10.

44

Lanjutan 3.10.

45
Lanjutan 3.10.

46

Lanjutan 3.10.

47
Lanjutan 3.10.

48

Lanjutan 3.10.

49
Lanjutan 3.10.

50

Lanjutan 3.10.

51
Lanjutan 3.10.

52

Anda mungkin juga menyukai