2
2. RANGKAIAN MOTOR LISTRIK
Lanjutan 2.2.1.
3
Lanjutan 2.2.6
2.3. Proteksi Hubung Pendek Sirkit Motor
2.3.1. Setiap motor harus diproteksi tersendiri terhadap arus
hubung pendek, kecuali :
• Sisi hulu sirkit telah di proteksi dengan nilai
pengenal maksimum 16 A.
• Gabungan motor dengan proteksi satu gawai
proteksi yang dapat memutuskan semua motor
tersebut.
2.3.2. Setelan atau nilai proteksi motor tunggal mengikuti tabel
5.5.2. PUIL 2000. (lihat halaman lain)
2.3.3. Setelan beberapa motor tidak boleh melebihi nilai
terbesar berdasarkan tabel 5.5.2 untuk masing-
masing motor ditambah jumlah arus beban
penuh motor lain dalam sirkit tersebut.
Setelan gawai = setelan gawai proteksi terbesar + In motor lain.
IN Motor lain
IG3
x M1 IN3
IG2
x x M2 IN2 IG2 = IG3 + IN1 + In2
x M3 IN1
Lanjutan 2.3.3
4
Lanjutan 2.4.1.
Tentukan :
a. Kuat hantar arus sirkit cabang.
b. Setelan proteksi hubung pendek sirkit cabang.
c. Setelan proteksi saluran utama terhadap
hubung pendek bila
sirkit cabang tersebut juga
memasok motor rotor cincin I n = 68 A
Penyelesaian :
Gawai proteksi 218 A KHA Penghantar
Sirkit cabang
• Sirkit A
85A + 52,5A +67,5A = 181A
125% x 42A = 52,5 A
A B C • Sirkit B
Gawai proteksi
105A 125% x 54,5A
x 108A 102Ax
• Sirkit C
Sirkit 125% x 42A 125% x 54A 125% x 68A 125% x 68 = 85A
Akhir 52,5A 67,5A 85A
motor Kuat hantar arus sirkit cabang
M M M
125% x Iu motor terbesar + In
Motort sangkar Motor sinkron Motor cincin masing-masing motor lain
IN : 42A dengan autotrafo IN : 68A
IN : 54A = 125 % x 68A+42A+54 = 181A
Lanjutan 2.4.1.
KHA Penghantar :
- Sirkit A = 125 % x 42 A = 52,5 A
- Sirkit B = 125 % x 54 A = 67,5 A
- Sirkit C = 125 % x 68 A = 85 A
5
Lanjutan 2.4.1.
Lanjutan 2.4.1.
Gawai proteksi x
218A+68A=286A Sirkit Utama
KHA = 181+68=249A
x 1,5 x 68 = 102A x
6
Lanjutan 2.4.1.
Lanjutan 2.7.1.
• Gawai proteksi.
Satu untuk sirkit keluar.
Satu untuk sirkit masuk.
2.7.2. Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu
sumber, masing-masing sumber harus mempunyai
sarana pemutus kutub 4 (rangkaian fasa da netral).
2.8. Mesin las busur listrik.
mesin las busur listrik yang menggunakan transformator,
penyearah, dan motor generator.
2.8.1. Kuat hantar arus penghantar suplai.
KHA penghantar = I n x k
k = Faktor daur kerja mesin listrik.
(lihat tabel 5.15-1 PUIL 2000).
7
4. MESIN LAS BUSUR LISTRIK
4.1. mesin las busur listrik yang menggunakan transformator,
penyearah, dan motor generator.
Lanjutan 4.2.2.
8
Lanjutan 4.3.2.
9
Lanjutan 5.3.1.
10
Lanjutan 6.1.5.
Lanjutan 6.2.3.
11
Lanjutan 6.4.2.
PHB UTAMA
Kelompok Kelompok
instalasi tenaga Instalasi
Penerangan atau
Perlengkapan
3 fasa Instalasi Instalasi Instalasi
Fasa-1 Fasa-2 Fasa-3
Lanjutan 6.4.5.
12
Lanjutan 6.5.3.
Lanjutan 6.7.2.
13
Lanjutan 6.7.6.
Lanjutan 6.8.6.
14
Lanjutan 6.9.6.
7.1. Rangkaian start stop atau alat-alat ukur asut motor listrik dipotong
pada sisi hilir PHB.
7.2. Nilai arus pengenal gawai proteksi/pengaman lebur biasanya telah
ditabelkan, yang disesuaikan dengan jenis motor yang
digunakan dan sistem asutnya. (contoh tabel terlampir).
7.3. Panjang kabel sirkit suplai dapat ditentukan berdasarkan KHA
pengaman lebur dan jenis sakelar pada sirkit masuk motor.
7.4. Pada beberapa literatur KHA patron/pengaman lebur diambil
maksimum 4 x KHA penghantar dan memenuhi
rumus : l 600 A/I n meter
A = Luas penampang penghantar.
I n = Arus nominal penghantar lebur.
Contoh :
Motor I n = 100 A, pengaman lebur pada PHB I n = 160A.
Kondisi motor memakai sakelar tanpa pengaman
l 600 70/100 = 262 meter.
Jika sakelar motor dilengkapi pengaman termis setara I n motor,
dipilih
NYY 3 x 25 mm²
l 600 25/160 m = 94 meter.
15
8. MESIN PERKAKAS
16
PRINSIP INSTALASI MOTOR LISTRIK
PADA INDUSTRI KECIL
(NON AUTOMATISASI)
17
3
18
2. Peralatan busbar :
Rel atau busbar berfungsi sebagai simpul distribusi sirkit keluar PHB.
Bentuk rel pada umumnya persegi panjang.
Terdapat 3 warna pada PHB :
a. Rel fasa dengan warna merah-kuning-hitam.
b. Rel netral dengan warna biru.
c. Rel pembumian (lihat nomor 5 pada gambar).
Rel fasa dan rel netral bertumpu pada dinding PHB dengan isolator
tumpu, sedangkan rel pembumian terhubung secara phisik (dibaut)
dengan masa PHB (dinding netral PHB).
3. Gawai pengaman hubung singkat/beban lebih :
Pengaman lebur terpasang pada sirkit motor terhadap terjadinya
hubung singkat.
4. Gawai pengaman beban lebih.
Berfungsi untuk pengaman beban lebih motor dan sebagai gawai
pemisah. Jenis yang dipakai antara lain : MCB, MCCB, NFB.
5. Panel hubung bagi.
Panel hubung bagi atau umumnya disebut panel, adalah
lemari/casing bagi. Umumnya terbuat dari logam. Bagian ini
merupakan bagian konduktif terbuka tidak bertegangan, tetapi bisa
bertegangan jika terjadi kegagalan isolasi pada instalasi aktifnya.
Oleh karenanya panel ini harus dibumikan (dihubungkan dengan
instalasi pembumian melalui terminal pembumian
5
19
No. Gambar Komponen Kode Terminal Keterangan
Nomor genap
pada sisi keluar.
Nomor genap
pada sisi keluar.
20
9
10
21
8. Tanda gambar dan kode terminal yang dipakai adalah :
1. Pengaman lebur
2. Pemisah
11
1 1
F1
2 2
1 Q 1
2
I>
2
12
22
9. Diagram Pengawatan Trafo Arus
a. Sistem fasa - 1
b. Sistem fasa - 3
13
Frekwensi meter :
Frekwensi meter di pasang antara penghantar fasa-fasa atau fasa
- netral. Sebelum dipasang agar memperhatikan tegangan kerja
frekwensi meter.
Lampu indikator :
Lampu indikator dipasang sebelum saklar masuk lampu
berwarna biru untuk kedudukan standby, lampu berwarna merah
untuk kedudukan dalam keadaan operasi.
14
23
11. Rangkaian aplikasi trafo arus
15
Instrumen indikator
1. Instrumen indikator pada PHB terutama adalah instrumen elektris dan
lampu.
a. Voltmeter.
b. Ampere meter.
c. Frekwensi meter.
d. Lampu indikator.
2. Pemasangan voltmeter
a. Voltmeter di pasang pada sisi masuk sebelum saklar masuk.
b. Voltmeter dilengkapi selector switch untuk mengindetifikasi
tegangan fasa - netral, atau fasa- fasa
3. Pemasangan Ampere meter
Ampere meter dipasang pada sisi terminal sebelum s klar masuk
tiap - tiap fasa aktif. Ampere meter dipasang dengan alat bantu
pengukuran, trafo arus.
16
24
Pemasangan kabel penghantar sirkit
1. Kabel sirkit motor harus dipasang pada terminalnya dengan
menggunakan skun/ sepatu kabel model Y atau , sesuai kebutuhan.
2. Warna kabel sesuai fungsinya sebagai penghantar aktif (merah,
kuning, hitam), penghantar netral (biru) atau penghantar pembumian
(kuning, hijau).
3. Kabel marker EC 1-2 atau sejenis dipasang pada tiap-tiap ujung
di terminasi kabel.
4. Lubang masuk kabel pada panel PHB harus dipasang cable gland
guna menghindari kulit kabel terkupas plat panel PHB.
5. Kabel yang dipakai adalah kabel inti tunggal NYA.
6. Kuat Hantar Arus kabel minimal 125 % dari arus nominal motor.
7. Instalasi kabel harus dipasang sejajar tidak saling bersilangan, apabila
diperlukan di masukkan dalam spiral band dan diikat dengan plastic
tie (ACT 1, 2, 3).
8. Perhatikan bagan 1 garis instalasi kabel pada PHB, sebelum
melaksanakan kerja pemasangan kabel.
17
18
25
1. Motor listrik adalah motor listrik baik arus searah dan atau arus
bolak-balik.
2. Motor listrik yang terpasang baik untuk satu unit saja atau
gabungan sejumlah motor dengan hanya satu saklar/ gawai
pemutus.
3. Motor dipasang sedemikian sehingga pertukaran udara
pendingin cukup terjamin, mudah dijalankan, mudah diperiksa
dan dipelihara.
4. Perletakan motor/ dudukan harus dikukuhkan dengan sekrup,
baut atau pengukuh lain yang setaraf (misal dyneabolt), pelat
nama motor dalam posisi mudah dibaca.
5. Dalam lingkungan berdebu motor harus dari jenis yang
tertutup rapat/ kedap debu. Kabel masuk harus dilengkapi
packing, demikian juga motor yang terpasang pada daerah
lembab, tahan tetesan air, memenuhi persyaratan IP pada
kondisi tersebut.
19
26
Instalasi motor arus searah.
1. Motor arus searah secara umum dikenal berdasarkan jenis lilitan
medan/ flux magnetisnya yaitu :
21
2. Motor yang akan dipasang harus dalam kondisi baik, tahan tetesan
dan percikan air, kedap air.
3. Motor dengan lilitan terbuka atau motor dengan komutator (motor arus
searah) harus ditempatkan pada tempat yang terhindar dari gas
berbahaya atau bahan yang mudah terbakar.
4. Ruang udara tempat motor terpasang harus terjamin sirkulasi udara
pendinginnya.
5. Pemasangan motor harus sedemikian rupa sehingga pelat identitas
motor mudah terbaca dan terlindung dari kemungkinan terkena
kerusakan mekanis.
6. Perletakan motor yang terpasang tetap harus dikukuhkan dengan mur
baut dengan ring plat dan ring per.
7. Jika motor dipasang dalam ruang berdebu dan lembab, jalan masuk
kabel (cable inlet) harus dilengkapi paking harus dapat dipasang pipa
berulir (flexible conduct) untuk penghantar masuknya.
22
27
Instruksi stator
Pada stator terangkai lilitan medan penguat atau magnit permanen dan
lilitan medan lain (lilitan kompensasi) dengan kode-kode terminal.
- Lilitan seri
- Lilitan shunt
- Lilitan terpisah
- Lilitan komulasi
Motor arus searah dikenal dengan istilah static field winding motor.
Tahanan lilitan shunt sangat besar, sementara tahanan lilitan seri kecil.
23
Konstruksi rotor
Pada rotor terangkai lilitan armatur utama dimana medan magnit utama
dibangkitkan. Pada armatur terpasang sikat (brush) dimana tegangan
terminal + dan – tersambung pada rotor.
Kode rotor dan sikat serta arah putar motor adalah :
+ A1
A1 terminal +
M A2 terminal -
A2
24
28
Terminasi pada terminal board
Terminal board pada motor arus searah tercantum kode-kode terminal
sebagai sarana merangkai instalasi motor.
25
Gawai kendali
Untuk mengatur besarnya arus (lilitan medan dipakai gawai yang disebut
“ tekanan geser (field rheostat).
Q : kontak handel
Untuk asutan (starter) motor digunakan tekanan mula baik pada lilitan
shunt atauseri.
26
29
Diagram pengganti Field Rheostat
27
Gawai pemutus
Gawai pemutus terpasang setelah pengamanan lebur, kedua gawai
tersebut mempunyai kode terminasi.
28
30
L+ 220 V ; 2-
Contoh gambar penarikan L-
motor listrik arus searah
lilitan kompon dilengkapi F1
R1
dengan lilitan komutasi
(compole), gawai kontrol 1 3
Q1
pemutus secara manual,
2 4
field starter rheostart dan
pengaman lebur, tegangan
jaringan 220 Volt arus
s e a r a h ( l i ha t l e m ba r L R M
berikut) :
E1
B1
E2 A2
M1
29
Gawai proteksi
1. Gawai proteksi rangkaian motor listrik harus mampu memutus
rangkaian secara otomatis oleh penyebab :
a. Arus lebih (hubung singkat), pengaman lebur
b. Beban lebih, MCB, MCCB
c. Tegangan nol.
2. Gawai beroperasi secara mekanis dengan mekanisme Bimetal,
gawai tidak dapat tersambung sendiri namun pemutus secara manual.
Jika penyebabgangguan telah diperbaiki.
Kode gambar gawai
atau
Q1 Q1
F
c. Pengaman lebur :
30
31
4. Pada motor arus searah kedua gawai ini dipasang pada tiap-taip
penghantar.
Bagan 1 garis
1 2
F1
2 4 F1
1 3
Q
2 4
I> I>
Q
2 4
31
Sirkit diagram
1. Pada rangkaian motor dikenal 2 macam penggambaran :
a. Diagram Instalasi (pengkabelan) :
Yaitu diagram yang menggambarkan secara utuh sistem
pengkabelan instalasi motor.
Garis penarikan kabel mengikuti kode-kode terminal motor sesuai
dengan fungsi komponen.
b. Bagan 1 garis
Yaitu penggambaran rangkaian instalasi motor dengan
penggambaran satu garis.
Kode atau 2 menunjukkan jumlah kabel, sementara kode-
kode gambar menggambarkan fungsi komponen.
2. Diagram penarikan dan diagram 1 garis motor seri
L+ L-
2
D2 D1
A1
M
M
A2 Tanda gambar
lilitan seri
32
32
3. Diagram penarikan dan bagan 1 garis motor shunt
L+ L-
A1 E2 E1
M
A2
M
4. Diagram penarikan dan bagan 1 garis motor kompon
L+ L-
A1
D2 D1
M E1
E2
A2
33
5. Contoh aplikasi gambar Detached representation circuit diagram Single line diagram
Di a gr a m pe na r i k a n L+
220 V - 220 V ; 2-
kabel dan di agr am 1
F1 F1
1 garis tunggal motor 2
arus s e a r a h a r a h 1
Q1 Q1
put a r a n k e k a na n 2
L
motor kompon, 3
dilengkapi com pole/ R1
lilit an komut asi 3
34
33
1. Umum
Secara umum motor listrik arus bolak-balik dikenal 2 macam motor.
a. Motor serempak (motor sinkron).
Yaitu motor arus bolak-balik dimana kecepatan berputarnya
sebanding dengan frekuensi jaringan pemasok, umumnya dipakai
secara terbatas untuk pemakaian –pemakaian khusus.
b. Motor tak serempak (motor asinkron, motor industri).
Yaitu motor dimana kecepatan berputar medan frekuensi rotor
sedikit lebih kecil dari frekuensi jaringan pemasok. Jenis motor ini
sangat luas aplikasinya baik untuk industri maupun rumah tangga.
2. Secara khusus motor listrik arus bolak-balik ini dibagi menjadi 2
a. Motor fasa tunggal.
b. Motor fasa tiga.
3. Konstruksi stator dan tanda/ kode terminal
a. Stator adalah bagian tidak bergerak atau rumah motor. Pada
bagian ini terangkai penghantar-penghantar yang dililit secara
khusus.
35
- Hubungan λ
36
34
R S T PE
- Hubungan delta
R S
T
U1 U1 V1 W1
W2 U2
W1 V1
V2 W2 U2 V2
F N
PE
37
4. Konstruksi rotor
Pada motor arus bolak-balik di kenal 2 jenis konstruksi rotor :
a. Rotor berlilit (rotor cincin)
Pada rotor terangkai lilitan yang fungsinya berbeda pada motor
sinkron dan asinkron (induksi).
Pada motor sinkron lilitan adalah lilitan medan utama (fluxi
magnetic) dengan sumber arus searah.
Pada motor asinkron induksi fasa 3 lilitannya adalah lilitan
sekunder yang berfungsi membangkitkan fluxi. Fluksi ini
berinteraksi dengan fluksi pada lilitan stator untuk
menimbulkan torsi. Lilitan ini terhubung bintang sementara
terminal lilitan terhubung pa da 3 buah cincin pada poros. Oleh
karenanya motor ini kerap disebut motor induksi rotor cincin/ slip
ring.
Hubungan terminasi pada terminal board ke lilitan motor, melalui
sikat (brush) pada cincin tersebut dengan kode K, L, M.
b. Rotor sangkar (squirel cage)
Konstruksi rotor terdiri atas batang –batang konduktif paralel yang
ujung - ujungnya diikat satu sama lain sebagaimana konstruksi
sangkar burung (tupai). Batang – batang ini dibenamkan pada
lamel/ lapisan -lapisan besi magnetis sebagaimana kern/ intibesi
pada transformator. Oleh karena itu motor jenis ini disebut motor
induksi rotor sangkar, tidak ada terminasi pada terminal board
untuk motor induksi rotor sangkar
38
35
Tanda gambar
Motor sinkron dan motor induksi mempunyai tanda gambar untuk
penuntun merangkai instalasi motor. Petugas teknis wajib mengetahui
arti & maksud kode/ tanda gambar.
a. Motor induksi
rotor sangkar
fasa 3 lilitan ∆
b. Motor induksi
rotor sangkar
liltan λ
39
M
1~
M
~ FASA R,S,T, PE
d. Motor induksi fasa
tiga rotor cincin
M
3~
M L K 3
e. Motor sinkron fasa 3
lilitan λ 3~
Elektromagnetic M
eksitasi. M
+ -
-+
40
36
Motor Tanda gambar Diagram 1 garis
U1 V1 W1
g. Terminal board Terminal K, L, M
motor induksi fasa 3 W2 U2 V2 PE untuk terminal
rotor cincin lilitan Rotor
K L M
U1 V1 W1
h. Terminal board Terminal F1, F2
motor sinkron fasa W2 U2 V2 PE untuk terminal
tiga
F1 F2 arus searah pada
lilitan Rotor
41
a. Saklar utama
3 - Kode 1-3-5 (ganjil)
1 3 5
terminal suplai masuk
Q1 Q1 3 - Kode 2-4-6 (genap)
2 4 6 terminal suplai ke
3
beban
42
37
Diagram penarikan Diagram 1 garis Uraian
b. Kumparan (coil)
A1
(sama dengan atas) - Terminal A, dari
K1
penghantar aktif.
A2 - Terminal A2 ke
N
penghantar netral.
c. Normally closed – NC
kontaktor dengan kode
31 -1 , untuk sisi suplai
dan kode – 2 sisi
32 beban.
d. Kontaktor Normally
13
Open – NO dengan
kode- 3 untuk terminal
14 sisi suplai dan kode – 4
untuk terminal sisi
beban
43
e. Relay dengan
A1 penggerak motor
K2 ~ dengan waktu tunda 20
detik
20.s A2
f.
A1 Kontaktor model pull –
K2 in (tekan) dengan
5.s waktu tunda 5 detik.
A2
g.
15
K3 Kontaktor
10S 16
44
38
Diagram penarikan Diagram 1 garis Uraian
45
16
l. Kontaktor dengan
fungsi waktu tunda pull
– in dan drop out
A1
A2
46
39
Magnetic kontaktor
1. Magnetic kontaktor merupakan kontaktor yang bersifat
elektromagnetic. Kontaktor magnetic ini dipakai sebagai kontaktor
pada rangkaian kendali untuk pengaman beban lebih dan hubung
singkat.
2. Rangkaian ganti magnetic kontaktor adalah :
13 13
S K1
14 14
A1
K1
A2
47
M M
~ ~
48
40
Rangkaian asut star delta starter
Bagan satu garis
R S T PE 380 V, 3/PE~50 Hz
1 1 1
4
2
2
2 F1 3
K1 1 3 5
4
1 3 5
2 4 6 K3
U1 V1 W1
Q1
M 7
3 ~
U2 V2 W2
3
M1 M
1 5
K2 3~
2 4 6
49
U1 V1 W1 F1 3
M Q1 3
3~ 3
U2 V2 W2
M1
M
3~
R1
R
50
41
Rangkaian asut
dengan tahanan 4
mula
F1 3
Q1 3
M
3 ~
51
52
42
Proteksi motor
1. Motor arus bolak – balik di proteksi dengan 2 gawai yaitu gawai
proteksi hubung singkat dan gawai proteksi arus lebih.
2. Berikut diagram garis tunggal untuk gawai proteksi menurut fungsinya :
Diagram Uraian
53
Diagram Uraian
c. Pengaman lebur
1
F1
2
54
43
Diagram penarikan dan diagram kendali
1. Diagram instalasi motor terdiri atas 2 jenis :
a. Diagram penarikan (pengkabelan, detachment drawing)
Pada diagram ini bagan penarikan sesuai jumlah kabel/
penghantarnya digambarkan berikut titik terminasinya.
b. Diagram satu garis
Pada diagram ini hanya satu garis pengkabelan saja yang digambar,
jumlah penghantar dan komponen yang dipakai diberi kode angka
(1,2,3,4).
c. Pada diagram ini digambarkan hubungan rangkaian kendali (kontrol
yang dipakai oleh instalasi motor listrik antara lain hubungan
magnetic kontaktor, gawai on – off (No – Nc).
2. Penggambaran suatu instalasi motor umumnya mencakup diagram – 1
dan diagram – 3.
3. Diagram penarikan dan diagram satu garis
Contoh : diagram ini telah diuraikan sebelumnya.
4. Diagram kendali
a. Pada diagram kendali dapat dilihat sistem kontrol motor, sistem
asut, sistem pengatur kecepatan.
55
A1
A2
N
56
44
Rangkaian/ komponen Uraian
F1
F2 Pengaman lebur sirkit kontrol/
2
kendali
1
F2
F3 Pengaman beban lebih sirkit
motor dengan kode angka 9 awal
2
(95 – 96, 95 – 98 dan
Kontrol sirkit
95 seterusnya)
F3 96
Sirkit motor
57
K2 21 K2 21
Kiri Kiri
22 22
A1 A1
K1 K2
Kanan A2 Kiri A2
58
45
Rangkaian/ komponen Uraian
21
13
S2
KANAN 22 14
K1 K2
KIRI KANAN
59
23
13
S2 K1
14 24
A1
1
K1
H1
A2 2
60
46
Klasifikasi transformator
Pada instalasi tegangan rendah di kenal jenis-jenis tranformator :
1. Tranformator daya
Transformator yang dipergunakan untuk transformasi daya pada
karakteristik yang berbeda untuk maksud-maksud penempatan
energi listrik.
2. Transformator instrumentasi
Transformator untuk maksud – maksud pengukuran besaran-
besaran listrik.
Transformator daya
Menilik pada konsmaksinya dikenal 2 macam transformator :
1. Transformator dengan lilitan terpisah, untuk transformator dengan
kapasitas besar.
2. Auto trafo dengan lilitan menjadi satu untuk untuk transformator
kapasitas kecil.
61
62
47
e. Untuk tranformator yang bertegangan menengah (diatas 1000 volt)
harus dipasang pada ruang khusus (kubu transformator). Hal ini
tidak berlaku untuk transformator dengan tegangan maksimum1000
Volt.
f. Instalasi transformator tidak boleh diberi tegangan sebelum
dinyatakan memenuhi persyaratan uji laik operasi.
g. Auto transformator penaik tegangan (step up auto transformer) tidak
boleh dihubungkan pada instalasi yang memperoleh suplai dari
sistem yang tidak mempunyai pembumian pada salah satu kutubnya.
Terminal bersama lilitan auto transformator harus dihubungkan
dengan penghantar netral.
2. Instalasi paralel transformator :
Instalasi transformator yang diparalel harus memenuhi persyaratan
teknis.
a. Hubungan lilitan sama ( misalnya 5 )
b. Mempunyai prsentase tegangan impedansi sama.
c. Dioperasikan pada sadapan tegangan yang sama.
d. Perbandingan kapasitas tidak 2 : 3
63
64
48
Diagram penarikan Diagram 1 garis Uraian
a. Transformator umum
b. Transformator fasa
tunggal.
c. Auto transformator
65
d. Transformator fasa
tunggal dengan
sadapan
e. Slide transformer
241 242
66
49
Diagram penarikan Diagram 1 garis Uraian
f.
Transformator fasanya
tiga lilitan primer
sekunder
Contoh : 5
g.
67
d e
68
50
2. Transformator Distribusi fasa – tiga pasangan luar.
a. Fused cut out berfungsi juga sebagai
saklar pemutus type disconnector
(pemisah).
b. Transformator distribusi
FCO c. PHB - TR
d. Sistem pembumian trafo titik netral dan
bagian konduktif terbuka.
e. Lightning arrester
LA f. Penghantar TM
g. Penghantar TR
69
LA
70
51
Ketentuan pemasangan konektor
1. Konektor dalam bentuk terminal lug (kabel skun) – sambungan
lurus (junction sleeve) harus terbuat dari metal yang sama
dengan yang akan disambung jika berbeda harus memakai
jenis Bimetal.
2. Ikatan sambungan harus memakai hydraulic press.
3. Pada sepatu kabel (kabel skun, terminal lug) setelah di press
dipanaskan dan diberi timah solder. Permukaan sepatu kabel
dan permukaan terminal transformator atau cubicel pengaman
trafo harus dilapisi timah dulu, baru dikencangkan dengan kunci
torsi, leher sepatu kabel diberi tanda warna penghantarnya
(merah – kuning – hitam – biru – kuning/ hijau), dengan
pembungkus heatshrink.
4. Untuk sambungan junction sleeve setelah di press dibungkus
isolasi dengan isolasi jenis heatshrink.
Permukaan sepatu kabel dilapisi timah solder
Isolasi heatshring berwarna
Kabel
71
72
52
3. Konstruksi pembumian pada gardu tiang :
ELEKTRODA BUMI
6 meter
73
RAK KABEL
TERMINAL
NEUTRAL
KUBIKEL
PENGHANTAR PENGAMAN
DINDING PEMBUMIAN TRAFO
BANGUNAN BC 50 mm2 TRAFO BC
GARDU 16 mm2
LANTAI GARDU
PONDASI
ELEKTRODA PEMBUMIAN
74
53
Instalasi penghantar sisi tegangan menengah dan sisi tegangan
rendah
1. Antara terminal Tegangan Menengah trafo dan kubikel.
2. Menengah luas penampang yang dipakai adalah 125 % x
arus nominal sisi primer trafo. Demikian juga antara terminal sisi
sekunder trafo dengan Tegangan Rendah.
3. Jarak antar kabel jika dipakai kabel inti tunggal minimal sama
dengan diameter kabel.
4. Pada rak kabel konstruksi kabel harus pada satu lobang ( jika
rak berbentuk tangga).
D D
75
Penggunaan kapasitor :
1. Pada instalasi listrik kapasitor dipakai sebagai cmpensator faktor daya
untuk mendapatkan nilai faktor daya yang optimal (Cos φ mendekati
0,95).
2. Kapasitor dipasang paralel pada :
a. Dekat transformator sisi tegangan menengah atau tegangan rendah.
b. Pada jaringan distribusi Tegangan Menengah.
3. Kapasitor yang akan dibahas disisni adalah aplikasi pada instalasi
insdustri baik untuk mengkopensir faktor daya atau untuk start/ asut
motor.
Ketentuan pemasangan kapasitive :
1. Pemasangan kapasitor pada transformator nilai daya KVA transformator
harus 135 % kali daya kapasitor dalam KVA.
2. Kuat hantar arus penghantar kapasitive minimal 135 % arus pengenal
kapasitor. Jika dihubungkan pada motor listrik minimal 34 % dari kuat
hantar arus penghantar motor.
3. Sarana pemisah
Perlu dipasang sarana pemisah pada tiap-tiap kelompok kapasitor dan
mempunyai pemutus beban untuk tiap-tiap gugus kapasitive.
4. Ketentuan diagram instalasi
Ketentuan diagram instalasi kapasitor termasuk kode angka sama
dengan ketentuan pada instalasi motor
76
54
Ruang lingkup
Ruang lingkup pada pembahasan instalasi mesin las adalah :
1. Mesin las resistant.
2. Mesin las busur api.
Mesin las busur api
1. Mesin las busur api meliputi mesin – mesin las yang menggunakan step
down tranformator, penyearah atau motor generator.
2. Kuat hantar arus
Penghantar untuk mesin las busur api harus minimal sama, dengan arus
pengenal pada plat nama mesin las dikalikan dengan faktor yang
didasarkan atas dasar tugas mesin las (lihat tabel berikut).
Contoh : Mesin las busur In = 300 amper, daur tugas (duty cycle) = 40 %
maka kuat hantar arus pengantar mesin las :
300 X 0,63 = 189 amper
77
78
55
Mesin las resistant.
1. Jenis mesin las ini juga dikenal dengan nama mesin las titik. Mengingat
sifat kerjanya maka perhitungan kuat hantar arus penghantar
didasarkan atas pembahasan susut tegangan sampai pada suatu nilai
yang diterapkan.
2. Kuat hantar arus pengenal untuk penghantar suplai satu motor las
ditentukan sebagai berikut : (PUIL)
a. Untuk daya kerja yang berubah-ubah tidak boleh kurang dari 70 %
dari arus pengenal mesin las jika dijalankan secara manual.
b. Untuk mesin las jika daur kerja ditehui harus dikalikan dengan faktor
kerja k.
Daur tugas % 50 40 30 20 10 5
79
80
56
81
57