Anda di halaman 1dari 45

PERENCANAA

N INSTALASI
LISTRIK
(PUIL 2000)

By: Kelompok 3
1.
2.
3.

Faizal A A
(062111166)
A. Jalaludin Alham
(062111156)
Oltfaz Rabakhir R
(062111174)

KETENTUAN RANCANGAN
INSTALASI LISTRIK
4.1.2.1

Rancangan instalasi listrik ialah berkas


gambar rancangan dan uraian teknik, yang
digunakan sebagai pedoman untuk
melaksanakan pemasangan suatu instalasi
listrik.

4.1.2.2

Rancangan instalasi listrik harus dibuat


dengan jelas, serta mudah dibaca dan dipahami
oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti
ketentuan dan standar yang berlaku.

4.1.2.3 Rancangan instalasi


listrik terdiri dari :
a)

Gambar situasi, yang menunjukkan dengan


jelas letak gedung atau bangunan tempat
instalasi tersebut akan dipasang dan rancangan
penyambungannya dengan sumber tenaga listrik.

Jln. Gajah Semarang

SMA Pelita

b) Gambar instalasi yang


meliputi:

1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak


perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya),
seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik, PHB dan lainlain.

2) Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai


pengendalinya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor
dengan pengasutnya, dan dengan gawai pengatur kecepatannya,
yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir.

3) Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir


b) dan PHB yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan
keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut.

4) Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap


perlengkapan listrik.

Tata Letak Rancangan Instalasi


Listrik

CONTOH INSTALASI LISTRIK

CONTOH INSTALASI LISTRIK


SEDERHANA
(Sistem pasa satu 3 kawat)
PENGAMAN
1. PEMBATAS ARUS
2. PEMUTUS
3. GROUNDING
4. SEKERING
5. KOTAK KONTAK
6 TUSUK KONTAK
7. POLARITAS

M
1

6
3

c) Diagram garis tunggal,


yang meliputi :
1)

Diagram PHB lengkap dengan


keterangan mengenai ukuran dan besaran
pengenal komponennya;
2) Keterangan mengenai jenis dan besar
beban yang terpasang dan pembagiannya;
3) Sistem pembumian dengan mengacu
kepada 3.18;
4) Ukuran dan jenis penghantar yang
dipakai.

Contoh Diagram Garis Tunggal


1

4
6

9
1

TL
20W + LP 25W + SL 18W + 3KK 250W = W
A
(o) NYM 3x2,5 mm2
6
A

TL 20W + 2SL 18W + 3KK 250W = W


(o) NYM 3x2,5 mm2
6

Ground
Rod
BC 6
mm2

Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kotak Sekering / Fuse Box


Sklar Tutup Ganda
Sekering
Ukuran Pengenalnya (Sekering)
Keterangan Mengenai Jenis dan besar beban
dan pembaginya
Pengawatan dalam pipa
Jenis dan ukuran penghantar yang dipakai
Sistem pembumian yang di gunakan
Nomor kelompok beban

Gambar Rekapitulasi Daya


KE
L

BEBAN

TL
20W
LP
25W
SL
18W

LAMPU

KK

KK
250W

LAINN
YA

JUML
AH
TITIK

JUML
AH
DAYA

BESAR UKURAN
ARUS
SEKRIN
G

1
1
1
3

20
25
18
750

I= P/V
=
863/22
0
= 3,6A

813W

d) Gambar rinci yang meliputi


1)
2)
3)
4)

Perkiraan ukuran fisik PHB;


Cara pemasangan perlengkapan listrik;
Cara pemasangan kabel;
Cara kerja instalasi kendali.

CATATAN: Gambar rinci dapat juga diganti dan atau


dilengkapi dengan keterangan atau uraian.

Pengkabelan

e) Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi


antara lain :
1)
2)
3)
4)
5)

Susut tegangan;
Perbaikan faktor daya;
Beban terpasang dan kebutuhan maksimum;
Arus hubung pendek dan daya hubung pendek;
Tingkat penerangan.

f) Tabel bahan instalasi, yang meliputi :


1)

Jumlah
2) Jumlah
3) Jumlah
4) Jumlah

dan
dan
dan
dan

jenis
jenis
jenis
jenis

kabel, penghantar dan perlengkapan;


perlengkapan bantu;
PHB;
luminer lampu.

Tabel bahan instalasi

g) Uraian teknis, yang meliputi :


1) Ketentuan tentang sistem proteksi dengan
mengacu kepada 3.17;
2) Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang
dipasang dan cara pemasangannya;
3) Cara pengujian;
4) Jadwal waktu pelaksanaan.
h) Perkiraan biaya
) Antara lain menjelaskan mengenai Biaya
bahan, biaya pemasangan, biaya
penyambungan ke PLN, dll

LANGKAH PERENCANAAN
INSTALASI PENERANGAN 1 FASA
1. Gambar denah rumah yang akan direncanakan instalasinya.
2. Tentukan letak titik beban dan sarana pelayanannya didalam denah
rumah (letak, jenis dan besarnya daya titik beban).
3. Hitunglah jumlah beban terpasang (jumlah titik dan jumlah daya).
4. Bagilah beban menjadi beberapa kelompok (sesuai aturan).
5. Hitung besarnya sekering tiap kelompok, pembatas arus (MCB) dan
kapasitas daya terpasang (sesuai tabel PLN).
6. Gambar yang diperlukan (dalam buku gambar) :
a. gambar situasi
b. gambar dena beserta instalasinya garis tunggal (dengan skala).
c. gambar diagram garis tunggal.
d. gambar rekapitulasi daya.
7. Daftar bahan kebutuhan (dalam kertas HVS)
8. Rencana anggaran biaya( dalam kertas HVS)

PERLENGKAPAN
LISTRIK

KEAMANANPERALATAN
LISTRIK
PROTEKSI

DARI GEJALA API


PROTEKSI DARI TEGANGAN SENTUH
PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH

PENGAWATAN
PERLENGKAPAN LISTRIK
KABEL

FLEKSIBEL
KABEL LAMPU

ARMATUR PENERANGAN,
FITING LAMPU, DAN ROSET
PROTEKSI

TERHADAP SENTUH
LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
PEMBUMIAN
BAGIAN LOGAM TERBUKA

PERKAWATAN
ARMATUR
KABEL

UNTUK BAGIAN BERGERAK


HUBUNGAN DA PERCABANGAN
ARMATUR SEBAGAI SALURAN KABEL
POLARITAS PADA ARMATUR
PENERANGAN
POLARITAS PADA LAMPU UJI

TUSUK KONTAKDAN KOTAK


KONTAK
KONSTRUKSI

TUSUK KONTAK
SUSUNAN TUSUK KONTAK

MOTOR SIRKIT DAN KENDALI


2.1.

Sirkit penghantar motor.


2.1.1. KHA sirkit motor tunggal minimal 125 % arus
pengenal beban penuh motor.
KHA = 125 % x In
2.1.2. Sirkit penghantar motor yang mensuplai 2 motor
atau lebih, minimal jumlah arus beban penuh semua motor
+ 25 % arus beban penuh motor terbesar ( arus beban
tertinggi).
KHA = I n + 125 % x I n terbesar.
2.1.3. Untuk motor dengan daur kerja intermitten,
pembebanan singkat, tidak bekerja bersama-sama, KHA
penghantar sirkit dapat minimal sama dengan beban
maksimum yang terjadi.

2.2.

Proteksi beban lebih sirkit motor.


2.2.1. Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor
beroperasi bila bertahan pada waktu cukup lama, akan
mengakibatkan kerusakan atau overheating pada sirkit
motor.

2.2.2. Setelan gawai proteksi dirancang


maksimum sama dengan setelan arus asut motor.
Waktu tunda gawai proteksi harus lebih kecil dari
lama arus asut motor.
2.2.3. Pengaman lebur sebagai proteksi beban
lebih motor dipasang pada tiap-tiap fasa aktif
motor.
2.2.4. Jika gawai proteksi bukan pengaman lebur
(misalnya relai, Bimetal) dipasang pada :
Satu fasa : pada penghantar fasa.
Tiga fasa : cukup pada penghantar fasa 1 dan 2,
atau 2 dan 3, atau 1 dan 3.
2.2.5. Proteksi beban lebih harus dilengkapi
dengan proteksi arus hubung pendek.
2.2.6. Kontak tusuk yang di pakai untuk melayani
motor harus minimum mempunyai nilai pengenal
I0A 250 Volt, setara dengan KHA penghantar
sirkit akhir kotak kontak tersebut

2.3.

Proteksi Hubung Pendek Sirkit Motor


2.3.1. Setiap motor harus diproteksi tersendiri
terhadap arus hubung pendek, kecuali :
Sisi hulu sirkit telah di proteksi dengan nilai
pengenal maksimum 16 A.
Gabungan motor dengan proteksi satu gawai
proteksi yang dapat memutuskan semua
motor tersebut.
2.3.2. Setelan atau nilai proteksi motor tunggal
mengikuti tabel 5.5.2. PUIL 2000. (lihat halaman lain)
2.3.3. Setelan beberapa motor tidak boleh melebihi
nilai terbesar berdasarkan tabel 5.5.2 untuk masingmasing motor ditambah jumlah arus beban penuh
motor lain dalam sirkit tersebut.

Setelan gawai = setelan gawai proteksi terbesar + In motor


lain.

2.4.

Proteksi Hubung Pendek Sirkit Cabang.


2.4.1. Arus gawai proteksi hubung singkat sirkit
cabang yang mensuplai beberapa motor :
Arus gawai proteksi menurut tabel 5.5.2 +
Jumlah arus beban penuh semua motor yang di
pasok sirkit cabang tersebut.
Contoh soal Aplikasi :
Suatu sirkit cabang motor, tegangan kerja 230
Volt sebagai mana pada gambar :
)

Motor sangkar

: I n = 42 A

Motor sinkron : I n = 54 A
dengan asutan autotrafo
)

Motor cincin
: I n = 68 A
dua buah
Masing-masing motor diproteksi dengan pemutus
sirkit terhadap hubung pendek.
)

Tentukan :
a. Kuat hantar arus sirkit cabang.
b. Setelan proteksi hubung pendek sirkit cabang.
c. Setelan proteksi saluran utama terhadap
hubung pendek bila sirkit cabang tersebut juga memasok
motor rotor cincin I n = 68 A
Penyelesaian :

Sirkit cabang
Gawai proteksi
105A

Sirkit
Akhir
motor

A
x

KHA Penghantar
Sirkit A
Gawai proteksi 218 A
125% x 42A = 52,5 A
Sirkit B
85A + 52,5A +67,5A = 181A
125% x 54,5A
B
C
Sirkit C
125% x 68 = 85A
108A
102Ax

125% x 42A 125% x 54A 125% x 68A


52,5A
67,5A
85A

Motort sangkar Motor sinkron


dengan autotrafo
IN : 42A
IN : 54A

M
Motor cincin
IN : 68A

Kuat hantar arus sirkit cabang


125% x Iu motor terbesar + In
masing-masing motor lain
= 125 % x 68A+42A+54 = 181A

2.5.

Rangkaian kendali

Rangkaian kendali adalah sarana yang mengatur tenaga listrik ke sirkit


beban. Pada rangkaian kendali motor termasuk alat asut motor.
Sirkit cabang
Pengaman hubung pendek
Sarana pemutus
Sirkit kendali motor
Pemutus / penghubung
Alat asut
Start / stop
M

2.6.

Sirkit kendali minimum memenuhi ketentuan-ketentuan :


2.6.1. Dilengkapi sakelar yang dapat memutus semua sumber.
2.6.2. Harus ada dua saklar untuk memutus sumber dan untuk memutus
rangkaian sirkit motor yang ditempatkan pada satu PHB yang sama.

2.7.

Rangkaian sirkit kendali motor.


2.7.1. Rangkaian sirkit kendali motor terdiri atas :
Pemutus, dengan KHA minimal 115 % jumlah arus beban pada
keadaan beban penuh. Pemutus harus dapat memutus semua
rangkaian aktif

Gawai proteksi.
Satu untuk sirkit keluar.
Satu untuk sirkit masuk.
2.7.2. Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu
sumber,
masing-masing sumber harus mempunyai
sarana
pemutus kutub 4 (rangkaian fasa da netral).
2.8.

Mesin las busur listrik.

mesin las busur listrik yang menggunakan


transformator,
penyearah, dan motor generator.
2.8.1. Kuat hantar arus penghantar suplai.
KHA penghantar = I n x k
k = Faktor daur kerja mesin listrik.
(lihat tabel 5.15-1 PUIL 2000).

RANCANGAN SIRKIT TRANSFORMATOR


TEGANGAN RENDAH KAPASITOR
5.1.

5.2.

5.3.

Transformator tegangan rendah adalah transformator :


5.1.1. Step-up/step-down pada rangkaian tegangan rendah.
5.1.2. Transformator asut motor listrik.
5.1.3. Bukan trafo alat ukur (PT,CT)
Gawai kedali.
5.2.1. Transformator harus mempunyai gawai kendali sendiri yang
dapat memutus baik dari satu sumber atau sumber lain.
5.2.2. Auto trafo tidak boleh ihubungkan pada sistem tanpa
pembumian.
5.2.3. Arus pengenal gawai pemutus minimal 250 % dari
arus
pengenal sisa primer transformator.
Gawai proteksi.
5.3.1. Gawai proteksi transformator harus mempunyai :
Proteksi arus lebih pada sisi primer dengan KHA maksimum
125 % dari arus primer pengenal.
gawai proteksi arus primer tidak diperlukan jika pada sisi
sekunder dilengkapi gawai proteksi maksimum 125 % arus
sekunder pengenal transformator.

5.4.
Dalam merancangkan gawai kendali trafo harus diperhatikan spesifikasi
transformator tersebut, antara lain apakah sudah mempunyai gawai proteksi
sendiri (self protected transformer) atau tidak.
5.5. Apabila di rancang kerja paralel, maka persentase impedansi trafo harus
sama pada sadapan sistem sumber yang sama. Perbedaan kapasitas
transformator tidak boleh lebih dari 30%.
5.6.

Instalasi kapasitor
5.6.1 Suatu rangkaian instalasi kapasitor dan transformator harus
memenuhi :
)

Daya (kVA) transformator minimum 135 % dari daya kapasitor


dalam (kVA).

KHA penghantar kapasitor minimum 135 % dari


pada arus pengenalnya.

KHA kapasitor

KHA penghantar kapasitor yang menghubugkan kapasitor dengan


perlengkapan instalasi tenaga (misalnya terminal motor) minimal
1/3 dari KHA penghantar sirkit motor.
5.6.2. Proteksi pada kapasitor harus pada tiap fasa aktif yang tidak
dibumikan. Penyetelan proteksi harus serendah mungkin.
5.6.3. Untuk tiap gugus kapasitor harus dipotong saranan pemisah pada
tiap penghantar fasa aktif (kecuali kapsitor yang dipasang pada sisi beban
dari proteksi arus lebih motor.
)

KAPASITOR
INSTALASI
PENGHANTAR
SARANA

PEMISAH
PEMASANGAN
PEMBERITANDA

RESISTOR DAN REAKTOR

PIRANTI PEMANAS
PEMASANGAN
BAHAN
PEMBUMIAN
PEMBERIAN

TANDA

LENGKAPAN
KONSTRUKSI
GAWAI

PEMBATAS
PEMANAS ZAT CAIR
KEADAAN RUANG

PERLENGKAPAN PEMANAS
INDUKSI DAN DIELEKTRIK
PERLENGKAPAN

MOTOR GENERATOR
PERLENGKAPAN BUKAN MOTOR
GENERATOR
PERLINDUNGAN, PEMBUMIAN DAN
PENANDAAN

PEMANFAATAN DENGAN
PENGGERAK ELEKTRO MEKANIS
HUBUNGAN

LISTRIK
MAINAN UNTUK ANAK
PEMANFAATAN UNTUK DIGUNAKAN PADA
BADAN MANUSIA
PEMANFAATAN UNTUK TUJUAN LAIN

MESIN LAS LISTRIK


1. mesin las busur listrik yang menggunakan transformator,
penyearah, dan motor generator.
2. Kuat hantar arus penghantar suplai.
KHA penghantar = I n x k
k = Faktor daur kerja mesin listrik.
(lihat tabel 5.15-1 PUIL 2000).
2.1.
Kuat hantar arus penghantar sekelompok mesin las.
KHA :
= 100 % KHA penghantar 2 mesin las terbesar
+ 85 % KHA penghantar mesin las terbesar ke 3
+ 70 % KHA penghantar mesin las terbesar ke 4
+ 60 % KHA penghantar mesin las terbesar ke 5 dst.
2.2.
Proteksi arus lebih mesin las.
Arus pegenal poteksi arus lebih mesin las maksimum 200 %
arus primer pengenal pada tiap mesin las.
Kecuali apabila penghantar suplai telah diproteksi dengan nilai
pengenal maksimum 200 % arus pengenal primer pada sisi hulu

2.3.

Proteksi arus lebih penghantar suplai.


Arus pengenal gawai proteksi maksimum
200 % dari KHA penghantarnya.
2.4.
Sarana pemutus tiap mesin las.
Semua mesin las harus di pasang sarana
pemutus suplai dengan arus pengenal
minimum 200 % arus pengenal penghantar.
3. Mesin las resistant.
4.3.1. KHA penghantar = minimum 70 % x nilai
arus pengenal
4.3.2. Untuk mesin las resistant yang diketahui
daur tugasnya :
KHA
= k x arus pengenal mein las
k = Faktor daur tugas
Daur tugas 1 %

50

40

30

25

0.7

0.6

0.55

0.5

20

15

10

7,5

<5

0.45 0.39 0.32 0.27 0.22

3.3.

Kelompok mesin las :

KHA penghantar mesin las :

100 % arus pengenal mesin las tersebar 1 dan 2 + 60 %


arus pengenal mesin las lain.

3.4.

Proteksi arus lebih mesin las.


Nilai arus pengenal gawai proteksi mesin las
resistant = maksimum 300 % x arus pengenal
mesin las
Tidak diperlukan proteksi arus lebih bila
penghantar telah diproteksi arus lebih dengan
arus pengenal maksimum 300 % KHA
penghantar.
Sirkit penghantar yang mensuplai lebih dari satu
mesin las diproteksi dengan gawai penghantar
maksimum 300 % x KHA penghantar.
Tiap mesin las harus mempunyai sakelar atau
pemutus sendiri dari sirkit suplai nilai arus
pengenal = minimal 200 % KHA penghantar
suplai.

MESIN PERKAKAS
DEFINISI
PEMBERIAN

TANDA
PENGHANTAR

PERLENGKAPAN SINAR X

PEMBUMIAN

Anda mungkin juga menyukai