Anda di halaman 1dari 18

PLANKTONOLOGI LAUT

(Laporan Praktikum Biologi Laut)

Oleh :

Kelompok 5

ISNA SRI RATNA NPM. 2214221026


GALUH ADE RINJANI NPM. 2214221042
ADINDA NUR WULANDARI NPM. 2214221046
IMAN INDRA KUSUMA JAYA NPM. 2214221048
ALFATH DEIP PERDANA NPM. 2214221052

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Planktonologi laut


Tanggal : Rabu, 08 Maret 2023
Tempat : Laboratorium Oseanografi
Jurusan : Perikanan dan Kelautan
Fakultas : Pertanian
Kelompok : 5 (lima)

Bandarlampung, 08 Maret 2023


Mengetahui,
Asisten dosen

Bayu Biwa Chandra


NPM. 2114221025

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1-2
1.2 Tujuan ............................................................................................................3
BAB II METODOLOGI ........................................................................................4
2.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................4
2.2 Alat dan Bahan ..............................................................................................4
2.2.1 Alat ....................................................................................................... 4-5
2.2.2 Bahan .......................................................................................................5
2.3 Prosedur Kerja ........................................................................................... 5-6
BAB III KLASIFIKASI DAN IDENTIFIKASI ..................................................7
3.1 Melosira sp ................................................................................................ 7-8
3.2 Chrysaora hysoscella ................................................................................ 8-9
BAB III PENUTUP ..............................................................................................10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 10-11
3.2 Saran ............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12
LAMPIRAN .................................................................................................... 13-14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Melosira sp .............................................................................................7


Gambar 2. Chrysaora hysoscella .............................................................................8

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Alat ......................................................................................................... 4-5


Table 2. Bahan .........................................................................................................5

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagian besar wilayah dunia merupakan laut. Meskipun terdapat banyak laut
didunia ini hanya sebagian kecil wilayah yang produktif dan dapat dimanfaatkan
yaitu wilayah laut dangkal. Salah satu organisme yang paling mendominasi dan
menghuni hampir seluruh perairan baik sungai, danau, estuari, maupun laut adalah
plankton. Plankton adalah sebuah organisme yang umumnya berukuran
mikroskopis, baik yang bersifat hewan maupun tumbuhan, umumnya hidup
melayang di kolom perairan dan pergerakannya sangat dipengaruhi oleh arus.
Menurut Tambaru et al. (2014) plankton (fitoplankton dan zooplankton)
merupakanmakanan alami larva organisme di Perairan laut.
Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup melayang di periaran
bergerak secara lambat sehingga mudah sekali untuk terbawa arus. Artinya biota
ini tidak dapat melawan arus. Plankton berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi
dua yaitu zooplankto (plankton jenis hewan) dan fitoplankton (plankton jenis
tumbuhan). Mikroorganisme ini dari jumlah dan jenisnya sangat banyak dan
beraneka ragam serta padat. selain itu plankton merupakan komponen utama dalam
sistem mata rantai makanan dan jaringan makanan sehingga dalam fungsinya
plankton menjadi pakan sejumlah konsumen dalam sistem rantai makanan dan
jaringan makanan (Risnandar, 2015).
Plankton sendiri menurut sifatnya terdiri dari fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton merupakan organisme mikroskopis yang bersifat autotrof atau mampu
menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik melalui proses fotosintesis
dengan bantuan cahaya khususnya jenis diatom yang memiliki kontribusi besar.
Sedangkan zooplankton bersifat hewan dan memangsa fitoplankton. Oleh karena
2

itu, fitoplankton memiliki peran sebagai produsen primer di perairan. Menurut


Wulandari et al. (2014) fitoplankton juga dapat menjadi biota indikator kualitas
perairan, maka dari itu penelitian tentang fitoplankton cukup penting untuk
dilakukan sebagai sumber data baru.
Zooplankton biasa disebut juga plankton jenis hewan. Zooplankton adalah hewan
yang hidupnya mengapung terbawa arus, dan melayang dalam air. Zooplankton
umunya berkisar 0,2 – 2 mm. Kemampuan geraknya sangat terbatas sehingga
keberadaannya sangat ditentukan oleh arus yang membawanya. Zooplankton
bersifat heterotrof yaitu tidak mampu memproduksi bahan organik dari bahan
anorganik. Oleh karena itu, kelangsungan hidupnya bergantung pada bahan organic
dari fitoplankton yang menjadi bahan makanannya. Zooplankton disebut sebagai
konsumen bahan organik di dalam rantai makanan (Supriatna, 2014).
Fitoplankton disebut juga plankton yang berjenis tumbuhan, Fitoplankton adalah
organisme yang hidupnya mengapung atau melayang di dalam air. Ukuran
fitoplankton sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Ukuran yang paling umum berkisar antara 2 – 200 µm (1 µm = 0,001 mm).
Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi ada juga yang
membentuk rantai. Fitoplankton mengandung klorofil dan karena itu fitoplankton
mempunyai kemampuan berfotosintesis, yaitu menyadap energi surya untuk
mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik karena kemampuannya
memproduksi bahan organik, maka fitoplankton juga disebut sebagai produsen
primer. Fitoplankton dapat dijadikan sebagai indikator perairan karena sifat
hidupnya yang relatif menetap, jangka hidup yang relatif panjang dan mempunyai
toleransi spesifik pada lingkungan (Sari et al. 2014).
Berdasarkan klasifikasinya plankton dibedakan menjadi dua kategori utama yaitu
fitoplankton yang meliputi semua tumbuhan renik dan zooplankton yang meliputi
semua hewan yang umumnya renik. Adapun susunan klasifikasi plankton dalam
taksonomi adalah di mulai dari Kingdom (Kerajaan) -Phylum/Divisi - Kelas – Ordo
(bangsa) - Familia (suku) - Genus (jenis) – Spesies Beberapa pigmen yang dimiliki
masing-masing divisi tersebut menampakkan warna yang berbeda. Klorofil
menimbulkan kenampakan warna hijau (Ayu, 2018).
3

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya laporan praktikum planktonologi laut ini yaitu :
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui macam-macam spesies dari
plankton.
2. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dan identifikasi pada plankton
spesies Melosira sp dan Chrysaora hysoscella.
BAB II
METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 08 Maret 2023 pada pukul 01.00 s/d
14.50 WIB di Laboratorium Oseanografi, Program Studi Ilmu Kelautan Jurusan
Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

2.2 Alat dan Bahan


2.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
Tabel 1. Alat
No. Alat Fungsi
1. Mikroskop Digunakan untuk melihat serta mengamati sampel
plankton
2. Objek glass Digunakan untuk menempatkan sampel yang
akan dilihat atau analisis dengan mikroskop
3. Cover glass Digunakan untuk menjaga sampel padat ditekan
datar dan sampel cair dibentuk menjadi lapisan
datar bahkan ketebalan
4. Pipet tetes Digunakan untuk memindahkan sempel plantok
dengan volume tertentu
5. Botol Sampel Digunakan untuk menyimpan sampel plankton
6. Buku Identifikasi Digunakan sebagai panduan untuk mengidentifikasi
jenis plankton
5

7. Alat tulis Digunakan untuk mencatat hasil sampel yang


ditemukan
8. Jas lab Digunakan untuk memproteksi dari kontak bahan-
bahan berbahaya di laboratorium dan agarsteril
9. Sarung tangan Digunakan untuk melindungi tangan saat
melakukan praktikum yang melibatkan bahan
kimia

2.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
Tabel 2. Bahan
No. Bahan Fungsi
1. Sampel Digunakan sebagai sempel yang akan diamati dan
plankton analisi
2. Lugol Digunakan sebagai pengawet sempel plankton
3. Aquadest Digunakan sebagai pembersih objek glass, cover
glass, dan pipet tetes
4. Alkohol Digunakan untuk mensterilkan objek glass dan
cover glass
5. Tissue Digunakan untuk membersihkan dan
mengeringkan objek glass dan cover glass

2.3 Prosedur Kerja


Adapaun prosedur kerja pada praktikum kali ini yaitu :
1. Disiapkan sampel plankton yang sudah diberi lugol.
2. Disiapkan mikroskop siap pakai.
3. Dinyalakan mikroskop dan atur besar cahaya secara perlahan sampai
secukupnya.
6

4. Diambil sampel plankton yang sudah tersedia pada botol sempel


menggunakanpipet tetes.
5. Diteteskan sampel yang sudah diambil menggunakan pipet tetes pada
objek glass.
6. Ditutup sempel yang terdapat pada objek glass menggunakan cover glass.
7. Diltekkan objek glass yang berisi sampel plankton pada mikroskop.
8. Diamati sampel menggunakan perbesaran lensa 10 x 10 nm atau 100 x 100
nm.
9. Diidentifikasi hasil pengamatan dengan melihat buku indentifikasi plankton.
10. Dibuat laporan hasil praktikum biologi laut planktonologi.
BAB III
KLASIFIKASI DAN IDENTIFIKASI

3.1 Melosira sp
Melosira sp merupakan salah satu genus dari fitoplankton, secara morfologi
memiliki sel empat persegi panjang atau bulat telur, sel bergabung bersama untuk
membentuk filamen, memiliki dinding sel persegi panjang dan tebal. Kloroplas
berwarna hijau pucat.
Menurut Wirosaputro, 1990 maka klasifikasi jenis mikroalga ini adalah :
Kingdom : Plantae
Division : Chrysophyta
Class : Bacillariophyceae
Order : Coscinodiscophycidae
Family : Melosirales
Genus : Melosira
Species : Melosira sp

Gambar 1. Melosira sp (Perbesaran 40x10) (Kumanji et al. 2018)

Hasil identifikasi Melosira sp dengan menggunakan buku identifikasi karangan


Serediak & mailinh (2011), yaitu: 1b, 2a, 3a, 4a, 12a, 13a, yakni organisme
mikroskopis, Sel dikelompokkan bersama untuk membentuk filament untai atau
8

pita, kadang-kadang filamen dapat tumbuh dan terlihat secara massal, kloroplas
memiliki warna saat segar mungkin rumput hijau, hijau pucat, emas coklat, hijau
zaitun atau (jarang) kebiruan atau kemerahan, sel bergabung bersama untuk
membentuk filamen terus menerus, dinding sel tanpa tanda jelas (Serediak dan
Mailinh, 2011).

3.2 Chrysaora hysoscella


Chrysaora hysoscella memiliki bel yang menebal (manubrium) yang dapat
tumbuh hingga diameter 30 cm. Tepi lonceng berkembang menjadi 32 lobus dan
mengandung 24 tentakel marjinal. Ini diatur dalam delapan kelompok tiga yang
bergantian dengan delapan organ sensorik dan mampu melakukan pemanjangan
yang besar. Tentakel marjinal berbentuk kerucut dengan dasar pipih yang lebih
tebal membuat ubur-ubur tampak bergalur. Mereka juga ditutupi dengan
kelompok sel penyengat (nematocysts). Ini memiliki manubrium panjang dan
ramping yang mengarah ke 4 lengan mulut yang menyatu untuk jarak pendek di
dasarnya. Biasanya Chrysaora hysoscella berwarna putih kekuningan dengan pola
coklat yang sangat khas seperti jari-jari kompas.
Klasifikasi spesies ini adalah :
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Scyphozoa
Family : Semaeostomeae
Genus : Pelagiidae
Species : Chrysaora hysoscella

Gambar 2. Chrysaora hysoscella (Copyright: Dr Keith Hiscock,2020)


9

Habitat Chrsysaora hysoscella adalah pada pesisir timur laut Atlantik, pada
umumnya mereka mendiami perairan dangkal diatas 30 m dari permukaan laut.
Reproduksi Chrsysaora hysoscella memanfaatkan reproduksi seksual dan aseksual
di seluruh perkembangan. Individu dewasa bereproduksi secara seksual dengan
menyebarkan pemijahan. Jantan melepaskan sperma dari mulut mereka ke dalam
kolom air. Betina membuahi sperma secara internal dan dapat membuahi sperma
dari banyak pasangan pria. Larva yang dilepaskan dari betina menetap sebagai polip
bentik yang bereproduksi secara aseksual. Polip melepaskan beberapa ephyrae
melalui melalui strobilation. Ephyrae adalah bentuk paling awal dari tahap medusa.
Penelitian menunjukkan bahwa polip Chrysaora hysocella mampu melepaskan
ephyrae dari waktu ke waktu dan oleh karena itu tidak terbatas pada satu peristiwa
reproduksi (Grossman, 2015).
Adaptasi Chrsysaora hysoscella memiliki tentakel yang dapat diperpanjang dan
ditarik yang disusun dalam delapan kelompok tiga (total 24 tentakel). Tentakel
memiliki sel penyengat untuk menangkap mangsa, dan organ indera, yang dapat
mendeteksi rangsangan cahaya dan penciuman, terletak di antara setiap kelompok
tentakel. Selain itu, ada empat lengan, lebih panjang dari diameter organisme, yang
mengelilingi mulut. Spesies ini berubah dari jantan menjadi betina selama masa
hidupnya, yang berarti bahwa rata-rata tahap betina lebih besar daripada tahap
jantan.
Manfaat Chrsysaora hysoscella merupakan pemangsa berbagai jenis krustasea laut
dan menjadi mangsa bagi kura-kura laut sehingga membantu menjaga
keseimbangan ekosistem laut.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diketahui plankton dibagi menjadi 2 kelompok yaitu fitoplankton dan zooplankton,
hasil dari praktikum didapat fitoplankton spesies Melosira sp, kemudian untuk
zooplankton spesies Chrysaora hysoscella.
Identifikasi dan klasifikasi fitoplankton, Melosira sp. yakni organisme
mikroskopis, Sel dikelompokkan bersama untuk membentuk filament untai atau
pita, kadang-kadang filamen dapat tumbuh dan terlihat secara massal, kloroplas
memiliki warna saat segar mungkin rumput hijau, hijau pucat, emas coklat, hijau
zaitun atau (jarang) kebiruan atau kemerahan, sel bergabung bersama untuk
membentuk filamen terus menerus, dinding sel tanpa tanda jelas. Untuk klasifikasi
dari Melosira sp. yaitu :
Kingdom : Plantae
Division : Chrysophyta
Class : Bacillariophyceae
Order : Coscinodiscophycidae
Family : Melosirales
Genus : Melosira
Species : Melosira sp
Sedangkan untuk identifikasi dan klasifikasi zooplankton, Chrysaora hysoscella
memiliki bel yang menebal (manubrium), diatur dalam delapan kelompok tiga
yang bergantian dengan delapan organ sensorik dan mampu melakukan
pemanjangan yang besar. Biasanya Chrysaora hysoscella berwarna putih
kekuningan dengan pola coklat yang sangat khas seperti jari-jari kompas.
Klasifikasi dari Chrysaora hysoscella yaitu :
11

Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Scyphozoa
Family : Semaeostomeae
Genus : Pelagiidae
Species : Chrysaora hysoscella

3.2 Saran
Untuk praktikum kedepannya diharapkan para praktikan lebih tertib dan dapat
memanfaatkan waktu lebih efisien agar praktikum lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Grossman, A. (2015). PLANKTON Wonders of the Drifting World.


Oceanography. 28(2). 265.
Kumaji et al. (2018). Identifikasi Mikroalga Epilitik Sebagai Biomonitoring
Lingkungan Perairan Sungai Bulango Provinsi Gorontalo. Jambura
Edu Biosfer Journal. 15-22.
Rohani, Gema Ayu (2018) Analisis Sebaran TSM dan Klorofil-a di Perairan Pantai
Kabupaten Tulungagung Jawa Timur melalui Teknologi Penginderaan Jauh
Citra Landsat 8 OLI. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Sari et al. 2014. Studi Bahan Organik Total (Bot) Sedimen Dasar Laut Di Perairan
Nabire, Teluk Cendrawasih, Papua. Jurnal Oseanografi. 3(1), 81-86.
Serediak & Mailinh. 2011. Alga identification Lab Guide Agriculture and Agri
Food Canada.Canada.
Supriatna A, Hascaryo B, Wisudo SH, Baskoro M, Nikijuluw VPH. (2014). Model
Rantai Nilai Pengembangan Perikanan Tuna, Tongkol, Dan Cakalang Di
Indonesia. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 17(2): 144-155.
Tambaru et al. (2014). Analisis Perubahan Kepadatan Zooplankton Berdasarkan
Kelimpahan Fitoplankton Pada Berbagai Waktu Dan Kedalaman Di Perairan
Pulau Badi Kabupaten Pangkep. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan
Perikanan), 24(3), 40-48.
Wulandari, D. Y., Pratiwi, N. T. M., & Adiwilaga, E. M. (2014). Distribusi Spasial
Fitoplankton di Perairan Pesisir Tangerang (Spatial Distribution of
Phytoplankton in the Coast of Tangerang). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
(JIPI), 19(3), 156 162.
LAMPIRAN

No. Gambar Keterangan


1. Alat dan bahan praktikum Plankton
yang terdiri dari mikroskop, sampel
plankton, pipet tets, tissue, objek glass,
cover glass, dan alat tulis

2. Pengambilan sampel plankton


menggunakan pipet tetes

3. Penetesan sampel plankton ke objek


glass sebanyak 1-2 tetes
14

4. Sampel yang sudah ditetesakan ke


objek glass lalu ditutup menggunakan
cover glass

5. Sampel diletakkan pada meja preparat


mikroskop

6. Pengamatan sampel

7. Hasil pengamatan sampel plankton

Anda mungkin juga menyukai