Anda di halaman 1dari 2

ICF (INTENSIFIED CASE FINDING)

No.Dokumen : SOP/UKM/004/426.
102.23/2022
SOP No. Revisi : 0/0
Tanggal Terbit : 02 Januari 2021
Halaman :1/2
PUSKESMAS dr. MaulidaRachmani,S.Ked
PAJARAKAN NIP.19851215 201411 2 00
1. Pengertian 1. Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
mycobacterium leprae yang pertama kali menyerang susunan saraf tepi,
selanjutnya menyerang kulit, mukosa mulut, saluran pernafasan atas,
system reikuloenoelial, mata, tulang, otot dan testis.
2. ICF (Intensified Case Finding) merupakan metode penemuan kasus kusta
secara aktif dalam Program Pengendalian Penyakit Kusta
3. Pemeriksaan kusta adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan pada pasien
di rawat jalan sehingga dapat di tegakka diagnosa sebagai pasien kusta

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam pemeriksaan


pasien kusta baru.

3. Referensi Permenkes RI Nomor 11 Tahun 2019 tentang pemeriksaan kusta

4. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Pajarakan Nomor :440/ /SK/426.102.23/2021


Tentang Jenis-Jenis Pelayanan

5. Prosedur 1. Mematuhi Protokol Kesehatan


2. Anamnase
a. Keluhan Utama: Rasa baal, adanya bercak putih, bercak merah
infiltrate (bercak tebal)
b. Keluhan tambahan: Parastesia, demam, nyeri sendi dll
c. Riwayat perjalan penyakit: Berapa lama? Pengabatan yang di dapat,
Reaksi bentol-bentolmerah dll.
d. Riwayat kontak dengan penderita kusta (keluarga)
e. Penyakit lain yang diderita saat ini
f. Riwayat penyakit dahulu terutama penyakit yang berat
3. Pemeriksaan cardinal sign
a. Harus dilakukan diruang yang cukup terang, paling baik cahay sinar
matahari tidak langsung
b. Diperiksa seluruh permukaan kulit (dari depan atas sampai bawah
dan dari belakang atas samapai bawah)
4. Pertama-tama pasien diberi tahu kemudian pasien diperiksa melihat
kelainan kulit dari jarak jauh kemudian dari jarak dekat.
Setelah ditemukan adanya kelainan kulit, maka kelainan kulit di tes ada
tidaknya anastesi (tes raba menggunakan akapas yang diruncingkan)
5. Pemeriksaan kelainan syaraf tepi
a. Syaraf auricularis magnus
Pasien disuruh menengok kekiri kemudian pemeriksa meraba adanya
penebalan syaraf atau tidak demikian sebaliknya.
b. Syaraf ulnaris
Tangan kanan pemer iksa memegang lengan kanan bawah penderita
dengan posisi siku sedikit ditekuk sehingga lengan penderita dalam
keadaan relax
Dengan jari telunjuk tangan kiri pemeriksa mencari nervus ulnaris
disulcus ulnaris yaitu pada lekukan diantara tonjolan tulang siku dan
tonjolan kecil dibagian medial
Dengan memberi tekanan ringan N. ulnaris digulirkan halus dirsakan
da nada tidaknya penebalan syaraf, demikian juga pada langkah kiri
penderita.
6. Memeriksa Laboratorium BTA bila memungkinkan
7. Melakukan charting dan mendokumentasikan kedalam blangko pasien
apabila sudah tegak diagnose kusta PB/MB
8. Memmberikan penjelasan tentang prosedur pengobatan dan
penatalaksanaan
9. Memberikan MDT

6. Diagram Alir

Pasien Cari Tidak jelas


datang cardinal
sign
Rujuk ke
laboratorium

Jelas
Lakukan skin
smear
Positif

Melakukan Lihat
charting dan hasil
dokumentasi

Melakukan Negatif
prosedur
pengobatan

Rujuk ke
spealis kulit
Beri MDT

Pasien pulang

7. Unit terkait 1. Promkes,


2. Kesling
3. UKS

8. Rekaman Tgl. Mulai


No Yang dirubah Isi Perubahan
historis diberlakukan
perubahan.

Anda mungkin juga menyukai