PULVIS
PULVIS
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi mencakup pengetahuan mengenai identifikasi,
pemilahan(selection), aksi farmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis,
dan pembakuan bahan obat (drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan
kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan
aman,baik melalui resep dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun
melaluicara lain yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual
langsungkepada pemakai.
Kata farmasi diturunkan dari bahasa Yunani "pharmakon", yang berarti
cantik atau elok, yang kemudian berubah artinya menjadi racun, dan
selanjutnya berubah lagi menjadi obat atau bahan obat. Oleh karena itu
seorangahli farmasi (Pharmacist) ialah orang yang paling mengetahui hal obat.
Ia satu-satunya ahli mengenai obat, karena pengetahuan keahlian mengenai
obat memerlukan pengetahuan yang mendalam mengenai semua aspek
kefarmasian seperti yang tercantum pada definisi di atas. Dalam dunia farmasi
salah satu ilmu yang dipelajari yaitu botani farmasi, botani merupakan Ilmu
yang mempelajari tentang tumbuhan dan kehidupan. peran tumbuhan bagi
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan terkait praktik
kefarmasian menyebutkan bahwa praktik kefarmasian meliputi pembuatan
termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan, dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
kemampuan dan kewenangan yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang ada (Depkes RI, 2009).
Dalam ilmu farmasi sediaan serbuk dapat diartikan sebagai campuran
homogen dua atau lebih bahan obat yang telah dihaluskan, dan ditujukan untuk
pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
1
Serbuk oral dapat diberikan dalam bentuk terbagi (pulveres) dan tak
terbagi pulvis. Serbuk oral tak terbagi terbatas pada obat yang relativ, tidak
paten seperti laksansia antasida makanan diet. Serbuk tak terbagi lainnya
adalah serbuk gigi atau serbuk tabur yang keduanya digunakan untuk
pemakaian luar.
Pemilihan penggunaan serbuk sebagai bentuk sediaan obat, karena
sediaan serbuk memberi keuntungan yaitu serbuk lebuh mudah terdispersi dan
lebih larut dari pada sediaan yang dipadatkan, masalah yang sering dihadapi
dalam sediaan cair tidak ditemukan dalam sediaan serbuk, obat yang tidak
stabil dalam suspensi atau larutannair dapat dibuat ddalam bentuk serbuk,
dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
penderita.
Pulvis Adspersiorus (serbuk tabur/bedak) adalah serbuk ringan untuk
penggunaan topikal dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang
halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara memahami dan dapat membedakan sediaan pulvis dan
pulveres?
2. Bagaimana membedakan resep pulvis?
3. Bagaimana mampu meracik sediaan pulvis?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu memahami dan dapat membedakan sediaan pulvis
dan pulveres
2. Mahasiswa mampu membedakan resep pulvis
3. Mahasiswa mampu meracik sediaan pulvis
1.4 Manfaat Praktikum
1. Mampu memahami dan dapat membedakan sediaan pulvis dan pulveres
2. Mampu membedakan resep pulvis
3. Mampu meracik sediaan pulvis
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Pemilihan penggunaan serbuk sebagai bentuk sediaan obat, karena
sediaan serbuk memberi keuntungan yaitu serbuk lebih mudah terdispersi dan
lebih larut dari pada sediaan yang dipadatkan, masalah yang sering dihadapi
dalam sediaan cair tidak ditemukan dalam sediaan serbuk, obat yang tidak
stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk, doter
lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita.
Umunya serbut tabur harus melewati ayakan dengan derajat 100 mesh agar
tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
2.1.2 Uraian Bahan
1. Asam salisilat (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi :ACIDUM SALICYLICUM
Nama Lain :Asam salisilat
Rumus Molekul :C7H6O3
Rumus Struktur :
4
2. Sulfur (FI edisi III hal. 591)
5
keramik, kaca, semen, karet (misalnya ban mobil), pelumas (Hernandezbattez et
al, 2008).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. KELENGKAPAN RESEP
3.1.1. Gambar resep
Dr.Bayu
SIP: 789/101/2001
Praktek: jln. Nusa Indah 20 Kendari
m.f.pulv. da 20 gram
u.e
Pro : Devan
Umur: 19 Tahun
Keterangan :
No (nomeru) : nomo
R/ (recipe) : ambillah
Ad : sampai
m.d.s pulv Adspers (misce da signa pulvis Adspersiorus) : campur, berikan tanda
serbuk tabur.
Pro (pronum) : untuk
6
3.2 CARA KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Setarakan timbangan.
3. Timbang satu persatu :
- Asam silsilat 20% diatas kertas perkamen
- Sulfurn10% diatas kertas perkamen
- zink oksida 15% dikertas perkamen
- Talk ad 100% diatas perkamen
4. Gerus di lumping dan alu masing-masing bahan
5. Setelah selesai di gerus,campurkan dengan talk
6. Tambahkan sisa talk lalu gerus hingga homogen
7. Setelah selesai keluarkan dari lumpang
8. Lalu ayak dengan ayakan pengayak No. 100
9. Masukkan kedalam wadah
10. Lalu beri etiket biru
7
BAB IV
PEMBAHASAN
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
untuk pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian luar. Bentuk serbuk
mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga lebih mudah larut dan lebih
mudah terdispersi daripada bentuk sediaan padatan lainnya (seperti kapsul, tablet,
pil).
Anak anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat
dicampur dengan air minum. Pada pembuatan serbuk kasar, terutama simplisia
nabati, digerus lebih dulu sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan
pada suhu tidak lebih dari 50°C.
Serbuk obat yang mengandung bagian yang mudah menguap dikeringkan
dengan pertolongan kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok, setelah itu
diserbuk dengan jalan digiling, ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk
yang mempunyai derajat halus sesuai yang tertera pada pengajak dan derajat halus
serbuk
Pulvis (serbuk tak terbagi) serbuk diracik dengan ara mencampur bahan
obat satu per satu, sedikit demi sedikit, dan dimulai dari bahan yang jumlahnya
sedikit. Untuk serbuk tabur yang tidak mengandung lemak dia ayak dengan
ayakan No. 100, sedangkan jika serbuk tabur mengandung lemak harus di ayak
dengan pengayak No. 44 kemudian dicampur kembali dan dikemas dalam wadah
yang sesuai.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Serbuk dibagi dengan cara mencampur bahan obat satu persatu, sedikit demi
sedikit, dan dimulani dari bahan obat yang jumlahnya sedikit. Serbuk tabur yang tidak
mengandung zat lemak, diayak dengan pengayak No.100 dan yang mengandung
lemak diayak dengan ayakan No.44. V.II Saran Dalam praktikum, sebaiknya praktikan
bekerja dengan teliti, benar dan bersih, serta meracik sediaan sesuai dengan aturan dan
prosedur peracikan obat.
5.2 Saran
Dalam praktikum, sebaiknya praktikan bekerja dengan teliti, benar dan bersih,
serta meracik sediaan sesuai dengan aturan dan prosedur peracikan obat