PDF Kromatografi Lapis Tipis Compress
PDF Kromatografi Lapis Tipis Compress
KROMATOGRAF
Nariswari Fidara*, drh. Rr. Bhintarti S, M.Biomed & Arina Findo Sari, M.Si, Aina Nadila &
Khoirunnisa Listinasi
Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Abstrak
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan
mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa
dari titik asal dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik asal . Sampel yang digunakan pada percobaan ini
adalah daun Sp. 1, daun hanjuang, daun bayam hijau dan daun bayam merah. Metode ini didasarkan oleh interaksi
antara sampel dengan fase gerak dan fase diam. Praktikum kromatografi lapis tipis ini bertujuan untuk memisahkan dan
menentukan pigmen ataupun klorofil dalam berbagai sampel tumbuhan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis .
Bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0 pada setiap sampel dengan range yang berbeda-beda yang dapat dilihat dari
warna yang dihasilkan. Warna tersebut dapat diidentifikasikan sebagai pigmen yang terdapat dalam sampel tumbuhan
yang digunakan. Pigmen yang terdapat pada sampel adalah klorofil a, klorofil b, ksantofil, karoten, dan feofitin .
Abstract
Thin Layer chromatography (TLC) is a way of splitting the compound mixture into pure compounds and know the
quantity that uses. Rf value can be defined as the distance traveled by a compound from the origin divided by the
distance traveled by the solvent from the point of origin. The sample used in this experiment is the leaf 1, leaf SP.
cordyline leaf spinach, green and Red spinach leaves. This method is based on the interaction between the sample by
phase motion and phase silent thin layer chromatography lab course. This aims to isolate and determine the pigment
chlorophyll or in a variety of sample plants by using thin layer chromatography. The number of Rf is always smaller
than 1.0 on each sample with a different range that can be seen from the resulting color. The color can be identified as
the pigment contained in plant samples are used. Pigments found in t he sample is chlorophyll a, chlorophyll b, ksantofil
ksantofil,,
beta-carotene, and feofitin.
warna, fluorosensi atau dengan radiasi sifatnya hidrofobik seperti lipida – lipida
Dapat dilakukan elusi secara menaik dengan kromatografi kertas. KLT juga
atau dengan cara elusi 2 dimensi. kromatografi kolom, analisis fraksi yang
Jarak Jarak
Kode Nilai Foto*
Kel. Sampel Tempuh Tempuh
Sampel Rf
Komponen Pelarut
A1 2,5 0,53
sp 1 A2 2,8 4,7 0,59
A3 4,1 0,87
B1 2,5 0,53
Hanjuang B2 2,8 0,59
1. 4,7
(Cordyline
Cordyline)) B3 3,4 0,72
B4 4,1 0,87
Bayam Hijau C1 2,6 0,55
(Amaranthus C2 2,9 4,7 0,61
tricolor) C3 3,5 0,74
4
C4 4,2 0,89
5
tricolor) C3 2,6 0,54
Bayam merah D1 1,3 0,28
(Amaranthus D2 2,0 0,43
4,6
blitum
D3 2,8 0,60
rubrum))
rubrum
A1 2,5 0,59
Sp 1 4,2
A2 4 0,95
A1 3 0,61
A2 3,4 0,69
Sp 1 4,9
A3 4 0,81
A4 4,8 0,97
B1 2,9 0,59
Hanjuang B2 3,3 0,67
4,9
(Cordyline
Cordyline)) B3 3,9 0,79
5. B4 4,8 0,97
Bayam Hijau C1 2,9 0,59
(Amaranthus C2 3,3 4,9 0,67
tricolor) C3 4,7 0,95
6
(Cordyline
Cordyline)) B2 2,2 0,45
B3 4,2 0,87
Bayam Hijau C1 2 0,41
(Amaranthus C2 2,3 4,8 0,47
tricolor) C3 4,2 0,87
rubrum))
rubrum D4 3,5 0,78
A1 2,2 0,45
Sp.1 A2 2,5 4,8 0,52
A3 4,3 0,89
B1 2,3 0,47
Hanjuang
8. B2 3,2 4,8 0,66
(Cordyline
Cordyline))
B3 4,3 0,89
Bayam Hijau
(Amaranthus C1 2,3 4,8 0,47
tricolor)
7
Bayam Merah
D1 2,4 0,5
(Amaranthus
4,8
blitum
D2 3,2 0,66
rubrum))
rubrum
* Sumber: dokumentasi pribadi, 2017.
IV. PEMBAHASAN senyawa non polar dapat melarutkan senyawa
Percobaan pengamatan ini tentang analisa non polar dan senyawa polar dapat
kuantitatif pigmen klorofil pada beberapa melarutkan senyawa yang polar juga. Aseton
tanaman dengan metode kromatografi lapis 90% dan aquadest memiliki sifat yang sama
tipis atau yang biasa disingkat dengan metode yaitu polar maka kedua pelarut tersebut akan
KLT. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan melarutkan senyawa klorofil pada sampel
untuk memisahkan dan menentukan pigmen yang bersifat polar. Pelarut n-heksana bersifat
dalam berbagai sampel daun dengan non polar sehingga dapat melarutkan senyawa
kromatografi lapis tipis. Sampel yang klorofil non polar pada sampel
digunakan pada percobaan ini adalah daun Sp. (Sudjadi,1998). Penambahan bahan-bahan
1, daun hanjuang, daun bayam hijau dan daun tersebut dan adanya proses pencampuran pada
bayam merah. Metode ini didasarkan oleh vorteks dan sentrifiugasi menyebabkan
interaksi antara sampel dengan fase gerak dan terjadinya perbedaan larutan yang berupa
fase diam. Fase gerak merupakan pelarutnya supernatan dan natan. Namun, pada proses
dan fase diam dari sampel daun sp.1, daun ekstraksi ini yang diambil adalah bagian natan
hanjuang, daun bayam hijau dan daun bayam karena merupakan larutan atau senyawa
merah. Fase gerak mengalir melalui fase diam murni dari sampel-sampel tersebut.
dan membawa komponen-komponen yang Tahapan selanjutnya adalah analisis
terdapat dalam campuran. Komponen yang komposisi pigmen yang terkandung dalam
berbeda bergerak pada laju yang berbeda. filtrat murni sampel. Pigmen adalah benda-
Hal pertama dilakukan adalah benda dalam sel atau jaringan yang
mengekstraksikan pigmen klorofil dari daun mempunyai warna sendiri. Berdasarkan
sampel. Ekstraksi merupakan proses asalnya, pigmen dapat dikelompokkan
penarikan suatu zat dengan pelarut sehingga menjadi pigmen endogen dan pigmen
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut eksogen. Klorofil merupakan jenis pigmen
dengan pelarut cair. Menurut Roy (1991), endogen yaitu jenis pigmen berada dalam sel
tujuan ekstraksi yaitu memisahkan suatu atau jaringan. Analisa komposisi pigmen
komponen dari campurannya dengan dilakukan dengan menggunakan metode
menggunakan pelarut. Digunakan aseton kromatografi lapis tipis. Prinsip kerja KLT
90%, n-heksana dan aquadest karena sifat adalah partisi dan adsorbsi dimana eluen
kepolarannya. Berdasarkan teori yang ada, sebagai fase gerak dan lempeng KLT sebagai
8
fase diam. Proses selanjutnya yaitu proses berwarna hijau kuning; klorofil a 0,57-0,64
penjenuhan plat. Proses ini dilakukan dengan berwarna hijau biru, feofitin a 0,74-0,82
cara plat dimasukkan ke dalam beaker glass berwarna abu-abu dan karoten 0,87-0,93
yang sudah berisi larutan solvent KLT. Proses berwarna orange (Briton,1995).
ini bertujuan untuk menyeimbangkan tekanan Hasil yang dapatkan pada sampel B
atmosfer didalam dan di luar beaker glass (hanjuang) memiliki nilai Rf 0,37; 0,41; 0,45;
agar noda berjalan lurus (tidak berkelok- 047; 0,50; 0,53; 054; 0,56; 0,57; 0,59; 0,66;
kelok). Proses berikutnya yaitu penotolan 0,67; 0,72; 0,75; 0,79; 0,82; 0,87; 0,89; 0,93;
sampel pada lempeng plat KLT dengan 0,95; 0,97; dan 0,98. Berdasarkan range yang
menggunakan mikrotip. Lempeng yang telah telah didaptakna bahwa pada sampel hanjuang
ditotolkan dikeringkan sejenak untuk memiliki pigmen flavonoid yang memiliki
menguapkan pelarut lalu dimasukkan ke range 0,32-0,40 yang memiliki warna kuning
dalam beaker glass ditunggu sampai fasa muda. Klorofil a dengan range 0,40-0,63 yang
geraknya sampai dengan tanda batas. Tahap berwarna hijau biru, klorofil b dengan range
selanjutnya adalah penentuan nilai Rf (Roy, 0,30-0,57 yang berwarna hijau kuning,
1991). pelargonidin 3-glukosida dengan range 0,71-
Data yang diperoleh dari KLT adalah 0,74 yang memiliki pigmen warna merah
nilai Rf yang berguna untuk identifikasi darah, feofitin dengan range 0,74-0,82 dengan
senyawa. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat warna abu-abu, karoten dengan range 0,87-
dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa 0,93 berwarna orange, dan tanin yang
standar. Nilai Rf dihitung sebagai jarak yang terhidrolisis dengan range 0,94-0,98 berwarna
ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak kuning kehijauan (Rahayu, 2006).
tempuh oleh eluen (fase gerak) untuk setiap Hasil yang didapatkan pada sampel C
senyawa. Rf juga menyatakan derajat retensi (bayam hijau) memiliki nilai Rf 0,28; 0,41;
suatu komponen dalam fase diam karena itu 0,44; 0,47; 0,50; 0,51; 0,52; 0,54; 0,55; 0,56;
Rf juga disebut faktor referensi.Oleh karena 0,59; 0,61; 0,67; 0,68; 0,74; 0,87; 0,89; 0,93;
itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0 0,95; 0,96; dan 0,97. Berdasarkan nilai Rf
(Roy, 1991). yang didapatkan maka dapat ditentukan
Berdasarkan hasil yang di dapatkan pada pigmenyang terkandung dalam bayam hijau
sampel A (sp.1) terdapat nilai Rf 0,32; 0,41; adalah ksantofil dengan range 0,26-0,34
0,43; 0,44; 0,45; 0,5; 0,52; 0,53; 0,58; 0,59; dengan warna kuning, klorofil a dengan range
0,61; 0,63; 0,67; 0,69; 0,70; 0,81; 0,82; 0,87; 0,40-0,63 berwarna hijau biru, klorofil b
0,89; 0,95; 0,96; 0,97 Adanya nilai Rf dapat dengan range 0,30-057 berwarna hijau
menetukan bahwa pigmen warna pada sp.1 kuning, feofitin dengan range 0,74-0,82
adalah ksantofil dengan warna kuning berwarna abu-abu, karoten 0,87-0,93 yang
memiliki range 0,26-0,34; klorofil b 0,48-0,56 memiliki pigmen warna orange, tanin dengan
9
range Rf 0,94-0,98 memiliki pigmen warna diidentifikasikan sebagai pigmen yang
kuning kehijauan (Heriyanto, 2006) terdapat dalam sampel tumbuhan yang
digunakan. Pigmen yang terdapat pada
Hasil yang didapatkan pada sampel D
sampel adalah klorofil a, klorofil b, ksantofil,
(bayam merah) memiliki nilai Rf 0,28; 0,33;
karoten, dan feofitin.
0,39; 0,42; 0,43; 0,45; 0,50; 0,51; 0,55; 0,56;
0,59; 0,60; 0,61; 0,65; 0,66; 0,71; 0,72; 0,78; DAFTAR PUSTAKA
0,91; 0,97; dan 0,98. Berdasarkan hasil yang
telah didapatkan bahwa pada bayam merah G.Britton, S.Liaaen-Jensen, H.P.fander. 1995.
Carotenoids: Isolation and analysis, vol.
terdapat pigmen ksantofil 0,26-0,34 berwarna
IA.. Birkhauser Verlag. Basel
IA
kuning, klorofil a dengan range 0,40-0,63
Heriyanto dan Leenawaty Limantara. 2006.
berwarna hijau biru, klorofil b dengan range
KOMPOSISI DAN KANDUNGAN
0,30-057 berwarna hijau kuning, pelagordinin
PIGMEN UTAMA TUMBUHAN
3-glukosida dengan range 0,71-0,74 yang
TALIPUTRI Cuscuta australis R.Br. DAN
berwarna merah darah, feofitin dengan range
Cassytha filiformis L. MAKARA,
0,74-0,82 berwarna abu-abu, karoten 0,87-
SAINS, VOL. 10, NO. 2. 69-75
0,93 yang memiliki pigmen warna orange,
tanin dengan range Rf 0,94-0,98 memiliki Ibnu Gholib Gandjar dan Abdul Rohman.
2007. Kimia Farmasi Analisis.
Analisis. Pustaka
pigmen warna kuning kehijauan (Heriyanto,
Pelajar: Yogyakarta
2006).
Keenan, 1990. Kimia Untuk Universitas.
Universitas.
V. KESIMPULAN
Erlangga. Jakarta
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Rahayu, Puji., Neltji Herlina Ati., dkk. 2006.
merupakan cara pemisahan campuran Komposisi dan Kandungan Pigmen
senyawa menjadi senyawa murninya dan Tumbuhan Pewarna Alami Tenun Ikat di
mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai jarak Propinsi Nusa Tenggara Timur. 6 (3),
yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal 325-331
dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S.,
pelarut dari titik asal. Oleh karena itu 1991. Pengantar Kromatografi.
Kromatografi.
bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0. Nilai Bandung: Penerbit ITB
Rf pada setiap sampel memiliki range yang Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan.
Pemisahan. Kanisius:
berbeda-beda yang dapat dilihat dari warna Yogyakarta.
yang dihasilkan. Warna tersebut dapat
10