Anda di halaman 1dari 43

Laporan Praktikum

BOTANI FARMASI
“SEL TUMBUHAN”
“Diajukan untuk memenuhi persyaratan nilai praktikum botani farmasi”

OLEH:

KELAS : D3-A FARMASI

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : RISKA ALIFIA NANDA

LABORATORIUM FARMASI BAHAN ALAM


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2023
Lembar Pengesahan

BOTANI FARMASI
“SEL TUMBUHAN”

OLEH:

KELAS : D3-A FARMASI

KELOMPOK : II (DUA)

1. WAVIKA ZAHRA ZAKIA (821323012)


2. MAHDIYA M. RILIYANI WASILU (821323003)
3. AWALIYAH HEMUTO (821323017)
4. RAHMAT KARIM (821323011)

Gorontalo, 17 September 2023 NILAI


Mengetahui Asisten

Riska Alifia Nanda

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang memberikan banyak
kenikmatan .Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
beserta sahabat-sahabatnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Sel
Tumbuhan” ini. Dalam penyusunan laporan ini masih, masih banyak kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu kami sebagai penyusun laporan ini mohon maaf dan meminta kritik atau saran
dari pembaca. Kami juga berterima kasih kepada kakak asisten laboratorium bahan alam di
jurusan Farmasi. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi kita semua, terima kasih .
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, 1 Oktober 2023

Kelompok II

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum...............................................................................................................3
1.3 Manfaat Praktikum............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................4
2.1 Dasar Teori.........................................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Sel....................................................................................................................4
2.1.2 Jenis Jenis Sel.....................................................................................................................5
2.1.3 Bagian Bagian Sel Tumbuhan, Struktur, dan Fungsinya.....................................................8
2.1.4 Fungsi Sel...........................................................................................................................9
2.2 Uraian Tanaman.................................................................................................................9
2.2.1 Allium Cepa Bulbus............................................................................................................9
2.2.2 Daucus Carota..................................................................................................................14
2.2.3 Vanilla planifolia...............................................................................................................15
2.3 Uraian Bahan....................................................................................................................17
2.3.1 Alkohol 70% (Dirjen POM, 1979)......................................................................................17
2.3.2 Aquadest (Dirjen POM, 2010)..........................................................................................17
BAB III METODE PRAKTIKUM......................................................................................................19
3.1 Waktu dan Pelaksanaan Praktikum..................................................................................19
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................................19
3.2.1 Alat...................................................................................................................................19
3.2.2 Bahan...............................................................................................................................19
3.2.3 Prosedur Kerja..................................................................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................22
4.1 Pembahasan.....................................................................................................................22
BAB V PENUTUP........................................................................................................................25
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................25

iv
5.2 Saran................................................................................................................................25
5.2.1 Saran untuk Jurusan.........................................................................................................25
5.2.2 Saran untuk Laboratorium...............................................................................................25
5.2.3 Saran untuk Asisten.........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................26
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................................................28

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Farmasi adalah ilmu yang mempelajari segala seluk beluk mengenai obat. Ilmu
farmasi adalah terapan dari tiga bidang ilmu yaitu kedokteran, kimia, dan biologi
Ruang lingkup ilmu farmasi tak hanya berfokus pada bidang ilmu eksakta, melainkan
juga pada bidang ilmu sosial seperti manajemen farmasi dan farmako ekonomi
Farmasi juga merupakan salah satu bidang profesi kesehatan yang merupakan
kombinasi dari ilmu kesehatan dan kimia, yang mempunyai tanggung jawab
memastikan efektifitas dan keamanan penggunaan obat. Di jurusan Farmasi
mempelajari hal tesebut yaitu Botani.
Biologi merupakan cabang ilmu sains yang mempelajari tentang mahluk hidup
baik secara mikroskopis hingga makroskopis, seperti hewan, tumbuhan, jamur
bakteri, virus.manusia, dan protista (Wibowo,R. H. dkk, 2021).
Botani atau ilmu tumbuh tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang
tumbuh tumbuhan, jamur dan alga, dengan demikian dalam botani dipelajari semua
disiplin ilmu seperti genetika, pertumbuhan, reproduksi, metabolisme,
perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan komponen abiotik serta
evolusi yang berhubungan dengan tumbuhan. Tumbuhan adalah flora yang berasal
dari Kingdom Plantae Tumbuhan berkembang biak secara alami tanpa adanya
campur tangan dari manusia Pada tumbuhan tingkat tinggi. Dalam praktikum untuk
melihat sel-sel seperti klorofil, kloroplas, dan tilakoid bisa dilihat menggunakan
mikroskop. Roobert Hooke memanfaatkan mikroskop dan berhasil menjadi orang
pertama melihat ruang-ruang kecil yang dibentuk oleh irisan pada jaringan tumbuh-
tumbuhan.
Sel adalah bagian terkecil yang terdapat pada makhluk hidup. Setiap makhluk
hidup pasti memiliki sel, jika tidak maka dia bisa dikatakan buka makhluk hidup,
karena dalam tubuh makhluk hidup ada yang namanya organ. Jadi, sel merupakan

1
hal mendasar dan segala aktifitas dalam tubuh kita. Tidak hanya makhluk hidup yang
mengalami perkembangan dan pertumbuhan, sel juga mengalami yang demikian,
karena sel juga ada yang hidup dan ada juga yang mati. Sel hidup merupakan sel
yang masih aktif bekerja dibidangnya, artinya sel hidup adalah sel masih terus
bekerja tanpa henti, harus mengalami pembelahan dan lain- lain. Sedangkan sel mati
adalah sel yang sudah tidak bekerja pada tubuh makhluk hidup artinya sel ini sudah
tidak bekerja untuk kehidupan mahluk hidup (Poedjiadi, 2011).
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah.
sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi
Makhluk hidup (organisme) tersusun dan satu sel tunggal (unielular misalnya bakteri
Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel (multiselular)
(Fried, 2009) Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel
penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup Sel adalah kesatuan struktural
dan fungsional makhluk hidup yang mengandung pengertian sebagai penyusun
makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan. Berdasarkan jumlah sel
penyusun pada makhluk hidup dapat digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler
dan multiseluler. Makhluk hidup uniseluler adalah makhluk hidup yang hanya
memilki sebuah sel tunggal. Sedangkan multiseluler adalah makhluk hidup atau
organisme yang memiliki lebih dari satu sel (Marufah 2010).
Makhluk hidup umumnya tersusun oleh sel tunggal atau organisme uniseluler
misalnya bakteri dan amoeba Sementara itu makhluk hidup lainnya termasuk
tumbuhan, hewan dan manusia merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari
banyak tipe sel dengan fungsinya masing-masing. Dari penemuan tentang sel dan
segala aktivitasnya, lahirlah teori sel, bahwa sel merupakan kesatuan struktural.
kasatuan fungsional, kesatuan pertumbuhan kesatuan hereditas dan kesatuan
reprodukai makhluk hidup. Secara struktural sel merupakan penyusun makhluk
hidup, bagian dari sel meliputi membran plasma, nukleus, dan sitoplasma Membran
plasma tersusun dari lipoprotein, yaitu adanya ikatan antara lemak dan protein (Karp
2007).

2
Struktur sel eukariot berbeda dengan prokariot. Ukuran sel eukariot lebih besar
dan memiliki struktur yang lebih kompleks daripada prokariot Sel prokariot dan
ekariot memiliki perbedaan utama yaitu keberadaan membran inti sel. Inti sel pada
prokariot tidak diselubungi oleh membran inti, inti selnya terkumpul di tengah sel
(Stone, 1997).
Sel terbagi menjadi dua kelompok utama, yaiu sel prokariotik dan sel
eukariotik Kedua jenis sel tersebut sama-sama mempunyai perintang selektif atau
membran plasma dan sitoplasma. Membran plasma ini menyelebung sitosol tempat
organel sel berada. Semua sel mengandung kromosom yang membawa kendalam
bentuk DNA dan ribosom yang membuat protein dengan instruksi dari gen. DNA
pada sel eukariotik terdapat pada nukleus yang diselubungi membran ganda.
Sedangkan pada prokariot, DNA tidak terselubungi oleh membran yang disebut
nucleoid. Organel-organel pada sel eukariot terspesialisasi, sedangkan pada sel
prokariot tidak. Struktur sel dibagi menjadi struktuk sel prokariotik dan eukariotik
(Thorpe, 1984).
1.1 Tujuan Praktikum
Agar praktikan dapat mengetahui dan menentukan bagian-bagian sel yang ada
pada tumbuhan dan dapat mengetahui serta melihat bagian-hagian sel yang hidup dan
mati.
1.2 Manfaat Praktikum
Untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang sel-sel yang ada
pada tumbuhan dan untuk mengetahui bentuk dari sel-sel tumbuhan yang lebih
spesifikasi serta dapat menggambarkan bagaimana bentuk dari sel yang diamati.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.3 Dasar Teori


1.3.1 Pengertian Sel
Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan
oleh Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat
ruangan-ruangan kecil yang meyusun gabus tersebut). Dalam biologi, sel merupakan
kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun
semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan
sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam
sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amuba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan,
hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe
sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya,
tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme
berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari
pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pada
pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi (I Made Subagiartha, 2018).
Sel adalah unit fundamental bagi struktur dan fungsi kehidupan. Beberapa jenis
organisme, misalnya amoeba dan Sebagian besar bakteri, merupakan sel tunggal.
Organisme lain, termasuk tumbuhan dan hewan, bersifat multiseluler. Beberapa dari
organisme tunggal yang melaksanakan semua fungsi kehidupan, organisme
multiseluler memiliki pambagian tugas diantara sel-sel yang terspesialisasi. Tubuh
manusia terdiri dari triliunan sel mikroskopis dari begrbagai jenis, misalnya sel otot
dan sel saraf, yang terorganisasi menjadi berbagai jaringan terspesialisasi (Campbell,
2008).
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-
masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang
membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme

4
tersebut. Contohnya, sel otot membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung
yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran darah pada tubuh manusia.
Sementara itu, sel sendiri tersusun atau komponen-komponen yang disebut organel (I
Made Subagiartha, 2018).
1.3.2 Jenis Jenis Sel
Secara kelompok besar sel terbagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Sel Prokariotik
Sel prokariotik merupakan bentuk kehidupan yang terkecil dan memiliki
metabolisme paling bervariasi. Kata prokariotik sendiri berarti " sebelum nukleus"
yaitu suatu organisme bersel satu tanpa memiliki nukleus. Hal ini berarti bahwa sel
prokariotik ini merupakan nenek moyang dari sel eukariotik, karena dia ada sebelum
sel eukariotik ada. Sel prokariotik ini memiliki tiga komponen dasar diantaranya
yaitu: plasmalemma, ribosom, dan nukleoid. Beberapa prokariotik tidak memiliki
kapsul yang menyelubungi dinding sel, kecuali prokariot yang dapat berfotosintesis.
Sel prokariotik ini dapat mengabsorbsi bahan organik untuk pertumbuhannya
(Rahmadina, Husnarika Febriani, 2017).
Sel prokariotik memiliki ukuran antara 1-10 um. Masing-masing sel -
prokariotik dapat menghasilkan sel baru dengan cara membelah diri dan
menghasilkan spora atau melakukan pertunasan. Bagian dari sel prokarotik pada
komponen plasmalemma atau membran sel terdapat sitoplasma dan nukleoid
sedangkan bagian luarnya terdapat dinding sel yang berfungsi untuk mengokohkan
dan memberi bentuk kepada sel. Mycoplasma merupakan salah satu jenis prokariotik
yang tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki plasmalemma dengan ketebalan 10
nm. Adapun contoh dari sel prokariotik ini ialah pleuropneumonia-like organism
(PPLO), bakteri, alga biru (Cyanobacteria, blue green algae), dan archaea. Sel
prokariotik ini kebanyakan jenisnya memiliki dinding sel di sekitar membran plasma.
Sel ini memiliki struktur yang sederhana tetapi memiliki jenis variasi yang banyak
(Rahmadina, Husnarika Febriani, 2017).

5
b. Sel Eukariotik
Sel eukariotik ialah sel yang memiliki inti atau nukleus (karion) yang
dikelilingi oleh membran, sehingga sel ini memiliki dua membran yaitu membran
sitoplasma dan membran inti (membran nukleus). Kata eucaryotic ini berasal dari
kata yunani, eu (sejati), dan karyon (bagian dalam biji/nukleus). Oleh sebab itu, sel
ini dinamakan sel yang memiliki membran inti (nukleus). Sel eukariotik memulai
kehidupannya dengan sebuah nukleus yang dikelilingi oleh berbagai macam organel
yang memiliki struktur dan fungsi tertentu dan terbungkus dalam sebuah membran
sehingga bentuknya kokoh dan tersusun dengan teratur (Rahmadina, Husnarika
Febriani, 2017).
Sel eukariotik ini merupakan salah satu hasil evolusi secara fisik dan biologis
yang terjadi berjuta tahun yang lalu, dimana sel ini terbentuk dari sekelompok
organisme anaerobik dan organisme aerobik yang saling berhubungan secara
simbiosis sehingga dapat hidup bersama dan saling ketergantungan satu dengan yang
lainnya sehingga terbentuklah sel eukariotik. Sel eukariotik memiliki nukleus yang
terbungkus di dalam membran, sehingga DNA yang terdapat di dalam nukleus dapat
tersimpan dalam khusus yang terpisah dari bagian lain dari sel yang disebut
sitoplasma. Disamping itu, terdapat juga jenis organella lain yaitu mitokondria dan
kloroplas, yang terbungkus dalam dua lapis membran yaitu membran dalam dan
membran luar yang secara kimiawi memiliki perbedaan dengan membran yang
membungkus nukleus. Mitokondria terdapat pada hampir semua jenis sel sedangkan
kloroplas hanya terdapat pada sel yang mampu melakukan fotosintesis yaitu pada
tumbuhan, tetapi pada hewan dan jamur tidak ada. Mitokondri dan kloroplas berasal
dari satu simbiosis yang sama, dimana keduanya saling ketergantungan satu dengan
yang lainnya. (Rahmadina, Husnarika Febriani, 2017).
Sel eukariotik ini terdapat pada organisme yang lebih kompleks lagi dan
susunan organelnya sudah tersusun dengan teratur. Sel ini terdapat pada sel-sel
hewan dan sel-sel tumbuhan. Walaupun demikian, sel-sel ini tidak semuanya ada
pada masing-masing sel karena ada bagian yang berbeda satu dengan yang lainnya

6
dan memiliki bentuk, ukuran, dan fungsi fisiologis yang berbeda juga. Meskipun
demikian, ada bagian sel yang sama diantaranya yaitu membran plasma, sitoplasma,
organel (seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi, lisosom, mitokondria), dan
inti sel (nucleus). (Rahmadina, Husnarika Febriani, 2017).
c. Perbedaan sel prokariotik dan cukariotik
Sel prokariotik dan sel eukariotik meskipun memilikijenis yang berbeda satu
dengan yang lainnya sel ini juga masih memiliki keterkaitan dan saling
membutuhkan. Sel prokariotik ini lebih dahulu berkembang baru kemudian sel
eukariotik yang berkembang. Kedua sel ini memiliki perbedaan yang utama
diantaranya adalah lokasi DNA-nya, seperti yang terdapat dalam kedua jenis sel
tersebut. Dalam sel eukariotik sebagian besar DNA berada dalam organel yang
disebut nukleus, yang dibatasi oleh membran ganda. Sedangkan pada sel prokariotik
DNA-nya terkonsentrasi pada wilayah yang tidak memiliki membran yang disebut
nukleoid. Interior yang terdapat pada sel prokariot disebut sitoplasma, sedangkan
pada sel eukariot sitoplasma ini juga merupakan bagian interior yang terdapat
diantara nukleus dengan membran plasma. Di dalam sel eukariotik, sitoplasma ini
memiliki berbagai macam organel dengan bentuk dan fungsinya secara
terspesialisasi, yang tersuspensi dalam sitosol sedangkan pada sel prokariot tidak
memiliki hal tersebut sehingga ada atau tidaknya nukleus sejati pada kedua sel
tersebut merupakan salah satu perbedaan dari kompleksitas struktural antara kedua
sel. (Rahmadina, Husnarika Febriani, 2017).
Sel eukaritok umunya memiliki ukuran yang lebih besar daripada sel
prokariotik, hal ini dikarenakan sel eukariotik memiliki organel sel yang lebih
banayk dan lebih besar dari pada sel prokariotik. Kebutuhan kebutuhan yang terkait
dengan metabolisme juga menetapkan batas atas teoritis terhadap ukuran yang
praktis untuk sel tunggal. Perbatasan ini berfungsi sebagai perintang selektif yang
memungkinkan lalu lintas oksigen, nutrien, dan zat buangan yang cukup untuk
melayani keseluruhan sel. Kebutuhan terhadap luas permukaan yang cukup besar
dapat mengakomodasi volume dalam membantu menjelaskan ukuran sel baik secara

7
mikroskopis maupun makroskopis. Organisme yang lebih besar umumnya tidak
memiliki sel yang lebih besar daripada organisme yang lebih kecil melainkan hanya
memiliki lebih banyak selnya saja. Berikut merupakan perbedaan antara sel
eukariotik dengan sel prokariotik secara spesifik. (Rahmadina, Husnarika Febriani,
2017).
1.3.3 Bagian Bagian Sel Tumbuhan, Struktur, dan Fungsinya.
Membrane sel (membran plasma; plasmalema) merupakan bagian paling luar
yang membatasi isi sel dengan sekitarnya.
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota,
sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat
sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli,serta sitosol yang berupa cairan tempat
organel melayang-layang didalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati
organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara
transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel. Walaupun semua sel memiliki
sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda
antara satu dengan yang lain (Nurhayati, 2016). Menurut Nurhayati (2016) Di dalam
sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini:
a. Retikulum endoplasma (RE), bertindak sebagai penghubung antara inti sel
dengan sitoplasma dan berfungsi dalam pembentukan protein.
b. Mitokondria, berfungsi untuk respirasi atau pernapasan scl.
c. Badan golgi, berfungsi dalam proses ekskresi sel.
d. Ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
e. Lisosom, berfungsi menghasilkan enzim-enzim untuk mencerna makanan.
f. Sentrosom, berfungsi sebagai tempat menggantungnya kromosom pada saat
pembelahan sel. Terdapat sel hewan dan manusia.
g. Vakuola, berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan dan mengeluarkan sisa
metabolisme. Biasanya terdapat pada sel tumbuhan.
h. Plastida, hanya ditemukan pada tumbuhan. Ada yang mengandung zat warna
dan ada yang tidak. Plastida mengandung zat hijau daun disebut kloroplas

8
1.3.4 Fungsi Sel
Menurut Hambali (2019), ada beberapa fungsi umum dari sel, yaitu:
1. Mencari dan mendapatkan 02 serta zat gizi lingkungan internalnya
2. Membuang zat sisa dan CO2 yang dihasilkan dari adanya reaksi kimia.
3. Melakukan berbagai reaksi kimia sedemikian rupa, merubah 02 dan gizi menjadi
energi.
4. Sensitif dan responsive dalam perubahan di lingkungan sel sekitar
5. Berproduksi, sehingga apabila rusak dapat diganti dengan sel yang baru
6. Melakukan control terhadap pertukaran zat yang terjadi antara sel danlingkungan
internal.
1.4 Uraian Tanaman
1.4.1 Allium Cepa Bulbus
a. Klasifikasi Bawang Merah (Ibriani, 2012):
Regnum : Planteae
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Liliflorae
Gambar 2.1
Family : Liliaceae Bawang Merah
Genus : Allium (Allium cepa bulbus)
Spesies : Allium cepa L.
b. Morfologi
Bawang merah (Allium cepa bulbus) termasuk jenis tanaman semusim,
berumur pendek dan berbentuk rumpun. Tinggi tanaman berkisar 15-25 cm,
berbatang semu, berakar serabut pendek yang berkembang di sekitar tanah, dan
perakarannya yang dangkal, sehingga bawang merah tidak tahan terhadap
kekeringan. Daunnya berwarna hijau berbentuk bulat, memanjang seperti pipa, dan
bagian ujungnya meruncing (Ibriani, 2012).

9
c. Kandungan Kimia
Bawang merah digemari karena karakteristik rasa dan aromanya yang khas.
Aroma bawang merah (disebabkan karena aktivitas enzim allinase. Aroma ini akan
tercium apabila jaringan tanaman rusak karena enzim allinase akan mengubah
senyawa s-alkil sistein sulfoksida yang mengandung belerang. Umbi bawang merah
juga mengandung allisin, flavonol, kuersetin, dan kuersetin glikosida yang bersifat
antibakteri, anticendawan, antikoagulan serta menunjukkan aktivitas enzim
antikanker (Hatijah, Husain, dan Rauf., 2014). Konsumsi 1,5-3,5 ons bawang segar
secara teratur mengandung kuersetin yang cukup sebagai perlindungan terhadap
kanker (Nawangsari, dkk., 2008). Bawang merah juga mengandung flavonoid,
saponin dan minyak atsiri. Penelitian secara In Vitro dan In Vivo menunjukkan
aktivitas biologis dan farmakologis dari senyawa flavonoid, salah satu diantaranya
yakni aktivitas antibakteri. Saponin yang terkandung dalam tumbuhan diketahui
dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Sedangkan, minyak atsiri yang tersusun
atas senyawa sulfida bersifat antibakteri yang dapat mematikan bakteri yang berada
di dalam mulut. Selain itu bawang merah juga memiliki efek farmakologi terhadap
tubuh, dimana bawang merah juga memiliki kandungan senyawa kimia seperti allisin
dan alliin yang berfungsi sebagai antiseptik dan senyawa pektin yang mampu
mengendalikan pertumbuhan bakteri (Jawa, 2016).
d. Khasiat dan Kegunaan
Pemanfaat bawang merah saat ini selain digunakan sebagai penyedap rasa,
bawang merah dapat digunakan sebagai berikut:
1. Sebagai antibakteri
Kandungan yang terdapat dalam bawang merah yang dimanfaatkan sebagai
antibakteri adalah kandungan flavonoid, saponin dan minyak atsiri. Mekanisme kerja
saponin sebagai antibakteri dengan cara menurunkan tegangan permukaan sehingga
mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan mengakibatkan
senyawa intraseluler akan keluar (Ambarwaty, 2014). Mekanisme kerja flavonoid
sebagai antibakteri adalah dengan membentuk senyawa kompleks dengan protein

10
ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak membran sel bakteri dan diikuti
dengan keluarnya senyawa intraseluler (Ambarwaty, 2014).
Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri dengan
mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga membran atau
dinding sel tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna. Membran sel mempunyai
fungsi diantaranya mengendalikan masuk keluarnya berbagai zat dan merupakan
lokasi sistem transport zat aktif untuk itu terjadinya penghambatan terhadap
perumbuhan bakteri dapat disebabkan karena kerusakan yang terjadi pada komponen
struktural membran sel bakteri (Ambarwaty, 2014). Bawang merah juga memiliki
kandungan senyawa kimia seperti allisin dan alliin yang berfungsi sebagai antiseptik
dan senyawa pektin yang mampu. mengendalikan pertumbuhan bakteri (Jawa, 2016).
2. Sebagai antioksidan
Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan yang kuat yang bertindak
sebagai agen untuk menghambat sel kanker. Bawang merah juga banyak
mengandung flavonoid yang telah diketahui untuk mendeaktifkan banyak karsinogen
potensial dan pemicu tumor seperti menganggu pertumbuhan sel sensitif estrogen
pada kanker payudara (Nawangsari, dkk., 2008) 2.2.2 Manihot Utilissima tuber
(Mayosi,D, 2019)
a. Klasifikasi Ubi Kayu (Monihot utilisima tuber)
Regnum : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Gambar 2.2
Ordo : Euphorbiales
Ubi Kayu
Family : Euphorbiaceae (Manihot
Genus : Manihot utilisima tuber)

Spesies : Manihot utilissima


b. Morfologi
Singkong adalah salah satu jenis tanaman yang tersebar luas di Indonesia selain
itu juga singkong sudah banyak dibudidayakan diberbagai belahan Dunia seperti, di

11
Benua Asia diantaranya Negara Vietnam, Thailand, RRC, India dan di Benua
Afrika.diantaranya tersebar di Negara Angola, Kongo, Nigeria, Mozambik, Ghana,
dan Uganda serta produksi terbesarnya ada di Brasil. Ada dua kelompok tanaman
singkong yaitu singkong yang berumbi pahit berasal dari Amerika Selatan bagian
utara dan singkong yang berumbi manis berasal dari Amerika Tengah. (Mayosi,D,
2019).
Pertumbuhan singkong paling banyak berada di daerah tropis yakni dataran
rendah dengan ketinggian 150 m dari permukaan laut yang memiliki temperatur rata-
rata 25°-27°C. Singkong adalah tanaman tropis yang tumbuh pada 30º LU sampai
dengan 30° LS dan sebagian besar juga dapat tumbuh berkembang pada 20° LU
sampai dengan 20° LS, singkong membutuhkan iklim yang lembab dalamdan akan
berhenti tumbuh apabila temperatur berada dibawah 100C. Namun di Indonesia
singkong dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah dan pegunungan tinggi sampai
ketinggian 1.500m dpl. (Mayosi,D, 2019).
Singkong masih dapat tumbuh dengan baik ketika curah hujan cukup melimpah
karna tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang cukup luas, baik terhadap kondisi
iklim yang kurang baik maupun lahan tanah yang kurang baik. 17 Singkong sering
disebut sebagai bahan makanan yang berasal dari kampung atau desa. Singkong
masih dianggap sebagai bahan makanan rendahan namun, saat ini sudah beraneka
ragam usaha makanan berbahan dasar singkong mulai menjamur, rata-rata usaha
tersebut tidak lain karena termotivasi untuk mengangkat derajat singkong supaya
lebih bergengsi. (Mayosi,D, 2019).
Bagian tubuh dari tanaman singkong (Manihot utilissima) terdiri atas daun,
batang, bunga, dan umbi. Daun pada tanaman singkong termasuk kedalam jenis daun
tunggal yang berbentuk menjari dan memiliki tulang daun. Daun singkong
mempunyai tangkai yang panjang dengan helaian daun yangmenyerupai telapak
tangan sementara disetiap tangkainya mempunyai daun sekitar 3 sampai dengan 8
lembar. Ketika masih muda umumnya warrna dari daun singkong adalah hijau muda
namun ketika sudah tua daunnya berwarna hijau tua, daun singkong dapat

12
dimanfaatkan untuk sayur-sayuranan serta dapat juga digunakan sebagai penetral
rasa pahit dari sayuran lainnya Batang tanaman singkong berkayu serta
permukaannya beruas-ruas, batang singkong juga memiliki lubang, lubang tersebut
berisi empulur berwarna putih, lunak, dengan struktur seperti gabus. Warna
batangnya beragam ketika masih muda namun umumnya berwarna hijau, kemudian
setelah tua warna berubah menjadi kelabu, keputihan, atau hijau kelabu. Bunga pada
tanaman singkong mengalami penyerbukan silang dan berumah satu sehingga
menyebabkan tanaman ini jarang berbuah. Bunga tanaman singkong berada dalam
tandan yang tak rapat serta terkumpul pada bagian ujung batang. Sementara umbi
singkong yang terbentuk merupakan suatu modifikasi akar yang menggelembung,
akar ini berfungsi sebagai tempat penampung cadangan makanan. Bentuk umbi
biasanya bulat memanjang, terdiri atas kulit dalam agak tebal berwarna keputih-
putihan (basah) dan daging berwarna putih atau kuning (tergantung varietasnya) dan
kulit luar tipis (ari) berwarna kecokelat- coklatan (kering). (Mayosi,D, 2019)
c. Kandungan kimia
Daun singkong dapat diolah dengan beberapa macam pengolahan khususnya di
Negara Indonesia.20 Sebagai contoh dapat disayur dengan santan, direbus dijadikan
lalapan, ditumis dan juga dibuat urap bagi sebagaian besar orang jawa, karna
mengingat rasanya yang enak serta kaya dengan kandungan gizi, dalam 100 g pucuk
ubi mengandung 6,8 g protein, 1,2 g lemak, 13 g karbohidrat, 2,4 g serat, 165 mg
Kalsium, 54 mg fosfor, 2 mg zat besi dan beberapa mineral.21. (Mayosi,D, , 2019).
d. Khasiat dan kegunaan Asam amino pada daun singkong berperan untuk
mengubah karbohidrat menjadi energi, pemulihan luka pada kulit, kesehatan
tulang, membantu daya mengganti sel-sel yang rusak dan metabolisme tubuh.
Unsur protein dalam daun singkong berguna untuk membangun sel-sel tubuh
dan komponen pembentuk enzim. Sedangkan kandungan klorofil daun
singkong berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker. Selain itu dalam
pucuknya yang masih muda daun singkong juga mengandung karotenoid
yang cukup banyak.22 Karotenoid merupakan prekursor (provitamin) vitamin

13
A, vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh diantaranya
penglihatan, deferensiasi sel, fungsi kekebalan, pertumbuhan dan
perkembangan, reproduksi serta pencegahan kanker dan penyakit jantung.
Karena kandungan senyawa fungsional dalam daun singkong dan keberadaan
daunnya yang melimpah, maka perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut
sehingga dihasilkan produk yang bermanfaat dan bergizi. (Sarwono,B, 2015).
1.4.2 Daucus Carota
a. Klasifikasi wortel (Berlian 2003)
Regnum : Plantae
Devisi : Embryophyta shiponogama
Kelas : Dycotelodenae
Ordo : Umbiliflorae
Gambar 2.3
Family : Umbiliflorae Wortel (Daucus
Genus : Daucus carota tuber)

Spesies : Daucus carota


b. Morfologi
Wortel (Daucus carrota) merupakan sayuran umbi semusim berbentuk
rumput.Wortel memiliki batang pendek yang hamper tidak tampak. Akarnya berupa
akar. Spesies tunggang yang tumbuh membengkok, membesar, dan memanjang
menyerupai umbi. Umbi wortel berwarna kuning kemerahan yang di sebabkan
karena kandungan karoten yang tinggi. Kulitnya tipis. Teksturnya agak keras dan
renyah. Rasanya gurih dan agak manis. (Berlian 2003)
c. Kandungan kimia
Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, serat, abu, nutrisi
anti kanker, gula alamiah (fruktosa, sukrosa, dekstrosa, laktosa, dan maltosa), pektin,
glutanion, mineral (kalsium, fosfor, besi dan natrium), vitamin (betakarotein, B1 dan
C) serta asparagine. (Berlian 2003).

14
d. Khasiat dan kegunaan
Betakaroten merupakan antioksidanyang menjaga kesehatan dan menghambat
proses penuaan. Selain itu betakaroten bisa mencegah dan menekan pertumbuhan sel
kanker serta melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses oksidasi. Jika
tubuh memerlukan vitamin A maka betakaroten di hati akan diubah menjadi vitamin
A. Fungsi vitamin A bisa mencegah buta senja, mempercepat penyembuhan luka dan
mempersingkat lamanya sakit campak. Sebuah wortel ukuran sedang mengandung
sekitar 12000 SI betakaroten. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa dengan
mengkonsumsi wortel yang dikukus sebentar akan memperbesar penyerapan
betakaroten. (Kumalaningsih, 2006).
1.4.3 Vanilla planifolia
a. Klasifikasi daun vanili
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Gambar 2.4
Subkelas : Liliidae
Daun Vanili
Ordo : Orchidales (Vanilla planifolia)
Famili : Orchidaceae
Genus : Vanilla
Spesies : Vanilla planifolia Andrews
b. Morfologi
Akar tanaman vanili mempunyai akar 2 jenis yakni akar pada batang dan akar
yang dalam, akar pada batang biasanya tumbuh pada bagian bawah daun yang
berfungsi sebagai perambat pada tanaman, dengan akar ini vanili bisa disebut sebagai
tumbuhan penempel sedangkan akar dalam adalah akay yang tumbuh dan
berkembang kedalam tanah yang berfunsi sebagai menyerap unsur hara dari tanah.
tumbuhan vanili mempunyai batang berwarna hijau yang berbentuk slindris, sifat

15
dari batang vanili ini succulent atau berair agak lunak, pada setiap 5-15 cm terdapat
ruas atau buku-buku yang ditumbuhi daun dan akar. daun vanili berbentuk elips
dengan pada bagian ujungnya lancip, daun tanaman ini agak tebal dengan ukuran
panjang 10-22 cm dan lebar daun 5-7 cm tergantung tempat tumbuhnya, warna dari
daunnya dalah hijau ketika masih muda dan menguning ketika sudah tua. bagian
bunga dari tanaman vanili ini berbentuk tandan yang terdiri dari 15-20 bunga
pertangkai dengan panjang setiap tangkai 5-10 cm, dengan mempunyai bentuk
seperti terompet, bunga vanili terdiri dari 6 helai daun tajuk yang masing-masing
terlepas satu sama lain. penyerbukan tanaman vanili ini dilakukan secara alami
namun untuk meningkatkan produksi bisa dibantu dengan penyerbukan buatan.
morfologi dari buah vanili mempunyai bentuk yang panjang dengan panjang 12/25
cm berbentuk lunak dan mempunyai polong. warna dari buat vanili adalah hijau
namun ketika sudah tua buag akan berwarna kuning kecoklatan dan jika mengering
akan pecah memanjang dengan sendirinya.
c. kandungan kimia
Vanillin yang berada dalam vanili terbukti dapat mengurangi kadar kolesterol
dalam tubuh. Sifat antibakteri dari vanili bisa mengatasi hal tersebut karena mampu
menghilangkan infeksi yang mempercepat proses penyembuhan kulit. Vanili
memiliki kandungan antioksidan yang dapat melawan zat radikal bebas. Vanili asli
memiliki aroma yang khas. Aroma khas vanili dibentuk melalui proses fermentasi.
Aktivitas enzim di dalam buah akan mengubah zat glukosida (yang terpenting adalah
zat glukovanilin) menjadi zat vanilin. Selain vanilin masih ada beberapa zat hasil
sampingan, seperti alkohol alifatik, benzen, asam vanilin dan lain sebagainya. Zat-zat
hasil sampingan ini menambah aroma khas vanillin yang tidak dapat ditemukan pada
vanilin sintetis (Rismunandar, 2002).Enzim yang terdapat dalam polong vanili adalah
enzim selulase yang terdiri dari 3 komponen besar yakni enzim endo- -glukanase,
enzim ekso- -glukanase dan -glukosidase. Mikroorganisme dari genus Trichoderma
menghasilkan sejumlah besar enzim endo- -glukanase dan enzim ekso- -glukanase,
tapi hanya -glukosidase. Sedangkan Aspergillus memproduksi.

16
d. Khasiat dan kegunaan
Vanilla planifolia Andrews Daun dari tanaman ini memiliki khasiat untuk
mengatasi pencernaan. Daun vanili akan membuat sistem pencernaan lebih lancar
dan terhindar dari penyakit seperti sembelit dan diare. Daun vanili akan membuat
sistem pencernaan lebih lancar dan terhindar dari penyakit seperti sembelit dan diare.
Manfaat daun vanili bagus untuk kesehatan otak. Daun ini memiliki senyawa yang
dapat membantu kinerja otak dan membuatnya berfungsi lebih optimal.
1.5 Uraian Bahan
1.5.1 Alkohol 70% (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol, etanol, cthyl alkohol
Berat molekul : 46,07
Rumus molekul : C_2 H_o O
Rumus struktur :

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dan dalam kloroflam


Pemerian : cairan tidak berwarna jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak Bau khas rasa panas. Mudah terbakar dan
memberikan nyala biru yang tidak berasap
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Terhindar dari cahaya, ditempat
sejuk jauh dari nyala api
Kegunaan : Desinfektan
Khasiat : Membunuh organisme yang terdapat pada alat.
1.5.2 Aquadest (Dirjen POM, 2010)
Sinonim : Aqua destillata
Berat molekul : 18,02

17
Rumus molekul : H2O
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan mempunyai


rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pengencer

18
BAB III
METODE PRAKTIKUM

1.6 Waktu dan Pelaksanaan Praktikum


Praktikum sel tumbuhan dilaksanakan pada hari Jumat, 29 September 2023,pada
pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.00 wib. Bertempat di Laboratorium Bahan
Alam, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri
Gorontalo.
1.7 Alat dan Bahan
1.7.1 Alat
Kaca objek,micro glass,mikroskop.pipet tetes,silet,pensil
1.7.2 Bahan
Aquadest,alkohol 70%,alium cepa bulbus (bawang merah),manihot utilisima
taber (ubi kayu),daucus carota tuber (worte) Vanilla planifolia (daun vanili), tisu.
1.7.3 Prosedur Kerja
Percobaan I Pengenalan sel tumbuhan.
Preparat: Selaput bagian dalam Alium cepa bulbus
1. Disiapkan mikroskop dengan prosedur penggunaannya
2. Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%
3. Diiris setipis mungkin kulit bawang merah setelah itu diletakkan diatas objek
glass.
4. Ditetesi 1-2 aquadest kemudian tutup dengan microglass. Usahakan tidakada
gelembung udara di dalam preparate.
5. Diamati mikroskop dengan pembesaran objektif lemah,kemudian ganti dengan
objektif kuat.
6. Diambul gambar bagian-bagian sel tumbuhan
Percobaan II Bagian-bagian sel.
Preparat Penampang melintang empulur manihot utilisima tuber
1. Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaannya
2. Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%

19
3. Diambil empulur ubi kayu dan di iris setipis mungkin setelah itu diletakkan
diatas objek glass
4. Ditetesi 1-2 aquadest kemudian tutup dengan microglass. Usahakan tidak ada
gelembung udara di dalam preparate
5. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif lemah,kemudian ganti
dengan objektif kuat
6. Diambul gambar bagian-bagian sel tumbuhan
Percobaan III Kloroplast
Preparat: Penampang melintang Daucus carota tuber
1. Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaannya
2. Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%
3. Diiris secara melintang korteks umbi wortel setipis mugkin kemudian diletakkan
diatas objek glass
4. Ditetesi 1-2 aquadest kemudian tutup dengan microglass. Usahakan tidak ada
gelembung udara di dalam preparate
5. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif lemah,kemudian ganti
dengan objektif kuat
6. Diambul gambar bagian-bagian sel tumbuhan. Tentukan dimana letak kloroplast
tersebut di dalam sel
Percobaan IV Elaioplast
Preparat: Penampang permukaan Ocimum basilium folium
1. Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaannya
2. Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%
3. Diambil empiris daun kemangi dengan cara mengirisnya sejajar dengan
permukaan daun kemangi setipis mungkin kemudian diletakkan diatas objek
glass
4. Ditetesi 1-2 aquadest kemudian tutup dengan microglass. Usahakan tidak ada
gelembung udara di dalam preparate

20
5. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif lemah,kemudian ganti
dengan objektif kuat.
6. Diambul gambar bagian-bagian sel tumbuhan. Tentukan dimana letak elaioplast
tersebut di dalam sel

21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.8 Pembahasan
Sel tumbuhan adalah suatu unit satuan kecil memiliki selaput tipis yang
didalamnya terdapat larutan koloid senyawa kimia Menurut Cartono (2010) sel
tumbuhan merupakan kelompok sel eukariotik, yaitu kelompok sel yang mempunyai
materi genetik (DNA) yang dibaluti atau dibungkus oleh membran. Menurut Renni
(2009) fungsi dari sel tumbuhan yaitu mengatur semua aktivitas tumbuhan, berperan
langsung dalam proses tumbuh kembang tumbuhan, menyimpan dan membawa sifat
genetik tumbuhan, menyusun dan menjaga bentuk tubuh tumbuhan. Menurut Pratiwi
(2006) struktur penyusun sel tumbuhan antara lain dinding sel, membran plasma,
mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, plastida, badan golgi, nukleus, dan
vakuola.
Praktikum kali ini yaitu sel tumbuhan, pada praktikum kali ini untuk mengetahui
dan melihat bagian-bagian sel yang hidup dan mati seperti dinding sel, nukleus,
membran sel, protoplasma, dan sitoplasma. Praktikan melakukam percobaan sel
tumbuhan menggunakan sampel bawang merah (Allium cepa), ubi kayu (Manihot
utilisima tuber), wortel (Daucus carota tuber), dan daun kemangi (Ocimum basilium
folium). Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, antara lain aquadest, cover
glass, kaca preparat, mikroskop, pipet tetes, silet, dan tisu. Sebelum melakukan
praktikum pertama membersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70%. Menurut
Noviansari (2013), pembersihan menggunakan alkohol 70% dapat membersihkan
dan menghilangkan kuman dan bakteri juga digunakan sebagai antiseptik. Sampel
diiris setipis mungkin menggunakan metode melintang. Hal ini bertujuan untuk
memperjelas penampakan sel pada perbesaran mikroskop. Menurut Setyo (2010),
tujuan sampel diiris tipis agar dapat terlihat jelas sel-sel yang terdapat dalam
tumbuhan tersebut. Sampel yang telah diiris tipis, kemudian diletakkan diatas kaca
objek dan ditetesi dengan aquadest menggunakan pipet. Pada praktikum kali ini

22
menggunakan aquadest karena menurut Hedrisasrawan (2014), penambahan
aquadest untuk mendapatkan hasil yang bersih tanpa ada bakteri yang menempel
pada sampel sehingga mempermudah pengamatan dari bawah mikroskop, lalu
ditutupi dengan cover glass. Setelah itu letakkan preparat dibawah mikroskop dan
amati.
Pada sampel bawang merah (Allium cepa) dapat diamati adanya bagian sel
tumbuhan seperti dinding sel dan nukleus, menurut Pratiwi (2006) dinding sel
melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuk sel, dan mencegah absorbsi air.
secara berlebihan sedangkan nukleus disebut juga sebagai inti sel adalah organel
yang dapat ditemukan dalam sel eukariotik. Menurut Michael (2003) bentuk dari
dinding sel bawang merah (Allium cepa) tampak bentuk dindingnya sangat
beraturan, seperti susunan batu bata
Pada sampel empulur ubi kayu (Manihot utilisima tuber) yang diamati ini
berbentuk heksagonal. Pada sampel dapat terlihat adanya dinding sel dan ruang sel.
Menurut Azidin (2007) fungsi dari dinding sel itu sendiri yakni pembatas antara satu
sel dengan sel yang lainnya, sedangkan ruang sel berwarna putih dan terlihat kosong.
Pada sampel ini terlihat adanya susunan dari sel gabus yang juga sering disebut
dengan sel mati, menurut Fawcett (2002) hal ini terlihat tumbuhan yang tergolong sel
mati karena hanya memiliki inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang antar selnya
kosong. Bentuk sel gabus heksagonal, tersusun rapat antara satu dan lainnya.
Pada sampel wortel (Daucu carota tuber) dapat diamati dan dilihat adanya
kloroplast, menurut campbell (2010) kloroplas adalah bagian dari plastida yang
mengandung materi genetik berupa DNA dan RNA yang mana klroroplast ini yang
menjadi tempat terjadinya fotosintesis pada tumbuhan. Sedangkan pada sampel daun
kemangi (Ocimum basilium folium) terlihat adanya elaioplast pada susunannya.
Menurut Rifa'i (2004) elaioplas adalah suatu leukoplas yang menghasilkan dan
menyimpan minyak.
Adapun kemungkinan kesalahan yang terjadi pada praktikum ini yaitu pada saat
mengiris sampel. Dalam praktikum ini, mungkin terjadi kesalahan dalam mengiris

23
sampel yang begitu tebal sehingga sampel sulit diamati pada mikroskop,
kemungkinan.

24
BAB V
PENUTUP
1.9 Kesimpulan
Dari pembahasan dia atas pada praktikum botani farmasi dengan percobaan sel
tumbuhan ini dapat disimpulkan bahwa Sel adalah bagian terkecil yang terdapat pada
makhluk hidup. Setiap makhluk hidup pasti memiliki sel, jika tidak maka dia bisa
dikatakan bukan makhluk hidup ada yang namanya organ, jaringan, dan sel. Sel
tumbuhan juga dapat diartikan sebagai suatu unit satuan kecil memiliki selaput tipis
yang didalamnya terdapat larutan koloid senyawa kimia.
1.10 Saran
1.10.1 Saran untuk Jurusan
Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di Jurusan Farmasi, Universitas
Negeri Gorontalo.
1.10.2 Saran untuk Laboratorium
Meningkatkan sarana dan prasarana serta alat dan bahan yang dibutuhkan saat
praktikum di Laboratorium Bahan Alam, Jurusan Farmasi, Universitas Negeri
Gorontalo.
1.10.3 Saran untuk Asisten
Untuk dapat membimbing dengan baik praktikan dalam menjalankan
praktikum.

25
DAFTAR PUSTAKA

Azidin, 2007. Ringkasan Biologi. Ganesa Exact: Bandung.


Bilal, Alia et al, 2012, Phytochemical and Pharmacological Studies on Ocimum
basilicum Linn-A Review
Cahyono,B. 2012. Wortel Teknik Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Yogyakarta:
Kanisius
Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2010). 3. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3
Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga
Cartono. 2010. Biologi Umum. Bandung: Prisma Press.
Fawcett, Don W. 2002. Buku ajar Histologi dan biologi umum. Jakarta :EGC
Saktiono.
Fried. H.S and George J.H. 2009. Schaum's Outlines Third Edition. Newyork:
Hedrisasrawan. 2014. Praktikum Morfologi. Surabaya. Universitas Padjadjaran I
Made,S. 2018. Sel Struktur, Fungsi, Dan Regulasi. Bali: Universitas
Udayana
Ibriani. 2012. Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Bawang Merah
Karp. G. 2007. Cell and Molecular Biology Concepts and Experiments. Inc
Kumalaningsih, S. 2006. Antioksidan Alami Penangkal Radikal Bebas, Sumber
manfaat Cara penyediaan, dan Pengolahan. Surabaya Trubus. Agrisarana.
Kuswardhani, D. S. 2016. Sehat tanpa obat dengan Bawang Merah-Bawang Putih
Yogyakarta: Penerbit Rapha Publishing
Levinson, W. 2008. Review of Medical Microbiology and Immunology.
McGraw- Hill Companies Makassar: Universitas Hassanudin
Marufiah. 2010. Sel. Yogyakarta. Decpublish..
Mayosi.D. 2019. Pengaruh Penambahan Daun Singkong Terhadap Kadar Protein.
Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Michael J. 2003. Sel dan Hereditas. Jakarta: Prenhallindo

26
Noviansari. 2013. Identifikasi Jamur Penyakit pada Tanaman (Phytopatologi).
Malang: UMM-Press

Noviansari, 2017. Modul Morfologi. Bandung. Institusi pertanian Nurhayati.


2016. Guru Pembelajara Modul Mata Pelajaran Biologi Kesehatan. Jakarta:
Direktur Jendral Guru
Poedjiadi, A dan Supriyanti, T. 2009. Dasar-dasar Biokimia Edisi Revisi. Jakarta:
Ul-Press
Pratiwi, 2006. Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rahmadina, Husnarika, F. 2017. Biologi Sel. Unit terkecil Penyusunan Tubuh
Makhluk Hidup Surabaya: CV. Selembar Papyrus Manyar Sabrangan
Renni, 2009, Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI, Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Rifa'i. 2004. Kamus biologi/penyusun akhir. cetakan ke-4, Jakarta Balai Pustaka.
Sarwono,B. 2015. Ubi Jalar Cara Budi Daya yang Tepat Efisien dan Ekonomis.
Jakarta: Siunelaya
Setyo, 2010. Praktikum morfologi tumbuhan. Surakarta
Simpson, M. G., 2006, Plant systematics, Elsevier Academic Press Publivation,
London. Singh, G. (2016). Plant systematics: An integrated approach: Third
edition. In
Plant Systematics: An Integrated Approach: Third edition. CRC Press.
Stone. David. 1997. Biodiversity of Indonesia. tien Wah Press, Singapore
Tallama, Fitriani. 2014. Efektivitas Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicium
L) Terhadap Penurunan Kadar Volatile Sulfur Compounds (VSCs). Thorpe.
1984. Cell Biology. Inc. New York
Wahidah,S. 2012. Wortel sebagai Makanan Kesehatan dan Kecantikan.
Makassar : Universitas Negeri Makassar
Waluyo,L. 2015. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press

27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Alat dan Bahan
1.1 Alat
Alat Gambar Fungsi

Digunakan untuk meletakkan


Kaca objek
sampel

Digunakan untuk menutupi


Micro glass
sampel di atas objek glass

Digunakan untuk mengamati


Mikroskop
sampel

Digunakan untuk memindahkan


Pipet tetes cairan dari tempat satu ke
tempat yang lain

Digunakan untuk mengiris


Silet
sampel

Digunakan untuk mensterilisasi


alat dan bahan yang akan
Alkohol digunakan

28
Digunakan untuk merekatkan
Choral hydrat objek glass dan cover glass agar
sampel tidak bergeser

Bawang merah
(Allium cepa Digunakan sebagai sampel
bulbus)

Ubi kayu
(manihot Digunakan sebagai sampel
utilisima tuber)

Wortel (daucus
Digunakan sebagai sampel
corota tuber)

Daun vanili
(Vanilla Digunakan sebagai sampel
planifolia)

29
Lampiran 2 Diagram Alir
1. Bawang Merah (Allium cepa bulbus)

Bawang Merah
(Allium cepa bulbus)

-Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaannya


-Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%
-Diiris setipis mungkin kulit bawang merah setelah itu
diletakkan di atas objek glass
-Ditetesi 1 – 2 aquadest kemudian tutup dengan miscro glass
-Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah,
kemudian ganti dengan objektif kuat
-Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan

30
2. Ubi Kayu (Manihot utilisima)
Ubi Kayu (Manihot
utilisima)

-Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaannya


-Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%
-Diiris setipis mungkin kulit bawang merah setelah itu
diletakkan di atas objek glass
-Ditetesi 1 – 2 aquadest kemudian tutup dengan miscro glass
-Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah,
kemudian ganti dengan objektif kuat
-Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan

31
3. Wortel (Daucus corota tuber)
Wortel (Daucus corota
tuber)

-Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaannya


-Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%
-Diiris setipis mungkin kulit bawang merah setelah itu
diletakkan di atas objek glass
-Ditetesi 1 – 2 aquadest kemudian tutup dengan miscro glass
-Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah,
kemudian ganti dengan objektif kuat
-Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan

32
4. Daun Vanili (Vanilla planifolia)
Daun Vanili (Vanilla
planifolia)

-Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaannya


-Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%
-Diiris setipis mungkin kulit bawang merah setelah itu
diletakkan di atas objek glass
-Ditetesi 1 – 2 aquadest kemudian tutup dengan miscro glass
-Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah,
kemudian ganti dengan objektif kuat
-Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan

33
Lampiran 3 : Skema Kerja

1. Percobaan I : Pengenalan Sel Tumbuhan


Preparat : Bawang Merah (Allium cepa bulbus)

Disiapkan alat Diiris setipis Dipindahkan


dan bahan mungkin kulit irisan ke atas
bawang merah objek glass

Hasil Diamati di Ditetesi dengan


pengamatan bawah aquadest lalu
mikroskop tutup dengan
objektif lemah cover glass
dan kuat

34
2. Percobaan II : Bagian-Bagian Sel
Preparat : Ubi Kayu (Manihot utilisima tuber)

Disiapkan alat Diambil Dipindahkan


dan bahan empulur ubi irisan ke atas
kayu dan diiris objek glass
setipis mungkin

Hasil Diamati di Ditetesi dengan


pengamatan bawah aquadest lalu
mikroskop tutup dengan
objektif lemah cover glass
dan kuat

35
3. Percobaan III : Kloroplast
Preparat : Wortel (daucus carota tuber)

Disiapkan alat Diiris secara Dipindahkan


dan bahan melintang irisan ke atas
korteks umbi objek glass
wortel setipis
mungkin

Hasil Diamati di Ditetesi dengan


pengamatan bawah aquadest lalu
mikroskop tutup dengan
objektif lemah cover glass
dan kuat

36
4. Percobaan IV : Elaioplast
Preparat : Daun Vanili (Vanilla planifolia)

Disiapkan alat Diambil Dipindahkan


dan bahan empulur ubi irisan ke atas
kayu dan diiris objek glass
setipis mungkin

Hasil Diamati di Ditetesi dengan


pengamatan bawah aquadest lalu
mikroskop tutup dengan
objektif lemah cover glass
dan kuat

37
38

Anda mungkin juga menyukai