Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)

PELAKSANAAN PEMANTAUAN PADA PUS YANG DROP OUT KB


DALAM RANGKA PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19
DI PUSKESMAS RAWAT INAP UJAN MAS TAHUN 2022

Urusan : Urusan Wajib Kesehatan


Unit organisasi : Dinas Kesehatan Kepahiang
Puskesmas Rawat Inap Ujan Mas
Lokasi kegiatan : 1. 8 Desa dan 1 Kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Ujan Mas
Sasaran Program : Upaya Kesehatan Masyarakat dalam rangka
percepatan penanganan covid-19
Indikator Kinerja Program : Persentase Puskesmas yang melaksanakan
Pemantauan pada PUS yang drop out kB dalam
rangka percepatan penanganan covid-19
Kegiatan : Pemantauan pada PUS yang drop out kB dalam
rangka percepatan penanganan covid-19
Sasaran Kegiatan : PUS yang drop out KB wilayah kerja
Puskesmas
Indikator Kinerja Kegiatan : Meningkatnya cakupan pemantauan pada PUS
yang drop out kB dalam rangka percepatan
penanganan covid-19
Keluaran (Out Put) : 1.Tercapainya pelayanan pada PUS yang drop
out kB dalam rangka percepatan penanganan
covid-19
Indikator Keluaran (Out Put) :1.Tercapainya pelayanan pada PUS yang drop
out kB dalam rangka percepatan penanganan
covid-19 100%
A. LATAR BELAKANG

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan

penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis

coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat

menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory

Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru

yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus

penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah

zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan

bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan

MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber

penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala

gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa

inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada

kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom

pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan

gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam,

dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen

menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.


Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan

kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi

Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina

mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut

sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). Pada

tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency

of International Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus

COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar

negara.

Oleh karena itu Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat

kesehatan PUS adalah dengan melakukan upaya pemantauan pada PUS

4T yang drop out KB dalam rangka percepatan penanganan covid-19.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

menyatakan abhwa angka berhentinya atau droup out peserta KB dalam

menggunakan alat kontrasepsi masih cukup tinggi. Secara umum sekitar

27% pemakai kontrasepsi berhenti memakai alat konrasepsinya setelah

satu tahun pakai.

Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi terjadinya droup out

KB. Yang pertama; pola pembinaan pasca pelayanan, kedua; akseptor

menyatakan tidak berniat lagi memakai kontrasepsi karena alasan fertilitas

dan pasangan menginginkan punya anak lagi dan yang ketiga; adalah

masih cukup banyak pasangan usia subur yang tidak ber-KB karena
alasan yang berhubungan dengan alat kontrasepsi, seperti keluhan efek

samping kontrasepsi dan biaya mahal.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

menyebutkan bahwa angka putus atau droup out KB masih cukup tinggi.

Tingkat pemakaian alat kontrasepsi atau Contrasepstive Prevalence Rate

(CPR) di Indonesia dari tahun 2007 ke tahun 2012 cenderung menurun.

Sebagai suatu kebutuhan, kontrasepsi terkait dengan kebutuhan fisik dan

sosial. Fakta yang perlu mendaptkan perhatian kita semua adalah

kecendrungan pemakaian kontrasepsi di Indonesia. Pemakaian metode

kontrasepsi suntik memperlihatkan kecenderungan peningkatan pada

beberapa kurun waktu terakhir, sebaliknya pemakaian metode kontrasepsi

pil dan IUD cenderung menurun dari waktu ke waktu.

Menurut BKKBN pendidikan merupakan salah satu factor yang

sangatmenentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap

pentingnya sesuatu hyal. Termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB.

Hal ini disebabkan seseorang yang berpendidikan tinggia akan lebih luas

pandangannya dan lebih bisa menerima ide dan tata cara kehidupan yang

baru.

Oleh karena itu dalam wabah covid-19 yang terjadi di dunia saat ini,

maka puskesmas ujan mas melaksanakan kegiatan pemantauan pada PUS

yang drop out KB dalam rangka percepatan penangan covid-19 dalam hal

ini dilakukan sesuai dengan pedoman yang berlaku dan sesuai protokol

kesehatan menyangkut covid-19 tersebut.


B. PENERIMA MANFAAT
Kegiatan Pemantauan PUS 4T yang tidak ber kb ini dapat memberikan
manfaat bagi Pasangan Usia Subur di wilayah kerja Puskesmas Rawat inap
Ujan Mas dalam rangka meningkatkan upaya promotif preventif terhadap
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerja Puskesmas rawat inap Ujan Mas dalam rangka
percepatan penanganan covid-19.

C. JENIS KEGIATAN
Pelaksanaan pemantauan pada PUS yang drop out KB dalam rangka
percepatan penanganan covid-19

D. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan adalah Pemantauan pada PUS yang
drop out KB sesuai protokol kesehatan dalam pencegahan covid-19
2. Tahapan dan waktu pelaksanaan
a. Tahapan :1.Persiapan pemantauan yang drop out KB
2. Pengkajian kebutuhan dasar/ data dasar PUS yang
drop out KB
3. Pelaksanaan Pemantauan PUS yang drop out KB
dalam rangka percepatan penanganan covid-19
4. Penyusunan Laporan Pemantauan PUS yang drop
out KB dalam rangka percepatan penanganan
covid-19
b. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Pemantauan pada PUS yang drop out KB: agustus
E. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Kegiatan dilaksanaan selama 1 tahun terhitung Januari s.d Desember
tahun 2022.

F. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Pembiayaan kegiatan BOK DAK Non fisik Puskesmas Rawat Inap Ujan
Mas tahun 2020.

Mengetahui, Ujan Mas, Januari 2022


Kepala UPT
Puskesmas Rawat Inap Ujan Mas Pelaksana KB

Hadi Jalena,SKM Lily Komariah, Amd. Keb


NIP. 19691206 198912 2002

Anda mungkin juga menyukai