Anda di halaman 1dari 53

PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN BAHAYA NARKOBA

(Studi Pada Kelurahan Sukarame, Kota Bandarlampung)

Skripsi

Oleh

ADAM BAGUS ERLANGGA


1516011113

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
ABSTRAK

PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN BAHAYA NARKOBA


(Studi Kelurahan Sukarame, Kota Bandarlampung)

Oleh

Adam Bagus Erlangga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Keluarga Dalam Pencegahan


Bahaya Narkoba Studi Kelurahan Sukarame, Kota Bandar Lampung. Metode
penelitian yang digunakan termasuk tipe kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini
adalah para orang tua yang mempunyai anak remaja di sekitar Sukarame.
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data ada sumber data
primer, dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam (in
depth interview) dan dokumentasi. Hasil dari penelitian dan pembahasan
menujukan bahwa peran keluarga di haruskan mempunyai informasi dan
pengetahuan yang luas tentang narkoba dan dampak buruknya bagi aspek
kehidupan. Keluarga terdiri dari keluarga kecil yaitu ayah,ibu kakak dan adik
sementara keluarga besar adanya kakek, nenek, bibi, paman dan lain-lain.
Hambatan dari keluarga dalam upaya pencegahan bahayannya narkoba yaitu
karakter anak yng berbeda, kurangnya keterbukaanya anak pada orang tua berada
di lingkungan masarakat yang negatif. Rekomendasi dalam penelitian ini
menyarankan untuk setiap keluarga memberikan pengawasan dan pendekatan
terhadap remaja agar tidak terjerumus dalam narkoba.

Kata Kunci : Peran, Keluarga, Narkoba


ABSTRACT

THE ROLE OF THE FAMILY IN PREVENTING THE HAZARDS OF


DRUGS (Study of Sukarame Village, Bandar Lampung City)

By

Adam Bagus Erlangga

This study aims to determine the role of the family in the prevention of drug
hazards in the study of Sukarame Village, Bandar Lampung City. The research
method used is descriptive qualitative type. The subjects of this research are
parents who have teenage children around Sukarame. Data collection in
qualitative research, data collection there are primary data sources, and data
collection techniques are carried out by in-depth interviews and documentation.
The results of the research and discussion indicate that the role of the family is
required to have extensive information and knowledge about drugs and their
adverse effects on aspects of life. The family consists of a small family, namely
father, mother, brother and sister, while a large family consists of grandfather,
grandmother, aunt, uncle and others. Barriers from the family in efforts to prevent
the dangers of drugs, namely the different character of children, the lack of
openness of children to their parents in a negative social environment.
Recommendations in this study suggest for every family to provide supervision
and approach to adolescents so as not to fall into drugs.

Keywords: Role, Family, Drugs


PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN BAHAYA NARKOBA
(Studi Pada Lokasi Kelurahan Sukarame RT 008
Kota Bandar Lampung, Lampung)

Oleh

ADAM BAGUS ERLANGGA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA SOSIOLOGI

Pada

Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
Judul Skripsi : PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN
BAHAYA NARKOBA
(Studi Pada Lokasi Kelurahan Sukarame Kota
Bandar Lampung)

Nama Mahasiswa : Adam Bagus Erlangga

Nomor Pokok Mahasiswa : 1516011113

Jurusan : Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Erna Rochana, M.Si.


NIP. 19670623 199802 2 001

2. Ketua Jurusan Sosiologi

Dr. Bartoven Vivit Nurdin, M.Si.


NIP. 19770401 200501 2 503
MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Erna Rochana, M.Si. ______________

Penguji
Bukan Pembimbing : Damar Wibisono, S.sos.,M.A ______________

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dra. Ida Nurhaida, M.Si.


NIP. 196108071987032001

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 05 Agustus 2021


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:


1. Karya tulis saya, Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar Akademik (Master/Sarjana/Ahli Madya), baik di
Universitas Lampung maupun di Perguruan Tinggi lain.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 05 Agustus


2021
Yang membuat pernyataan,

Adam Bagus Erlangga


NPM 1516011113
RIWAYAT HIDUP

Adam Bagus Erlangga dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 5 Mei 1997,
anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Yohanes Goersil, S.H dan Ibu
Sri Djamsari Alm.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh antara lain:


1. SD Al-Azhar II Bandar Lampung, pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2009.
2. SMP Negeri 29 Bandar Lampung, pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012.
3. SMA Negeri 12 Bandar Lampung, pada tahun 2012 dan lulus pada tahun
2015.
4. Universitas Lampung, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan
Sosiologi pada 2015.

Lebih lanjut, penulis terdaftar menjadi mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas


Ilmu Sosial dan Ilmu Politik melalui penerimaan mahasiswa jalur SBMPTN atau
jalur Tes. Penulis pernah mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang
bertempat di Desa Naningan, Kecamatan Air Kubang, Kabupaten Tanggamus.
MOTTO

“Mengeluh hanya akan membuat hidup kita semakin tertekan sedangkan


bersyukur akan senantiasa membawa kita pada jalan kemudahan”

(Canva)

“Gagal itu urusan nanti yang terpenting kita berani mencoba”

(Unknown)

“Jadilah yang terbaik dari yang terbaik”

(Adam Bagus Erlangga)


PERSEMBAHAN

Bismillah, dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT,


skripsi ini Saya persembahkan kepada:

Ayah dan Ibuku Tercinta


Papa Yohanes Goersil, S.H
Mama Sri Djamsari Alm.

Adikku Tersayang
Widya Amalia Silvy
Ajun Liakta Goersil
Ibrahim Sya’ban Goersil

Dosen Pembimbing dan Dosen Pembahas


Dr. Erna Rochana, M.Si.
Damar Wibisono,S.sos., M.A

Kawan-kawan Seperjuanganku
Sosiologi 2015

Almamaterku
Keluarga Besar Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung

Dan semua orang-orang baik dan terkasih yang sudah membantu penulis hingga
sampai tahap sekarang ini

Terima kasih atas dukungan, doa, saran, kritik yang telah diberikan kepadaku,
semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaiknya kepada kita semua,
Aamiin
SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya
serta kekuatan yang penulis miliki untuk dapat menyelesaikan skripsi ini selain
atas limpahan karunia dan anugerah-Nya. Sholawat serta salam senantiasa
dicurahkan kepada junjungan ilahi robbi, Nabi Besar Muhammad SAW yang
senantiasa kita nantikan syafa’atnya fiddini waddunnya ilal akhiroh. Skripsi ini
berjudul “Peran Keluarga Dalam Pencegahan Bahaya Narkoba” merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penelitian skripsi ini tidak terlepas dari hidayah, karunia, bantuan, dukungan, doa,
kritik dan saran, serta bimbingan yang berasal dari berbagai pihak. Maka dari itu,
penulis mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya,
khususnya kepada :
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia dan ridho-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini
dengan baik.
2. Teruntuk kedua orangtuaku tercinta, Papa Yohanes Goersil,S.H. dan Ibu Sri
Djamsari Alm. yang selalu memberikan nasihat, bimbingan, doa, dukungan
serta senantiasa bekerja keras agar selalu memberikan yang terbaik hingga
sampai saat ini, sehingga Adam bisa menyelesaikan salah satu tugas yaitu
menyelesaikan studi dengan baik.
3. Teruntuk Adik-adik ku tercinta Widya Amalia Silvy, Ajun Liakta Goesil, dan
Ibrahim Sya’ban Goersil yang telah memberikan doa-doa, dukungan, serta
semangat untuk kelancaran skripsi ini.
4. Kepada Ibu Drs. Ida Nurhaida, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Kepada Ibu Dr. Bartoven Vivit Nurdin, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
6. Kepada Ibu Drs. Erna Rochana, M.Si. selaku dosen pembimbing utama dalam
penyusunan skripsi ini, terima kasih banyak karena telah meluangkan banyak
waktu, tenaga, pikiran dan memberikan semangat untuk bisa menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih sekali ibu sudah sangat berjasa dan memberikan
banyak pelajaran, sejak awal bimbingan sampai selesainya skripsi ini. Semoga
Allah SWT selalu melimpahkan berkah kepada bapak dan keluarga, Aamiin.
7. Kepada Bapak Drs Benjamin, M.Si. selaku penguji utama dalam penyusunan
skripsi ini, terima kasih banyak atas semua kritik dan saran yang telah Bapak
berikan, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga Allah SWT
selalu melimpahkan berkah kepada Bapak dan keluarga, Aamiin.
8. Kepada Bapak dan Ibu Dosen serta staf Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
9. Teruntuk Hesni Rahayu, Terima kasih telah banyak membantu selama
menjalani masa perkuliahan dan selalu menemani, memberikan dukungan
serta motivasinya sampai saya saat ini.
10. Kepada teman-teman Sosiologi 2015. Terima kasih sudah menjadi bagian dari
cerita hidup saya, menerima dan menjadi bagian dari kalian, terima kasih
untuk canda tawa dan drama-drama perkuliahan. Sukses selalu untuk kita
semua. Semoga kelak kita dapat membawa nama baik almamater tercinta kita
dengan penuh kebanggaan.
11. Terima kasih juga kepada para informan yaitu para mahasiswa, Pak RT 008
serta Warga dari Kelurahan Sukarame , berseeta Narasumber Lainnya yang
telah meluangkan waktu dan ketersediaannya untuk memberikan informasi
yang penulis butuhkan.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan penambahan wawasan
bagi para pembaca, serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang dilakukan
di masa yang akan datang terkait dengan kajian yang lebih mendalam tentang
gaya hidup dunia gemerlap dikalangan remaja.

Bandar Lampung, 05 Agustus 2021


Tertanda,

Adam Bagus Erlangga


DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................4

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Peranan Keluarga .........................................................................................6
1. Pengertian Peran dan Keluarga................................................................6
2. Peran Anggota Keluarga ..........................................................................7
3. Peran Orang Tua ......................................................................................7
B. Pencegahan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba ............................................8
1. Penyalahgunaan Narkoba ........................................................................9
a. Faktor Individu .................................................................................10
b. Faktor Sosial .....................................................................................10
c. Faktor Lain ........................................................................................11
2. Model Pencegahan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba ..........................11
C. Teori Sosiologi Tentang Peran Keluarga Dalam Pencegahan Bahaya
Narkoba (Teori Kontrol Sosial)..................................................................12
D. Penelitian Terdahulu ..................................................................................13
E. Kerangka Fikir ............................................................................................15

III. METODE PENELITIAN


A. Tipe Penelitian............................................................................................17
B. Fokus Penelitian .........................................................................................17
C. Lokasi Penelitian ........................................................................................18
ii

D. Penentuan Informan ...................................................................................18


E. Tehnik Pegumpulan Data ...........................................................................19
F. Tehnik Analisa Data ...................................................................................20
G. Teknik Keabsahan Data .............................................................................21
H. Mengecek Kebenaran Data ........................................................................23

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


A. Letak Geografis Kelurahan Sukarame .......................................................24
B. Sejarah Singkat Kelurahan Sukarame ........................................................24
C. Keadaan Penduduk .....................................................................................25
1. Keadaan Penduduk berdasarkan Umur..................................................25
2. Keadaan Penduduk berdasarkan Pendidikan .........................................26
3. Keadaan Penduduk berdasarkan Pekerjaan ...........................................27
4. Program Keluarga Berencana ................................................................28
5. Sarana dan Prasarana .............................................................................29
6. Peribadatan atau Keagamaan .................................................................30
7. Pemerintahan .........................................................................................31

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Profil Informan ...........................................................................................32
B. Hasil Penelitian ..........................................................................................34
1. Peran Keluarga dalam Pencegahan Bahayanya Narkoba ......................35
a. Pengawasan terhadap Anak ..............................................................35
b. Pendekatan pada Anak ......................................................................37
c. Memberikan Pendidikan Agama ......................................................39
d. Pembinaan Sikap...............................................................................42
2. Hambatan Keluarga Dalam Pencegahan Bahayanya Narkoba ..............45
a. Karakter Anak yang Berbeda-beda ...................................................45
b. Kurangnya Keterbukaan Anak Pada Orang Tua ...............................47
c. Bearada di Lingkungan Masyarakat Yang Negatif...........................50
3. Hasil Penelitian Peran keluarga Dalam Pencegahan Bahayanya
Narkoba .................................................................................................53

VI. PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................56
B. Saran ...........................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................58

LAMPIRAN ..........................................................................................................61
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Angka Prevalensi Penyalahguna Narkoba Di Indonesia Tahun 2017 ...............2

2. Penelitian Terdahulu ........................................................................................14

3. Komposisi Penduduk Kelurahan Sukarame berdasarkan Umur,


Tahun 2017 ......................................................................................................25

4. Jumlah Penduduk Kelurahan Sukarame berdasarkan Tingkat Pendidikan,


Tahun 2017 ......................................................................................................27

5. Jumlah Penduduk Kelurahan Sukarame berdasarkan Jenis Pekerjaan,


Tahun 2017 ......................................................................................................28

6. Sarana dan Prasarana Kesehatan ......................................................................29

7. Jumlah Penduduk Kelurahan Sukarame berdasarkan Agama yang Dianut,


Tahun 2017 ......................................................................................................30

8. Profil Informan .................................................................................................32

9. Peran Keluarga dalam Pencegahan Bahaya Narkoba ......................................44

10. Hambatan Keluarga dalam Pencegahan Bahaya Narkoba ...............................53


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik Proporsi Kelompok ................................................................................ 2


2. Kerangka Fikir ................................................................................................ 16
3. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Sukarame, Tahun 2017 ........... 31
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyalahgunaan narkoba merupakan perbuatan yang disadari seseorang


berdasarkan pengetahuan atau pengalaman dari proses interaksi sosial, dimana
penggunaan narkoba melanggar norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.
Selain itu, penyalahgunaan narkoba tersebut terjadi karena sosialisasi yang kurang
tepat. Seperti yang kita ketahui narkoba mempunyai dampak terhadap sistem
syaraf manusia yang menimbulkan berbagai perasaan. Sebagian dari narkoba
dapat meningkatkan gairah, semangat, dan keberanian, dan dapat juga
menimbulkan rasa tenang dan nikmat sehingga dapat melupakan segala kesulitan.
Efek-efek ini lah yang membuat remaja menyalahgunakan narkoba (Bambang,
2014).

Masalah penyalahgunaan narkoba telah menimbulkan banyak korban terutama


kalangan muda. Angka pengguna penyalagunaan narkoba di Lampung semakin
meningkat dari tahun ke tahun yakni 1,24 meningkat menjadi 1,94 dengan jumlah
populasi di Lampung pada kisaran 10-53 tahun dengan kisaran jumlah 6.028.700
jiwa penduduk. Di Sumatera, Lampung berada di peringkat ketiga, dengan
282.323 pengguna atau 2,53 angka prevalensi dari total 10.137.500 penduduk
pada usia 10-54 tahun. Pada awalnya Provinsi Lampung menurut data yang
diperoleh, menduduki peringkat ke-33 dari 34 provinsi di Indonesia dan
kemudian, naik ke peringkat 10, dan rilis terakhir berada di posisi delapan ''Di
(Pulau) Sumatra peringkat tiga” (Aulia, 2007). Hal ini dapat dibuktikan pada tabel
berikut:
2

Tabel 1. Angka Prevalensi Penyalahguna Narkoba Di Indonesia Tahun 2017

Provinsi Jumlah Penyalahguna angka Populasi (10-


Turun Stabil Naik prevalensi (%) 59thn)
DKI Jakarta 234.590 260.656 286.722 3,34 7.800.600
Sumatera Utara 230.991 256.657 282.323 2,53 10.137.500
Kalimantan timur 39.520 43.911 48.302 2,12 2.071.436
Jambi 47.859 53.177 58.494 2,02 2.626.200
Kalimantan Tengah 35.083 38.981 42.879 1,98 1.967.200
Kalimantan Selatan 53.631 59.590 65.549 1,97 3.025.600
Sulawesi Selatan 109.230 121.366 133.503 1,95 6.237.800
Lampung 105.160 116.845 128.529 1,94 6.028.700
Riau 82.273 91.415 100.556 1,87 4.893.700
Sumber data : Hasil Survei Penyalahguna Narkoba Tahun 2017,

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pengguna narkoba di Lampung
setiap tahun terus meningkat. Data terakhir, jumlah pengguna narkotika ada
sekitar 75 ribu orang. Hal ini disampaikan kepala Badan Narkotika Nasional
(BNN) Provinsi Lampung, Kombes Pol Sukamso. Sukamso menjelaskan usia
yang paling rentan sebagai pengguna narkotika yakni 10- 59 tahun. Dengan
peningkatan jumlah pengguna narkoba yang paling tinggi adalah pada usia
produktif yakni 13-35 tahun. Bahkan hampir 75 persen pengguna narkoba adalah
pelajar yang tersebar diberbagai tingkatan sekolah mulai dari SMP sampai SMA,
SMK. Berdasarkan hasil survei penyalahguna narkoba tahun 2017, puslitdatin
BNN proporsi kelompok penyalahguna narkoba yaitu ;

Gambar 1

24 17
% %

59
%

populasi umum pekerja pelajar

Gambar 1. Grafik Proporsi Kelompok


Sumber data : Hasil Survei Penyalahgunaan Narkoba Tahun 2017,
3

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa kontribusi Jumlah penyalahgunaan


terbesar berasal dari kelompok pekerja, hal ini dikarenakan mereka memiliki
kemampuan finansial dan mengalami tekanan kerja yang besar sehingga
menyebabkan tingkat stress yang tinggi (M Bilal, 2012). Berdasarkan data di atas
dapat disimpulkan bahwa kasus penyalahgunaan narkoba semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Oleh karena itu keluarga sangat berperan dalam pencegahan
bahayanya narkoba. Pencegahan penyalahgunaan narkoba seharusnya dimulai
dalam keluarga. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan
wadah utama dalam proses sosialisasi anak menuju kepribadian yang lebih
dewasa ( Adi, 2013).

Keluarga adalah benteng utama yang dapat mencegah anak–anak dari masalah
narkoba. Keluarga yang sejahtera yang diliputi suasana yang serasi, selaras dan
seimbang dimana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang baik secara fisik,
mental dan sosialnya secara optimal serta dipenuhi rasa penuh kasih sayang di
dalam keluarga sebetulnya sudah melaksanakan pencegahan namun itu saja belum
cukup. Anak-anak yang tumbuh dengan kasih sayang dan rasa aman serta dengan
adanya kesempatan untuk menyatakan perasaan dan mengeluarkan pendapat serta
dididik untuk mengambil keputusan yang bijaksana, kemungkinan besar tidak
akan menyalahgunakan narkoba (Afiatin, 2008).

Peran keluarga dalam membentuk generasi yang bebas narkoba


merupakan salah satu hal yang penting dalam pencegahan narkoba adalah adanya
pendidikan tentang narkoba di dalam lingkungan keluarga. Pendidikan narkoba
dalam hal ini maksudnya adalah para orang tua diharuskan mempunyai informasi
dan pengetahuan yang luas tentang apa itu narkoba, jenis-jenis narkoba, dampak
buruk narkoba bagi segala aspek kehidupan. Informasi yang tepat dapat diperoleh
dari berbagai sumber misalnya dari media cetak, elektronik, buku-buku tentang
narkoba ataupun dari situs resmi Badan Narkotika Nasional (BNN) (Ida, 2004).
Selanjutnya para orang tua dapat secara aktif membagi pengetahuan dan informasi
tentang narkoba tersebut kepada anak-anaknya. Jika kita ingin anak-anak kita jauh
dari narkoba maka sudah seharusnya sebagai orang tua juga harus bersih dan
terbebas dari narkoba (Fitrianingrum, 2015). Bedasarkan latar belakang masalah
4

yang telah di paparkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai peran keluarga dalam pencegahan bahaya narkoba.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah yang akan


dibahas yaitu:
1. Bagaimana peran keluarga dalam pencegahan bahaya narkoba?
2. Apa saja hambatan kedua orang tua dalam upaya pencegahan bahayanya
narkoba pada kalangan remaja?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui peran keluarga dalam melindungi anggota keluarganya dari
bahaya narkoba
2. Untuk mengetahui apa saja hambatan kedua orang tua dalam upaya
pencegahan bahayanya narkoba pada kalangan remaja

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu:


1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
memberikan pengetahuan tentang pentingnya peran keluarga dalam
pencegahan penyalahgunaan narkoba.
2. Manfaat praktis
a. Sumbangan pemikiran bagi masyarkat luas bahwa bimbingan orang tua
sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, dan dapat sebagai
fungsi pencegahan dari penyimpangan perilaku dari norma-norma yang
berlaku.
5

b. Dapat menambah pengetahuan dan kepekaan masyarakat terhadap segala


macam jenis narkoba.
c. Dari penelitian ini penulis berharap dapat menyadarkan masyarakat bahwa
betapa berbahayanya narkoba itu.
d. Dapat menambah pengetahuan akan pentingnya kerja sama dengan semua
pihak dalam mengatasi permasalahan narkoba yang hingga saat ini masih
banyak ditemukan di masyarakat.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Peranan Keluarga

1. Pengertian Peran dan Keluarga

Pengertian keluarga menurut Departemen Kesehatan RI adalah unit terkekkkcil


dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Sedangkan menurut Slvicion dan Celis 1998 dua atau lebih dari
dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain dan didalamnya peranannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan. Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah
sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan
masing- masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling
mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahakn diri (Soeleman,
2007).

Pengertian peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakaan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah
menjalankan suatu peran. Sedangkan menurut R linton peran adalah the dynamic
aspect of status dengan kata lain, seseorang menjalankan suatu peran sesuai hak
dan kewajibannya.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran keluarga adalah bila
anggota keluarga menjalankan hak dan kewajibannya sebagaimana kedudukannya
(Fadzilah, 2011).
7

2. Peran Anggota Keluarga

Adapun peran anggota keluarga menurut buku Ilmu Pendidikan Sosial kelas II
(Rasyad, 2008) yaitu antara lain:
a. Ayah
Ayah berperan sebagai kepala keluarga. Sebagai kepala keluarga ayah
mempunyai tugas untuk melindungi keluarganya dari gangguan atau
marabahaya. Ayah sebagai kepala keluarga juga bertugas mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya. Ayah juga mempunyai tugas dan tanggung
jawab atas pendidikan anaknya.
b. Ibu
Ibu berperan sebagai kepala rumah tangga. Sebagai kepala rumah tangga maka
seorang ibu bertanggung jawab atas keluarganya terutama atas anaknya. Tugas
seorang ibu tidak mudah karena ia harus mengurus dan memperhatikan
keluarga. Ibu mempunyai tugas untuk mengasuh anak, menyediakan makanan
untuk keluarga, membersihkan rumah, mengatur keuangan keluarga dan
memperhatikan pendidikan anaknya.
c. Anak
Anak mempunyai peran yaitu sebagai anggota keluarga. Tugas seorang anak
yaitu belajar dan menghormati orang tua. Anak juga mempunyai hak atas
perlindungan dan pendidikan dari orang tua.

3. Peran Orang Tua

Orangtua memiliki peran penting dalam menimbang serta mendampingi anak-


anak mereka. Baik dalam pendidikan formal ataupun pendidikan non-formal.
Peran orang tua dapat mempengaruhi perkembangan anak dalam aspek kognitif,
efektif, dan psikomotori. Lestari (2012). Menyatakan bahwa peran orangtua
adalah cara yang digunakan oleh orangtua yang berkaitan dengan pandangan
mengenai apa saja yang harus dilakukan dalam mengasuh anak. Sementara
menurut Hadi (2016) orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam
perkembangan anak. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan paling utama
8

yang sering dijumpai oleh anak. Oleh karena itu lingkunan keluarga akan sangat
mempengaruhi prilaku anak. Maka dari itu, orangtua harus memberikan
bimbingan serta memberi contoh yang baik pada anak.

Dalam sebuah keluarga setiap anggota keluarga memiliki peranannya masing-


masing. Menurut jhonson (2010). Dalam sebuah keluarga orangtua berperan
sebagai panutan, pengajar, dan sebagai pemberi contoh menurut pendapat
Tritarahardja (2005). Dapat disimpulkan bahwa orangtua berperan sebagai
pendidik, pelindung, pengaruh, dan pemberi contoh dalam sebuah keluarga.

B. Pencegahan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba

Sebelum menjelaskan pengertian pencegahan penyalahgunaan narkoba, maka


sebelumnya penulis menjelaskan pengertian narkoba. Menurut undang-undang
republik Indonesia nomor 22 tahun 1997, tentang narkotika;
”Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini atau yang
kemudian ditetapkan dengan keputusan Menteri Kesehatan” (Winarto, 2007).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa narkoba atau napza adalah
obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. Jika diminum, dihisap, dihirup,
ditelan atau disuntikan, berpengaruh terutama pada otak (susunan saraf pusat), dan
sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat
atau menurun). demikian pula fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran
darah, pernapasan, dan lain-lain). Dengan demikian pengertian pencegahan
penyalahgunaan narkoba adalah upaya yang dilakukan terhadap faktor-faktor
yang berpengaruh atau penyebab, baik secara langsung maupun tidak langsung,
agar seseorang atau sekelompok masyarakat mengubah keyakinan, sikap dan
perilakunya sehingga tidak memakai narkoba atau berhenti memakai narkoba
(Latif, 2007).
9

Berdasarkan bahan asalnya Narkotika terbagi dalam tiga golongan, yaitu :


a. Alami
Yaitu jenis zat/obat yang timbul dari alam tanpa adanya proses fermentasi,
isolasi atau proses produksi lainnya. Contohnya: ganja, opium, daun koka dan
lain-lain. Dalam undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Narkotika yang berasal dari alam dan tidak boleh digunakan untuk terapi
adalah golongan I, yaitu terdiri dari:
1) Tanaman Papaver Soniferum L.
2) Opium mentah, opium masak, (candu, jicing, jicingko).
3) Opium obat
4) Tanaman koka, daun koka, kokain mentah, kokaina, okgonim, (kerja alkoid
koka berbeda dengan alkoid opium).
5) Heroin, Morfin, (alkoid opium yang telah diisolasi).
6) Ganja, dammar ganja.
b. Semi Sintesis
Yaitu zat yang di proses sedemikian rupa melalui proses ekstraksi dan isolasi.
Contohnya: Morfin, Heroin, Kodein dan lain-lain.
c. Sintesis
Yaitu jenis obat yang diproduksi secara sintesis untuk keperluan medis dan
penelitian yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit (analgesic) seperti
penekan batuk (antitusif). Jenis obat yang termasuk kategori sintesis anatara
lain: Amfetamine, Dekssamfitamin, penthidin, Meperidin, Methadon,
Dipipanon, Dekstopakasifen, LSD (Lycergic Alis Diethylamide).

1. Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang bukan untuk tujuan


pengobatan dan penelitian, serta digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis
yang benar, sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik, gangguan
kesehatan jiwa, dan kehidupan sosialnya. Menurut Dadang Hawari penyebab
penyalahgunaan narkoba ini biasanya berasal dari faktor individu, faktor sosial
budaya dan juga dari faktor lainnya. Tapi yang paling utama terjadinya
10

penyalahgunaan narkoba tentu karena banyak tersedia di mana-mana baik di


pemukiman, di rumah sekolah, kampus, di jalanan, di warung-warung kecil dan
lain sebagainya, meskipun ini dengan cara ilegal dan sembunyi-sembunyi. Di
antara faktor yang mempengaruhi narkoba dapat dijelaskan sebagai berikut
(Dadang, 2004).

a. Faktor Individu

Dari faktor Individu ini sangat dominan terjadi dari aspek kepribadian, yaitu yang
menyangkut pada: tingkah laku anti sosial seperti; kepribadian ingin melanggar,
sifat memberontak, melawan apa saja yang berbau otoritas, menolak nilai-nilai
yang tradisional, mudah kecewa dan sifat tidak sabar. Kecemasan dan depresi, ini
banyak terjadi pada orang yang tidak dapat menyelesaikan kesulitan hidupnya
sehingga timbul depresi dan akan berakibat pada penyalahgunaan narkoba.
Pengetahuan yang kurang tentang napza akan mengakibatkan orang berfikir
negatif terhadap penggunaanya, sehingga akan mengakibatkan penyalahgunaan
narkoba. Keterampilan berkomunikasi dengan teman sebaya sangat berpengaruh
pada penyalahgunaan narkoba. Pada Orang/anak yang kurang trampil
berkomunikasi juga akan menyebabkan tidak dapat menolak/menghindar jika ada
orang yang menawarkan untuk mencoba sesuatu (narkoba), sehingga akan
mengakibatkan pada penyalahgunaan narkoba.

b. Faktor Sosial

Dari faktor sosial budaya antara lain berasal dari kondisi keluarga. Hubungan
keluarga yang kurang harmonis sehingga akan menyebabkan kurang nyamannya
kondisi di dalam rumah. ada pula dari pengaruh teman kelompok sebaya yaitu
keinginan untuk mencoba biasanya datang dari pengaruh teman, disamping rasa
takut seseorang/anak untuk tidak diterima dalam kelompoknya akan menyebabkan
orang/anak mencari kompensasi ke penyalahgunaan narkoba. Faktor sosial juga
dapat dipengaruhi dari kondisi di sekolah, seperti kurang ketatnya peraturan
sekolah tentang tata tertib penggunaan narkoba, sistem kontrol yang kurang ketat
11

akan menyebabkan orang/anak mencari kompensasi ke penyalahgunaan narkoba


(Sarlito, 2012).

c. Faktor Lain

Ada tahap-tahap dari penyalahgunaan narkoba yaitu akan diawali dari tahap;
coba-coba, rekreasi, situasional dan akhirnya sampai pada tahap ketergantungan,
dan dampak dari penyalahgunaan narkoba ini bukan hanya pada kondisi fisik dan
kondisi psikologik saja tetapi juga berdampak besar pada kondisi sosial-ekonomi.
Dari faktor lain yang mempengaruhi penyalahgunaan Narkoba yaitu berasal dari
promosi iklan yang berlebihan atau kurang jelas tentang khasiat suatu obat, akan
menyebabkan orang/anak mencari kompensasi ke penyalahgunaan narkoba (Hari,
2003).

2. Model Pencegahan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba

Upaya yang paling baik dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba tentunya


adalah melalui upaya pencegahan yang dilakukan kepada manusia sebagai calon
pengguna dan pengadaan narkoba serta pemasarannya. Menurut Lydia Harlina
Martono pencegahan yang dapat dilakukan antara lain melalui langkah langkah di
bawah ini (Martono, 2010) :
1. Pencegahan Primer (Primary Prevention )
Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang belum mengenal narkoba serta
komponen masyarakat yang berpotensi dapat mencegah penyalahgunaan
narkoba Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara
lain: penyuluhan tentang bahaya narkoba penerangan melalui berbagai media
tentang bahaya narkoba pendidikan tentang pengetahuan narkoba dan
bahayanya (Sudarsono, 1992).
2. Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention)
Pencegahan ini dilakukan “kepada orang yang sedang coba-coba
menyalahgunakan narkoba serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat
membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba”. Kegitan-kegiatan
12

yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain Deteksi dini anak
yang menyalahgunaan narkoba Konseling Bimbingan sosial melalui
kunjungan rumah penerangan dan pendidikan pengembangan individu (life
skills) antara lain tentang keterampilan berkomunikasi, keterampilan menolak
tekanan orang lain dan keterampilan mengambil keputusan dengan baik
(Rasyad, 2008).
3. Pencegahan Tertier (Tertiary Prevention )
Pencegahan ini dilakukan ”kepada orang yang sedang menggunakan narkoba
dan yang pernah/mantan pengguna narkoba, serta komponen masyarakat yang
berpotensi dapat membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba dan
membantu bekas korban naroba untuk dapat menghindari”(Adi, 2011).

C. Teori Sosiologi Tentang Peran Keluarga Dalam Pencegahan Bahaya


Narkoba (Teori Kontrol Sosial)

Pengertian teori kontrol atau control theory merujuk kepada setiap perspektif yang
membahas ihwal pengendalian tingkah laku manusia, pengertian teori kontrol
sosial atau social control theory merujuk kepada pembahasan delinkuensi dan
kejahatan yang dikaitkan dengan variabel-variabel yang bersifat sosiologis; antara
lain struktur keluarga, pendidikan dan kelompok dominan. Dengan demikian,
pendekatan teori kontrol sosial ini berbeda dengan teori kontrol lainnya.

Pemunculan teori kontrol sosial ini diakibatkan tiga ragam perkembangan dalam
kriminologi, yakni :
a. Adanya reaksi terhadap orientasi labeling dan konflik dan kembali kepada
penyelidikan tentang tingkah laku kriminal.
b. Munculnya studi tentang criminal justice sebagai suatu ilmu baru telah
membawa pengaruh terhadap kriminologi menjadi lebih pragmatis dan
berorientasi pada sistem.Ketiga, teori kontrol sosial telah dikaitkan dengan
suatu teknik riset baru khususnya bagi tingkah laku anak/remaja, yakni self
report survey. Perkembangan awal dari teori ini dipelopori Durkheim (1895).
Perkembangan berikutnya selama tahun 1950-an beberapa teorietis telah
mempergunakan pendekatan teori kontrol terhadap kenakalan anak remaja.
13

Reiss mengemukakan bahwa ada tiga komponen dari kontrol sosial dalam
menjelaskan kenakalan anak/remaja.
1. Kurangnya kontrol internal yang wajar selama masa anak-anak.
2. Hilangnya kontrol tersebut
3. Tidak adanya norma-norma sosial atau konflik antara norma-norma dimaksud
(di sekolah, orang tua, atau lingkungan dekat).

Reiss membedakan dua macam kontrol, yaitu:


1. Personal control (internal control) adalah kemampuan seseorang untuk
menahan dri untuk tidak mencapai kebutuhanannya dengan cara melanggar
norma-norma yang berlaku di masyarakat.
2. Social control atau kontrol eksternal adalah kemampuan kelompok sosial atau
lembaga-lembaga di masyarakat untuk melaksanakan norma-norma atau
peraturan menjadi efektif.

Ivan F. telah mengemukakan teori social control tidak sebagai suatu penjelasan
umum tentang kejahatan tetapi merupakan penjelasan bersifat kasuistis. Dimana
kontrol sosial dapat mengontrol penyalahgunaan narkoba dan haruslah didukung
dengan peran keluarga serta masyarakat berupa gerakan saling membantu dan
berkerjasama secara sinergis. Oleh semua komponen masyarakat terutama
keluarga dalam mengawasi dan memutus rantai lahirnya korban-korban
penyalahgunaan narkoba yang semakin banyak terjadi pada remaja saat ini.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan suatu kajian.


Penelitian-penelitian sebelumnya yang mengkaji masalah peran keluarga dalam
pencegahan bahaya narkoba, antara lain adalah sebagai berikut:
14

Tabel 2. Penelitian Terdahulu


No Penulis dan judul penelitian Hasil penelitian
1 Iredho Fani Reza (2016) yang pola asuh dan pendidikan yang diberikan orang
berjudul “Peran orang tua dalam tua dapat menjadi sarana penanggulangan
penanggulangan penyalahgunaan penyalahgunaan narkoba pada remaja. Dalam
narkoba”. artian bahwa, salah satu faktor penentu remaja
menjauhi penyalahgunaan narkoba adalah
bagaimana pola asuh dan pendidikan yang
diberikan orang tua terhadap seorang anak.
Melalui pendidikan bernilai moral dan spiritual
dari orang tua, remaja akan tumbuh menjadi anak
yang memiliki pertahanan diri dari pengaruh
lingkungan yang negatif.
2 Endang Sri Sudalmi (2012) Hasil dari penelitian ini diperoleh Sebagai orang
“Peran orang tua dalam mendidik tua perlu memahami anak, dan sikap orang tua
anak akan bahayanya narkoba” dapat mempengaruhi anak-anaknya. Pada
umumnya penanganan anak pada usia anak-anak,
puber dan remaja yang paling sulit. Maka
tindakan orang tua untuk penanggulangan
narkoba dengan : komunikasi yang baik dengan
anak, mendengarkan bicara anak, menjadi contoh
yang baik bagi anak dan menjaga keharmonisan
rumah tangga yaitu antara ibu bapak dan anak.
3 Sryenda Marcelina Kembaren (2013) Narkoba yang disebut juga NAPZA (Narkotika,
“ Analisis pola asuh penyalahgunaan Psikotropika, Zat Adiktif Lain) adalah obat,
narkoba” bahan, atau zat bukan makanan yang jika
diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau
disuntikkan berpengaruh pada kerja otak (susunan
syaraf pusat) dan seringkali menimbulkan
ketergantungan karena penyalahgunaan yang
berlebihan.
4 Dwi Ocktavia (2015). Program pencegahan penyalahgunaan NAPZA
“ Pengaruh lingkungan keluarga pada remaja dapat dilakukan melalui sosialisasi di
terhadap penyalahgunaan narkoba” sekolah, yang melibatkan anak didik dan orang
tua serta pihak sekolah. Narasumber diperoleh
dari mantan pengguna NAPZA serta bekerja
sama dengan lembaga yang bersangkutan yaitu
BNN agar lebih memahami bahaya dari
penyalahgunaan NAPZA. BNN juga dapat
melakukan tes urine setiap tiga bulan sekali di
sekolah-sekolah agar dapat menindak lanjuti
penggunaan NAPZA pada kalangan remaja.

Informasi di atas menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti


sebelumnya memfokuskan pada pola asuh orang tua agar terhindar dari bahaya
nya narkoba, dan keluarga merupakan poin pertama dan contoh agar anak
terhindari dari bahayanya narkoba. Dari beberapa referensi di atas skripsi yang
berjudul Peran orang tua dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba,
15

menjadi acuan dari penelitian ini dikarenakan mengacu pada persoalan yang sama
dan membahas tentang peran orang tua pada bahayanya narkoba, orang tua dapat
menjadi sarana penanggulangan penyalahgunaan narkoba pada remaja. Dalam
artian bahwa, salah satu faktor penentu remaja menjauhi penyalahgunaan narkoba
adalah bagaimana pola asuh dan pendidikan yang diberikan orang tua terhadap
seorang anak. Melalui pendidikan bernilai moral dan spiritual dari orang tua,
remaja akan tumbuh menjadi anak yang memiliki pertahanan diri dari pengaruh
lingkungan yang negatif.

E. Kerangka Fikir

Masalah penyalahgunaan narkoba telah menimbulkan banyak korban


terutama kalangan muda. Angka pengguna penyalagunaan narkoba di
Lampung semakin meningkat dari tahun ke tahun yakni 1,24 meningkat
menjadi 1,94 dengan jumlah populasi di Lampung pada kisaran 10-53 tahun
dengan kisaran jumlah 6.028.700 jiwa penduduk. Di Sumatera, Lampung
berada di peringkat ketiga. Peran keluarga dalam membentuk generasi yang
bebas narkoba merupakan salah satu hal yang penting dalam pencegahan
narkoba adalah adanya pendidikan tentang narkoba di dalam lingkungan
keluarga. Penyalahgunaan narkoba yang terjadi seperti yang kita ketahui
orang tua adalah tempat sosialisasi primer dalam pembinaan anak, sehingga
peran orang tua sangat dibutuhkan dalam perkembangan dan pembentukan
kepribadian anak.

Kontrol sosial dapat mengontrol penyalahgunaan narkoba dan haruslah


didukung dengan peran keluarga serta masyarakat berupa gerakan saling
membantu dan berkerjasama secara sinergis. Oleh semua komponen
masyarakat terutama keluarga dalam mengawasi dan memutus rantai
lahirnya korban-korban penyalahgunaan narkob.Berdasarkan uraian yang
telah dijelaskan di atas maka dapat dibuat kerangka pemikiran yang
digunakan sebagai acuan agar penelitian memiliki arah yang sesuai dengan
tujuan penelitian sebagai berikut:
16

BAHAYA NARKOBA

PERAN KELUARGA HAMBATAN KELUARGA DALAM


DALAM PENCEGAHAN PENCEGAHAN BAHAYA NARKOBA
BAHAYA NARKOBA

➢ PENGAWASAN TERHADAP ➢ KARAKTER ANAK YANG BERBEDA


ANAK ➢ KURANGNYA KETERBUKAAN ANAK
➢ PENDEKATAN KEPADA KEPADA ORANGTUA
ANAK ➢ BERADA DI LINGKUNGAN
➢ MEMBERIKAN MASYARAKAT YANG NEGATIF
PENDIDIKAN AGAMA
➢ PEMBINAAN SIKAP
TERHADAP ANAK

Gambar 2. Kerangka Fikir


III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor
(dalam Moleong, 2007) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati melalui fenomena yang terjadi. Lebih
lanjut Burhan (2001) mengemukakan bahwa penelitian menekankan pada data
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Hasil penelitian ini hanya
mendeskripsikan atau mengkonstruksikan hasil wawancara mendalam terhadap
subjek penelitian sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
peran keluarga dalam pencegahan bahaya narkoba.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif sangat penting adanya fokus penelitian, karena fokus
penelitian akan dapat membatasi studi yang akan diteliti. Tanpa adanya fokus
penelitian, peneliti akan terjebak oleh banyaknya (volume) data yang diperoleh di
lapangan. Penerapan fokus penelitian ini berfungsi untuk memenuhi kriteria-
kriteria, inklusi-inklusi, atau masukan-masukan, dan menjelaskan informasi yang
diperoleh di lapangan. Dengan adanya fokus penelitian, akan menghindari
pengumpulan data yang seragam dan adanya data yang terlalu banyak. Miles dan
Haberman (dalam Afrizal, 2014) menyatakan bahwa fokus penelitian ditetapkan
agar tidak terjadi penelitian yang samar-samar. Dalam proses mengumpulkan
data, kerangka penelitian harus bersifat fleksibel sehingga dapat terarah dengan
baik dan memfokuskan kembali data yang terkumpul guna pelaksanaan penelitian
18

berikutnya. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui peran keluarga dalam
pencegahan bahaya narkoba. Kajian dalam penelitian ini difokuskan pada:
1. Peran Keluarga Dalam Pencegahan
a. Pengawasan Terhadap Anak
b. Pendekatan Pada Anak
c. Memberikan Pendidikan Agama
d. Pembinaan Sikap Terhadap Anak
2. Hambatan
a. Karakter Anak Yang Berbeda-beda
b. Kurangnya Keterbukaan Anak Pada Orangtua
c. Berada Di Lingkungan Masyarakat Yang Negatif

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil di lokasi Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung.


Dipilihnya lokasi ini karena mudah dijangkau oleh peneliti dan adanya kesesuaian
antara masalah dan fenomena yang akan diteliti. Selain itu dapat dipastikan bahwa
di lokasi tersebut terdapat informan yang sudah berkeluarga yang mengerti
tentang bahayanya narkoba sehingga dapat lebih mudah untuk mengamati dan
meneliti terkait dengan peran keluarga dalam pencegahan bahaya narkoba.

D. Penentuan Informan

Penentuan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan
pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, bersedia
memberikan informasi yang lengkap, dan akurat. Informan yang bertindak sebagai
sumber data dan informasi harus memenuhi syarat. Penelitian kualitatif tidak
mempersoalkan jumlah informan, tetapi bisa tergantung dari tepat tidaknya
pemilihan informan kunci, dan kompleksitas dari keragaman fenomena sosial
yang diteliti. Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan tehnik
purposive, yaitu penentuan informan yang dipilih secara sengaja berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan berdasarkan tujuan penelitian dan terdiri dari 6
19

informan (Noeng, 2006). Penentuan informan dalam penelitian ini dengan


beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Keluarga inti
2. Masyarakat Sekitar Rumah
3. Mempunyai waktu untuk diwawancarai dan dimintai informasi

E. Tehnik Pegumpulan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Antar alat pengumpul data tersebut berfungsi saling melengkapi data yang
dibutuhkan. Untuk mengumpulkan data dan informasi pada penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
Wawancara menurut Hendrian (2016) merupakan proses untuk memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai
(dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara), dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam interaksi yang relatif lama.
2. Observasi
Observasi menurut Sujarweni (2014) merupakan proses pengumpulan data
dengan melakukan pengamatan menyeluruh pada sebuah kondisi tertentu,
tujuannya untuk mengamati dan memahami prilaku kelompok orang atau
individu pada keadaan tertentu. Peneliti melakukan observasi secara langsung
di lapangan untuk mecari dan mengetahui masalah yang ada di lapangan yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2012) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel
apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademi dan seni yang telah
ada. Untuk menunjang pengumpulan data dokumentasi, peneliti menggunakan
20

alat bantu berupa kamera untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan


beberapa obyek.
4. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2012) data sekunder merupakan data penelitian yang
diperoleh secara tidak langsung, misalnya melalui buku, catatan, bukti yang
telah ada, atau arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan secara umum.

F. Tehnik Analisa Data

Afrizal (2014) mendefinisikan analisis data penelitian kualitatif sebagai suatu


proses yang sistematis untuk menentukan bagian-bagian yang saling berkaitan
antara bagian-bagian dan keseluruhan dari informasi yang telah dikumpulkan
untuk menghasilkan klasifikasi atau tipologi. Dalam penelitian ini peneliti akan
menggunakan analisis data secara kualitatif, yang menggambarkan, menjelaskan,
dan menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kalimat sebagai jawaban
terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Langkah-langkah pengelolahan data
penelitian melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2012) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema atau
polanya, sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya.
2. Penyajian Data
Miles dan Huberman (dalam Sheila, 2013) mengatakan, penyajian data adalah
penyajian sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian-penyajian
tersebut biasanya dalam bentuk jenis matrik, grafik, jaringan, dan bagan.
Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam
suatu bentuk yang padu dan mudah dijelaskan. Dengan demikian seorang
penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi.
21

3. Verifikasi Data dan Kesimpulan


Menurut Sugiyono (2012) langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah
verifikasi dan penarikan kesimpulan. Kesimpulan mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,
karena masalah dan rumusan masalah bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G. Teknik Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian sering hanya ditekankan pada uji validitas
dan reliabilitas. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dikatakan valid atau
sah apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Uji keabsahan data dalam
penelitian kualitatif meliputi: uji credibility (derajat kepercayaan), transferability,
dependability, dan confimability.
1. Derajat Kepercayaan (Credibilitiy) Derajat kepercayaan mempertunjukkan
bahwa hasil-hasil penemuan dapat dibuktikan dengan cara peneliti melakukan
pengecekkan dalam berbagai sumber yaitu dengan mewawancarai lebih dari
satu informan yang berasal dari elemen yang berbeda. Selain mengunakan
triangulasi dengan berbagai sumber informan, peneliti juga melakukan
pendalaman dengan teknik pengumpulan data melalui obeservasi dan
dokumentasi. Adapun untuk memeriksa derajat kepercayaan (credibility)
peneliti menggunakan uji kredibilitas, sebagai berikut:
a Triangulasi Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk triangulasi
sumber, dimana peneliti membandingkan data hasil wawancara kepada
sumber yang berbeda (informan yang berbeda), kemudian
dikategorisasikan mana pandangan yang sama, mana pandangan yang
berbeda dan mana yang spesifik.
22

b Pengecekan Sejawat Pengecekan sejawat dilakukan dalam bentuk diskusi


dengan rekan-rekan sejawat mengenai hal-hal penting yang diperlukan
dalam penelitian ataupun kekurangannya, sehingga hasil penelitian
diharapkan dapat lebih baik.
c Kecukupan Referensial Kecukupan referensial dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai baham-bahan, catatan-
catatan, atau rekaman-rekaman yang berhubungan dengan penelitian untuk
menguji kembali data yang ada.
2. Pengujian Transferability (Keteralihan) Pengujian Transferability atau
keteralihan data berkenaan dengan hingga mana hasil penelitian ini dapat
diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Transferability akan tercapai
bila pembaca memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, “semacam
apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan, maka laporan tersebut
memenuhi standar transferabilitas (Sugiyono, 2012:374). Oleh karena itu,
supaya orang lain memahami hasil penelitian ini, maka peneliti dalam
menyajikan laporan ini akan memberikan uraian yang rinci, jelas dan
sistematis dan dapat dipercaya.
3. Teknik Memeriksa Kebergantungan (Dependabelity) Pada penelitian
kualitatif untuk uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti
tidak melakukan penelitian di lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti
seperti ini perlu diuji dependability-nya, dan untuk mengecek apakah hasil
penelitian ini benar atau tidak, maka peneliti mendiskusikannya dengan
pembimbing. Pengujian dependanbility dalam penelitian ini dilakukan oleh
pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam
melakukan penelitian.
4. Kepastian (Confirmability) Objektif dalam pengertiannya berarti dapat
dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan. Dalam penelitian kualitatif, konsep
objektif bukan ditekankan pada orang melainkan pada data yang diperoleh
melalui validitas kepastian. Uji kepastian yang dilakukan adalah dengan
mengadakan seminar yang dihadiri oleh rekan sejawat beserta pembimbing.
23

H. Mengecek Kebenaran Data

Dalam hal ini peneliti melakukan pengecekan terhadap data yang sudah diperoleh
dari pemberi data, apakah data yang diberikan oleh pemberi data sudah
memenuhi kebenaran atau valid. Data yang yang diperoleh peneliti harus sesuai
dengan apa yang telah diberikan oleh pemberi data guna keabsahan data dalam
penelitian. Menurut Sugiyono (2012) menyatakan bahwa: “Membercheck adalah
proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data.” Tujuan
dari membercheck menurut Sugiyono (2012) adalah: “Tujuan membercheck
adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan
laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan”. Dengan
demikian dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara member check kepada
subjek penelitian diakhir kegiatan penelitian lapangan tentang fokus yang diteliti
yakni agar memperoleh kebasahan data dalam penelitian (Nana, 2005).
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis Kelurahan Sukarame

Kelurahan Sukarame merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan


Sukarame. Kelurahan Sukarame terbagi menjadi dua lingkungan, setiap
lingkungan memiliki Ketua RT, di Lingkungan satu terdapat 21 RT dan di
Lingkungan dua 10 RT. Kelurahan Sukarame berbatasan langsung dengan:
1. Sebelah Utara : Way Dadi dan Korpri Jaya
2. Sebelah Selatan : Sukabumi Indah dan Sukabu.umi
3. Sebelah Timur : Sukarame Baru
4. Sebalah Barat : Way Halim Permai

B. Sejarah Singkat Kelurahan Sukarame

Wilayah Kecamatan Sukarame awal mulanya merupakan bagian dari Kecamatan


Kedaton, kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1982 tentang
Perubahan Batas Kota Tanjung Karang - Teluk Betung, wilayah ini dipecah
menjadi Kecamatan Sukarame Kotamadya Dati II Bandar Lampung. Dengan
demikian wilayah administrasi ini merupakan Kecamatan baru yang terdiri dari 3
kelurahan, yaitu Kelurahan Sukarame, Way Dadi, dan Korpri Raya. Selanjutnya,
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung No.
110 Tahun 1992 (G/110/B/HK/1992), Kecamatan Sukarame dimekarkan menjadi
6 kelurahan, yaitu sebagai berikut:
1. Sukarame 4. Way Dadi Baru
2. Sukarame Baru 5. Korpri Raya
3. Way Dadi 6. Korpri Jaya
25

Kelurahan Sukarame merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Sukarame,


awalnya Kelurahan Sukarame memiliki 3 Lingkungan dan 31 RT. Di Lingkungan
satu terdapat 21 RT, Lingkungan dua terdapat 7 RT, dan Lingkungan tiga
memiliki 3 RT. Namun di tahun 2013, dua lingkungan (Lingkungan dua dan tiga)
digabungkan menjadi satu lingkungan, sehingga pada tahun 2013 Lingkungan
Dua memiliki 10 RT hingga saat ini. Adapun penggabungan tersebut bertujuan
untuk meningkatkan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan sehingga
mempermudah pelayanan pemerintah terhadap masyarakat di Kelurahan
Sukarame.

C. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk di Kelurahan Sukarame saat ini mencapai 15.356 jiwa, dengan
jumlah penduduk laki-laki mencapai 7.457 jiwa dan penduduk perempuan
mencapai 7.899 jiwa dengan total jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai 3.830
KK. Berikut ini akan dijelaskan keadaan penduduk di Kelurahan Sukarame
berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, dan perogram Keluarga Berencana.

1. Keadaan Penduduk berdasarkan Umur

Untuk melihat keadaan penduduk Kelurahan Sukarame berdasarkan umur dapat


dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Penduduk Kelurahan Sukarame berdasarkan Umur, Tahun


2017

Usia Penduduk Jumlah


No Total
(dalam tahun) Laki-laki Perempuan
1 0-4 223 135 358
2 5-6 357 287 644
3 7-13 662 871 1.533
4 14-16 1.514 1.257 2.771
5 17-24 2.420 2.884 5.304
6 25-55 1.430 1.469 2.899
9 Lebih dari 55 851 966 1.847
Total 7.457 7.899 15.356
Sumber: Profil Kelurahan Sukarame, Tahun 2017
26

Dari Tabel 3 di atas diketahui bahwa jumlah penduduk di Kelurahan Sukarame


berjumlah 15.356 jiwa. Jika dilihat lebih detail, dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk terbanyak adalah pada umur angkatan kerja (17-55 tahun) yaitu
sebanyak 8.203 jiwa, dimana umur tersebut merupakan usia produktif yang dapat
menimbulakan hal positif maupun negatif. Positif yang dimaksud jika usia
produktif tersebut berkualitas sehingga membuat Kelurahan Sukarame tidak
mengalami kesulitan untuk berkembang, namun jika usia produktif tersebut tidak
berkualitas maka Kelurahan Sukarame akan mengalami kesulitan untuk
berkembang.

Oleh sebab itu, pemerintah harus lebih meningkatkan pendidikan penduduk pada
usia produktif tersebut agar penduduk usia produktif tersebut nantinya tidak
menjadi beban bagi Kelurahan Sukarame. Sedangkan jumlah penduduk usia
belum produktif/tidak produktif, yaitu (umur 0-16 tahun dan di atas umur 55
tahun berjumlah 4.382 jiwa.

2. Keadaan Penduduk berdasarkan Pendidikan

Pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari sumberdaya manusianya, jika suatu
daerah tidak memiliki sumberdaya manusia yang positif, maka daerah tersebut
akan mengalami kesulitan untuk berkembang. Oleh sebab itu pemerintah
meningkatkan sumberdaya manusia di setiap daerah dengan cara meningkatkan
pendidikan masyarakat, hal inilah yang membuat pemerintah membuat program
wajib belajar 12 tahun atau wajib sekolah sampai jenjang SLTA. Tinggi
rendahnya kualitas sumberdaya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan
masyarakat di daerah tersebut. Adapun keadaan penduduk di Kelurahan Sukarame
berdasarkan pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 4.
27

Tabel 4. Jumlah Penduduk Kelurahan Sukarame berdasarkan Tingkat Pendidikan,


Tahun 2017

Jumlah
No Tingkat Pendidikan Total
Laki-laki Perempuan
1 Belum/Tidak Sekolah 223 135 358
2 Taman Kanak-kanak 357 287 644
3 SD 662 871 1.533
4 SMP 1.722 1.287 3.009
5 SMA 2.833 3.516 6.349
6 D1, D2, D3 150 265 415
7 S1 1.075 1.184 2.259
8 S2 435 354 789
Total 7.457 7.899 15.356
Sumber: Profil Kelurahan Sukarame, Tahun 2017

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan tertinggi penduduk di


Kelurahan Sukarame adalah tingkat SMA sebanyak 6.349, sedangkan pendidikan
terendah yaitu Tingkat Diploma sebanyak 415 dan masih terdapat 358 orang yang
belum/atau tidak sekolah. Data di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
penduduk di Kelurahan Sukarame sudah tergolong baik, dimana tingkat
pendidikan paling banyak, yaitu tingkat SMA mencapai 6.349 orang. Di
Kelurahan Sukarame terdapat beberapa fasilitas pendidikan, diantaranya yaitu:
a. Satu kampus PTN (IAIN).
b. Dua sekolah SMA.
c. Dua sekolah SMP.
d. Sepuluh SD.
e. Dua lembaga pendidikan agama.

3. Keadaan Penduduk berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan merupakan proses penciptaan atau pembentukan nilai-nilai baru pada


unit sumberdaya dan pengubahan atau penambahan nilai pada unit pemenuhan
kebutuhan yang ada. Pada umumnya status pekerjaan mempunyai pengaruh
terhadap tingkat fertilitas, dimana jika di dalam suatu rumah tangga terdapat
suami dan istri yang sama-sama bekerja maka rumah tangga tersebut cenderung
memiliki anak lebih sedikit.hal ini dikarenakan kesibukan pekerjaan membuat
suami dan istri merasa lelah dan waktu untuk beristirahat serta berkumpul dengan
28

keluarga menjadi lebih terbatas. Jika dilihat dari status pekerjaan masyarakat
Kelurahan Sukarame, hampir rata-rata penduduk laki-laki maupun perempuan
berstatus bekerja dengan beragam jenis pekerjaan utama ataupun sampingan.
Adapun jenis pekerjaan penduduk Kelurahan Sukarme dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Kelurahan Sukarame berdasarkan Jenis Pekerjaan,


Tahun 2017

Jumlah
No Jenis Pekerjaan Total
Laki-laki Perempuan
1 TNI/POLRI 387 32 419
2 PNS 1.077 703 1.780
3 Pensiunan 176 135 311
4 Pegawai 1.919 1.653 3.572
Swasta
5 Buruh 968 819 1.787
6 Pedagang 853 853 1.706
7 Petani 125 350 475
Total 5.505 4.545 10.050
Sumber: Profil Kelurahan Sukarame, Tahun 2017

4. Program Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana merupakan salah satu upaya pemerintah untuk


membatasi angka kelahiran penduduk di Indonesia. Pada wanita usia subur yang
telah menikah, disarankan oleh pemerintah untuk menggunakan alat KB guna
membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga
dengan cara pengaturan kelahiran anak agar tercipta keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya serta untuk memperbaiki
kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa. Disamping itu juga
dapat mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa, memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB yang berkualitas
(termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak), dan
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Oleh sebab itu pemerintah menganjurkan pada pasangan usia muda untuk
menggunakan alat KB. Pemerintah juga memperluas pelayanan KB, baik di kota
maupun di desa agar dapat mengikuti pelayanan KB dengan baik. Begitu juga di
29

Kelurahan Sukarame, dimana pada saat ini pelayanan program KB di Kelurahan


Sukarame telah berjalan dengan baik dan sudah hampir seluruh masyarakat
Sukarame dapat menikmati pelayanan KB dengan beragam sarana/prasarana
pelayanan kesehatan, diantaranya yaitu:

Tabel 6. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah


Puskesmas Pembantu 1
Apotek 5
Posyandu 11
Toko Obat 20
Rumah Bersalin 7
Sumber: Profil Kelurahan Sukarame, Tahun 2017

Keberadaan sarana dan prasarana kesehatan tersebut diharapkan dapat


memberikan kemudahan pada masyarakat untuk mengikuti perogram KB
sehingga seluruh masyarakat Sukarame bisa menggunakan alat KB dengan
berbagai jenis kontrasepsi yang diinginkan dan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing pengguna.

5. Sarana dan Prasarana

a. Transportasi
Seluruh wilayah di Kelurahan Sukarame secara umum dapat diakses dengan
mudah, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Terdapat angkutan
kota yang beroperasi setiap hari. Jalur transportasi angkutan kota dapat melewati
ibukota Kecamatan Sukarame maupun ibukota Bandar Lampung, sehingga
masyarakat yang tidak memiliki kendaraan yang tinggal di Kelurahan Sukarame
dapat dengan mudah jika ingin berpergian ke ibukota Bandar Lampung. Selain
angkutan kota, terdapat juga ojek sehingga memudahkan masyarakat Kelurahan
Sukarame untuk berpergian jika tidak ingin menggunakan angkutan kota. Ada
juga sebagian masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadinya untuk
berpergian.

b. Komunikasi dan Informasi


Masyarakat Kelurahan Sukarame hampir semua telah menikmati sarana
30

komunikasi dan infomsai. Sarana komunikasi yang digunakan oleh masyarakat


Kelurahan Sukarame diantaranya adalah telepon dan kantor pos, sedangkan sarana
informasi yang telah digunakan yaitu televisi, radio, koran, majalah, dan media
sosial seperti internet.

c. Listrik
Seluruh rumah di Kelurahan Sukarame telah dialiri listrik yang berasal dari PLN.
Rata-rata masyarakat Kelurahan Sukarame menggunakan aliran listrik dengan
daya 900 watt dan paling tinggi menggunakan daya listrik berkekuatan 2.500 watt.

6. Peribadatan atau Keagamaan

Di Kelurahan Sukarame terdapat dua tempat pribadatan atau sarana keagamaan,


yaitu masjid dan musolah. Di Kelurahan ini terdapat masjid yang letaknya sangat
strategis sehingga masyarakat setempat maupun umum dapat beribadah dengan
mudah dan baik. Masjid tersebut tepat berada di perempatan jalan utama yang
dilalui oleh banyak kendaraan, baik angkutan umum, ojek, kendaraan roda dua,
maupun roda empat. Masjid tersebut memiliki fasilitas yang memadai
(diantaranya terdapat perlengkapan shalat, baik untuk kaum perempuan maupun
kaum lelaki), selain itu juga terdapat air bersih dan toilet umum yang layak
digunakan. Fasilitas yang memadai pada masjid ini menjadi kebanggaan
masyarakat, khususnya masyarakat Kelurahan Sukarame sendiri. Adapun nama
masjid tersebut adalah Masjid AL-HUDAH. Untuk mengetahui gambaran
penduduk menurut agama yang dianut oleh penduduk Kelurahan Sukarame dapat
dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Kelurahan Sukarame berdasarkan Agama yang Dianut,


Tahun 2017

Agama Laki-laki Perempuan Jumlah


Islam 7.230 7.605 14.835
Katholik 83 98 181
Protestan 78 99 177
Hindu 31 48 79
Budha 35 49 84
Total 7.457 7.899 15.356
Sumber: Profil Kelurahan Sukarame, Tahun 2017
31

7. Pemerintahan

Pada saat ini pemerintahan Kelurahan Sukarame dipimpin oleh seorang Kepala
Kelurahan (Lurah) yang ditunjuk langsung oleh Walikota Bandar Lampung pada
tahun 2014. Pemimpin Kelurahan Sukarame yang ditunjuk langsung oleh
Walikota tersebut adalah Bapak Anwar AR, SE yang didampingi oleh Sekretaris
Lurah (yang menangani sistem administrasi), yaitu Ibu Lailani, S.Sos. Berikut
digambarkan dalam Bagan Struktur Pemerintahan Kelurahan Sukarame beserta
pejabat-pejabatnya.

Kepala Lurah
Anwar AR, SE

Lailani, S.Sos

Kasi Pemerintahan Kasi Pemberdayaan Mas. Kasi Trantib Kasi


Sepridawati, BBA Liydia Dwi Fransiska Suhardi,

Staf Pemerintahan Staff Pemberdayaan Mas. Kasi Trantib Kasi


Nilawati Deni Jul
Lyana

Gambar 3. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Sukarame, Tahun 2017


VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa peran keluarga dalam mencegah anak dari
penyalahgunaan narkoba adalah memberikan pengawasan dan kepercayaan pada
anak. Memberikan pendidikan tentang bahayanya narkoba, menjadi teladan anak,
mengajarkan pola hidup sehat dan mengikuti kegiatan yang positif serta
memberikan anak kebebasan dan membangun kepercayaan pada tetapi tetap ada
pengawasan yang aktif yang dilakukan oleh orang tua hal ini agar anak terhindar
dari bahayanya narkoba.

Adapun penghambat bimbingan yang mereka berikan dalam mencegah


anak-anaknya dari penyalahgunaan narkoba ialah terdiri dari tiga penghambat.
Yang pertama penghambatdari dalam, yaitu dari anak itu sendiri, karena
karakter anak itu ada yang mudah untuk di nasihati ada yang sulit, kemudian
dari orang tua itu sendiri, yaitu kurangnya kemampuan / penguasaan orang
tua dalam membimbing, seperti kurangnya kemampuan orang tua dalam
membina hubungan yang baik dengan anak. Kemudian penghambat
bimbingan yang kedua adalah penghambat dari luar yaitu lingkungan sekitar
anak tinggal, baik lingkungan masyarakat, maupun lingkungan pendidikan,
karena lingkungan merupakan salah satu faktor terbesar dalam pembentukan
kepribadian anak. Apabila lingkungannya memberi contoh yang buruk, maka
hal ini menjadi penghambat keberhasilan orang tua dalam membimbing
anaknya.
57

B. Saran

Adapun saran penulis untuk para orang tua :


1. Orang tua harus senantiasa memberikan contoh yang positif pada
anakanaknya, karena tidak jarang kita jumpai di masyarakat para orang tua
sering mengingatkan anaknya untuk melakukan sesuatu hal yang positif,
padahal ia jarang melakukannya atau sama sekali tidak pernah.
2. Luangkan waktu bersama dan ciptakan suasana hangat Bersama anggota
keluarga. Karena salah satu faktor orang yang terjerumus ke dalam
penyalahgunaan narkoba adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang di
dalam keluarga.
3. Ajak anak untuk mengikuti kegiatan sosialisasi tentang bahaya narkoba yang
di adakan pemerintah setempat. Karena banyak anak tau akan bahaya narkoba
setelah kecanduan memakainya, tentu hal tersebut tidak kita inginkan
4. Orang tua hendaknya mengajarkan sedikit demi sedikit tentang peraturan-
peraturan yang berlaku di negara ini dan apa hukumannya apabila melanggar,
seperti hukuman pidana penjara bagi yang terbukti melakukan
penyalahgunaan narkoba.
5. Perlunya membangun pergaulan yang lebih dekat dengan para tetangga, hal ini
perlu di lakukan agar terbangun saling keperdulian dalam bertetangga.
contohnya apabila anak kita berada di lingkungan dan berada di luar
pengawasan kita, kita berharap para tetangga memperhatikan juga perilaku
anak kita, apabila melakukan hal yang negatif, maka berikan teguran atau
nasihat agar tidak ia ulang perilaku tersebut. Karena fenomena orang
perkotaan ini cukup memperihatinkan, yaitu banyaknya warga yang kurang
bergaul dengan tetangganya sendiri, bahkan sampai tidak tau siapa nama
tetangganya. Kebiasaan buruk ini tentu harus segera di uabah, dalam Islam
juga kita di tuntut untuk bersilaturahim dengan tetangga, dan menjaga
hubungan baik dengannya.
DAFTAR PUSTAKA

Adi Saputra. 2013. Program Badan Nakortika Nasional Kabupaten dalam


Pembinaan RemajaKorban Narkoba, Studi Analisis Di Kacamatan Teunom
Kabupaten Aceh Jaya. Banda Aceh: PT Raja Grafindo Persada.

Afiatin Annas. 2007. Narkoba dan Permasalahannya, Semarang: Dinas


Pendidikan Pemprop DIY.

Afiatin, T. (2008). Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba dengan Program Aji.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung


Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Depok: PT
Raja Grafindo Persada.

Agnes Tri Hajaningrum. 2007. Peranaan Orang Tua Praktis dan Membantu
Tumbuh Kembang Anak Berbakat. Jakarta: Prenada.

Aulia Zahra. 2007. Jangan pernah Tergoda Narkoba. Semarang: Balai Pustaka.

Bambang Irawan. 2014. Peranan Badan Narkotika Nasional Provinsi Aceh dalam
Melakukan Rehabilitasi Terhadap Penyalahgunaan Narkoba. Banda Aceh:
Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Burhan Bungin. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Raja Grafindo


Persada.

Choirul Faud Yusuf. 2001. Peran Agama dalam Masyarakat. Jakarta: Badan
Litbang dan Diklat Keagamaan.

Cut Indah Pertiwi. 2014. Protret Kehidupan Pengguna Narkotika, Alkohol,


Psikotropika, dan Zat Adiktiflai nya (NAPZA) Pacsa Rehabilitasi Di Yayasan
Permata Hati Kita. Banda Aceh: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-
Raniry.

Dadang Hawawi. 2004. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yokyakarta:
Dana Bhakti Yasa.

Fadzilah Kamsah. 2011. Petua Mendidik Anak Menjadi Insan Positif. Kuala
Lumpur: Telaga Biru.
59

Fitrianingrum, Nila A. dan Hidaayah, N. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan


dengan Motivasi untuk Berhenti Memakai Napza pada Remaja di Ponpes
Suryalaya Surabaya.

H. A.Yunus, Drs.S.H. 1999. Filsafat Pendidikan. Bandung: Citra Sarana Grafika.

Hari Sasangka. 2003. Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana.


Bandung: Mandar Maju.

Hasan Langgulung. 2004. Suatu Analisa Psi-kologi, Filsafat Dan Pendidikan.


Jakarta: Pustaka Al Husna Baru.

Hendrian Ibnu. 2016. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam


Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hurlock Helizabeth. 2001 Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Ida Listyarini Handoyo. 2004. Narkoba Perlukah Mengenalnya. Yokyakarta:


Pakar Raya.

Ihromi Suprayogo dan Tobroni. 2004. Metode Penelitian Sosial-Agama.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Joewono, Satya. 2001. Narkoba Petunjuk Praktis Bagi Keluarga Untuk Mencegah
Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta: Media Pressindo.

Latif Abdul. 2007. Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: PT


Refika Aditama

M. Bilal Habibie. 2012. Pelayanan Kesejahteraan Sosial Terhadap Pecandu


Narkoba. Banda Aceh: Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry.

Madani. 2009. Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perspektif Hukum Islam Dan


Hukum Pidana Nasional. Jakarta: Rajawali Pers.

Martono. 2010. Petunjuk Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika. Bandung:


Citra Aditya Bakti.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Noeng Muhadjir. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. NurulJakarta: Bumi


Aksara.

Rasyad Aminuddin. 2008. Materi pokok dasar-dasar kependidikan. Jakarta:


Departemen Agama.

Rosa Listyandari. 2012. Jangan Pernah Lelah Mendidik Anak. Surabaya:


Gramedia Pustaka Utama.
60

Sarlito W.Sarwono. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Soeleman. 2007. Narkoba Bahaya dan Upaya Pencegahannya. Semarang: Balai


Pustaka.

Sudarsono. 1992. Kenakalan Remaja. Jakarta: Renika Cipta.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suharsimi Arikunto.2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Thamrin Kasman. 2014. Pedoman PencegahanPenyalahgunaan Narkoba di


Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Umum Alifa. 2007. Apa itu Narkoba Dan Napza. Semarang: Alifia Ummu.

Winarto. 2007. Ada Apa Dengan Narkoba. Semarang: Aneka Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai