Skripsi
Oleh
Oleh
By
This study aims to determine the role of the family in the prevention of drug
hazards in the study of Sukarame Village, Bandar Lampung City. The research
method used is descriptive qualitative type. The subjects of this research are
parents who have teenage children around Sukarame. Data collection in
qualitative research, data collection there are primary data sources, and data
collection techniques are carried out by in-depth interviews and documentation.
The results of the research and discussion indicate that the role of the family is
required to have extensive information and knowledge about drugs and their
adverse effects on aspects of life. The family consists of a small family, namely
father, mother, brother and sister, while a large family consists of grandfather,
grandmother, aunt, uncle and others. Barriers from the family in efforts to prevent
the dangers of drugs, namely the different character of children, the lack of
openness of children to their parents in a negative social environment.
Recommendations in this study suggest for every family to provide supervision
and approach to adolescents so as not to fall into drugs.
Oleh
Skripsi
Pada
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Sosiologi
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
1. Tim Penguji
Penguji
Bukan Pembimbing : Damar Wibisono, S.sos.,M.A ______________
Adam Bagus Erlangga dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 5 Mei 1997,
anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Yohanes Goersil, S.H dan Ibu
Sri Djamsari Alm.
(Canva)
(Unknown)
Adikku Tersayang
Widya Amalia Silvy
Ajun Liakta Goersil
Ibrahim Sya’ban Goersil
Kawan-kawan Seperjuanganku
Sosiologi 2015
Almamaterku
Keluarga Besar Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung
Dan semua orang-orang baik dan terkasih yang sudah membantu penulis hingga
sampai tahap sekarang ini
Terima kasih atas dukungan, doa, saran, kritik yang telah diberikan kepadaku,
semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaiknya kepada kita semua,
Aamiin
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya
serta kekuatan yang penulis miliki untuk dapat menyelesaikan skripsi ini selain
atas limpahan karunia dan anugerah-Nya. Sholawat serta salam senantiasa
dicurahkan kepada junjungan ilahi robbi, Nabi Besar Muhammad SAW yang
senantiasa kita nantikan syafa’atnya fiddini waddunnya ilal akhiroh. Skripsi ini
berjudul “Peran Keluarga Dalam Pencegahan Bahaya Narkoba” merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penelitian skripsi ini tidak terlepas dari hidayah, karunia, bantuan, dukungan, doa,
kritik dan saran, serta bimbingan yang berasal dari berbagai pihak. Maka dari itu,
penulis mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya,
khususnya kepada :
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia dan ridho-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini
dengan baik.
2. Teruntuk kedua orangtuaku tercinta, Papa Yohanes Goersil,S.H. dan Ibu Sri
Djamsari Alm. yang selalu memberikan nasihat, bimbingan, doa, dukungan
serta senantiasa bekerja keras agar selalu memberikan yang terbaik hingga
sampai saat ini, sehingga Adam bisa menyelesaikan salah satu tugas yaitu
menyelesaikan studi dengan baik.
3. Teruntuk Adik-adik ku tercinta Widya Amalia Silvy, Ajun Liakta Goesil, dan
Ibrahim Sya’ban Goersil yang telah memberikan doa-doa, dukungan, serta
semangat untuk kelancaran skripsi ini.
4. Kepada Ibu Drs. Ida Nurhaida, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Kepada Ibu Dr. Bartoven Vivit Nurdin, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
6. Kepada Ibu Drs. Erna Rochana, M.Si. selaku dosen pembimbing utama dalam
penyusunan skripsi ini, terima kasih banyak karena telah meluangkan banyak
waktu, tenaga, pikiran dan memberikan semangat untuk bisa menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih sekali ibu sudah sangat berjasa dan memberikan
banyak pelajaran, sejak awal bimbingan sampai selesainya skripsi ini. Semoga
Allah SWT selalu melimpahkan berkah kepada bapak dan keluarga, Aamiin.
7. Kepada Bapak Drs Benjamin, M.Si. selaku penguji utama dalam penyusunan
skripsi ini, terima kasih banyak atas semua kritik dan saran yang telah Bapak
berikan, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga Allah SWT
selalu melimpahkan berkah kepada Bapak dan keluarga, Aamiin.
8. Kepada Bapak dan Ibu Dosen serta staf Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
9. Teruntuk Hesni Rahayu, Terima kasih telah banyak membantu selama
menjalani masa perkuliahan dan selalu menemani, memberikan dukungan
serta motivasinya sampai saya saat ini.
10. Kepada teman-teman Sosiologi 2015. Terima kasih sudah menjadi bagian dari
cerita hidup saya, menerima dan menjadi bagian dari kalian, terima kasih
untuk canda tawa dan drama-drama perkuliahan. Sukses selalu untuk kita
semua. Semoga kelak kita dapat membawa nama baik almamater tercinta kita
dengan penuh kebanggaan.
11. Terima kasih juga kepada para informan yaitu para mahasiswa, Pak RT 008
serta Warga dari Kelurahan Sukarame , berseeta Narasumber Lainnya yang
telah meluangkan waktu dan ketersediaannya untuk memberikan informasi
yang penulis butuhkan.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan penambahan wawasan
bagi para pembaca, serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang dilakukan
di masa yang akan datang terkait dengan kajian yang lebih mendalam tentang
gaya hidup dunia gemerlap dikalangan remaja.
Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................4
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................56
B. Saran ...........................................................................................................57
LAMPIRAN ..........................................................................................................61
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
A. Latar Belakang
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pengguna narkoba di Lampung
setiap tahun terus meningkat. Data terakhir, jumlah pengguna narkotika ada
sekitar 75 ribu orang. Hal ini disampaikan kepala Badan Narkotika Nasional
(BNN) Provinsi Lampung, Kombes Pol Sukamso. Sukamso menjelaskan usia
yang paling rentan sebagai pengguna narkotika yakni 10- 59 tahun. Dengan
peningkatan jumlah pengguna narkoba yang paling tinggi adalah pada usia
produktif yakni 13-35 tahun. Bahkan hampir 75 persen pengguna narkoba adalah
pelajar yang tersebar diberbagai tingkatan sekolah mulai dari SMP sampai SMA,
SMK. Berdasarkan hasil survei penyalahguna narkoba tahun 2017, puslitdatin
BNN proporsi kelompok penyalahguna narkoba yaitu ;
Gambar 1
24 17
% %
59
%
Keluarga adalah benteng utama yang dapat mencegah anak–anak dari masalah
narkoba. Keluarga yang sejahtera yang diliputi suasana yang serasi, selaras dan
seimbang dimana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang baik secara fisik,
mental dan sosialnya secara optimal serta dipenuhi rasa penuh kasih sayang di
dalam keluarga sebetulnya sudah melaksanakan pencegahan namun itu saja belum
cukup. Anak-anak yang tumbuh dengan kasih sayang dan rasa aman serta dengan
adanya kesempatan untuk menyatakan perasaan dan mengeluarkan pendapat serta
dididik untuk mengambil keputusan yang bijaksana, kemungkinan besar tidak
akan menyalahgunakan narkoba (Afiatin, 2008).
yang telah di paparkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai peran keluarga dalam pencegahan bahaya narkoba.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
A. Peranan Keluarga
Pengertian peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakaan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah
menjalankan suatu peran. Sedangkan menurut R linton peran adalah the dynamic
aspect of status dengan kata lain, seseorang menjalankan suatu peran sesuai hak
dan kewajibannya.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran keluarga adalah bila
anggota keluarga menjalankan hak dan kewajibannya sebagaimana kedudukannya
(Fadzilah, 2011).
7
Adapun peran anggota keluarga menurut buku Ilmu Pendidikan Sosial kelas II
(Rasyad, 2008) yaitu antara lain:
a. Ayah
Ayah berperan sebagai kepala keluarga. Sebagai kepala keluarga ayah
mempunyai tugas untuk melindungi keluarganya dari gangguan atau
marabahaya. Ayah sebagai kepala keluarga juga bertugas mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya. Ayah juga mempunyai tugas dan tanggung
jawab atas pendidikan anaknya.
b. Ibu
Ibu berperan sebagai kepala rumah tangga. Sebagai kepala rumah tangga maka
seorang ibu bertanggung jawab atas keluarganya terutama atas anaknya. Tugas
seorang ibu tidak mudah karena ia harus mengurus dan memperhatikan
keluarga. Ibu mempunyai tugas untuk mengasuh anak, menyediakan makanan
untuk keluarga, membersihkan rumah, mengatur keuangan keluarga dan
memperhatikan pendidikan anaknya.
c. Anak
Anak mempunyai peran yaitu sebagai anggota keluarga. Tugas seorang anak
yaitu belajar dan menghormati orang tua. Anak juga mempunyai hak atas
perlindungan dan pendidikan dari orang tua.
yang sering dijumpai oleh anak. Oleh karena itu lingkunan keluarga akan sangat
mempengaruhi prilaku anak. Maka dari itu, orangtua harus memberikan
bimbingan serta memberi contoh yang baik pada anak.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa narkoba atau napza adalah
obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. Jika diminum, dihisap, dihirup,
ditelan atau disuntikan, berpengaruh terutama pada otak (susunan saraf pusat), dan
sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat
atau menurun). demikian pula fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran
darah, pernapasan, dan lain-lain). Dengan demikian pengertian pencegahan
penyalahgunaan narkoba adalah upaya yang dilakukan terhadap faktor-faktor
yang berpengaruh atau penyebab, baik secara langsung maupun tidak langsung,
agar seseorang atau sekelompok masyarakat mengubah keyakinan, sikap dan
perilakunya sehingga tidak memakai narkoba atau berhenti memakai narkoba
(Latif, 2007).
9
1. Penyalahgunaan Narkoba
a. Faktor Individu
Dari faktor Individu ini sangat dominan terjadi dari aspek kepribadian, yaitu yang
menyangkut pada: tingkah laku anti sosial seperti; kepribadian ingin melanggar,
sifat memberontak, melawan apa saja yang berbau otoritas, menolak nilai-nilai
yang tradisional, mudah kecewa dan sifat tidak sabar. Kecemasan dan depresi, ini
banyak terjadi pada orang yang tidak dapat menyelesaikan kesulitan hidupnya
sehingga timbul depresi dan akan berakibat pada penyalahgunaan narkoba.
Pengetahuan yang kurang tentang napza akan mengakibatkan orang berfikir
negatif terhadap penggunaanya, sehingga akan mengakibatkan penyalahgunaan
narkoba. Keterampilan berkomunikasi dengan teman sebaya sangat berpengaruh
pada penyalahgunaan narkoba. Pada Orang/anak yang kurang trampil
berkomunikasi juga akan menyebabkan tidak dapat menolak/menghindar jika ada
orang yang menawarkan untuk mencoba sesuatu (narkoba), sehingga akan
mengakibatkan pada penyalahgunaan narkoba.
b. Faktor Sosial
Dari faktor sosial budaya antara lain berasal dari kondisi keluarga. Hubungan
keluarga yang kurang harmonis sehingga akan menyebabkan kurang nyamannya
kondisi di dalam rumah. ada pula dari pengaruh teman kelompok sebaya yaitu
keinginan untuk mencoba biasanya datang dari pengaruh teman, disamping rasa
takut seseorang/anak untuk tidak diterima dalam kelompoknya akan menyebabkan
orang/anak mencari kompensasi ke penyalahgunaan narkoba. Faktor sosial juga
dapat dipengaruhi dari kondisi di sekolah, seperti kurang ketatnya peraturan
sekolah tentang tata tertib penggunaan narkoba, sistem kontrol yang kurang ketat
11
c. Faktor Lain
Ada tahap-tahap dari penyalahgunaan narkoba yaitu akan diawali dari tahap;
coba-coba, rekreasi, situasional dan akhirnya sampai pada tahap ketergantungan,
dan dampak dari penyalahgunaan narkoba ini bukan hanya pada kondisi fisik dan
kondisi psikologik saja tetapi juga berdampak besar pada kondisi sosial-ekonomi.
Dari faktor lain yang mempengaruhi penyalahgunaan Narkoba yaitu berasal dari
promosi iklan yang berlebihan atau kurang jelas tentang khasiat suatu obat, akan
menyebabkan orang/anak mencari kompensasi ke penyalahgunaan narkoba (Hari,
2003).
yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain Deteksi dini anak
yang menyalahgunaan narkoba Konseling Bimbingan sosial melalui
kunjungan rumah penerangan dan pendidikan pengembangan individu (life
skills) antara lain tentang keterampilan berkomunikasi, keterampilan menolak
tekanan orang lain dan keterampilan mengambil keputusan dengan baik
(Rasyad, 2008).
3. Pencegahan Tertier (Tertiary Prevention )
Pencegahan ini dilakukan ”kepada orang yang sedang menggunakan narkoba
dan yang pernah/mantan pengguna narkoba, serta komponen masyarakat yang
berpotensi dapat membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba dan
membantu bekas korban naroba untuk dapat menghindari”(Adi, 2011).
Pengertian teori kontrol atau control theory merujuk kepada setiap perspektif yang
membahas ihwal pengendalian tingkah laku manusia, pengertian teori kontrol
sosial atau social control theory merujuk kepada pembahasan delinkuensi dan
kejahatan yang dikaitkan dengan variabel-variabel yang bersifat sosiologis; antara
lain struktur keluarga, pendidikan dan kelompok dominan. Dengan demikian,
pendekatan teori kontrol sosial ini berbeda dengan teori kontrol lainnya.
Pemunculan teori kontrol sosial ini diakibatkan tiga ragam perkembangan dalam
kriminologi, yakni :
a. Adanya reaksi terhadap orientasi labeling dan konflik dan kembali kepada
penyelidikan tentang tingkah laku kriminal.
b. Munculnya studi tentang criminal justice sebagai suatu ilmu baru telah
membawa pengaruh terhadap kriminologi menjadi lebih pragmatis dan
berorientasi pada sistem.Ketiga, teori kontrol sosial telah dikaitkan dengan
suatu teknik riset baru khususnya bagi tingkah laku anak/remaja, yakni self
report survey. Perkembangan awal dari teori ini dipelopori Durkheim (1895).
Perkembangan berikutnya selama tahun 1950-an beberapa teorietis telah
mempergunakan pendekatan teori kontrol terhadap kenakalan anak remaja.
13
Reiss mengemukakan bahwa ada tiga komponen dari kontrol sosial dalam
menjelaskan kenakalan anak/remaja.
1. Kurangnya kontrol internal yang wajar selama masa anak-anak.
2. Hilangnya kontrol tersebut
3. Tidak adanya norma-norma sosial atau konflik antara norma-norma dimaksud
(di sekolah, orang tua, atau lingkungan dekat).
Ivan F. telah mengemukakan teori social control tidak sebagai suatu penjelasan
umum tentang kejahatan tetapi merupakan penjelasan bersifat kasuistis. Dimana
kontrol sosial dapat mengontrol penyalahgunaan narkoba dan haruslah didukung
dengan peran keluarga serta masyarakat berupa gerakan saling membantu dan
berkerjasama secara sinergis. Oleh semua komponen masyarakat terutama
keluarga dalam mengawasi dan memutus rantai lahirnya korban-korban
penyalahgunaan narkoba yang semakin banyak terjadi pada remaja saat ini.
D. Penelitian Terdahulu
menjadi acuan dari penelitian ini dikarenakan mengacu pada persoalan yang sama
dan membahas tentang peran orang tua pada bahayanya narkoba, orang tua dapat
menjadi sarana penanggulangan penyalahgunaan narkoba pada remaja. Dalam
artian bahwa, salah satu faktor penentu remaja menjauhi penyalahgunaan narkoba
adalah bagaimana pola asuh dan pendidikan yang diberikan orang tua terhadap
seorang anak. Melalui pendidikan bernilai moral dan spiritual dari orang tua,
remaja akan tumbuh menjadi anak yang memiliki pertahanan diri dari pengaruh
lingkungan yang negatif.
E. Kerangka Fikir
BAHAYA NARKOBA
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor
(dalam Moleong, 2007) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati melalui fenomena yang terjadi. Lebih
lanjut Burhan (2001) mengemukakan bahwa penelitian menekankan pada data
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Hasil penelitian ini hanya
mendeskripsikan atau mengkonstruksikan hasil wawancara mendalam terhadap
subjek penelitian sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
peran keluarga dalam pencegahan bahaya narkoba.
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian kualitatif sangat penting adanya fokus penelitian, karena fokus
penelitian akan dapat membatasi studi yang akan diteliti. Tanpa adanya fokus
penelitian, peneliti akan terjebak oleh banyaknya (volume) data yang diperoleh di
lapangan. Penerapan fokus penelitian ini berfungsi untuk memenuhi kriteria-
kriteria, inklusi-inklusi, atau masukan-masukan, dan menjelaskan informasi yang
diperoleh di lapangan. Dengan adanya fokus penelitian, akan menghindari
pengumpulan data yang seragam dan adanya data yang terlalu banyak. Miles dan
Haberman (dalam Afrizal, 2014) menyatakan bahwa fokus penelitian ditetapkan
agar tidak terjadi penelitian yang samar-samar. Dalam proses mengumpulkan
data, kerangka penelitian harus bersifat fleksibel sehingga dapat terarah dengan
baik dan memfokuskan kembali data yang terkumpul guna pelaksanaan penelitian
18
berikutnya. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui peran keluarga dalam
pencegahan bahaya narkoba. Kajian dalam penelitian ini difokuskan pada:
1. Peran Keluarga Dalam Pencegahan
a. Pengawasan Terhadap Anak
b. Pendekatan Pada Anak
c. Memberikan Pendidikan Agama
d. Pembinaan Sikap Terhadap Anak
2. Hambatan
a. Karakter Anak Yang Berbeda-beda
b. Kurangnya Keterbukaan Anak Pada Orangtua
c. Berada Di Lingkungan Masyarakat Yang Negatif
C. Lokasi Penelitian
D. Penentuan Informan
Penentuan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan
pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, bersedia
memberikan informasi yang lengkap, dan akurat. Informan yang bertindak sebagai
sumber data dan informasi harus memenuhi syarat. Penelitian kualitatif tidak
mempersoalkan jumlah informan, tetapi bisa tergantung dari tepat tidaknya
pemilihan informan kunci, dan kompleksitas dari keragaman fenomena sosial
yang diteliti. Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan tehnik
purposive, yaitu penentuan informan yang dipilih secara sengaja berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan berdasarkan tujuan penelitian dan terdiri dari 6
19
Dalam penelitian ini ada beberapa alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Antar alat pengumpul data tersebut berfungsi saling melengkapi data yang
dibutuhkan. Untuk mengumpulkan data dan informasi pada penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
Wawancara menurut Hendrian (2016) merupakan proses untuk memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai
(dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara), dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam interaksi yang relatif lama.
2. Observasi
Observasi menurut Sujarweni (2014) merupakan proses pengumpulan data
dengan melakukan pengamatan menyeluruh pada sebuah kondisi tertentu,
tujuannya untuk mengamati dan memahami prilaku kelompok orang atau
individu pada keadaan tertentu. Peneliti melakukan observasi secara langsung
di lapangan untuk mecari dan mengetahui masalah yang ada di lapangan yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2012) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel
apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademi dan seni yang telah
ada. Untuk menunjang pengumpulan data dokumentasi, peneliti menggunakan
20
Uji keabsahan data dalam penelitian sering hanya ditekankan pada uji validitas
dan reliabilitas. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dikatakan valid atau
sah apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Uji keabsahan data dalam
penelitian kualitatif meliputi: uji credibility (derajat kepercayaan), transferability,
dependability, dan confimability.
1. Derajat Kepercayaan (Credibilitiy) Derajat kepercayaan mempertunjukkan
bahwa hasil-hasil penemuan dapat dibuktikan dengan cara peneliti melakukan
pengecekkan dalam berbagai sumber yaitu dengan mewawancarai lebih dari
satu informan yang berasal dari elemen yang berbeda. Selain mengunakan
triangulasi dengan berbagai sumber informan, peneliti juga melakukan
pendalaman dengan teknik pengumpulan data melalui obeservasi dan
dokumentasi. Adapun untuk memeriksa derajat kepercayaan (credibility)
peneliti menggunakan uji kredibilitas, sebagai berikut:
a Triangulasi Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk triangulasi
sumber, dimana peneliti membandingkan data hasil wawancara kepada
sumber yang berbeda (informan yang berbeda), kemudian
dikategorisasikan mana pandangan yang sama, mana pandangan yang
berbeda dan mana yang spesifik.
22
Dalam hal ini peneliti melakukan pengecekan terhadap data yang sudah diperoleh
dari pemberi data, apakah data yang diberikan oleh pemberi data sudah
memenuhi kebenaran atau valid. Data yang yang diperoleh peneliti harus sesuai
dengan apa yang telah diberikan oleh pemberi data guna keabsahan data dalam
penelitian. Menurut Sugiyono (2012) menyatakan bahwa: “Membercheck adalah
proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data.” Tujuan
dari membercheck menurut Sugiyono (2012) adalah: “Tujuan membercheck
adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan
laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan”. Dengan
demikian dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara member check kepada
subjek penelitian diakhir kegiatan penelitian lapangan tentang fokus yang diteliti
yakni agar memperoleh kebasahan data dalam penelitian (Nana, 2005).
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
C. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Kelurahan Sukarame saat ini mencapai 15.356 jiwa, dengan
jumlah penduduk laki-laki mencapai 7.457 jiwa dan penduduk perempuan
mencapai 7.899 jiwa dengan total jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai 3.830
KK. Berikut ini akan dijelaskan keadaan penduduk di Kelurahan Sukarame
berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, dan perogram Keluarga Berencana.
Oleh sebab itu, pemerintah harus lebih meningkatkan pendidikan penduduk pada
usia produktif tersebut agar penduduk usia produktif tersebut nantinya tidak
menjadi beban bagi Kelurahan Sukarame. Sedangkan jumlah penduduk usia
belum produktif/tidak produktif, yaitu (umur 0-16 tahun dan di atas umur 55
tahun berjumlah 4.382 jiwa.
Pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari sumberdaya manusianya, jika suatu
daerah tidak memiliki sumberdaya manusia yang positif, maka daerah tersebut
akan mengalami kesulitan untuk berkembang. Oleh sebab itu pemerintah
meningkatkan sumberdaya manusia di setiap daerah dengan cara meningkatkan
pendidikan masyarakat, hal inilah yang membuat pemerintah membuat program
wajib belajar 12 tahun atau wajib sekolah sampai jenjang SLTA. Tinggi
rendahnya kualitas sumberdaya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan
masyarakat di daerah tersebut. Adapun keadaan penduduk di Kelurahan Sukarame
berdasarkan pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 4.
27
Jumlah
No Tingkat Pendidikan Total
Laki-laki Perempuan
1 Belum/Tidak Sekolah 223 135 358
2 Taman Kanak-kanak 357 287 644
3 SD 662 871 1.533
4 SMP 1.722 1.287 3.009
5 SMA 2.833 3.516 6.349
6 D1, D2, D3 150 265 415
7 S1 1.075 1.184 2.259
8 S2 435 354 789
Total 7.457 7.899 15.356
Sumber: Profil Kelurahan Sukarame, Tahun 2017
keluarga menjadi lebih terbatas. Jika dilihat dari status pekerjaan masyarakat
Kelurahan Sukarame, hampir rata-rata penduduk laki-laki maupun perempuan
berstatus bekerja dengan beragam jenis pekerjaan utama ataupun sampingan.
Adapun jenis pekerjaan penduduk Kelurahan Sukarme dapat dilihat pada Tabel 5.
Jumlah
No Jenis Pekerjaan Total
Laki-laki Perempuan
1 TNI/POLRI 387 32 419
2 PNS 1.077 703 1.780
3 Pensiunan 176 135 311
4 Pegawai 1.919 1.653 3.572
Swasta
5 Buruh 968 819 1.787
6 Pedagang 853 853 1.706
7 Petani 125 350 475
Total 5.505 4.545 10.050
Sumber: Profil Kelurahan Sukarame, Tahun 2017
Oleh sebab itu pemerintah menganjurkan pada pasangan usia muda untuk
menggunakan alat KB. Pemerintah juga memperluas pelayanan KB, baik di kota
maupun di desa agar dapat mengikuti pelayanan KB dengan baik. Begitu juga di
29
a. Transportasi
Seluruh wilayah di Kelurahan Sukarame secara umum dapat diakses dengan
mudah, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Terdapat angkutan
kota yang beroperasi setiap hari. Jalur transportasi angkutan kota dapat melewati
ibukota Kecamatan Sukarame maupun ibukota Bandar Lampung, sehingga
masyarakat yang tidak memiliki kendaraan yang tinggal di Kelurahan Sukarame
dapat dengan mudah jika ingin berpergian ke ibukota Bandar Lampung. Selain
angkutan kota, terdapat juga ojek sehingga memudahkan masyarakat Kelurahan
Sukarame untuk berpergian jika tidak ingin menggunakan angkutan kota. Ada
juga sebagian masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadinya untuk
berpergian.
c. Listrik
Seluruh rumah di Kelurahan Sukarame telah dialiri listrik yang berasal dari PLN.
Rata-rata masyarakat Kelurahan Sukarame menggunakan aliran listrik dengan
daya 900 watt dan paling tinggi menggunakan daya listrik berkekuatan 2.500 watt.
7. Pemerintahan
Pada saat ini pemerintahan Kelurahan Sukarame dipimpin oleh seorang Kepala
Kelurahan (Lurah) yang ditunjuk langsung oleh Walikota Bandar Lampung pada
tahun 2014. Pemimpin Kelurahan Sukarame yang ditunjuk langsung oleh
Walikota tersebut adalah Bapak Anwar AR, SE yang didampingi oleh Sekretaris
Lurah (yang menangani sistem administrasi), yaitu Ibu Lailani, S.Sos. Berikut
digambarkan dalam Bagan Struktur Pemerintahan Kelurahan Sukarame beserta
pejabat-pejabatnya.
Kepala Lurah
Anwar AR, SE
Lailani, S.Sos
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa peran keluarga dalam mencegah anak dari
penyalahgunaan narkoba adalah memberikan pengawasan dan kepercayaan pada
anak. Memberikan pendidikan tentang bahayanya narkoba, menjadi teladan anak,
mengajarkan pola hidup sehat dan mengikuti kegiatan yang positif serta
memberikan anak kebebasan dan membangun kepercayaan pada tetapi tetap ada
pengawasan yang aktif yang dilakukan oleh orang tua hal ini agar anak terhindar
dari bahayanya narkoba.
B. Saran
Agnes Tri Hajaningrum. 2007. Peranaan Orang Tua Praktis dan Membantu
Tumbuh Kembang Anak Berbakat. Jakarta: Prenada.
Aulia Zahra. 2007. Jangan pernah Tergoda Narkoba. Semarang: Balai Pustaka.
Bambang Irawan. 2014. Peranan Badan Narkotika Nasional Provinsi Aceh dalam
Melakukan Rehabilitasi Terhadap Penyalahgunaan Narkoba. Banda Aceh:
Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Choirul Faud Yusuf. 2001. Peran Agama dalam Masyarakat. Jakarta: Badan
Litbang dan Diklat Keagamaan.
Dadang Hawawi. 2004. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yokyakarta:
Dana Bhakti Yasa.
Fadzilah Kamsah. 2011. Petua Mendidik Anak Menjadi Insan Positif. Kuala
Lumpur: Telaga Biru.
59
Joewono, Satya. 2001. Narkoba Petunjuk Praktis Bagi Keluarga Untuk Mencegah
Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta: Media Pressindo.
Umum Alifa. 2007. Apa itu Narkoba Dan Napza. Semarang: Alifia Ummu.