Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN STRESS PADA IBU MENYUSUI


Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners
Dosen pembimbing : Soebagijono, S.Kep.,Ns. MMKes

Oleh:
Anggraini Darmawinanti
2331061007

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA


PROGRAM PROFESI NERS
MALANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DI KECAMATAN BANTUR KABUPATEN MALANG

Oleh :
ANGGRAINI DARMAWINANTI
2331061007

Telah diperiksa kelengkapannya pada :

Hari :
Tangga l :

Dosen Pembimbing Institusi Dosen Pembimbing Lahan

Icca Presilia Anggreyanti,


Soebagijono, S.Kep.,Ns. MMKes
S.Kep.,Ns. M.Kep

Mahasiswa

Anggraini Darmawinanti
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan rahmat, ridha,
dan karunia-Nya Laporan Praktik Profesi Ners dapat diselesaikan tepat waktu. Sholawat serta
salam tak lupa dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan bagi umat.
Sehubungan dengan adanya mata kuliah wajib Keperawatan Jiwa, mahasiswa diharapkan
dapat terjun langsung untuk melihat fenomena kasus di lapangan. Satuan acara penyuluhan
ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban tertulis atas terlaksananya kegiatan. Durasi
kegiatan penyuluhan kurang lebih 50 menit pada hari Kamis, 21 September 2023.
Kelancaran kegiatan penyuluhan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu:
1. Bapak Soebagijono, S.Kep.,Ns. MMKes selaku dosen pemimbing lahan di Puskesmas
Bantur
2. Pasien Ny. Y di Kecamatan Bantur yang telah memberikan kesempatan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan ini
3. Teman-teman sekalian yang saling bahu membahu agar terlaksananya kegiatan
penyuluhan dengan baik
Laporan ini menjelaskan aktivitas berupa penyuluhan yang telah dilaksanakan. Selama
berada di Desa Wonorejo, Kecamatan Bantur. Dalam proses pembuatan laporan tentu masih
terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi
perbaikan.

Malang, 21 September 2023

penulis
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1. PENDAHULUAN
WHO merekomendasikan ASI (Air Susu Ibu) eksklusif untuk 6 bulan pertama kehidupan.
Pemberian ASI secara optimal sangat penting karena dapat menyelamatkan lebih dari 800.000
nyawa anak balita setiap tahunnya, namun fakta menunjukkan hanya 43% saja bayi umur 0-6
bulan yang diberikan ASI secara eksklusif (WHO, 2016). ASI merupakan nutrisi ideal untuk bayi
karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan bayi serta
mengandung seperangkat zat perlindungan terhadap berbagai penyakit. Dampak apabila bayi
tidak diberikan ASI pada bulan pertama diyakini dapat meningkatkan 1/3 kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Atas (ISPA), kejadian diare dapat meningkat 50%, dan penyakit usus
parah pada bayi prematur dapat meningkat kejadiannya sebanyak 58% (Kementerian
Kesehatan RI, 2014).
Neonatus atau bayi baru lahir yang diberi ASI secara eksklusif memiliki risiko kematian
akibat infeksi pada bulan pertama lebih rendah dibandingkan neonatus yang disusui sebagian
(tidak eksklusif selama 6 bulan). Promosi yang efektif mengenai inisiasi menyusui dini serta
menyusui eksklusif selama bulan pertama kehidupan memiliki manfaat besar dalam mengurangi
mortalitas dan morbiditas neonatal (Khan et al., 2015). Pemberian ASI dipengaruhi kesehatan
fisik dan mental, jenis persalinan yang direncanakan, pendapatan, pendidikan, paritas, etnis,
dan kesulitan menyusui. Wanita dengan jenis persalinan caesar yang direncanakan memiliki
kemungkinan lebih besar (OR= 1,61; 95% CI: 1,14, 2,26; p= 0,014) untuk menghentikan
menyusui sebelum 12 minggu pascapersalinan dibandingkan dengan mereka yang melahirkan
secara vagina (Hobbs et al., 2016).
Stres adalah salah satu faktor yang dapat memengaruhi pemberian ASI, misalnya ibu
mengalami kesulitan pada awal menyusui seperti kelelahan, ASI sedikit, puting susu lecet, dan
gangguan tidur malam hari. Stres dapat berpengaruh terhadap produksi ASI karena
menghambat pengeluaran ASI dan pada akhirnya akan berakibat pada pemberian ASI (Susanti,
2014). Stres berpengaruh terhadap keberlangsungan pemberian ASI Eksklusif. Keberhasilan
pemberian ASI berhubungan dengan produksi ASI sementara stres dapat memengaruhi
produksi ASI. Ibu yang mengalami stres sedang yang berhasil memberikan ASI karena
mendapat motivasi untuk meningkatkan produksi ASI. Motivasi berasal dari diri sendiri,
lingkungan, keluarga, dan tenaga kesehatan (Elsanti & Isnaini, 2018).

1.2. TUJUAN UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Manajemen Stress Pada Ibu
Menyusui, diharapkan peserta mampu memahami terkait Manajemen Stress Pada Ibu
Menyusui.

1.3. TUJUAN KHUSUS


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapakan peserta mampu memahami
tentang :
1. Pengertian manajemen stress ibu menyusui
2. Faktor penyebab stress ibu menyusui
3. Cara mengatasi stress pada ibu menyusui
4. Dampak dari stress ibu menyusui
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Stres menurut Sutja Akmal, (2018:97) adalah kondisi tegang yang menghampiri
diri seseorang karena adanya tekanan yang tidak dapat dipenuhinya sehingga
mengancam harga diri atau rasa amannya. Stress adalah keadaan fisik dan mental,
seseorang yang tidak dapat bekerja secara normal. Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa stress merupakan kondisi dimana individu mengalami ketegangan
yang disebabkan oleh tekanan internal maupun eksternal sehingga individu merasa
terganggu keseimbangan hidupnya Goliszek (2005:1). Sedangkan stress ibu menyusui
sendiri merupakan suatu keadaan dimana seorang ibu mengalami suatu tekanan, serta
hal-hal lain yang mempengaruhi pada suatu perubahan ataupun mendorong dirinya
untuk stres. Dalam hal ini ibu menyusui yang mengalami stres akan membawa dampak
yang sangat signifikan bagi pengasuhan anaknya.

B. Faktor-Faktor Penyebab Stres Ibu Menyusui


Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi stress Ibu menyusui:
a. Masalah Sosial
Wanita yang sarana hidup yang sangat terbatas umpannya, dan selalu
diganggu oleh masalah keuangan atau terpaksa meninggalkan rumah setiap hari
untuk menambah nafkah hidup, dan terus menerus merasa cemas oleh karena arsa
takut untuk meninggalkan bayinya Kartini Kartono, (1992:195).
b. Dukungan Sosial dari Suami
Pada masa periode menyusui seorang ibu akan merasa cemas, dan stress
apabila dia tidak mendapat dukungan dari suami, karena hal ini merupakan hal
yang intim dimana ibu menyusui sangat sensitif. Misalnya suami yang tidak punya
waktu untuk istrinya, kemudian suami yang bekerja yang jarang pulang kerumah hal
ini tentunya membuat psikologis dari ibu menyusui merasa kecewa dan sepi dalam
menghadapi keseharian yang disibukkan dengan mengurus anaknya. Sejalan
dengan pandangan Kartini Kartono, (1992:196) “bahwa periode menyusui sebagai
objek tabu, yang tidak bersih”.
c. Mertua Ikut Campur
Sikap merasa paling mengetahui dan benar menjadi ciri khas dari orangtua,
kadang tidak memikirkan perubahan kehidupan dimasa zaman yang maju,
keikutsertaan mertua dalam pengasuhan ataupun membantu ibu menyusui
mengurus bayinya kadang juga menjadi ketakutan sendiri bagi ibu menyusui,
karena harus menjadi orang lain dengan mengikuti kata dari orangtuanya.
d. Takut Puting Payudara Lecet
Pada masa periode menyusui seorang ibu mempunyai ketakutan akan puting
payudara yang lecet, yang dapat disebabkan oleh teknik menyusui yang kurang
tepat, iritasi dari bahan kimia, misalnya sabun, moniliasis (Infeksi Jamur), Nugroho
Taufan (2010:83). Dalam hal ini apabila seorang ibu mengalami puting payudara
lecet maka akan ada stress tersendiri bagi ibu saat anak hendak menyusu.
e. Takut akan Payudara Bengkak
Pada masa periode menyusui seorang ibu mempunyai ketakutan akan
payudara bengkak yang terjadi akibat pengeluaran air susu yang tidak lancar, oleh
karena puting susu yang jarang dihisap, Nugroho Taufan (2010:84).
f. Takut Akan Kanker Payudara
Pada masa periode menyusui seorang ibu mempunyai ketakutan akan
penyakit yang bisa menyerang kaum perempuan yakni kanker payudara hal ini
membuat stres seorang ibu yang sedang memberikan ASI pada anaknya, Nugroho
Taufan (2010:88).
g. Takut Payudara Tidak Kencang
Pada masa periode menyusui seorang ibu mempunyai ketakutan akan bentuk
payudaranya tidak kencang lagi akibat dari proses pemberian ASI secara terus
menurus pada anaknya, Kartini Kartono (1992:199).
h. Konflik
Diantaranya yakni konflik aspirasi-aspirasi intelektual untuk aktif dan bergiat
diluar dengan melawan tugas-tugas keibuan dirumah. Juga muncul konflik antara
dorongan gelora-gelora seksual yang tengah berkembang, melawan sifat-sifat
keibuan dengan lebih mementingkan perawatan anak bayinya, Kartini Kartono
(1992:199).
i. Mekanisme Pelarian dan Pembelaan Diri
Sikap goyah, disebabkan oleh pasca kelahiran bayi dan juga munculnya
tugas-tugas maternal baru hal ini biasa terjadi pada wanita yang EGO nya lemah,
sebab ibu muda merasa tidak mampu melaksanakan tugas-tugas keibuannya dan
mereaksi terhadap bahaya-bahaya dengan rasa takut dan cemas Kartini Kartono,
(1992:200)
C. Cara Mengatasi Stres pada Ibu Menyusui
Berikut cara mengatasi stres pada ibu menyusui:
1. Cari Tahu Pemicu Stres
Dengan terlebih dahulu mencari tahu tentang pemicu stres itu sendiri.
Misalnya, jika kamu tahu bahwa menonton berita dapat membuat kamu merasa
stres maka hindari untuk menontonya.
2. Istirahat Cukup
Dengan memastikan diri memiliki jadwal istirahat yang cukup. Jadwalkan tidur
siang kamu saat bayi kamu juga tidur dan tunda pekerjaan rumah tangga yang tidak
ada habisnya.
3. Lakukan Relaksasi atau Meditasi
Dengan melakukan relaksasi atau meditasi. Kita semua tahu bahwa latihan
pernapasan yang dilakukan rutin setiap hari dipercaya dapat mengurangi tingkat
stres.
4. Cari Dukungan Keluarga
Penting diketahui bahwa seorang wanita pasca melahirkan dan sedang
menyusui amat sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya
terutama keluarga. Hal ini sangat baik untuk mengurangi tingkat stres yang mungkin
dialaminya. Bentuk dukungan yang paling sederhana yang bisa diberikan pada ibu
menyusui adalah mendengarkan keluh kesahnya tanpa menyudutkannya sama
sekali.
5. Olahraga Ringan
Memasukkan olahraga ringan dalam rutinitas sehari-hari pasca melahirkan bisa jadi
cara mengatasi stres pada ibu hamil yang cukup efektif. Kamu bisa pilih sekedar
jalan santai atau yoga di rumah. Bangun suasana damai di rumah sehingga dapat
mengurangi stres.

D. Dampak dari Stress Ibu Menyusui


1. Bagi Anak
Seorang ibu yang mengalami stress pada periode menyusui tentunya akan
berpengaruh dan berdampak bagi anaknya, salah satunya terhadap perkembangan
anaknya karena apabila ibu yang menyusui mengalami stress maka akan banyak
hal-hal lain yang mempengaruhinya salah satunya yakni anak tidak mendapatkan
ASI secara baik. Tentunya hal ini akan mempengaruhi tumbuh kembang bagi anak.
Anak juga akan cenderung kurang mendapatkan kasih sayang yang dibutuhkan dari
seorang ibu yang mengalami gangguan stress Kartini Kartono, (1992:204).
2. Bagi Ibu
Dampak dari seorang ibu yang mengalami stress pada periode menyusui
tentunya akan mengalami kekacaun emosional disertai dengan perasaan kosong
atau hampa Kartini Kartono, (1992:201). Bagi orang tua sendiri dalam ketidak
mampuannya untuk memanajemen stress pengasuhan pada periode menyusui
dapat memicu orang tua untuk melakukan tindakan kekerasan pada anak, yang
berdampak tidak baik dalam pembentukan kepribadian anak, orang tua juga
cenderung akan merasa gagal dalam menjalankan perannya sehingga munculah
sikap untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya.
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Manajemen Stress Pada Ibu Menyusui


Hari/tanggal : Kamis, 21 September 2023
Tempat : Rumah Ny.Y
Sasaran : Pasien gangguan jiwa
Waktu : 09.00 – 09.50

A. Tujuan Instruksional
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien mampu mengetahui
dan melakukan Manajemen Stress pada saat menyusui
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan klien mengetahui tentang :
a. Pengertian Stress
b. Pengertian manajemen stress pada ibu menyusui
c. Faktor penyebab stress ibu menyusui
d. Cara mengatasi stress pada ibu menyusui
e. Dampak dari stress ibu menyusui
B. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian manajemen stress ibu menyusui
2. Faktor penyebab stress ibu menyusui
3. Cara mengatasi stress pada ibu menyusui
4. Dampak dari stress ibu menyusui
4. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan & Kegiatan Penyaji Kegiatan Audien Metode Media
Waktu

1. Pembukaan a. Memberi salam a. Menjawab salam Ceramah Secara


b. Memperkenalkan anggota b. Mendengarkan dan langsung
(2 menit)
kelompok dan Memperhatikan
pembimbing c. Menyepakati
c. Melakukan kontrak waktu kontrak
d. Menjelaskan tujuan dan d. Memperhatikan
materi yang akan dan mendengarkan
diberikan
2. Kegiatan a. Memberi Pengertian Ceramah, Secara
diskusi dan langsung,
(20 menit) tentang stress ibu
tanya leaflet
menyusui jawab
b. Menjelaskan faktor
penyebab stress ibu
menyusui
c. Memaparkan mengenai
cara mengatasi stress
pada ibu menyusui
d. Menyebutkan dampak
stress pada ibu
menyusui

3. Evaluasi : a. Memberikan pertanyaan a. Menjawab Ceramah, leaflet


(5 menit) kepada sasaran pertanyaan penyaji diskusi,
Tanya jawab tanya jawab
b. Memberi kesempatan b. Menjelaskan
kepada sasaran untuk kesimpulan materi
menjelaskan kembali dari penyaji
kesimpulan materi c. Memperhatikan
c. Menjelaskan kesimpulan dan mendengarkan
materi
4. Penutup a. Menyimpulkan bersama- a. Memperhatikan Ceramah Secara
sama dan mendengarkan langsung
(3 menit)
b. Mengucapkan terima b. Memperhatikan
kasih dan mendengarkan
Mengucapkan salam Menjawab salam
penutup

5. Media Penyuluhan
Media : leaflet
6. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
7. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Koordinasi dengan pihak keluarga untuk persiapan kegiatan penyuluhan, waktu
plaksanaan, metode kegiatan, dan topik bahasan
b. Koordinasi dengan sesama anggota kelompok terkait persiapan kegiatan
c. Kontrak waktu kegiatan dengan klien.
2. Evaluasi proses
a. Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal sampe akhir.
b. Sasaran antusias dan fokus memperhatikan materi yang disampaikan.
c. Sasaran memberikan respon atau umpan balik berupa pertanyaan.
d. Sasaran mampu menjawab pertanyaan umpan balik yang diberikan oleh
pemateri.
3. Evaluasi hasil
a. Presentasi kehadiran peserta adalah 100% dari total sasaran
b. Sejumlah 75% dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemateri dengan
benar sebagai indikator bahwa peserta dapat memahaminya dan menambah
pengetahuan.

DAFTAR HADIR

Tema Penyuluhan : Manajemen Stress Pada Ibu Menyusui

Hari/ Tanggal : Kamis, 21 September 2023

Pukul : 09:00-09:30 WIB

Tempat : RT 5 Desa Wonorejo

Pemateri : Anggraini darmawinanti

NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


PRE-TEST
1. Apa pengertian stress ibu menyusui ?
Suatu keadaan dimana seorang ibu mengalami suatu tekanan, serta hal-hal lain yang
mempengaruhi pada suatu perubahan ataupun mendorong dirinya untuk stres.
2. Apa saja faktor penyebab stress ibu menyusui?
Masalah sosial, takut putting payudara lecet dan bengkak, takut terjadi kangker payudara
3. Siapa saja yang terdampak dari stress ibu menyusui?
Anak dan ibu

POST TEST
1. Apa pengertian stress ibu menyusui ?
Suatu keadaan dimana seorang ibu mengalami suatu tekanan, serta hal-hal lain yang
mempengaruhi pada suatu perubahan ataupun mendorong dirinya untuk stres.
2. Apa saja faktor penyebab stress ibu menyusui?
Masalah sosial, takut putting payudara lecet dan bengkak, takut terjadi kangker payudara
3. Siapa saja yang terdampak dari stress ibu menyusui?
Anak dan ibu
BERITA ACARA KEGIATAN PENYULUHAN INDIVIDU

Tema Penyuluhan : Manajemen Stress Pada Ibu Menyusui

Hari/ Tanggal : Kamis, 21 September 2023

Pukul : 09:00-09:30 WIB

Tempat : RT 5 Desa Wonorejo

Pemateri : Anggraini darmawinanti

Jumlah Peserta : 1 orang

NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

Yuli Praptianti Wonorejo, Kec.Bantur

Wonorejo, 21 September 2023

Preceptor klinik Pemateri

(Ns, Soebagijono, S. Kep., M.Mkes.,) (Anggraini Darmawinanti)

Anda mungkin juga menyukai