Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN MATA KULIAH

AKUNTANSI DALAM KONDISI IDEAL

Untutk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi


Dosen Pengampu : Sohidin, SE., M.Si., AK, CA

Disusun Oleh

Nama : Tutik Setyoningsih

NIM : K7720076

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

TAHUN 2022/2023
BAB III
AKUNTANSI DALAM KONDISI IDEAL

A. Model Nilai Tunai dalam Kondisi Pasti.


Metode nilai tunai banyak digunakan dalam ilmu ekonomi dan keuangan dan sangat
mempengaruhi praktik akuntansi selama bertahun-tahun. Versi yang sederhana model
nilai tunai adalah model dalam kondisi pasti. Kepastian di sini mengandung arti bahwa
arus kas yang akan datang suatu perusahaan dan tingkat bunga dalam perokonomian
diketahui secara umum dengan pasti. Kondisi ini disebut dengan kondisi ideal.
Laporan keuangan relevan memberikan informasi para investor tentang prospek
ekonomi perusahaan masa yang akan datang. Prospek ekonomi perusahaan adalah
prospek aliran dividen masa mendatang, yaitu dividen yang akan dibayarkan kepada para
investor, berupa nilai tunai yang membentuk nilai perusahaan. Dalam kondisi idel
kebijakan dividen perusahaan tidak akan memengaruhi nilai perusahaan, karena sebuah
kondisi yang disebut dividend irrelevancy.
Untuk mengetahui mengapa kebijakan dividen tidak penting dalam kondisi ideal,
perlu dicatat bahwa sepanjang investor dapat menginvestasikan dividen yang diterimanya
dengan tingkat kembalian sama dengan arus kas masuk perusahaan yang tidak dibayarkan
sebagai dividen, maka nilai tunai seluruh bunga investor tidak terpengaruh oleh waktu
pembayaran dividen. Hal ini terjadi karena hanya ada satu tingkat bunga dalam
perekonomian. Akibatnya, arus kas perusahaan menentukan besarnya dana yang tersedia
bagi investor, dan tidak penting apakah dana itu segera dibagikan atau ditunda
pembagiannya.
Sebagai akuntan, kita mungkin ingin mengetahui mengapa laba bersih perusahaan
tidak berperan dalam penilaian perusahaan. Kondisi ideal hal ini berlaku, karena arus kas
yang akan datang telah diketahui dengan pasti sehingga dapat dinilaitunaikan untuk
memberi penilaian pada laporan posisi keuangan. Laporan keuangan yang reliable
menyajikan informasi secara jujur, apa adanya, netral, dan bebas dari bias. Laporan
keuangan menyajikan aset dan liabilitas perusahaan yang telah dinilai secara jujur dan
riil.
Dalam kondisi ideal, arus kas yang akan datang dan tarif bunga bebas risiko sudah
diketahui dengan pasti. Nilai tunai aset atau liabilitas akan sama dengan nilai pasar.
Dalam hal ada perbedaan versi akuntansi nilai sekarang, nilai penggunaan dan nilai wajar
dianggap sama. Hal ini merupakan contoh sederhana prinsip arbitrasi. Jika harga pasar
untuk barang-barang dan jasa-jasa yang sejenis adalah harga yang menghasilkan laba
dengan cara membeli di sebuah pasar dan menjual di pasar lain, maka laba ini disebut
laba arbitasi. Arbitasi mengenal dia cara untuk menentukan nilai wajar aset. Pertama,
pendekatan langsung, yaitu dengan mengkalkulasi nilai tunai arus kas yang akan datang.
Kedua pendekatan tidak langsung yaitu menggunakan nilai pasar.

B. Model Nilai Tunai dalam Kondisi Ketidakpastian


Kondisi peristiwa yang akan datang umumnya bersifat tidak pasti misalnya kondisi
perekonomian. Asumsi-asumsi yang perlu dibangun dalam model ketidakpastian ini
adalah :
1. Serangkaian kondisi yang mungkin terjadi lengkap dan diketahui secara umum. Hal
ini berarti setiap kemungkinan kejadian yang akan datang dapat mempengaruhi arus
kas diketahui oleh setiap orang.
2. Setiap orang tahu kondisi manakah yang akan terjadi
3. Kemungkinan kondisi yang akan terjadi adalah obyektif.
Kondisi ideal dalam ketidakpastian dicirikan oleh:
1. Tingkat bunga yang digunakan untuk menilai tunaikan arus kas masa mendatang
bersifat tetap dan sudah diketahui (given).
2. Ada serangkaian kondisi yang lengkap dan diketahui umum.
3. Probabilitas kondisi objektif dan diketahui umum
4. Reliasi kondisi dapat diamati secara umum.
Informasi dalam laporan keuangan sangat relevan dan reliable. Informasi tersebut
dikatakan relevan karena nilai laporan posisi keuangan didasarkan atas arus kas masa
mendatang ekspektasian dan kondisi dividend irrelevancy. Infomasi tersebut dikatakan
reliable. Hal ini karena kondisi ideal menjamin bahwa perhitungan nilai tunai
menggambarkan secara jujur (faitful) arus kas ekspektasian perusahaan masa mendatang.
Ada dua cara perhitungan nilai kini dalam laporan posisi keuangan. Kita dapat
menghitung nilai tunai ekspektasian secara langsung atau kita dapat menggunakan nilai
pasar. Dalam kondisi normal, beban arbitrase memaksa kedua cara tersebut menghasilkan
angka yang sama, sehingga nilai penggunaan dan nimai wajar sama.
Laporan laba rugi masih tidak memiliki kandungan informasi ketika laba abnormal
tidak berlanjut ke tahun berikutnya. Untuk menjadikan laporan laba rugi memiliki
kandungan informasi, pertama yang harus dilakukan adalah melonggarkan asumsi yang
menyatakan probabilitas adalah obyektif. Dengan demikian kita masuk ke ranah
probabilitas subyektif.
Probabilitas subyektif merupakan asumsi yang lebih masuk akal disbanding probabilitas
obyektif. Karena kinerja entitas bisnis masa mendatang jauh lebih kompleks dan sulit
diprediksi.

C. Reserve Recognition Accounting (RRA)


Saat ini dunia nyata tidak dicirikan oleh kondisi ideal dan praktik akuntansi sangat
kuat menuju penggunaan nilai wajar untuk jenis aset dan liabilitas tertentu. Model nilai
tunai menghadapi masalah reliabilitas yang serius jika diterapkan pada kondisi-kondisi
yang kurang ideal. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada penggunaan Reserve Recognition
Accounting (RRA) untuk perusahaan-perusahaan minyak dan gas. Hampir dapat dikatakan
bahwa perusahaan minyak dan gas beroprasi dalam kondisi ketidakpastian. Akuntansi
nilai tunai yang diterapkan pada cadangan minyak dan gas disebut Reserve Recognition
Accounting (RRA). RRA menghasilkan informasi yang lebih relevan dibandingkan
dengan informasi kos historis , dan punya potensi untuk berguna. Meskipun demikian
tidak mudah untuk menemukan bukti kegunaan RRA.

D. Pemberdayaan Kembali Akuntansi Kos Historis


Akuntansi berbasis kos historis secara reliable karena kos aset atau liabilitas biasanya
adalah jumlah objektif yang kurang terpengaruh oleh adanya kesalahan penaksiran dan
bisa dibandingkan dengan kalkulasi nilai tunai. Namun informasi kos historis kurang
relevan.
1. Relevan dan reliabilitas.
Kedua konsep ini merupakan dua karakteristik penting kualitas informasi akuntansi.
Kedua karakteristik ini bersifat saling hapus (trade of). Meskipun demikian, dasar
pengukuran yang berbeda menyiratkan saling hapus yang berbeda. Akuntansi kos
historis relative reliable karena kos aset atau liabilitas biasanya merupakan angka
yang dapat diuji dan kecil kemungkinan mengandung kesalahan estimasi dan bisa
disbanding kalkulus nilai kini. Dari sisi relevansi, kos historis sangat rendah atau
lemah. Meskipun kos sama dengan nilai kini pada saat perolehan, namun kesamaan
ini segera hilang karena nilai kini berubah terus menerus. Konsekuensinya, relevansi
akuntansi nilai kini biasanya lebih tinggi dibanding akuntansi kos historis. Kelemahan
utama nilai kini adalah penentuan nilai membutuhkan estimasi dan estimasi ini jika
dilakukan dalam kondisi tidak ideal, maka muncul masalah reliabilitas.
2. Pengakuan pendapatan.
Waktu pengakuan pendapatan merupakan isu yang kontroversional. Metode
pengukuran juga menjadi salah satu karakter penting dalam pengukuran pendapatan.
Dasar pengukuran aset dan liabilitas berhubungan dengan dasar pengakuan
pendapatan.
3. Jeda pengakuan.
Jeda pengakuan adalah jeda waktu antara pengakuan pendapatan dengan perubahan
ekonomi riil. Akuntansi nilai kini memiliki jeda pengakuan yang sempit atau kecil
karena perubahan nilai ekonomi diakui saat terjadinya transaksi. Akuntansi kos
historis memiliki jeda pengakuan yang lebih lebar atau besar karena pendapatan
belum diakui sampai kenaikan nilai persediaan divalidasi, biasanya melalui transaksi
penjualan dan penyerahan barang. Akibatnya jeda pengakuan pendapatan dalam
akuntansi kos historis menaikkan nilai ekonomi persediaan.
Mempertemukan beban dan pendapatan. Mempertemukan (matching) biasanya
berhubungan dengan kos historis karena laba bersih dalam akuntansi kos historus adalah
hasil dari matching pendapatan dan beban. Hamper tidak ada matching dalam akuntansi
nilai kini, karena laba bersih merupakan penjelasan tentang perubahan nilai kini aset dan
liabilitas selama satu periode. Oleh karena itu, matching tidak dibutuhkan dalam
akuntansi nilai kini, karena perubahan nilai aset dan liabilitas dipicu oleh kekuatan pasar
dan respon perusahaan terhadap kekuatan tersebut.

E. Tantangan terhadap Akuntansi Kos Historis


Akuntansi berbasis kos historis memiliki tantangan besar. Akuntansi kos historis
diperlukan untuk menandingkan beban dengan pendapatan utnuk menentukan laba.
Tantangannya adalah melakukan penandingan tersebut dengan cara yang memberikan
informasi kepada para investor tentang prospek ekonomis perusahaan yang akan datang.

F. Reaksi Akuntan terhadap Tantangan


Badan-badan penyusun standar akuntansi bereaksi atas tantangan tersebut dengan
tetap memakai kerangka kerjanya, dengan menggeser perhatiannya pada penyusunan
laporan keuangan yang lebih berguna. Untuk meningkatkan kegunaan akuntansi kos
historis, akuntan cenderung menerapkan strategi pengungkapan penuh dan pemberian
informasi pendukung.
Dalam kondisi riil, tidak ada laba bersih seperti yang digambarkan dalam kondisi
perekonomian ideal. Problem utamanya adalah ketiadaan probabilitas yang obyektif.
Kesetaraan nilai tunai dan nilai pasar dalam kondisi ideal menunjukkan pendekatan tidak
langsung terhadap laba ekonomi yang benar yaitu laba yang memperhitungkan perubahan
nilai pasar. Namun, pendekatan ini mengalami masalah bahwa nilai pasar yang
diperlukan tidak ada untuk semua aset dan kewajiban perusahaan. Kondisi ini dikenal
dengan sebutan pasar tidak lengkap. Misalnya, meskipun mungkin ada harga pasar untuk
satu barel minyak mentah, namun berapa nilai pasar cadangan minyak yang dimiliki
perusahaan? Dalam menghadapi ketidakpastian atas jumlah harga, dan biaya lifting,
upaya untuk menetapkan nilai pasar menghadap masalah estimasi yang sama dengan
RRA. Akibatnya nilai pasar yang siap tidak tersedia. Jika nilai pasar tidak tersedia untuk
semua aset dan liabilitas perusahaan, ukuran pendapatan berdasarkan perubahan nilai
pasar juga tidak mungkin tersedia.
Daftar Pustaka

Rahmawati, K. (2021). Teori Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM AAYKPN.

Anda mungkin juga menyukai