TAHUN 2022/2023 BAB III AKUNTANSI DALAM KONDISI IDEAL
A. Model Nilai Tunai dalam Kondisi Pasti.
Metode nilai tunai banyak digunakan dalam ilmu ekonomi dan keuangan dan sangat mempengaruhi praktik akuntansi selama bertahun-tahun. Versi yang sederhana model nilai tunai adalah model dalam kondisi pasti. Kepastian di sini mengandung arti bahwa arus kas yang akan datang suatu perusahaan dan tingkat bunga dalam perokonomian diketahui secara umum dengan pasti. Kondisi ini disebut dengan kondisi ideal. Laporan keuangan relevan memberikan informasi para investor tentang prospek ekonomi perusahaan masa yang akan datang. Prospek ekonomi perusahaan adalah prospek aliran dividen masa mendatang, yaitu dividen yang akan dibayarkan kepada para investor, berupa nilai tunai yang membentuk nilai perusahaan. Dalam kondisi idel kebijakan dividen perusahaan tidak akan memengaruhi nilai perusahaan, karena sebuah kondisi yang disebut dividend irrelevancy. Untuk mengetahui mengapa kebijakan dividen tidak penting dalam kondisi ideal, perlu dicatat bahwa sepanjang investor dapat menginvestasikan dividen yang diterimanya dengan tingkat kembalian sama dengan arus kas masuk perusahaan yang tidak dibayarkan sebagai dividen, maka nilai tunai seluruh bunga investor tidak terpengaruh oleh waktu pembayaran dividen. Hal ini terjadi karena hanya ada satu tingkat bunga dalam perekonomian. Akibatnya, arus kas perusahaan menentukan besarnya dana yang tersedia bagi investor, dan tidak penting apakah dana itu segera dibagikan atau ditunda pembagiannya. Sebagai akuntan, kita mungkin ingin mengetahui mengapa laba bersih perusahaan tidak berperan dalam penilaian perusahaan. Kondisi ideal hal ini berlaku, karena arus kas yang akan datang telah diketahui dengan pasti sehingga dapat dinilaitunaikan untuk memberi penilaian pada laporan posisi keuangan. Laporan keuangan yang reliable menyajikan informasi secara jujur, apa adanya, netral, dan bebas dari bias. Laporan keuangan menyajikan aset dan liabilitas perusahaan yang telah dinilai secara jujur dan riil. Dalam kondisi ideal, arus kas yang akan datang dan tarif bunga bebas risiko sudah diketahui dengan pasti. Nilai tunai aset atau liabilitas akan sama dengan nilai pasar. Dalam hal ada perbedaan versi akuntansi nilai sekarang, nilai penggunaan dan nilai wajar dianggap sama. Hal ini merupakan contoh sederhana prinsip arbitrasi. Jika harga pasar untuk barang-barang dan jasa-jasa yang sejenis adalah harga yang menghasilkan laba dengan cara membeli di sebuah pasar dan menjual di pasar lain, maka laba ini disebut laba arbitasi. Arbitasi mengenal dia cara untuk menentukan nilai wajar aset. Pertama, pendekatan langsung, yaitu dengan mengkalkulasi nilai tunai arus kas yang akan datang. Kedua pendekatan tidak langsung yaitu menggunakan nilai pasar.
B. Model Nilai Tunai dalam Kondisi Ketidakpastian
Kondisi peristiwa yang akan datang umumnya bersifat tidak pasti misalnya kondisi perekonomian. Asumsi-asumsi yang perlu dibangun dalam model ketidakpastian ini adalah : 1. Serangkaian kondisi yang mungkin terjadi lengkap dan diketahui secara umum. Hal ini berarti setiap kemungkinan kejadian yang akan datang dapat mempengaruhi arus kas diketahui oleh setiap orang. 2. Setiap orang tahu kondisi manakah yang akan terjadi 3. Kemungkinan kondisi yang akan terjadi adalah obyektif. Kondisi ideal dalam ketidakpastian dicirikan oleh: 1. Tingkat bunga yang digunakan untuk menilai tunaikan arus kas masa mendatang bersifat tetap dan sudah diketahui (given). 2. Ada serangkaian kondisi yang lengkap dan diketahui umum. 3. Probabilitas kondisi objektif dan diketahui umum 4. Reliasi kondisi dapat diamati secara umum. Informasi dalam laporan keuangan sangat relevan dan reliable. Informasi tersebut dikatakan relevan karena nilai laporan posisi keuangan didasarkan atas arus kas masa mendatang ekspektasian dan kondisi dividend irrelevancy. Infomasi tersebut dikatakan reliable. Hal ini karena kondisi ideal menjamin bahwa perhitungan nilai tunai menggambarkan secara jujur (faitful) arus kas ekspektasian perusahaan masa mendatang. Ada dua cara perhitungan nilai kini dalam laporan posisi keuangan. Kita dapat menghitung nilai tunai ekspektasian secara langsung atau kita dapat menggunakan nilai pasar. Dalam kondisi normal, beban arbitrase memaksa kedua cara tersebut menghasilkan angka yang sama, sehingga nilai penggunaan dan nimai wajar sama. Laporan laba rugi masih tidak memiliki kandungan informasi ketika laba abnormal tidak berlanjut ke tahun berikutnya. Untuk menjadikan laporan laba rugi memiliki kandungan informasi, pertama yang harus dilakukan adalah melonggarkan asumsi yang menyatakan probabilitas adalah obyektif. Dengan demikian kita masuk ke ranah probabilitas subyektif. Probabilitas subyektif merupakan asumsi yang lebih masuk akal disbanding probabilitas obyektif. Karena kinerja entitas bisnis masa mendatang jauh lebih kompleks dan sulit diprediksi.
C. Reserve Recognition Accounting (RRA)
Saat ini dunia nyata tidak dicirikan oleh kondisi ideal dan praktik akuntansi sangat kuat menuju penggunaan nilai wajar untuk jenis aset dan liabilitas tertentu. Model nilai tunai menghadapi masalah reliabilitas yang serius jika diterapkan pada kondisi-kondisi yang kurang ideal. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada penggunaan Reserve Recognition Accounting (RRA) untuk perusahaan-perusahaan minyak dan gas. Hampir dapat dikatakan bahwa perusahaan minyak dan gas beroprasi dalam kondisi ketidakpastian. Akuntansi nilai tunai yang diterapkan pada cadangan minyak dan gas disebut Reserve Recognition Accounting (RRA). RRA menghasilkan informasi yang lebih relevan dibandingkan dengan informasi kos historis , dan punya potensi untuk berguna. Meskipun demikian tidak mudah untuk menemukan bukti kegunaan RRA.
D. Pemberdayaan Kembali Akuntansi Kos Historis
Akuntansi berbasis kos historis secara reliable karena kos aset atau liabilitas biasanya adalah jumlah objektif yang kurang terpengaruh oleh adanya kesalahan penaksiran dan bisa dibandingkan dengan kalkulasi nilai tunai. Namun informasi kos historis kurang relevan. 1. Relevan dan reliabilitas. Kedua konsep ini merupakan dua karakteristik penting kualitas informasi akuntansi. Kedua karakteristik ini bersifat saling hapus (trade of). Meskipun demikian, dasar pengukuran yang berbeda menyiratkan saling hapus yang berbeda. Akuntansi kos historis relative reliable karena kos aset atau liabilitas biasanya merupakan angka yang dapat diuji dan kecil kemungkinan mengandung kesalahan estimasi dan bisa disbanding kalkulus nilai kini. Dari sisi relevansi, kos historis sangat rendah atau lemah. Meskipun kos sama dengan nilai kini pada saat perolehan, namun kesamaan ini segera hilang karena nilai kini berubah terus menerus. Konsekuensinya, relevansi akuntansi nilai kini biasanya lebih tinggi dibanding akuntansi kos historis. Kelemahan utama nilai kini adalah penentuan nilai membutuhkan estimasi dan estimasi ini jika dilakukan dalam kondisi tidak ideal, maka muncul masalah reliabilitas. 2. Pengakuan pendapatan. Waktu pengakuan pendapatan merupakan isu yang kontroversional. Metode pengukuran juga menjadi salah satu karakter penting dalam pengukuran pendapatan. Dasar pengukuran aset dan liabilitas berhubungan dengan dasar pengakuan pendapatan. 3. Jeda pengakuan. Jeda pengakuan adalah jeda waktu antara pengakuan pendapatan dengan perubahan ekonomi riil. Akuntansi nilai kini memiliki jeda pengakuan yang sempit atau kecil karena perubahan nilai ekonomi diakui saat terjadinya transaksi. Akuntansi kos historis memiliki jeda pengakuan yang lebih lebar atau besar karena pendapatan belum diakui sampai kenaikan nilai persediaan divalidasi, biasanya melalui transaksi penjualan dan penyerahan barang. Akibatnya jeda pengakuan pendapatan dalam akuntansi kos historis menaikkan nilai ekonomi persediaan. Mempertemukan beban dan pendapatan. Mempertemukan (matching) biasanya berhubungan dengan kos historis karena laba bersih dalam akuntansi kos historus adalah hasil dari matching pendapatan dan beban. Hamper tidak ada matching dalam akuntansi nilai kini, karena laba bersih merupakan penjelasan tentang perubahan nilai kini aset dan liabilitas selama satu periode. Oleh karena itu, matching tidak dibutuhkan dalam akuntansi nilai kini, karena perubahan nilai aset dan liabilitas dipicu oleh kekuatan pasar dan respon perusahaan terhadap kekuatan tersebut.
E. Tantangan terhadap Akuntansi Kos Historis
Akuntansi berbasis kos historis memiliki tantangan besar. Akuntansi kos historis diperlukan untuk menandingkan beban dengan pendapatan utnuk menentukan laba. Tantangannya adalah melakukan penandingan tersebut dengan cara yang memberikan informasi kepada para investor tentang prospek ekonomis perusahaan yang akan datang.
F. Reaksi Akuntan terhadap Tantangan
Badan-badan penyusun standar akuntansi bereaksi atas tantangan tersebut dengan tetap memakai kerangka kerjanya, dengan menggeser perhatiannya pada penyusunan laporan keuangan yang lebih berguna. Untuk meningkatkan kegunaan akuntansi kos historis, akuntan cenderung menerapkan strategi pengungkapan penuh dan pemberian informasi pendukung. Dalam kondisi riil, tidak ada laba bersih seperti yang digambarkan dalam kondisi perekonomian ideal. Problem utamanya adalah ketiadaan probabilitas yang obyektif. Kesetaraan nilai tunai dan nilai pasar dalam kondisi ideal menunjukkan pendekatan tidak langsung terhadap laba ekonomi yang benar yaitu laba yang memperhitungkan perubahan nilai pasar. Namun, pendekatan ini mengalami masalah bahwa nilai pasar yang diperlukan tidak ada untuk semua aset dan kewajiban perusahaan. Kondisi ini dikenal dengan sebutan pasar tidak lengkap. Misalnya, meskipun mungkin ada harga pasar untuk satu barel minyak mentah, namun berapa nilai pasar cadangan minyak yang dimiliki perusahaan? Dalam menghadapi ketidakpastian atas jumlah harga, dan biaya lifting, upaya untuk menetapkan nilai pasar menghadap masalah estimasi yang sama dengan RRA. Akibatnya nilai pasar yang siap tidak tersedia. Jika nilai pasar tidak tersedia untuk semua aset dan liabilitas perusahaan, ukuran pendapatan berdasarkan perubahan nilai pasar juga tidak mungkin tersedia. Daftar Pustaka
Rahmawati, K. (2021). Teori Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM AAYKPN.