Fraktur Kel.5
Fraktur Kel.5
Kelompok 5
Semester 5B
TINJAUANPUSTAKA
2.1 Fraktur
2.1.1 Pengertian
Fraktur adalah terputusnya integritas tulang dan tulang rawan yang hidup, yang
meliputi kerusakan pada sumsum tulang, perisoteum dan jaringan lunak sekitarnya, yang
umumnya disebabkan trauma langsung maupun tidak langsung. Pada keadaan tertentu
dimana tulang menjadi lemah seperti pada penyakit Ostoporosis, beberapa kanker tulang,
atau Osteogenesis Imperfecta, fraktur dapat terjadi hanya dengan trauma yang minimal,
pada kondisi ini dinamakan dengan fraktur patologis (Cross & Swiontkowski, 2008).
a. Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau
melalui kedua korteks tulang.
b. Fraktur Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang,
seperti:
e. Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya
yang terjadi pada tulang panjang.
2.1.5.3 Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma.
c. Fraktur Spiral: Fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang
disebabkan trauma rotasi.
d. Fraktur Kompresi: Fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang ke arah permukaan lain.
b. Fraktur Segmental: Fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi
tidak berhubungan.
c. Fraktur Multiple: Fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
pada tulang yang sama.
2.1.5.5 Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.
a. Fraktur Undidplaced (tidak bergeser): Garis patah lengkap tetapi kedua
fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.
2.1.5.8 Fraktur Patologis: Fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang.
2.1.5.9 Pada Fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang ber dasarkan keadaan
jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:
a. Tingkat 0 : Fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak
sekitarnya.
b. Tingkat 1 : Fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan
subkutan.
c. Tingkat 2 : Fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian
dalam dan pembengkakan.
d. Tingkat 3 : Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan
ancaman sindroma kompartemen.
a. Pembersihan luka.
b. Exici.
c. Heating Situasi.
d. Antibiotik.
2.1.8.2 Seluruh Fraktur.
a. Rekognisis/ Pengenalan
Riwayat kejadian harus jelas untuk menentukan diagnosa dan tindakan
selanjutya.
Traksi dapat digunakan untuk memperoleh reduksi dan imoblisasi. Beratnya traksi
disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. Sinar-X digunakan untuk memantau
reduksi fraktur dan aproksimasi fragmen tulang. Ketika tulang sembuh, akan terlihat
pembentukan kalus pada sinar-X. Ketika kalus telah kuat dapat dipasang gips atau bidai
untuk melanjutkan imobilisasi.
Reduksi terbuka. Pada fraktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. Dengan pendekatan
bedah, fragmen tulang direduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, sekrup,
plat paku atau batangan logam digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam
posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi. Alat ini dapat diletakkan disisi
tulang atau langsung ke rongga sum-sum tulang, alat tersebut menjaga aproksimasi dan
fiksasi yang kuat bagi fragmen tulang.
c. Retensi/ Imobilisasi
Upaya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang sehingga kembali seperti
semula secara optimum.
2.1.9 Komplikasi
Fat Embolish Syndrome (FES) adalah komplikasi yang sering terjadi pada kasus
fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone marrow
kuning masuk kealiran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam daerah rendah
yang ditandai dengan gangguan pernafasan, tachykardi, hypertensi, tachypnea, demam.
2.1.9.3 Infeksi.
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma
orthopedic infeksi dimulai padda kulit (superfisisal) dan masuk ke dalam. Ini biasanya
terjadi pad kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena pengguanaan bahan lain dalam
pembedahan seperti pin dan alat.
2.1.9.4 Avaskuler Nekrosis.
Avaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau
terganggu yang bisa mengakibatkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya
Volkman’s Ischemia.
2.1.9.5 Shock.
Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas
kapiler yang biasa menyebabkan menurunnya oksigenasi.ini biasanya terjadi pada
fraktur.
9) Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam
waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluaga aslinya.
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan problem
kesehatan mental.
11) Gang Family
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
g. Fungsi ekonomis.
h. Yaitu untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan dan papan.
i. Fungsi kesehatan keluarga.
j. Untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
7. yang bertanggung jawab untuk setiap tindakan, serta dalam kasus yang kompleks
dilakukan identifikasi satu pemimpin kasus.
8. Meninjau dan selalu memperbaharui rencana untuk progres yang lebih
baik.
9. Disiplin, tegas serta selalu melaksanakan aktifitas dari discharge
planning.
10. Selalu memberikan informasi yang akurat terhadap semua yang terlibat.