Anda di halaman 1dari 13

STUDI KASUS FARMASI RUMAH SAKIT

KASUS 3

Dosen Pengampu :

Dr. apt. IKA PURWIDYANINGRUM, S.Farm., M.Sc.

Nama Anggota Kelompok

1. Ghani Abhi Majid (2320465207)

2. Girly Risma Firsty (2320465208)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2023
KASUS 3

DAFTAR OBAT ED DAN RUSAK RUMAH SAKIT X 2022

No Obat Jumlah
1 Pioglitazon 30 mg 1360
2 Kalk / Hufalac tab 5430
3 Aminofusin L 600 55
4 Bricasma Injeksi 230
5 Ursodeoxycholic acid 1298
6 Piracetam 800 mg tab 4560
7 KSR 1600
8 Cavit D3 Tab 3050
Atropin sulfat inj 0,25
9 2246
mg/mL
10 Biosanbe Cap 4600
11 Kaltrofen Supositoria 1774
Cefotaksim serb inj 1.000
12 2278
mg
13 Aerane 250 ml 13
14 NTG inj 10mg 354
15 RD 5 Infus OTSU / RUBB 1380
Metronidazol Infus 500
16 2584
Mg/mL
17 Wida D5 1/2 NS 1370
18 Notrixum 25 Inj 2,5ml 446
19 Cefazolin Inj 1 gr 996
20 Otsu Dextrose 40% 25 ml 1232
Surakarta, 20 januari 2023

Kepala instalasi farmasi

Apt. xxxx., M. Sc

1. Lakukan identifikasi penarikan obat rusak dan kadaluarsa pada daftar tersebut!
A. SEDIAAN PADAT

NO NAMA OBAT JUMLAH

1 Pioglitazon 30 mg 1360

2 Kalk / Hufalac tab 5430

3 Ursodeoxycholic acid Tab 1298

4 Piracetam 800 mg tab 4560


5 Cavit D3 Tab 3050

6 KSR 1600

7 Biosanbe Cap 4600

8 Kaltrofen Supositoria 1774

B. SEDIAAN SEMI PADAT


-
C. SEDIAAN CAIR

NO NAMA OBAT JUMLAH

1 Aminofusin L 600 55

2 Bricasma Injeksi 230

3 Atropin sulfat inj 0,25 mg/mL 2246

4 Cefotaksim serb inj 1.000 mg 2278

5 Aerane 250 ml 13

6 NTG inj 10mg 354

7 RD 5 Infus OTSU / RUBB 1380

8 Metronidazol Infus 500 Mg/mL 2584

9 Wida D5 1/2 NS 1370

10 Notrixum 25 Inj 2,5ml 446

11 Cefazolin Inj 1 gr 996

12 Otsu Dextrose 40% 25 ml 1232

2. Sebutkan dokumen penarikan obat apa saja dan verifikasinya!


A. Menurut PerBPOM nomor 14 tahun 2019 pasal 16 ayat 3 mengenai laporan awal
kelengkapan data dan /dokumen paling sedikit memuat informasi sebagai berikut:
a. Jumlah Obat yang diproduksi untuk Bets yang ditarik
b. Sisa stok Obat yang belum diedarkan
c. Jumlah Obat yang diedarkan pada setiap fasilitas distribusi, fasilitas
pelayanan kefarmasian, dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan untuk Bets
yang ditarik
d. Salinan instruksi penarikan dari Pemilik Izin Edar kepada fasilitas distribusi,
fasilitas pelayanan kefarmasian, dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan
e. Implementasi publikasi.
B. Menurut PerBPOM nomor 14 tahun 2019 pasal 16 ayat 4 mengenai laporan
berkala kelengkapan data dan /dokumen paling sedikit memuat informasi sebagai
berikut:
a. hasil investigasi dan data dukung dalam pengambilan kesimpulan akhir
b. progres tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilakukan untuk mencegah
kejadian berulang
c. progres data hasil penarikan dan/atau progres pemusnahan hasil penarikan
d. implementasi publikasi penarikan.
C. Menurut PerBPOM nomor 14 tahun 2019 pasal 19 mengenai laporan akhir
kelengkapan data dan /dokumen paling sedikit memuat informasi sebagai berikut:
a. data hasil penarikan
b. implementasi tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilakukan untuk
mencegah kejadian berulang;
c. data pelaksanaan atau rencana pemusnahan hasil penarikan;
d. hasil monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Penarikan Obat.

3. Lakukan verifikasi dokumen penarikan!


Pelaksanaan publikasi Penarikan Obat dilaksanakan melalui beberapa mekanisme sebagai
berikut:
1. Pemilik Izin melaporkan rencana publikasi ke Badan Pengawas Obat dan Makanan yang
meliputi:
a. Teks publikasi mencakup:
1) kalimat pembuka
2) judul publikasi
3) identitas Obat yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan yang ditarik
4) alasan penarikan dan penjelasan risiko Obat tidak memenuhi standar dan/atau
persyaratan dengan atau tanpa menyebabkan kekhawatiran
5) jangkauan Penarikan Obat tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan
6) informasi panduan bagi distributor, fasilitas pelayanan kefarmasian, tenaga kesehatan,
dan/atau masyarakat bila menemukan, memiliki dan/atau telah mengkonsumsi Obat
tersebut (sebaiknya bebas pulsa dan mencantumkan jam layanan).
b. Strategi komunikasi yang digunakan meliputi:
1) media yang akan digunakan
2) website resmi Pemilik Izin
3) bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan jika diperlukan dapat dilakukan
penyesuaian dalam bahasa lain, misalnya publikasi dalam bahasa Inggris
4) durasi penayangan publikasi.
4. Buatlah SOP pemusnahan obat, sebut dan jelaskan kriteria pemusnahan obat( pejabat yang
hadir)!

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman ... dari ...


PERUSAHAAN PEMUSNAHAN OBAT/BAHAN
Nomor .....
OBAT
Departemen/Divisi Seksi/Sub
/ Bagian/Unit* Divisi/Sub Tanggal berlaku
........................... Bagian/Sub Unit*
.. ........................ ..........................

Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti**


(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
.......................... ............................. ..................... ............................

Tanggal Tanggal Tanggal


...................... ...................... ......................
1. Tujuan

1.1 Memastikan proses pemusnahan dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang-udangan, tidak membahayakan dan tidak menyebabkan
pencemaran lingkungan.

1.2 Mencegah hilangnya obat dan/atau bahan obat yang akan dimusnahkan agar tidak
disalahgunakan.

1.3 Mencegah tercampurnya obat dan/atau bahan obat yang akan dimusnahkan dengan yang
masih layak jual.

2. Ruang Lingkup
POB ini mencakup penanganan semua obat dan/atau bahan obat yang akan dimusnahkan
ke Principal atau ke Certified Disposal Agent (Lembaga Pemusnah Limbah Resmi).

3. Tanggung Jawab
3.1 Pimpinan Fasilitas Distribusi bertanggung jawab untuk memberikan persetujuan
pemusnahan dan menyediakan dana untuk biaya pemusnahan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3.2 Penanggung Jawab bertanggung jawab untuk memberikan instruksi dan
mengkoordinasikan proses pemusnahan dengan semua pihak yang terkait.
3.3 Kepala Bagian Logistik/Gudang bertanggung jawab untuk mempersiapkan fisik obat
dan/atau bahan obat yang akan dimusnahkan beserta dokumen- dokumentasi yang diperlukan.

4. Bahan dan Alat


(Diisi sesuai dengan SOP yang disusun PBF)

5. Prosedur :
5.1 Kepala Logistik/Gudang melakukan pemeriksaan secara berkala (misalnya 1 kali
seminggu) atau secara rutin setiap kali ada obat dan/atau bahan obat yang akan dimusnahkan.
Fisik obat dan/atau bahan obat yang akan dimusnahkan tersebut disimpan di tempat yang
sudah disediakan.
5.2 Obat dan/atau bahan obat yang akan dimusnahkan tersebut dicatat secara detail di Daftar
Pemusnahan Obat dan/atau Bahan Obat oleh Kepala Logistik Gudang

6. Lampiran
a. Formulir Daftar Pemusnahan Obat dan/atau Bahan Obat
b. Dokumen serah terima obat dan/atau bahan obat
c. Berita Acara Pemusnahan Obat dan/atau bahan obat
BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT

Pada hari ini Selasa tanggal 2 bulan Oktober 2023 sesuai dengan PerBPOM no. 14 tahun
2022 tentang Penarikan dan Pemusnahan Obat yang Tidak Memenuhi Standar dan/atau
Keamanan, Khasiat, Mutu dan Label, kami yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Apoteker Penanggung Jawab Rumah Sakit : apt. Ghani Abhi Majid., S.Farm
No. SIPA : 2320465207
Alamat : Jl. Letjen Sutoyo, No. 07, Mojosongo,
Jebres, Surakarta

Dengan disaksikan oleh:


1. Nama : apt. Girly Risma Firsty., S.Farm
Jabatan : Sekretaris BPOM

2. Nama : Ayudia Cipta., Amd. Farm


Jabatan : TTK RS

Telah melakukan pemusnahan obat sebagaimana tercantum dalam daftar obat terlampir.
Tempat dilakukan pemusnahan: RS X
Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada:
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
4. Satu sebagai arsip di RS

Saksi-saksi Yang membuat berita


1. Apt Girly Risma Firsty, S.Farm

(Sekretaris BPOM)
2. Ayu, A.md.Farm (Apt. Ghani Abhi Majid, S.Farm)
No. SIPA. 2320465207
(TTK RS)

5. Buatlah tahapan pemusnahan obat dan jelaskan berdasarkan jenis dan bentuk sediaannya!

a. Sediaan Padat (tablet, kaplet, kapsul, suppositoria)


● Tablet, kaplet, kapsul, suppositoria dikeluarkan dari kemasan aslinya (kemasan primer)
● Sediaan obat padat dihancurkan dan dicampur dengan bahan limbah lainnya sehingga
tidak dapat digunakan kembali. Pastikan partikel debu tidak dilepaskan ke udara.
● Untuk sediaan obat padat antibiotik, penghancuran harus ditambahkan cairan basa
(misal dengan NaOH atau natrium hidroksida, kira-kira sampai pH 11-12) dan/atau asam
(misal dengan larutan HCl atau asam klorida, kira-kira sampai pH 6-9) atau dihancurkan
menggunakan metode enkapsulasi atau insinerator.
● Simpan campuran dalam wadah untuk kemudian diikutkan untuk dihancurkan bersama
limbah B3 medis lainnya secara mandiri atau bekerjasama dengan Pihak Ketiga.
● Seluruh kemasan primer dihancurkan dengan cara di sobek atau dicacah untuk kemudian
dibuang ke tempat sampah non-medis.
b. Sediaan semi padat dan cair (sirup, cairan sediaan luar, krim, gel)
● Periksa apakah terdapat endapan di botol, jika ada endapan atau obat obat
mengental,tambahkan air dan kocok untuk melarutkan.
● Tuang cairan dan sediaan semi padat ke dalam wadah sehingga bercampur dengan bahan
limbah lainnya agar tidak dapat digunakan kembali. Limbah cair kemudian dapat dibuang
menuju IPAL.
● Sediaan cair yang mengandung antibiotik harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu
selama beberapa minggu baru kemudian dibuang menuju IPAL.
● Untuk menghilangkan penyalahgunaan, bekas wadah obat berupa botol plastik, pot
plastik atau kaca (gelas), dan tube dibuang dengan cara menghilangkan semua label dari
wadah dan tutup, merusak wadah dengan cara digunting, dicacah, atau dipecahkan
untuk kemudian disimpan dalam wadah yang dilapisi kantong plastik.
c. Obat cair atau padat dalam vial atau ampul
● Ampul atau vial dibuka dan isinya dimasukkan dalam wadah.
● Ampul atau vial harus dibuang di wadah limbah B3 medis.
● Obat cair atau padat dalam ampul atau vial yang mengandung antibiotik harus dilarutkan
dalam air terlebih dahulu selama beberapa minggu baru kemudian dibuang menuju IPAL.
● Penanganan harus menggunakan APD berupa masker dan sarung tangan sebagai
tindakan keamanan dan mengurangi risiko cidera dari benda tajam.
● Ampul tidak boleh dibakar atau diinsinerasi karena akan meledak.
d. Obat berupa inhaler atau aerosol
● Obat dengan formulasi berbentuk inhaler atau aerosol harus dikeluarkan atau
disemprotkan perlahan ke dalam air untuk mencegah tetesan obat memasuki udara.
● Cairan atau padatan inhaler yang dihasilkan disimpan dalam wadah yang sesuai.
● Pastikan wadah inhaler atau aerosol sudah kosong.
● Kemasan inhaler maupun aerosol jangan dilubangi, digepengkan atau dibakar karena
mudah meledak.
e. Obat Sitotoksik atau obat antikanker
● Obat sitotoksik atau obat antikanker harus dipisahkan dengan sediaan farmasi lain dan
disimpan serta dikumpulkan pada wadah khusus.
● Wadah atau kontainer harus berdinding keras dengan dilengkapi plastic berwarna putih
atau coklat di dalamnya.
● Diberi simbol sitotoksik dengan penandaan dan informasi jelas.
● Obat antikanker atau sitotoksik pembuangannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati
dan pemusnahan harus melalui metode enkapsulasi, waste inertization, sterilisasi, atau
menggunakan insinerator suhu tinggi.
● Metode enkapsuliasi bisa dilakukan dengan memasukan limbah sitotoksik ke wadah
plastik atau logam sampai 3⁄4-nya lalu sisa ruang pada wadah diisi dengan busa plastik
(plastic foam), semen, pasir, atau tanah liat.
● Obat antikanker atau sitotoksik tidak boleh dibuang ke IPAL atau dikubur ditanah secara
langsung (kecuali sudah dienkapsulasi). Obat antikanker atau sitotoksik tidak boleh
dihancurkan menggunakan autoklaf maupun gelombang mikro.
f. Vaksin rusak dan kadaluarsa
● Pisahkan vaksin yang tidak dapat digunakan di dalam unit penyimpanan yang
didinginkan.
● Beri label dengan tanda “JANGAN DIGUNAKAN” untuk menghindari pemberian dosis
secara tidak sengaja.
● Dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merugikan laporkan jenis paparan dan durasinya.
● Simpan vaksin di unit penyimpanan dingin sampai instruksi lebih lanjut dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
● Laporkan vaksin yang sudah kedaluwarsa ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Kasus 2

A. Data penggunaan obat di rumah sakit


Bulan Ke Bulan Ke Bulan Ke Harga
Nama Obat Satuan
1 2 3 Satuan
ALBUMINAR 25% 100 ML FLES 2 1 2 2,035,000
SYRING
APIDRA INSULIN 30 45 27 87,000
E
SYRING
ARIXTRA 2,5 MG INJ 8 16 10 342,499
E
CANDERIN 16 MG TAB TABLET 249 329 282 9,350
CATAFLAM D 50 MG TAB TABLET 711 582 615 5,108
CELEBREX 200 MG CAP TABLET 360 231 108 12,874
CONCOR 1.25 MG TAB TABLET 1,211 1,957 2,763 1,750
DIAMICRON MR 60 MG TAB TABLET 1,173 837 1,071 2,992
EPERISONE 50MG TAB TABLET 2,797 2,971 2,812 990
FLUDARA 10 MG TAB TABLET 15 30 11 220,000
HERBESSER 50 MG INJEKSI AMPUL 39 12 15 188,100
HERBESSER CD 200 CAP TABLET 808 540 627 4,650
KETOROLAC 10 MG TA TABLET 1,981 2,254 1,425 1,879
LAPIBAL 500 MG INJEKSI AMPUL 193 105 93 24,200
LEVOFLOXACIN 500MG INFUS BOTOL 108 125 155 27,500
NTG 10MG INJ AMPUL 44 79 107 41,113
PANTOPRAZOLE 40 MG INJ VIAL 57 81 85 38,499
SANDIMUN NEORAL 25 MG
KAPSUL 250 233 352 11,801
CAP
SPORACID 100 MG CAP TABLET 164 189 113 19,503
TRICHODAZOL 500 MG INFUS BOTOL 35 28 25 91,025
VENOFER 100 MG INJ AMPUL 8 13 20 202,400
VENTOLIN 2.5 MG NEBULES AMPUL 509 734 831 4,000
1. Dari data diatas obat dengan bentuk sediaan tablet sudah kadaluarsa, tuliskan nama
obat nya!

NO NAMA OBAT SATUAN JUMLAH

1 CANDERIN 16 MG TAB TABLET 282

2 CATAFLAM D 50 MG TAB TABLET 615


3 CONCOR 1.25 MG TAB TABLET 2.763

4 DIAMICRON MR 60 MG TAB TABLET 1.071

5 EPERISONE 50 MG TAB TABLET 2.812

6 FLUDARA 10 MG TAB TABLET 11

7 KETOROLAC 10 MG TAB TABLET 1.425

2. Bagaimanakah cara pemusnahannya? tuliskan secara urut dan lengkap


❖ Tablet dikeluarkan dari kemasan aslinya (kemasan primer)
❖ Sediaan obat padat dihancurkan dan dicampur dengan bahan limbah lainnya sehingga
tidak dapat digunakan kembali. Pastikan partikel debu tidak dilepaskan ke udara.
❖ Untuk sediaan obat padat antibiotik, penghancuran harus ditambahkan cairan basa
(misal dengan NaOH atau natrium hidroksida, kira-kira sampai pH 11-12) dan/atau asam
(misal dengan larutan HCl atau asam klorida, kira-kira sampai pH 6-9) atau dihancurkan
menggunakan metode enkapsulasi atau insinerator.
❖ Simpan campuran dalam wadah untuk kemudian diikutkan untuk dihancurkan bersama
limbah B3 medis lainnya secara mandiri atau bekerjasama dengan Pihak Ketiga.
❖ Seluruh kemasan primer dihancurkan dengan cara di sobek atau dicacah untuk kemudian
dibuang ke tempat sampah non-medis.
B.
Bulan Ke Bulan Ke Bulan Ke Harga Harga beli
Nama Obat Satuan
1 2 3 jual
ALBUMINAR 25% 100 1800000
FLES 2 1 2 2,035,000
ML
SYRING 67000
APIDRA INSULIN 30 45 27 87,000
E
SYRING 280000
ARIXTRA 2,5 MG INJ 8 16 10 342,499
E
CANDERIN 16 MG TAB TABLET 249 329 282 9,350 5350
CATAFLAM D 50 MG TAB TABLET 711 582 615 5,108 2108
CELEBREX 200 MG CAP TABLET 360 231 108 12,874 8874

1. hitunglah jumlah pengadaan yang paling ekonomis selama 1 tahun jika diketahui
besarnya biaya pemesanan sebesar Rp 5000 dan biaya penyimpanan sebesar 20% lead
time : 2 hari
❖ Albuminar 25% 100 mL
CA = 2+1+2 =5
Safety stock = CA X LT
= 5/90 hari x 2 hari
= 0,11
❖ Apidra Insulin
CA= 30+45+27 = 102
Safety stock = CA X LT
= 102/90 hari x 2 hari
= 2,26

❖ Arixtra 2,5 mg inj


CA = 8+16+10 = 34
Safety stock = CA X LT
= 34/90 hari x 2 hari
= 0,75
❖ Canderin 16 mg tab
CA = 249+329+282 = 860
Safety stock = CA X LT
= 860/90 hari x 2 hari
= 19,10
❖ Cataflam D 50 mg tab
CA = 711+582+615 = 1.908
Safety stock = CA X LT
= 1.908/90 hari x 2 hari
= 42,40
❖ Celebrex 200 mg cap
CA = 360+231+108 = 699
Safety stock = CA X LT
= 699/90 hari x 2 hari
= 15,53

2. serta hitunglah interval pengadaan yang paling ekonomis

Anda mungkin juga menyukai