Arifin,+6 Art1 Habibullah Vol+3+No+01+Jan-Apr+2017
Arifin,+6 Art1 Habibullah Vol+3+No+01+Jan-Apr+2017
Habibullah
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI
Jl. Dewi Sartika No. 200 Cawang Jakarta Timur
E-mail: habibullah@kemsos.go.id
Abstrak
Perlindungan sosial komprehensif belum terlalu lama dikenal sehingga menjadi kajian tentang konsep dan kebijakan
perlindungan sosial komprehensif di Indonesia. Konsep perlindungan sosial komprehensif diadopsi dari berbagai
konsep perlindungan sosial yaitu kumpulan upaya publik untuk menghadapi kerentanan dan kemiskinan dan tidak
dapat bekerja sendiri sehingga perlu harus dilengkapi dengan strategi lain seperti pemberdayaan dan penciptaan
lapangan kerja. Kebijakan perlindungan sosial komprehensif sudah tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sosial RI 2015-2019,
meskipun ada beberapa hal yang diatur pada RPJMN 2015-2019 tidak diuraikan pada Renstra Kemensos 2015-
2019. Namun sangat disayangkan hingga saat ini belum ada peraturan khusus yang mengatur perlindungan sosial
komprehensif. Pada level kebijakan perlindungan sosial di Indonesia sudah mengarah pada perlindungan sosial
komprehensif dengan menata asistensi sosial berbasis keluarga dan siklus hidup, perluasaan cakupan sistem jaminan
sosial nasional, pemenuhan hak dasar penyandang disablilitas, lansia dan kelompok masyakarakat marginal dan
penguatan kelembagaan sosial. Namun pada tataran implementasinya program-program perlindungan sosial tersebut
belum mengarah pada perlindungan sosial komprehensif.
Kata Kunci: perlindungan sosial, komprehensif, kemiskinan, kerentanan.
Abstract
Comprehensive social protection has not been too long to be known as a study of the concept and a comprehensive
social protection policy in Indonesia. The concept of a comprehensive social protection is adopted from various
concepts of social protection, that is: a collection of public efforts to address vulnerability and poverty, but it can
not work alone so that it needs to be equipped with the other strategies, such as: empowerment and job creation.
Comprehensive social protection policies have already been included in the National Medium Term Development
Plan (RPJMN) of 2015-2019 and the Strategic Plan (Renstra) of the Ministry of Social Affairs from 2015 to 2019
although there are a few points ruled in RPJMN of 2015-2019 are not outlined in the Strategic Plan of the Ministry of
Social Affairs from 2015- 2019. However, unfortunately; until now, there has not been a specific legislation ruling the
comprehensive social protection. At the level of social protection policy, Indonesia has led to a comprehensive social
protection to organize social assistance based on family and life cycle, the expansion of national social security system
coverage, the fulfillment of basic rights for the person with disablility, elderly and marginalized social groups and
institutional strengthening. But at the level of the implementation of social protection programs, Indonesia has not yet
led to a comprehensive social protection.
2 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
sekunder diperoleh dari studi pustaka dan 1) Pasar tenaga kerja; 2) Asuransi sosial; 3)
dokumentasi. Bantuan sosial; 4) Skema mikro dan area-based
untuk perlindungan bagi komunitas setempat;
PEMBAHASAN dan 5) perlindungan anak (Bappenas, 2014).
Konsep Perlindungan Sosial Komprehensif Sementara itu, menurut Bank Dunia, konsep
yang digunakan oleh ADB dalam membagi
Menurut International Labour Organization
perlindungan sosial tersebut masih tradisional.
(ILO) perlindungan sosial merupakan bagian
Bank Dunia mendefinisikan perlindungan
dari kebijakan sosial yang dirancang untuk
sosial sebagai: 1) Jejaring pengaman dan spring
menjamin kondisi keamanan pendapatan serta
board; 2) Investasi pada sumber daya manusia;
akses dalam layanan sosial bagi semua orang,
3) Upaya menanggulangi pemisahan sosial; 4)
dengan memberikan perhatian khusus kepada
Berfokus pada penyebab, bukan pada gejala;
kelompok-kelompok yang memiliki kerentanan,
dan 5) Mempertimbangkan keadaan yang
serta melindungi dan memberdayakan
sebenarnya.
masyarakat dalam semua siklus kehidupan.
(International Labour Organization, 2012) Menanggapi konsep ADB dan Bank Dunia,
menyejajarkan perlindungan sosial dengan
Cakupan jaminan di dalam pendekatan ini
jejaring pengaman bisa berarti menyempitkan
diantaranya: 1) Keamanan pendapatan pokok,
makna perlindungan sosial itu sendiri.
dalam bentuk transfer sosial (secara tunai atau
Interpretasi yang sedikit berbeda diberikan
sejenisnya), seperti dana pensiun bagi kalangan
oleh Hans Gsager (Bappenas, 2014) yang
usia lanjut dan penyandang disabilitas,
berpendapat bahwa sistem perlindungan sosial
tunjangan bantuan penghasilan dan jaminan
dimaksudkan untuk mendukung mengatasi
pekerjaan serta layanan bagi pengangguran
situasi darurat ataupun kemungkinan terjadinya
dan orang miskin. 2) Akses universal bagi
keadaan darurat. Jenis-jenis perlindungan
pelayananan sosial yang penting dan terjangkau
sosial berdasarkan pelaksana pelayanan,
pada bidang kesehatan, air dan sanitasi,
yaitu pemerintah, pemerintah bersama-sama
pendidikan, keamanan pangan, perumahan, dan
dengan lembaga non pemerintah, lembaga non-
hal lain yang ditetapkan sesuai dengan program
pemerintah, dan kelompok masyarakat.
prioritas nasional (International Labour
Organization, 2015). Menurut Barrientos dan Shepherd (2003),
perlindungan sosial secara tradisional dikenal
Asian Development Bank (ADB)
sebagai konsep yang lebih luas dari jaminan
menjelaskan bahwa perlindungan sosial pada
sosial, lebih luas dari asuransi sosial, dan
dasarnya merupakan sekumpulan kebijakan
lebih luas dari jejaring pengaman sosial. Saat
dan program yang dirancang untuk menurunkan
ini perlindungan sosial didefinisikan sebagai
kemiskinan dan kerentanan melalui upaya
kumpulan upaya publik yang dilakukan dalam
peningkatan dan perbaikan kapasitas penduduk
menghadapi dan menanggulangi kerentanan,
dalam melindungi diri mereka dari bencana dan
risiko dan kemiskinan yang sudah melebihi
kehilangan pendapatan. Perlindungan sosial
batas (Suharto, 2007).
merupakan sarana penting untuk meringankan
dampak kemiskinan dan kemelaratan yang Bank Dunia menggarisbawahi pengertian
dihadapi oleh kelompok miskin. ADB membagi jaminan sosial sebagai proteksi sosial,
perlindungan sosial kedalam lima elemen, yaitu: adapun komponen-komponen proteksi sosial
4 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari
Indonesia...” dapat terwujud. tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian
khususnya dari kepesertaan, besaran iuran dan
Kebijakan Perlindungan Sosial manfaat jaminan sedangkan dari skala dan
Skema perlindungan sosial di Indoensia prinsip hampir sama yaitu skala nasional dengan
pertama kali dikenalkan tahun 1977 dengan prinsip asuransi sosial. Pada kepesertaan hanya
diluncurkannya Asuransi Sosial Tenaga Kerja jaminan kesehatan yang mendapat bantuan
(Astek) (John, 2002). Hingga saat ini skema iuran pemerintah sedangkan jaminan lainnya
perlindungan sosial yang ada masih bervariasi peserta harus membayar baik yang dibayar
dan memiliki landasan hukum masing-masing. oleh pemberi kerja, bersama pemberi kerja,
Upaya Pemerintah dalam menyusun sistem dan pekerja maupun bayar iuran secara mandiri
jaminan perlindungan sosial terpadu diawali (Habibullah, 2015).
dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor
Buku II RPJMN 2015-2019 merupakan
40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
dokumen resmi yang mencantumkan
Nasional. Peraturan dan perundang-undangan
perlindungan sosial komprehensif, pada
sebagai dasar penyelenggaraan perlindungan
RPJMN 2015-2019 disebutkan bahwa arah
sosial semakin lengkap dengan ditetapkannya
Kebijakan perlindungan yang komprehensif,
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
meliputi:
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) yang mendorong Pemerintah Indonesia 1. Penataan asistensi sosial reguler dan
untuk mewujudkan kebijakan perlindungan temporer berbasis keluarga dan siklus
Sosial yang lebih integratif bagi seluruh hidup, melalui Program Keluarga Produktif
warga Indonesia. Untuk BPJS Kesehatan, dan Sejahtera:
Pemerintah merealisasikannya mulai 1 Januari a. Integrasi berbagai asistensi sosial
2014, sedangkan untuk BPJS Ketenagakerjaan berbasis keluarga dalam bentuk
terealisir mulai 1 Juli 2015. Sistem jaminan sosial bantuan tunai bersyarat dan/atau
yang menyeluruh dan terintegrasi diharapkan sementara, bantuan pangan bernutrisi,
terwujud pada tahun 2029. Setelah PT ASABRI dan pendampingan pengasuhan. Untuk
(Persero) menyelesaikan pengalihan program bantuan uang tunai, dikembangkan
Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik penyaluran dengan skema uang
Indonesia dan program pembayaran pensiun elektronik.
ke BPJS Ketenagakerjaan dan PT TASPEN b. Pelayanan dan rehabilitasi sosial
(Persero) menyelesaikan pengalihan program berbasis komunitas untuk PMKS yang
tabungan hari tua dan program pembayaran berada di luar sistem keluarga melalui
pensiun dari PT TASPEN (Persero) ke BPJS peningkatan kapasitas pendampingan
sosial dan ekonomi, serta menjadikan
Ketenagakerjaan.
pelayanan di dalam lembaga/panti
BPJS Kesehatan menyelenggarakan sebagai alternatif terakhir.
program jaminan kesehatan dan BPJS c. Integrasi program pemberdayaan bagi
Ketenagakerjaan menyelenggarakan program penduduk miskin dan rentan, melalui
jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, peningkatan kemampuan keluarga dan
jaminan pensiun dan jaminan kematian. Ada inklusi keuangan, serta peningkatan
berbagai perbedaan antara jaminan kesehatan, akses layanan keuangan.
6 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
b. Meningkatkan penyuluhan sosial untuk pelaksana perlindungan sosial. Meskipun
pendidikan dan kesadaran masyarakat pada penguatan kelembagaan sosial lebih
mengenai lingkungan inklusif bagi cenderung merupakan intervensi-intervensi
penyandang disabilitas, lanjut usia, dan yang dikembangkan oleh pemerintah
kelompok marjinal lainnya. bukan untuk penguatan kelembagaan-
4. Penguatan peran kelembagaan sosial: kelembangaan sosial yang ada dimasyarakat.
a. Mengembangkan sistem rujukan dan Perlindungan Sosial Komprehensif
layanan terpadu, pada tingkat kabupaten/
Pada Renstra Kemensos 2015-2019,
kota hingga desa/kelurahan
penyelenggaraan perlindungan dan jaminan
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sosial dimaksudkan untuk mencegah dan
pelaksana asistensi sosial, melalui: 1)
menangani risiko dari guncangan dan kerentanan
penguatan fungsi pendampingan dan
sosial seseorang, keluarga, kelompok, dan/
penjangkauan oleh SDM kesejahteraan
atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya
sosial; 2) peningkatan jejaring kerja
melalui media, dunia usaha, dan dapat dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan tersebut
masyarakat; 3) pengembangan skema sesuai dengan kebutuhan dasar minimal serta
pendidikan dan pelatihan bagi SDM menjamin fakir miskin, anak yatim piatu
kesejahteraan sosial serta pengembangan telantar, lanjut usia terlantar, penyandang
kapasitas pengelolaan data. disabilitas fisik, mental intelektual,atau
Jika merujuk pada pada sistem sensorik, atau yang mengalami disabilitas
perlindungan sosial konvensional yaitu ganda, eks penderita penyakit kronis yang
sistem perlindungan sosial terdiri dari skema mengalami masalah ketidakmampuan sosial
bantuan sosial,jaminan sosial dan asuransi ekonomi agar kebutuhan dasar dan hak dasarnya
komersial maka arah kebijakan perlindungan terpenuhi. Melalui perlindungan dan jaminan
sosial komprehensif sudah mengarah sosial diharapkan risiko-risiko kehidupan
pada perlindungan sosial komprehensif yang dihadapi kelompok masyarakat tersebut
dengan sasaran utama penduduk miskin dapat diminimalisir sehingga tidak semakin
dan rentan. Skema bantuan sosial dipenuhi miskin. Mengurangi potensi kesenjangan
pada penataan asistensi sosial reguler dan antar kelompok, maka perlu dilakukan
temporer berbasis keluarga dan siklus upaya perluasan akses terhadap pemanfaatan
hidup, melalui Program Keluarga Produktif pelayanan dasar. Sedangkan upaya yang
dan Sejahtera. Skema jaminan sosial bisa dilakukan untuk mengurai kompleksitas
diarahkan pada perluasan cakupan SJSN permasalahan kemiskinan adalah dengan
bagi penduduk rentan dan pekerja informal pembekalan keterampilan wirausaha maupun
bahkan pada skema perlindungan sosial keterampilan teknis kepada penduduk miskin
komprehensif pada RPJMN 2015-2019 dan rentan, sehingga dapat meningkatkan
sudah mengakomodir bahwa perlindungan daya saing mereka melalui kegiatan ekonomi
sosial yang diberikan oleh negara merupakan produktif.
pemenuhan hak sebagaimana pada arah
Peningkatan pemenuhan hak dasar dan Perlindungan sosial yang komprehensif
inklusivitas penyandang disabilitas, lansia, menurut Renstra Kemensos 2015-2019,
serta kelompok masyarakat marjinal pada mencakup:
setiap aspek penghidupan. Serta ada upaya
1. Terpenuhinya hak dasar seluruh rakyat,
penguatan peran kelembagaan sosial
8 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
2) Penyediaan layanan yang terintegrasi lintas sosial komprehensif sehingga pada tataran
K/L dalam penanganan kasus 3) Peningkatan kebijakan daerah, Renstra pemerintah daerah
akses dan cakupan pelayanan untuk individu provinsi/kabupaten/kota belum sepenuhnya
maupun kelompok penduduk yang mengalami lebih menjelaskan perlindungan sosial
permasalahan. komprehensif karena terkait dengan perubahan
nomenklatur perangkat daerah sehingga Renstra
Renstra Kemensos menuangkan
harus direvisi.
pengembangan cakupan SJSN bagi tenaga
kerja Indonesia bermasalah dan pekerja migran Regulasi yang mendukung perlindungan
bermasalah, padahal Kementerian Sosial sosial komprehensif bagi penerima PKH baru
mempunyai program yang sangat strategis sebatas RPJMN dan arahan-arahan Presiden,
untuk peningkatan perluasan SJSN bagi pekerja belum ada regulasi khusus. Tidak ada regulasi
sektor informal dan rentan melalui program khusus yang mewajibkan terkait pembiayaan
Asuransi Kesejahteraan Sosial (Askesos). program perlindungan sosial komprehensif,
Namun sayang, Askesos tidak masuk pada hanya tersirat di RPJMD. RPJMD dan Renstra
Renstra Kemensos. SKPD secara tidak langsung sudah mendukung
perlindungan sosial komprehensif bagi penerima
Renstra Kemensos belum memuat cara
PKH, tapi tidak menyebutkan secara langsung.
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksana
asistensi sosial, yaitu melalui: 1) Penguatan Desain Program Perlindungan Sosial
fungsi pendampingan dan penjangkauan oleh Komprehensif
SDM kesejahteraan sosial; 2) Peningkatan Program perlindungan sosial komprehensif di
oleh jejaring kerja melalui media, dunia Indonesia didesain untuk seluruh warga negara
usaha, dan masyarakat; 3) Pengembangan dan khusus untuk kelompok masyarakat 40
skema pendidikan dan pelatihan bagi SDM persen status sosial ekonomi terendah. Berbagai
kesejahteraan sosial serta pengembangan intervensi dilakukan pemerintah melalui berbagai
kapasitas pengelolaan data. program perlindungan sosial, baik program
Dengan demikian arah kebijakan bantuan sosial maupun jaminan sosial.
perlindungan sosial komprehensif pada Renstra Program bantuan/asistensi sosial diberikan
Kemensos 2015-2019 sudah searah dengan kepada keluarga sangat miskin atau 11 persen
kebijakan perlindungan sosial komprehensif penduduk dengan status sosial ekonomi
di RPJMN 2015-2019 meskipun ada beberapa terendah. Program asistensi sosial reguler
hal yang diatur pada RPJMN tidak diatur diberikan kepada penerima manfaat PKH.
pada Renstra Kemensos 2015-2019. Idealnya Pada PKH dikenal dengan komplementaritas
Renstra Kemensos 2015-2019 lebih detail PKH yaitu semua penerima manfaat PKH
menjelaskan perlindungan sosial komprehensif didesain untuk mendapatkan semua program
dibanding dengan RPJMN 2015-2019 karena penanggulangan kemiskinan dan program
Kemensos merupakan Kementerian teknis yang perlindungan sosial. 11 persen penduduk miskin
melaksanakan program perlindungan sosial. tersebut berjumlah 6 juta keluarga penerima
Sementara itu pada peraturan kebijakan, manfaat atau 28,01 juta jiwa.
sampai saat ini belum ada peraturan pemerintah Penduduk miskin 25 persen dengan status
yang secara khusus mengatur perlindungan sosial ekonomi terendah mendapatkan program
10 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
Tabel 1. Jenis Bantuan
Jenis Jumlah Lembaga
Nama Sasaran Jumlah Bantuan
Transfer Penerima Pelaksana Utama
Beras bersubsidi/ Beras 25% terbawah, 15,5 juta RT 15 kg be per bulan Tikor Raskin
Rasta bersubsidi Penerima KPS/ (2013-2015) (Ketua Pelaksana:
KKS Kemenko PMK)
Program Tunai Siswa/anak dari 20,3 juta siswa Rp450.000 Kemendikbud/
Indonesia Pintar/ 25% terbawah (SD/MI) Kemenag
BSM /Bantuan dan PMKS Rp750.000(SMP/
Pendidikan MTs) Rp1 jt (SMA/
SMK/A) /tahun
Program Bantuan Keluarga miskin 24,7 juta rumah Rp.23.000/bulan Kemenkes dan
Indonesia Sehat/ Iuran dan hampir tangga atau 92,4 Kemensos
PBI JKN miskin/rentan juta jiwa
PKH/Bantuan Tunai dan Keluarga sangat 3,5 juta keluarga Sejak 2015 Kemensos dan
Tunai Bersyarat bersyarat miskin dan (s/d 2015) maksimum manfaat Kementrian terkait
miskin Rp3.250.000 per
tahun
BLSM/SKS- Tunai 25% terbawah 15,5 juta RT Rp150.000/bulan Kemensos
Simpanan (2013) 16,6 juta untuk 4 bulan
Keluarga keluarga (2015) (2013) Rp200.000/
Sejahtera/ bulan untuk 3 bulan
Bantuan Tunai
LANSIA Tunai Miskin 26.500 orang Rp 300.000 Per Kemensos
(ASLUT 2012) (2014) bulan
Orang dengan Tunai Miskin 22.000 orang Rp 300.000 Per Kemensos
Kecacatan Berat (2013) bulan
(ASPACA 2012)
ANAK Tunai dan Miskin 138.000 anak Rp 1,5 juta per Kemensos
TERLANTAR Rumah (2013) tahun
(PKSA) Singgah
PEKERJA Tunai dan Miskin 11.000 anak Rp 1,5 juta per Kemensos
ANAK (PPA- Rumah (2013) tahun
PKH) Singgah
Sumber: Diolah dari laporan Tahun 2015.
PKH yang memiliki data paling akurat dan Pada tataran desain seluruh penerima manfaat
pendampingan berkelanjutan akan menjadi PKH mendapatkan program penanggulangan
pionir untuk mensinergikan program-program kemiskinan dan perlindungan sosial, namun pada
perlindungan dan pemberdayaan sosial. tataran implementasi ternyata komplementaritas
Seluruh peserta PKH dipastikan mendapatkan antar program dalam menyasar kelompok yang
program perlindungan dan pemberdayaan berhak masih rendah. Dalam hal ini masalahnya
sosial lainnya seperti Rastra, KIP, KIS, Rumah adalah kelompok sasaran yang seharusnya
Tinggal Layak Huni, KUBE dan lainnya. menerima beberapa program perlindungan
Komplementaritas PKH dengan berbagai sosial sekaligus, ternyata hanya menerima
program lain diharapkan dapat mempercepat kurang dari yang seharusnya. Misalnya dijumpai
peningkatan taraf kesejahteraan KM dan rumah tangga penerima PKH yang tidak
dengan demikian berkontribusi menurunkan termasuk dalam penerima program Raskin dan
kemiskinan nasional. Jamkesmas, sementara rumah tangga penerima
12 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
Menurut Provinsi 2013-2016. https:// based National Dialogue: A Global
www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/ Guide. Joint United Nations response to
id/1119 implement social. Geneva.
............. (2017). Jumlah dan Persentase John, M. (2002). “Social Protection in Southeast
Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, and East Asia-Towards a Comprehensive
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), Picture”. Social Protection In Southeast
dan Indeks Keparahan Kemiskinan And East Asia, 7-14.
(P2) Menurut Provinsi, September 2012
Kementerian Sosial. (2015). Peraturan Menteri
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/
Sosial RI Nomor 27 tahun 2015 tentang
view/id/1489
Rencana Strategis Kementerian Sosial
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. RI tahun 2015-2019.
(2013). Background Study Persiapan
Muhtar, &. H. (2009). Evaluasi Program
Penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang
Jaminan Kesejahteraan Sosial: Asuransi
Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial.
Kesejahteraan Sosial di Empat Daerah
Jakarta.
Indonesia. Jakarta: P3KS Press.
............. (2014). Perlindungan Sosial di
Nainggolan, T. (2015). Merumuskan Kembali
Indonesia: Tantangan dan Arah ke
Desain Program Raskin Sebagai
Depan. Jakarta.
Program Perlindungan Sosial. Sosio
Barrientos, A., & Hulme, D. (Eds.). (2016). Informa, 1(2). Retrieved January 5,
Social protection for the poor and 2017, from http://ejournal.kemsos.
poorest: Concepts, policies and politics. go.id/index.php/Sosioinforma/article/
Springer. view/140/87.
14 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial