Anda di halaman 1dari 14

PERLINDUNGAN SOSIAL KOMPREHENSIF DI INDONESIA

SOCIAL PROTECTION COMPREHENSIVE IN INDONESIA

Habibullah
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI
Jl. Dewi Sartika No. 200 Cawang Jakarta Timur
E-mail: habibullah@kemsos.go.id

Abstrak
Perlindungan sosial komprehensif belum terlalu lama dikenal sehingga menjadi kajian tentang konsep dan kebijakan
perlindungan sosial komprehensif di Indonesia. Konsep perlindungan sosial komprehensif diadopsi dari berbagai
konsep perlindungan sosial yaitu kumpulan upaya publik untuk menghadapi kerentanan dan kemiskinan dan tidak
dapat bekerja sendiri sehingga perlu harus dilengkapi dengan strategi lain seperti pemberdayaan dan penciptaan
lapangan kerja. Kebijakan perlindungan sosial komprehensif sudah tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sosial RI 2015-2019,
meskipun ada beberapa hal yang diatur pada RPJMN 2015-2019 tidak diuraikan pada Renstra Kemensos 2015-
2019. Namun sangat disayangkan hingga saat ini belum ada peraturan khusus yang mengatur perlindungan sosial
komprehensif. Pada level kebijakan perlindungan sosial di Indonesia sudah mengarah pada perlindungan sosial
komprehensif dengan menata asistensi sosial berbasis keluarga dan siklus hidup, perluasaan cakupan sistem jaminan
sosial nasional, pemenuhan hak dasar penyandang disablilitas, lansia dan kelompok masyakarakat marginal dan
penguatan kelembagaan sosial. Namun pada tataran implementasinya program-program perlindungan sosial tersebut
belum mengarah pada perlindungan sosial komprehensif.
Kata Kunci: perlindungan sosial, komprehensif, kemiskinan, kerentanan.

Abstract
Comprehensive social protection has not been too long to be known as a study of the concept and a comprehensive
social protection policy in Indonesia. The concept of a comprehensive social protection is adopted from various
concepts of social protection, that is: a collection of public efforts to address vulnerability and poverty, but it can
not work alone so that it needs to be equipped with the other strategies, such as: empowerment and job creation.
Comprehensive social protection policies have already been included in the National Medium Term Development
Plan (RPJMN) of 2015-2019 and the Strategic Plan (Renstra) of the Ministry of Social Affairs from 2015 to 2019
although there are a few points ruled in RPJMN of 2015-2019 are not outlined in the Strategic Plan of the Ministry of
Social Affairs from 2015- 2019. However, unfortunately; until now, there has not been a specific legislation ruling the
comprehensive social protection. At the level of social protection policy, Indonesia has led to a comprehensive social
protection to organize social assistance based on family and life cycle, the expansion of national social security system
coverage, the fulfillment of basic rights for the person with disablility, elderly and marginalized social groups and
institutional strengthening. But at the level of the implementation of social protection programs, Indonesia has not yet
led to a comprehensive social protection.

Keywords: social protection, comprehensive, poverty, vulnerability.

Perlindungan Sosial Komprehensif di Indonesia, Habibullah 1


PENDAHULUAN penurunan angka kemiskinan tersebut tidak
Kemiskinan dan ketimpangan merupakan serta merta menurunkan kesenjangan ekonomi.
permasalahan klasik yang dihadapi oleh Pada tahun 2003 Gini ratio tercatat sebesar 0,32.
Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah Angka tersebut senantiasa terus meningkat dan
Indonesia telah berkomitmen untuk pada tahun 2011 sampai dengan hingga tahun
terus mengatasi masalah kemiskinan dan 2015 tersebut tercatat sebesar mencapai 0,41
ketimpangan. Ketimpangan tersebut baik (BPS, 2017). Tingginya kesenjangan ekonomi
berupa ketimpangan antara yang kaya dan dan angka kemiskinan tersebut menyebabkan
miskin maupun ketimpangan antara daerah pemerintah merubah strategi penanggulangan
di Indonesia. Sebagai komitmen Pemerintah kemiskinan. Pada masa pemerintahan SBY
Indonesia, pada era Pemerintahan Jokowi program penanggulangan kemiskinan dibagi
diarahkan semua kebijakan dan program dalam menjadi 3 kluster yaitu bantuan sosial,
penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan
dijalankan secara terpadu dan terintegrasi usaha mikro dan kecil (Sumarto, 2014). Pada
antara Kementerian/Lembaga. masa pemerintahan Jokowi saat ini berubah
menjadi kebijakan perlindungan sosial
Tabel 1. Populasi dan Prosentase Penduduk Miskin komprehensif sebagaimana dijelaskan pada
Serta Gini Ratio Indonesia tahun 2003-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2016
Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Populasi Presentase
Kesenjangan
Penduduk Penduduk
Tahun Ekonomi Pada RPJMN 2015-2019 (disebutkan
Miskin (juta Miskin
(GINI Ratio)
jiwa) (%) bahwa Penyelenggaraan Perlindungan
2003 37,34 17,42 0,32 Sosial: Tersedianya asistensi sosial berbasis
2004 36,15 16,66 0,32 keluarga dan siklus hidup yang komprehensif
2005 35,1 15,97 0,36 dalam mewujudkan kemandirian yang
2006 39,05 17,75 0,35 menyejahterakan. Meskipun sudah tercantum
2007 37,17 16,58 0,36
dalam buku II RPJMN 2015-2019, konsep
2008 34,97 15,42 0,35
perlindungan sosial komprehensif belum terlalu
2009 32,53 14,15 0,37
dikenal bahkan program-program perlindungan
2010 31,02 13,33 0,38
sosial di Indonesia belum mengarah pada
2011 30,42 12,49 0,41
2012 29,13 11,96 0,41
perlindungan sosial komprehensif.
2013 28,55 11,47 0,41
Oleh karena itu sangat menarik untuk
2014 27,72 10,96 0,4
mengkaji konsep dan kebijakan perlindungan
2015 28,59 11,22 0,41
sosial komprehensif di Indonesia. Tujuan dari
2016 28,01 10,86 0,39
kajian ini adalah mendeskripsikan konsep dan
Sumber: BPS, the World Bank, 2017
kebijakan perlindungan sosial komprehensif
Kebijakan pemerintahan Jokowi tersebut di Indonesia. Adanya kajian ini diharapkan
didorong oleh masih belum efektifnya berbagai dapat memberikan rekomendasi tentang
program-program penanggulangan kemiskinan konsep dan kebijakan program perlindungan
di Indonesia. Meskipun terjadi penurunan angka sosial komprehensif di Indonesia khususnya
kemiskinan dari 17,42 persen pada tahun 2003 bagi Kementerian Sosial RI. Kajian ini
menjadi 10,86 persen pada tahun 2016, namun menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif. Data yang diperoleh berupa data

2 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
sekunder diperoleh dari studi pustaka dan 1) Pasar tenaga kerja; 2) Asuransi sosial; 3)
dokumentasi. Bantuan sosial; 4) Skema mikro dan area-based
untuk perlindungan bagi komunitas setempat;
PEMBAHASAN dan 5) perlindungan anak (Bappenas, 2014).
Konsep Perlindungan Sosial Komprehensif Sementara itu, menurut Bank Dunia, konsep
yang digunakan oleh ADB dalam membagi
Menurut International Labour Organization
perlindungan sosial tersebut masih tradisional.
(ILO) perlindungan sosial merupakan bagian
Bank Dunia mendefinisikan perlindungan
dari kebijakan sosial yang dirancang untuk
sosial sebagai: 1) Jejaring pengaman dan spring
menjamin kondisi keamanan pendapatan serta
board; 2) Investasi pada sumber daya manusia;
akses dalam layanan sosial bagi semua orang,
3) Upaya menanggulangi pemisahan sosial; 4)
dengan memberikan perhatian khusus kepada
Berfokus pada penyebab, bukan pada gejala;
kelompok-kelompok yang memiliki kerentanan,
dan 5) Mempertimbangkan keadaan yang
serta melindungi dan memberdayakan
sebenarnya.
masyarakat dalam semua siklus kehidupan.
(International Labour Organization, 2012) Menanggapi konsep ADB dan Bank Dunia,
menyejajarkan perlindungan sosial dengan
Cakupan jaminan di dalam pendekatan ini
jejaring pengaman bisa berarti menyempitkan
diantaranya: 1) Keamanan pendapatan pokok,
makna perlindungan sosial itu sendiri.
dalam bentuk transfer sosial (secara tunai atau
Interpretasi yang sedikit berbeda diberikan
sejenisnya), seperti dana pensiun bagi kalangan
oleh Hans Gsager (Bappenas, 2014) yang
usia lanjut dan penyandang disabilitas,
berpendapat bahwa sistem perlindungan sosial
tunjangan bantuan penghasilan dan jaminan
dimaksudkan untuk mendukung mengatasi
pekerjaan serta layanan bagi pengangguran
situasi darurat ataupun kemungkinan terjadinya
dan orang miskin. 2) Akses universal bagi
keadaan darurat. Jenis-jenis perlindungan
pelayananan sosial yang penting dan terjangkau
sosial berdasarkan pelaksana pelayanan,
pada bidang kesehatan, air dan sanitasi,
yaitu pemerintah, pemerintah bersama-sama
pendidikan, keamanan pangan, perumahan, dan
dengan lembaga non pemerintah, lembaga non-
hal lain yang ditetapkan sesuai dengan program
pemerintah, dan kelompok masyarakat.
prioritas nasional (International Labour
Organization, 2015). Menurut Barrientos dan Shepherd (2003),
perlindungan sosial secara tradisional dikenal
Asian Development Bank (ADB)
sebagai konsep yang lebih luas dari jaminan
menjelaskan bahwa perlindungan sosial pada
sosial, lebih luas dari asuransi sosial, dan
dasarnya merupakan sekumpulan kebijakan
lebih luas dari jejaring pengaman sosial. Saat
dan program yang dirancang untuk menurunkan
ini perlindungan sosial didefinisikan sebagai
kemiskinan dan kerentanan melalui upaya
kumpulan upaya publik yang dilakukan dalam
peningkatan dan perbaikan kapasitas penduduk
menghadapi dan menanggulangi kerentanan,
dalam melindungi diri mereka dari bencana dan
risiko dan kemiskinan yang sudah melebihi
kehilangan pendapatan. Perlindungan sosial
batas (Suharto, 2007).
merupakan sarana penting untuk meringankan
dampak kemiskinan dan kemelaratan yang Bank Dunia menggarisbawahi pengertian
dihadapi oleh kelompok miskin. ADB membagi jaminan sosial sebagai proteksi sosial,
perlindungan sosial kedalam lima elemen, yaitu: adapun komponen-komponen proteksi sosial

Perlindungan Sosial Komprehensif di Indonesia, Habibullah 3


yang merupakan satu kesatuan dari sistem penghidupan dan untuk memerangi kemiskinan,
jaminan sosial, yaitu: 1) Labor market dan keterbelakangan, dan ketidaksetaraan.
employment adalah pusat layanan informasi Perlindungan sosial ini tidak dapat bekerja
kerja yang ditujukan untuk para pencari kerja sendiri untuk mengurangi kemiskinan secara
dan kegiatan penempatan kerja bagi pekerja efektif strateginya harus dilengkapi dengan
yang terkena PHK; 2) Social insurance adalah strategi lain, misalnya dengan memperkuat
jaminan sosial bagi masyarakat yang bekerja institusi perburuhan dan institusi sosial serta
untuk perlindungan terhadap risiko hubungan mempromosikan lingkungan mikro ekonomi
industrial termasuk persiapan menghadapi hari yang pro-pekerjaan.
tua; 3) Social assistance adalah jaminan sosial
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
bagi penduduk miskin untuk pengentasan
ketersediaan perlindungan sosial dasar bagi
kemiskinan yang dikaitkan dengan program
kelompok miskin dapat dilakukan oleh setiap
pemberdayaan penduduk rentan miskin dalam
negara, bahkan oleh negara dengan tingkat
bentuk pelatihan dan pengembangan usaha
ekonomi yang cukup rendah sekalipun. Selain itu,
mikro; 4) Family allowance or child protection
keberadaan perlindungan sosial dasar ini selalu
adalah program pemberian santunan tunai
memberikan dampak positif yang signifikan
yang diberikan kepada anak-anak dibawah
secara ekonomi terhadap tujuan pembangunan
usia dewasa untuk perlindungan keluarga guna
nasional negara yang bersangkutan secara
membentuk keluarga sehat dan kuat sebagai
keseluruhan (Suharto, 2008).
fondasi untuk proteksi sosial di masa datang; 5)
Safe guard policy adalah program kompensasi Dengan demikian perlindungan sosial
finansial yang diberikan kepada anggota komprehensif di Indonesia secara konseptual
masyarakat yang merasa dirugikan haknya dan memang belum secara tegas didefinisikan,
atau hilang sama sekali haknya sebagai akibat oleh karena itu dari berbagai pendapat tersebut
adanya kebijakan publik seperti penggusuran, dapat disimpulkan bahwa perlindungan
privatisasi pendidikan atau pembubaran sosial komprehensif merupakan kumpulan
pendidikan (Situmorang, 2013). upaya publik dalam menghadapi risiko
dan menanggulangi kemiskinan, baik yang
Bantuan sosial merupakan penyaluran
dilakukan oleh pemerintah, lembaga non
sumber daya kepada kelompok yang mengalami
pemerintah, dan kelompok masyarakat.
kesulitan sumber daya sedangkan asuransi
Perlindungan sosial komprehensif dapat berupa
sosial adalah bentuk jaminan sosial dengan
bantuan sosial, asuransi sosial maupun skema
pendanaan yang menggunakan prinsip-prinsip
perlindungan sosial berbasis komunitas dan
asuransi. Gagasan perlindungan sosial ini pada
skema perlindungan sosial tidak dapat bekerja
dasarnya difokuskan dalam prinsip fundamental
sendiri akan tetapi harus bersinergi dengan
keadilan sosial, serta hak-hak universal spesifik
skema lain seperti pemberdayaan dan penciptaan
dimana setiap orang harus mendapatkan
lapangan kerja. Sehingga perlindungan sosial
jaminan sosial dan standar kehidupan yang
di Indonesia sebagaimana tertuang pada
memadai agar dapat memperoleh layanan
landasan filosofis yang dituangkan dalam
kesehatan serta kesejahteraan bagi diri mereka
tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia. Secara
maupun keluarga mereka.
konstitusional hal ini tertuang secara eksplisit
Perlindungan sosial erat kaitannya dalam UUD RI Tahun 1945, khususnya dalam
dengan mendapatkan pekerjaan layak untuk alinea ke-4 pembukaan, berupa “... melindungi

4 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari
Indonesia...” dapat terwujud. tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian
khususnya dari kepesertaan, besaran iuran dan
Kebijakan Perlindungan Sosial manfaat jaminan sedangkan dari skala dan
Skema perlindungan sosial di Indoensia prinsip hampir sama yaitu skala nasional dengan
pertama kali dikenalkan tahun 1977 dengan prinsip asuransi sosial. Pada kepesertaan hanya
diluncurkannya Asuransi Sosial Tenaga Kerja jaminan kesehatan yang mendapat bantuan
(Astek) (John, 2002). Hingga saat ini skema iuran pemerintah sedangkan jaminan lainnya
perlindungan sosial yang ada masih bervariasi peserta harus membayar baik yang dibayar
dan memiliki landasan hukum masing-masing. oleh pemberi kerja, bersama pemberi kerja,
Upaya Pemerintah dalam menyusun sistem dan pekerja maupun bayar iuran secara mandiri
jaminan perlindungan sosial terpadu diawali (Habibullah, 2015).
dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor
Buku II RPJMN 2015-2019 merupakan
40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
dokumen resmi yang mencantumkan
Nasional. Peraturan dan perundang-undangan
perlindungan sosial komprehensif, pada
sebagai dasar penyelenggaraan perlindungan
RPJMN 2015-2019 disebutkan bahwa arah
sosial semakin lengkap dengan ditetapkannya
Kebijakan perlindungan yang komprehensif,
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
meliputi:
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) yang mendorong Pemerintah Indonesia 1. Penataan asistensi sosial reguler dan
untuk mewujudkan kebijakan perlindungan temporer berbasis keluarga dan siklus
Sosial yang lebih integratif bagi seluruh hidup, melalui Program Keluarga Produktif
warga Indonesia. Untuk BPJS Kesehatan, dan Sejahtera:
Pemerintah merealisasikannya mulai 1 Januari a. Integrasi berbagai asistensi sosial
2014, sedangkan untuk BPJS Ketenagakerjaan berbasis keluarga dalam bentuk
terealisir mulai 1 Juli 2015. Sistem jaminan sosial bantuan tunai bersyarat dan/atau
yang menyeluruh dan terintegrasi diharapkan sementara, bantuan pangan bernutrisi,
terwujud pada tahun 2029. Setelah PT ASABRI dan pendampingan pengasuhan. Untuk
(Persero) menyelesaikan pengalihan program bantuan uang tunai, dikembangkan
Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik penyaluran dengan skema uang
Indonesia dan program pembayaran pensiun elektronik.
ke BPJS Ketenagakerjaan dan PT TASPEN b. Pelayanan dan rehabilitasi sosial
(Persero) menyelesaikan pengalihan program berbasis komunitas untuk PMKS yang
tabungan hari tua dan program pembayaran berada di luar sistem keluarga melalui
pensiun dari PT TASPEN (Persero) ke BPJS peningkatan kapasitas pendampingan
sosial dan ekonomi, serta menjadikan
Ketenagakerjaan.
pelayanan di dalam lembaga/panti
BPJS Kesehatan menyelenggarakan sebagai alternatif terakhir.
program jaminan kesehatan dan BPJS c. Integrasi program pemberdayaan bagi
Ketenagakerjaan menyelenggarakan program penduduk miskin dan rentan, melalui
jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, peningkatan kemampuan keluarga dan
jaminan pensiun dan jaminan kematian. Ada inklusi keuangan, serta peningkatan
berbagai perbedaan antara jaminan kesehatan, akses layanan keuangan.

Perlindungan Sosial Komprehensif di Indonesia, Habibullah 5


d. Transformasi subsidi beras bagi basis utama pelaksanaan perlindungan
masyarakat berpenghasilan rendah sosial komprehensif. Komprehensifitas
secara bertahap menjadi bantuan pangan program perlindungan sosial dapat dilihat
bernutrisi (tidak hanya beras, namun juga dari pada setiap siklus kehidupan manusia
bahan makanan lainnya seperti telur, ada program-program perlindungan sosial.
kacang-kacangan, dan susu). Perbaikan
2. Perluasan cakupan SJSN bagi penduduk
proses bisnis mencakup pengadaan,
rentan dan pekerja informal:
penyimpanan, pendistribusian, dan
pengembalian melalui mekanisme a. Meningkatkan frekuensi dan cakupan
penyaluran bantuan menggunakan Kartu sosialisasi terkait pentingnya dan
Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS), manfaat jaminan sosial kesehatan bagi
terutama di daerah yang memiliki seluruh penduduk dan ketenagakerjaan
jaringan ritel memadai. bagi pekerja informal.
e. Melaksanakan asistensi sosial temporer, b. Mengembangkan skema perluasan
baik yang berskala individu maupun kepesertaan bagi penduduk rentan
kelompok dan pekerja informal melalui berbagai
pendekatan, termasuk metode
f. Penataan asistensi sosial temporer di
pendaftaran, pembayaran iuran, dan
tingkat pusat maupun daerah melalui
klaim manfaat yang mudah.
peningkatan koordinasi dan pembagian
wewenang, penyediaan layanan yang Berbagai skema perlindungan sosial
terintegrasi lintas K/L dalam penanganan bagi pekerja sektor formal sudah relatif
kasus dan peningkatan akses dan cakupan. banyak dan beragam namun tidak untuk
pekerja sektor informal dimana akses
Kebijakan perlindungan sosial
perlindungan sosial masih sangat terbatas
di Indonesia sudah mengarah pada
bahkan hampir dikatakan tidak ada. Data
perlindungan sosial komprehensif sebagai
Prakarsa Policy Review menyebutkan
mana tercantum pada RPJMN 2015-2019
bahwa hanya 0.02 persen dari 67,5 juta jiwa
yang akan menata asistensi sosial reguler
pekerja sektor informal yang terlindungi
dan temporer berbasis keluarga dan siklus
asuransi. Besarnya biaya premi yang harus
hidup. Hal ini mempunyai makna bahwa
mereka bayarkan serta rendahnya dan
asistensi sosial dikategorikan menjadi 2 jenis
ketidakpastian pendapatan yang mereka
asistensi sosial yaitu asistensi sosial reguler,
hasilkan menjadi kendala utama dapat
yaitu asistensi yang diberikan kepada
memanfaatkan akses perlindungan sosial
penerima manfaat dilaksanakan secara
formal (Habibullah, 2015).
terus menerus dan dalam jangka waktu
tertentu dengan asistensi reguler sehingga 3. Peningkatan pemenuhan hak dasar dan
diharapkan penerima manfaat keluar dari inklusivitas penyandang disabilitas, lansia,
kemiskinan. Sedangkan asistensi temporer serta kelompok masyarakat marjinal pada
diberikan kepada penerima manfaat ketika setiap aspek penghidupan:
penerima manfaat mengalami guncangan a. Meningkatkan advokasi regulasi dan
dan kerentanan sosial. kebijakan di tingkat pusat dan daerah
Berbasis keluarga dan siklus hidup untuk pemenuhan hak dasar penduduk
mempunyai makna bahwa program- penyandang disabilitas, lanjut usia,
masyarakat adat, dan kelompok
program perlindungan sosial komprehensif
masyarakat marjinal lain.
tersebut diberikan kepada keluarga sebagai

6 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
b. Meningkatkan penyuluhan sosial untuk pelaksana perlindungan sosial. Meskipun
pendidikan dan kesadaran masyarakat pada penguatan kelembagaan sosial lebih
mengenai lingkungan inklusif bagi cenderung merupakan intervensi-intervensi
penyandang disabilitas, lanjut usia, dan yang dikembangkan oleh pemerintah
kelompok marjinal lainnya. bukan untuk penguatan kelembagaan-
4. Penguatan peran kelembagaan sosial: kelembangaan sosial yang ada dimasyarakat.
a. Mengembangkan sistem rujukan dan Perlindungan Sosial Komprehensif
layanan terpadu, pada tingkat kabupaten/
Pada Renstra Kemensos 2015-2019,
kota hingga desa/kelurahan
penyelenggaraan perlindungan dan jaminan
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sosial dimaksudkan untuk mencegah dan
pelaksana asistensi sosial, melalui: 1)
menangani risiko dari guncangan dan kerentanan
penguatan fungsi pendampingan dan
sosial seseorang, keluarga, kelompok, dan/
penjangkauan oleh SDM kesejahteraan
atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya
sosial; 2) peningkatan jejaring kerja
melalui media, dunia usaha, dan dapat dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan tersebut
masyarakat; 3) pengembangan skema sesuai dengan kebutuhan dasar minimal serta
pendidikan dan pelatihan bagi SDM menjamin fakir miskin, anak yatim piatu
kesejahteraan sosial serta pengembangan telantar, lanjut usia terlantar, penyandang
kapasitas pengelolaan data. disabilitas fisik, mental intelektual,atau
Jika merujuk pada pada sistem sensorik, atau yang mengalami disabilitas
perlindungan sosial konvensional yaitu ganda, eks penderita penyakit kronis yang
sistem perlindungan sosial terdiri dari skema mengalami masalah ketidakmampuan sosial
bantuan sosial,jaminan sosial dan asuransi ekonomi agar kebutuhan dasar dan hak dasarnya
komersial maka arah kebijakan perlindungan terpenuhi. Melalui perlindungan dan jaminan
sosial komprehensif sudah mengarah sosial diharapkan risiko-risiko kehidupan
pada perlindungan sosial komprehensif yang dihadapi kelompok masyarakat tersebut
dengan sasaran utama penduduk miskin dapat diminimalisir sehingga tidak semakin
dan rentan. Skema bantuan sosial dipenuhi miskin. Mengurangi potensi kesenjangan
pada penataan asistensi sosial reguler dan antar kelompok, maka perlu dilakukan
temporer berbasis keluarga dan siklus upaya perluasan akses terhadap pemanfaatan
hidup, melalui Program Keluarga Produktif pelayanan dasar. Sedangkan upaya yang
dan Sejahtera. Skema jaminan sosial bisa dilakukan untuk mengurai kompleksitas
diarahkan pada perluasan cakupan SJSN permasalahan kemiskinan adalah dengan
bagi penduduk rentan dan pekerja informal pembekalan keterampilan wirausaha maupun
bahkan pada skema perlindungan sosial keterampilan teknis kepada penduduk miskin
komprehensif pada RPJMN 2015-2019 dan rentan, sehingga dapat meningkatkan
sudah mengakomodir bahwa perlindungan daya saing mereka melalui kegiatan ekonomi
sosial yang diberikan oleh negara merupakan produktif.
pemenuhan hak sebagaimana pada arah
Peningkatan pemenuhan hak dasar dan Perlindungan sosial yang komprehensif
inklusivitas penyandang disabilitas, lansia, menurut Renstra Kemensos 2015-2019,
serta kelompok masyarakat marjinal pada mencakup:
setiap aspek penghidupan. Serta ada upaya
1. Terpenuhinya hak dasar seluruh rakyat,
penguatan peran kelembagaan sosial

Perlindungan Sosial Komprehensif di Indonesia, Habibullah 7


termasuk penyandang disabilitas, lanjut 6. Advokasi kepada penduduk miskin dan
usia dan kelompok marjinal lainnya rentan tentang peningkatan kualitas
2. Terbukanya peluang masyarakat miskin pendidikan dan kesehatan anak yang
untuk berinvestasi pada peningkatan akhirnya dapat mengontrol pertumbuhan
kapasitas keluarga, pengelolaan risiko penduduk terutama penduduk miskin dan
sepanjang siklus hidup dan terlibat dalam rentan.
pertumbuhan ekonomi. 7. Pengembangan kawasan perbatasan, pulau-
pulau terluar dan pesisir, daerah tertinggal,
Strategi yang digunakan dalam agenda
dan pembangunan desa dan kawasan
ini yang terkait dengan kesejahteraan sosial
perdesaan.
mencakup hal-hal sebagai berikut:
Namun jika dicermati ternyata pada Renstra
1. Meningkatkan perlindungan, produktivitas, Kemensos 2015-2019 belum mengakomodir
dan pemenuhan hak dasar bagi penduduk
strategi terkait integrasi program pemberdayaan
miskin dan rentan, melalui (i) penataan
bagi penduduk miskin dan rentan, melalui
asistensi sosial terpadu berbasis keluarga
peningkatan kemampuan keluarga dan
dan siklus hidup yang mencakup antar
lain bantuan tunai bersyarat dan/atau inklusi keuangan, serta peningkatan akses
sementara, pangan bernutrisi, peningkatan layanan keuangan untuk pengembangan
kapasitas pengasuhan dan usaha keluarga, ekonomi. Padahal pada pelaksanaannya
pengembangan penyaluran bantuan melalui Kemensos melaksanakan program peningkatan
keuangan digital, serta pemberdayaan dan kemampuan keluarga melalui Family
rehabilitasi sosial. Development Sesion (FDS) pada Program
2. Peningkatan inklusivitas bagi penyandang Keluarga Harapan. Sedangkan untuk insklusi
disabilitas dan lanjut usia pada setiap aspek keuangan dan pengembangan ekonomi melalui
penghidupan. e-warong Kube PKH.
3. Penguatan kelembagaan dan koordinasi Renstra Kemensos 2015-2019 juga belum
melalui peningkatan kualitas dan mengakomodir perbaikan proses bisnis
ketersediaan tenaga kesejahteraan sosial,
transformasi subsidi beras menjadi bantuan
standarisasi lembaga kesejahteraan sosial,
pangan bernutrisi. Tidak hanya beras namun
serta pengembangan sistem layanan dan
juga bahan makanan lainnya, seperti: telur,
rujukan terpadu.
kacang-kacangan, dan susu. Mencakup
4. Memperluas dan meningkatkan pelayanan
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan
dasar untuk penduduk miskin dan rentan,
pengembalian melalui mekanisme penyaluran
melalui; peningkatan ketersediaan
bantuan menggunakan Kartu Simpanan
infrastruktur dan sarana pelayanan dasar,
meningkatkan penjangkauan pelayanan dasar, Keluarga Sejahtera (KSKS). Terutama di daerah
dan penyempurnaan pengukuran kemiskinan yang memiliki jaringan ritel memadai.
yang menyangkut kriteria, standarisasi, dan
Renstra Kemensos 2015-2019 menuangkan
sistem pengelolaan data terpadu.
standarisasi pelaksanaan asistensi sosial
5. Meningkatkan penghidupan penduduk temporer, tapi tidak menuangkan penataannya
miskin dan rentan melalui; pemberdayaan seperti yang ada di RPJMN yang meliputi:
ekonomi berbasis pengembangan ekonomi
1) Peningkatan koordinasi dan pembagian
lokal, dan pendampingan dalam rangka
wewenang dalam antar kementerian/lembaga
meningkatkan kapasitas dan keterampilan.
dalam pelaksanaan asistensi sosial temporer

8 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
2) Penyediaan layanan yang terintegrasi lintas sosial komprehensif sehingga pada tataran
K/L dalam penanganan kasus 3) Peningkatan kebijakan daerah, Renstra pemerintah daerah
akses dan cakupan pelayanan untuk individu provinsi/kabupaten/kota belum sepenuhnya
maupun kelompok penduduk yang mengalami lebih menjelaskan perlindungan sosial
permasalahan. komprehensif karena terkait dengan perubahan
nomenklatur perangkat daerah sehingga Renstra
Renstra Kemensos menuangkan
harus direvisi.
pengembangan cakupan SJSN bagi tenaga
kerja Indonesia bermasalah dan pekerja migran Regulasi yang mendukung perlindungan
bermasalah, padahal Kementerian Sosial sosial komprehensif bagi penerima PKH baru
mempunyai program yang sangat strategis sebatas RPJMN dan arahan-arahan Presiden,
untuk peningkatan perluasan SJSN bagi pekerja belum ada regulasi khusus. Tidak ada regulasi
sektor informal dan rentan melalui program khusus yang mewajibkan terkait pembiayaan
Asuransi Kesejahteraan Sosial (Askesos). program perlindungan sosial komprehensif,
Namun sayang, Askesos tidak masuk pada hanya tersirat di RPJMD. RPJMD dan Renstra
Renstra Kemensos. SKPD secara tidak langsung sudah mendukung
perlindungan sosial komprehensif bagi penerima
Renstra Kemensos belum memuat cara
PKH, tapi tidak menyebutkan secara langsung.
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksana
asistensi sosial, yaitu melalui: 1) Penguatan Desain Program Perlindungan Sosial
fungsi pendampingan dan penjangkauan oleh Komprehensif
SDM kesejahteraan sosial; 2) Peningkatan Program perlindungan sosial komprehensif di
oleh jejaring kerja melalui media, dunia Indonesia didesain untuk seluruh warga negara
usaha, dan masyarakat; 3) Pengembangan dan khusus untuk kelompok masyarakat 40
skema pendidikan dan pelatihan bagi SDM persen status sosial ekonomi terendah. Berbagai
kesejahteraan sosial serta pengembangan intervensi dilakukan pemerintah melalui berbagai
kapasitas pengelolaan data. program perlindungan sosial, baik program
Dengan demikian arah kebijakan bantuan sosial maupun jaminan sosial.
perlindungan sosial komprehensif pada Renstra Program bantuan/asistensi sosial diberikan
Kemensos 2015-2019 sudah searah dengan kepada keluarga sangat miskin atau 11 persen
kebijakan perlindungan sosial komprehensif penduduk dengan status sosial ekonomi
di RPJMN 2015-2019 meskipun ada beberapa terendah. Program asistensi sosial reguler
hal yang diatur pada RPJMN tidak diatur diberikan kepada penerima manfaat PKH.
pada Renstra Kemensos 2015-2019. Idealnya Pada PKH dikenal dengan komplementaritas
Renstra Kemensos 2015-2019 lebih detail PKH yaitu semua penerima manfaat PKH
menjelaskan perlindungan sosial komprehensif didesain untuk mendapatkan semua program
dibanding dengan RPJMN 2015-2019 karena penanggulangan kemiskinan dan program
Kemensos merupakan Kementerian teknis yang perlindungan sosial. 11 persen penduduk miskin
melaksanakan program perlindungan sosial. tersebut berjumlah 6 juta keluarga penerima
Sementara itu pada peraturan kebijakan, manfaat atau 28,01 juta jiwa.
sampai saat ini belum ada peraturan pemerintah Penduduk miskin 25 persen dengan status
yang secara khusus mengatur perlindungan sosial ekonomi terendah mendapatkan program

Perlindungan Sosial Komprehensif di Indonesia, Habibullah 9


KPS/KKS/KIP/Rastra yang mencakup 15,5 juta 5. Rumah Tinggal Layak Huni adalah program
rumah tangga atau 65,6 juta jiwa. Sedangkan bantuan yang ditujukan untuk memperbaiki
penduduk hampir miskin/rentan yang berjumlah masyarakat miskin yang tinggal di rumah
24,7 juta rumah tangga atau 92,4 juta jiwa tidak layak huni. Peserta PKH dengan
mendapatkan Kartu Indonesia Sehat. rumah yang tidak layak huni juga menjadi
sasaran penerima program Rutilahu.
Program-program perlindungan sosial dan 6. Asistensi Lanjut Usia Telantar adalah
jaminan sosial yang dijalankan oleh pemerintah penyaluran bantuan tunai bagi keluarga
didesain untuk dapat saling melengkapi miskin yang memiliki anggota keluarga
sehingga menimbulkan daya ungkit yang besar lansia berusia 70 tahun ke atas. Keluarga
dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat peserta PKH dengan lansia berusia 70
miskin. Dengan digunakannya sumber data tahun ke atas dapat menerima bantuan tunai
penerima yang sama, komplementaritas antar dengan memastikan lansia memperoleh
program penanggulangan kemiskinan menjadi pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
mungkin dilakukan. 7. Asistensi sosial penyandang disabilitas berat.
Memastikan bahwa keluarga peserta PKH
PKH sebagai program perlindungan sosial yang memiliki anggota keluarga dengan
yang berfokus pada perbaikan kualitas hidup disabilitas berat memperoleh bantuan
dasar masyarakat miskin akan menjadi dasar dengan memastikan dalam memperoleh
penargetan program-program jaminan dan layanan kesehatan yang memadai dan
perlindungan sosial lainnya. Program-program memperoleh akses pendidikan inkusif yang
tersebut antara lain: sesuai dengan kondisinya.
1. Jaminan Kesehatan Nasional, seluruh Pengalaman lain yang dihadapi Indonesia
peserta PKH pada saat yang bersamaan juga termasuk PKH dalam rangka mencapai
adalah Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari tujuannya adalah lemahnya sinergi antar
program Jaminan Kesehatan Nasional. program. Berbagai program baik dalam bentuk
2. Beras untuk Kesejahteraan (Rastra), subsidi, bantuan sosial tanpa syarat, bantuan
penerima PKH juga berhak menjadi sosial bersyarat, maupun bantuan-bantuan
penerima bantuan beras bersubsidi yang sosial pemberdayaan tidak bersinergi dan
dikeluarkan pemerintah berjalan sendiri-sendiri. Peserta PKH yang
3. Program Indonesia Pintar, peserta PKH usia merupakan penduduk miskin terbawah ternyata
6-21 tahun juga menjadi penerima manfaat tidak semuanya mendapatkan program nasional
dari Kartu Indonesia Pintar seperti Rastra, KIS dan lain-lain. Sinergi ini
4. Kelompok Usaha Bersama merupakan belum terjadi dengan optimal karena berbagai
kelompok warga yang dibentuk dengan kendala seperti data yang tidak akurat dan
tujuan melaksanakan kegiatan ekonomi lemahnya komitmen untuk mensinergikan.
bersama. Peserta PKH juga menjadi Karenanya, komplementaritas lintas program
penerima bantuan KUBE dengan tujuan menjadi pilihan dan prioritas ke depan.
meningkatkan penghasilannya.

10 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
Tabel 1. Jenis Bantuan
Jenis Jumlah Lembaga
Nama Sasaran Jumlah Bantuan
Transfer Penerima Pelaksana Utama
Beras bersubsidi/ Beras 25% terbawah, 15,5 juta RT 15 kg be per bulan Tikor Raskin
Rasta bersubsidi Penerima KPS/ (2013-2015) (Ketua Pelaksana:
KKS Kemenko PMK)
Program Tunai Siswa/anak dari 20,3 juta siswa Rp450.000 Kemendikbud/
Indonesia Pintar/ 25% terbawah (SD/MI) Kemenag
BSM /Bantuan dan PMKS Rp750.000(SMP/
Pendidikan MTs) Rp1 jt (SMA/
SMK/A) /tahun
Program Bantuan Keluarga miskin 24,7 juta rumah Rp.23.000/bulan Kemenkes dan
Indonesia Sehat/ Iuran dan hampir tangga atau 92,4 Kemensos
PBI JKN miskin/rentan juta jiwa
PKH/Bantuan Tunai dan Keluarga sangat 3,5 juta keluarga Sejak 2015 Kemensos dan
Tunai Bersyarat bersyarat miskin dan (s/d 2015) maksimum manfaat Kementrian terkait
miskin Rp3.250.000 per
tahun
BLSM/SKS- Tunai 25% terbawah 15,5 juta RT Rp150.000/bulan Kemensos
Simpanan (2013) 16,6 juta untuk 4 bulan
Keluarga keluarga (2015) (2013) Rp200.000/
Sejahtera/ bulan untuk 3 bulan
Bantuan Tunai
LANSIA Tunai Miskin 26.500 orang Rp 300.000 Per Kemensos
(ASLUT 2012) (2014) bulan
Orang dengan Tunai Miskin 22.000 orang Rp 300.000 Per Kemensos
Kecacatan Berat (2013) bulan
(ASPACA 2012)
ANAK Tunai dan Miskin 138.000 anak Rp 1,5 juta per Kemensos
TERLANTAR Rumah (2013) tahun
(PKSA) Singgah
PEKERJA Tunai dan Miskin 11.000 anak Rp 1,5 juta per Kemensos
ANAK (PPA- Rumah (2013) tahun
PKH) Singgah
Sumber: Diolah dari laporan Tahun 2015.

PKH yang memiliki data paling akurat dan Pada tataran desain seluruh penerima manfaat
pendampingan berkelanjutan akan menjadi PKH mendapatkan program penanggulangan
pionir untuk mensinergikan program-program kemiskinan dan perlindungan sosial, namun pada
perlindungan dan pemberdayaan sosial. tataran implementasi ternyata komplementaritas
Seluruh peserta PKH dipastikan mendapatkan antar program dalam menyasar kelompok yang
program perlindungan dan pemberdayaan berhak masih rendah. Dalam hal ini masalahnya
sosial lainnya seperti Rastra, KIP, KIS, Rumah adalah kelompok sasaran yang seharusnya
Tinggal Layak Huni, KUBE dan lainnya. menerima beberapa program perlindungan
Komplementaritas PKH dengan berbagai sosial sekaligus, ternyata hanya menerima
program lain diharapkan dapat mempercepat kurang dari yang seharusnya. Misalnya dijumpai
peningkatan taraf kesejahteraan KM dan rumah tangga penerima PKH yang tidak
dengan demikian berkontribusi menurunkan termasuk dalam penerima program Raskin dan
kemiskinan nasional. Jamkesmas, sementara rumah tangga penerima

Perlindungan Sosial Komprehensif di Indonesia, Habibullah 11


PKH merupakan rumah tangga termiskin dan sendiri akan tetapi harus bersinergi dengan
seharusnya juga menjadi penerima manfaat skema lain seperti pemberdayaan dan penciptaan
program perlindungan sosial lain. lapangan kerja. Sehingga perlindungan sosial
di Indonesia sebagaimana tertuang pada
Berdasarkan pengalaman lapangan masih
landasan filosofis yang dituangkan dalam
banyak Keluarga Penerima PKH yang belum
tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia. Secara
mendapatkan PIP (KIP) karena masalah
konstitusional hal ini tertuang secara eksplisit
penargetan dan penggunaan data base. PIP
dalam UUD RI Tahun 1945, khususnya dalam
sudah menggunakan PBDT 2015. Sementara
alinea ke-4 pembukaan, berupa “... melindungi
PKH masih ada yang menggunakan BDT PPLS
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
2011 bisa jadi peserta PKH dianggap tidak
Indonesia...” dapat terwujud. Oleh karena
termasuk 40 persen paling pendapatan paling
itu masih sangat dibutuhkan kajian tentang
bawah, bisa juga kesalahan pada PBDT 2015.
perlindungan sosial komprehensif di Indonesia
Sementara itu hanya sedikit saja peserta PPA-
PKH yang berasal dari keluarga penerima PKH Perlindungan sosial komprehensif di
karena Kemenaker kesulitan mendapatkan data Indonesia pada level kebijakan sudah mengarah
PBDT dari Kemensos. pada perlindungan sosial komprehensif dengan
menata asistensi sosial berbasis keluarga
Permasalahan perlindungan sosial
dan siklus hidup, perluasaan cakupan sistem
komprehensif bagi penerima PKH terutama
jaminan sosial nasional, pemenuhan hak dasar
adalah basis data yang dipakai sebagai target
penyandang disablilitas, lansia dan kelompok
sasaran sumbernya belum sama atau masih
masyakarakat marginal dan penguatan
menggunakan sumber data yang lain. Strategi
kelembagaan sosial. Namun pada tataran
khusus yang dibangun di daerah dalam rangka
implementasi, sinergitas dan komplementaritas
perlindungan sosial komprehensif baru pada
program perlindungan sosial masih rendah.
taraf pembenahan data kemiskinan yaitu
Perlindungan sosial komprehensif tidak
dengan data satu pintu yang sedang dalam
hanya mencakup program perlindungan dan
proses pelaksanaan.
pemenuhan kebutuhan dasar, tapi juga program-
program pemberdayaan yang berkelanjutan.
PENUTUP
Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah
Perlindungan sosial komprehensif di untuk mewujudkan program perlindungan
Indonesia secara konseptual memang belum sosial komprehensif khususnya untuk sinergitas
secara tegas belum ada yang mendefinisikan, berbagai program-program perlindungan sosial
oleh karena itu dari berbagai pendapat di Indonesia.
dapat disimpulkan bahwa perlindungan
sosial komprehensif merupakan kumpulan DAFTAR PUSTAKA
upaya publik dalam menghadapi risiko
Badan Pusat Statistik. (2017). Persentase
dan menanggulangi kemiskinan, baik yang
Penduduk Miskin Menurut Provinsi
dilakukan oleh pemerintah, lembaga non
2013 - 2016. Retrieved January 5,
pemerintah, dan kelompok masyarakat.
2017, https://bps.go.id/Subjek/view/
Perlindungan sosial komprehensif dapat berupa
id/23#subjekViewTab3|accordion-
bantuan sosial, asuransi sosial maupun skema
daftar-subjek1.
perlindungan sosial berbasis komunitas dan
skema perlindungan sosial tidak dapat bekerja ............. (2017). Jumlah Penduduk Miskin

12 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
Menurut Provinsi 2013-2016. https:// based National Dialogue: A Global
www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/ Guide. Joint United Nations response to
id/1119 implement social. Geneva.

............. (2017). Jumlah dan Persentase John, M. (2002). “Social Protection in Southeast
Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, and East Asia-Towards a Comprehensive
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), Picture”. Social Protection In Southeast
dan Indeks Keparahan Kemiskinan And East Asia, 7-14.
(P2) Menurut Provinsi, September 2012
Kementerian Sosial. (2015). Peraturan Menteri
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/
Sosial RI Nomor 27 tahun 2015 tentang
view/id/1489
Rencana Strategis Kementerian Sosial
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. RI tahun 2015-2019.
(2013). Background Study Persiapan
Muhtar, &. H. (2009). Evaluasi Program
Penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang
Jaminan Kesejahteraan Sosial: Asuransi
Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial.
Kesejahteraan Sosial di Empat Daerah
Jakarta.
Indonesia. Jakarta: P3KS Press.
............. (2014). Perlindungan Sosial di
Nainggolan, T. (2015). Merumuskan Kembali
Indonesia: Tantangan dan Arah ke
Desain Program Raskin Sebagai
Depan. Jakarta.
Program Perlindungan Sosial. Sosio
Barrientos, A., & Hulme, D. (Eds.). (2016). Informa, 1(2). Retrieved January 5,
Social protection for the poor and 2017, from http://ejournal.kemsos.
poorest: Concepts, policies and politics. go.id/index.php/Sosioinforma/article/
Springer. view/140/87.

Habibullah. (2014). “Peluang Asuransi Saputra, W. (2013). Kegagalan Transformasi


Kesejahteraan Sosial pada Transformasi Ketenagakerjaan, Perlindungan Sosial
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Mengecewakan. Jakarta: Prakarsa.
Ketenagakerjaan”. Informasi: 19 (2),
Situmorang, G. H. (2013). Reformasi Jaminan
150.
Sosial di Indonesia. Depok: Cinta
............ (2015). “Studi kebijakan: Reformulasi Indonesia.
Asuransi Kesejahteraan Sosial”. Sosio
Suharto, E. (2007). Perlindungan Sosial,
Konsepsia, 53-72. Retrieved January
Jaminan Kesejahteraan Sosial dan
5, 2017, from http://ejournal.kemsos.
Inisiatif Lokal. Jakarta: Direktorat
go.id/index.php/SosioKonsepsia/
Jaminan Kesejahteraan Sosial.
article/view/115/81.
............. (2008). Kebijakan Sosial Sebagai
International Labour Organization. (2012).
Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Penilaian Landasan Perlindungan
Sosial Berdasarkan Dialog. Jakarta: ............ (2010). Analisis Kebijakan Publik.
ILO. Bandung: Alfabeta.
............ (2015). Social Protection Assessment- Sumarto, M. (2014) Perlindungan Sosial dan

Perlindungan Sosial Komprehensif di Indonesia, Habibullah 13


Klientelisme. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

............. (2016, Februari 24). Menalar dan


Menakar Kemiskinan. Jakarta: Harian
Kompas.

Syawie, M. (2013). Ketimpangan Pendapatan


dan Penurunan Kesejahteraan
Masyarakat. Informasi: 18(2), 95.

The World Bank. (2012). The World Bank


2012-2022 Social Protection and Labor
Strategy: Resilience, Equity.

The World Bank. (2015). Ketimpangan yang


Semakin Melebar. Jakarta: The World
Bank.

Republik Indonesia (2004) Undang-Undang


Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional.

Republik Indonesia (2009) Undang-Undang


Nomor 11 tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial.

Republik Indonesia (2009) Undang-Undang


Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.

Republik Indonesia (2014) Peraturan


Presiden Republik Indonesia Nomor
166 tahun 2014 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.

14 Sosio Informa Vol. 3, No. 01, Januari - April, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial

Anda mungkin juga menyukai