Anda di halaman 1dari 7

Studi Kasus

Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tahap Perkembangan Keluarga dengan Usia


Lanjut

Dian Wahyuni1

1 Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih
• Submit: individu yang diikat oleh hubungan darah atau adopsi
• Diterima: dan saling berinteraksi. Lansia merupakan seseorang
• Diterbitkan: berusia 60 tahun keatas yang ditandai dengan adanya
kemunduran fisik seperti kulit mulai mengendur, timbul
Kata kunci: keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong,
Tahap perkembangan pendengaran dan penglihatan menurun, mudah lelah
keluarga; usia lanjut; dan mengalami pergerakan yang mulai lamban.
hipertensi Hipertensi adalah suatu keadaan yang menyebabkan
tekanan darah tinggi secara terus menerus ditandai
tekanan sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik >90
mmHg. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengukur
capaian tugas perkembangan keluarga, mengidentifikasi
masalah kesehatan keluarga yang ada sehingga
pemberian penyelesaian guna mengatasi masalah
kesehatan tersebut. Metode yang digunakan adalah
deskriptif dengan pendekatan proses asuhan
keperawatan. Implementasi dilakukan selama 6 kali
kunjungan ke rumah pasien dengan intervensi yang
berbeda disetiap kunjungan. Hasil yang dicapai dari
studi kasus ini diantaranya tercapainya tugas
perkembangan keluarga sesuai tumbuh kembang dan
tercapainya peningkatan kualitas hidup dalam upaya
mengatasi kejadian masalah hipertensi yang terjadi di
keluarga. Pelaksanaan kegiatan sendiri terdiri dari
pengkajian, perumusan diagnosa, intervensi,
implementasi, dan evaluasi harian dari tiap pelaksanaan
yang dijalankan. Hasil studi ini menunjukkan keluarga
telah mencapai tugas perkembangan sesuai tumbuh
kembang dan keluarga mampu meningkatkan
pengetahuan dan merubah gaya hidup sesuai yang
diajarkan guna mencegah kejadian berulang hipertensi
di keluarga. Simpulan dari studi kasus ini adalah,
keluarga mampu mencapai tugas perkembangan
keluarga sesuai tahapannya dan mampu mengubah gaya
hidup dalam upaya mengantisipasi kejadian berulang
masalah kesehatan yang ada.
PENDAHULUAN
Data kunjungan di Puskesmas Mranggen
Keluarga adalah unit terkecil dari menunjukkan penyakit terbanyak yang
masyarakat yang terdiri atas kepala diderita oleh lanjut usia adalah
keluarga dan beberapa orang yang hipertensi (57%), penyakit sendi (40%),
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di anemia (30%), katarak (15%) dan
bawah suatu atap dalam keadaan saling penyakit degeneratif lainnya (8%)
ketergantungan. Sedangkan menurut (Dinkes Kab. Demak, 2019). Hipertensi
Friedman keluarga adalah unit dari merupakan suatu keadaan yang
masyarakat dan merupakan lembaga menyebabkan tekanan darah tinggi
yang mempengaruhi kehidupan secara terus menerus dimana tekanan
masyarakat. Dalammasyarakat, hubungan sistolik lebih dari 140 mmHg sedangkan
yang erat antara anggotanya dengan tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih.
keluarga sangat menonjol sehingga Penyebab hipertensi terdiri dari faktor
keluarga sebagai lembaga atau unit yang dapat dirubah dan tidak dapat
layanan perlu di perhitungkan dirubah. Faktor yang dapat dirubah
(Friedman, 2010). seperti kebiasaan merokok, konsumsi
garam berlebih, konsumsi lemak jenuh,
Keluarga memiliki delapan tahap obesitas dan kurang aktivitas fisik.
perkembangan, diantaranya: keluarga Faktor yang tidak dapat dirubah seperti
baru, keluarga dengan anak baru lahir usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit
(<30 bulan), keluarga dengan anak keluarga (Irianto, 2014).
prasekolah (3-5 tahun), keluarga dengan
anak usia sekolah (6-12tahun), keluarga Pelaksanaan posyandu lanjut usia di
dengan anak remaja (13-20 tahun), desa Kangkung yang dilaksanakan setiap
keluarga dengan anak dewasa awal (anak hari minggu dengan melakukan kegiatan
pertama meninggalkan rumah), dan pelatihan dan rekruitmen kader
keluarga paruh baya (Trismadana, 2021). posbindu lanjut usia. Materi pelatihan
meliput : proses menua dan perubahan
Konsep Duvall dan Miller mengatakan yang terjadi pada lanjut usia, masalah
tahapan perkembangan keluarga dibagi kesehatan yang terjadi pada lanjut usia,
menjadi 8 : keluarga baru, keluarga masalah kesehatan yang terjadi pada
dengan anak pertama < 30 bulan, lanjut usia khususnya penyakit tidak
keluarga dengan anak pra sekolah, menular (PTM), upaya pencegahan dan
keluarga dengan anak sekolah (6-13 perawatan PTM yang dapat dilakukan
tahun), keluarga dengan ana remaja (13- masyarakat, manajemen posyandu,
20 tahun), keluarga dengan anak dewasa, komunikasi efektif dan role play
keluarga dengan usia pertengahan posyandu lanjut usia (Soesanto et al.,
(middle age family). Keluarga dengan 2021).
lajut usia (Friedman, 2010)

Keberadaan lanjut usia di Indonesia METODE


sebanyak 2.426.191 (15%) terlantar dan
sebanyak 4.658.279 (28,8%) rawan Metode yang digunakan adalah metode
terlantar, dari aspek kesehatan terdapat deskriptif dengan pendekatan proses
sekitar separuh lanjut usia yang asuhan keperawatan dengan kriteria
mengalami keluhan kesehatan selama inklusi keluarga dengan anggota keluarga
satu bulan terakhir. Menurut persentase terdiri dari lanjut usia berumur 60-74
menunjukkan bahwa penyakit lanjut usia tahun, memiliki riwayat hipertensi dan
terbanyak ditunjukan oleh penyakit kriteria eksklusi paham tentang penyakit
sendi (52,3%), hipertensi (38,8%), hipertensi dan pencegahannya. Informasi
anemia (30,7%) dan katarak (23%) terkait pemilihan responden didapat
(Bapermas, 2019). dariwawancara terhadap kader Kesehatan
setempat untuk kemudian dijadikan kesehatan tidak efektif (D.0117) dan
keluarga binaan. Penerapan asuhan urutan kedua koping tidak efektif
keperawatan keluarga dilakukan dengan (D.0096) serta urutan ketiga ansietas
melakukan kunjungan ke rumah 6 kali (D.0080).
kunjungan dengan kontrak waktu dengan
keluarga melalui whatsapp satu hari 3. Perencanaan
sebelum kunjungan. Perencanaan dari tiga diagnosa yang
telah dirumuskan adalah Promosi
HASIL perilaku upaya kesehatan (I.12472),
Edukasi perilaku upaya kesehatan
Hasil pemberian asuhan keperawatan (I.12435), Dukungan Pengambilan
keluarga ini diukur berdasarkan proses Keputusan (I.09265), Promosi Koping
asuhan keperawatan diantaranya adalah: (I.09312), Reduksi ansietas (I.09314).

1. Pengkajian 4. Pelaksanaan
Keluarga Tn. T berisi 4 orang, Pertemuan pertama setelah melakukan
diantaranya Tn. T (65 tahun) selaku pengkajian dan merumuskan diagnosa
kepala keluarga dan suami, Ny. K (62 keperawatan untuk keluarga Tn. T
tahun) selaku istri, An. S (lk-7 tahun) berlangsung pada tanggal 10 Juli 2022
selaku cucu pertama dan An. B (pr-3 jam 14.00 WIB. Pertemuan pertama,
tahun) selaku cucu kedua. Kedua cucunya penulis melakukan pengkajian mengenai
disampaikan sudah mendapatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit
imunisasi lengkap, namun untuk Tn. T hipertensi dan tugas perkembangan
mengatakan sudah melakukan imunisasi keluarga yang perlu dicapai, memberikan
secara lengkap dan Ny. K sendiri edukasi kesehatan terkait asupan
menyampaikan tidak tahuapakah dulu di makanan yang harus dikonsumsi,
imunisasi atau tidak. Tn.T menyampaikan menganjurkan melakukan aktivitas fisik
keluarganya memiliki masalah kesehatan setiap hari seperti senam lansia,
dimana Tn. T mengatakan kurang menjaga menganjurkan tidak merokok di dalam
kesehatannya, tidak pernah melakukan rumah dan mengorientasi fasilitas
olahraga dan hanya berjemur pada pagi pelayanan kesehatan yang dapat
hari di depan rumah, memiliki riwayat dimanfaatkan. Pertemuan kedua
penyakit hipertensi, mengalami nyeri berlangsung pada 11Juli 2022 jam 10.00
pada leher dan terasa lelah, letih serta WIB. Implementasi yang dilakukan
muka tampak pucat. Apabila Tn. T merasa diantaranya mengajarkan menentukan
pusing hanya konsumsi obat penurun perilaku spesifik yang akan diubah
tekanan darah.Tn. T mengatakan sering seperti mengurangi makanan asin,
melakukan cek pemeriksaan di fasilitas memodifikasi lingkungan dengan nyaman,
kesehatan/puskesmas ketika sudah pola makan teratur, mengajarkan
dirasa parah dan sulit tidurpada malam program kesehatan dalam kehidupan
hari. Pola makan yangdikonsumsi Tn. T sehari-hari seperti istirahat yang cukup,
sangat tidak teratur dan menyukai mengonsumsi buah dan sayuran,
makanan asin. Hasil pengkajian mengurangi makanan asin, hindari stres,
didapatkan TB 158 cm, BB 65kg, TD olahraga teratur dan memantau tekanan
151/98 mmHg, RR 20 x/menit, suhu darah secara rutin ke fasilitas kesehatan.
36,50C, nadi 95 x/menit.
Pertemuan ketiga berlangsung di tanggal
2. Diagnosa Keperawatan 12 juli 2022 pukul 09.00 WIB.
Tiga diagnosa keperawatan terbentuk Implementasi yang dilakukan
setelah proses pengkajian keluarga. diantaranya memfasilitasi pengambilan
Setelah ditentukan diagnosa keperawatan
keputusan secara kolaboratif dengan
yang diangkat kemudian dilakukan
melibatkan peran dukungan anak/orang
proses skoring dan mendapat hasil,
terdekat yang dipercaya dan
diagnosa pertama pemeliharaan
mendiskusikan kelebihan dan kekurangan
dari setiap solusi. 5. Evaluasi

Pertemuan keempat pada tanggal 13 Juli Evaluasi yang didapat dari penerapan
2022 pukul 10.00 WIB. Implementasi asuhan keperawatan keluarga
yang dilakukan diantaranya memotivasi menggunakan evaluasi SOAP (subjektif,
lansia untuk terlibat dalam kegiatan obyektif, analysis, dan planning)
sosial seperti kegiatan rutin di desa, diantaranya:
menganjurkan menjalin hubungan yang
memiliki kepentingan dan tujuan Subjektif
bersama dan menganjurkan keluarga Keluarga mengatakan paham tentang
untuk berperan aktif. perilaku sehat, keinginan hidup lebih
sehat serta menyelesaikan masalah
Pertemuan kelima pada tanggal 15 juli dengan musyawarah bersama keluarga,
2022 pukul 09.00 WIB. Implementasi menggunakan fasilitas pelayanan
yang dilakukan diantaranya kesehatan apabila sakit.
mencipatakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan, menemani Obyektif
Keluarga tampak sudah mau mengikuti
pasien untuk mengurangi kecemasan.
anjuran dari petugas kesehatan, serta
terlihat lebih tenang dan tegas saat
Pertemuan keenam pada tanggal 15 juli
memutuskan.
2022 pukul 11.00 WIB. Implementasi
yang diterapkan adalah melakukan
Analysis
pendekatan yang tenang dan
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif,
menyakinkan kepada lansia,
koping tidak efektif dan ansietas teratasi.
menganjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi, menganjurkan keluarga
Planning
untuk tetap bersama pasien serta melatih
Hentikan intervensi
teknik relaksasi berupa imajinasi
terbimbing.
kebiasaan makanan yang mengandung
PEMBAHASAN lemak jenuh, kebiasaan merokok,
kebiasaan olahraga (Fadila & Solihah,
Hasil studi kasus ini menunjukkanbahwa 2022). Hasil penelitian ini senada dengan
asuhan keperawatan keluarga pada penelitian yang dilakukan (Morika &
keluarga Tn. T dengan tahap Yurnike, 2021) bahwa terdapat hubungan
perkembangan keluarga lanjut usia konsumsi garam dengan peningkatan
dengan masalah kesehatan pemeliharaan tekanan darah lansia di Puskesmas Lubuk
kesehatan tidak efektif telah berhasil Buaya Padang.
diatasi dengan rancangan intervensi yang
telah disusun. Intervensi keperawatan Hasil penelitian dijelaskan oleh (Putri,
yang telah direncanakan sudah 2020) bahwa pelatihan kader posyandu
terlaksana dengan baik dan dilakukan lanjut usia dapat meningkatkan
implementasi sesuai jadwal kunjungan pengetahuan dan ketrampilan dalam
keluarga yang telah disetujui sehingga pelaksanaan posyandu lanjut usia. Hasil
masalah teratasi. studi ini sesuai dengan hasil studi yang
dilakukan (Soesanto et al., 2021) tentang
Hasil penelitian Purwono dkk pelaksanaan posbindu lansia di desa
mengatakan penyebab terjadinya Mranggen satu bulan sekali setiap hari
hipertensi pada lansia diantaranya 4 Minggu Legi. Sehari sebelum pelaksanaan
faktor yang sering ditemukan seperti kegiatan posyandu lanjut usia di desa
kebiasaan asupan garam pada lansia, Mranggen para kader melakukan
pertemuan guna mempersiapkan kunjungan, keluarga mengatakan paham
pelaksanaan posyandu lanjut usia tentang perilaku sehat, mengikuti
meliputi penanggung jawab masing- anjuran petugas kesehatan, mampu
masing kegiatan seperti senam lanjut menyelesaikan masalah dengan
usia, pembagian tugas masing-masing musyawarah dan kecemasan keluarga
meja, pembuatan pemberian makanan berkurang dengan ditunjukkan dengan
tambahan (PMT), memberitahu lanjut lebih tenang dan tegas saat memutuskan
usia melalui pengurus RT dan pengeras untuk mengunjungi fasiltas pelayanan
suara di mushola, menyiapkan materi kesehatan apabila sakit dan penyakit
penyuluhan, mempersiapkan kebutuhan pusing kambuh.
yang digunakan dalam posyandu lanjut
usia (Soesanto et al., 2021). Kegiatan
posyandu lanjut usia juga dilaksanakan di SIMPULAN
wilayah Jatikusuman RT02 RW04 dan
Jatikusuman RT03 RW04 meliputi senam Pemberian asuhan keperawatan keluarga
lansia, pendidikan kesehatan, dengan tahap perkembangan keluarga
pendaftaran&pengkajian riwayat dengan lansia. Enam kali pertemuan
kesehatan, pemeriksaan kesehatan yang keluarga dalam penerapan asuhan
meliputi pemeriksaan tekanan darah, keperawatan keluarga menunjukkan
gula darah dan konseling masalah bahwa lansia mampu mencapai tugas
hipertensi serta pemberian pemberian perkembangan keluarga
makanan tambahan (PMT).

Intervensi yang diterapkan kepada


keluarga mengarah ke perubahan
pemeliharaan kesehatan yang lebih baik
sehingga masalah kesehatan dapat
teratasi. Perencanaan promosi perilaku
upaya kesehatan, edukasi perilaku upaya
kesehatan, dukungan pengambilan
keputusan yang melibatkan keluarga,
promosi koping, reduksi ansietas
diharapkan dapat membantu mengatasi
permasalahan kesehatan. Hambatan yang
ditemui saat penerapan intervensi terletak
pada kemauan keluarga dalam merubah
lifestyle. Hal itu dapat diatasi dengan
pemberian edukasi kesehatan tentang
pencegahan terjadinya hipertensi pada
lansia dan motivasi supaya mencapai
hasil yang optimal.

Proses implementasi keluarga sehingga


mencapai hasil yang diinginkan tak luput
dari keinginan keluarga memodifikasi
lingkungan untuk mencegah kembalinya
keluhan kesehatan
berulang. Perilaku menjaga pola hidup
sehat ditegakkan sehingga menjadi
kebiasaan (habit) yang akan diterapkan
kedalam kegiatan sehari- hari. Meskipun
tidak mudah mengubah kebiasaan
keluarga dalam kurun waktu 6 kali
diantaranya penyesuaian tahap masa dapat teratasi dengan menjaga pola
pensiun dengan cara merubah lifestyle, makan dan lifestyle yang teratur dan baik.
serta melakukan life review masa Setelah kunjungan selesai, penulis telah
lalu. Masalah kesehatan keluarga memastikan masalah kesehatan yang ada
yang ada adalah masalah pemeliharaan pada keluarga telah teratasi semuanya
kesehatan tidak efektif Tn. T, koping hingga penulis dapat menyusun rencana
tidak efektief dan ansietas. Pemberian tindak lanjut bagi keluarga dan
informasi terkait perilaku hidup bersih puskesmas.
dan sehat yang diberikan keluarga,
disertai konseling arahan dan dukungan
perubahan pola hidup mampu UCAPAN TERIMAKASIH
meningkatkan pengetahuan keluarga
sehingga pola hidup tidak sehat keluarga Mengucapkan terimakasih kepada
dapat berubah menjadi pola hidup yang keluarga Tn. T atas ketersediaannya
lebih sehat sesuai anjuran. Masalah menjadi responden
tekanan darah tinggi yang diderita Tn. T

REFERENSI

Dinkes Kab. Demak, P. M. (2019). Laporan SP2TP Puskesmas Mranggen tahun 2019.

Demak, B. P. M. dan K. K. (2019). Demak pada tahun 2019. Bapermas Kab. Demak.

Fadila, E., & Solihah, E. S. (2022). Literature Review Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi. Malahayati Nursing Journal, 5(2), 462–474.
https://doi.org/10.33024/mnj.v5i2.6032

Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik. Ed 5.
Jakarta: EGC

Irianto, Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular. Panduan Klinis.
Bandung: Alfa Beta.

Mubarak, Wahid Iqbal. (2011). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Mega Arianti Putri, S. S. (2020). Pembinaan Kader Lansia Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Lansia. Journal of Community Engagement in Health, 3(2), 304–308.

Morika, Honesty Diana., Yurnike, Mantari Windra. (2021). Hubungan Terapi Farmakologi & Konsumsi
Garam Dalam Pencapaian Target Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Puskesmas
Lubuk Buaya Padang. Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2).

PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1.
Jakarta Selatan: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi
1. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi
1. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

Setiadi. (2012). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soesanto, E., Nugroho, H. A., Ernawati, Aisah, S., Setyowati, D., & Al JIhad, M. N. K. (2021). Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan. Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 1(1),
3–40.

Trismadana, F. (2021). Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. A Perubahan Peran Pada Tahap
Perkembangan Keluarga Anak Pertama (Child Bearing) Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanggul. Jurnal
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jember. Retrieved from
http://repository.unmuhjember.ac.id/6249/1/ARTIKEL.pdf

Anda mungkin juga menyukai