TERBARU Laporan Pengkajian Komunitas Di RW 4 Desa Mranggen Kabupaten Demak
TERBARU Laporan Pengkajian Komunitas Di RW 4 Desa Mranggen Kabupaten Demak
Disusun Oleh:
Kelompok 22-25
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat mengukur capaian
pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup.
IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar, sebagai ukuran
kualitas hidup, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan dan standar
hidup layak. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu hak dasar
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam
pembangunan kesehatan telah dilakukan perubahan cara pandang
(mindset) dari paradigma sakit menuju paradigma sehat (Profil Kesehatan,
2018).
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah
merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara
optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat
bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan yang telah
diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan
bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Keperawatan komunitas atau Community Health Nursing
merupakan salah satu praktik dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan masyarakat dengan menggunakan pengetahuan ilmu
keperawatan, sosial dan kesehatan masyarakat. Definisi lain juga
menjelaskan bahwa keperawatan komunitas adalah bentuk pelayanan
profesional berdasarkan ilmu keperawatan yang berfokus pada preventif
dan promotif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat (Anderson & McFarlane, 2011;
Kholifah & Widagdo, 2016).
Keperawatan komunitas dalam melakukan praktiknya
menggunakan suatu metode ilmiah yaitu proses asuhan keperawatan
komunitas yang terdiri dari tahap pengkajian dan analisa, diagnosis,
perencanaan, implementasi, serta evaluasi (Nies & McEwen, 2019).
Kelompok mahasiswa Praktik Keperawatan Komunitas Program Studi
(Prodi) Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus)
telah melakukan proses keperawatan komunitas dimulai dari pengkajian
dengan metode windshield survey dan wawancara tokoh masyarakat di
wilayah Rukun Warga 4 (RW 4) Desa Mranggen, Kec. Mranggen, Kab.
Demak, Jawa Tengah, sebagai tahap awal identifikasi masalah kesehatan
komunitas yang akan diselesaikan.
Rukun Warga 04 Desa Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa
Tengah. Berdasarkan hasil analisa windshield survey dan wawancara yang
telah dilakukan mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Semarang pada tanggal 28 Juni – 1 Juli 2022
didapatkan hasil analisa data yang harus disampaikan kepada warga RW
04 sebagai salah satu wujud kerjasama khususnya di bidang kesehatan
antara mahasiswa dengan warga.
Dari hasil windshield survey dan wawancara menunjukkan di RW
04 terdapat 546 KK. RW 04 memiliki 8 RT, dengan batas wilayah RW 04
sebelah utara Jalan Jatikusuman I dan Jalan Jatikusuman Raya, pada
sebelah selatan Desa Kangkung, pada sebelah timur Jalan Rayungkusuman
Raya, dan pada sebelah barat Desa Batursari.
Dari hasil windshield survey pekarangan RW 04 sebagian rumah
memiliki tempat sampah dengan keadaan terbuka, berisi sampah basah
yang dihinggapi lalat. Beberapa rumah warga memelihara burung yang
ditempatkan di teras rumah. Terdapat 8 kandang hewan ternak sekat
sebagian ditempatkan di samping rumah. Beberapa RT memiliki bisnis
atau usaha diantaranya adalah 1 usaha makanan lepet, 1 usaha jual beli
hewan ternak, 2 usaha sortir kayu, dan 1 usaha pembuatan sarang burung.
Lingkungan tempat tinggal RW 04 memiliki 2 lahan kosong yang terawat
dan 3 lahan yang tidak terawat.
Dari hasil windshield survey dan wawancara dengan beberapa
ketua RT serta kader RW 04 sebagian warga RW 04 menggunakan air
artetis untuk keperluan air minum, memasak dan untuk keperluan MCK.
Ditemukan 12 sumur di wilayah RW 04, kondisi air di sumur tampak
jernih, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Menurut ketua RT
jarak antara sepiteng dengan sumur yaitu 12 meter.
Dari hasil windshield survey dan wawancara dengan ketua RW 04
tentang komunikasi yang digunakan yaitu bahasa jawa dan bahasa
Indonesia. Menurut penuturan ketua RT di RW 04 warga berkumpul di
jalanan gang. Sebagian besar masyarakat RW 04 mendapatkan informasi
dari mulut ke mulut dan undangan dari rumah ke rumah warga melalui
pengumuman speaker masjid untuk mendapatkan informasi terkait
kegiatan kesehatan dari bidan desa/ kader posyandu. Wilayah RW 04 juga
tidak ditemukan mading atau papan informasi.
Dari hasil pengkajian winshiled survey menunjukkan munculnya
masalah kesehatan hipertensi dan ruam kulit, serta kurangnya pengetahuan
dan keterampilan tentang hipertensi dan ruam kulit di wilayah RW 04
Desa Mranggen. Belum tepatnya perilaku masyarakat dalam menjaga
kesehatan maka selaku tenaga kesehatan perlu melakukan pendekatan
pada masyarakat sendiri melalui kerjasama yang baik dengan instansi
terkait dan seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga dalam
upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimonitor
oleh kader kesehatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang
terjadi di wilayahnya.
Berdasarkan data ini Kelompok 22-25 Mahasiswa Praktik
Komunitas Prodi Profesi Ners Unimus melakukan analisis dan
pemeringkatan prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah
RW 4 Desa Mranggen, Kec. Mranggen, Kab. Demak, Jawa Tengah yaitu;
1) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif (ruam kulit) di wilayah RW 04)
Perilaku Kesehatan cenderung beresiko (hipertensi) di wilayah RW 04.
Data terkait dengan masalah kesehatan komunitas ini telah disampaikan
kepada para tokoh masyarakat yang ada di wilayah RW 4 Desa Mranggen,
Kec. Mranggen, Kab. Demak, Jawa Tengah dalam kegiatan Lokakarya
Mini Pertama dan disepakati untuk dilakukan tindakan keperawatan
komunitas agar masalah kesehatan komunitas dapat diatasi.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia
untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melasanakan dan
mengevaluasi perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada,
masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal masalah
kesehatan hipertensi dan ruam kulit di RW 04 Desa Mranggen,
Kabupaten Demak, Jawa Tengah agar dapat merubah perilaku menjadi
lebih sehat.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukannya Asuhan Keperawatan Komunitas di RW 04
Desa Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah selama 6 minggu
diharapkan mahasiswa dapat:
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat
di Desa Mranggen RW 04 RT 1 sampai dengan RT 8, Desa
Mranggen, Kec. Mranggen, Kab, Demak Jawa Tengah.
b. Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat di Desa
Mranggen RW 04 RT 1 sampai dengan RT 8, Desa Mranggen,
Kec. Mranggen, Kab, Demak Jawa Tengah.
c. Menentukkan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada
masyarakat di Desa Mranggen RW 04 RT 1 sampai dengan RT 8,
Desa Mranggen, Kec. Mranggen, Kab, Demak Jawa Tengah.
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Desa
Mranggen RW 04 RT 1 sampai dengan RT 8, Desa Mranggen,
Kec. Mranggen, Kab, Demak Jawa Tengah.
e. Menginformasikan perencanaan asuhan keperawatan komunitas
di Desa Mranggen RW 04 RT 1 sampai dengan RT 8, Desa
Mranggen, Kec. Mranggen, Kab, Demak Jawa Tengah.
f. Menginformasikan pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas di
Desa Mranggen RW 04 RT 1 sampai dengan RT 8, Desa
Mranggen, Kec. Mranggen, Kab, Demak Jawa Tengah.
C. Waktu
Pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas di RW 04 RT 1-8
Desa Mranggen Kec. Mranggen Kab Demak Jawa Tengah, dimulai pada
tanggal 28 Juni 2022 – 6 Agustus 2022.
D. Tempat Praktik
Praktik Keperawatan Komunitas di tempatkan di RW 04 Desa Mranggen
Kec. Mranggen Kab Demak Jawa Tengah yang ada 8 RT.
E. Strategi Pelaksanaan
Dalam penelitian ini menggunakan metode pelaksanaan Cross-
sectional. Cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan pada satu
waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk mencari hubungan antara
variabel independen (faktor resiko) dengan variabel dependen (efek).
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan
dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sada, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Elisabeth,2017).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu: Individu, keluarga, kelompok khusus, perawat
spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan,
perlindungan, dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model perorganisasian masyarakat yaitu:
perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat.
Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan,
maka penulis mencoba mendekatkan pengorganisasian masyarakat
dengan model perkembangan masyarakat
3. Kerja sama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan yang saling menguntungkan
atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala
kegiatan yang memiliki konstribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan (Elisabeth, 2017).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait
dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara
komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian
perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-
masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan
kesehatan (Elisabeth, 2017).
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana
sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk
interaksi transformasi kepada masyaraka. Antara lain: adanya
dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri
untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2017).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau
pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif
masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari
upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan
partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2017).
5. Metode pengumpulan data di Desa Mranggen RW 04 Kec. Mranggen
Kab Demak Jawa Tengah menggunakan:
a. Wawancara
Pada tahap wawancara melibatkan:
1) Masyarakat
2) Tokoh masyarakat
3) Kader
4) Aparat kelurahan / desa
b. Observasi
Pada tahap observasi meliputi :
1) Norma
2) Nilai
3) Keyakinan
4) Struktur kekuatan
5) Proses penyelesaian masalah
6) Dinamika kelompok masyarakat
7) Pola komunikasi
8) Situasi/ kondisi lingkungan wilayah
c. Kuisioner
Pengumpulan data menggunakan kuisioner yaitu dengan mengambil
sample sebanyak 231 Kartu Keluarga dari 546 Kartu Keluarga.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Komunitas
Keperawatan Komunitas merupakan pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan risiko tinggi agar
mampu mencapai status derajat kesehatan yang optimal melalui upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan dan
rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Kusuma, 2017).
Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas
wilayah nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal
dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dengan lainya .
D. Sasaran
Sasaran keperawatan komunitas adalah masyarakat yang tergabung dalam
suatu kelompok atau komunitas yang meliputi seluruh generasi (Fatmawati,
2017)
1. Individu
2. Keluarga
3. Kelompok Khusus
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dll
E. Strategi Pelaksanaan Komunitas
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan
dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri
keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidik.
Pendidikan kesehatan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada
masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan - tindakan untuk
memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk kegiatan
dengan menyampaikan materi tentang kesehatan yang bertujuan untuk
mengubah perilaku sasaran.
2. Kemitraan (Partnership)
Kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua
pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan atau memberikan manfaat. Perawat spesialis
komunitas perlu membangun dukungan, kolaborasi, dan koalisi
sebagai suatu mekanisme peningkatan peran serta aktif masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi
implementasi PKP. Anderson & McFarlane, (2011) dalam hal ini
mengembangkan model keperawatan komunitas yang memandang
masyarakat sebagai mitra (community as partner model). Fokus dalam
model tersebut menggambarkan dua prinsip pendekatan utama
keperawatan komunitas, yaitu:
1) lingkaran pengkajian masyarakat pada puncak model yang
menekankan anggota masyarakat sebagai pelaku utama
pembangunan kesehatan, dan (
2) proses keperawatan.
3. Proses Kelompok (Group Process)
Proses kelompok merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan
yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat melalui
pembentukan sebuah kelompok atau kelompok swabantu (self-help
group). Intervensi keperawatan di dalam tatanan komunitas menjadi
lebih efektif dan mempunyai kekuatan untuk melaksanakan perubahan
pada individu, keluarga dan komunitas apabila perawat komunitas
bekerja bersama dengan masyarakat. Berbagai kelompok di
masyarakat dapat dikembangkan sesuai dengan inisiatif dan kebutuhan
masyarakat setempat, misalnya Posbindu, Bina Keluarga , atau Karang
Taruna. Kegiatan pada kelompok ini disesuaikan dengan kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai oleh agar dapat mencapai masa tua yang
sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif selama mungkin.
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk
interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya
dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri
untuk membentuk pengetahuan baru. Pemberdayaan, kemitraan dan
partisipasi memiliki inter-relasi yang kuat dan mendasar. Perawat
spesialis komunitas ketika menjalin suatu kemitraan dengan
masyarakat maka dirinya juga harus memberikan dorongan kepada
masyarakat. Kemitraan yang dijalin memiliki prinsip “bekerja
bersama” dengan masyarakat bukan “bekerja untuk” masyarakat, oleh
karena itu perawat spesialis komunitas perlu memberikan dorongan
atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif
masyarakat.
f. Perumusan masalah
Berdasarkan analisis data yang di peroleh, dapat diketahui masalah
Kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat,
sehingga dapat dilakukan intervensi.
g. Prioritas masalah
Masalah yang dirumuskan tidak dapat diatasi sekaligus. Oleh
karena itu perlu dilakukan penyusunan prioritas masalah dengan
kriteria antara lain :
1) Perhatian masyarakat
2) Prevelensi kejadian
3) Berat ringan masalah
4) Kemungkinan masalah yang diatasi
5) Ketersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politis
J. Diagnosa Keperawatan Komunitas
Diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan yang
menjelaskan respon manusia(status kesehatan atau risiko perubahan pola)
dari individua tau kelompok yang dapat diidentifikasi dan diintervensi
oleh perawat secara akuntaabilitas guna menjaga, membatasi, mencegah,
atau mengubah status kesehatan
Diagnosis keperawatan adalah tindakan keperawatan terhadap
masalah kesehatan actual danpotensial yang diberikan oleh perawat
berwenangserta memiliki kemampuan berdasarkan Pendidikan
pengalamannya. Kewenangan tersebut, menurut Nursalam (2012),
didasarkan pada standar praktik keperawatan dan etika keperawatan
yangberlaku.
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) pada
2014, menyatakan bahwa diagnosis keperawatan merupakan keputusan
klinik tentang respon individu, keluarga, danmasyarakat mengenai
masalah kesehatan actual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan guna mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai
kewenangan perawat.
Anderson &Mcfarlane (2008) menggunakan teori komunitas
Neuman lalu mengembangkan diagnosis keperawatan berdasarkan sistem
penggabungan dan penarikan kesimpulan. Dengan demikian, tanda dan
gejala diagnosa keperawatan komunitas diambil dari pernyataan
kesimpulan yang menjelaskan durasi atau besarnya masalah.
Diagnosis keperawatan memiliki tiga komponen utama yang antara
lain sebagai berikut.
1. Problem (masalah), yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
2. Etiologi (penyebab), yaitu penyebabmasalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhaap intervensi
keperawata, meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan sosial
c. Interaksi perilaku dan lingkungan
3. Sign/symptom (tanda / gejala), yaitu informasi yang diperlukan untuk
merumuskan diagnosis serta serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
K. Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas diperlukan Langkah-
langkah sebagai berikut.
1. Menentukan Prioritas
Melalui pengkajian, perawat dapat mengidentifikasi respon actual atau
potensial yang memerlukan suatu tindakan. Dalam menentukan
diagnosis yang akan dilakukan Tindakan pertama kali. Salah satu
sistem yang dapat digunakan adalah hierarki kebutuhan komunitas.
RT 1: 80 KK
RT 2: 55 KK
RT 3: 75 KK
RT 4: 90 KK
RT 5: 65 KK
RT 6: 40 KK
RT 7: 85 KK
RT 8: 65 KK
1. Laki-laki : 52%
2. Perempuan : 48%
e. Pekerjaan
2. Buruh: 13%
3. Karyawan swasta 4%
4. Wiraswasta: 13%
5. PNS: 1%
6. IRT: 18%
7. Pelajar/Mahasiswa: 22%
8. Pedagang: 12%
9. Petani: 2%
rumah
RT 04
- Permanen: 43 rumah
RT 05
- Permanen: 35 rumah
RT 06
- Permanen: 32 rumah
RT 07
- Permanen: 69 rumah
RT 08
- Permanen: 35 rumah
- Wawancara:
- Wiraswasta 38 orang
- Pedagang 36 orang
- Security 1 orang
- Buruh 39 orang
- IRT 41 orang
- Sopir 2 orang
- Petani 5 orang
- Karyawan 12 orang
- Guru 4 orang
Transportasi
Hasil observasi transportasi didapatkan
a. Jenis
- RT 1 Ada sekitar 3 motor yang lewat dalam satu
transport
menit
asi yang
digunaka - RT 2 Ada sekitar 2 motor yang lewat dalam satu
n menit
c. Transpor
tasi Hasil wawancara RT setempat “Mayoritas transportasi yang
pelayana digunakan warganya adalah motor.”
n
kesehata
n
- RT 8 ada 1 SD 4 mranggen
2. Hasil Kuesioner
[a.] D ataIAGRAM Demografi
180
160
140
Jumlah Penduduk
120
100
80 Balita
60 Anak
40 Dewasa
20 Lansia
0
0-5 6-9 10-19 20- 59 > 60
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Rentang Usia
Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk di RW 04
paling sedikit pada usia balita sebanyak 40 jiwa dan jumlah penduduk
terbanyak usia dewasa sebanyak 155 jiwa.
Jenis Kelamin
144; 48%
155; 52%
K a r a kt e r i s t i k P e ndi di ka n
Tidak Sekolah Belum Sekolah TK SD
105
SMP SMA S1
84
62
21
16
Tid ak Belu m TK SD S MP S MA S1
S ek olah S ek olah
42%
58%
Berdasarkan diagram pengelolaan sampah di wilayah RW 4
menunjukkan bahwa presentase paling banyak warga mengelola
sampah dengan cara dibakar yaitu sebesar 58%.
45%
55%
37%
63%
46%
54%
Kebiasaan Mandi
Mandi 2x/sehari Kurang Mandi 2x /hari
15%
85%
40%
60%
3%
98%
43%
57%
34%
67%
Tidak
33%
Ya
68%
2. ANALISA DATA
Data Objektif
HASIL OBSERVASI
- Didapatkan data hasil kuesioner sebesar 54,9 % warga RW 4 merokok dan 37% wa
Data Objektif
HASIL OBSERVASI
-
Didapatkan data hasil kuesioner sebesar 54,9 % warga RW 4 merokok dan 37% wa
1 Pemeliharaan Perilaku Masyarakat Promo 1. Pemberian Mahasiswa 2 RW 04 Balita dan 1. Balita Pembi
kesehatan tidak Kesehatan RW 04 di si pendidikan Ners minggu Desa Ibu di RW umur mbing
efektif di RW 04
(L.12107) wilayah desa perilak kesehatan Universitas Mrangg 04. Desa 1-5 klinik
Desa Mranggen,
Mranggen u tentang Muhammad en Mranggen tahun.
kab. Demak Setelah
mampu: upaya pemcegahan iyah
(D.0099) dilakukan 2. Ibu
keseha ruam kulit. Semarang
tindakan a. Menunjukka dengan
tan a. Memberikan
keperawata n perilaku anak
(I.1247 pendidikan
n selama 3 adaptif usia
2) kesehatan
minggu untuk balita
terkait
diharapkan mencegah
penyakit
masyarakan ruam pada
ruam kulit
RW 04 kulit
dan cara
dapat
b. Menunjukka perawatanny
mencegah n a
terjadinya pemahaman
b. Member
masalah perilaku pendidikan
kesehatan hidup sehat kesehatan
pada kulit tentang
c. Menunjukka
penularan
n minat
dari satu
meningkatka
individu ke
n perilaku
individu lain
hidup sehat
dan cara
penyebaran
ruam kulit di
tubuh
2. Kemitraan
a.Bekerjasama
denga
puskesmas
dan
posyandu
tentang
perawatan
ruam kulit,
obat, atau
terapi
lainnya pada
balita
3. Pemberdayaan
masyarakat
a.Melibatkan
masyarakat
untuk
memanfaatka
n lahan
kosong
sebagai
tempat
bermain
anak-anak
3. Pemberdayaan
masyarakat
a.Melibatkan
masyarakat
untuk
mengaktifka
n posyandu
lansia
b. Pemelihar
aan promosi
perilaku
upaya
kesehatan
sehat
hipertensi
b. Menunjukkan a. Bekerjasama
pemahaman dengan
perilaku hidup puskesmas dan
sehat. posyandu
tentang
c. Menunjukkan perawatan ruam
minat kulit, obat atau
meningkatkan terapi lainnya
perilaku hidup pada balita.
sehat.
3. Pemberdayaan
Masyarakat
Melibatkan
masyarakat untuk
memanfaatkan
lahan kosong
sebagai tempat
bermain anak-
anak
Perilaku Tujuan umum: 1. Pendidikan Warga RW 04 Senin, 4 Juli Mahasiswa Mahasiswa
kesehatan Kesehatan dari tiap-tiap 2022
Setelah dilakukan
cenderung
tindakan a. Memberikan RT.
berisiko Tempat rumah
keperawatan pendidikan
(Hipertensi) kesehatan selama kesehatan Bapak RW 04
3 minggu terkait penyakit
diharapkan Hipertensi dan
masalah penyakit pencegahan dari
Hipertensi di penyakit
wilayah desa Hipertensi.
Mranggen RW 04
tidak terjadi
peningkatan. `
2. Kemitraan
Tujuan khusus: a. Bekerjasama
dengan
Masyarakat RW
posyandu lansia
04 di desa
untuk diaktifkan
Mranggen
kembali sarana
mampu:
posyandu lansia
a. Meningkatkan
pengetahuan b. Pelatihan kader
tentang kesehatan untuk
masalah penyuluhan
Hipertensi. tentang
Hipertensi.
b. Mampu
melakukan
tindakan
3. Pemberdayaan
pencegahan
Masyarakat
masalah
kesehatan. a. Melibatkan
masyarakat
c. Meningkatkan
untuk
perilaku
mengaktifkan
masyarakat
posyandu
yang sehat.
lansia.
d. Mampu
b. Pemeliharaan
terhindar dari
Promosi
faktor risiko
perilaku upaya
Hipertensi
kesehatan sehat
(Memiliki usia
hipertensi
diatas 60
tahun, sering
mengkonsumsi
makanan
tinggi garam
berlebih,
mengalami
kelebihan
berat badan
atau obesitas,
adanya
riwayat
keluarga
dengan
kondisi medis
yang sama,
jarang
berolahraga,
memiliki
kebiasaan
merokok).