Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PENGKAJIAN KOMUNITAS DI WILAYAH RW 04 DESA

MRANGGEN KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

Disusun Oleh:

Kelompok 22-25

POGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat mengukur capaian
pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup.
IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar, sebagai ukuran
kualitas hidup, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan dan standar
hidup layak. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu hak dasar
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam
pembangunan kesehatan telah dilakukan perubahan cara pandang
(mindset) dari paradigma sakit menuju paradigma sehat (Profil Kesehatan,
2018).
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah
merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara
optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat
bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan yang telah
diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan
bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Keperawatan komunitas atau Community Health Nursing
merupakan salah satu praktik dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan masyarakat dengan menggunakan pengetahuan ilmu
keperawatan, sosial dan kesehatan masyarakat. Definisi lain juga
menjelaskan bahwa keperawatan komunitas adalah bentuk pelayanan
profesional berdasarkan ilmu keperawatan yang berfokus pada preventif
dan promotif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat (Anderson & McFarlane, 2011;
Kholifah & Widagdo, 2016).
Keperawatan komunitas dalam melakukan praktiknya
menggunakan suatu metode ilmiah yaitu proses asuhan keperawatan
komunitas yang terdiri dari tahap pengkajian dan analisa, diagnosis,
perencanaan, implementasi, serta evaluasi (Nies & McEwen, 2019).
Kelompok mahasiswa Praktik Keperawatan Komunitas Program Studi
(Prodi) Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus)
telah melakukan proses keperawatan komunitas dimulai dari pengkajian
dengan metode windshield survey dan wawancara tokoh masyarakat di
wilayah Rukun Warga 4 (RW 4) Desa Mranggen, Kec. Mranggen, Kab.
Demak, Jawa Tengah, sebagai tahap awal identifikasi masalah kesehatan
komunitas yang akan diselesaikan.
Rukun Warga 04 Desa Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa
Tengah. Berdasarkan hasil analisa windshield survey dan wawancara yang
telah dilakukan mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Semarang pada tanggal 28 Juni – 1 Juli 2022
didapatkan hasil analisa data yang harus disampaikan kepada warga RW
04 sebagai salah satu wujud kerjasama khususnya di bidang kesehatan
antara mahasiswa dengan warga.
Dari hasil windshield survey dan wawancara menunjukkan di RW
04 terdapat 546 KK. RW 04 memiliki 8 RT, dengan batas wilayah RW 04
sebelah utara Jalan Jatikusuman I dan Jalan Jatikusuman Raya, pada
sebelah selatan Desa Kangkung, pada sebelah timur Jalan Rayungkusuman
Raya, dan pada sebelah barat Desa Batursari.
Dari hasil windshield survey pekarangan RW 04 sebagian rumah
memiliki tempat sampah dengan keadaan terbuka, berisi sampah basah
yang dihinggapi lalat. Beberapa rumah warga memelihara burung yang
ditempatkan di teras rumah. Terdapat 8 kandang hewan ternak sekat
sebagian ditempatkan di samping rumah. Beberapa RT memiliki bisnis
atau usaha diantaranya adalah 1 usaha makanan lepet, 1 usaha jual beli
hewan ternak, 2 usaha sortir kayu, dan 1 usaha pembuatan sarang burung.
Lingkungan tempat tinggal RW 04 memiliki 2 lahan kosong yang terawat
dan 3 lahan yang tidak terawat.
Dari hasil windshield survey dan wawancara dengan beberapa
ketua RT serta kader RW 04 sebagian warga RW 04 menggunakan air
artetis untuk keperluan air minum, memasak dan untuk keperluan MCK.
Ditemukan 12 sumur di wilayah RW 04, kondisi air di sumur tampak
jernih, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Menurut ketua RT
jarak antara sepiteng dengan sumur yaitu 12 meter.
Dari hasil windshield survey dan wawancara dengan ketua RW 04
tentang komunikasi yang digunakan yaitu bahasa jawa dan bahasa
Indonesia. Menurut penuturan ketua RT di RW 04 warga berkumpul di
jalanan gang. Sebagian besar masyarakat RW 04 mendapatkan informasi
dari mulut ke mulut dan undangan dari rumah ke rumah warga melalui
pengumuman speaker masjid untuk mendapatkan informasi terkait
kegiatan kesehatan dari bidan desa/ kader posyandu. Wilayah RW 04 juga
tidak ditemukan mading atau papan informasi.
Dari hasil pengkajian winshiled survey menunjukkan munculnya
masalah kesehatan hipertensi dan ruam kulit, serta kurangnya pengetahuan
dan keterampilan tentang hipertensi dan ruam kulit di wilayah RW 04
Desa Mranggen. Belum tepatnya perilaku masyarakat dalam menjaga
kesehatan maka selaku tenaga kesehatan perlu melakukan pendekatan
pada masyarakat sendiri melalui kerjasama yang baik dengan instansi
terkait dan seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga dalam
upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimonitor
oleh kader kesehatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang
terjadi di wilayahnya.
Berdasarkan data ini Kelompok 22-25 Mahasiswa Praktik
Komunitas Prodi Profesi Ners Unimus melakukan analisis dan
pemeringkatan prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah
RW 4 Desa Mranggen, Kec. Mranggen, Kab. Demak, Jawa Tengah yaitu;
1) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif (ruam kulit) di wilayah RW 04)
Perilaku Kesehatan cenderung beresiko (hipertensi) di wilayah RW 04.
Data terkait dengan masalah kesehatan komunitas ini telah disampaikan
kepada para tokoh masyarakat yang ada di wilayah RW 4 Desa Mranggen,
Kec. Mranggen, Kab. Demak, Jawa Tengah dalam kegiatan Lokakarya
Mini Pertama dan disepakati untuk dilakukan tindakan keperawatan
komunitas agar masalah kesehatan komunitas dapat diatasi.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia
untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melasanakan dan
mengevaluasi perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada,
masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal masalah
kesehatan hipertensi dan ruam kulit di RW 04 Desa Mranggen,
Kabupaten Demak, Jawa Tengah agar dapat merubah perilaku menjadi
lebih sehat.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukannya Asuhan Keperawatan Komunitas di RW 04
Desa Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah selama 6 minggu
diharapkan mahasiswa dapat:
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat
di Desa Mranggen RW 04 RT 1 sampai dengan RT 8, Desa
Mranggen, Kec. Mranggen, Kab, Demak Jawa Tengah.
b. Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat di Desa
Mranggen RW 04 RT 1 sampai dengan RT 8, Desa Mranggen,
Kec. Mranggen, Kab, Demak Jawa Tengah.
c. Menentukkan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada
masyarakat di Desa Mranggen RW 04 RT 1 sampai dengan RT 8,
Desa Mranggen, Kec. Mranggen, Kab, Demak Jawa Tengah.
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Desa
Mranggen RW 04 RT 1 sampai dengan RT 8, Desa Mranggen,
Kec. Mranggen, Kab, Demak Jawa Tengah.
e. Menginformasikan perencanaan asuhan keperawatan komunitas
di Desa Mranggen RW 04 RT 1 sampai dengan RT 8, Desa
Mranggen, Kec. Mranggen, Kab, Demak Jawa Tengah.
f. Menginformasikan pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas di
Desa Mranggen RW 04 RT 1 sampai dengan RT 8, Desa
Mranggen, Kec. Mranggen, Kab, Demak Jawa Tengah.

C. Waktu
Pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas di RW 04 RT 1-8
Desa Mranggen Kec. Mranggen Kab Demak Jawa Tengah, dimulai pada
tanggal 28 Juni 2022 – 6 Agustus 2022.

D. Tempat Praktik
Praktik Keperawatan Komunitas di tempatkan di RW 04 Desa Mranggen
Kec. Mranggen Kab Demak Jawa Tengah yang ada 8 RT.

E. Strategi Pelaksanaan
Dalam penelitian ini menggunakan metode pelaksanaan Cross-
sectional. Cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan pada satu
waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk mencari hubungan antara
variabel independen (faktor resiko) dengan variabel dependen (efek).
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan
dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sada, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Elisabeth,2017).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu: Individu, keluarga, kelompok khusus, perawat
spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan,
perlindungan, dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model perorganisasian masyarakat yaitu:
perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat.
Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan,
maka penulis mencoba mendekatkan pengorganisasian masyarakat
dengan model perkembangan masyarakat
3. Kerja sama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan yang saling menguntungkan
atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala
kegiatan yang memiliki konstribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan (Elisabeth, 2017).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait
dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara
komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian
perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-
masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan
kesehatan (Elisabeth, 2017).
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana
sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk
interaksi transformasi kepada masyaraka. Antara lain: adanya
dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri
untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2017).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau
pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif
masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari
upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan
partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2017).
5. Metode pengumpulan data di Desa Mranggen RW 04 Kec. Mranggen
Kab Demak Jawa Tengah menggunakan:
a. Wawancara
Pada tahap wawancara melibatkan:
1) Masyarakat
2) Tokoh masyarakat
3) Kader
4) Aparat kelurahan / desa
b. Observasi
Pada tahap observasi meliputi :
1) Norma
2) Nilai
3) Keyakinan
4) Struktur kekuatan
5) Proses penyelesaian masalah
6) Dinamika kelompok masyarakat
7) Pola komunikasi
8) Situasi/ kondisi lingkungan wilayah
c. Kuisioner
Pengumpulan data menggunakan kuisioner yaitu dengan mengambil
sample sebanyak 231 Kartu Keluarga dari 546 Kartu Keluarga.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Komunitas
Keperawatan Komunitas merupakan pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan risiko tinggi agar
mampu mencapai status derajat kesehatan yang optimal melalui upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan dan
rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Kusuma, 2017).
Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas
wilayah nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal
dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dengan lainya .

B. Model Keperawatan Komunitas


Teori keperawatan berkaitan dengan kesehatan masyarakat menjadi
acuan dalam mengembangkan model keperawatan komunitas adalah teori
Betty Neuman dan model keperawatan comunity as partner. Model Neuman
memandang sebagai sistem yang terdiri dari berbagai elemen meliputi
sebuah struktur dasar, garis kekebalan, garis pertahanan normal, dan garis
pertahanan fleksibel (Mubarak, 2009).
Pengkajian Core/inti adalah core : komunitas, sejarah/riwayat, data
demografi, jenis rumah tangga, vital statistik, value, belief, religion, dan
status pernikahan. Pengkajian 8 sub sistem komunitas adalah pengkajian
fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi,
politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Mubarak,
2009).
Model community as partner menekankan pada terjadinya stresor
yang dapat mengganggu keseimbangan sistem: pertahanan fleksibel, normal
dan resisten. Teknik pengumpulan data dalam model tersebut adalah melalui
Winshield Survey (pengamatan langsung kemasyarakat dengan keliling
wilayah dan menggunakan semua panca indra), hasil wawancara, kuesioner,
dan data sekunder (data statistik, laporan puskesmas, laporan kelurahan dan
lain-lain.

C. Tujuan Keperawatan Komunitas


Tujuan keperawatan komunitas menurut Widagdo (2016) adalah sebagai
berikut:
1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan pada tujuan keperawatan komunitas ini berarti
adalah suatu upaya untuk membantu masyarakat menjadikan gaya
hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan
sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan
intelektual. Promosi kesehatan tidak sekadar mengubah gaya hidup,
tetapi mempertahankan dan meningkatkan perilaku sehat adalah tujuan
yang akan dicapai pula.
2. Proteksi Kesehatan
Proteksi kesehatan merupakan upaya perlindungan kelompok
masyarakat terhadap terpaparnya suatu penyakit.
3. Pencegahan Penyakit dan Penyembuhan
Pencegahan penyakit merupakan upaya dalam mencegah terjadinya
penyakit pada kelompok yang berisiko, sedangkan penyembuhan
adalah upaya yang dilakukan pada kelompok masyarakat yang telah
terkena penyakit. Upaya penyembuhan bertujuan untuk
menyembuhkan kelompok masyarakat yang sakit dan mencegah
terjadinya komplikasi.

D. Sasaran
Sasaran keperawatan komunitas adalah masyarakat yang tergabung dalam
suatu kelompok atau komunitas yang meliputi seluruh generasi (Fatmawati,
2017)
1. Individu
2. Keluarga
3. Kelompok Khusus
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dll
E. Strategi Pelaksanaan Komunitas
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan
dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri
keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidik.
Pendidikan kesehatan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada
masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan - tindakan untuk
memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk kegiatan
dengan menyampaikan materi tentang kesehatan yang bertujuan untuk
mengubah perilaku sasaran.
2. Kemitraan (Partnership)
Kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua
pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan atau memberikan manfaat. Perawat spesialis
komunitas perlu membangun dukungan, kolaborasi, dan koalisi
sebagai suatu mekanisme peningkatan peran serta aktif masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi
implementasi PKP. Anderson & McFarlane, (2011) dalam hal ini
mengembangkan model keperawatan komunitas yang memandang
masyarakat sebagai mitra (community as partner model). Fokus dalam
model tersebut menggambarkan dua prinsip pendekatan utama
keperawatan komunitas, yaitu:
1) lingkaran pengkajian masyarakat pada puncak model yang
menekankan anggota masyarakat sebagai pelaku utama
pembangunan kesehatan, dan (
2) proses keperawatan.
3. Proses Kelompok (Group Process)
Proses kelompok merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan
yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat melalui
pembentukan sebuah kelompok atau kelompok swabantu (self-help
group). Intervensi keperawatan di dalam tatanan komunitas menjadi
lebih efektif dan mempunyai kekuatan untuk melaksanakan perubahan
pada individu, keluarga dan komunitas apabila perawat komunitas
bekerja bersama dengan masyarakat. Berbagai kelompok di
masyarakat dapat dikembangkan sesuai dengan inisiatif dan kebutuhan
masyarakat setempat, misalnya Posbindu, Bina Keluarga , atau Karang
Taruna. Kegiatan pada kelompok ini disesuaikan dengan kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai oleh agar dapat mencapai masa tua yang
sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif selama mungkin.
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk
interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya
dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri
untuk membentuk pengetahuan baru. Pemberdayaan, kemitraan dan
partisipasi memiliki inter-relasi yang kuat dan mendasar. Perawat
spesialis komunitas ketika menjalin suatu kemitraan dengan
masyarakat maka dirinya juga harus memberikan dorongan kepada
masyarakat. Kemitraan yang dijalin memiliki prinsip “bekerja
bersama” dengan masyarakat bukan “bekerja untuk” masyarakat, oleh
karena itu perawat spesialis komunitas perlu memberikan dorongan
atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif
masyarakat.

F. Peran dan Fungsi Perawat Komunitas


Peran dan fungsi perawat komunitas adalah sebagai berikut (Widagdo,
2016),
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan yang mandiri
2. Sebagai organisasi profesi yang memiliki pola asuhan keperawatan yang
merupakan bagian integral dari disiplin ilmu keperawatan
3. Sebagai fasilitator pelayanan kesehatan masyarakat
4. Sebagai advokad dalam membela kepentingan yang berhubungan dengan
kesehatan masyarakat
5. Sebagai pendidik masyarakat sehubungan dengan kesehatan.

G. Ruang Lingkup Kesehatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
Penyuluhan kesehatan masyarakat, Peningkatan gizi, Pemeliharaan
kesehatan perseorangan, Pemeliharaan kesehatan lingkungan, Olahraga
secara teratur, Rekreasi, Pendidikan seks.
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan: Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta
ibu hamil, Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu,
Puskesmas maupun kunjungan rumah, Pemberian vitamin A dan yodium
melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di rumah, Pemeriksaan dan
pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau
masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas
dan rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin
dan nifas.
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta,
TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
Kusta, patah tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita
suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok
masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan
lain-lain.
H. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas
Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, kegiatan praktik keperawatan
komunitas adalah sebagai berikut:
1. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school
health nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah
binaan kesehatan masyarakat.
2. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah
perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan
penanganan lebih lanjut
6. Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan
amsyarakat. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit
pelayanan kesehatan.

I. Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan
untuk mengenal komunitas sebagai mitra yang berperan dalam proses
keperawatan Kesehatan komunitas. Tahapan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor positif dan negative yang berbenturan dengan
masalah Kesehatan, mulai dari masyarakat hingga sumber daya
komunitas, guna merancang strategi promosi kesehatan. Pengumpulan
data dengan metode windshield survey dapat digunakan perawat
komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi dari komunitas,
lingkungan, dan gaya hidup komunitas. Beberapa aspek yang dikaji
dalam metode ini antara lain sebagai berikut.
a. Inti komunitas, meliputi:
1) Sejarah, meliputi hal-hal yang diperoleh dari pengamatan
sementara di wilayah tersebut. Misalnya, mengenai sejarah
wilayah yang dapat ditanyakan pada tetua atau tokoh
masyarakat.
2) Demografi, meliputi tipe-tipe orang yang dijumpai , termasuk
data mengenai usia, jenis kelamin, dan piramida penduduk.
3) Kelompok etnis, berupa identifikasi terhadap berbagai suku
atau etnis yang dijumpai
4) Nilai dan keyakinan, berupa identifikasi terhadap nilai dan
keyakinan dalam masyarakat. Misalnya, melalui jenis dan
jumlah rumah ibadah
b. Subsistem meliputi:
1) Lingkungan fisik, berupa keadaan lingkungan atau geografis.
Misalnya batas wilayah, peta wilayah , iklim, dan kondisi
perumahan
2) Pelayanan Kesehatan dan sosial, meliputi unit pelayanan
Kesehatan yang tersedia baik modern maupun tradisional,
tenaga Kesehatan, homecare, tempat pelayanan sosial, dan
Kesehatan jiwa komunitas
3) Ekonomi, meliputisatatus ekonomi masyarakat, industri yang
tersedia, kegiatan yang menunjang roda perekonomian, dan
jumlah pengangguran
4) Keamanan dan transportasi, meliputi cara masyarakat
berpergian, jenis transportasi umum atau pribadi yang
digunakan,jenis pelayanan perlindungan yang tersedia
(pemadam kebakaran, polisi atau sanitasi) monitoring terhadap
kualitas udara, jenis kejahatan pada umumnya, dan sebagainya
5) Pemerintahan dan politik meliputi tanda aktivitas politik
(poster, pertemuan, dan sebagainya), partai yang mendominasi,
hak komunitas dan pemerintah (pemilihan bupati atau anggota
DPRD), keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan
pemerintahan setempat
6) Komunikasi, berupa identifikasi berbagai jenis komunikasi
yang digunakan oleh masyarakat, termasuk komunikasi melalui
media cetak dan elektronik
7) Pendidikan berupa identifikasi berbagai jenis institusi
Pendidikan dan ketersediaan program UKS
8) Rekreasi meliputi tempat anak-anak bermain, bentuk umum
rekreasi orang- orang yang berperan serta dan fasilitas yang
ditemukan
2. Persepsi, meliputi:
a. Penduduk, meliputi pendapat masyarakat tentang komunitasnya,
serta identifikasi kekuatan dalam pandangan masyarakat. Persepsi
dapat diperoleh melalui analisis jawabab beberapa orang dari
kelompok berbeda (kelompok tua atau moda , petani, pekerja
pabrik, professional, tokoh agama, ibu rumah tangga, dan lain-lain)
b. Persepsi sendiri, meliputi penyataan umum perawat komunitas,
mengenai Kesehatan komunitas, kekuatan komunitas, serta
masalah actual atau potensial yang dapat diidentifikasi
c. Jenis dan sumber data
1) Jenis data, terbagi menjadi 2:
a) Data subyektif, diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan
komunitas, melalaui ungkapan langsung secara lisan.
b) Data obyektif, diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran.
2) Sumber data terbagi menjadi 2:
a) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh penyaji
(rawat komunitas) dari individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
b) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber lain
yang dapat dipercaya. Misalnya, data dari kelurahan,
catatan Riwayat Kesehatan pasien atau medical record
d. Metode pengumpulan data
Sekurang – kurangnya, terdapat 3 metode dalam pengumpulan data
antara lain sebagai berikut:
1) Wawancara (anamnesis)
Wawancara atau anamnesis merupakan kegiatan komunikasi
timbal balik berbentuk tanya jawab antara perawat dengan
klien atau keluarga dan orang- orang disekitar klien terkait
masalah Kesehatan klien.
Wawancara hendaknya dilakukan dengan ramah ,terbuka, serta
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
klien. Selanjutnya, hasil wawancara dicatat dalam format
proses keperawatan
2) Pengamatan dalam keperawatan meliputi aspek fisik,
psikologis, perilaku dan sikap pengamatan dilakukan
menggunakan panca indra yang hasilnya dicatat dalam fprmat
keperawatan.
3) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dalam rangka menegakkan diagnosis
keperawatan dilakukan melalui inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi, yang artinya:
a) Inspeksi, yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui
pengamatan pada bagian tubuh klien.
b) Palpasi, yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
cara meraba bagian tubuh yang mengalami gangguan
c) Perkusi, yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
cara mengettukan jari telunjuk atau alat hammer pada tubuh
yang diperiksa
d) Auskultasi, yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
cara mendengarjkan bunyi bagian tertentu dengan
menggunakan stetoskop.
e. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, selanjutnya dapat diolah menggunakan cara
sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data berdasarkan
a) Karakteristik demografi
b) Karakteristik geografi
c) Karakteristik sosial ekonomi
d) Sumber dan pelayanan Kesehatan (Anderson & McFarlan,
2008)
2) Perhitungan persentase cakupan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
5) Analisis data
Analisis data merupakan kemampuan untuk mengaitkan dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang
dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah
yang dihadapi oleh masyarakat. Analisis data bertujuan untuk :
a) Menetapkan kebutuhan komunitas
b) Menetapkan kekuatan
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan
Kesehatan

f. Perumusan masalah
Berdasarkan analisis data yang di peroleh, dapat diketahui masalah
Kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat,
sehingga dapat dilakukan intervensi.
g. Prioritas masalah
Masalah yang dirumuskan tidak dapat diatasi sekaligus. Oleh
karena itu perlu dilakukan penyusunan prioritas masalah dengan
kriteria antara lain :
1) Perhatian masyarakat
2) Prevelensi kejadian
3) Berat ringan masalah
4) Kemungkinan masalah yang diatasi
5) Ketersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politis
J. Diagnosa Keperawatan Komunitas
Diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan yang
menjelaskan respon manusia(status kesehatan atau risiko perubahan pola)
dari individua tau kelompok yang dapat diidentifikasi dan diintervensi
oleh perawat secara akuntaabilitas guna menjaga, membatasi, mencegah,
atau mengubah status kesehatan
Diagnosis keperawatan adalah tindakan keperawatan terhadap
masalah kesehatan actual danpotensial yang diberikan oleh perawat
berwenangserta memiliki kemampuan berdasarkan Pendidikan
pengalamannya. Kewenangan tersebut, menurut Nursalam (2012),
didasarkan pada standar praktik keperawatan dan etika keperawatan
yangberlaku.
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) pada
2014, menyatakan bahwa diagnosis keperawatan merupakan keputusan
klinik tentang respon individu, keluarga, danmasyarakat mengenai
masalah kesehatan actual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan guna mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai
kewenangan perawat.
Anderson &Mcfarlane (2008) menggunakan teori komunitas
Neuman lalu mengembangkan diagnosis keperawatan berdasarkan sistem
penggabungan dan penarikan kesimpulan. Dengan demikian, tanda dan
gejala diagnosa keperawatan komunitas diambil dari pernyataan
kesimpulan yang menjelaskan durasi atau besarnya masalah.
Diagnosis keperawatan memiliki tiga komponen utama yang antara
lain sebagai berikut.
1. Problem (masalah), yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
2. Etiologi (penyebab), yaitu penyebabmasalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhaap intervensi
keperawata, meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan sosial
c. Interaksi perilaku dan lingkungan
3. Sign/symptom (tanda / gejala), yaitu informasi yang diperlukan untuk
merumuskan diagnosis serta serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
K. Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas diperlukan Langkah-
langkah sebagai berikut.
1. Menentukan Prioritas
Melalui pengkajian, perawat dapat mengidentifikasi respon actual atau
potensial yang memerlukan suatu tindakan. Dalam menentukan
diagnosis yang akan dilakukan Tindakan pertama kali. Salah satu
sistem yang dapat digunakan adalah hierarki kebutuhan komunitas.

2. Menentukan Kriteria Hasil


Penentuan kriteria hasil (outcome) harus ditujukan kepada komunitas,
menunjukkan apa yang akan dilakukan komunitas serta kapan dan
sejauh mana tindakan bisa dilaksanakan, serta harus spesifik, dapat
diukur, dapat dicapai, rasional, dan memiliki batas waktu.
3. Menentukan Rencana Tindakan
Rencana tindakan merupakan rancangan spesifik intervensi untuk
membantu komunitas dalam mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan
dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dari diagnosis
keperawatan. Oleh karena itu, rencana mendefinisikan suatu aktivitas
yang diperlukan guna membatasi faktor-faktor pendukung terhadap
suatu permasalahan.
4. Menentukan Dokumentasi
Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk bervariasi
guna mempromosikan perawatan, meliputi perawatan individu,
keluarga, dan komunitas, perawatan berkesinambungan, komunikasi,
serta evaluasi.
L. Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas
Implementasi atau pelaksanaan sebagai inisiatif dari rencana tindakan
guna mencapai tujuan spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada rencana strategi untuk
membantu komunitas mencapai tujuan yang diharapkan. Rencana tindakan
spesifik dilaksanakan guna memodifikasi factor yang mempengaruhi
masalah kesehatan komunitas.
Implementasi bertujuan membantu komunitas dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan, dan fasilitasi koping. Perencanaan tindakan
keperawatan dapat dilaksanakan dengan baik jika komunitas memiliki
keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi tindakan keperawatan.
Ada lima prinsip yang umumnya digunakan dalam mencapai tujuan
yang umumnya digunakan dalam implementasi keperawatan komunitas,
antara lain sebagai berikut.
1. Inovatif
Perawat komunitas harus memiliki wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta berdasarkan imam dan takwa.
2. Integrasi
Perawat komunitas harus mampu bekerja sama dengan sesame profesi ,
tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
berdasarkan asas kemitraan.
3. Rasional
Perawat komunitas dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional, demi tercapainya rencana
progam yang telah disusun
4. Mampu mandiri
Perawat komunitas diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta komponen
di bidangnya.
5. Ugem
Perawat komunitas harus yakin dan percaya pada kemampuannya, serta
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang
diberikan akan tercapai.
M. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas
Evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan ,rencana
tindakan dan implementasi yang berhasil dicapai. Evaluasi memungkinkan
perawat mengawasi kesalahan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis,
perencanaan dan implementasi tindakan.
Evaluasi bertujuan melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan, yang
dapat dilaksanakan melalui hubungan perawat-klien , berdasarkan respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga dapat diambil
keputusan. Proses evaluasi terdiri dari dua tahap, yaitu mengukur pencapaian
tujuan klien (secara kognitif, efektif, maupun psikomotor) dan perubahan
fungsi tubuh termasuk gejalanya, serta membandingkan data yang terkumpul
dengan tujuan dan pencapaian tujuan.
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 04 DESA
MRANGGEN, KEC. MRANGGEN, KAB DEMAK

[A.] PengkajianTahap Pelaksanaan


1. Winshiel d dan wawancara
No Variabel Deskripsi

1. Demografi a. Jumlah Penduduk RW 4 sebesar 1.638 jiwa

b. Jumlah Kartu Keluarga sebanyak 546 KK dengan


terbagi menjadi 8 RT:

RT 1: 80 KK

RT 2: 55 KK

RT 3: 75 KK

RT 4: 90 KK

RT 5: 65 KK

RT 6: 40 KK

RT 7: 85 KK

RT 8: 65 KK

c. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

1. Laki-laki : 52%

2. Perempuan : 48%

d. Jumlah Penduduk berdasarkan Usia

1. Usia 0-5 tahun : 12,7%

2. Usia 6-12 tahun : 5,7%


3. Usia 13-25 tahun : 19,7%

4. Usia 26-45 tahun : 23,5%

5. Usia 45-60 tahun : 28,7%

6. Usia 60 tahun ke atas : 9,7%

e. Pekerjaan

1. Belum/Tidak Bekerja : 15%

2. Buruh: 13%

3. Karyawan swasta 4%

4. Wiraswasta: 13%

5. PNS: 1%

6. IRT: 18%

7. Pelajar/Mahasiswa: 22%

8. Pedagang: 12%

9. Petani: 2%

Lingkungan Batas wilayah RW 04


Fisik
- Utara: Jalan Jatikusuman I dan Jalan Jatikusuman Raya
a. Perumahan
- Selatan: Desa Kangkung (POM Bensin)
- Luas
- Barat: Desa Batursari
rumah,
jenis - Timur: Jalan Rayungkusuman Raya

rumah

- Ventilasi, Hasil observasi perumahan


keadaan
RT 01:
- Pencahaya
an, - Jumlah rumah: 75 rumah
keadaanny
- Permanen: 65 rumah
a
- Semi permanen 10 rumah
- Jenis
lantai, RT 02:

keadaanny - Jumlah rumah: 48 rumah


a
- Permanen: 32 rumah
- Kebersiha
- Semi permanen 26 rumah
n dalam
dan luar - Terdapat 2 lahan kosong
rumah
RT 03
- Kepadatan
- Jumlah rumah: 64 rumah
- Vector
- Permanen: 54 rumah

- Semi permanen: 10 rumah

- Terdapat 1 lahan kosong

RT 04

- Jumlah rumah: 73 rumah

- Permanen: 43 rumah

- Semi permanen: 30 rumah

- Terdapat 2 lahan kosong

RT 05

- Jumlah rumah: 58 rumah

- Permanen: 35 rumah

- Semi permanen: 23 rumah


- Terdapat 3 lahan kosong

RT 06

- Jumlah rumah: 38 rumah

- Permanen: 32 rumah

- Semi permanen: 6 rumah

- Terdapat 2 lahan kosong

RT 07

- Jumlah rumah: 78 rumah

- Permanen: 69 rumah

- Semi permanen: 9 rumah

- Terdapat 3 lahan kosong

RT 08

- Jumlah rumah: 57 rumah

- Permanen: 35 rumah

- Semi permanen: 22 rumah

- Terdapat 1 lahan kosong

- Rumah kosong: 2 rumah

Hasil observasi lantai rumah

- RT 01 mayoritas lantainya keramik sekitar 50


rumah

- RT 02 mayoritas lantainya tegel sekitar 30 rumah


- RT 03 mayoritas lantai rumah tegel sekitar

- RT 04 mayoritas lantai rumah tegel sekitar 45


rumah

- RT 05 mayoritas lantai rumah tanah sekitar 30


rumah

- RT 06 mayoritas lantai rumah tegel 20 rumah

- RT 07 mayoritas lantai rumah tegel sekitar 37


rumah

- RT 08 lantai rumah tegel sekitar 20, 15


rumahlantai tanah dan 22 lantai keramik

b. Pekarangan Berdasarkan hasil observasi:

- RT 1 ditemukan 1 kandang sapi, 1 kandang kambing .


Jarak kandang kambing dan rumah menempel di
samping rumah, dan kandang lainnya terpisah dengan
jarak 2,5 meter. Kondisi kotoran kambing berbau dan
terdapat lalat.

- RT 2 ditemukan 1 kandang kambing, 3 kandang ayam,


dan 5 kandang burung. Jarak kandang kambing dengan
rumah sejauh 5 meter. Kondisi kotoran kambing berbau
dan terdapat lalat yang hinggap. Terdapat 2 lahan kosong
yang tidak terawat dengan kondisi banyak rumput dan
ilalang yang tinggi.

- RT 3 ditemukan 5 kandang ayam dan entog, dan 5


kandang burung didepan dan samping rumah warga.
Kotoran dari unggas banyak yang berserakan ditanah.
Terdapat 1 lahan kosong yang digunakan sebagai tempat
membakar sampah, sampah dalam kondisi bau dan tidak
dipilah dengan baik

- RT 4 ditemukan 1 kandang kambing dan 2 kandang


ayam. Jarak kandang kambing dengan rumah sejauh 3
meter. Kondisi kotoran kambing bau menyengat,
kandang lembab, dan terdapat lalat yang hinggap.
Terdapat 2 lahan kosong yang tidak terawat.

- RT 5 ditemukan 2 kandang ayam dan 5 kandang burung.


Terdapat 3 lahan kosong yang tidak terawat dengan
kondisi banyak rumput dan digunakan sebagai
pembakaran sampah

- RT 6 ditemukan 3 kandang burung, tidak ada lahan


kosong.

- RT 7 ditemukan 8 kandang burung. Terdapat 3 lahan


kosong yang tidak terawat dengan kondisi banyak
rumput dan dijadikan tempat pembakaran sampah.

- RT 8 ditemukan 2 kandang ayam dan 4 kandang burung.


Jarak kandang dengan rumah sejauh 2 meter. Terdapat 1
lahan kosong yang tidak terawat dengan kondisi banyak
rumput dan potongan kayu.

- Wawancara:

Berdasarkan wawancara dengan ketua kader posyandu


“Selama 3 bulan terakhir, banyak anak yang mengalami
ruam kemerahan di seluruh badan, terutama setelah bermain
di dekat kandang”

Berdasarkan wawancara dengan warga RT setempat “Apabila


anaknya tidak main keluar rumah, bercak merahnya mereda
dan tidak terlalu gatal”

Berdasarkan wawancara dengan ketua RW 4 “Mayoritas


tetangga memanfaatkan pekarangan sebelah rumah untuk
memelihara kambing, ayam, dan burung”

c. Pembuangan Berdasarkan hasil observasi di wilayah RW 04 didapatkan


Sampah hasil:

- Cara - RT 01 terdapat tempat sampah terbuat dari tong


pembuanga plastik dengan kondisi terbuka. Jenis sampah
n sampah tercampur baik sampah organik dan anorganik.
Kondisi sampah kering
- Keadaan
tempat - RT 2 tidak terlihat ada tempat sampah didepan rumah.
pembuanga sampah tidak dipisahkan antara sampah organik dan
n, terbuka anorganik. Pengelolaan sampah di bakar tampak ada
atau bekas bakar sampah di perkarangan.
tertutup
- RT 3 terdapat tempat sampah terbuat dari anyaman
- Vektor yang bambu dengan kondisi terbuka. Tidak dipisahkan
ada antara sampah organik dan anorganik. Kondisi
sampah kering.
- Kebiasaan
membuang - RT 4 terdapat tempat sampah keranjang dengan
sampah kondisi terbuka. Sampah tidak dipisahkan antara
sampah organik dan anorganik. Kondisi sampah basah
- Polusi
dan dikerubungi lalat.

- RT 5 terdapat tempat sampah dari semen di depan


rumah dengan kondisi terbuka dan kondisi sampah
kering.

- RT 6 terdapat tempat sampah dari semen dan


keranjang di depan rumah dengan kondisi terbuka dan
sampahnya kering.

- RT 7 terdapat tempat sampah dari keranjang didepan


rumah dan terbuka. Kondisi sampah tidak dipilah dan
basah, tampak sampah dikerubungi lalat.

- RT 8 terdapat tempat sampah dari keranjang dan


semen. Kondisi tempat sampah ada yang terbuka dan
tertutup. Kondisi sampah tidak dipilah dan ada yang
dikerubungi lalat pada sampah yang kondisinya masih
basah. Tampak ada bekas sampah yang dibakar.

- Wawancara: Berdasarkan wawancara dengan ketua RT


setempat “Rata-rata warga sekitar sini mengelola sampah
dengan dibakar dan diangkut oleh petugas setiap
seminggu 2 kali dangan membayar iuran Rp. 25.000- Rp
30.000 .”

d. Jalan Hasil observasi kondisi jalan didapatkan

- RT 1 didapatkan situasi jalan beton dan tidak berdebu.


Ada tiang lampu di jalan RT1, yang letaknya didepan
rumah warga.

- RT 2 didapatkan situasi jalan beton dan ada sebagian


tanah, dan berdebu. Ada tiang lampu didepan rumah
warga yang menerangi jalan.

- RT 3 didapatkan situasi jalan dari tanah dan ada yang


pavingan. Kondisi jalan berdebu. Ada tiang lampu di
depan rumah.

- RT 4 didapatkan situasi jalan beton, dan berdebu. Ada


tiang lampu jalan di depan rumah warga.
- RT 5 didapatkan situasi jalan beton, dan tidak
berdebu. Ada tiang lampu jalan di depan rumah
warga.

- RT 6 didapatkan situasi jalan beton dan pasir berbatu.


Jalan dengan kondisi pasir berdebu. Ada tiang lampu
jalan didepan rumah.

- RT 7 didapatkan situasi jalan beton dan tidak berdebu.


Ada tiang lampu jalan.

- RT 8 didapatkan situasi jalan beton dan tidak berdebu.


Ada tiang lampu jalan didepan rumah warga.

Hasil wawancara dengan RW setempat

- “Tidak ada masalah dalam akses jalan, rata-rata dan


tidak ada jalan yang berlobang.”

e. Saluran Air Hasil observasi kondisi saluran air didapatkan

- RT 1 didapatakan saluran air dengan kondisi terbuka dan


terbatas dengan semen, kondisi selokan ada yang lancar
dan ada yang tidak karena ada sampah plastik yang
menyumbat. Warna air hitam.

- RT 2 didapatkan saluran air dengan kondisi terbuka dan


terbatas dengan semen. Kondisi selokan tidak lancar
karena ada besi yang menghadang sehingga sampah
tertumpuk. Warna air hitam

- RT 3 didapatkan saluran air dengan kondisi terbuka. Ada


yang hanya digali dan ada yang sudah dibatasi dengan
semen. Kondisi selokan kering.

- RT 4 didapatkan saluran air dengan kondisi terbuka dan


dibatasi semen. Kondisi saluran lancar. Warna air hitam

- RT 5 didapatkan saluran air dengan kondisi terbuka. Ada


yang hanya digali dan ada yang sudah dibatasi dengan
semen. Kondisi selokan lancar dan warna air hitam

- RT 6 didapatkan saluran air dengan kondisi terbuka.


Selokan sudah dibatasidiabatasi dengan semen. Kondisi
selokan kering tapi ada sampah yang menumpuk.

- RT 7 didapatkan saluran air dengan kondisi terbuka.


Kondisi selokan sudah dibatasi semen dan lancar. Warna
air hitam

- RT 8 didapatkan saluran air dengan kondisi terbuka sudah


dibatasi dengan semen, dan ada yang tidak ada selokannya
karena sudah terkubur. Kondisi selokan banyak sampah.
Air tergenang dan warna air hitam

- Hasil wawancara didapatkan dengan ketua RW IV


“Kondisi saluran air dibeberapa RT ada yang lancar dan
ada yang sering meluap waktu musim hujan karena
saluran air dangkal dan ada beberapa yang tersumbat
sampah.”

5. Pelayanan Hasil observasi ketersediaan pelayanan kesehatan dan sosial


Kesehatan dan
- RT 1 tidak ada klinik dan praktek mandiri
sosial
- RT 2 tidak ada klinik atau praktek mandiri

- RT 3 ada klinik dengan nama Raja Sehat

- RT 4 ada klinik Pratama dan 1 praktek Dokter


Keluarga
- RT 5 ada 1 praktek mandiri bidan

- RT 6 tidak ada praktek mandiri dan klinik

- RT 7 tidak ada praktek mandiri dan klinik

- RT 8 tidak ada praktek mandiri dan klinik

Hasil wawancara didapatkan ketua RT

“Kegiatan posyandu di gabung RT 1-4 dengan nama jaya


kusuma 2 yang tempatnya di RT 2. Dan RT 5-8 posyandu
dengan nama jaya kusuma yang tempatnya di salah satu
tempat kader kesehatan.”

Hasil wawancara didapatkan ketua RT setempat

“Kebiasaan merokok dan minum kopi yang


dilakukandilakuakn dari usia dewasa dan lansia merupakan
hal yang wajar.”

Hasil wawancara dengan ketua RT setempat yang memiliki


riwayat hipertensi mengatakan “jarang kontrol ke layanan
kesehatan terdekat.”

4. Ekonomi Berdasarkan hasil observasi

- RT 1 tampak ada gudang tempat tembakau, ada 1


gerobak jualan nasi goreng, dan 1 toko sembako

- RT 2 ada warung 3 toko sembako, dan 2 warung


jajanan
- RT 3 ada 3 warung jajanan anak-anak

- RT 4 ada 1 warung sembako

- RT 5 ada 5 toko sembako dan jajanan

- RT 6 ada 1 warung sembako dan jual makanan

- RT 7 ada 1 warung jajanan anak-anak dan ada


gerobak nasi goreng 1

- RT 8 ada 2 jualan sembako dan sayuran dan ada 1


warung jajanan anak-anak, 1 jualan gorengan, dan 1
jualan es dawet.

Berdasarkan hasil kuesioner, didapatkan sample data sebagai


berikut:

- Pelajar ada 67 orang

- Wiraswasta 38 orang

- Pedagang 36 orang

- Security 1 orang

- Buruh 39 orang

- IRT 41 orang

- Tidak bekerja 30 orang

- Sopir 2 orang

- Petani 5 orang

- Karyawan 12 orang

- Guru 4 orang

- Belum bekerja 24 orang


Berdasarkan hasil wawancara

- Ketua RW mengatakan “Kebanyakan warga disini


bekerja sebagai buruh (pabrik) dan berwirausaha
( pedagang)

5. Keamanan Hasil observasi keamanan didapatkan

a. Sistem - Di RW 4 hanya ada 1 pos kampling di RT 8.


Keaman
Hasil wawancara RT setempat “Rata-rata pos kampling
an yang
sudah tidak ada dan sudah tidak aktif, serta kondisi
ada
lingkungan relatif aman”.
b. Sanitasi

Transportasi
Hasil observasi transportasi didapatkan
a. Jenis
- RT 1 Ada sekitar 3 motor yang lewat dalam satu
transport
menit
asi yang
digunaka - RT 2 Ada sekitar 2 motor yang lewat dalam satu

n menit

masyara - RT 3 Ada 3 motor yang lewat dalam waktu satu menit


kat
- RT 4 Ada 2-3 motor yang lewat dalam satu menit
b. Pelayana
- RT 5 Ada 2-3 motor yang lewat.
n
transport - RT 6 Ada 4-5 motor yang lewat dalam satu menit
asi,
- RT 7 Ada 4-5 motor yang lewat dalam satu menit.
kondisi
- RT 8 Ada 4 motor yang lewat dalam satu menit
jalan

c. Transpor
tasi Hasil wawancara RT setempat “Mayoritas transportasi yang
pelayana digunakan warganya adalah motor.”
n
kesehata
n

6. Sistem Hasil observasi aktivitas politik didapatkan


Pemerintahan
- Dilingkungan RW 4 tidak ditemukan media poster
calon legislatif dan bendera parpol

Hasil wawancara dengan RW 4 didapatkan

“Tidak ada kegiatan politik ikut dalam partisipasi partai,


kegiatan politik hanya terjadi saat pilkades dan pemilu.”

- Hasil wawancara dengan RT 8 didapatkan data “Dipilih


dengan suara terbanyak. Sebelumnya 3 tahun sekali untuk
pemilihan ketua RT. Namun saat ini 5 tahun baru
penggantian ketua RT.”

7. Komunikasi Hasil observasi tentang media komunikasi didapatkan :

- Tidak ada mading di RT setempat baik RT 01-RT 08

- Di RW4 warga banyak yang bermain gadget didepan


rumah

- Komunikasi yang digunakan mayoritas warganya


menggunakan bahasa jawa.

Hasil wawancara ketua RW didapatkan “ Perolehan


informasi warga menggunakan, aplikasi WA, sebaran
undangan, dan pengumuman dari masjid/ musola setempat.”

8. Rekreasi Hasil observasi tempat rekreasi didapatkan


- Di wilayah RW 4 tidak ada tempat untuk rekreasi,
namun ada tempat untuk bermain anak –anak di
halaman TK di RT 3, seperti ayunan dan prosotan.

Hasil wawancara didapatkan:

- Ketua RW mengatakan “warga jika ingin untuk rekreasi


biasanya keluar dari wilayah RW 4.”

9. Pendidikan Hasil observasi tempat pendidikan didapatkan:

- RT 1 ada 1 TPQ, dan 1 sanggar jahit

- RT 3 ada 1 TK dan 1 TPQ di masjid

- RT 8 ada 1 SD 4 mranggen

Hasil wawancara didapatkan dengan ketua RW 4:

- “Ada 1 sekolah SD 4 Mranggen di RT 8 dan 1 TK di RT


03, dan beberapa sarana ngaji anak-anak TPQ. “

2. Hasil Kuesioner
[a.] D ataIAGRAM Demografi
180
160
140
Jumlah Penduduk

120
100
80 Balita
60 Anak
40 Dewasa
20 Lansia
0
0-5 6-9 10-19 20- 59 > 60
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

Rentang Usia
Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk di RW 04
paling sedikit pada usia balita sebanyak 40 jiwa dan jumlah penduduk
terbanyak usia dewasa sebanyak 155 jiwa.

Jenis Kelamin

144; 48%
155; 52%

Hasil diagram menunjukkan bahwa presentase pada karakteristik


jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 144 jiwa
sedangkan pada jenis kelamin perempuan berjumlah 144 jiwa.

K a r a kt e r i s t i k P e ndi di ka n
Tidak Sekolah Belum Sekolah TK SD
105

SMP SMA S1
84

62

21
16

Tid ak Belu m TK SD S MP S MA S1
S ek olah S ek olah

Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah pada karakteristik


pendidikan paling banyak pada karakteristik pendidikan SMA sebanyak
105 jiwa sedangkan yang paling sedikit adalah pendidikan TK dengan
jumlah 5 jiwa.
80
70 67
60
50
39 41
40 38 36
30
30 24
20
12
10 5 4
1 2
0
ja
r
sta g ty h T ja pi
r ni n
ur
u ja
la a dan ri uru IR er o ta wa er
Pe sw a cu B ek S Pe y a G K
ir
a
Pe
g Se k
B ar um
W da K el
Pelajar Wiraswasta Pedagang Ti
Security Buruh IRT B
Tidak Bekerja Sopir
Petani Karyawan Guru Belum Bekerja

Berdasarkan tabel pada karakteristik pekerjaan di RW 04


menunjukkan bahwa presentase paling banyak adalah pelajar dengan
jumlah 67 jiwa, sedangkan yang paling sedikit yaitu security berjumlah 1
jiwa.
a.[b.] Data Pengelolaan Lingkungan

Pengelolaan Sampah di Wilayah RW 4


Dibakar Diangkut TPA

42%

58%
Berdasarkan diagram pengelolaan sampah di wilayah RW 4
menunjukkan bahwa presentase paling banyak warga mengelola
sampah dengan cara dibakar yaitu sebesar 58%.

Pembersihan Rumah dan Pekarangan


Rutin Tidak Rutin

45%

55%

Berdasarkan diagram diatas diperoleh hasil bahwa masyarakat di


RW 4 mayoritas rutin membersihkan rumah dan pekarangan sebanyak
55% dan yang tidak rutin membersihkan rumah dan pekarangan sebanyak
45%.
b.[c.] Data Kebiasaan Berisiko Agregrat Dewasa dan Lansia

Kebiasaan Merokok Warga RW 4


Merokok Tidak merokok

37%

63%

Hasil data di atas menunjukkan bahwa rata-rata pendudukan yang


masih aktif merokok adalah 86 jiwa dengan presentase 37 %.
Kebiasaan Minum Kopi
Minum Kopi Tidak Minum Kopi

46%
54%

Hasil data di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk


menkonsumsi kopi adalah 127 jiwa dengan presentase 54 %,
sedangkan jumlah penduduk yang tidak minum kopi adalah 104 jiwa
dengan presentasi 46%.
c.[d.] Data Kegiatan Berisiko Agregrat Anak-Balita

Kebiasaan Mandi
Mandi 2x/sehari Kurang Mandi 2x /hari

15%

85%

Berdasarkan hasil diagram diatas didaoatkan hasil bahwa kebiasaan


mandi anak dan balita di RW 4 mayoritas mandi 2x/sehari dengan
menggunakan sabun sebanyak 85%, sedangkan anak dan balita
yang mandi kurang dari 2x/sehari yang tidak menggunakan sabun
sebanyak 15% .
Kebiasaan Cuci tangan dan kaki setelah
berakti vitas di luar rumah
Cuci tangan Tidak cuci tangan

40%

60%

Berdasarkan hasil diagram diatas, mayoritas anak mencuci tangan


dan kaki dengan sabun setelah aktivitas di luar rumah yaitu
sebanyak 60%, sedangkan yang tidak mencuci tangan dan kaki
dengan sabun setelah aktivitas sebanyak 40%.

Kebiasaan anak bermain di Luar Rumah


Ya Tidak

3%

98%

Berdasarkan hasil diagram diatas, mayoritas anak bermain di luar


rumah yaitu sebanyak 97%, sedangkan yang tidak bermain di luar
rumah yaitu sebanyak 3%.
Respon gatal dan kemerahan setelah
bermain di sekitar kandang dan sampah
Ya Tidak

43%

57%

Berdasarkan hasil diagram diatas, mayoritas anak merasakan gatal


dan kemerahan pada kulit setelah bermain di sekitar kandang dan
sampah sebanyak 57%, sedangkan yang tidak merasakan gatal dan
kemerahan pada kulit setelah bermain di sekitar kandang dan
sampah sebanyak 43%.

Intensitas rasa gatal pada kulit


Ya, sering Tidak pernah

34%

67%

Berdasarkan hasil diagram diatas, mayoritas intensitas rasa gatal


dengan kategori sering yang dirasakan anak dan balita sebanyak
66%, sedangkan yang intensitas rasa gatal tidak pernah yang
diarasakan anak dan balita sebanyak 34%.

Respon kulit bentol setelah bermain di sekitar


kandang dan sampah
Ya Tidak

Tidak
33%

Ya
68%

Berdasarkan hasil diagram diatas, mayoritas respon kulit bentol


pada anak setelah bermain di sekitar kandang dan sampah
sebanyak 67%, sedangkan yang tidak memiliki respon kulit bentol
pada anak setelah bermain di sekitar kandang dan sampah
sebanyak 33%.

2. ANALISA DATA

Data Masalah Kesehatan

Data Subyektif Pemeliharaan Kesehatan


tidak efektif
WAWANCARA

- Berdasarkan hasil wawancara dengan RW


04 “Mayoritas tetangga memanfaatkan
pekarangan sebelah rumah untuk
memelihara kambing, ayam, dan burung”
- Berdasarkan hasil wawancara dengan kader
posyandu jayakusuma 2 “Selama 3 bulan
terakhir, banyak anak yang mengalami
ruam kemerahan di seluruh badan,
terutama setelah bermain di dekat
kandang”

- Berdasarkan hasil wawancara pada warga


di RT 8 ditemukan 2 balita yang memiliki
riwayat gatal-gatal, yang biasanya muncul
setiap 2 minggu sekali.

Data Objektif

HASIL OBSERVASI

- Berdasarkan hasil observasi di RT 1

Ditemukan 1 kandang sapi, 1 kandang


kambing. Jarak kandang kambing dan
rumah menempel di samping rumah, dan
kandang lainnya terpisah dengan jarak 2,5
meter. Kondisi kotoran kambing berbau
dan terdapat lalat.

- Berdasarkan hasil observasi di RT 2

Ditemukan 1 kandang kambing, 3 kandang


ayam, dan 5 kandang burung. Jarak
kandang kambing dengan rumah sejauh 5
meter. Kondisi kotoran kambing berbau
dan terdapat lalat yang hinggap. Terdapat 2
lahan kosong yang tidak terawat dengan
kondisi banyak rumput dan ilalang yang
tinggi.

- Berdasarkan hasil observasi di RT 4

Ditemukan 1 kandang kambing dan 2


kandang ayam. Jarak kandang kambing
dengan rumah sejauh 2-3 meter. Kondisi
kotoran kambing bau menyengat, kandang
lembab, dan terdapat lalat yang hinggap.
Terdapat 2 lahan kosong yang tidak
terawat.

- Berdasarkan hasil observasi saat posyandu


di RT 2 ditemukan 2 balita yang menderita
gatal-gatal, sampai bentol dan bernanah

Data Subyektif Perilaku Kesehatan


cenderung berisiko
WAWANCARA
(hipertensi)
- Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RT
setempat, warga mengatakan bahwasannya
“Kebiasaan merokok dan minum kopi yang
dilakukandilakuakn dari usia dewasa dan
lansia merupakan hal yang wajar”

- Ketua RT setempat yang memiliki riwayat


hipertensi mengatakan “jarang kontrol ke
pelayananlayanan kesehatan terdekat.”

- Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa


lansia di wilayah RW 4, mengetahui jika
memiliki riwayat darah tinggi, tapi tidak tahu
cara mengontrolnya

- Didapatkan data hasil kuesioner sebesar 54,9 % warga RW 4 merokok dan 37% wa
Data Objektif

HASIL OBSERVASI

- Berdasarkan hasil observasi di wilayah RT 3,


4, 6 dan 8 warga yang merokok didepan
rumah dan bibir tampak kehitaman.

- Berdasarkan hasil observasi di wilayah RT 03


ditemukan 2 lansia dan di RT 08 ditemukan 3
lansia, aktivitas didepan rumah sambil minum kopi
hitam.

-
Didapatkan data hasil kuesioner sebesar 54,9 % warga RW 4 merokok dan 37% wa

- Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah di


RW 4 menggunakan Spighnomanometer yaitu
tekanan darah systole sebesar 90-120 mmHg
sebesar 35,6% (31 orang). tekanan darah
systole sebesar 121-140 mmHg yaitu sebanyak
33,3 % (29 orang). tekanan darah systole
sebesar 141-160 mmHg sebanyak 19,5% (17
orang). Tekanan darah systole sebesar > 160
mmHg sebanyak 11,5% (10 orang). Kemudian,
tekanan darah diastole sebesar 60-80 mmHg
yaitu sebanyak 55,2% (48 orang). Tekanan
darah diastole 81-90 mmHg sebanyak 20,7%
(18 orang). Tekanan darah diastole sebesar
141-160 mmHg yaitu sebanyak 13,8% (12
orang), sedangkan tekanan darah yang >160
mmHg sebesar 10,3 % (9 orang).

A.[B.] Diagnosa Keperawatan


1. Perilaku Kesehatan cenderung berisiko (hipertensi) (D.0099).
2. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif (D.0117).
B.[C.] Rencana Keperawatan

Tujuan Evaluasi Evalua


No Dx. Komunitas Strategi Rencana Kegiatan Sumber Waktu Tempat
Umum Khusus Kriteria Standar tor

1 Pemeliharaan Perilaku Masyarakat Promo 1. Pemberian Mahasiswa 2 RW 04 Balita dan 1. Balita Pembi
kesehatan tidak Kesehatan RW 04 di si pendidikan Ners minggu Desa Ibu di RW umur mbing
efektif di RW 04
(L.12107) wilayah desa perilak kesehatan Universitas Mrangg 04. Desa 1-5 klinik
Desa Mranggen,
Mranggen u tentang Muhammad en Mranggen tahun.
kab. Demak Setelah
mampu: upaya pemcegahan iyah
(D.0099) dilakukan 2. Ibu
keseha ruam kulit. Semarang
tindakan a. Menunjukka dengan
tan a. Memberikan
keperawata n perilaku anak
(I.1247 pendidikan
n selama 3 adaptif usia
2) kesehatan
minggu untuk balita
terkait
diharapkan mencegah
penyakit
masyarakan ruam pada
ruam kulit
RW 04 kulit
dan cara
dapat
b. Menunjukka perawatanny
mencegah n a
terjadinya pemahaman
b. Member
masalah perilaku pendidikan
kesehatan hidup sehat kesehatan
pada kulit tentang
c. Menunjukka
penularan
n minat
dari satu
meningkatka
individu ke
n perilaku
individu lain
hidup sehat
dan cara
penyebaran
ruam kulit di
tubuh

2. Kemitraan

a.Bekerjasama
denga
puskesmas
dan
posyandu
tentang
perawatan
ruam kulit,
obat, atau
terapi
lainnya pada
balita

3. Pemberdayaan
masyarakat

a.Melibatkan
masyarakat
untuk
memanfaatka
n lahan
kosong
sebagai
tempat
bermain
anak-anak

2 PerilakuPeilaku Perilaku Masyarakat Promo 1. Pendidikan Mahasiswa 2 RW 04 Masyaraka Lansia Pembi


kesehatan kesehatan RW 04 di si kesehatan Ners minggu Mrangg t RW 04. laki-laki mbing
cenderung berisiko (L.12107) wilayah desa perilau Universitas en Desa dan klinik
a.Memberikan
di RW 04 Desa
Mranggen upaya pendidikan Muhammad Mranggen perempua
Mranggen, kab. Setelah
mampu: keseht kesehtan iyah n RW 04.
Demak (D.0117) dilakukan
tindakan an terkait Semarang Desa
a. Mampu
keperawata (I.1247 penyakit Mranggen
melakuka
n selama 3 2) hipertendi
n tindakan
minggu dan
pencegah
diharapkan pencegahan
an
kemampuan terkait
masalah
dalam hipertensi
kesehatan
mengubah 2. Kemitraan
hipertensi
gaya hidup
a.Bekerjasama
atau b. Mampu
dengan
perilaku meningka
untuk kan status posyandu
memperbaik kesehatan lansia untuk
i status hipertensi diaktifkan
kesehatan kembali
c. Mampu
membaik sarana
mengenda
posyandu
likan lansia
kesehatan
b. Pelatihan
terkait
kader
hipertensi
kesehatan
untuk
penyuluhan
tentang
hipertensi

3. Pemberdayaan
masyarakat

a.Melibatkan
masyarakat
untuk
mengaktifka
n posyandu
lansia

b. Pemelihar
aan promosi
perilaku
upaya
kesehatan
sehat
hipertensi

C. Plan of ActionStrategi atau Rencana


PLAN OF ACTION DI RW 04
KELURAHAN MRANGGEN KECAMATAN MRANGGEN
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Dana Penanggung
Kesehatan Jawab
Tempat

Pemeliharaan Tujuan umum: 1. Pendidikan Warga RW 04 Senin, 4 Juli Mahasiswa Mahasiswa


kesehatan kesehatan terkait dari tiap-tiap 2022
Setelah dilakukan
tidak efektif pencegahan ruam
tindakan RT.
kulit Tempat rumah
(ruam kulit). keperawatan
kesehatan selama a. Memberikan Bapak RW 04
3 minggu Pendidikan
diharapkan Kesehatan
masyarakat RW terkait
04 di wilayah penyakit ruam
desa Mranggen kulit dan cara
dapat mencegah perawatannya.
terjadinya
b. Memberikan
masalah
Pendidikan
kesehatan pada
Kesehatan
kulit.
tentang
penularan dari
satu individu
Tujuan khusus:
ke individu
Masyarakat RW lain dan cara
04 di wilayah penyebaran
desa Mranggen ruam kulit di
mampu: tubuh
a. Menunjukkan
perilaku
adaptif untuk
mencegah
ruam pada
kulit. 2. Kemitraan

b. Menunjukkan a. Bekerjasama
pemahaman dengan
perilaku hidup puskesmas dan
sehat. posyandu
tentang
c. Menunjukkan perawatan ruam
minat kulit, obat atau
meningkatkan terapi lainnya
perilaku hidup pada balita.
sehat.

3. Pemberdayaan
Masyarakat
Melibatkan
masyarakat untuk
memanfaatkan
lahan kosong
sebagai tempat
bermain anak-
anak
Perilaku Tujuan umum: 1. Pendidikan Warga RW 04 Senin, 4 Juli Mahasiswa Mahasiswa
kesehatan Kesehatan dari tiap-tiap 2022
Setelah dilakukan
cenderung
tindakan a. Memberikan RT.
berisiko Tempat rumah
keperawatan pendidikan
(Hipertensi) kesehatan selama kesehatan Bapak RW 04
3 minggu terkait penyakit
diharapkan Hipertensi dan
masalah penyakit pencegahan dari
Hipertensi di penyakit
wilayah desa Hipertensi.
Mranggen RW 04
tidak terjadi
peningkatan. `
2. Kemitraan
Tujuan khusus: a. Bekerjasama
dengan
Masyarakat RW
posyandu lansia
04 di desa
untuk diaktifkan
Mranggen
kembali sarana
mampu:
posyandu lansia
a. Meningkatkan
pengetahuan b. Pelatihan kader
tentang kesehatan untuk
masalah penyuluhan
Hipertensi. tentang
Hipertensi.
b. Mampu
melakukan
tindakan
3. Pemberdayaan
pencegahan
Masyarakat
masalah
kesehatan. a. Melibatkan
masyarakat
c. Meningkatkan
untuk
perilaku
mengaktifkan
masyarakat
posyandu
yang sehat.
lansia.
d. Mampu
b. Pemeliharaan
terhindar dari
Promosi
faktor risiko
perilaku upaya
Hipertensi
kesehatan sehat
(Memiliki usia
hipertensi
diatas 60
tahun, sering
mengkonsumsi
makanan
tinggi garam
berlebih,
mengalami
kelebihan
berat badan
atau obesitas,
adanya
riwayat
keluarga
dengan
kondisi medis
yang sama,
jarang
berolahraga,
memiliki
kebiasaan
merokok).

Anda mungkin juga menyukai