Anda di halaman 1dari 16
PEDOMAN PROGRAM LANSIA UPT PUSKESMAS LUMPO TAHUN 2023 Dipindai dengan CamScanner BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Per "kembangan iimu Kesehatan masyarakat telah mengantar kita pada ce Sehingga kini paradigma sehat menjadi orientasi baru pembangunan =e nla, termasuk di Indonesia, Hal mendasar dari paradigma sehat antara a: pergeseran dari pelayanan medis (medical care) kepemeliharaan Kesehatan (health care) sehingga setiap penanggulangan kesehatan lebih Menonjolkan aspek peningkatan (promotive) dan pencegahan (preventive) dibanding Pengobatan (curative), pergeseran dari program terpilah-pilah (fragmented program) ke program terpadu (integrated program) yaitu lebih pada berpljak pada menyehatkan keluarga dan — masyarakat, pergeseran dari “keinginan (need)" ke “kebutuhan(demand)” sehingga pelayanan kesehatan disuatu daerah akan berbeda dari daerah lainnya, Pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan keluarga dan masyarakat serta lebih memprioritaskan upaya Pemeliharaan dan menjaga sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar sehat. Oleh karena itu berbagai upaya harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah ini dengan baik, diantaranya dengan meningkatkan cakupan, keterjangkauan dan. mutu pelayanan kesehatan, khususnya untuk penduduk lanjut usia. Salah satu kegiatan yang perlu digalakkan agar tujuan dimaksud dapat kita capai lebih cepat adalah mendorong pembentukan dan pemberdayaan berbagai Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) khusus lanjut usia anata lain Kelompok Lanjut Usia, Pusat Santunan Keluarga dan lain-lain. Keberadaan kelompok Lanjut Usia yang telah mulai berkembang diseluruh provinsi akhir-akhir ini merupakan wujud nyata dan cerminan kebutuhan masyarakat khususnya para lanjut usia terhadap pelayanan yang terjangkau, berkelanjut dan bermutu dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif selama mungkin. Sehubungan dengan hal tersebut, adalah sangat beralasan bilamana harus tersusun Pedoman Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia. Pedoman ini digunakan digunakan sebagai acuan bagi peutgas kesehatan dalam melaksanakan kegiatan puskesmas Lumpi.Hal ini sejalan dengan visi Puskesmas Lumpo yaitu Terwujudnya Dipindai dengan CamScanner Masyaral noel rasta dan sejahtera yang pada pelaksanaannya dalam ‘emberikan Membudayakan tata nilai JELITA yang berarti Jujur yang Yang sebenanyec vane® dan infrmasi kepada pasien sesuai Keadaan pasion 'va.Empati artinya memberikan pelayanan dengan ikut serta ire'2sakan apa yang dialami dab dirasakan pasien,Loyaltas artinya memilki rasa t2ndgung jawab yang tinggi dalam melaksanekan tuags,lnovatif artinya memiliki ide Kreatit dan memberikan terobosan guna peningkatan tugas,Tanggung jawab artinya Ss menanggung perintah atau tugas yang diberikan sampai selesai,Adil artinya Memberikan pelayanan sesuai dengan keadaan dan kemampuan pasien tampa artinya my membedakan satu dengan yang lainya. Tata nilai diatas disusun sebagai acuan bagi insan puskesmas dalam berperilaku dalam mencapai tujuan dalam Visi Misi puskesmas dan diharapkan Menjadi budaya dalam berorganisasi dan menjadi motivator untuk bekerja lebih baik dalam memberikan pelayanan Usia Lanjut Secara domografi berdasarkan Sensus Penduduk tahun 1971 jumlah Penduduk usia 60 tahun keatas 5,3 juta atau 4,5% jumlah penduduk, meningkat menjadi 11,3 juta atau 6,4% pada tahun 1990. Pada tahun 2000 diperkirakan 7,4% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 15,3 juta orang akan berusia diatas 60 tahun diatas 60 tahun ( SUSPAS, Lembaga Demografi Ul 1985). Proyek penduduk oleh Biro Pusat Statistik menggambar bahwa antara tahun 2005-2010 jumlah lanjut usia akan sama dengan jumlah anak balita yaitu sekitar 19 juta jiwa atau 8,4% dari seluruh jumlah penududuk. Berdasarkan laporan data demografi penduduk internasional yang dikeluarkan oleh Bureu of The Cencus USA (1993), jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 2025 dibandingkan dengan keadaan tahun 1990 akan mengalami ¥ ~~ kenaikan sebesar 414% dan ini merupakan prosentase kenaikan paling tinggi diseluruh dunia. Sebagai perbandingan pada periode waktu yang sama kenaikan dibeberapa negara secara berturut-turut adalah Kenya 347%, Brazil 255%, India 242%, Cina 220%, Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Jinsella & Tanber). Berdasarkan hasil survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 1980 angka kesakitan pada usia 55 tahun keatas adalah 25,7% Pada SKRT 1986 menurun menjadi 15,1% sedangkan hasil SKRT 1995, anka kesakitan pada usia 45-49 tahun sebesar 11,6% dan angka kesakitan pada usia diatas 60 tahun sebesar 9.2%, ton 519%. an Kn wat ahr foe nama at 1986) penyakit jantung dan G Dipindai dengan CamScanner i Pembuluh darah berkembang menjadi penyebab ketiga dari kematian umum, dengan Prevalensi ' dari 1,1 per 1000 penduduk pada tahun 1976 menjadi 5,9 per 1000 Penduduk pada tahun 1986 Disamping permasalahan tersebut diatas, sebagaimana telah diuraikan pada “latar belakang’, kita masih mengahadapi berbagai masalah yang harus ditanggapi dan diselesaikan dengan sebaik-baiknya dimasa datang antara lain: ~ _Kualitas lanjut usia yang rendah ditandai dengan rendahnya tingkat pendidikan. Bahkan 50% penduduk lanjut usia tidak pernah memperoleh pendidikan formal. Dukungan sosial yang belum memadai karena kemampuan keuangan negara yang masin terbatas dan pendapatan perkapita masyarakat Indonesia yang masih rendah Dilain pihak dari sisi pemberdayaan masyarakat, pembentukan Kelompok Lanjut Usia baru terbatas di Desa/ Kelurahan Ibu Kota Kabupaten! Kota dan Kecamatan tentu saja, saementara kegiatannya pun baik jumlah maupun kualitasnya sangat bervariasi antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Keadaan ini dapat dimaklumi, setiap daerah mempunyai kebutuhan yang berbeda dan ketersedian sumber daya yang tidak merata, serta belum adnya pedoman/acuan bagi petugas lapangan dalam melaksanakan kegiatanyang berkaitan dengan pembinaan kesehatan lanjut usia. B. Tujuan 4. Tyjuan Umum Meningkatkan kesehatan lanjut usia 2. Tujuan Khusus - Tersedianya pedoman pelayanan kelompok Lanjut Usia dibidang kesehatan sebagai acuan bagi petugas kesehatan - Meningkatnya kemudahan bagi lanjut usia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan lanjut usia, khususnya aspek penigkatan dan pencegahan tnpa mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan G .Sasaran Pedoman Sasaran pelayanan Upaya Kesehatan Usia Lanjut meliputi seluruh masyarakat yang berusia lanjut di wilayah kerja Puskesmas ABC | yang berumur 45.49 tahun (viniltas/prasenilis), 60-69 tahun (lanjut usia), >70 tahun (lanjut usia resiko tinggi) G Dipindai dengan CamScanner D. ii Ruang Lingkup Pelayanan kesehatan Usila Pelayanan Kesehatan Usila meliputi : 1. Kegiatan Pelayanan Usila di dalam gedung Puskesmas 2. Kegiatan Pelayanan Usila di luar gedung Puskesmas Adalah Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar gedung puskesmas Yang meliputi posyandu usila,penyuluhan ,dan rujukan E .Batas Operasional 1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan: masyakarat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- ) tingginya di wilayah kerjanya. Pelayanan Usila adalah pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut yang dilakukan di luar puskesmas. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi / pemeriksaan Kesehatan yang terdiri dari usia lanjut. Adalah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada usia lanjut didalam gedung puskesmas yang meliputi penyuluhan . pengobatan ,dan rujukan. G Dipindai dengan CamScanner BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya kesehatan yang ada di Puskesmas ABC |: | Kegiatan | KualifikasiSDM | Realisasi Upaya Kesehatan | Pendidikan minimal | mampu oleh 1 orang | Usia Lanjut Dil dengan latar_~—belakang pendidikan L [Di Kebidanan <— B. Disitribusi Ketenagaan Penanggung jawab program Upaya Kesehatan Usia Lanjut dan latar belakang profesinya adalah sebagai berikut: Kegiatan | Petugas _| Profe: | Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas | Nelva Endrayenti | Bidan Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Nagari Limau “Dwi yunita ‘| Bidan | gadang | | Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Nagari Batu kunik |WidiaNarta ‘| Bidan__ | | Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Nagari Taratak —_| Putri resi ~ | Bidan tangah Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Nagari Lumpo ||Melihendi | Bidan | Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Nagari Ampang | Meci sriyuliasni__| Bidan tareh Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Nagari Ampuan Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Nagari Gunung | bungkuk Nesa yulia sari__| Bidan Yuli Triwahyuni Bidan Upaya Kesehatan Usia | Kaciak di Nagari Bukik Liza febrina Livia | Bidan loriza Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Nagari Balai sinayan Neci yulia Putri Bidan Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Nagari Sungai Gayo Srina Rahayu Bidan Dipindai dengan CamScanner [t a Kesehatan Usia Lanjut di Nagari ‘Sungai | sariak Vivi Weldiayanti | Bidan | J C. Jadwal Kegiatan 1. Pengaturan kegatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para Pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanany lintas sektor dengan persetujuan kepala puskesmas. 2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk kangka waktu satu tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal 3. Secara keseluruhan jadwal dan rencana kegiatan upaya kesehatan dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas Lumpo Dipindai dengan CamScanner BAB Ill STANDAR FASILITAS ‘A. Denah Ruangan Pelayanan Usia Lanjut dilakukan di semua desa di wilayah puskesmas Lumpo. Bahkan ada yang lebih dari satu tempat di sebuah desa. B. Standar Fasilitas Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya Kesehatan usia lanjut Puskesmas Lumpo memiliki fasilitas penunjang sebagai berikut 1. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut A. Posyandu Lansia - Sarana dan prasarana - Meja, kursi - Alat tulils - Buku Register dan Buku Pencatatan kegiatan dS - Timbangan - Microcoice/ pengukur tinggi badan - Stetoskop - Tensimeter - KMS lansia_ -BPPK Lanjut Usia(Buku Pedoman Pemeliharaa Kesehatan ) B Penyuluhan ~ Leaflet - Poster 9 ~ Alat peraga penyuluhan Dipindai dengan CamScanner BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN UPAYA KESEHATAN USIA LANJUT (USILA) A. Lingkup Kegiatan 1. Menyelenggarakan paket pembinaan bagi kelompok usia lanjut umur 45 ~ 59 tahun yang meliputi penyuluhan ( KIE ) dan pelayanan kesehatan ,gizi maupun psiko sosial agar dapat mempersiapkan diri menghadapi masa tua. Umur 60 ~ 69 tahun agar dapat mempertahankan kesehatannya agar tetap produktif Umur 69 tahun keatas atau Usila dengan resiko tinggi agar dapat selama mungkin mempertahankan kemandiriannya 2 Menyelenggarakan pembinaan melalui upaya penyuluhan ( KIE ) dalam rangka meningkatkan pengetahuan kemampuan, dan ketrampilan pada keluarga,masyarakat, termasuk organisasi masyarakat dalam menangani masalah kesehatan Usila 3. Pembinaan ketenagaan ,berupa peningkatan kemampuan teknis dan managemen bagi pengelola dan pelaksana termasuk kader kesehatan, kelompok di masyarakatdan pelayanan professional lainnya dengan pemenuhan standart pelayanan , menerapkan kendali mutu,serta prosedur tetap pelayanan,pembinaan dukungan pendanaan program ,pembinaan tethadap penyelenggaraan pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengembangan ilmu,teknologi tepat guna dan penelitian 4. Peningkatan dukungan politis bagi upaya pembinaan kesehatan usia lanjut dengan mendayakan peraturan perundang undangan yang mendukung dan — menyebarluaskan informasi ,arahan, dan kerjasama lintas program , lintas . sektor.dalam upaya pembinaan kesehatan usia lanjut. B. Metode Pembinaan kesehatan usia lanjut dilaksanakan sebagai berikut dengan : 1, Menyesuaikan perencanaan pembinaan Kesehatan usia lanjut dalam perencanaan puskesmas. Menyesuaikan dengan kegiatan pokok lainn ya dalam lokal puskesmas, Ca 3. Menyesuaikan kondisi dan kebutuhan setempat. Dipindai dengan CamScanner 4. Mendorong terwujudnya peranserta masyarakat melalui lembaga swadaya masyarakat , PKK, organisasi sosial atau potensi lain yang ada C. Langkah Kegiatan 4. Perencanaan (P11) a. Diseminasi informasi pembinaan Kesehatan usia lanjut kepada staf puskesmas. b. Membuat kesepakatan diantara staf puskesmas tentang penatalaksanaan. . Melakukan bimbingan dan pelatihan kepada staf puskesmas. 4. Membuat rencana kegiatan yang diintegrasikan dalam rencana tahunan puskesmas ( pengumpulan data dasar, membuat peta lokasi dan masalahnya, membuat rencana kegiatan sesuai masalah ). e. Kerja sama dengan lintas sektor untuk member informasi dan menjelaskan perannya f. Melakukan Survey Mawas Diri bekerja sama dengan sektor terkalit 9. Melakukan musyawarah dengan masyarakat tentang upaya yang akan dilakukan. h. Membentuk kelompok kerja. i. Melakukan pembinaan teknis bersama sektor terkait. j. Mendorong pembentukan dan pembinaan usia lanjut di masyarakat secara mandir. 2. Pelaksanaan ( P2) a. Kegiatan Promotif. = Bertujuan meningkatkan gairah hidup usia lanjut agar merasa tetap dihargai dan berguna.misal penyuluhan dan senam b. Kegiatan Preventif. Bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyakit dan komplikasi yang diakibatkan oleh proses degenerative ( lewat KMS dan Buku Pemantauan Kesehatan Pribadi Lanit Usia ). c. Kegiatan kuratif. Upaya yang dilakukan adalah pengobatan dan perawatan d. Kegiatan Rehabilitatif. Upaya yang dilakukan _bersifat medic, psikoso pengembangan ketrampilan ial edukati, dan Dipindai dengan CamScanner —— w €. Kegiatan Rujukan. Upaya yang dilakukan untuk mendapat pelayanan kuratif dan rehabilitative yang memadai dan tepat waktu sesuai kebutuhan ke fasilitas yang lebih lengkap. 3. Pemantauan dan Pembinaan ( P3) Pemantauan dan pembinaan kesehatan usia lanjut dilakukan melalui Pencatatan dan pelaporan yang sesuai dengan simpus atau melalui pengamatan langsung.Pencatatan juga dialaksanakan untuk melihat keberhasilan kegiatan dengan menggunakan format pencatatan kegiatan pelayanan untuk memantau kemajuan kegiatan. Pemantauan dapat digunakan untuk mengendalikan proses pelaksanaan agar sesuai rencana, mengendalikan hubungan antar petugas lintas program dan lintas sektor agar saling mendukung dan tidak tumpang tindih. 4. Penilaian dan Pengembangan Penilaian kegiatan dilakukan dengan : a. Memanfaatkan data hasil pencatatan dan pelaporan rutin atau berkala, yang meliputi aspek masukan, proses, dan luaran. b. Pengamatan langsung terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan untuk mengetahui kemajuan dan hambatan yang ada ©. Study atau penelitian kusus untuk mengetahui kegiatan yang sudah dilakukan. Pengembangan kegiatan yang dilakukan a Peningkatan mutu pelayanan meliputi fasilitas, teknologi, tenaga, peningkatan suvervisi, pelatihan dan Penggalangan peran serta masyarakat serta pemanfaatan sumberdaya. b. Memperluas jangkauan pelayanan, menambah Jenis pelayanan ,dan jumlah tenaga pelaksana. Dipindai dengan CamScanner BABY Locistik Perencanaan lo pelaksanannya dilakukan coe adalah merencanakan kebutuhan logistik yang oleh : diajukan s Semua petugas penanggungjawab program kemudian 2: lanjut direncanakan dala, ‘a dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan kesehatan usia sesuai dengan taha M pertemuan lokakarya mini lintas program dan tintas sektor Pan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanaken. Kegia Statan di luar gedung Puskesmas membutunkan sarana dan prasarana yang meliputi Tensimeter Timbangan Berat Badan - Mikrotois - Stetoskop - Leaflet - Buku catatan kegiatan Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Upaya kesehatan Lanjut Usia berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator kesehatan usi lanjut berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan ( POA — Plan Of Action), BAB VI KESELAMATAN SASARAN Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan — tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain 4, Identifikasi Resiko. G Dipindai dengan CamScanner Penanggungjawab rus Y Program — sebelum i mengidentifikasi resiko terhadap segala k ve ee er Mungkinan yang dapat terjadi pada : Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan eee een Membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk Pak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya nce Pencegahan tisiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan 2. Analisis Resiko Saat pelaksanaan kegiatan. kegiatan dimulai Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dati pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko. Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi. 4. Rencana Upaya Pencegahan Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi. 5. Monitoring dan Evaluasi. Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang berjalan. G Dipindai dengan CamScanner KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan Upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu Pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada Perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya Seiring dengan kemajuan Iimu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu’semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja_dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat Pelindung diri yang benar. G Dipindai dengan CamScanner BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesual rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang ictal ditetapkan. Kinerja_ pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut: 1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual 2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan 3. Ketepatan metoda yang digunakan 4. Tercapainya indikator Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan. G Dipindai dengan CamScanner Pedoman Pelaksanaan upaya_kesel anu memberikan petunjuk dalam Pelaksanaan kegiatan upaya Puskesmas ABC |, penyusunan pedoman disesuaikan cereey Puskesmas, tenty ‘Saja_masih memerlukan inovasi-inovasi ba Pedoman yang berfaku secara nasional. Perubahan perbaikan, ke diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju- optimal. * Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam Pelayanan upaya kesehatan usia lanjut di puskesmas agar Penyimpangan atau Pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan. Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai