Anda di halaman 1dari 99

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

RUMAH SAKIT (SIMRS) PADA RSUD Dayaku Raja Kota


Bangun FRAMEWORK COBIT 5)

SKRIPSI

Oleh :
Aldi Warid Ihammullah
17.41.012

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
WIDYA CIPTA DHARMA
SAMARINDA
2020
EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
RUMAH SAKIT (SIMRS) PADA RSUD Dayaku Raja Kota
Bangun FRAMEWORK COBIT 5)

SKRIPSI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Komputer

Oleh :
Aldi Warid Ilhammullah
17.41.012

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
WIDYA CIPTA DHARMA
SAMARINDA
2020

ii
iii
iv
ABSTRAK

Aulia Safira, 2020, Analisis Pengukuran Tingkat Kematangan e-kelurahan


Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda Menggunakan COBIT
5.0 Pada Domain Deliver, Service, and Support (DSS). Skripsi jurusan Sistem
Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Cipta
Dharma, Pembimbing (I) Pitrasacha Adytia, ST.,MT, Pembimbing (II) Hanifah
Ekawati, S.Pd., M.Pd.

Kata Kunci : COBIT, DSS, Pengukuran tingkat kematangan.

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda merupakan salah satu


Organisasi Perangkat Daerah yang ada di kota Samarinda dan memiliki tugas
pokok dan fungsi dalam meningkatkan pelayanan publik dalam bidang teknologi
dan informasi. Bidang aplikasi dan layanan e-government menangani beberapa
pengembangan aplikasi dan salah satunya adalah e-kelurahan. E–kelurahan adalah
sebuah platform pelayanan informasi kelurahan berbasis teknologi informasi yang
terintegrasi dengan database kependudukan yang bertujuan untuk mewujudkan
kemajuan tata kelola pemerintahan dalam bidang TI yang baik di tingkat
Kelurahan. Saat ini Diskominfo bertanggung jawab melakukan pemeliharaan dan
support terkait penerapan e-kelurahan di Kelurahan. Dari tugas dan fungsi yang
telah disampaikan artinya Diskominfo mengelola operasi pada e-kelurahan dan
kematangan proses dalam mengelola operasi ini perlu diukur untuk dapat
senantiasa memberikan pelayanan yang baik.

Penelitian dilakukan untuk menganalisis sejauh mana tingkat kematangan


terkait implementasi e-kelurahan Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Samarinda dengan menggunakan pendekatan COBIT 5.0 pada salah satu domain
yaitu Deliver, Service, and Support (DSS).Dalam penelitian ini metode yang
digunakan adalah self-assessment dengan menggunakan standar level kapabilitas
dan skala rating.

Adapun hasil akhir dari penelitian ini yakni berupa rekomendasi untuk
meningkatkan level saat ini menuju level yang diinginkan.

v
ABSTRACT

Aulia Safira, 2020, Analysis of Measurement of the Maturity Level of e-


kelurahan at the Communication and Information Technology Office of
Samarinda City Using COBIT 5.0 in the Deliver, Service, and Support (DSS)
Domain. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Cipta
Dharma, Advisor (I) Pitrasacha Adytia, ST., MT, Advisor (II) Hanifah Ekawati,
S.Pd., M.Pd.

Keywords: COBIT, DSS, Measurement of the level of maturity.

The Communication and Informatics Office of Samarinda City is one of


the Regional Apparatus Organizations in the city of Samarinda and has a main
task and function in improving public services in the field of technology and
information. The field of e-government applications and services handles several
application developments and one of them is e-kelurahan. E-kelurahan is an
information technology-based urban village information service platform that is
integrated with a population database that aims to realize the progress of good
governance in the IT sector at the Kelurahan level. Currently, Diskominfo is
responsible for maintaining and supporting the implementation of e-kelurahan in
the Kelurahan. From the tasks and functions that have been conveyed, it means
that Diskominfo manages operations in e-kelurahan and the maturity of the
process in managing these operations needs to be measured so that it can always
provide good service.

The study was conducted to analyze the extent to which the level of
maturity associated with the implementation of e-kelurahan at the Samarinda City
Communication and Information Service using the COBIT 5.0 approach in one of
the domains, namely Deliver, Service, and Support (DSS). In this study the
method used was self- assessment using the standard capability level and rating
scale.

The final result of this research is a recommendation to increase the


current level to the desired level.

vi
RIWAYAT HIDUP

Aulia Safira, lahir tanggal 8 Mei 1998 di Samarinda


Kalimatan Timur. Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara
pasangan Bapak Muhammad Tauhid dan Ibu Asni Adam.
Memulai pendidikan taman kanak-kanak di TKIT Al-Azhar
pada tahun 2003 di Tanah Grogot dan lulus pada tahun 2004.
Kemudian melanjutkan pendidikan sekolah dasar di Sekolah
Dasar Islam Terpadu Al – Khawarizmi Tanah Grogot dan lulus
pada tahun 2010. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Tanah Grogot dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun yang sama
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tanah Grogot
dan lulus pada tahun 2016. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer Widya Cipta Dharma di Samarinda pada
tahun 2016.

Pada tanggal 01 Agustus 2019 sampai dengan 1 April 2020. Melakukan


Penelitian di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda.

vii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah

yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah – Nya maka penulisan

skripsi dengan judul “Analisis Pengukuran Tingkat Kematangan e - kelurahan

Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda Menggunakan COBIT

5.0 Pada Domain Deliver, Service, and Support (DSS)” dapat penulis selesaikan

dengan sebaik-baiknya.

Menyadari bahwa untuk penyelesaian laporan skripsi ini banyak sekali

kendala yang dihadapi, tidaklah mudah tanpa bantuan dari berbagai pihak yang

bersedia memberikan bantuan dari berbagai aspek. Maka melalui laporan skripsi

ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Nursobah, S.Kom., M.Kom sebagai Ketua Sekolah Tinggi

Manajemen Informatika dan Komputer Widya Cipta Dharma.

2. Ibu Dr. Heny Pratiwi, S.Kom., M.Pd., M.TI sebagai Ketua Program Studi

Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

Widya Cipta Dharma.

3. Bapak Pitrasacha Adytia, S.T., MT sebagai Pembimbing Utama yang telah

banyak memberikan arahan, bimbingan serta saran-saran sehingga

tersusunlah penulisan laporan skripsi ini.

4. Ibu Hanifah Ekawati, S.Pd., M.Pd sebagai Pembimbing Pendamping yang

telah banyak memberikan arahan, bimbingan serta saran-saran sehingga

tersusunlah penulisan laporan skripsi ini.

viii
5. Bapak H.Tommy Bustomi, S.Kom., M.Kom sebagai Ketua Penguji yang

telah memberikan sebagian waktu untuk menguji dan membahas penulisan

laporan skripsi ini.

6. Ibu Hj.Ekawati Yulsilviana, SP.,MM sebagai anggota Penguji yang telah

memberikan sebagian waktu untuk menguji dan membahas penulisan

laporan skripsi ini.

7. Orang Tua saya Bapak H. Muhammad Tauhid, S.Sos., MM dan Ibu Hj.

Asni Adam S.Ag, sebagai orang tua yang telah melahirkan, membesarkan,

dan merawat saya hingga saat ini.

8. Bapak Suparmin, SE., M.Eng selaku Kepala Bidang 4 Aplikasi & Layanan

E – Government yang selama ini banyak memberi saya masukan –

masukan selama penelitian.

9. Seluruh rekan-rekan SI PB angkatan 2016, terima kasih atas bantuan dan

dukungannya selama ini.

Akhir kata, semoga Allah memberikan balasan yang terbaik bagi semua

pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Samarinda, 29 Agustus 2020

Penulis

AULIA SAFIRA

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN...............................................................iii
ABSTRAK...........................................................................................................iv
ABSTRACT.........................................................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................2
1.3 Batasan Masalah.....................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian....................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian..................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan.............................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kajian Empirik........................................................................5
2.2 Kajian Teori............................................................................8
2.2.1 Definisi IT Governance..........................................................8
2.2.2 Definisi Audit..........................................................................9
2.2.3 Audit Sistem Informasi...........................................................10
2.2.4 Pengertian COBIT 5.0.............................................................11
2.2.5 Prinsip – prinsip COBIT 5......................................................13
2.2.6 Domain dan proses pada COBIT 5.........................................15
2.2.7 Monitor, Evaluate, and Assess (MEA)....................................16
2.2.8 Program Penilaian COBIT......................................................24
2.2.9 Self-assessment COBIT...........................................................25
2.2.10 Model Penilaian Kapabilitas Proses pada COBIT 5...............25
2.2.11 Skala Peringkat.......................................................................28
2.2.12 Tahapan Proses Menggunakan self-assessment......................29

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................35
3.2 Metodologi tahapan penelitian................................................35
3.2.1 Identifikasi Masalah................................................................36

3.2.2 Studi Literatur.........................................................................36


3.2.3 Penentuan domain COBIT 5...................................................36
3.2.4 Pengumpulan Data..................................................................37
3.2.5 Tahapan penelitian menggunakan self-assessment.................38
3.2.5.1 Menentukan tingkat kemampuan yang ingin dicapai.............38
3.2.5.2 Menentukan tingkat kemampuan saat ini...............................38
3.2.5.3 Analisis Kesenjangan..............................................................39
3.2.5.4 Verifikasi hasil........................................................................39
3.2.5.5 Merencanakan Proses Perbaikan............................................39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian.......................................................................40
4.1.1 Sejarah Singkat Diskominfo...................................................40
4.1.2 Struktur Organisasi.................................................................41
4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi.........................................................42
4.1.4 Visi dan Misi...........................................................................44
4.2 Pembahasan............................................................................45
4.2.1 Analisis Penentuan Domain....................................................45
4.2.2 Menentukan target yang ingin dicapai....................................46
4.2.3 Menentukan tingkat kemampuan saat ini...............................46
4.2.4 Menganalisa dan memproses hasil dari proses tingkat
kemampuan.............................................................................51
4.2.5 Analisis Kesenjangan (gap)....................................................52
4.2.6 Strategi Perbaikan untuk meningkatkan level 1 ke level 2.....52
4.2.7 Strategi Perbaikan untuk meningkatkan level 2 ke level 3.....53

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................55
5.2 Saran.......................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kajian Empirik.........................................................................................5


Tabel 2.2 Skala peringkat......................................................................................28
Tabel 2.3 Hasil Penilaian.......................................................................................33
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Kuesioner dari 7 responden.....................................46
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Perhitungan Kuesioner dari 7 responden.................49
Tabel 4.3 Pencapaian tingkat Kapabilitas DSS01..................................................50
Tabel 4.4 Rangkuman hasil pengukuran kapabilitas proses COBIT 5..................51
Tabel 4.5 Analisis Kesenjangan Gap.....................................................................52

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip COBIT 5..............................................................................13


Gambar 2.2 Model Kapabilitas Proses dalam COBIT 5......................................26
Gambar 2.3 Tahapan Proses Menggunakan COBIT Self-assessment.................30
Gambar 2.4 Contoh tabel ringkasan penilaian.....................................................30
Gambar 2.5 Contoh Template Penilaian Self-assessment.....................................31
Gambar 2.6 Tabel Ringkasan Penilaian Terperinci Bagian 2..............................32
Gambar 3.1 Tahapan penelitian secara garis besar..............................................35
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Kominfo Kota Samarinda......................41

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh Template Kuesioner Survey................................................59


Lampiran 2 RENSTRA Kominfo........................................................................66
Lampiran 3 Rekapan hasil kuesioner..................................................................71
Lampiran 4 Contoh hasil kuesioner....................................................................73
Lampiran 5 Daftar wawancara............................................................................80

xiii
15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah menjadi

kebutuhan dan tuntutan pada setiap instansi penyelenggara pelayanan publik.

Tidak terkecuali rumah sakit yang merupakan salah satu instansi penyelenggara

pelayanan publik dan untuk mewujudkan pelayanan yang baik kepada

masyarakat, maka diperlukan pengelolaan sistem informasi yang baik. Dalam

penggunaannya sistem informasi pada suatu instansi yaitu rumah sakit tentu

membutuhkan adanya mekanisme kontrol internal (Zulkarnaen, Wahyudi, &

Wijanarko, 2017). Evaluasi sebuah sistem informasi penting dilakukan untuk

mengukur sejauh mana penerapan sistem informasi yang sedang berjalan.

(Mustofa & Handani, 2017). Salah satu rumah sakit daerah di Kota Bangun yang

menggunakan pemanfaatan teknologi sistem informasi adalah RSUD Dayaku

Raja Kota Bangun. Pemanfatan teknologi informasi di rumah sakit diyakini dapat

memberikan kemudahan serta efisien dalam pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada bagian SIM

dan IT yaitu Bapak Hendi, Amd.Kom, di RSUD Dayaku Raja Kota Bangun sudah

memiliki sistem yang bernama sistem informasi manajemen rumah sakit

(SIMRS). SIMRS ini merupakan suatu aplikasi sistem enterprise pengelolaan

pelayanan rumah sakit yang bertujuan untuk membantu rumah sakit dalam

meningkatkan pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut.

Pada implementasinya terdapat laporan-laporan yang tidak sesuai di SIMRS

pada RSUD Dayaku Raja Kota Bangun, tidak sesuainya laporan tersebut karena

sering terjadi input ulang yang mengakibatkan input menjadi dua kali atau ada

yang tertinggal kemudian jika terdapat kendala pada saat terjadinya kesalahan
16

atau error pada SIMRS belum ada pengendalian penyelesaian dalam menangani

error tersebut dengan tepat waktu. Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan

terhadap SIMRS sehingga tidak diketahuinya kesalahan secara merinci dan pada

sampai saat ini SIMRS belum pernah dilakukannya tindakan evaluasi untuk

menilai percapaian tujuan SIMRS.

Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini adalah mengenai

evaluasi sistem informasi yang menggunakan COBIT 5 domain MEA (Monitor,

Evaluate and Asses) yang dilakukan oleh Erika, Megawaty dan Sauda (2017).

Dalam penelitian ini menggunakan model kapabilitas sebagai alat ukur terhadap

jawaban responden. Berdasarkan hasil capability level, tingkat kemampuan RSUD

dalam mengelola SIMRS berdasarkan domain Monitor, Evaluate, and Asses

(MEA) atau secara umum berada pada nilai 2,07 (Managed Process). Dipilihnya

penelitian terdahulu tersebut karena adanya kesamaan dalam penggunaan

framework COBIT dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini karena

sama-sama mengevaluasi SIMRS dan menggunakan framework COBIT 5.

Peneliti menggunakan framework COBIT 5 dengan difokuskan pada domain

MEA (Monitor, Evaluate, and Assess) sebagai acuan. Adapun difokuskan pada

domain tersebut berdasarkan masalah yang ada pada RSIA Bunda Arif

Purwokerto. yaitu untuk memantau, evaluasi dan menilai kesesuaian domain dengan

strategi rumah sakit dalam menilai kebutuhan rumah sakit dan apakah sistem saat ini

masih memenuhi tujuan yang telah dirancang dan kontrol yang diperlukan untuk

memenuhi persyaratan peraturan atau tidak. Pemantauan juga mencangkup masalah

penilaian independen terhadap efektivitas sistem pada kemampuan untuk memenuhi

tujuan bisnis dan proses kontrol perusahaan oleh auditor internal dan eksternal.

Domain MEA terdiri dari 3 control objective antara lain MEA01, MEA02 dan

MEA03.
17

1.2 Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang tersebut maka muncullah rumusan masalah

‘EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS)

PADA RSUD Dayaku Raja Kota Bangun FRAMEWORK COBIT 5)?’

1.3 Batasan Masalah

Untuk mencegah kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya,

maka perlu dilakukan batasan masalah sebagai berikut :

1. Proses auditing yang akan berjalan adalah seputar audit sistem informasi

berdasarkan standar framework COBIT 5.0.

2. Proses yang akan di audit adalah ini menerapkan salah satu domain yaitu

DSS01, mengelola operasi.

3. Pengukuran tingkat kematangan kemampuan dengan menggunakan Standar

Capability Level yang ada pada COBIT 5.0.


18

4. Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah self-

assessment dengan mengacu pada buku panduan Self-assessment Guide :

Using COBIT 5.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis tingkat kematangan Dinas Komunikasi dan Informatika dalam

menerapkan e – kelurahan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan laporan ini :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagaimana

melakukan proses auditing dalam ruang lingkup deliver, service and support

(DSS).

2. Bagi Perguruan Tinggi

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi

perguruan tinggi dimana organisasi dapat menambah wawasan kemampuan

mahasiswanya yang berkualitas serta memperkaya referensi yang dimiliki oleh

STMIK Widya Cipta Dharma, serta membimbing mahasiswa agar dapat

meningkatkan keterampilan sehingga menjadi lulusan yang potensial dan

berkualitas
19

3. Bagi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda untuk

memperhatikan hal – hal yang berhubungan dengan kualitas audit dari e-

kelurahan yang telah diterapkannya.

1.6 Sistematika Penelitian

Keseluruhan pembahasan penulisan ilmiah ini disusun berdasarkan sistematika

sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pembahasan meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang dasar-dasar teori yang digunakan dalam pembahasan hasil

penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi pembahasan mengenai waktu dan lokasi, metode pengumpulan data, dan

tahapan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang pembahasan sejarah DISKOMINFO Kota Samarinda dan hasil

pembahasan.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan pembahasan


20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Empirik

Kajian empirik terhadap peneliti terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kajian Empirik


No Nama Peneliti Judul Analisis
1. Dedy Hermanto Analisis Pengukuran Menggunakan Framework
dan Desy Iba Tingkat Kematangan cobit 4.1 pada domain
Ricoida (2014) Menggunakan Kerangka Deliver and Support (DS)
COBIT 4.1 (Studi Kasus dan Monitor and Evaluate
: PT SMI) (ME)
2. Titus Kristanto, Analisis Tingkat Menggunakan Framework
Lefi Andri Kematangan E - COBIT 5 pada domain
Lestari, dan Government Deliver, Service, and
Sulistyowati Menggunakan Support (DSS), Align,
(2016) Framework COBIT 5 Plan, and Organize (APO),
(Studi Kasus : Dinas Monitor, Evaluate, and
Perdagangan dan Assess (MEA).
Perindustrian Kota
Surabaya)
3. Achyar Al – Analisis Audit Sistem Menggunakan Framewok
Rasyid (2015) Informasi berbasis COBIT 5 pada domain
COBIT 5 Pada Domain Deliver, Service, and
Deliver, Service, and Support (DSS)
Support (DSS) (Studi
Kasus: SIM-BL di Unit
CDC PT Telkom Pusat.
TBK)

Sumber Dedy Hermanto dan Desy Iba Ricoida (2014). Analisis Pengukuran
Tingkat Kematangan Menggunakan Kerangka COBIT 4.1 (Studi Kasus :
PT SMI). Titus Kristanto, Lefi Andri Lestari, dan Sulistyowati (2016),
Analisis Tingkat Kematangan E -Government Menggunakan Framework
COBIT 5 (Studi Kasus : Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota
Surabaya). Achyar Al – Rasyid (2015), Analisis Audit Sistem Informasi
berbasis COBIT 5 Pada Domain Deliver, Service, and Support (DSS)
(Studi Kasus: SIM-BL di Unit CDC PT Telkom Pusat. TBK).
21

Adapun yang menjadi landasan penelitian terdahulu dalam penelitian ini

adalah sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan di bawah ini :

Penelitian yang dilakukan oleh Dedy Hermanto dan Desy Iba Ricoida

(2014) yaitu Analisis Pengukuran Tingkat Kematangan Menggunakan Kerangka

COBIT 4.1 (Studi Kasus : PT SMI) pada domain Deliver and Support (DS) dan

Monitor and Evaluate (ME). Hasil dan rekomendasi yang didapatkan dari

pengukuran tingkat kematangan TI masih berada pada level 3 yang merupakan

tingkatan di bawah dari yang diinginkan perusahaan SMI yaitu pada level 4,

tingkat kematangan level 4 dibutuhkan oleh PT.SMI agar tujuan perusahaan dapat

tercapai dengan pemanfaatan TI yang tepat guna. Adapun tahapan metodologi

penelitian yang digunakan adalah identifikasi masalah, penelusuran kepustakaan,

pengumpulan data, analisis dan penafsiran data, dan pengambilan keputusan.

Adapun hasil penelitian yang didapatkan adalah tingkat kematangan tata kelola TI

pada PT SMI rata-rata berada pada level 3 yaitu “defined” dan masih belum

berada pada tingkat kematangan yang diharapkan perusahaan. Belum

maksimalnya aturan dan dokumentasi yang terkait TI, serta belum ada standar

yang digunakan oleh manajemen untuk pengukuran TI.

Dalam Penelitian Titus Kristanto, Lefi Andri Lestari, dan Sulistyowati

(2016) tentang Analisis Tingkat Kematangan E – Government Menggunakan

Framework COBIT 5 (Studi Kasus: Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota

Surabaya). Dimana menggunakan Framework COBIT 5 pada domain Deliver,

Service, and Support (DSS), Align, Plan, and Organize (APO), Monitor, Evaluate,

and Assess (MEA). Metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini
22

dimulai dari menentukan objek penelitian, studi kepustakaan, pemilihan Domain

COBIT 5 , pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, verifikasi hasil,

strategi perbaikan, dan rekomendasi. Adapun hasil penelitian yang dilakukan

adalah proses DSS05, APO13, dan MEA01 berada pada level 3 (Established

Process). Sedangkan domain proses DSS04 dan APO01 berada pada level 2

(Managed Process).

Dalam Penelitian Achyar Al – Rasyid (2015) yang berjudul Analisis

Audit Sistem Informasi Berbasis COBIT 5 Pada Domain Deliver, Service, and

Support (DSS) (Studi Kasus: SIM-BL di Unit CDC PT Telkom Pusat. Tbk).

Dimana menggunakan framework COBIT 5 pada domain Deliver, Service, and

Support. Berdasarkan audit yang dilakukan pada Bina Lingkungan SGM CDC PT

Telkom menggunakan framework COBIT 5 pada Domain DSS (Deliver, Service

and Support). Metodologi penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan

pemetaan enterprise, lalu pemetaan IT Related Goals terhadap enterprise, lalu

pemetaan RACI. Selanjutnya meneliti kondisi existing dengan wawancara dan

kuisioner. Berikutnya dilakukan analisis capability level, lalu diketahui gap level,

dan dilakukan analisis gap, yang selanjutnya akan dihasilkan rekomendasi.

Adapun hasil dari penelitian ini adalah level capability keseluruhan yang

diperoleh berdasarkan keseluruhan rata-rata adalah 4, yang berarti sebagian besar

aktivitas pada domain DSS untuk Bina Lingkungan SGM CDC PT. Telkom telah

dilakukan, ada standar penerapan dalam melakukan proses tersebut, telah

termonitor, terukur, dan telah dilakukan perencanaan prediksi kedepan sudah

berjalan dengan baik.


23

Adapun perbedaan antara penelitian sebelumnya seperti pada tabel 2.1

dengan penelitian ini adalah jika ketiga penelitian tersebut ada yang menggunakan

maturity level maka pada penelitian ini menggunakan capability level. Selain itu

penelitian diatas lebih berfokus pada audit penilaian terhadap aplikasinya hingga

ke keamanan aplikasi, sedangkan penelitian ini berfokus pada penilaian

kematangan pelayanan e-kelurahan yang telah diimplementasikan.

2.2 Kajian Teori

Untuk mendukung analisis dari hasil penelitian, maka pada bab ini

menjelaskan tentang landasan-landasan teori yang digunakan dalam penelitian

yang diambil dari pengertian-pengertian yang sebenarnya.

2.2.1 Definisi IT Governance

Menurut Al-Rasyid (2015), IT Governance adalah istilah yang

menguraikan bagaimana suatu organisasi mengendalikan dan mengurus sumber

daya TI dengan mempertimbangkan TI dalam pengawasan , monitoring, kendali,

dan petunjuk terhadap sumber daya TI dan bagaimana TI diterapkan di dalam

entitas yang akan mempunyai suatu dampak yang besar terhadap pencapaian visi,

misi, tujuan strategis suatu organisasi. Berdasarkan definisi – definisi tersebut,

penekanan IT Governance adalah pada penyelarasan antara TI dengan tujuan

bisnis suatu perusahaan dimana ada kaitannya dengan kewenangan top-level

management.

Menurut Suryono, dkk (2018), IT Governance atau Tata Kelola

Teknologi Informasi (TI) adalah sebagai tanggung jawab eksekutif dan dewan

direksi, sebagai bagian dari tata kelola bisnis yang terdiri atas kepemimpinan,

struktur dan proses –


24

proses organisasi, yang akan memastikan bahwa TI organisasi tersebut bisa

mendukung dan menyampaikan tujuan strategis organisasi. Pentingnya Tata

Kelola Teknologi Informasi :

1. Adanya perubahan peran TI, dari peran efisiensi ke peran strategis yang harus

ditangani level korporat.

2. Banyak proyek strategis TI yang penting namun gagal dalam pelaksanaannya

karena hanya ditangani oleh teknisi TI.

3. Keputusan TI di dewan direksi sering bersifat ad hoc atau tidak terencana

dengan baik.

4. TI merupakan pendorong utama proses transformasi bisnis yang memberi

imbas penting bagi organisasi dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan strategis.

5. Kesukaan pelaksanaan TI harus dapat terukur melalui metrik tata kelola TI.

Maka dapat disimpulkan bahwa IT Governance atau Tata Kelola

Teknologi Informasi (TI) adalah penyelarasan teknologi informasi dengan tujuan

bisnis.

2.2.2 Definisi Audit

Menurut Suryono, dkk (2018) menyatakan bahwa audit pada dasarnya

adalah proses sistematis dan obyektif dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti

– bukti tindakan ekonomi, guna memberikan asersi/pernyataan dan menilai

seberapa jauh tindakan ekonomi sudah sesuai dengan kriteria yang berlaku dan

mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak terkait.

Menurut Al-Rasyid (2015), audit adalah proses pengumpulan dan

penilaian bahan bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan


25

kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan

oleh orang berkompeten dan independen. Pengertian audit secara umum dapat

disederhanakan sebagai berikut : audit adalah kegiatan mengumpulkan informasi

faktual dan signifikan melalui interaksi (pemeriksaan, pengukuran, dan penilaian

serta penarikan kesimpulan) secara sistematis, objektif dan terdokumentasikan

yang berorientasi pada asas nilai manfaat. Sekarang ini jenis audit telah

berkembang mencakup berbagai bagian atau fungsi yang ada dalam organisasi,

antara lain audit manajemen, audit operasional, audit mutu, audit keuangan, audit

sistem informasi, audit komunikasi, audit lingkungan, audit pemasaran, dan audit

sumber daya manusia

2.2.3 Audit Sistem Informasi

Menurut Angelia, dkk (2018) Audit Sistem Informasi adalah proses

mengumpulkan dan evaluasi suatu bukti menentukan apakah sistem aplikasi

terkomputerisasi menetapkan serta Menerapkan sistemnya dalam pengendalian

intern secara memadai, terjamin integritas datanya dan penyelenggaraan sistem

informasi berbasis komputer secara efektif.

Menurut Gunawan dan Andry (2017), Audit Sistem Informasi atau

Teknologi Informasi pada hakikatnya merupakan salah satu dari bentuk audit

operasional, tetapi kini audit teknologi informasi sudah dikenal sebagai satu

satuan jenis audit tersendiri yang tujuan utamanya lebih untuk meningkatkan tata

kelola TI. Sebagai suatu audit operasional terhadap manajemen sumber daya

informasi, yaitu efektivitas, efisiensi, dan ekonomis tidaknya unit fungsional

sistem informasi pada suatu organisasi. Dengan diperkenalkan COBIT, kini tujuan

audit bukan hanya


26

terbatas pada konsep klasik saja, melainkan kini menjadi: efektivitas, efisiensi,

kerahasiaan, keterpaduan, ketersediaan, kepatuhan pada kebijakan/aturan dan

keandalan sistem informasi. Dalam pelaksanaannya, jenis audit ini berkembang

dalam beberapa variannya:

1. Pemeriksaaan operasional (operational audit) terhadap pengelolaan sistem

informasinya, atau lebih tepatnya terhadap tata-kelola teknologi informasi (IT

governance),

2. General information review audit terhadap sistem informasi secara umum pada

suatu organisasi tertentu,

3. Audit terhadap aplikasi tertentu yang sedang dikembangkan (quality assurance

pada tahap system development).

Maka dapat disimpulkan bahwa audit sistem informasi adalah audit

tersendiri dan bukan merupakan bagian dari audit laporan keuangan, perlu

dilakukan untuk memeriksa tingkat kematangan atau kesiapan suatu organisasi

dalam melakukan pengelolaan teknologi informasi (IT Governance). Audit TI

berfokus pada aspek berbasis komputer dari sistem informasi organisasi dan

sistem modern menggunakan tingkat teknologi yang signifikan.

2.2.4 Pengertian COBIT 5.0

Menurut Al-Rasyid (2015) COBIT adalah kerangka IT governance yang

ditujukan kepada manajemen, staf pelayanan TI, control departement, fungsi

audit dan lebih penting lagi bagi pemilik proses bisnis (business process owners),

untuk memastikan confidentiality, integrity dan availability data serta informasi

sensitif dan kritikal. COBIT telah berkembang menjadi IT Governance

framework yang
27

paling signifikan dan juga cocok digunakan untuk audit karena COBIT

menyediakan pedoman komprehensif di lingkungan proses-proses TI dan

hubungannya dengan tujuan bisnis. COBIT adalah sekumpulan dokumentasi best

practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user),

dan manajemen, untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol

dan masalah-masalah teknis TI. COBIT bermanfaat bagi auditor karena

merupakan teknik yang dapat membantu dalam identifikasi IT control issues.

Menurut Suryono (2015), COBIT 5 (Control Objectives For

Information and Related Technology) merupakan generasi terbaru dari panduan

ISACA dibuat berdasarkan pengalaman penggunaan COBIT selama lebih dari 15

tahun oleh banyak perusahaan dan penggunaan dari bidang bisnis, komunitas, IT,

risiko, asuransi, dan keamanan. COBIT 5 mendefinisikan dan menjelaskan secara

rinci sejumlah tata kelola dan manajemen proses. COBIT 5 menyediakan

kerangka kerja yang komprehensif yang membantu perusahaan dalam mencapai

tujuan mereka untuk tata kelola dan manajemen aset informasi perusahaan dan

teknologi (IT). Secara sederhana, membantu perusahaan menciptakan nilai yang

optimal dari IT dengan menjaga keseimbangan antara mewujudkan manfaat dan

mengoptimalkan tingkat resiko dan penggunaan sumber daya. COBIT 5

menggunakan praktik tata kelola dan manajemen untuk menjelaskan tindakan

praktik yang baik untuk efek tata kelola dan manajemen lebih perusahaan IT.

COBIT 5 tidak dimaksudkan untuk menggantikan salah satu kerangka kerja atau

standar lainnya, tetapi untuk menekankan tata kelola dan manajemen serta

mengintegrasikan praktik pengelolaan terbaik pada perusahaan. COBIT 5,

memiliki kriteria informasi asli


28

yaitu : Efisiensi, Efektivitas, Kerahasiaan, Integritas, Ketersediaan, Kepatuhan, dan

Kehandalan.

2.2.5 Prinsip – prinsip COBIT 5

Gambar 2.1 Prinsip COBIT 5


Sumber : ISACA, 2012

Menurut Al-Rasyid (ISACA, 2012) bahwa COBIT 5 memiliki 5 prinsip

dasar :

1. Memenuhi kebutuhan stakeholder.

2. Melingkupi tata kelola dan proses kerja End-to-End Enterprise

3. Mengaplikasikan sebuah kerangka kerja yang terintegrasi.

4. Pendekatan keseluruhan untuk kemampuan tata kelola dan

manajemen/pengaturan.

5. Pemisahan antara tata – kelola dengan manajemen/pengaturan.

Menurut Suryono (2018) COBIT 5 (Control Objectives Information and

Related Technology) secara umum memiliki 5 prinsip dasar antara lain :


29

1. Meeting Stakeholder Needs. Terdapat usaha dari perusahaan untuk

menciptakan nilai bagi para stakeholder dengan menjaga keseimbangan

antara realisasi manfaat, optimalisasi risiko, dan penggunaan sumber daya.

2. Covering the Enterprise End-to-End. Bermanfaat untuk mengintegrasikan

tata kelola TI perusahaan ke dalam tata kelola perusahaan. Sistem tata kelola

TI yang digunakan COBIT 5 dapat menyatu dengan sistem tata kelola

perusahaan dengan lancar. Prinsip kedua ini dibutuhkan untuk mengatur dan

mengelola TI perusahaan dimanapun informasi diproses, baik layanan TI

internal maupun eksternal.

3. Applying a Single Integrated Framework. Terdapat banyak standar yang

berkaitan dengan IT, masing-masing memberikan panduan pada subset dari

kegiatan IT. COBIT 5 sejalan dengan standar lain yang relevan dan kerangka

pada tingkat tinggi. Dengan demikian, COBIT 5 dapat menjadi kerangka

menyeluruh untuk tata kelola dan manajemen perusahaan.

4. Enabling a Holistic Approach. Tata kelola dan manajemen perusahaan yang

efektif dan efisien membutuhkan pendekatan menyeluruh, dengan

mempertimbangkan beberapa komponen yang saling berinteraksi.

5. Separating Governance From Management. COBIT membuat perbedaan

yang cukup jelas antara tata kelola dan manajemen. Kedua hal tersebut

mencakup berbagai kegiatan yang berbeda, memerlukan struktur organisasi

yang berbeda, dan melayani untuk tujuan berbeda pula.


30

2.2.6 Domain dan Proses pada COBIT 5

Menurut Al-Rasyid (2015), COBIT 5 memiliki 5 domain yang terbagi

dalam domain governance dan management, masing- masing domain memiliki

proses yang memungkinkan untuk mencapai tujuannya. Satu domain berasal dari

area governance of enterprise IT adalah (Evaluate, Direct, and Monitor) EDM

yang terdiri dari 5 proses. Sedangkan domain yang berasal dari management of

enterprise IT sejalan dengan tanggung jawab pada area plan, build, run, and

monitor (PBRM). Terdapat 38 sub - sub proses yang dipecah ke dalam masing-

masing domain sebagai berikut :

1. Align, Plan and Organize (APO) dengan 13 proses.

Domain yang membahas rencana, strategi, dan fokus pada pencapaian objek

bisnis. Realisasi dari strategi visi dibutuhkan untuk direncanakan,

dikomunikasikan, dan dikelola untuk menghasilkan perspektif.

2. Build, Acquire and Implement (BAI) dengan 10 proses.

Menyediakan solusi dan layanan agar dapat digunakan. Untuk merealisasikan

strategi teknologi informasi, solusi teknologi yang dibutuhkan, telah dibangun

atau diperoleh, maupun sudah diimplementasikan harus sesuai dengan objek

bisnis.

3. Deliver, Service and Support (DSS) dengan 6 proses.

Domain yang membahas pengiriman dan dukungan dari layanan yang

dibutuhkan, termasuk fasilitas operasional dukungan layanan pengguna dan

manajemen keamanan.
31

4. Monitor, Evaluate and Assess (MEA) dengan 3 proses.

Mengamati semua proses untuk memastikan mengikuti arahan yang

disediakan. Semua proses teknologi informasi dibutuhkan untuk dinilai setiap

waktu agar menjaga kualitas dan pemenuhan dengan kebutuhan-kebutuhan

pengendalian. Domain mencakup kinerja manajemen, monitoring kontrol

internal, berkaitan dengan tata kelola.

2.2.7 Domain Deliver, Service, and Support (DSS).

Menurut Andry dan Christiano (2018), Domain DSS berkaitan dengan

pengiriman aktual dan dukungan layanan yang dibutuhkan, yang meliputi

pelayanan, pengelolaan keamanan dan kelangsungan, dukungan layanan bagi

pengguna, dan manajemen data , serta fasilitas operasional. Dalam Domain DSS

terdapat 6 sub domain yaitu :

1. DSS01 - Mengelola operasi (Manage Operations).

2. DSS02 - Mengelola permintaan layanan dan insiden (Manage Service Request

and Incident).

3. DSS03 - Mengelola masalah (Manage Problems).

4. DSS04 - Mengelola kontinuitas (Manage Continuity).

5. DSS05 - Mengelola layanan keamanan (Manage Security Services).

6. DSS06 - Mengelola kontrol proses bisnis (Manage Business Process Controls).

2.2.7.1 DSS01 - Mengelola operasi (Manage Operations).

Sub Domain :

1. DSS01.01 Perform operational procedures

2. DSS01.02 Manage outsourced IT services.


32

3. DSS01.03 Monitor IT infrastructure

4. DSS01.04 Manage the environment

5. DSS01.05 Manage facilities

Deskripsi Proses:

Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan serta prosedur operasional

yang diperlukan untuk memberikan layanan TI internal dan outsource,

termasuk pelaksanaan prosedur operasi standar yang telah ditentukan

sebelumnya dan kegiatan pemantauan yang diperlukan.

Pernyataan Tujuan Proses :

Memberikan hasil pelayanan operasional TI sesuai dengan rencana.

Process Goals and Metrics

1. DSS01.01 : Melakukan prosedur operasional (Perform operational

procedures).

Menjaga dan melakukan prosedur operasional serta tugas operasional

secara andal dan konsisten. Aktivitas pada subdomain ini adalah :

1) Mengembangkan dan memelihara prosedur operasional dan kegiatan

terkait untuk mendukung semua layanan yang disampaikan.

2) Menjaga jadwal kegiatan operasional, melakukan aktivitas, dan

mengelola kinerja dan throughput kegiatan yang dijadwalkan.

3) Memverifikasi bahwa semua data yang ada siap untuk diterima dan

diproses sepenuhnya ,secara akurat dan tepat waktu. Memberikan

output sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Mendukung kebutuhan


33

restart dan reprocessing. Memastikan bahwa pengguna menerima

hasil yang tepat secara aman dan tepat waktu.

4) Memastikan bahwa standar keamanan yang berlaku telah terpenuhi

untuk penerimaan, pemrosesan, penyimpanan dan keluaran data

dengan cara yang sesuai dengan tujuan perusahaan, persyaratan

kebijakan dan peraturan keamanan perusahaan.

2. DSS01.02 Mengelola layanan IT outsourcing (Manage outsourced IT

services)

Mengelola pengoperasian layanan TI dari luar negeri untuk menjaga

perlindungan informasi perusahaan dan keandalan penyampaian

layanan.

Aktivitas pada subdomain ini adalah :

1) Memastikan bahwa persyaratan perusahaan untuk keamanan proses

informasi dipatuhi sesuai dengan kontrak dan SLA dengan pihak

ketiga yang menyelenggarakan atau menyediakan layanan.

2) Memastikan bahwa persyaratan operasional dan pemrosesan bisnis

perusahaan dan persyaratan pemrosesan TI diprioritaskan sesuai

dengan kontrak dan SLA dengan pihak ketiga yang menjadi tuan

rumah atau menyediakan layanan.

3) Mengintegrasikan proses manajemen TI internal yang penting dan

kapasitas manajemen perubahan, manajemen konfigurasi,

permintaan layanan dan manajemen kejadian, manajemen masalah,


34

manajemen keamanan, kelangsungan bisnis, dan pemantauan proses

kinerja dan pelaporan.

4) Merencanakan audit independen dan jaminan lingkungan

operasional penyedia layanan outsource untuk memastikan bahwa

persyaratan yang disepakati ditangani dengan baik.

3. DSS01.03 Memantau infrastruktur TI (Monitor IT infrastructure)

Memantau infrastruktur TI dan acara terkait. Menyimpan informasi

yang cukup dalam log operasi untuk memungkinkan rekonstruksi,

peninjauan dan pemeriksaan terhadap urutan waktu operasi dan

aktivitas lain yang disekitarnya atau operasi pendukung. Aktivitas pada

subdomain ini adalah:

1) Mencatat Log peristiwa, mengidentifikasi tingkat informasi yang

akan dicatat berdasarkan pertimbangan resiko dan kinerja.

2) Mengidentifikasi dan memelihara daftar aset infrastruktur yang

perlu dipantau berdasarkan kekritisan layanan dan hubungan antara

item konfigurasi dan layanan yang bergantung padanya.

3) Menentukan dan menerapkan peraturan yang mengidentifikasi dan

mencatat pelanggaran ambang batas dan kondisi kejadian.

Menemukan keseimbangan antara kejadian palsu dan kejadian

penting sehingga log peristiwa tidak dipenuhi dengan informasi

yang tidak perlu.


35

4) Menghasilkan event log dan menyimpannya untuk beberapa

periode jangka waktu untuk membantu penyelidikan di masa

mendatang jika diperlukan.

5) Menetapkan prosedur untuk memantau log peristiwa dan

melakukan peninjauan.

6) Memastikan informasi insiden dibuat secara tepat waktu pada saat

pemantauan, mengidentifikasi penyimpangan dari ambang batas

yang ditentukan.

4. DSS01.04 Mengelola lingkungan (Manage the environment)

Mempertahankan tindakan untuk perlindungan terhadap faktor

lingkungan. Memasang peralatan dan perangkat khusus guna memantau

dan mengendalikan lingkungan. Aktivitas pada subdomain ini adalah :

1) Mengidentifikasi bencana alam dan bencana karena manusia yang

mungkin terjadi di area dimana fasilitas TI berada, serta dapat

menilai dampak yang terjadi pada fasilitas TI tersebut.

2) Mengidentifikasi bagaimana peralatan TI, termasuk peralatan yang

didalam maupun yang off-site, dilindungi dari ancaman lingkungan.

Memastikan bahwa kebijakan tersebut dibatasi atau mengecualikan

makan, minum dan merokok di area sensitif, dan melarang

penyimpanan alat tulis dan perlengkapan lainnya yang

menimbulkan bahaya kebakaran di dalam ruang komputer.

3) Menempatkan dan membangun fasilitas TI untuk meminimalkan

dan mengurangi kerentanan terhadap ancaman lingkungan.


36

4) Secara teratur memantau dan merawat perangkat yang secara

proaktif mendeteksi ancaman lingkungan (mis., kebakaran, air,

asap, kelembaban).

5) Menanggapi alarm atau notifikasi jika terjadi bencana. Prosedur

dokumentasi dan pengujian harus mencakup prioritas alarm dan

kontak dengan pihak tanggap darurat setempat, serta melatih SDM

dalam prosedur ini.

6) Membandingkan langkah – langkah dan rencana kontinjensi

terhadap persyaratan polis asuransi dan melaporkan hasilnya.

7) Memastikan bahwa fasilitas TI yang dibuat dan dirancang untuk

meminimalkan dampak resiko terhadap lingkungan (mis.,

pencurian, udara, api, asap, air, getaran, teror, vandalisme, bahan

kimia, bahan peledak). Mempertimbangkan zona keamanan khusus

dan/atau sel yang tahap api (misal, menemukan lingkungan

produksi dan pengembangan server dari satu sama lain).

8) Menjaga agar fasilitas TI dan ruang server bersih dan dalam

kondisi yang aman setiap saat (yaitu, tidak berantakan, tidak ada

kotak kertas atau kardus, tidak ada tong sampah yang penuh, tidak

ada bahan kimia atau bahan yang mudah terbakar).

5. DSS01.05 Mengelola Fasilitas (Manage Facilities)

Mengelola fasilitas, termasuk peralatan listrik dan komunikasi, sesuai

dengan peraturan perundang-undangan, persyaratan teknis dan bisnis,


37

spesifikasi vendor, dan pedoman keselamatan dan kesehatan kerja.

Aktivitas pada subdomain ini adalah :

1) Memeriksa persyaratan fasilitas TI untuk perlindungan terhadap

fluktuasi daya, bersamaan dengan persyaratan perencanaan

kesinambungan bisnis lainnya. Membuat agar peralatan penting

yang dipakai tidak terputus dan sesuai (mis., baterai, generator)

guna mendukung perencanaan kesinambungan bisnis.

2) Melakukan pengujian secara teratur terhadap mekanisme catu daya

agar tidak pernah terputus, dan memastikan bahwa catu daya dapat

beralih ke pemasok lain tanpa ada efek yang signifikan pada

operasi bisnis.

3) Memastikan fasilitas yang menampung sistem TI memiliki lebih

dari satu sumber untuk utilitas dependen (misalnya, listrik,

telekomunikasi, air, gas). Memisahkan pintu masuk fisik setiap

utilitas.

4) Memastikan bahwa pemasangan kabel di luar lokasi TI, berada di

bawah tanah atau memiliki perlindungan alternatif yang sesuai.

Menentukan bahwa pemasangan kabel di dalam area TI yang

berada dalam saluran yang aman, dan cabinet kabel memiliki akses

terbatas pada petugas yang berwenang saja. Melindungi

pemasangan kabel dengan benar terhadap kerusakan akibat

kebakaran, asap, air, intersepsi dan gangguan.


38

5) Memastikan pemasangan kabel dan perbaikan fisik (data dan

telepon) terstruktur dan diatur. Struktur kabel dan saluran harus

didokumentasikan (mis., rencana pembangunan blueprint dan

diagram pengkabelan).

6) Menganalisis fasilitas ketersediaan sistem perumahan dengan

persyaratan redundansi dan kegagalan pemasangan kabel (eksternal

dan internal).

7) Memastikan bahwa fasilitas TI yang ada telah mematuhi peraturan

perundang – undangan, pedoman, serta spesifikasi kesehatan dan

keselamatan yang relevan.

8) Mendidik SDM dengan baik tentang peraturan perundang –

undangan, pedoman kesehatan dan keselamatan kerja. Melakukan

pelatihan ketika terjadi kebakaran dan langkah yang harus diambil

dalam melakukan penyelamatan.

9) Mencatat, memantau, mengelola dan menyelesaikan insiden sesuai

dengan prosedur yang tersedia. Membuat laporan mengenai insiden

yang terjadi di mana diperlukan pengetahuan dalam hal peraturan

perundang – undangan.

10) Memastikan bahwa peralatan TI dipelihara sesuai dengan interval

dan spesifikasi layanan yang direkomendasikan pemasok.

Pemeliharaan harus dilakukan hanya oleh petugas yang berwenang.

11) Menganalisis perubahan fisik pada area TI untuk menilai kembali

resiko alam yang dapat terjadi (mis., kebakaran atau kerusakan air).
39

Melaporkan hasil analisis ini terhadap kesinambungan bisnis dan

pengelolaan fasilitas.

2.2.8 Program Penilaian COBIT.

Program penilaian COBIT dirancang untuk perusahaan atau organisasi

yang ingin menilai tingkat kemampuan proses TI mereka. Seperti biasanya

penilaian akan digunakan sebagai bagian dari proses program perbaikan suatu

perusahaan dan kemudian dapat digunakan untuk laporan secara internal untuk

manajemen eksekutif perusahaan atau direksi berdasarkan kebutuhan bisnis

mereka. Penilaian tersebut dapat digunakan sebagai bagian dari inisiasi program

perbaikan atau untuk menilai kemajuan setelah masa proses perbaikan. Program

penilaian COBIT meliputi:

1. COBIT Process Assessment Model (PAM): Using COBIT 5 :

1) Berdasarkan COBIT 5 dan International Organization for

Standardization (ISO) / International Electrotechnical Commission (IEC)

15504, model ini merupakan dasar untuk penilaian suatu perusahaan

dalam proses TI menggunakan COBIT 5. Proses penilaian ini

berdasarkan bukti yang kuat dan handal, proses penilaian yang konsisten

dan berulang di bidang tata kelola dan manajemen TI perusahaan.

2) Model penilaian ini memungkinkan penilaian internal oleh perusahaan

untuk mendukung dalam perbaikan proses.

2. COBIT Assessor Guide : Using COBIT 5 : Produk ini mendukung mereka

yang ingin melakukan penilaian yang bersifat formal dan berbasis bukti.
40

3. COBIT Self-assessment Guide : Using COBIT 5 : Produk ini telah

dikembangkan untuk mendukung kinerja yang lebih sederhana dan tidak

memerlukan bukti.

4. COBIT Assessment Programme Tool Kit : Using COBIT 5 : Alat ini

mendukung kegiatan penilaian proses dan termasuk template-scoping. Alat

yang didukung antara lain COBIT Assessor Guide : Using COBIT 5 dan

COBIT Self-assessment Guide : Using COBIT 5 dan termasuk pemetaan

untuk : Tujuan bisnis dan tujuan IT.

2.2.9 Self-assessment COBIT

Panduan self-assessment disediakan sebagai publikasi ‘penilaian

mandiri’, yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan penilaian yang

sederhana untuk mengetahui tingkat kemampuan proses TI mereka. Hal ini

mungkin menjadi pelopor untuk perusahaan agar kedepannya melakukan

penilaian yang lebih profesional dan penilaian yang menggunakan bukti.

Pendekatan ini didasarkan pada PAM (Process Assessment Model) COBIT yang

digunakan dalam program penilaian COBIT, tetapi tidak memerlukan bukti –

bukti yang kuat dalam mendukung self-assessment dan juga tidak memerlukan

penggunaan PAM COBIT. Informasi yang cukup dari PAM COBIT dan template

self-assessment telah disediakan berguna untuk menyederhanakan proses.

2.2.10 Model Penilaian Kapabilitas Proses pada COBIT 5

Model penilaian kapabilitas proses pada COBIT 5 berdasarkan pada

ISO/IEC 15504, standar mengenai Software Engineering dan Process Assessment.

Model ini mengukur performansi tiap-tiap proses tata kelola (EDM- based) atau
41

proses manajemen (PBRM based), dan dapat mengidentifikasi area-area yang perlu

untuk ditingkatkan performansinya seperti terlihat pada gambar 2.2.

Kapabilitas proses merupakan karakteristik dari kemampuan sebuah

proses untuk mencapai tujuan bisnis saat ini ataupun saat mendatang. Penilaian

kapabilitas proses dilakukan untuk mengidentifikasi level kapabilitas proses

tertentu dan kemudian menentukan langkah selanjutnya untuk melakukan

peningkatan terhadap kapabilitas proses tersebut. Pengukuran kapabilitas akan

didasarkan pada atribut proses (PA). Setiap atribut mendefinisikan aspek tertentu

dari kapabilitas proses. Kombinasi pencapai atribut proses tersebut akan

menentukan level kapabilitas proses.

Gambar 2.2 Model Kapabilitas Proses dalam COBIT 5


Sumber : ISACA,2012
Level kapabilitas proses yang digunakan di dalam penilaian proses

terdiri dari enam level yaitu :

1. Level 0 (Incomplete Process) yaitu proses tidak diimplementasi atau gagal

mencapai tujuan proses. Terdapat sedikit atau tidak ada bukti pencapaian

tujuan proses secara sistematis


42

2. Level 1 (Performed Process) yaitu implementasi proses mencapai tujuannya.

Atribut proses yang mencerminkan pencapaian level ini adalah PA1.1 process

performance. PA 1.1 mengukur sampai sejauh mana tujuan proses dicapai.

Hasil pencapaian atribut ini tercermin dari setiap proses menghasilkan keluaran

yang diharapkan.

3. Level 2 (Managed Process) yaitu proses pada level 1 di implementasi ke dalam

sebuah pengaturan proses (direncanakan, dimonitor, dan dievaluasi) dan

produk kerja proses tersebut ditetapkan, dikontrol, dan dipertahankan secara

tepat. Atribut yang terdapat pada level ini adalah :

1) PA 2.1 performance management : mengukur sampai sejauh mana

pelaksanaan proses diatur.

2) PA 2.2 work product management : mengukur sampai sejauh mana produk

kerja diproduksi oleh proses yang telah diatur dengan baik.

4. Level 3 (Established) yaitu proses pada level 2 diimplementasi menggunakan

proses yang terdefinisi dan mampu mencapai hasil proses. Atribut yang

terdapat pada level ini adalah :

1) PA 3.1 process definition : mengukur sejauh mana proses didefinisikan

untuk mendukung pelaksanaan proses.

2) PA 3.2 process deployment : mengukur sejauh mana standar proses

dilaksanakan secara efektif.

5. Level 4 (Predictable) – yaitu proses pada level 3 dijalankan dengan batasan

yang telah terdefinisi untuk mencapai hasil proses. Atribut yang terdapat pada

level ini adalah :


43

1) PA 4.1 process measurement : mengukur sejauh mana hasil pengukuran

digunakan untuk menjamin pelaksanaan proses dapat mendukung

pencapaian tujuan organisasi.

2) PA 4.2 process control : mengukur sejauh mana proses diatur secara

kuantitatif untuk menghasilkan sebuah proses yang stabil dan dapat

diprediksi sesuai dengan batasan yang didefinisikan.

6. Level 5 (Optimizing Process) yaitu proses pada level 4 ditingkatkan secara

berkelanjutan untuk memenuhi tujuan organisasi saat ini dan saat mendatang.

Atribut yang terdapat pada level ini adalah :

1) PA 5.1 process innovation : pengukuran sejauh mana perubahan proses

diidentifikasi dari pelaksanaan proses dan dari pendekatan inovasi

terhadap pelaksanaan proses.

2) PA 5.2 process optimization : mengukur sejauh mana perubahan

didefinisikan, mengelola pelaksanaan proses secara efektif untuk

mendukung pencapaian tujuan peningkatan proses.

2.2.11 Skala Peringkat (Rating Scale)

Tabel 2.2 Skala Peringkat


Skala Peringkat
N Not Achieved 0 sampai dengan 15%
P Partially Achieved >15 sampai dengan 50%
L Largely Achieved >50 sampai dengan 85%
F Fully Achieved >85 sampai dengan 100%
Sumber : ISACA, 2012

Skala yang digunakan untuk menilai atribut proses yaitu :

1. N : Not Achieved (0 sampai dengan 15%)


44

Terdapat sedikit atau tidak terdapat sama sekali bukti pencapaian

atribut terhadap proses yang dinilai.

2. P : Partially Achieved (>15% sampai dengan 50%)

Terdapat beberapa bukti pendekatan dan beberapa pencapaian atribut

proses yang dinilai. Beberapa aspek pencapaian atribut mungkin tidak

dapat diprediksi.

3. L : Largely Achieved (>50% sampai dengan 85%)

Terdapat bukti pendekatan sistematik dan pencapaian yang signifikan

terhadap atribut proses yang dinilai. Beberapa kelemahan terkait

atribut ini mungkin terdapat di dalam proses yang dinilai.

4. F : Fully Achieved (>85% sampai dengan 100%)

Terdapat bukti lengkap dan pendekatan sistematik serta pencapaian

penuh terhadap atribut proses yang dinilai. Tidak terdapat kelemahan

terkait atribut yang terdapat di dalam proses yang dinilai.

sebelumnya) dan peringkat tersebut diterjemahkan ke dalam skala

persentase yang menunjukkan tingkat pencapaian.

2.2.12 Tahapan Proses Menggunakan COBIT self-assessment

Proses menggunakan COBIT self-assessment, ditunjukkan pada gambar

2.3, merupakan pendekatan yang disederhanakan untuk melakukan penilaian yang

tidak memerlukan bukti, tidak memerlukan penilai independen atau bersertifikat

dan dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan sebagai pendahulu untuk

penilaian yang lebih formal. Penilaian diri dapat mengidentifikasi kesenjangan


45

proses yang memerlukan perbaikan sebelum penilaian formal; itu dapat

dilakukan untuk investasi yang relatif kecil dan membantu manajemen perusahaan

dalam menetapkan tingkat kemampuan target.

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3


Menentukan kemampuan
level 2 - 5
Menentukan proses Menentukan
menentukan ruang lingkup kemampuan level 1
Langkah 5 Langkah 4
Merencanakan proses Mencatat dan merangkum
perbaikan tingkat kemampuan saat ini

Gambar 2.3 Tahapan Proses menggunakan COBIT self-assessment


Sumber : ISACA, 2012
Adapun penjelasan mengenai tahapan – tahapan pada self-assessment

adalah sebagai berikut :

1. Langkah 1 – Menentukan proses untuk menentukan ruang lingkup.

Langkah pertama dalam self-assessment adalah memutuskan proses

apa yang akan dinilai. Menggunakan template-scoping yang

disediakan oleh self-assessment : Using COBIT 5 untuk membantu

memilih proses mana yang akan dinilai. Proses-proses yang dipilih

harus dicatat dalam tabel ringkasan penilaian, seperti yang

ditunjukkan pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Contoh Tabel Ringkasan Penilaian


Sumber : ISACA, 2012
46

Self-assessment dapat membahas semua proses yang ada pada

COBIT atau fokus pada sejumlah proses yang ingin dinilai saja, yang

terkait dengan tujuan bisnis spesifik untuk TI. Pada tahap ini, tingkat

kemampuan target atau yang ingin dicapai harus dicatat. Dalam

menetapkan tingkat kemampuan target, beberapa pertimbangan

harus dipikirkan terkait dampak pada tujuan bisnis perusahaan jika

tingkat kemampuan target tersebut tidak tercapai. Pertimbangan

pertama adalah dampak pada perusahaan jika prosesnya tidak ada

atau tidak berfungsi secara efektif atau efisien. Pertimbangan kedua

menyangkut konsekuensi tambahan dari operasi proses yang efektif

dan efisien pada berbagai tingkat kemampuan.

2. Langkah 2 – Menentukan Kemampuan Level 1

Gambar 2.5 Contoh Template Penilaian Self-assessment


Sumber : ISACA, 2012
47

Menentukan apakah proses yang dipilih adalah level 1. Langkah

pertama dalam penilaian setiap proses adalah menentukan apakah

suatu proses sudah benar-benar dilakukan dan telah mencapai hasil.

Di lembar kerja self-assessment ada tabel untuk setiap proses.

Indikator pada level 1 adalah spesifik pada setiap prosesnya dan

untuk menilai apakah atributnya telah tercapai atau proses yang

diimplementasikan telah mencapai tujuannya. Seperti yang

ditunjukkan pada gambar 2.5, pada kolom berjudul ‘criteria’ yang

merupakan indikator – indikator penilaian pada setiap level.

3. Langkah 3 – Menentukan Kemampuan Level 2 – 5.

Gambar 2.6 Tabel Ringkasan Penilaian Terperinci Bagian 2


Sumber : ISACA, 2012
Menentukan apakah kemampuan berada di level 2 hingga 5 untuk

proses terpilih yang sedang dicapai. Di atas level 2, kriteria

penilaiannya adalah generik, yaitu, kriterianya sama untuk setiap

proses.
48

4. Langkah 4 – Mencatat dan Merangkum tingkat Kemampuan Saat ini.

Ringkasan hasil penilaian harus dicatat. Tingkat kemampuan

ditentukan pada saat di mana kedua indikator berada pada nilai

'sebagian besar' atau 'sepenuhnya tercapai'. Pada tabel 2.3, tingkat

kemampuan proses adalah level 2. Organisasi atau perusahaan

dikatakan mencapai level kapabilitas tertentu bila atribut pada level

tersebut bernilai “fully achieved (F)” atau “largely achieved (L)” dan

nilai atribut untuk seluruh level di bawahnya bernilai “fully”. Level 1

berada di posisi F (Fully Achieved) yang merupakan posisi tertinggi

dalam rating scale karena itu proses penilaian tingkat kemampuan

(capability level) dapat dilanjutkan ke level 2. Pada level 2 posisi PA

2.1 berada di rating scale F (Fully Achieved) dan PA 2.2 berada di

rating scale L (Largely Achieved) dan memungkinkan proses

penilaian untuk dilanjutkan ke level 3. Namun ketika penilaian berada

di level 3 posisi PA 3.1 berada di rating scale P (Partially Achieved)

dan PA 3.2 berada di rating scale N (Not Achieved) yang rating

scale- nya lebih rendah daripada level 2 dan penilaian tidak dapat

dilanjutkan ke level selanjutnya. Setelah itu dapat ditarik kesimpulan

bahwa tingkat kemampuan (capability level) saat ini berada di Level

2. Ketika menemukan hasil posisi rating scale antara nilai F (Fully

Achieved) dan L (Largely Achieved) , maka peneliti berhak

menentukan dan mengambil keputusan secara subjektif mana yang

akan diambil.
49

Tabel 2.3 Hasil Penilaian


Level Level
Nama Proses 0 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
DSS01 PA PA PA PA PA PA PA PA PA
1.1 2.1 2.2 3.1 3.2 4.1 4.2 5.1 5.2
Peringkat oleh
F F L P N
kriteria
Kemampuan
tingkat dicapai 2

Sumber : ISACA,2012
5. Langkah 5 – Merencanakan Proses Perbaikan.

Berdasarkan self-assessment, pertimbangan harus diberikan pada

rencana untuk proses perbaikan. Salah satu pilihan yang bisa

digunakan adalah memulai rencana perbaikan dari awal berdasarkan

self-assessment. Pilihan ini dapat menangani bidang-bidang yang

paling penting bagi sasaran bisnis suatu perusahaan dan fokus pada

bidang-bidang dengan kesenjangan (gap) antara tingkat kemampuan

proses 'saat ini' dan 'target'. Pilihan kedua adalah melakukan

penilaian independen yang lebih formal, berdasarkan PAM COBIT

dan panduan penilai. Pilihan ini akan memberikan penilaian yang

lebih andal dan lebih banyak panduan untuk bidang peningkatan

yang dibutuhkan.
50

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota

Samarinda. Adapun penelitian dilakukan selama kurang lebih 7 bulan yang

dimulai tanggal 1 Agustus 2019 sampai dengan tanggal 1 April 2020.

3.2 Metodologi Tahapan Penelitian

Identifikasi masalah Melakukan tahapan self-assessment

Langkah 1 – Menentukan target level yang ingin dicapai melalui wawancara

Studi Literatur

Langkah 2 - Menentukan tingkat kemampuan saat ini dengan menggunakan kuesioner

Penentuan domain COBIT 5

Langkah 3 – Analisis kesenjangan (gap)

Pengumpulan Data dengan cara:


Observasi Langkah 4 – Verifikasi hasil
Wawancara
Kuisoner

Langkah 5 – merencanakan proses perbaikan berupa rekomendas dan membuat laporan ke organisasi / perusahaan

Pengolahan Data

Analisa Data

SELESAI

Gambar 3.1 Alur tahapan penelitian secara garis besar


51

3.2.1 Identifikasi Masalah

Pada tahap ini ditentukan tujuan atau sasaran penelitian dari organisasi

serta permasalahan yang ada di Diskominfo terkait implementasi e-kelurahan

yang menjadi latar belakang dalam penelitian ini. Subjek penelitian adalah Kepala

Bidang Aplikasi dan Layanan e-government, Kepala Seksi Tata Kelola e-

government dan pengembangan Sumber Daya TIK, serta para staf admin e-

kelurahan. Masalah penelitian didapatkan setelah melakukan wawancara dengan

Kepala Bidang Aplikasi dan Layanan e-government terkait pengelolaan

operasional pada e-kelurahan. Pihak Diskominfo menginginkan adanya

pengukuran kuantitatif yang menghasilkan sebuah nilai atau tingkat kapabilitas

penerapan e-kelurahan yang telah diimplementasikan di 59 kelurahan tersebut.

3.2.2 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mencari referensi teori yang relevan

terhadap permasalahan yang ditemukan di Diskominfo. Penelitian ini bertujuan

mengukur tingkat kapabilitas proses TI sehingga teori yang relevan dengan

penelitian ini adalah panduan kerja COBIT 5. Selain itu, dipelajari juga dokumen

terkait di Diskominfo dan penelitian-penelitian sebelumnya yang diperlukan

sebagai referensi tambahan dalam mencari solusi dari permasalahan yang

dihadapi oleh Diskominfo. Output dari studi literatur ini menghasilkan kerangka

teori yang akan digunakan sebagai dasar penelitian.

3.2.3 Penentuan domain COBIT 5

Tahapan ini merupakan tahapan dimana penentuan domain apa saja yang

akan digunakan dalam penelitian. Apakah seluruh domain proses yang tersedia
52

pada COBIT 5 akan digunakan atau hanya beberapa domain saja. Analisis

penentuan domain ini berdasarkan pada wawancara kepada pihak terkait, hasil

observasi atau pengamatan langsung dilapangan dengan mengacu pada Rencana

Strategi Kerja (RENSTRA) Diskominfo Kota Samarinda dan disesuaikan dengan

teori aktivitas – aktivitas yang ada pada COBIT 5.0.

3.2.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan tiga metode yaitu :

1. Metode Observasi Lapangan

Observasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan

pengamatan langsung di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda.

Hal ini dilakukan agar mengetahui segala kendala apa saja yang akan dihadapi

dalam pelaksanaan proses yang berhubungan langsung dengan kegiatan

penelitian.

2. Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berkomunikasi langsung

dengan pihak – pihak yang dianggap mampu memberikan informasi tentang

proses penginputan data serta bahan yang ada di organisasi atau perusahaan

tersebut.

3. Kuesioner

Kueisioner disusun berdasarkan proses- proses COBIT yang relevan

dengan permasalahan. Metode ini dengan cara menyampaikan kueisioner kepada

7 staf admin e-kelurahan untuk mengetahui kondisi pengelolaan operasi TI yang

lebih spesifik yang nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan

tingkat kapabilitas dari tata kelola TI di Diskominfo dalam bentuk skor.


53

3.2.5 Tahapan Penelitian Menggunakan self-assessment.

Mengacu pada panduan Self-assessment Guide : Using COBIT 5 adapun

tahapan – tahapan penelitian sebagai berikut :

3.2.5.1 Menentukan Tingkat Kemampuan yang Ingin Dicapai (to be)

Tahap ini adalah proses menentukan tingkat kemampuan yang ingin

dicapai (to be) oleh organisasi atau perusahaan. Wawancara kepada pihak terkait

merupakan landasan utama dalam menentukan tingkat kemampuan target yang

ingin dicapai organisasi atau perusahaan.

3.2.5.2 Menentukan Tingkat Kemampuan Saat ini (as is)

Tahap ini adalah proses menentukan tingkat kemampuan organisasi atau

perusahaan saat ini (as is). Pengisian kuesioner dengan menggunakan template

penilaian dari self-assessment sebagai landasan utama dalam menentukan tingkat

kemampuan saat ini. Kuesioner disusun berdasarkan proses - proses COBIT yang

relevan dengan permasalahan. Kuesioner dilakukan ini dengan cara

menyampaikan kuesioner kepada para staf admin e-kelurahan untuk mengetahui

kondisi pengelolaan operasi TI yang lebih spesifik yang nantinya akan digunakan

sebagai dasar dalam menentukan tingkat kapabilitas dari tata kelola TI di

Diskominfo dalam bentuk skor. Adapun rumus untuk menghitung rata – rata

persentase per atribut proses :

Rata – rata persentase per atribut proses =

(jumlah jawaban “Ya atau Terpenuhi” / total indikator) x 100%


54

3.2.5.3 Analisis Kesenjangan (gap)

Setelah diketahui keadaan aktual mengenai tingkat kematangan saat ini (as

is) dan juga tingkat harapan yang diinginkan, maka tahap selanjutnya adalah

analisis kesenjangan. Proses analisisnya didapatkan setelah memperoleh nilai

tingkat kemampuan keadaan saat ini dan tingkat kemampuan yang ingin dicapai,

kemudian menghitung nilai kesenjangannya. Rumus menghitung nilai

kesenjangan adalah sebagai berikut :

Nilai Kesenjangan = Nilai yang diharapkan – Nilai saat ini

Nilai kesenjangan digunakan untuk menentukan kebijakan-kebijakan apa

saja yang akan diambil untuk perbaikan dalam penerapan e-kelurahan, sehingga

penggunaan e-kelurahan dapat lebih bermanfaat dan mencapai target kematangan

yang diinginkan.

3.2.5.4 Verifikasi Hasil

Verifikasi hasil adalah proses konfirmasi, melalui penyediaan bukti

objektif, bahwa persyaratan yang ditentukan telah dipenuhi. Verifikasi dilakukan

untuk membuktikan hasil yang didapatkan merupakan hasil yang valid.

3.2.5.5 Merencanakan Proses Perbaikan

Proses ini dilakukan untuk membantu Diskominfo Kota Samarinda dalam

menentukan bagaimana menyelesaikan permasalahan yang ada dengan

mengetahui permasalahan saat ini yang sedang terjadi dan dilakukan rekomendasi

berdasarkan domain yang terkait berdasarkan pada COBIT 5.0.


55

BAB IV

HASIl PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian selama kurang lebih 7 bulan telah didapatkan

informasi seputar organisasi berupa sejarah singkat organisasi, struktur organisasi,

tugas pokok dan fungsi organisasi. Serta pada bab ini akan membahas mengenai

hasil dari analisis pengukuran tingkat kematangan yang telah dibuat.

4.1.1 Sejarah Singkat Diskominfo

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Samarinda tergolong

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru di lingkungan Pemkot Samarinda.

Pembentukan OPD baru ini dilakukan pada awal 2017 lalu, bersamaan dengan

diterbitkannya Peraturan Walikota (Perwali) Samarinda nomor 38 Tahun 2016

Tentang tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Diskominfo Kota Samarinda.

Dengan ini diharapkan Diskominfo bisa menjadi corong informasi dari Pemkot

Samarinda dan sekaligus menjadi penjaring aspirasi masyarakat. Tentunya di sini

Diskominfo memiliki peran sentral di satu sisi sebagai corong informasi yang

memberikan informasi akurat dan utuh kepada masyarakat, dan menjadi

penampung aspirasi publik di sisi lain.

Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) yang dilaksanakan di Diskominfo

selama ini sebagian diantaranya merupakan Tupoksi yang sebelumnya

dilaksanakan di Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) di lingkungan Sekretariat

Daerah Kota Samarinda dan sebagian lainnya telah dilaksanakan di Dinas

Pariwisata, Kebudayaan dan Kominfo. Namun pemekaran OPD baru,

diharapkan nanti
56

Diskominfo bisa lebih benar-benar fokus untuk menjadi OPD yang bertugas

memberikan informasi yang utuh baik kepada masyarakat luas, maupun dengan

para pegawai maupun OPD lainnya di lingkungan Pemkot Samarinda. Terbukti,

baru setahun berjalan, Diskominfo Samarinda mampu menjadi salah satu dari 25

daerah se-Indonesia yang ditetapkan sebagai proyek percontohan (pilot project)

Smart City.

4.1.2 Struktur organisasi

Dalam sebuah organisasi perangkat daerah (OPD) sistem tidak akan berjalan

jika tidak ada struktur organisasi yang mengaturnya. Dalam penelitian yang

dilakukan di Dinas Kominfo ini, penulis telah mendapatkan data struktur

organisasi yang berjalan di organisasi tersebut. Adapun struktur organisasi yang

dimaksud seperti digambarkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Kominfo Kota Samarinda


57

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Walikota Samarinda Nomor 28 Tahun 2016 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Diskominfo Kota Samarinda,

OPD ini memiliki peran yang cukup sentral dalam menyukseskan sejumlah

agenda pembangunan di Kota Samarinda. Terutama dalam membangun

komunikasi aktif dengan berbagai pihak terkait dengan menggunakan berbagai

sarana dalam rangka menyukseskan agenda pembangunan dimaksud.

1) Kepala Dinas Kominfo Kota Samarinda

Kepala Dinas mempunyai tugas utama membantu Walikota melaksanakan

urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika, persandian, dan

statistik yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan

sesuai dengan ketentuan perundang- undangan. Dalam melaksanakan tugasnya, ia

bertanggung jawab langsung kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

2) Sekretariat Dinas Kominfo Kota Samarinda

Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program,

pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, rumah tangga kantor, perlengkapan,

pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan

Dinas Kominfo dan pengelolaan barang milik Daerah serta evaluasi dan

pelaporan.

3) Bidang Pengelolaan Dan Pelayanan Informasi

Bidang Pengelolaan dan Pelayanan Informasi mempunyai tugas

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan opini dan aspirasi


58

publik di lingkup Pemerintah Daerah, pengelolaan informasi untuk mendukung

kebijakan nasional dan Pemerintah Daerah, serta pelayanan informasi publik.

4) Bidang Sarana Komunikasi Dan Diseminasi Informasi

Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi mempunyai tugas

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyediaan konten lintas sektoral

dan pengelolaan media komunikasi publik, layanan hubungan media dan

penguatan kapasitas sumber daya komunikasi publik dan penyediaan akses

informasi.

5) Bidang Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang layanan infrastruktur dasar data

center, disaster recovery center & TIK, layanan pengembangan intranet dan

penggunaan akses internet, layanan manajemen data dan informasi e-Government,

integrasi layanan publik dan pemerintahan, layanan keamanan informasi e-

Government, layanan sistem komunikasi intra pemerintah.

6) Bidang Aplikasi dan Layanan E-Government

Bidang Aplikasi dan Layanan E-Government mempunyai tugas

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang layanan pengembangan dan


59

pengelolaan aplikasi generik, spesifik & suplemen yang terintegrasi,

penyelenggaraan ekosistem TIK smart city, layanan nama domain dan sub domain

bagi lembaga, pelayanan publik dan kegiatan, penyelenggaraan government chief

information officer (GCIO) di Pemerintah Kota, pengembangan sumber daya TIK

Pemerintah Daerah dan masyarakat.

7) Bidang Persandian Dan Statistik

Bidang Persandian dan Statistik mempunyai tugas melaksanakan perumusan

dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, dan

pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan di bidang persandian dan statistik.

4.1.4 Visi dan Misi

1. Visi

Sejalan dengan Visi Pemerintah Kota Samarinda secara umum yakni

Terwujudnya Kota Samarinda Sebagai Kota Informatif Menuju Smart City.

2. Misi

Untuk dapat mewujudkan visi sebagaimana tersebut diatas maka ditetapkan

4 (Empat) misi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda adalah

sebagai berikut :

1) Meningkatkan kualitas pelayanan informasi dan komunikasi publik.

2) Meningkatkan kapasitas sumber daya dan pemberdayaan potensi

masyarakat serta kerjasama lembaga komunikasi dan informatika.

3) Mempersiapkan Sumber Daya Manusia dan Infrastruktur yang

berstandar serta berkualitas di bidang TIK, Statistik Persandian.


60

4) Meningkatkan kualitas layanan manajemen data dan mengelola data

dan persandian akurat.

4.2 Pembahasan

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai analisis pemilihan proses pada

COBIT 5 yang merupakan hasil identifikasi masalah di Diskominfo, perhitungan

tingkat kapabilitas masing-masing proses, pembahasan hasil serta pembuatan

rekomendasi yang nantinya dapat digunakan sebagai perbaikan yang dapat

dilakukan di Diskominfo.

4.2.1 Analisis Penentuan domain

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, mengacu pada Rencana Strategi

(RENSTRA) Dinas Kominfo periode 2016 – 2021 dengan teori yang ada di

COBIT

5.0 maka domain yang digunakan hanya domain DSS01 yaitu mengelola operasi.

Penelitian ini hanya berfokus dalam menentukan tingkat kematangan Dinas

Kominfo dalam mengimplementasikan e-kelurahan di Kota Samarinda. Pemilihan

domain ini didasarkan pada beberapa poin yang ada di RENSTRA yaitu :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi dan komunikasi publik.

2. Meningkatkan kualitas layanan manajemen data dan e-government dalam

sistem yang terintegrasi.

3. Menciptakan sumber daya manusia yang handal dan meningkatkan sarana

dan prasarana yang berstandar di bidang TIK, statistik dan persandian.

Berdasarkan pada 3 poin diatas yang telah dianalisis penulis serta mengacu

pada wawancara serta observasi dengan teori yang ada pada domain DSS maka
61

penulis hanya akan melakukan penelitian pada domain DSS01 yaitu mengelola

operasi.

4.2.2 Menentukan target yang ingin dicapai.

Dalam wawancara singkat yang dilakukan kepada Kepala Bidang Aplikasi

dan Layanan E-Government Diskominfo Kota Samarinda, maka didapatkan

langsung target tingkat kemampuan yang ingin dicapai oleh organisasi adalah

level 3 (Established).

4.2.3 Menentukan tingkat kemampuan saat ini (as is).

Berdasarkan hasil penilaian dengan menggunakan kuesioner yang dibuat

berdasarkan template penilaian Self-assessment Guide : Using COBIT 5 (lampiran

1 ) terhadap 7 responden yang dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Kuesioner dari 7 Responden


Jumlah Jawaban
Atribut Total
Level “Ya atau Rata – rata persentase
Proses Terpenuhi” Indikator
Responden 1

Level 1 PA 1.1 1 2 (1/2) x 100% = 50%


PA 2.1 0 6 0
Level 2 PA 2.2 0 4 0
PA 3.1 0 5 0
Level 3 PA 3.2 0 6 0
PA 4.1 0 6 0
Level 4 PA 4.2 0 5 0
PA 5.1 0 5 0
Level 5 PA 5.2 0 3 0

Level 1 PA 1.1 2 2 (2/2) x 100% = 100%


PA 2.1 4 6 (4/6) x 100% = 66,7%
Responden 2

Level 2 PA 2.2 1 4 (1/4) x 100% = 25,0%


PA 3.1 0 5 0
Level 3 PA 3.2 0 6 0
PA 4.1 0 6 0
Level 4 PA 4.2 0 5 0
PA 5.1 0 5 0
Level 5 PA 5.2 0 3 0
Sumber : Data primer yang diolah (2020)
62

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Kuesioner dari 7 Responden (Lanjutan)


Jumlah Jawaban
Atribut Total
Level “Ya atau Rata – rata persentase
Proses Indikator
Terpenuhi”
Responden 3

Level 1 PA 1.1 1 2 (1/2) x 100% = 50%


PA 2.1 0 6 0
Level 2 PA 2.2 0 4 0
PA 3.1 0 5 0
Level 3 PA 3.2 0 6 0
PA 4.1 0 6 0
Level 4 PA 4.2 0 5 0
PA 5.1 0 5 0
Level 5 PA 5.2 0 3 0

Level 1 PA 1.1 2 2 (2/2) x 100% = 100%


PA 2.1 2 6 (2/6) x 100% = 33,3%
Responden 4

Level 2 PA 2.2 0 4 0
PA 3.1 0 5 0
Level 3 PA 3.2 0 6 0
PA 4.1 0 6 0
Level 4 PA 4.2 0 5 0
PA 5.1 0 5 0
Level 5 PA 5.2 0 3 0

Level 1 PA 1.1 2 2 (2/2) x 100% = 100%


PA 2.1 2 6 (2/6) x 100% = 33,3%
Responden 5

Level 2 PA 2.2 0 0 0
PA 3.1 0 0 0
Level 3 PA 3.2 0 0 0
PA 4.1 0 0 0
Level 4 PA 4.2 0 0 0
PA 5.1 0 0 0
Level 5 PA 5.2 0 0 0

Level 1 PA 1.1 2 2 (2/2) x 100% = 100%


Level 2 PA 2.1 0 6 0
Responden 6

PA 2.2 0 4 0
Level 3 PA 3.1 0 5 0
PA 3.2 0 6 0
Level 4 PA 4.1 0 6 0
PA 4.2 0 5 0
Level 5 PA 5.1 0 5 0
PA 5.2 0 3 0
Sumber : Data primer yang diolah (2020)
63

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Kuesioner dari 7 Responden (Lanjutan)


Jumlah Jawaban
Atribut Total
Level “Ya atau Rata – rata persentase
Proses Indikator
Terpenuhi”
Responden 7

Level 1 PA 1.1 1 2 (1/2) x 100% = 50%


PA 2.1 3 6 (3/6) x 100% = 50%
Level 2 PA 2.2 0 4 0
PA 3.1 0 5 0
Level 3 PA 3.2 0 6 0
PA 4.1 0 6 0
Level 4 PA 4.2 0 5 0
PA 5.1 0 5 0
Level 5 PA 5.2 0 3 0
Sumber : Data primer yang diolah (2020)
Seperti yang terlihat pada tabel 4.1, pada PA 1.1, 2 responden memiliki nilai

rata – rata persentase sebesar 50% yaitu pada responden 1, responden 3, dan

responden 7, dimana 1 dari total 2 indikator telah terpenuhi, yang berarti kegiatan

operasional telah dilakukan sesuai kebutuhan dan dijadwalkan. Sedangkan pada

responden 2, responden 4, responden 5, responden 6 memiliki nilai rata-rata

persentase sempurna sebesar 100% dimana 2 indikator telah terpenuhi semuanya,

yang berarti kegiatan operasional telah dilakukan sesuai kebutuhan dan

dijadwalkan serta operasi telah dimonitor, diukur, dilaporkan, dan diatasi.

Pada PA 2.1 nilai rata – rata persentase sebesar 33,3% didapatkan dari 2

responden yaitu, responden 4 dan responden 5 dimana 2 dari total 6 indikator

telah tercapai yaitu tujuan untuk kinerja proses diidentifikasi dan kinerja proses

telah direncanakan dan dipantau. Pada responden 7 nilai rata – rata persentase

untuk PA

2.1 sebesar 50% yang berarti 3 dari total 6 indikator telah terpenuhi yaitu tujuan

untuk kinerja proses diidentifikasi, kinerja proses telah direncanakan, dipantau,

dan disesuaikan untuk memenuhi rencana. Nilai rata – rata persentase terbesar

untuk PA 2.1 diperoleh dari responden 2 sebesar 66,7% dimana 4 dari total 6

indikator terpenuhi, artinya tujuan untuk kinerja proses diidentifikasi, kinerja

proses telah
64

direncanakan, dipantau dan disesuaikan untuk memenuhi rencana, serta tanggung

jawab dan wewenang untuk melakukan proses telah didefinisikan, ditugaskan, dan

dikomunikasikan.

Pada PA 2.2 hanya responden 2 saja yang memiliki nilai rata – rata

persentase yaitu sebesar 25,0% dimana 1 dari total 4 indikator telah tercapai,

artinya persyaratan untuk produk kerja dari proses telah didefinisikan.

Setelah dijelaskan diatas tentang hasil perhitungan kuesioner oleh 7

responden terpilih yang terdapat pada tabel 4.1 maka berikut adalah rangkuman

hasil dari perhitungan kuesioner yang dimuat dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2 Rangkuman hasil perhitungan kuesioner dari 7 responden


Level Level Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Rating
0 1 (%) (%) (%) (%) (%)
Criteria By
PA PA PA PA PA PA PA PA PA
Responden
1.1 2.1 2.2 3.1 3.2 4.1 4.2 5.1 5.2
Responden 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 2 100 66,7 25,0 0 0 0 0 0 0
Responden 3 50 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 4 100 33,3 0 0 0 0 0 0 0
Responden 5 100 33,3 0 0 0 0 0 0 0
Responden 6 100 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 7 50 50 0 0 0 0 0 0 0

Nilai
78,6 26,2 3,6 0 0 0 0 0 0
Rata - rata
Sumber : Data primer yang diolah (2020)

Total rata-rata yang didapatkan dari responden 1 – responden 7 pada PA 1.1

adalah 78,6 %. Sedangkan nilai rata – rata pada PA 2.1 adalah 26,2% dan PA 2.2

adalah 3,6%.

Pada tabel 4.3 nilai tingkat kapabilitas untuk proses DSS01 (manage

operations) adalah 1 dengan nilai 78,6% dan rating “L” largely achieved yang
65

berarti implementasi proses telah berjalan dan sebagian besar indikator untuk

kapabilitas level 1 telah dicapai. Atribut PA 2.1 berada pada rating “P” partially

achieved dengan nilai 26,2% dan atribut PA 2.2 berada pada rating “N” not

achieved dengan nilai 3,6%.

Tabel 4.3 Pencapaian Tingkat Kapabilitas DSS01


Level Level Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
0 1 (%) (%) (%) (%) (%)
PA PA PA PA PA PA PA PA
DSS01 PA 1.1
2.1 2.2 3.1 3.2 4.1 4.2 5.1 5.2
Nilai 78,6 26,2 3,6
Rating L P N
Kapabilitas 0 1
Sumber : Data primer yang diolah (2020)

Adapun hasil analisis kondisi organisasi untuk kapabilitas level 1 :

1. Kegiatan operasional dilakukan sesuai jadwal dan kebutuhan.

Terkait dengan pelayanan e-kelurahan, kegiatan operasional sudah dilakukan

sesuai jadwal dan kebutuhan dan sudah dilengkapi dengan pendampingan berupa

bimbingan teknis dan sosialisasi terkait implementasi e-kelurahan dengan sasaran

nya para admin e-kelurahan, namun untuk operasional terkait helpdesk e-

kelurahan secara keseluruhan belum ada. Tidak adanya pelaporan yang tercatat

secara terstruktur dan tidak adanya SOP terkait layanan helpdesk. Selama ini

sistem pelaporan ketika ada masalah teknis belum ada panduan resmi sehingga

inisiatif dari admin menggunakan layanan sosial media telegram dan whatsapp.

2. Manajemen SDM

Untuk manajemen SDM tidak semua staf kelurahan bisa mengoperasikan e-

kelurahan. Beberapa kelurahan hanya mengandalkan 1 orang staf saja yang bisa

mengoperasikan e-kelurahan. Maka dari itu harus ditingkatkan kembali mengenai


66

manajemen SDM tersebut, karena salah satu visi misi kominfo yang terkait

dengan aktivitas proses pada DSS01 adalah meningkatkan SDM dalam bidang

teknologi dan informasi.

3. Operasi di monitor, diukur, dilaporkan dan direhabilitasi.

Terkait dengan pelayanan e-kelurahan di Diskominfo sudah dilakukan

pengukuran kinerja secara manual, namun untuk pelaporan operasional sistem

yang berdasarkan panduan resmi belum ada.

4.2.4 Menganalisa dan Memproses Hasil dari Proses Tingkat Kemampuan.

Berdasarkan hasil pembahasan pengukuran kapabilitas proses dan

selanjutnya hasil tersebut akan dirangkum pada tabel 4.4 sesuai dengan panduan

COBIT 5.0 : Self-assessment Guide, Process Assessment Result yang menyajikan

informasi level kapabilitas proses COBIT yang disertai dengan nilai persentase

pencapaian yang didapatkan oleh proses DSS01.

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Pengukuran Kapabilitas Proses COBIT 5 yang


dinilai
Tingkat
kemampuan
proses saat ini
Untuk Target level yang
Nama Proses 0 1 2 3 4 5
Dinilai ingin dicapai
Deliver, Service, and Support
DSS01 Mengelola Operasi 3
Sumber : Data primer yang diolah (2020)
67

4.2.5 Analisis Kesenjangan (gap).

Analisis kesenjangan (gap analysis) dilakukan untuk mengetahui

kesenjangan atau perbedaan yang terjadi antara kondisi saat ini dengan kondisi

yang diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 4.5. Analisis kesenjangan terhadap

tingkat kapabilitas implementasi e-kelurahan di Diskominfo dilihat dari nilai

kapabilitas proses COBIT 5 kondisi saat ini dan nilai kapabilitas target yang ingin

dicapai. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bidang Aplikasi dan Layanan e-

government didapatkan informasi bahwa target yang diinginkan adalah kapabilitas

proses berada di level 3, yaitu Diskominfo mempunyai hasil pelayanan

operasional e-kelurahan sesuai rencana.

Tabel 4.5 Analisis kesenjangan gap


Tingkat Kemampuan (Capability Level)
Domain Proses Saat Kesenjangan = (Diharapkan –
Diharapkan
ini Saat ini)
DSS01 - Kelola
1 3 3–1=2
Operasi
Sumber : Data primer yang diolah (2020)

4.2.6 Strategi perbaikan untuk meningkatkan level 1 ke level 2.

Strategi perbaikan pada indikator proses atribut, dimana analisa dilakukan

secara bertahap dengan setiap atribut level 1 sampai dengan target yang

diinginkan yaitu level 3. Berikut ini uraian strategi perbaikan dari setiap proses

atribut :

1. PA 2.1 (Performance Management).

Strategi perbaikan untuk atribut 2.1 yaitu :

1) Menyusun rencana proses yang didalamnya memuat tentang tujuan kinerja

dalam mengelola operasi pada e-kelurahan, rincian rencana komunikasi


68

proses pengelolaan pada e-kelurahan, serta rincian rencana infrastruktur /

sumber daya proses pengelolaan operasi pada e-kelurahan.

2) Menyusun dokumen proses yang didalamnya berisi rincian tentang peran

dan tanggung jawab ketika sebuah masalah terjadi, dan dapat

dipertanggungjawabkan, dikonsultasikan dan atau diinformasikan.

3) Mengkomunikasikan dengan jelas mengenai tanggung jawab Diskominfo

kepada para stakeholder atau pihak pihak yang terlibat dalam peran

mengelola masalah pada e-kelurahan.

2. PA 2.2 (Work Product Management).

Strategi perbaikan untuk atribut 2.2 yaitu :

1) Menyusun standar atau persyaratan dari proses yang telah didefinisikan

ditandai dengan adanya perencanaan kualitas yang dimana berisi rincian

kriteria kualitas pengelolaan proses pada e-kelurahan, yang nantinya dapat

digunakan sebagai indikator dalam meningkatkan operasional pada e-

kelurahan, mendokumentasikan hasil kerja dan kualitas proses pengelolaan

operasional pada e-kelurahan.

4.2.7 Strategi perbaikan untuk meningkatkan level 2 ke level 3

1. PA 3.1 (Process Definition).

Strategi perbaikan untuk atribut 3.1 yaitu :

1) Menyusun SOP (Standar operasional Prosedur) terkait proses pengelolaan

operasional pada e-kelurahan seperti rincian tindakan yang diambil ketika

kinerja proses operasional tidak tercapai.


69

2) Membuat metode yang digunakan untuk menilai kesesuaian kegiatan

operasional pada e-kelurahan dengan SOP yang akan dibuat nanti. Untuk

mengetahui apakah kegiatan tersebut sudah sesuai dengan SOP atau

belum.

3) PA 3.2 (Process Deployment).

Strategi perbaikan untuk atribut 3.2 yaitu :

1) Adanya pengukuran kuantitatif terhadap kinerja yang relevan dengan

masing-masing tujuan bisnis.

2) Melakukan penilaian kinerja terkait kegiatan operasional pada e-kelurahan

sesuai dengan SOP yang ada.

3) Mempekerjakan pegawai sesuai dengan keahlian dan pengalaman dalam

kegiatan operasional e-kelurahan. Memberikan pelatihan dan

pendampingan secara teratur agar para pegawai dapat mengoperasikan e-

kelurahan secara sempurna.

4) Hasil pengukuran dikumpulkan, dianalisis, dan dilaporkan untuk

memonitor apakah secara kuantitatif kualitas kinerja proses tersebut telah

tercapai.
70

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah disampaikan dalam bab

sebelumnya maka dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis penulis yang telah dilakukan yaitu dengan

mempertimbangkan hasil observasi secara langsung dan analisis Rencana

Strategi (RENSTRA) pada Kominfo maka domain yang akan digunakan

hanya DSS01 saja yaitu mengelola operasi.

2. Tingkat kemampuan yang ingin dicapai oleh organisasi adalah level 3

(Established).

3. Penilaian kapabilitas proses tata kelola TI yang dilakukan terhadap proses

DSS01 berdasarkan framework COBIT 5 pada organisasi diperoleh nilai

78,6% dengan rating “L” largely achieved yang menandakan organisasi saat

ini berada pada level 1 yang berarti implementasi proses telah berjalan dan

sebagian besar indikator untuk kapabilitas level 1 telah dicapai. Sedangkan

PA 2.1 berada pada rating “P” partially achieved dengan nilai 26,2% dan

PA

2.2 berada pada rating “N” not achieved dengan nilai 3,6%.

4. Kesenjangan (gap) yang didapatkan dari penelitian ini adalah 2 gap.

5. Usulan langkah – langkah perbaikan berupa rekomendasi telah dirumuskan

untuk meningkatkan kapabilitas proses DSS01 mulai dari level 1 sampai

dengan level 3.
71

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian tentang penilaian kapabilitas proses tata kelola

TI berdasarkan COBIT 5, terdapat beberapa saran untuk pengembangan penelitian

selanjutnya yaitu :

1. Rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan level 1 ke level 3 adalah

organisasi harus menyusun SOP terkait tentang operasional e-kelurahan,

mulai dari ketika menghadapi masalah, helpdesk, hingga dokumen –

dokumen penunjang lainnya.

2. Program penilaian COBIT yang digunakan pada penelitian ini adalah self-

assessment saja dimana sebuah program penilaian yang dikembangkan

untuk melakukan penilaian secara sederhana saja, maka dari aspek penilaian

lanjutan sebaiknya Diskominfo bisa melakukan penelitian lebih lanjut

dengan menggunakan assessment-programme COBIT yang lebih

professional.

3. Penilaian kapabilitas proses tata kelola TI dapat dilakukan untuk domain

proses lainnya yang terdapat pada COBIT 5.


72

DAFTAR PUSTAKA

Al-Rasyid Achyar. 2015. Analisis Audit Sistem Informasi Berbasis COBIT 5


Pada Domain Deliver, Service, and Support (DSS) (Studi Kasus:
SIM-BL di Unit CDC PT Telkom Pusat. Tbk), e-Proceeding of
Engineering. Vol : 2 (2).6111.

Angelia Michelle, Kristanto, Setevannus Yohanes, dan Andry Johanes


Fernandes. 2018. Audit Sistem Informasi Absensi Pada PT Sinar
Pratama Agung Menggunakan Kerangka Kerja Cobit 4.1, Jurnal
Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi. Vol : 4 (2).
163.

Asterinadewi Tiza dan Handoko Yeffry. 2017. Asesmen Kapabilitas


Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 5 Process Assessment Model
dalam Penerapan Tata Kelola Teknologi Informasi (Studi Kasus :
Yayasan Sayangi Tunas Cilik Indonesia). Jurnal Tata Kelola dan
Kerangka Kerja Teknologi Informasi. Vol : 3(2).

Dewantara, Amhar Davi. 2015. Pengukuran Tingkat Kapabilitas Tata Kelola


Teknologi Informasi Berdasarkan COBIT 5 : Studi Kasus Pusat
Data dan Informasi (PUSDATIN) Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI). Karya Akhir. Fakultas Ilmu Komputer, Jakarta,
Universitas Indonesia.

Gunawan Ardi dan Andry Johanes Fernandes. 2017. Audit Aplikasi Zahid di
PT Radisa Mahardi Rekatama Menggunakan Framework COBIT
5. Vol
: 2. 14.

Hermanto Dedy dan Ricoida Desy Iba.2014. Analisis Pengukuran Tingkat


Kematangan Menggunakan Kerangka Cobit 4.1 (Studi Kasus : PT
SMI).

ISACA. 2013. Self-Assessment Guide : Using COBIT 5. USA .

Kristanto Titus, Lestari Lefi Andri, dan Sulistyowati. 2016. Analisis Tingkat
Kematangan E – Government Menggunakan Framework COBIT 5
(Studi Kasus : Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota
Surabaya).

Oktaviani Mella Cynthia dan Adnan Fajrian Nur. 2019. Self Assessment
Pengelolaan Masalah Pada SIADIN Universitas Dian Nuswantoro
berbasis COBIT 5.0. Journal of Information System. Vol : 4(1).

Putri Rahmi Eka. 2016. Penilaian Kapabilitas Proses Tata Kelola TI


Berdasarkan Proses DSS01 Pada Framework COBIT 5. Jurnal
coreIT. Vol 2(1).
73

Sultani. 2012. Pengembangan Aplikasi Audit Sistem Informasi Berdasarkan


Domain Acquire and Implement (Cobit Framework) di Rumah Sakit
XXX, Jurnal Informatika Mulawarman. Vol : 7 (2). 42.

Suryono Ryan Randy, Darwis Dedi, dan Gunawan Surya Indra. 2018. Audit
Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit 5
(Studi Kasus: Balai Besar Perikanan Budidaya Lau Lampung),
Jurnal TEKNOINFO. Vol: 12(1).17.
Lampiran 1 Contoh Template Kuisoner Survey
KUESIONER SURVEY
Penilaian Capability Level DSS01 COBIT 5.0

Perkenalkan nama saya Aulia Safira mahasiswa STMIK Widya Cipta Dharma yang melakukan pene
Kuesioner survey ini disampaikan untuk mengetahui tingkat kemampuan / Capability Level proses D
Responden diminta menilai tingkat kemampuan aktivitas yang dilakukan dengan memberi tanda Y a

 Yyang berarti “YES”, artinya indikator tersebut ada/terlaksana.



N yang berarti “NO”, artinya indikator tersebut tidak ada/terlaksana

Identitas Responden
Nama Responden
Jabatan
Asal Kelurahan

59
60
Proses ID DSS01
Nama Proses Mengelola Operasi
Deskripsi Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan serta prosedur operasional yang diperlukan untuk memberikan
layanan TI internal dan outsource, termasuk pelaksanaan prosedur operasi standar yang telah ditentukan
sebelumnya dan kegiatan pemantauan yang diperlukan.
Tujuan Memberikan hasil pelayanan operasional TI sesuai dengan rencana.
Proses

Apakah kriteria
Level Nomor Proses Deskripsi Kriteria Komentar
terpenuhi? (Y/N)
Evaluasi proses – proses berikut
PA 1.1 Kegiatan operasional dilakukan sesuai
DSS01-01
Kinerja kebutuhan dan dijadwalkan
Proses Operasi dimonitor, diukur, dilaporkan dan
DSS01-02
diatasi.

Tujuan untuk kinerja proses


diidentifikasi.
Kinerja proses direncanakan dan
PA 2.1 dipantau.
Manajemen Kinerja proses disesuaikan untuk
Kinerja memenuhi rencana.
Proses Tanggung jawab dan wewenang untuk
melakukan proses didefinisikan,
ditugaskan dan dikomunikasikan.

60
Sumber daya dan informasi yang
diperlukan untuk melakukan proses
diidentifikasi, disediakan, dialokasikan
dan digunakan.
Antarmuka antara pihak-pihak yang
terlibat dikelola untuk memastikan
komunikasi yang efektif dan juga
penugasan tanggung jawab yang jelas.

PA 2.2 Persyaratan untuk produk kerja dari


Manajemen proses didefinisikan.
Output dari Persyaratan untuk dokumentasi dan
kinerja kontrol produk kerja didefinisikan.
proses Produk kerja diidentifikasi,
didokumentasikan, dan dikendalikan
dengan tepat.
Produk kerja ditinjau sesuai dengan
pengaturan yang direncanakan dan
disesuaikan seperlunya untuk memenuhi
persyaratan.

Proses standar, termasuk pedoman


PA 3.1
menjahit yang tepat, didefinisikan yang
Pendefinisian
menggambarkan elemen-elemen
standar dari
mendasar yang harus dimasukkan ke
proses
dalam proses yang ditentukan.

61
Urutan dan interaksi proses standar
dengan proses lain ditentukan.
Kompetensi dan peran yang diperlukan
untuk melakukan suatu proses
diidentifikasi sebagai bagian dari proses
standar.
Infrastruktur dan lingkungan kerja yang
diperlukan untuk melakukan suatu proses
diidentifikasi sebagai bagian dari proses
standar.
Metode yang cocok untuk memantau
keefektifan dan kesesuaian proses
ditentukan.

PA 3.2 Proses yang ditentukan digunakan


Penerapan berdasarkan proses standar yang dipilih
standar dari dan / atau disesuaikan secara tepat.
proses Peran, tanggung jawab, dan wewenang
yang diperlukan untuk melakukan proses
yang ditetapkan ditugaskan dan
dikomunikasikan.
Personil yang melakukan proses yang
ditentukan kompeten berdasarkan
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman
yang tepat.
Sumber daya dan informasi yang

62
diperlukan yang diperlukan untuk
melakukan proses yang ditentukan
tersedia, dialokasikan dan digunakan.
Infrastruktur dan lingkungan kerja yang
diperlukan untuk melakukan proses yang
ditentukan tersedia, dikelola dan
dipelihara.
Data yang sesuai dikumpulkan dan
dianalisis sebagai dasar untuk memahami
perilaku, dan untuk menunjukkan
kesesuaian dan efektivitas proses, dan
untuk mengevaluasi di mana perbaikan
berkelanjutan dari proses dapat dilakukan.

Memproses kebutuhan informasi dalam


mendukung tujuan bisnis yang relevan
ditetapkan ditetapkan.
PA 4.1 Tujuan pengukuran proses berasal dari
Pengukuran kebutuhan informasi proses.
proses Tujuan kuantitatif untuk kinerja proses
terhadap dalam mendukung tujuan bisnis yang
pencapaian relevan ditetapkan.
tujuan Ukuran dan frekuensi pengukuran
diidentifikasi dan didefinisikan sejalan
dengan tujuan pengukuran proses dan
tujuan kuantitatif untuk kinerja proses.

63
Hasil pengukuran dikumpulkan,
dianalisis, dan dilaporkan untuk
memantau sejauh mana tujuan kuantitatif
untuk kinerja proses terpenuhi.
Hasil pengukuran digunakan untuk
menggambarkan kinerja proses.

PA 4.2 Teknik analisis dan kontrol ditentukan


Kontrol dan diterapkan jika berlaku.
proses dari Batas kontrol variasi ditetapkan untuk
aktifitas kinerja proses normal.
pengukuran Data pengukuran dianalisis untuk
penyebab khusus variasi.
Tindakan korektif diambil untuk
mengatasi penyebab khusus variasi.
Batas kendali ditetapkan kembali
(sebagaimana diperlukan) mengikuti
tindakan korektif.

Tujuan peningkatan proses untuk proses


didefinisikan yang mendukung tujuan
PA 5.1 bisnis yang relevan.
Inovasi Data yang sesuai dianalisis untuk
Proses mengidentifikasi penyebab umum variasi
dalam kinerja proses.
Data yang sesuai dianalisis untuk

64
mengidentifikasi peluang praktik terbaik
dan inovasi.
Peluang perbaikan yang berasal dari
teknologi baru dan konsep proses
diidentifikasi.
Strategi implementasi ditetapkan untuk
mencapai tujuan peningkatan proses.

Dampak dari semua perubahan yang


diusulkan dinilai terhadap tujuan dari
proses yang ditetapkan dan proses
standar.
Implementasi dari semua perubahan yang
disepakati dikelola untuk memastikan
PA 5.2 bahwa setiap gangguan pada kinerja
Optimalisasi proses dipahami dan ditindaklanjuti.
Berdasarkan kinerja aktual, efektivitas
perubahan proses dievaluasi terhadap
persyaratan produk yang ditentukan dan
tujuan proses untuk menentukan apakah
hasilnya disebabkan oleh penyebab umum
atau khusus.

65
Lampiran 2 RENSTRA KOMINFO

Hubungan Visi dan Misi


Visi Terwujudnya Samarinda Sebagai Kota Informatif Menuju Smart City
1. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi dan komunikasi public
2. Meningkatkan kapasitas sumber daya dan pemberdayaan potensi
masyarakat serta kerja kerjasama lembaga informasi dan informatika
Misi 3. Mempersiapkan sumber daya manusia dan infrastruktur yang berstandar
serta berkualitas dibidang TIK, Statistik dan persandian Meningkatkan
kualitas layanan manajemen data dan e-government dalam sistem yang
terintegerasi
4. Menyediakan dan mengelola data dan persandian yang akurat

Permasalahan dan Isu Strategi


No Isu Strategi Permasalahan
1 Tingkat kebutuhan masyarakat akan Belum tersedianya teknologi informasi
akses informasi yang semakin tinggi dan komunikasi dalam mendukung
fungsi dinas kominfo sebagai pusat
data
2 Menuju one map one data pada Belum terintegrasinya jaringan sistem
pemerintah Kota Samarinda informasi dan komunikasi antar
perangkat daerah di Kota Samarinda
3 Pengembangan E-Government Untuk Belum tersediannya pusat pelayanan
mendukung pelayanan kepada informasai, komunikasi dan data
masyarakat
4 Pengembangan Pusat Layanan Belum tersediannya data yang akurat
Keterbukaan Informasi, komunikasi dan dan terkini
data
5 Pengembangan yang terarah dan Belum tersedianya data yang akurat
terencana dengan baik membutuhkan dan terkini
data dan informasi yang valid dan
mutakhir

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Renstra


No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
MISI 1 : Meningkatkan kualitas pelayanan informasi dan komunikasi publik
1 Meningkatkan layanan pusat Terwujudnya Jumlah organisasi
informasi daerah dalam rangka keterbukaan perangkat daerah
keterbukaan informasi prima kepada layanan pusat yang memiliki Daftar
publik informasi yang informasi Publik
prima kepada
publik

66
MISI 2 : Meningkatkan kapasitas sumber daya dan pemberdayaan potensi masyarakat
serta kerja kerjasama lembaga informasi dan informatika
Meningkatkan kecerdasan Optimalnya Jumlah kelompok
2 kualitas sumber
pemberdayaan dan kesejahteraan informasi masyarakat
masyarakat daya dan
pemberdayaan
potensi
masyarakat
serta kerjasama
lembaga
kominikasi dan
informasi
MISI 3 : Mempersiapkan sumber daya manusia dan infrastruktur yang berstandar serta
berkualitas dibidang TIK, Statistik dan persandian
Menciptakan sumber daya manusia Terciptanya Persentase SDM
3 yang handal dan meningkatkan peningkatan yang mengikuti
sarana dan prasarana yang berstandar kualitas sumber pelatihan berbasis
di bidang TIK, Statistik dan daya manusia TIK,statistik dan
Persandian yang profesional persandian
dan
meningkatnya
sarana dan
prasarana yang
berbasis TIK,
Statistik dan
Persandian
Persentase sarana
prasarana yang
memadai di bidang
TIK,statistik, dan
persandian
MISI 4 : Meningkatkan kualitas layanan manajemen data dan e-government dalam
sistem yang terintegerasi
Meningkatnya layanan manajemen Terwujudnya Persentase
4 data yang handal dan terkini serta e- terwujudnya
layanan
government yang terintegrasi manajemen data manajemen data dan
yang handal dan e- government yang
terkini serta e- terintegrasi
governmeny
yang terintegrasi
MISI 5 : Menyediakan dan mengelola data dan persandian yang akurat
Menyediakan pengolahan data yang Persentase
Ketersediaan orgasisasi perangkat
5 akurat dan terkini serta menciptakan
dan pengolahan daerah yang
kualitas persandian yang handal
data yang akurat memiliki publikasi

67
dan terkini serta statistik sektoral
optimalnya
kualitas
persandian

Strategi dan Kebijakan Renstra


No Indikator Sasaran Strategi Kebijakan
1 Jumlah organisasi perangkat Meningkatkan Menjalin komunikasi
daerah yang memiliki Daftar peran OPD sebagai dan koordinasi secara
informasi Publik unit informasi berkala dengan
daerah seluruh OPD
2 Persentase SDM yang mengikuti Meningkatkan Sosialisasi/penyuluhan
pelatihan berbasis TIK,statistik Pemahaman dan di bidang
dan persandian wawasan TIK,Statistik dan
Teknologi Persandian
Informasi dan
Komunikasi
dengan di dukung
oleh Fasilitas yang
memadai
3 Persentase terwujudnya Pengembangan dan Peningkatan efisiensi
manajemen data dan e- Pemanfaatan dan efektifitas
government yang terintegrasi Aplikasi TIK ketatalaksanaan dan
dalam rangka prosedur pada semua
mengembangkan tingkat pelayanan
Muatan E- publik
Government dan
kualitas pelayanan
Publik
4 Persentase orgasisasi perangkat Meningkatkan Fasilitasi dan
daerah yang memiliki publikasi kerja sama di pendampingan
statistik sektoral bidang statistik pengumpulan data
sektoral dengan startistik sektoral
seluruh orgasisasai bersama seluruh
perangkat daerah organisasi perangkat
daerah
5 Jumlah kelompok informasi Meningkatkan Fasilitasi dan
masyarakat Peran Serta Pendampingan
Masyarakat dalam Kelompok Informasi
penyelenggaraan Masyarakat (KIM)
komunikasi dan
informasi
6 Persentase sarana prasarana yang Meningkatkan Penyediaan
memadai di bidang TIK,statistik, Sarana Infrastruktur yang
dan persandian Prasarana berkualitas dan

68
yang memadai memadai
di bidang TIK,
Statistik dan
Persandian

Hubungan Program & Kegiatan


No Program Kegiatan
Program Pelayanan Administrasi
1
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan
2
Prasarana Aparatur
Program Peningkatan Disiplin
3
Aparatur
Program Peningkatan
4 Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
Program Peningkatan Kapasitas
5
Sumber Daya Aparatur
Program pengembangan Implementasi PPID Kota Samarinda
6 komunikasi, Informasi Dan
Media Massa
Rancangan E-Government Pemerintah
Program pengembangan Aplikasi Kota yang Terintegrasi Perluasan
7 Teknologi Informatika
Pelayanan LPSE Kota Samarinda
Pembinaan dan pengembangan sumber
Program Fasilitasi Peningkatan daya komunikasi dan informasi Bimbingan
SDM Bidang Komunikasi dan
8 Informasi Teknis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)`
Sosialisasi Internet Sehat
Pengelolaan Data Informasi Publik
Desiminasi Informasi Publik dan Media
Program Kerjasama Informasi Tradisional Kemitraan Media dan
dan Media Massa Lembaga Komunikasi Publik
9 Pengembangan Sumber daya Komunikasi
Publik Pengelolaan Opini dan Aspirasi
Publik
Peningkatan Kapasitas Sarana Prasarana
Program pengembangan Bidang Komunikasi dan Informasi
Infrastruktur Pengawasan dan Pengendalian Menera
komunikasi,informasi dan media
10 Telekomunikasi dan Penyelenggara Pos
massa
Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan
Layanan TIK

69
Pembinaan dan Pengawasan Jaringan
Program Pengembangan Komunikasi dan Sandi Daerah Pengadaan
11 Data/Informasi/Statistik Daerah Peralatan Pendukung Persandian
Peningkatan Kapasitas SDM Persandian
Survey Bidang Sosial dan Ekonomi
Program Pengembangan Kompilasi Produk Bidang Sosial dan
12 Data/Informasi/Statistik Daerah
ekonomi

70
Lampiran 3 Rekapan Jawaban Kuesioner

Responden 1 2 3 4 5 6 7
Atribut Proses Indikator Jawaban Responden
1 Y Y Y Y Y Y Y
PA 1.1
2 N Y N Y Y Y N
1 N Y N Y Y N Y
2 N Y N Y Y N Y
3 N Y N N N N Y
PA 2.1
4 N Y N N N N N
5 N N N N N N N
6 N N N N N N N
1 N Y N N N N N
2 N N N N N N N
PA 2.2
3 N N N N N N N
4 N N N N N N N
1 N N N N N N N
2 N N N N N N N
PA 3.1 3 N N N N N N N
4 N N N N N N N
5 N N N N N N N
1 N N N N N N N
2 N N N N N N N
3 N N N N N N N
PA 3.2
4 N N N N N N N
5 N N N N N N N
6 N N N N N N N
1 N N N N N N N
2 N N N N N N N
3 N N N N N N N
PA 4.1
4 N N N N N N N
5 N N N N N N N
6 N N N N N N N
1 N N N N N N N
2 N N N N N N N
PA 4.2 3 N N N N N N N
4 N N N N N N N
5 N N N N N N N

71
Responden 1 2 3 4 5 6 7
Atribut Proses Indikator Jawaban Responden
1 N N N N N N N
2 N N N N N N N
PA 5.1
3 N N N N N N N
4 N N N N N N N
5 N N N N N N N
1 N N N N N N N
PA 5.2
2 N N N N N N N
3 N N N N N N N
Sumber : Data primer yang diolah (2020)

Sumber : Data primer yang diolah (2020)

72
Lampiran 4 Contoh Basil Kuisoner
KUESIONER URVEY
Penilaian Capability Level DSS01 COBIT 5.0

Perkenalkan nama saya Aulia Safira mahasiswa STMIK Widya Cipta Dharma yang
melakukan penelitian tentang Tata Kelola Teknologi lnformasi terkait implementasi
e - kelurahan menggunakan framework COBIT 5.0.
Kuesioner survey ini disampaikan untuk mengetahui tingkat kemampuan /
Capability Level proses 05501 manage operations. Kuesioner dibuat
berdasarkan panduan self-assessment : Using COBIT 5.
Responden diminta menilai tingkat kemampuanaktivitasyang dilakukan dengan memberi tandaY atau
kondisi berikut:

• Y yang berarti ''YES'', artinya indikator tersebut ada/terlaksana.



• N yang berarti ''NO'', artinya indikator tersebut tidak ada/terlaksana

ldentitas Responden
Nama Responden

Jabatan

Asal Kelurahan

73

'

Proses ID DSSOl
Na.,na Proses eras1

Deskripsi Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan serta prosedur operasional yang diperlukan untuk memberikan
layanan TI internal dan outsource, termasuk pelaksanaan prosedur operasi standar yang telah ditentukan sebelumnya
dan ke iatan emantauan an di .e:.=r=lu==k:a:.n: . -,
Tujuan Memberikan hasil pelayanan operasional TI sesuai dengan rencana.
Proses
. .... ' . • - ' ":'i ;
-
-
.,,. . ., ,--· •
,_.
tr, ,..,,,,,..a h =• - ,.,
.,,.,,. ,. --,
.,,,,, ,.c.._,..._
-,
..
.,.,: - ,
..

p,_.•.. ,
- .
=•,, ¥ ..,.,.. _ .=c-.,.. - = .•
- . '
._... .....·.•"" --------------------------------------· - ---' ·_; ,_'-- - ''--- ,_:•, - ------
,-.,,.,,,_
...-....- •..,'"<".'- •a...·.-·-• -----• -,_. . ...... -----------------------''"'
--'"'-'-

Level A akah
0 • • •
Komentar
kriteria
--- te enu 1.
Evaluasi proses -proses berikut _
1 1
PA 1.1 ' Kegiatan operasional dilakukan sesuai ·
Kinerja DSSOl-01
kebutuhan dan di'a_;dwalkan --1-----------
Proses .s i dimonitor, diukur, dilaporkan dan
DSSOl-02 diatasi.
-,.-- - .,.. . •-( ;.- -.
'

•- - ••

proses
PA 2.1 memenuhi rencana.
Manajemen I 1anggung .Jawao U<ill w vv-.:;11a111:,
u.

Kinerja melakukan proses didefinisikan,


Proses ditugaskan dan dikomunikasikan.
Sumber daya dan informasi yang I
dioerlukan untuk melakukan roses---

74
diidentifikasi, disediakan, dialokasikan
dan digunakan.
Anta1·muka antara pihak-pihak
yang terlibat dikelola untuk
memastikan komunikasi yang
. - _ ;:; ,. ,._, :, - . ,. ;,·=-- , - - - - - · ., --.. . . efektif dan juga
. --· s i#i ¼ '« cS , £ : -' -. P' .
( r .J . , ,
J ,1 -. ! t :f ¼ .

'.,,:..:.:,_.-,..,,..,,,".·;.e;,r...
. ": % • • :: $- r H ::Jl , " ?f'' O:!..$ { ; . - -- ·· -- ,·
enu asan tan un · awab an...,_·elas.
,-.·,:r.::.· ., . · -·s, •,;-.!.-- -. -'-'""-"'--- - . .. - '-- ---,..' •. -·,;, . . • ---- - ••-- -,;,.c ----: ,--,..,;.,:_ '

. .--., , . . · " · .----.,;• ..'! . '


- ·- , ,. .
"- • =
. • ., - ,:v
;r•.;-, .-
- = • --• . - ,•.i:
; -
-••;/r _.,,_.-;.,.. • . ,· > • _"•'"•.;.:.
,c:,- - ' )>rc'
'• .;-- ., - , .-, .• .•.-.-_'".·,.._.. . > ·, ·_ ·. · --. ,•. .·. . .
. . , ~ '
'c_ . e_>,,,,·_ .- ; ,: ',._-- <_, • "= -• "••
• - ; ·• ,_."-,.,,,.,..,,,_. .,..::.: •• -1 'J.·.t:'!2...,•..-·• ->.-.. -
• .;;-:..:;._ - ' - •
.• ),:,; _'C, _, ·-··cc
~• -,,.. .• .,,_,-_.,. • . -, · ,, ., • -· h .. , , ;S --• ,;..,......_.c'< , - , ;,,: . .... . . .,,-,.4
·-;. "< .-· ":'-...-
-<,; - -o.a . •,

- - -----
PA2.2 Persyaratan untuk produk kerja dari proses y
Manajemen Output dari kinerja proses
didefinisikan.
Persyaratan untuk doku1nentasi dan
I I kontrol produk kerja didefinisikan.
Produk kerja diidentifikasi,
didokumentasikan, dan dikendalikan &
dengan tepat.
Produkkerjaditinjausesuaidengan
pengaturanyangdirencanakandan disesuaikanseperlunyauntukmemenuhi

ersvaratan. ---.• ,..


-- " •. _ ..
.• -•--- • - , ·•C"-L, , ,._, ·-s," - - •.v•.,...
-:-• ::,ov--,..,,,,
·r.,.-• ··--- - --

standar, termasuk pedoman Proses


menjahityangtepat,didefinisikanyang
PA 3.1 lgga1nbar1
Pendefinisian standar dari proses 5 harusd dala1nproses
yang ditentukan.
Urutan dan interaksi proses standar dengan
roses lain ditentukan.

75

, .,.. ,;;,. 7, ,· ., , ', >


" ..
l, " "
Kompetensi dan peran yang diperlukan
untuk melakukan suatu proses
diidentifikasi sebagai bagian dari proses
------- standar.
1 nfrast tur dan lingkungan kerja yang
diperlukan untuk melakukan suatu proses
diidentifikasi sebagai bagian dari proses
standar.
Metode yang cocok untuk memantau
keefektifan dan kesesuaian proses 1't
ditentukan.

• .,
' •
i-f,,<.=-,.-/ -- .:' -. - ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••,............................................................................ - .....-. ,--,.,,.] ·•'" . :'.:."."

PA 3.2 Proses yang ditentukan digunakan


Penerapan standar dari proses berdasarkanprosesstandaryangdipilih ,:
'
;1

I dan / atau disesuaikan secara tepat. I I


11
.,

Peran, tanggung jawab,danwewenang ,"!,

yangdiperlukanuntukmelakukanproses r-r "


'!j
"

yangditetapkanditugaskandan
dikornunikasikan.
Personilyangrnelakukanprosesyang
ditentukan kornpetenberdasarkan
pendidikan, pelatihan, danpengalaman

Sumber daya dan inforrnasi yang


dioerlukan diperlukan untuk l
yang l I
!

''

76
melakukan proses yang ditentukan
tersedia, dialokasikan dan di unakan.
Infrast tur dan lingkungan kerja yang l
I

diperlukan untuk melakukan proses yang


diten an tersedia, dikelola dan
dipelihara.
Data yang sesuai dikumpulkan dan
dianalisis sebagai dasar un memahami
peril , dan un menunjukkan
kesesuaian dan efektivitas proses, dan
untuK mengevaluasi di mana perbaikan
berkela·n utan dari roses da at dilakukan.
,b_·, .. .=-, =- - =.,...,=..• •..-=,-->u.=•t-,.•"·• ,·.-...-.·=,.. -- --- .

=w ·•-..,,.,·.""_""',.,..,,..,.,...--. -.'-. -

--

Memproses kebutuhan informasi dalam


mendukung tujuan bisnis yang relevan

PA4.1 Tujuan pengukuran proses berasal dari N


Pengukuran kebutuhan informasi proses.
proses Tujuan kuantitatif untuk kinerja proses
}4
terhadap dala1n mendukung tujuan bisnis yang

pencapa1 relevan ditetapkan.
an • Ukuran dan frekuensi pengukuran
tu. Juan 'P
diidentifikasi dan didefinisikan sejalan
dengan tujuan pengukuran proses dan
tuiuan kuantitatif untuk kiner·a roses.

77
Hasil pengukuran dikur,1pulkan,
dianalisis, dan dilaporkan untuk
memantau sejauh mana tujuan kuantitatif
untuk kine1ja proses terpenuhi.
Hasil pengukuran digunakan untuk N
.,,• - ; -
.,. ,. :.. men ambarkan kiner·a roses. ._ , ,-_,..., - - "·-;-'"'
,,,,:.o;..",.-!,n.:.,".'-.':-J-:"-n, ' -=--: ._,,. ;,-',_;,,-=
:"• . -----------------------------------------------------------------: -
: :-'·-. - -= -• ·

•-
'
'

PA4.2 Teknik analisis dan kontrol ditentukan dan


Kontrol I diterapkan jika berlaku. N
proses dari Batas kontrol variasi ditetapkan untuk
aktifitas kinerja proses normal.
N'
peng an Data pengukuran dianalisis untuk µ
I penyebab khusus variasi.
Tindakan korektif diarnbil un f-(
mengatasi penyebab khusus variasi.
Batas kendali ditetapkan kembali
(sebagaimana diperlukan) mengikuti
ff
1 tindakan korektif.
_ _ _ __ ___ _ _.- - .• -
'
1
--- ,
. ,-- - - ·"" ....

Tujuan peningkatan proses untuk proses


didefinisikan yang mendukung tujuan A
PA 5.1 bisnis an relevan.
Inovasi ,: ------:--------lf----------
Proses Data yang sesuai dianalisis untuk
mengidentifikasi penyebab umu1n variasi
dala111 kine ja proses. I I

71
Data yang sesuai dianalisis untuk
mengidentifikasi peluang praktik terbaik
dan inovasi.
Peluang perbaikan yang berasal dari
teknologi baru dan konsep proses
diidentifikasi.
Strategi implementasi ditetapkan untuk
1---l
mencapai tujuan peningkatan proses. 1 . --,• .,._.,.- ;:,;,.,..,.·-····
_
',- ,-.
- <'
. -
, • -• · .••· =,,.- =-_,.
:,-r-"'',.,,-.."-::'.'•I,.-,:.,,
, °'"'°,".
,

Da1npak dari semua perubahan yang


diusulkan dinilai terhadap tujuan dari
1- . roses an diteta kan dan roses standar.
Implementasi dari semua perubahan yang
disepakati dikelola untuk memastikan
bahwa setiap gangguan pada kinerja proses
PA 5.2
di ahami dan ditindaklan"uti. ----
Optimalisasi Berdasarkan kinerja aktual, efektivitas
perubahan proses dievaluasi terhadap 1--\
· · ··· · · dan
prod u k
proses ,akah
hasilnya disebabkan oleh penyebab umum
atau khusus.

79
Lampiran 5 Daftar Wawancara

Daftar Wawancara

Tanggal : 15 Desember 2019

Waktu : 09.00 – 11.30

Narasumber : Suparmin, SE., M.Eng

Jabatan : Kepala Bidang 4, aplikasi dan layanan e-government.

1. Melakukan pengamatan fasilitas fisik yang digunakan dalam membangun

dan mengembangkan aplikasi di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota

Samarinda?

a. Berapa jumlah server yang digunakan?

- 2 server fisik.

b. Berapa jumlah anggota tim pengembang sebuah aplikasi di dalam

suatu proyek?

- Tergantung aplikasi yang akan dikerjakan. Jika skala besar maka

akan ber tim berisi 2-3 orang, jika skala kecil maka hanya 1

programmer saja yang mengerjakan.

80
c. Bagaimana proses pengerjaan ketika mengembangkan sebuah

aplikasi?

- Rapat membahas analisis user requirement  Menentukan TIM

pengerjaan aplikasi  Membuat design interface  rapat tahap

2 dengan stakeholder  mulai pengerjaan programming  rapat

tahap 3  Implementasi  Maintenance

d. Bagaimana pembagian ruang yang meliputi tata ruang untuk kantor,

tim pengembang aplikasi, dan lain-lain ?

- Untuk tim pengembang biasanya tergabung dengan ruang kerja

bidang 4 yaitu aplikasi dan layanan e-government. Untuk server

ada khusus ruangan sendiri, dan media juga memiliki ruangan

sendiri.

e. Petunjuk kebijakan dan sistem prosedur yang terkait dengan

pengembangan e-kelurahan.

- Iya ada. Contohnya dalam menetapkan alur administrasi surat

digital kami mengundang seluruh kelurahan untuk membuat

regulasi terkait surat menyurat agar formatnya sama se-kota

samarinda.

f. Prosedur maintenance e-kelurahan.

- Untuk maintenance sendiri di handle langsung oleh programmer

yang membuat e-kelurahan, kebetulan programmernya dari luar

kominfo sendiri dan beliau siap melayani keluhan yang ada di e-

kelurahan melalui aplikasi telegram.

81
g. Layanan Help-Desk para operator e-kelurahan.

- Ada layanan help-desk e-kelurahan di aplikasi telegram. Jadi kami

menyediakan ruang grup agar seluruh operator e-kelurahan

ketika ada yang harus ditanyakan maka akan langsung di respon

oleh admin.

h. Dokumen dan bukti transaksi yang diperlukan yang berkaitan dengan

proses pengembangan e-kelurahan, seperti: daftar nama tim

pengembang, gaji para tim pengembang, dll.

- Ada dokumennya namnum tidak bisa untuk dipublikasikan. Kalau

ingin sebagai bukti hanya bisa diperlihatkan saja.

2. Melakukan wawancara ke bagian yang terkait.

a. Apakah pernah melakukan audit secara khusus mengenai implementasi

e-kelurahan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda?

- Sejauh ini belum ada. Kami hanya pernah melakukan visitasi kecil-

kecilan guna mendapatkan 3 kelurahan terbaik yang

Menggunakan e-kelurahan.

b. Apakah terdapat permasalahan terkait dengan proses implementasi

akhir-akhir ini?

- Untuk masalah besar tidak ada. Hanya saja ada beberapa staff

kelurahan yang minta kami untuk melakukan bimbingan teknis

perihal penggunaan e-kelurahan karna mereka staff baru, dan

kami sangat terbuka mengenai itu, kami menyuruh admin e-

kelurahan untuk melakukan pendampingan langsung.

82
c. Siapa saja yang bertanggung jawab apabila terjadi keadaan yang tidak

diinginkan seperti terserang virus, kena hacking, dan sebagainya ?

- Ada beberapa penanggung jawab yang bertugas untuk mengatasi

masalah-masalah diatas. Contoh untuk serangan hacking, diliat

dulu apakah diserang dari sisi server atau programmingnya.

Kalau dari sisi aplikasi maka programmer nya langsung yang

mengatasi, kalua dari sisi server maka staf kominfo yang

bertugas atas server lah yang bertanggungjawab.

d. Apakah terdapat auditor internal ?

- Sejauh ini belum ada.

e. Bagaimanakah sistem pengukuran, analisis, dan peningkatan efisiensi

dan efektivitas e-kelurahan?

- Biasanya untuk mengukur semua itu kami hanya melakukan

analisis kecil-kecilan seperti sudah sejauh mana e-kelurahan di

gunakan, apakah sudah digunakan semua fiturnya, dan kami

menampung saran-saran dari operator e-kelurahan perihal

peningkatan untuk mengembangkan e-kelurahan. Untuk sistem

pengukuran kuantitif & kualitatifnya belum ada.

Samarinda, 15 Desember 2019


Kepala Bidang Aplikasi dan Layanan e-government,

Suparmin

83

Anda mungkin juga menyukai