Gejala Meniskus
Meniskus merupakan peristiwa melengkungnya permukaan zat cair karena pengaruh gaya
adhesi dan kohesi. Ketika zat berada dalam tabung atau celah yang sempit. Adhesi sendiri adalah
gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang tidak sejenis. Gaya adhesi akan mengakibatkan
dua zat akan saling melekat jika dicampurkan. Contohnya adalah bercampurnya air dengan
teh/kopi, melekatnya air pada pipa kapiler, melekatnya tinta pada kertas, dan lain-lain.
Sementara kohesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis. Gaya kohesi
mengakibatkan dua zat bila dicampurkan tidak akan saling melekat. Kohesi antara lain
dipengaruhi oleh kerapatan dan jarak antarpartikel dalam zat. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa gaya kohesi zat padat lebih besar dibandingkan dengan zat cair dan gas.
Contoh dari peristiwa kohesi antara lain tidak bercampurnya air dengan minyak, tidak
melekatnya raksa pada dinding pipa kapiler, air pada daun talas, dan lain sebagainya.
Jenis Meniskus
1. Meniskus Cekung
Meniskus cekung merupakan meniskus yang mempunyai bentuk permukaan zat cair yang
cekung. Contoh meniskus cekung adalah seperti permukaan air pada pipa kapiler. Penyebab
kecekungan ini adalah gaya kohesi yang lebih kecil daripada gaya adhesi. Akibat lainnya
yaitu zat dapat membasahi dinding wadahnya dan tetesan airnya tidak membentuk bangun
seperti bola. Adapun bentuk dari meniskus cekung bisa dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Meniskus Cekung
2. Meniskus Cembung
Meniskus cembung merupakan meniskus yang mempunyai bentuk permukaan zat cair dalam
bejana yang berbentuk cembung. Contoh meniskus cembung adalah seperti permukaan air
raksa pada pipa kapiler. Penyebab kecembungan ini adalah gaya kohesi yang lebih besar
daripada gaya adhesi. Akibat lainnya yaitu zat tidak dapat membasahi wadahnya dan
tetesan membentuk bangun seperti bola. Adapun bentuk dari meniskus cembung bisa dilihat
pada gambar 2.
Bagaimana dengan bentuk kelengkungan permukaan raksa dalam tabung? Gaya kohesi antara
partikel-partikel raksa (FA) lebih kecil daripada gaya adhesi antara partikel raksa dengan partikel
kaca (Fk), sehingga resultan kedua gaya (FR) mengarah ke dalam. Agar tercapai keseimbangan,
maka permukaan raksa yang menempel pada dinding kaca harus tegak lurus terhadap gaya
resultan FR.
Akibatnya permukaan raksa yang menempel pada tabung kaca melengkung ke bawah dan
disebut sebagai meniskus cembung. Besarnya sudut kontak untuk meniskus cembung ini lebih
besar dari 90o.
Terdapat hubungan antara kemampuan membasahi air dengan tegangan permukaan air. Makin
kecil nilai tegangan permukaan air, makin besar kemampuan air untuk membasahi benda.
Makin tinggi suhu air, makin kecil tegangan permukaan. Artinya makin baik air tersebut untuk
membasahi benda. Itulah sebabnya mencuci dengan air panas dan air sabun hasilnya lebih bersih
daripada menggunakan air biasa, hal ini terjadi karena adanya gejala meniskus.
Gejala Kapilaritas
Apakah kamu pernah mengamati apa yang terjadi pada kompor minyak hingga bisa menyala?
Mengapa minyak tanah yang berada dibawah dapat bergerak naik sehingga api kompor menyala?
Dan jika kita sedang makan bersama keluarga, kemudian ada air yang tumpah di atas meja,
secara spontan kita akan mengambil tisu atau kain lap untuk mengeringkannya. Mengapa
demikian? Dan mengapa kita tidak memilih plastik pembungkus belanjaan untuk
mengeringkannya?
Yap, karena kapilaritas! Kapilaritas atau disebut juga gaya kapiler adalah gejala atau peristiwa
meresapnya zat air melalui celah-celah sempit atau pipa kapiler. Karena kapilaritas, minyak
tanah yang berada dibawah bergerak naik melalui sumbu kompor yang terbuat dari kain yang
berpori-pori kecil. Begitu juga Tisu atau kain lap adalah bahan yang memiliki celah atau pori-
pori kecil yang banyak sedangkan plastik tidak.
Kapilaritas disebabkan oleh interaksi di antara molekul-molekul dinding bahan dengan zat cair.
Interaksi antara molekul itu selajutnya kita beri nama gaya adhesi dan kohesi.
Air membasahi dinding karena gaya kohesi antar partikel air lebih kecil dari gaya adhesi antara
partikel air dan partikel dinding.
Sedangkan raksa, gaya kohesinya lebih besar dari gaya adhesinya dengan dinding, sehingga
tidak membasahi dinding.
Gaya adhesi air yang lebih besar dari kohesinya menyebabkan permukaan air berbentuk
meniskus cekung. Gaya kohesi raksa lebih dari gaya adhesinya, sehingga menyebabkan
permukaan raksa berbentuk meniskus cembung.
Sesuai dengan hukum III Newton tentang aksi reaksi, pipa akan melakukan gaya yang sama
besar pada zat cair, tetapi dalam arah berlawanan. Gaya inilah yang menyebabkan zat cair naik.
Zat cair berhenti naik ketika berat kolom zat cair yang naik sama dengan gaya ke atas yang
dikerjakan pada zat cair (w = F).
Jika massa jenis zat cair adalah ρ, tegangan permukaan γ, sudut kontak θ, kenaikan zat cair
setinggi h, dan jari-jari pipa kapiler adalah R, maka berat zat cair yang naik adalah:
Komponen gaya vertikal yang menarik zat cair sehingga naik setinggi h adalah
Pembahasan
Diketahui:
R = 1mm = 1 x 10-3 m
ρ = 1 g/cm3 = 100 kg/m3
γ = 1 N/m
θ= 600
g = 10 m/s2
ditanyakan h = …?
Penyelesaian
2 γ cos θ
h=
ρgR
h=2 (1 ) ¿ ¿
h=0 , 1m=10 cm
Pembahasan
Diketahui:
R = 1mm = 1 x 10-3 m
ρ = 13,6 g/cm3 = 13.600 kg/m3
γ = 1,36 N/m
θ = 1200, cos 1200 = - 0,5
g = 10 m/s2
ditanyakan h = …?
Penyelesaian
2 γ cos θ
h=
ρgR
h=2 (1 , 36 ) ¿ ¿
h=−0 , 0 1m=−1 cm
Video Pembelajaran :
https://www.youtube.com/watch?v=FuClRH4YIpY