Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN

POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU)

PENYAKIT TIDAK MENULAR

Ditetapkan Kepala UPT


Puskesmas Sumber Waras

Julaeha, S,ST
NIP. 19791201 200604 2 021

UPT PUSKESMAS SUMBER WARAS


JL. Raya Rahma Kel. Perumnas Rahma Kec. Lubuklinggau Selatan I
Kota Lubuklinggau Kode POS 31629
Telp. 081368177730 email: bludpkmsw@gmai.com
BAB I
DEFINISI

A. Pengertian Posbindu PTM


Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan
deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara
terpadu, rutin, dan periodik.
Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi
minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres,
hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko
yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan dasar.
Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung
dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan
akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.

B. Tujuan
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor
risiko PTM.
BAB II
RUANG LINGKUP

Posbindu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang


berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam pengendalian Penyakit Tidak
Menular (PTM) dengan melibatkan masyarakat, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan serta penilaian. Masyarakat dilibatkan sebagai agen perubah sekaligus
sumber daya yang menggerakkan Posbindu sebagai Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM), yang diselenggarakan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
masyarakat.
Posbindu PTM dapat dilaksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan
bersumber masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja atau di klinik perusahaan, di
lembaga pendidikan, tempat lain di mana masyarakat dalam jumlah tertentu
berkumpul/beraktivitas secara rutin, misalnya di mesjid, gereja, klub olah raga, pertemuan
organisasi politik maupun kemasyarakatan.
Pengintegrasian yang dimaksud adalah memadukan pelaksanaan Posbindu PTM
dengan kegiatan yang sudah dilakukan meliputi kesesuaian waktu dan tempat, serta
memanfaatkan sarana dan tenaga yang ada.
BAB III
TATALAKSANA

Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada atau
beberapa orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang
bersedia menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih secara khusus, dibina atau
difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM di masing-masing kelompok
atau organisasinya. Kriteria Kader Posbindu PTM antara lain berpendidikan minimal SLTA,
mau dan mampu melakukan kegiatan berkaitan dengan Posbindu PTM.
Dalam penyelenggaraan dan operasional Posbindu dibutuhkan beberapa langkah
kegiatan agar pelaksanaan Posbindu dapat berjalan optimal. Langkah-langkah tersebut
dapat disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masing-masing penyelenggara tanpa
mengurangi tahapan pada pelaksanaan. Kegiatan tersebut sebagai berikut:
A. Kesiapan pelaksanaan Posbindu
1. Sasaran
Adalah seluruh masyarakat yang berusia 15 tahun yang ada di wilayah Posbindu.
2. Waktu
a. Frekuensi Pelaksanaan Posbindu dilaksanakan paling kurang satu kali per
bulan.
b. Waktu pelaksanaan disepakati bersama masyarakat setempat.
c. Waktu pelaksanaan kegiatan dapat diinformasikan beberapa hari sebelumnya.
d. Pengelola Posbindu adalah Masyarakat, Lembaga kemasyarakatan.
Organisasi kemasyarakata, Institusi pemerintah/ swasta.
3. Posbindu dilaksanakan di Kantor Kelurahan di Wilayah kerja Puskesmas Sumber
Waras
4. Sarana Pendukung Kegiatan
a. Posbindu Kit:
1) alat pengukuran tekanan darah (tensimeter).
2) alat pegukuran gula darah/ glukometer.
3) alat pengukur berat badan/ timbangan.
4) alat pengukur tinggi badan.
5) alat ukur lingkar perut/ pita meteran.
6) buku pencatatan/ register.
B. Pelaksanaan Posbindu
Kegiatan posbindu PTM menggunakan sistem 5 meja. Pelayanan sistem 5 meja
terdiri dari :
1. Meja 1 : Pelayanan registrasi dan administrasi, yaitu kegiatan mencatat data
individu pasien sesuai buku monitoring faktor risiko PTM yang ada. Pada
pelaksanaan monitoring, kondisi faktor risiko PTM harus diketahui oleh yang
diperiksa maupun yang memeriksa.
2. Meja 2 : Wawancara faktor risiko PTM Hal-hal yang perlu diwawancara berkaitan
dengan faktor risiko PTM antara lain riwayat merokok, kebiasaan minum minuman
manis, kopi dan beralkohol, kegiatan aktifitas fisik/olahraga, kebiasaan makan
sayur dan buah, riwayat tekanan darah tinggi, riwayat penyakit dahulu dan
keluarga yang berkaitan dengan penyakit tidak menular.
3. Meja 3 : Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, IMT, lingkar perut , kegiatan
pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut,
sebaiknya diselenggarakan 1 bulan sekali
4. Meja 4 : Pemeriksaan, yaitu kegiatan memeriksa tekanan darah, kadar glukosa
darah, kadar kolesterol, kadar trigliserida darah, pemeriksaan klinis payudara dan
fungsi paru sederhana
5. Meja 5 : Konseling dan Edukasi, kegiatan konseling dan penyuluhan, harus
dilakukan setiap pelaksanaan Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena
pemantauan faktor risiko kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara
mengendalikannya. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya
tidak hanya dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu
dilakukan rutin setiap minggu.
BAB IV
DOKUMENTASI

Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Posbindu PTM dilakukan secara manual
dan/atau menggunakan sistem informasi manajemen PTM oleh Petugas Pelaksana
Posbindu PTM maupun oleh Petugas Puskesmas. Petugas Puskesmas mengambil data
hasil pencatatan posbindu PTM atau menerima hasil pencatatan dari petugas pelaksana
posbindu PTM. Hasil pencatatan ini dianalisis untuk digunakan dalam pembinaan,
sekaligus melaporkan ke instansi terkait secara berjenjang.
Hasil pencatatan dan pelaporan kegiatan posbindu PTM merupakan sumber data
yang penting untuk pemantauan dan penilaian perkembangan kegiatan posbindu PTM.

Anda mungkin juga menyukai