Anda di halaman 1dari 14

MODUL 6

PROYEKSI ORTOGRAFIS

PERTEMUAN KE : 7-8
TOPIK BELAJAR : Prinsip Proyeksi Ortografis, Memproyeksikan
Titik, Garis, Bidang dan Benda
ALOKASI WAKTU : 3 SKS
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip proyeksi ortografis.
2. Mahasiswa dapat memproyeksikan titik.
3. Mahasiswa dapat memproyeksikan garis.
4. Mahasiswa dapat memproyeksikan bidang.
5. Mahasiswa dapat memproyeksikan benda.
PENDAHULUAN
Kata ortografis berasal dari Yunani, Orthos berarti lurus, benar atau tegak
lurus dan graphikus berarti menulis atau menggambarkan dengan garis.
Proyeksi disebut ortografis bila semua garis proyeksi sejajar terhadap satu sama
lain dan tegak lurus terhadap bidang dimana benda tersebut diproyeksikan.
Penggambar harus menggambarkan bagian-bagian yang kelihatan
sebagai tiga dimensi (lebar, tinggi dan dalam) pada kertas gambar. Perbedaan
pandangan pada objek: tampak muka, tampak samping dan tampak atas disusun
secara sistematis pada kertas gambar untuk menyampaikan informasi yang
penting. Benda diproyeksikan dari beberapa sisi. Cara penggambaran seperti ini
dinamakan “proyeksi ortografis”.
Bidang-bidang yang umumnya dipakai sebagai bidang proyeksi adalah
bidang horizontal (bidang I), bidang frontal (bidang II) dan bidang profil (bidang
III).

54
MATERI
A. Prinsip Proyeksi Ortografis
Prinsip proyeksi ortografis dapat dilakukan pada sistem kuadran. Walau
demikian, hanya dua sistem yang bisa dipakai ialah proyeksi kwadaran pertama
(first angle projection) dan proyeksi kuadran ketiga (thirt angle projection).
Proyeksi kuadran pertama digunakan di beberapa negara Eropa dan
Asia, sehingga disebut proyeksi metoda Eropa. Proyeksi kuadran ketiga
terutama dipergunakan di Amerika Seriakt dan Canada, sehingga disebuit
proyeksi metoda Amerika. Kedua metoda tersebut memiliki perbedaan pada
letak bidang proyeksi dan arah pandangan.
Bidang-bidang proyeksi itu dipakai untuk memproyeksikan benda yang
terletak dalam ruang yang dibatasi oleh bidang-bidang proyeksi itu sendiri.
Dalam proyeksi ortografis, pada pokoknya kita memakai tiga buah bidang yang
tegak lurus satu sama lain yang berfungsi sebagai bidang-bidang proyeksi, yaitu:
a. Bidang proyeksi harizontal (H), disebut juga bidang proyeksi I, meninjukkan
pandang atas.
b. Bidang proyeksi frontal (F), disebut juga bidang proyeksi II, menunjukkan
pandangan muka.
c. Bidang proyeksi profil (P), disebut juga bidang proyeksi III, menunjukkan
pandangan kanan.
Jika kita umpamakan luas permukaan bidang-bidang proyeksi tidak
terbatas, maka bidang-bidang H dan F akan membagi ruang di dalam empat
bagian, yang dinamakan sudut-sudut ruang atau kuadran-kuadran, maka ruang:
- Di atas H dan di muka F, adalah kuadran ke-1
- Di atas H dan di belakang F, adalah kuadran ke-2
- Di bawah H dan di belakang F, adalah kuadran ke-3
- Di bawah H dan di muka F, adalah kuadran ke-4
Perlu diketahui bahwa penempatan di bidang proyeksi profil (P) atau
bidang proyeksi III kadang-kadang diambil di sebelah kanan. Apabila ketiga
bidang proyeksi H, F dan P tersebut saling memotong menurut tiga buah garis,
yang berpotongan tegak lurus satu sama lain di O, maka didapatlah:
OX = sumbu X; OY = sumbu Y dan OZ = sumbu Z.

55
Gambar 6.1 Prinsip Proyeksi Ortografis
Sumber : Penyusun

1. Proyeksi kuadran pertama


Pada proyeksi kuadran pertama, semua pandangan diproyeksikan pada
bidang di belakang benda, sedangkan bendanya diproyeksikan pada kuadran
pertama. Sedangkan susunan dari arah pandangan adalah pengamat (observer),
benda dan bidang gambar.

56
Gambar 6.2 Proyeksi Ortografis pada Kuadran Pertama
Sumber : Peyusun

Prinsip pandangan

Gambar 6.3 Prinsip Pandangan Proyeksi Ortografis pada Kuadran Pertama


Sumber : Penyusun

Untuk memperoleh gambaran sebuah benda biasanya kita perlu


menggambar tiga pandangan yang berbeda, yaitu:

57
a. Tampak depan
Merupakan gambar benda pada bidang proyeksi II (frontal plan).
b. Tampak atas atau denah
Merupakan gambar benda pada bidang proyeksi I (Horizontal plan).
c. Tampak samping
Merupakan gambar benda pada bidang proyeksi III (profil plan).
Kadang-kadang dengan dua pandangan saja kita sudah cukup
mendapatkan gambaran sebuah benda yang sederhana.
2. Proyeksi kuadran ketiga
Pada proyeksi kuadran ketiga semua tampak diproyeksikan pada bidang-
bidang yang terletak diantara benda dan titik observasi yang berarti tampak atas
terletak di atas tampak muka, dan tampak samping yang memperlihatkan sisi
kanan, jatuh pada sebelah kanan dari tampak muka. Sehingga susunan
pandangan adalah pengamat (observer), bidang gambar dan benda.
Prinsip Pandangan Pada Proyeksi Kuadran III

Gambar 6.4 Prinsip Pandangan Proyeksi Ortografis pada Kuadran Ketiga


Sumber : Penyusun

58
Bidang Proyeksi setelah direbahkan

Gambar 6.5 Bidang Proyeksi Ortografis pada Kuadran Pertama Setelah Direbahkan
Sumber : Penyusun

3. Perbedaan antara Proyeksi Kuadran Pertama dan Proyeksi Kuadran Ketiga


Perbedaan pokok antara kedua sistem tersebut, antara lain:
Proyeksi Kuadran Pertama Proyeksi Kuadran Ketiga
- Tampak-tampak diproyeksikan - Tampak-tampak diproyeksikan
pada bidang-bidang yang pada bidang-bidang yang
terletak di belakang benda terletak diantara benda dan
titik observasi
- Tampak atas terletak di bawah - Tampak atas terletak di atas
tampak muka tampak muka
- Tampak samping biasanya dari - Tampak samping biasanya dari
sisi kiri sisi kanan
4. Prinsip-Prinsip Gambar Multi Pandangan
Pandangan atas atau denah dan pandangan muka selalu dalam segaris
vertikal/tegak lurus. Tampak muka dan tampak samping selalu dalam segaris
mendatar/horizontal. Lebar benda diperlihatkan pada tampak muka dan denah.
Dalam (panjang) benda diperlihatkan pada tampak samping dan denah. Tinggi
benda dapat diperlihatkan pada tampak muka dan tampak samping.

59
B. Proyeksi Titik, Garis, Bidang dan Benda
Sebuah garis dapat diproyeksikan dalam panjang sebenarnya, atau
sebagai titik dalam suatu pandangan tergantung pada hubungannya terhadap
bidang proyeksi, dimana gambar tersebut diproyeksikan.
Panjang sebenarnya hanya diperlihatkan pada denah, yang sejajar
terhadap garis. Apabila sebuah garis tegak lurus pada proyeksi denah, maka
proyeksinya akan berupa sebuah titik.
Hal ini penting bagi para penggambar untuk menggambarkan posisi
setiap garis yang digambarkan, sehingga dapat diketahui apakah proyeksi
tersebut merupakan panjang atau pemendekan.
Yang selalu harus diperhatikan dalam prinsip pemroyeksian titik, garis,
maupun benda adalah garis hubung tegak lurus terhadap bidang proyeksi.

1. Proyeksi Titik
Titik merupakan bagian terkecil dari gambar yang dapat diberikan notasi,
sehingga dapat diproyeksikan terhadap bidang I, bidang II dan bidang III. Misal
titik A mempunyai jarak a cm terhadap bidang I, b cm terhadap bidang II dan c
cm terhadap bidang III. Dari masing-masing bidang diukur sebesar jarak yang
telah ditentukan dengan posisi tegak lurus dari bidang yang diukur. Yang perlu
diingat bahwa proyeksi titik adalah berupa titik. Pada posisi rebahan garis-garis
proyeksi selalu berhubungan dalam setiap bidang proyeksi.

Gambar 6.6 Proyeksi Titik


Sumber : Penyusun

60
Gambar posisi titik A setelah direbahkan.

Gambar 6.7 Gambar Proyeksi Titik Setelah Direbahkan


Sumber : Penyusun

2. Proyeksi Garis
Proyeksi sebuah garis lurus cukuplah dengan memproyeksikan dua titik
ujung dari garis itu ke bidang proyeksinya. Proyeksi sebuah garis kita nyatakan
dengan menempatkan sebuah huruf atau angka pada kedua ujungnya.
Dalam proyeksi garis ada beberapa kemungkinan dalam penggambaran
pada bidang-bidang proyeksi, yaitu:
a. Sama panjang
Bila suatu garis sejajar dengan bidang proyeksi I, maka proyeksi sama
panjang dengan garis yang diproyeksikan itu sendiri.
b. Lebih pendek
Dalam hal tertentu proyeksinya lebih pendek dari garis yang
diproyeksikan. Terjadi bila garis itu tidak tegak lurus terhadap bidang
proyeksinya. Pada garis oblik, garis yang tergambar pada bidang proyeksi baik
bidang I, bidang II dan bidang III akan lebih pendek dari ukuran sebenarnya.
Untuk mengetahui ukuran sebenarnya digunakan padangan pembantu berupa
bidang bantu.

61
c. Berupa titik
Bila garis itu tegak lurus terhadap bidang proyeksi, maka proyeksinya
merupakan sebuah titik.
Posisi garis AB pada bidang proyeksi

Gambar 6.8 Proyeksi Garis


Sumber : Penyusun

Posisi garis AB setelah direbahkan

Gambar 6.9 Proyeksi Garis Setelah Direbahkan


Sumber : Penyusun

62
3. Proyeksi Bidang datar
Sebagaimana kita ketahui bidang datar itu terdiri dari banyak garis dan
garis-garis itu sendiri dari titik-titik. Jadi kalau kita memproyeksikan sebuah
permukaan atau bidang datar yang selain berpotongan akan membentuk garis
pinggir (rusuk). Bidang datar itu dibatasi oleh rusuk-rusuk ini, dapat berbentuk
garis lurus atau garis lengkung.
Dalam hal ini sementara akan kita akan analisa permukaan dari bidang
datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus saja, adapun kemungkinannya adalah:
a. Ukuran Sebenarnya
Bila suatu bidang datar tegak lurus terhadap dua bidang dan terhadap
bidang satunya sejajar maka pada dua bidang berupa garis yang menyatakan
panjang dari sisi bidang datar tersebut. Pada bidang yang satu akan berupa
bidang datar sesuai ukuran sebenarnya.
b. Bidang Diperkecil
Terjadi bila terhadap dua bidang proyeksi, bidang datar itu tegak lurus
tetapi tidak sejajar terhadap bidang ketiga. Ukuran sebenarnya ada pada gambar
di dua bidang proyeksi yang berupa garis. Tetapi pada bidang datar yang tidak
sejajar maupun tidak tegak lurus terhadap ketiga bidang proyeksi (oblik) maka
pada ketiga bidang proyeksi tergambar berupa bidang yang diperkecil. Untuk
mengetahui ukuran sebenarnya digunakan pandangan pembantu berupa bidang
bantu.
c. Garis Diperpanjang
Bila suatu bidang datar tegak lurus terhadap dua bidang proyeksi dan
sejajar terhadap bidang proyeksi ketiga tetapi salah satu sisinya membentuk
sudut terhadap bidang proyeksi yang tegak lurus.
4. Proyeksi Benda
Sebagaimana kita ketahui benda itu terbentuk dari beberapa bidang dan
bidang terdiri dari banyak garis dan garis-garis itu sendiri dari titik-titik. Jadi
kalau kita memproyeksikan sebuah benda yang selain berpotongan akan
membentuk bidang datar. Langkah utama adalah memproyeksikan titik ujung
dari benda kemudian menghubungkan masing-masing titik sehingga terwujud
gambar proyeksi benda.
Posisi benda A pada bidang proyeksi.

63
Gambar 6.10 Proyeksi Benda
Sumber : Penyusun

Posisi benda A setelah direbahkan.

Gambar 6.11 Proyeksi Benda Setelah Direbahkan


Sumber : Penyusun

64
RANGKUMAN
Proyeksi disebut ortografis bila semua garis proyeksi sejajar terhadap
satu sama lain dan tegak lurus terhadap bidang dimana benda tersebut
diproyeksikan.
Penggambar harus menggambarkan bagian-bagian yang kelihatan
sebagai tiga dimensi (lebar, tinggi dan dalam) pada kertas gambar. Perbedaan
pandangan pada objek: tampak muka, tampak samping dan tampak atas
disusun secara sistematis pada kertas gambar untuk menyampaikan informasi
yang penting. Benda diproyeksikan dari beberapa sisi. Bidang-bidang yang
umumnya dipakai sebagai bidang proyeksi adalah; bidang horizontal (bidang I),
bidang frontal (bidang II) dan bidang profil (bidang III).

SOAL EVALUASI
1. Jelaskan prinsip menggambar proyeksi ortografis!
2. Titik A, Diketahui: A memiliki jarak 3 cm dari bidang I, 4 cm dari bidang II
dan 6 cm dari bidang III. Gambarlah proyeksi titik A pada kuadran I dan III!
3. Garis CD dengan panjang 6 cm. Diketahui: CD sejajar bidang II, CD
membentuk sudut 300 terhadap bidang I dan D memiliki jarak 2 cm dari
bidang I, II dan III. Gambarlah proyeksi garis CD pada kuadran I dan III!
4. Persegi panjang EFGH, Diketahui: Panjang EF 4 cm, panjang FG 6 cm, EF
memiliki jarak 2 cm dari bidang I, II dan III serta FG membentuk sudut 600
terhadap bidang I. Gambarlah proyeksi persegi panjang EFGH pada
kuadran I dan III!
5. Sebuah prisma segi tiga sama kaki dengan bidang alas ABC, Diketahui:
tinggi prisma 6 cm, titik A memiliki jarak 2 cm dari bidang I, II dan III,
panjang AB=AC= 4 cm serta AB sejajar terhadap bidang II. Gambarlah
prisma segi tiga sama sisi pada kuadran I dan III!

DAFTAR PUSTAKA
Alfianto, Imam. 2001. Bahan Ajar Menggambar Teknik. Malang (tidak terdapat
penerbit)

65
LEMBAR KERJA
MODUL 6

TOPIK BELAJAR : Prinsip Proyeksi Ortografis, Memproyeksikan


Titik, Garis, Bidang dan Benda
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa dapat membuat segi beraturan dengan diketahui lingkaran.
2. Mahasiswa dapat membuat segi beraturan dengan diketahui garis.
ALAT DAN BAHAN
1. Pensil
2. Penghapus
3. Penggaris
4. Kertas gambar ukuran A4
PETUNJUK
1. Berdoalah sebelum memulai mengerjakan.
2. Siapkan alat dan bahan.
3. Buatlah garis tepi dan kepala gambar dengan posisi kertas tegak
(vertikal/portrait)
4. Kerjakanlah lembar kerja sesuai dengan perintah soal dengan cermat.
5. Berhati-hatilah menggunakan peralatan gambar untuk kesehatan dan
keselamatan kerja.
PERINTAH SOAL

66
1. Lembar kerja 6.1
Salinlah gambar diatas pada bagian atas dari area gambar. Kemudian
buatlah gambar proyeksi pada bagian bawahnya menggunakan kuadran
I dengan ketentuan benda tersebut menempel pada bidang I dan berjarak
20 mm dari bidang II dan III. Berilah judul gambar dengan “Proyeksi
Eropa”.
2. Lembar kerja 6.2
Salinlah gambar diatas pada bagian atas dari area gambar. Kemudian
buatlah gambar proyeksi pada bagian bawahnya menggunakan kuadran
III dengan ketentuan benda tersebut menempel pada bidang I dan
berjarak 20 mm dari bidang II dan III. Berilah judul gambar dengan
“Proyeksi Amerika”.

67

Anda mungkin juga menyukai