2
Tim Editor & Desain
Abdurrahman Shahab
Fatinah Shahab
Muzal Kadzim Shahab
Husain Kamal Alhabsyi
Syarifah Chadijah Shahab
Jihan al-Madihi
3
Daftar Isi
4
Kata Pengantar
Wafuru’ihim adalah sebuah potongan kalimat yang dalam
bahasa Arab berarti “dan cabang-cabang mereka”. Istilah ini
dikenal terutama di kota Palembang untuk menyebut sebuah
keluarga besar yang merupakan anak keturunan dari Habib Alwi
bin Ahmad bin Syech Syahab yang terkenal dengan panggilan
Habib Alwi “Tanah Lapang”. Keluarga ini, dan lebih terutama lagi
dari cabang keturunan Habib Ahmad dan Habib Husin memiliki
keakraban yang cukup kuat. Banyak diantara keluarga ini terjadi
pernikahan sehingga memperkuat ikatan keluarga besar ini.
5
diadakan peringatan Haul Habib Alwi "Tanah Lapang” pada
tanggal 5 Syawal setiap tahun. Acara ini biasanya dijadikan ajang
berkumpul keluarga Wafuru’ihim yang tersebar di berbagai
tempat. Pada acara ini juga seringkali diadakan akad nikah,
tasmiyah, khitanan, dan sebagainya untuk menambah
keberkahan dari acara ini. Biasanya berdekatan dengan acara ini
juga diadakan penggalangan dana untuk membantu biaya
pendidikan keluarga yang kurang mampu.
6
saling sindir yang menjadi salah satu ciri khas keluarga ini juga
merupakan santapan sehari-hari di group ini. Tapi alhamdulillah
semuanya tidak sampai merusak silaturahim kekeluargaan.
Terutama faktor para sesepuh yang mampu mendinginkan
suasana atau memberikan peringatan apabila pembicaraan
bergerak ke arah yang tidak sehat atau kurang pantas membuat
percakapan di group ini dapat relatif terjaga.
7
mempelajari kandungan makna dari Surah Al-Kahfi dan
kemudian berlanjut lagi ke Surah al-Mulk. Alhamdulillah,
tadabbur al-Qur’an tersebut mendapatkan respon yang cukup
positif dari keluarga besar Wafuru’ihim. Harapannya semoga
dapat istiqomah serta semakin banyak yang mendapatkan
manfaat dari kajian ini.
Buku ini terwujud atas dukungan penuh dan kerjasama yang rapi
dari Tim Pakar dan Tim Editor. Kepada Habib Alwi Shahab dan
Habib Husein Shahab, kami sampaikan jazakumullah khairul jaza
atas dukungan penuhnya dan validasi yang diberikan. Kepada
8
Tim Editor, Abdurrahman Shahab, Fatinah Shahab, Muzal
Kadzim Shahab, Husain Kamal Alhabsyi dan Syarifah Chadijah
Shahab juga disampaikan jazakumullah khairul jaza atas kerja
rapi dan teliti untuk memastikan buku ini enak dibaca. Tak lupa
diucapkan banyak terima kasih kepada Jihan al-Madihi yang
telah membantu desain buku, khususnya cover buku. Semoga
Allah ﷻmembalas kerja yang ikhlas ini. Kepada jamaah
Pengajian Virtual Wafuru’ihim dan semua pihak yang
mendukung terwujudnya buku ini diucapkan banyak terima
kasih, semoga Allah ﷻmembalasnya dengan karunia-Nya yang
melimpah.
9
terjaga. Semoga Allah ﷻmeridhai dan memberkahi kita semua.
Aamiin YRA.
10
Mukaddimah
Surah Yāsīn termasuk surah yang sangat populer di kalangan
Umat Islam, karena sering sekali dibaca dalam berbagai
kesempatan. Banyak keluarga Muslim atau kelompok pengajian
mengamalkan membaca surah ini setiap malam Jum'at, atau
bahkan banyak juga orang yang mengamalkannya setiap hari,
pagi dan sore. Surah ini juga biasa dibaca ketika seorang sedang
sakit atau diperkirakan sedang menghadapi sakaratul maut
(nazak), dengan harapan memudahkan proses kewafatannya.
11
adalah Yāsīn. Barang siapa yang membacanya, maka Allah akan
mencatat baginya pahala membaca Al-Qur’an sepuluh kali.”
(HR. Tirmidzi dan Ad-Darimi).
Terdapat pula riwayat lain dari Ubay bin Kaab, dimuat pada kitab
Majma ’al-Bayan, yang menjelaskan bahwa jika ia dibaca hanya
untuk mendapatkan keridhaan Allahﷻ, maka dosa-dosa seorang
mukmin yang membacanya akan diampuni dan pahalanya setara
dengan membaca al-Qur’an sebanyak 12 kali. Abu Daud
meriwayatkan pula hadist yang mirip dengan ini, yang berbunyi:
“Qalbu Al-Qur’an itu ialah surah Yāsīn. Tidaklah dibaca dia (surah
ini) oleh seseorang yang menghendaki keridhaan Allah dan
keselamatan di hari akhirat, melainkan Allah akan mengampuni
dosanya”. (HR. Abu Daud).
12
lmam Ahmad bin Hanbal mengatakan jika surah ini dibacakan di
dekat orang yang dalam sakaratul maut, Allah akan meringankan
baginya dan mudah keluar ruh dari jasadnya. Tambahnya pula,
"Surah ini dapat membawa rahmat dan berkat dan
memudahkan keluarnya ruh dari badan." Demikian dicatatkan
oleh lbnu Katsir dalam tafsirnya.
13
membeli pakaian) maka ia akan dikaruniai pakaian. Bila ia sakit
maka ia akan diberi kesembuhan”.
Sungguh banyak sekali keutamaan membaca surah Yāsīn.
Kiranya sebagian keutamaan-keutamaan tersebut di atas sudah
cukup membuat kita tergerak untuk mengamalkan membaca
surah Yāsīn, jika dapat lakukan setiap hari, setelah Maghrib dan
di pagi hari, atau paling sedikit seminggu sekali, di hari Jum’at
misalnya.
14
yaitu kisah rasul-rasul yang diutus ke suatu negeri
(ashabul qaryah) dan tanggapan kaum negeri tersebut
pada ajakan para rasul.
2. Tentang aqidah/tauhid
Ayat ke-33 sampai ayat ke-47 memuat berbagai tanda-
tanda kebesaran dan kekuasaan Allah Yang Maha Esa.
3. Tentang hari Kiamat (ma’ad)
Ayat-ayat berupa peringatan dan tentang hari Kiamat
dimuat pada ayat ke-48 sampai ayat ke-68 yang
dilanjutkan dengan peringatan Rasulullah ﷺtentang hari
kebangkitan dengan bukti-bukti, termasuk kekuasaan
Allah ﷻuntuk menghidupkan yang mati, yaitu pada ayat
ke-69 sampai ayat terakhir, ayat ke-83.
15
merinci huruf-huruf muqattha’at tersebut, contoh huruf dan
dan surah-surah yang memuatnya.
16
Untuk ayat-ayat yang terdiri dari huruf-huruf muqatha’at ini,
sedikitnya terdapat 5 alternatif penafsiran dari para ahli tafsir,
yaitu sebagai berikut:
1. Merupakan nama surah, seperti Yāsīn, Thāha, Alif-lām-
mīm sajadah, dan Ha-mīm sajadah.
2. Merupakan semacam demonstrasi tantangan bagi para
pihak yang masih meragukan al-Qur’an, bahwa Kitab ini
tersusun dari huruf-huruf hija’iyah yang lazim digunakan.
Maka cobalah membuat dari huruf-huruf tersebut yang
semacam al-Qur’an, atau bahkan satu surah saja, niscaya
tidak akan bisa sampai kapanpun walaupun berkumpul
para ahli untuk melakukannya. Penafsiran ini dikuatkan
dengan fakta bahwa setelah huruf-huruf muqatha’at
dalam al-Qur’an selalu diikuti dengan ayat yang
menegaskan tentang kebenaran Al-Qur’an, kecuali pada
4 surah, yaitu surah Maryam, al-‘Ankabūt, ar-Rūm, dan
al-Qalam (Nūn).
3. Merupakan singkatan nama Allah, seperti misalnya Alif-
lam-mim ditafsirkan dengan memaknai alif sebagai Allah,
Lam sebagai al-Latif, dan mim sebagai al-Majid.
4. Memiliki nilai angka tertentu. Angka tersebut didapatkan
dengan cara memetakan huruf-huruf tersebut dengan
bobot angka menurut aturan tertentu. Setiap huruf
hijaiyah memilki nilai tertentu. Misalnya alif bernilai 1, ba
bernilai 2, jim bernilai 3, lam bernilai 50, mim bernilai 60.
Dengan memanipulasi nilai-nilai setiap huruf tersebut
maka akan dihasilkan sebuah angka yang merupakan
17
nilai dari huruf muqtha’at tersebut. Nilai angka tersebut
kemudian ditakwilkan pada pemaknaan tertentu. Banyak
kalangan melemahkan metode penafsiran/penakwilan
seperti ini karena dianggap tidak memiliki dasar yang
cukup memadai. Betapapun, ia adalah salah satu dari
kekayaan khazanah al-Qur’an yang coba dipahami oleh
manusia.
5. Tidak ditafsirkan, melainkan dengan menyerahkan
makna dari huruf-huruf tersebut kepada Allahﷻ.
18
Berkaitan dengan Yāsīn sebagai nama Rasulullahﷺ, dalam suatu
majlis ilmu yang diselenggarakan oleh Khalifah Ma’mun dan
dihadiri oleh Imam Ali Ridha, Khalifah Ma’mun bertanya kepada
Imam Ali Ridha, apa sebenarnya makna Yāsīn? Imam Ali Ridha
kemudian menanyakan kepada para ulama yang hadir di majlis
itu. Semua ulama yang hadir mengatakan bahwa Yāsīn adalah
nama Rasulullahﷺ. Kemudian ada riwayat dari Imam Ali bin Abi
Thalib r.a. yang dimuat di at-Tibyan fi Tafsir al-Qur’an, yang
disusun Syaikh Tusi, mengatakan bahwa Allah ﷻmemanggil
Rasulullah ﷺdengan tujuh nama di dalam al-Qur’an, yaitu:
1. Muhammad (Muhammad: 2),
3. Thāha (Thāha:1),
4. Yāsīn (Yāsīn:1),
5. Abdullah (Jin:19),
7. al-Mudatsir (al-Mudatsir:1).
19
sebagai salah satu nama Rasulullah ﷺcukup populer di kalangan
kaum muslimin.
20
akan kandungan al-Qur’an. Disamping itu sandaran sumpah itu
juga kiranya dimaksudkan untuk memberikan nilai yang sangat
tinggi pada sesuatu yang menjadi sandaran sumpah tersebut (al-
muqsam bih).
Pada ayat kedua ini sandaran sumpah yang digunakan adalah al-
Qur’an beserta salah satu sifatnya, yaitu bijaksana (al-hakim).
Sumpah ini digunakan untuk menegaskan dan meyakinkan orang
yang masih ragu-ragu tentang kebenaran kerasulan Nabi
Muhammadﷺ, Sang Yāsīn.
21
orang-orang beriman untuk memperhatikan, mempelajari dan
mengamalkan al-Qur’an. Menarik pula ketika sifat al-Qur’an
yang disebut pada ayat ini adalah al-hakim (bijaksana). Padahal
sifat bijaksana hanya terdapat pada sesuatu yang hidup dan
berilmu. Kita tidak bisa menyifati suatu benda mati sebagai
bijaksana, sebagaimana kita tidak akan menyifati orang hidup
yang bodoh atau berilmu sedikit atau berwawasan sempit
sebagai bijaksana pula. Jadi al-Qur’an itu “hidup” dan
mengandung padanya samudera ilmu yang luas. Bahkan al-
Qur’an itu tidak hanya hidup, tetapi juga menghidupkan dan
menggerakkan hati orang yang membaca dan menekuninya,
memberikan cahaya kepada qalbunya sehingga orang tersebut
dapat menjadi seorang yang bijaksana. Betapa hebatnya
kandungan ayat kedua yang pendek ini. Hanya dua kata, tetapi
luar biasa dalam dan luas ilmu yang terkandung padanya.
Sepatutnya ayat ini memicu kita untuk menekuni al-Qur’an agar
kita menjadi orang yang hidup, menghidupkan, berilmu dan
bijaksana.
22
dalam kitab suci yang agung, hidup, penuh kebijaksanaan, serta
otentik, yaitu al-Qur’an.
23
saat tertentu, dan berada di jalan yang benar di saat yang lain?
Ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah ﷺsungguh berada di atas
jalan yang benar!
Dalam ayat ini disebutkan dua sifat Allahﷻ. Pertama adalah Dia
Yang Maha Perkasa, yaitu barangsiapa yang melanggar
peraturan Tuhan dengan sengaja, menyeleweng dari jalan lurus
itu karena memperturutkan hawa nafsunya sendiri, tidak
memperdulikan tuntunan Rasulﷺ, maka orang itu dapat
dihukum oleh Tuhan dengan sifatNya Yang Perkasa, yang tidak
dapat dielakkan dan dikalahkan.
24
bahwa Allah ﷻmemiliki sifat Maha Penyayang (Rahīm). Seperti
antara lain ditegaskan pula pada ayat berikut:
25
Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali
semua urusan. (53) (QS. asy-Syūra: 52-53)
26
Karena Amr ini adalah seorang pemimpin yang disegani, maka
perintahnya diikuti sebagian besar penduduk Mekkah.
Akibatnya, penduduk Mekkah menjadi tersesat, menyembah
berhala. Walaupun ada orang-orang saleh yang memberikan
peringatan, namun sejak Nabi Ismail as wafat, belum ada lagi
seorang rasul yang diutus untuk penduduk Mekkah. Surah al-
Jumu'ah ayat 2 menjelaskan kondisi penduduk Mekkah atau
orang Arab secara umum.
َ ول م ۡن ُه ۡم يَ ۡتلُوا
علَ ۡيه ۡم َءايَتهۦ َويُزَ كيه ۡم ُ ث في ۡٱۡل ُمينَ َر
ٗ س َ َه َُو ٱلَّذي بَع
٢ ضلَل ُّمبين َ ب َو ۡٱلح ۡك َمةَ َوإن َكانُوا من قَ ۡب ُل لَفي َ ََويُعَل ُم ُه ُم ۡٱلكت
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya
kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka
Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata (QS. al-
Jum’ah: 2).
27
Penduduk Mekkah ini terkenal pandai berniaga. Mereka
biasanya melakukan perjalanan niaga ke Yaman pada musim
dingin dan ke Syam pada musim panas. Seperti yang
diungkapkan al-Quran “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan
musim panas.” (QS. Quraisy: 1-2).
Mereka berinteraksi dengan orang-orang Yahudi yang tinggal di
kota Yatsrib (Madinah). Mereka juga sering mendapat
pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang Yahudi yang tidak
mampu mereka jawab, sehingga dianggap bodoh oleh orang-
orang Yahudi. Demikian pula ketika mereka berinteraksi dengan
orang-orang Nasrani di Yaman. Karena merasa rendah diri, tidak
memiliki kitab suci seperti yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi
(Kitab Taurat) atau kitab Injil yang dimiliki oleh orang-orang
Nasrani, kaum Quraisy yang merupakan pemimpin kabilah di
Mekkah sangat berharap akan ada seorang rasul yang memiliki
kitab yang diturunkan untuk mereka, sehingga mereka dapat
menandingi atau bahkan mengungguli orang-orang Yahudi
maupun Nasrani.
Kemudian Allah ﷻmengutus seorang nabi dari kalangan mereka
sendiri, yaitu Nabi Muhammad ﷺdan menurunkan wahyu-Nya,
yaitu al-Qur’an, untuk membimbing mereka ke jalan yang lurus,
serta memberikan peringatan-peringatan bahwa apa yang
mereka lakukan selama ini adalah praktik sesat yang membuat
mereka terjerumus dalam kegelapan. Namun, ketika utusan
Allah ﷻitu menyampaikan peringatan-peringatan dan juga kabar
gembira dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an yang
28
diturunkan kepadanya, sebagian besar pemimpin menolaknya
dengan keras, memusuhinya bahkan melecehkan ajaran yang
disampaikan oleh Nabiﷺ.
29
menjelaskan implikasi dari penolakan tersebut, yaitu berlaku
suatu perkataan atau ketentuan terhadap orang-orang yang
menolak kebenaran. Apa ketentuan tersebut?
30
"Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi
tangguh (80), sampai kepada hari yang telah ditentukan
waktunya (hari Kiamat)" (81). Iblis menjawab: "Demi kekuasaan
Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya (82), kecuali
hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka” (83). Allah
berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya
kebenaran itulah yang Kukatakan" (84). Sesungguhnya Aku
pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu
dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara
mereka kesemuanya (85).
31
mendengar dan mengikuti peringatan dan petunjuk jalan yang
benar. Dengan demikian, jalan apapun yang mereka tempuh
adalah jalan sesat.
32
Target Dakwah
ٱلر ۡح َم َن ب ۡٱلغ َۡيب فَبَش ۡرهُ ب َم ۡغف َرة
َّ يَ إنَّ َما تُنذ ُر َمن ٱتَّبَ َع ٱلذ ۡك َر َوخَش
١١ َوأَ ۡجر َكريم
Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-
orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada
Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya.
Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan
pahala yang mulia (11).
Dua kondisi yang disebut ayat ini adalah mengikuti aż-Żikr dan
takut (khosyiya) kepada Allahﷻ. Kata aż-Żikr pada ayat ini dapat
33
bermakna secara umum yaitu peringatan, juga khusus karena
kata ini adalah ism ma'rifah (diawali kata “al”), sehingga yang
maksud aż-Żikr di sini adalah al-Qur’an. Makna aż-Żikr sebagai al-
Qur’an dapat kita ambil dari ayat pertama surah Shad:
34
dicintai (dalam hal ini Allah )ﷻtidak menyukai apa yang
dilakukannya. Khosyiya akan membuat orang beriman
mendekatkan diri kepada Allahﷻ, berusaha dengan sungguh-
sungguh untuk taat kepadaNya agar disenangi-Nya.
35
yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan
dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh) (12).
36
Disamping penafsiran yang umum tersebut diatas, ayat ini dapat
pula ditafsirkan bahwa Allah ﷻadalah yang Maha Menghidupkan
hati-hati yang telah mati. Hati yang telah buta, yang tertutup
dengan dinding penghalang di depan dan di belakangnya.
Tidaklah sulit bagi Allah Yang Maha Pengampun dan Penyayang
untuk menghidupkan kembali hati yang telah mati tersebut.
Hal yang sangat menarik disebut pada ayat 12 ini adalah bahwa
Allah ﷻtidak hanya menilai amal-amal yang telah dilakukan
manusia, melainkan juga akan memperhitungkan atsar atau
bekas perbuatan yang ditinggalkan. Maksudnya, jika seseorang
mengajarkan atau memerintahkan perbuatan baik, maka dia
mendapatkan pahala perbuatan baik orang-orang yang
mengikuti anjuran atau perintahnya, tanpa mengurangi pahala
dari perbuatan baik (amal saleh) orang yang melakukannya.
Sebaliknya, jika seseorang mengajarkan atau memerintahkan
37
perbuatan buruk atau maksiat, maka dia menanggung dosa
perbuatan buruk orang-orang yang mengikuti anjuran atau
perintahnya, tanpa mengurangi dosa orang yang melakukan
perbuatan buruk itu. Pemahaman tentang atsar ini harus
dihayati dengan baik agar kita lebih bersemangat untuk
mengajak orang berbuat baik dan berpikir seribu kali untuk
mengajak orang melakukan perbuatan maksiat.
38
Ayat 13 adalah awal kisah ashabul qaryah, kisah tentang suatu
penduduk negeri yang mendustakan rasul-rasul yang diutus
untuk mereka, yang berakhir dengan kehancuran negeri beserta
penghuninya. Kisah ini adalah suatu perumpamaan bagi
penduduk Mekkah yang melakukan perbuatan yang sama
terhadap Rasulullahﷺ. Tersirat dalam kisah ini adalah ancaman
untuk penduduk Mekkah. Kalau mereka tetap mendustakan
Rasulullah ﷺdan menganiayanya, maka mereka akan bernasib
sama dengan ashabul qaryah ini.
39
desa karena peradaban yang masih tradisional dan primitif.
Allah ﷻsesungguhnya menyayangi penduduk negeri ini sehingga
diutuslah dua orang rasul sekaligus untuk berdakwah, mengajak
penduduknya menempuh jalan yang lurus, meninggalkan
berhala-berhala mereka dan hanya menyembah Allah Yang
Maha Esa.
ٱلر ۡح َم ُن من ش َۡيء إ ۡن أَنت ُ ۡم إ َّل َّ قَالُوا َما أَنت ُ ۡم إ َّل َبشَر م ۡثلُنَا َو َما أَنزَ َل
علَ ۡينَا إ َّلَ َو َما١٦ َسلُون َ قَالُوا َربُّنَا َي ۡعلَ ُم إنَّا إلَ ۡي ُك ۡم لَ ُم ۡر١٥ َت َۡكذبُون
طي َّۡرنَا ب ُك ۡم لَئن لَّ ۡم تَنتَ ُهوا لَن َۡر ُج َمنَّ ُك ۡم َ َ قَالُوا إنَّا ت١٧ ۡٱلبَلَ ُغ ۡٱل ُمبي ُن
40
طئ ُركُم َّم َع ُك ۡم أَئن ذُك ۡرتُم َب ۡل
َ قَالُوا١٨ عذَاب أَليم َّ َولَيَ َم
َ سنَّ ُكم منَّا
١٩ َأَنت ُ ۡم قَ ۡوم ُّم ۡسرفُون
Mereka menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti
kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan
sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka" (15).
Mereka berkata: "Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya
kami adalah orang yang diutus kepada kamu" (16). Dan
kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah
Allah) dengan jelas" (17). Mereka menjawab: "Sesungguhnya
kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu
tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam
kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari
kami" (18). Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu
adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan
(kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang
melampaui batas" (19).
41
Sebagian ahli tafsir lain berpendapat bahwa penyebutan kata Ar-
Rahman disini untuk menggambarkan betapa besar rahmat dan
anugerah Allah ﷻkepada mereka, walaupun pengingkaran
mereka terhadap kebenaran begitu jelas.
42
mereka tidak meminta pertolongan kepada tuhan-tuhan mereka
untuk menghapuskan kemalangan itu. Atau mungkin mereka
telah meminta tolong kepada tuhan-tuhan itu, tetapi tidak
mendapatkan jawaban. Tentu saja tidak dijawab, tuhan-tuhan
atau berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak memiliki
daya upaya sedikitpun. Nampaknya, kemalangan yang mereka
alami semakin parah dan mereka semakin bersemangat untuk
mengusir atau membungkam ketiga utusan itu agar kemalangan
segera berlalu.
43
Apa jawab ketiga utusan itu? Mereka bersabar dan menjawab
dengan penuh bijak serta berusaha menyadarkan penduduk
negeri yang sudah kesetanan itu. Ketiga utusan itu mengatakan
bahwa kemalangan yang mereka alami adalah akibat ulah
mereka sendiri. Tidak mungkin kemalangan disebabkan
peringatan dari para utusan itu, yang intinya mengajak ke jalan
yang benar, ajakan untuk selamat.
44
kepada penduduk negeri itu bahwa “Sebenarnya kamu adalah
kaum yang melampaui batas”. Memang penduduk negeri itu,
terutama oligarkinya, sangat keterlaluan dan benar-benar telah
bertindak melampaui batas.
َ صا ۡٱل َمدينَة َر ُجل يَ ۡسعَى قَا َل يَقَ ۡوم ٱتَّبعُوا ۡٱل ُم ۡر
سلي َن َ َو َجا َء م ۡن أَ ۡق
٢١ َ ٱتَّبعُوا َمن َّل يَ ۡسلُ ُك ۡم أَ ۡج ٗرا َوهُم ُّمهۡ تَدُون٢٠
Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan
bergegas-gegas ia berkata: "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan
itu" (20). Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu;
dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk (21).
45
adalah bagian dari kaumnya, Allah ﷻtidak menyebutnya bagian
ashabul qaryah. Pada ayat 20 Habib disebut dengan orang kota.
Diksi yang dipakai pada ayat 20 itu adalah “madinah/kota” yang
artinya penghuninya memiliki peradaban dan berpikiran maju.
Tidak seperti penghuni “qaryah” yang melakukan syirik, suka
dengan dengan status quo dan membudayakan maksiat.
Menarik juga disini mengapa lelaki itu disebut berasal dari ujung
kota. Mengapa ujung kota, bukan tengah kota? Hal ini mungkin
mengisyaratkan kebersihan hati orang yang tidak berada di
"tengah kota" yang seringkali penuh dengan konflik
kepentingan. Orang yang tidak terlibat dalam konflik
kepentingan akan dapat berfikir lebih jernih dalam melihat
hakikat persoalan. Sedangkan orang yang berada di dalam
konflik kepentingan, maka pikirannya akan memiliki bias
konfirmasi (confirmation bias) yang akan membuat kesalahan-
kesalahan dalam menilai dan mengambil keputusan.
46
Habib pun mengungkapkan alasan utamanya untuk mengajak
kaumnya mengikuti utusan-utusan itu. Pertama adalah karena
ketiga utusan itu tidak meminta upah dalam bentuk apapun
dalam menyampaikan pesan kebenaran. Artinya ketiga utusan
ini tidak memiliki kepentingan apapun. Salah satu karakteristik
pendakwah yang perlu diikuti adalah ketiadaan pamrih. Para
penyeru itu tidak memiliki pamrih dan ambisi apa-apa di balik
ajakannya. Dia tidak berharap kekuasaan, kekayaan, pengaruh
atau kepentingan-kepentingan lain selain ingin mengajak
kepada kebaikan dan petunjuk. Orang-orang seperti inilah yang
layak untuk diikuti. Mereka ikhlas mengajarkan kebenaran
dengan harapan kaumnya itu menjadi kaum yang bersyukur
kepada Allahﷻ, mengesakan-Nya, meninggalkan maksiat dan
berbuat baik. Namun, oligarki kaum itu, sebagaimana oligarki
kaum-kaum durhaka lainnya, termasuk oligarki Mekkah, merasa
terancam dengan pesan yang dapat mentransformasi kaum itu
dari dungu menjadi pintar, sehingga pembodohan yang
dilakukan oligarki itu akan terbongkar.
َءأَتَّخذُ من دُونهۦ٢٢ َط َرني َوإ َل ۡيه ت ُ ۡر َجعُون َ ي َل أَ ۡعبُ ُد ٱ َّلذي َف
َ َو َما ل
ش ۡيا َو َل يُنقذُون
َ شفَ َعت ُ ُه ۡم َ ضر َّل ت ُ ۡغن
َ عني َّ َءال َهةً إن يُر ۡدن
ُ ٱلر ۡح َم ُن ب
٢٤ ضلَل ُّمبين َ إني إ ٗذا لَّفي٢٣
Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah
menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu (semua)
akan dikembalikan (22). Mengapa aku akan menyembah tuhan-
tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki
kemudharatan terhadapku, niscaya syafa´at mereka tidak
memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula)
47
dapat menyelamatkanku (23). Sesungguhnya aku kalau begitu
pasti berada dalam kesesatan yang nyata (24).
48
Apakah kepada berhala-berhala itu? Tentu tidak! Kalian akan
kembali kepada Pencipta kalian, mempertanggung-jawabkan
perbuatan kalian!
49
jika Allah Yang Maha Pengasih pada semua (Ar-Rahmān) itu
hendak menimpakan mudharat atau petaka kepada saya, maka
takkan ada yang dapat menolongku. Habib memisalkan dirinya
untuk berbicara tentang kaumnya. Bahwa seandainya Tuhan
yang telah begitu banyak mengasihi kalian selama ini (ar-
Rahman) itu hendak memberi petaka pada kaumnya, seperti
yang sedang kaumnya alami ini, dapatkah tuhan-tuhan yang
mereka sembah membantu mereka membebaskan dari
malapetaka itu? Pertanyaan ini sebetulnya benar-benar
mengena, menyentuh kondisi yang sedang dialami kaumnya
yang sedang beringas tersebut. Kemudian Habib melengkapi
pertanyaannya dengan pernyataan. Bahwa seandainya jika saya
begitu, kata Habib, maka sungguh dia telah benar-benar
tersesat. Dia tidak langsung menyesatkan kaumnya, tapi
menyatakannya secara tidak langsung untuk menggugah
kesadaran mereka tentang kesesatan jalan yang selama ini
mereka anut. Sadarlah, wahai kaumku!
قي َل ۡٱد ُخل ۡٱل َجنَّةَ قَا َل يَلَ ۡيتَ قَ ۡومي٢٥ ٱس َمعُون
ۡ َإني َءا َمنتُ ب َرب ُك ۡم ف
٢٧ َغفَ َر لي َربي َو َجعَلَني منَ ۡٱل ُم ۡك َرمين َ ب َما٢٦ َيَعۡ لَ ُمون
Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka
dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku (25). Dikatakan
(kepadanya): "Masuklah ke surga". Ia berkata: "Alangkah
baiknya sekiranya kaumku mengetahui (26). Apa yang
menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan
menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan" (27).
50
Selanjutnya setelah menjelaskan mengenai argumentasi-
argumentasinya, kemudian Habib membuat pernyataan yang
sangat lugas, yakni pengakuan keimanannya kepada Tuhannya
yang telah dia jelaskan pada argumentasi-argumentasi
sebelumnya, yakni Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Pengasih
(Ar-Rahman). Banyak ahli tafsir memaknai frasa pengakuan “Aku
telah beriman dengan Tuhanmu” (“amantu birabbikum”) itu
yang dimaksud adalah Tuhan dari ketiga Rasul yang didustakan
oleh ashabul qoryah. Jadi setelah dia menyampaikan nasihat
kepada penduduk negeri itu, dia menoleh kepada para rasul
untuk menyatakan keimanannya agar ketiga rasul itu ikut
menyaksikan pengakuannya.
51
Alangkah mulianya Habib bin Najjar ini! Habib pun bergumam,
setelah dia merasakan nikmat yang luar biasa, “Alangkah
baiknya sekiranya kaumku mengetahui. Apa yang menyebabkan
Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku
termasuk orang-orang yang dimuliakan”. Pernyataan Habib
yang dia lontarkan ini tentu tidak akan didengar kaumnya,
karena penyataan itu dilontarkannya di alam “surga” yang
sedang dinikmati Habib.
ٱّلل أَمۡ َوتُ ۚ َب ۡل أَ ۡحيَاء َولَكن َّل َ َو َل تَقُولُوا ل َمن ي ُۡقتَ ُل في
َّ سبيل
١٥٤ َت َۡشعُ ُرون
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang
gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati, karena
(sebenarnya) mereka itu hidup tetapi engkau tidak
menyadarinya.“ (QS. al-Baqarah: 154)
52
setelah kiamat baru dibangkitkan untuk nantinya dimasukkan ke
surga/neraka tergantung keputusan mahkamah Ilahi nanti?
53
surga yang penuh dengan kenikmatan itu di dalam
kuburnya (alam barzakh).
54
علَ ۡي ُكم َ علَ ۡيه َما
َ عنتُّ ۡم َحريص َ سول م ۡن أَنفُس ُك ۡم
َ عزيز ُ لَقَ ۡد َجا َء ُك ۡم َر
١٢٨ ب ۡٱل ُم ۡؤمنينَ َر ُءوف َّرحيم
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan (keimanan, keselamatan, kebahagiaan,
kebaikan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap
orang-orang mukmin”. (QS. at-Taubah: 128)
55
Dan kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia
(meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami
menurunkannya (28). Tidak ada siksaan atas mereka melainkan
satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati
(29).
56
Adanya siksaan yang membinasakan seluruh penduduk negeri
itu membuat para ahli tafsir meragukan bahwa lokasi negeri itu
adalah seperti diduga di awal, yaitu di Antakiya. Karena pada
negeri itu tidak pernah ada tanda-tanda pernah terjadi sebuah
bencana besar yang membinasakan secara total. Dan dalam
sejarah pun disebutkan bahwa Antakiya tidaklah pemah
menolak kedatangan utusan-utusan Nabi Isa as. Bahkan
dianggap termasuk diantara empat negeri yang jadi tiang-tiang
penegak Agama Almasih, selain Jerusalem, Iskandariyah dan
Roma.
Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar nya mengungkapkan
kemungkinan lokasi lain dari negeri yang dibuat permisalan
dalam surah Yāsīn ini. Buya menyampaikan analisa lain bahwa
lokasi negeri yang dimaksud di surah ini adalah negeri Pompeii
di Italia, yang terletak di kaki gunung Vesuvius. Gunung itu
meletus pada tahun 79 setelah Nabi Isa lahir. Ahli-ahli sejarah
menjelaskan bagaimana hebatnya bunyi gunung itu ketika
meletus, sehingga ketika mendengar bunyinya saja telah banyak
orang yang padam nyawanya dan berhenti jantungnya karena
tidak kuasa mendengarkan letusannya. Letusan yang amat
dahsyat itu telah menyemburkan lahar hitam yang panas,
sehingga gelaplah langit dan tertimbunlah kota-kota Pompeii,
Herculanum dan Stabiae oleh debu letusan itu.
Pada tahun 1748 baru dimulai penggalian kembali timbunan
kota-kota itu. Masih didapati manusia yang tertimbun debu itu.
Ada yang masih sedang berjalan di pasar, masih bergurau
dengan teman, masih minum-minum di kedai, masih bercinta-
57
cintaan laki-laki dan perempuan. Benar-benar mereka tidak siap
lebih dahulu buat lari, karena tiba-tiba telah tertimbun debu.
Sekarang tembok-tembok kota Pompeii itu masih dipelihara dan
dijadikan objek wisata. Maka terlihatlah pada ukiran di dinding
yang telah kuno itu bagaimana rusaknya perikehidupan orang di
zaman itu, yang benar-benar telah lupa kepada nilai-nilai yang
patut dipegang.
Masuklah di akal kita, jika datang dua utusan Tuhan ke sana tidak
diperdulikan orang, sehingga sampai diperkuat seorang lagi.
Kemudian datang seorang yang tidak tertarik oleh kehidupan
gila-gilaan. Dia datang dari ujung negeri! Datang dari ujung
negeri mengisyaratkan bahwa orang ini tidak mau ikut-ikutan
dalam hidup mewah yang gila-gilaan itu. Setelah dia mendengar
ada rasul-rasul Tuhan datang, dia keluar dari tempat
persembunyiannya yang jauh, lalu diajaknya kaumnya agar
menerima kedatangan ketiga Rasul itu dan percaya kepadanya.
Tetapi dia dibunuh orang. Sehingga samalah nasibnya dengan
seorang muballigh yang pergi melakukan da'wah ke tempat
orang berbuat segala maksiat sejak dari judi, minum arak,
berzina, menipu dan berkelahi. Di sana dia mengajak orang
untuk kembali ke jalan yang benar. Orang tidak suka
mendengarkannya, sehingga kemudian dia dibunuh.
Demikian Buya Hamka menjelaskan analisanya dalam Tafsir Al-
Azhar. Betapapun beliau menutup analisanya dengan
menyatakan bahwa ini adalah kemungkinan saja. Sebab pada
kitab-kitab tafsir yang terdahulu sejak dari Thabari, sampai ar-
Razi, al-Kasysyaf dari Zamakhsyari, Ibnu Katsir dan al-Qurthubi
58
tidaklah ada yang membayangkan tentang kemungkinan negeri
Pompeii itu. Apatah lagi dia terletak di tanah ltalia, dan baru
digali orang pada tahun 1748. Wallahu A'lamu bi ash-shawwab.
Terlepas dari dimanakah lokasi negeri tersebut berada, siapakah
para rasul yang diceritakan, serta siapakah lelaki dari ujung kota
yang dikisahkan dengan sangat indah di surah Yāsīn ini, namun
yang lebih penting adalah pelajaran dan hikmah luar biasa yang
terkandung dari kisah Qur’ani ini. Subhanallah wa al-
Hamdulillah.
َسول إ َّل َكانُوا بهۦ َي ۡست َهۡ ز ُءون ُ علَى ۡٱلع َباد َما َي ۡأتيهم من َّر َ ًَي َح ۡس َرة
أَلَ ۡم َي َر ۡوا َك ۡم أَ ۡهلَ ۡكنَا قَ ۡبلَ ُهم منَ ۡٱلقُ ُرون أَنَّ ُه ۡم إلَ ۡيه ۡم َل َي ۡرجعُو َن٣٠
٣٢ َض ُرون َ َوإن ُكل لَّ َّما َجميع لَّ َد ۡينَا ُم ۡح٣١
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu,
tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan
mereka selalu memperolok-olokkannya (30). Tidakkah mereka
mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka
yang telah Kami binasakan, bahwasanya orang-orang (yang
telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka (31).
Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada
Kami (32).
59
ini tidak mungkin terjadi, waktu tidak berjalan mundur. Sesal
kemudian tiada berguna. Ketika hidup di dunia, rasul-rasul yang
diutus untuk mereka semuanya mereka dustakan, mereka olok-
olok bahkan mereka bunuh. Sungguh perbuatan jahil yang
mereka lakukan itu telah jauh melampaui batas.
60
telah menyadari dosanya. Di sini, yang dibicarakan adalah
hamba-hamba Allah ﷻyang telah dibinasakan karena
kedurhakaan mereka sehingga tentu saja ketika itu mereka telah
menyadari dosanya. Hanya sangat disayangkan kesadarannya
sudah tak lagi bermanfaat baginya.
61
Setelah mengingatkan para pendurhaka itu tentang nasib orang-
orang seperti mereka sebelumnya, bahwa mereka dibinasakan
dan terbukti tidak kembali lagi, maka ayat 32 ini melanjutkan
peringatannya bahwa mereka bahkan semua manusia, baik yang
sudah mati, yang masih hidup saat ini, maupun yang akan lahir
di masa akan datang, semuanya akan dikumpulkan di hadapan
Allahﷻ. Semuanya pasti akan dihadirkan di hadapan Allahﷻ.
Semua amal dan perbuatan di dunia ini pasti akan diminta
pertanggungjawabannya di hadapan Allahﷻ.
Bahwa hidup itu pasti tidak berhenti di dunia saja. Banyak hal di
kehidupan dunia ini yang tidak adil. Banyak orang baik tapi justru
mendapatkan banyak kesulitan. Sedangkan banyak orang yang
hidupnya penuh dengan kejahatan dan penipuan, tapi justru
mendapatkan kebebasan dan kelapangan hidup. Sungguh tidak
mungkin demikian. Pastilah ada babak kehidupan berikutnya
yang akan menuntaskan keadilan yang hakiki. Seperti
disampaikan pada ayat 32 ini, sungguh semuanya akan
dihadapkan pada Allah ﷻuntuk mempertanggung jawabkan
semuanya, untuk mendapatkan keadilan Ilahi yang hakiki.
Bukankah Allah ﷻadalah sebaik-baik pengambil keputusan?
62
penuh hikmah tentang diutusnya beberapa rasul kepada sebuah
negeri yang penduduknya sebagian besar menolak ajakan dari
para rasul tersebut, serta bagaimana kesudahan bagi pembela
para rasul dan penduduk negeri yang menentang mereka. Kisah
mereka diakhiri dengan pernyataan bahwa: Tidaklah mereka
semua kecuali dikumpulkan kepada Kami lagi dihadirkan (ayat
32).
Kini ayat-ayat selanjutnya kembali berbicara tentang kaum
musyrikin Mekkah dengan mengajak mereka memerhatikan
alam sekitar, setelah ayat sebelumnya mengajak mereka
memerhatikan pengalaman sejarah.
Berbagai tanda-tanda yang dapat diamati di alam ini menjadi
bukti nyata tentang wujud Allah dan keesaanNya. Tanda-tanda
itu menjadi bukti bahwa tidak mungkin Tuhan itu lebih dari satu.
Tanda-tanda tersebut sekaligus menjadi tanda-tanda kebesaran
dan kekuasaan-Nya yang terbentang di sekitar kita.
َض ۡٱل َم ۡيتَةُ أَ ۡحيَ ۡينَ َها َوأَ ۡخ َر ۡجنَا م ۡن َها َح ٗبا فَم ۡنهُ يَ ۡأ ُكلُون
ُ َو َءايَة لَّ ُه ُم ۡٱۡل َ ۡر
َو َج َع ۡلنَا في َها َجنَّت من نَّخيل َوأَ ۡعنَب َوفَ َّج ۡرنَا في َها منَ ۡٱلعُيُون٣٣
٣٥ َعملَ ۡتهُ أ َ ۡيديه ۡم أَفَ َل َي ۡش ُك ُرون َ ل َي ۡأ ُكلُوا من ث َ َمرهۦ َو َما٣٤
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka
adalah bumi yang mati Kami hidupkan bumi itu dan Kami
keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka
makan (33). Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan
anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air (34)
supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang
63
diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka
tidak bersyukur (35).
Pada dasarnya bumi yang mati itu ada dua macam, yaitu: mati
musiman, dan mati yang berlangsung sangat lama. Bumi yang
mati musiman adalah ketika ia menjadi kering di musim
kemarau, sehingga tanah menjadi lekang, sawah-sawah menjadi
kering, tanaman menjadi layu, dan sebagainya. Namun ketika
hujan datang, rumput-rumput yang tadinya seperti telah tiada,
tiba-tiba muncul dari tanah-tanah yang kembali hidup karena
hujan tadi. Sawah-sawahpun kembali dibajak dan ditanam benih
lagi, dan seterusnya.
Adapun bumi yang mati sangat lama adalah seperti yang terlihat
pada gurun-gurun pasir di Jazirah Arab, Afrika Utara, Libya, dan
Gurun Gobi. Tanah-tanah di gurun pasir itu adalah tanah yang
mati, karena di sana tidak ada air. Jika setahun sekali hujan
datang, karena tanahnya hanya pasir belaka maka hujan itu
hanya akan membawa hanyut pasir tersebut, sehingga banjirlah
64
yang akan terjadi. Bila banjir datang, maka tanaman-tanaman
kecil yang sedianya akan tumbuh pun dapat tersapu oleh banjir.
Dari sisi lain, proses hidupnya bumi setelah kematiannya ini juga
dapat ditinjau lebih jauh dari sejarah awal pembentukan bumi.
Sebelum ada kehidupan, bumi ini bertemperatur sangat tinggi,
dan tidak memiliki air. Padahal air merupakan sumber
kehidupan (QS. al-Anbiya: 30). Tanpa air mustahil ada kehidupan
di bumi. Sehingga pada awalnya, bumi ini memang asalnya mati.
Tidak memiliki air sehingga sama sekali tidak ada kehidupan.
Pada awalnya permukaan bumi ini lembek dan sangat panas
seperti magma atau lahar gunung berapi. Bumi kemudian
65
dihujani oleh asteroid dan juga komet yang mengandung air.
Allah ﷻmenurunkan air dari langit, banyak sekali ayat-ayat al-
Qur’an mengungkapkan ini, misalnya pada ayat 32 surah Ibrahim
berikut ini:
66
ini dan bahkan kufur kepada Allahﷻ. Sungguh melampaui
bataslah manusia yang membalas kebaikan Allah ﷻyang luar
biasa itu dengan justru menyekutukan-Nya. Seperti halnya yang
dilakukan oleh kaum musyrikin Mekkah itu.
ُ س ۡب َحنَ ٱلَّذي َخلَقَ ۡٱۡل َ ۡز َو َج ُكلَّ َها م َّما تُنبتُ ۡٱۡل َ ۡر
ض َوم ۡن أَنفُسه ۡم ُ
٣٦ ََوم َّما َل يَعۡ لَ ُمون
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari
diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (36).
67
Ayat ini sungguh luar biasa, mengungkapkan bahwa semua
ciptaan Allah ﷻitu berpasang-pasangan. Baik pada ciptaan-
ciptaan yang ditumbuhkan di bumi, pada diri-diri manusia
sendiri, dan bahkan pada ciptaan-ciptaan lain yang belum
manusia ketahui. Artinya, secara esensi berpasangan itu
merupakan sifat dari semua ciptaan Allahﷻ. Sepintas, kalau kita
memperhatikan pasangan dalam arti jenis kelamin, mahluk
hidup yang kita kenali di sekitar kita berpasangan, maksudnya
berkelamin jantan dan betina. Manusia berpasangan, ada laki-
laki ada perempuan. Kemudian hewan berpasangan, jantan dan
betina. Tumbuh-tumbuhan? Ya, tumbuh-tumbuhan juga
berpasangan, ada pohon jantan dan pohon betina seperti kurma
dan salak. Tumbuhan semacam ini disebut berumah dua. Ada
jantan dan betinanya terdapat dalam satu pohon atau berumah
satu. Tumbuhan semacam ini ada dua jenis, jantan dan betina
terpisah (tidak dalam satu bunga) misalnya jagung dan kelapa,
serta jantan dan betinanya terdapat dalam satu bunga seperti
cabe dan jeruk.
68
Jadi sampai ke unsur terkecil pun tersusun dari pasangan-
pasangan. Subhanallah!
69
Ayat 37 dan 38 mengungkapkan tanda-tanda kekuasaan Allahﷻ
yang vital untuk kehidupan manusia atau kehidupan di bumi
secara umum. Malam dan siang diatur Allah ﷻdengan proporsi
yang seimbang. Malam dan siang berkaitan dengan perputaran
bumi pada porosnya, yang memerlukan waktu kurang lebih 24
jam. Ayat ini mengilustrasikan bumi dalam keadaan gelap, dan
memang bumi adalah planet yang tidak bercahaya. Ketika
permukaan bumi di suatu wilayah menghadap ke matahari maka
wilayah tersebut mendapat sinar matahari sehingga wilayah
tersebut berada dalam keadaan siang hari. Lamanya waktu siang
bergantung pada lokasi wilayah di muka bumi dan posisi bumi di
garis edarnya terhadap matahari. Di wilayah khatulistiwa,
lamanya siang berkisar sekitar 12 jam. Bumi terus berputar pada
porosnya (gerakan rotasi), sembari mengelilingi matahari
(gerakan revolusi). Ketika wilayah tersebut tidak lagi menghadap
matahari, maka wilayah tersebut tidak mendapatkan sinarnya
sehingga terjadilah malam hari. Di daerah khatulistiwa,
panjangnya waktu malam dan siang hari lebih kurang sama.
Allah ﷻkatakan bahwa malam hari itu adalah waktu untuk
istirahat dan siang hari adalah waktu untuk mencari karuniaNya
(QS. Yunus:67).
Adanya waktu siang dan malam serta perbedaan lama siang dari
waktu ke waktu menunjukan pergerakan bumi (gerak rotasi dan
revolusi). Pada ayat 38 Allah ﷻmemberitahu kita bahwa
mataharipun bergerak. Matahari yang besarnya sekitar sejuta
kali lipat bumi itu bergerak di angkasa raya yang begitu luas, dan
dalam keadaan yang sangat teliti dan teratur. Seperti bumi
70
bergerak pada garis edarnya, mengelilingi matahari,
mataharipun bergerak mengililingi pusat galaksi Bima Sakti
(Milky Way).
Pada ayat ini digunakan kata “tajrî” yang biasa digunakan untuk
menunjuk perjalanan cepat sesuatu yang memiliki kaki (berlari).
Ia juga digunakan untuk menunjuk perjalanan sangat jauh yang
ditempuh dalam waktu yang singkat. Kecepatan bumi berotasi
sekitar 1.670 km/jam, melebihi kecepatan pesawat jet komersial
yang sedang terbang yang berkisar antara 700 – 800 km/jam.
Berapa kecepatan bumi mengelilingi matahari yang
perjalanannya memakan waktu satu tahun per keliling (satu
orbit) itu? Ternyata kecepatan orbit bumi itu jauh lebih cepat
dari kecepatan rotasinya, yaitu sekitar 110.000 km/jam! Lalu
bagaimana dengan kecepatan matahari mengelilingi pusat
galaksi? Ternyata kecepatannya adalah 720.000 km/jam. Jauh
lebih cepat dari kecepatan orbit bumi, namun karena luasnya
galaksi Bima Sakti matahari memerlukan waktu rata-rata selama
226 juta tahun untuk sekali putaran!
71
Ayat di atas ditutup dengan dua sifat Allahﷻ, yaitu Al-Aziz (Maha
Perkasa) dan Al-‘Alim (Maha Mengetahui). Hal ini kiranya
menunjukkan bahwa pengaturan Allah ﷻterhadap benda langit
seperti matahari yang sedemikian besar, dapat terlaksana
karena Dia Mahaperkasa sehingga semua tunduk kepada-Nya
dan Maha Mengetahui sehingga pengaturan-Nya sangat teliti
dan mengagumkan. Semuanya dijadikan memiliki kadar (taqdir)
serta sistem tertentu dan teliti yang merupakan hukum-hukum
Allah ﷻyang berlaku di alam raya ini. Bahwa, keteraturan alam
ini merupakan bukti yang tak terbantahkan tentang keesaan
Allah ﷻsebagaimana termaktub dalam firman-Nya pada surah al-
Anbiya ayat 22.
س
ُ ۡشمَّ َل ٱل٣٩ عا َد َك ۡٱلعُ ۡر ُجون ۡٱل َقديمَ َو ۡٱلقَ َم َر قَد َّۡرنَهُ َمنَاز َل َحتَّى
َ َينبَغي لَ َها أَن ت ُ ۡدركَ ۡٱلقَ َم َر َو َل ٱلَّ ۡي ُل
ساب ُق ٱلنَّ َهار َو ُكل في فَلَك
٤٠ ََي ۡس َب ُحون
Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah,
sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir)
kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua (39). Tidaklah
72
mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun
tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada
garis edarnya (40).
Pada hari kedua, posisi bulan ketika terbit mulai meninggi dan
bulan terlihat lebih besar dan terlihat lebih lama. Pada hari ke-7
posisi bulan semakin tinggi dan bulan telah terlihat separuh dari
bulatannya. Pada hari ke-14 bulan akan mencapai bulatan penuh
dan terlihat bercahaya cukup kuat dan sangat indah (bulan
purnama). Setelah hari ke-14, hari-hari berikutnya bulatan bulan
berkurang. Sampai pada hari ke-28 atau 29 bulan memasuki fase
terakhir dan bentuknya seperti tandan kurma yang tua, atau
kebalikan bulan sabit. Deskripsi padat ayat 39 tentang peredaran
bulan di orbitnya ini sungguh mengagumkan.
Setelah pada ayat 38 dan 39, al-Qur’an membicarakan matahari
dan bulan secara masing-masing, maka ayat 40 memadukan
pembicaraan tentang keduanya sambil menunjukkan betapa
73
takdir pengaturan Allah ﷻsangat teliti dan konsisten. Ayat 40
menjelaskan dengan cukup rinci bahwa masing-masing benda
langit beredar pada garis edarnya, mereka tidak akan
berbenturan satu sama lain. Garis edar bulan sangat berbeda
dengan garis edar matahari. Bulan mengelilingi bumi dan bumi
mengelilingi matahari. Ini berarti bulan juga mengelilingi
matahari. Sedangkan bumi berotasi pada porosnya sehingga
siang dan malam akan tetap berlangsung selama bumi dan
matahari itu ada (sebelum kiamat). Ketetapan Allahﷻ
berlangsung dengan sempurna. Mengapa banyak manusia tidak
mampu melihat kenyataan ini dengan jernih dan lalu beriman
dan mendekatkan diri kepada-Nya?
Ayat-ayat di atas mengisyaratkan sebuah fakta ilmiah yang baru
ditemukan oleh para ahli di awal abad ke-17 M. Matahari, bumi,
bulan dan seluruh planet serta benda-benda langit lainnya
bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan dan pengaturan
tertentu. Bulan saat mengelilingi bumi dan bumi saat
mengelilingi matahari yang juga bergerak pusat galaksi harus
melewati kumpulan bintang-bintang yang kemudian
memunculkan posisi-posisi (manazil) bulan. Sehingga kita
saksikan berbagai bentuk bulan yang sesuai dengan posisi-posisi
(manazil) tersebut. Kita diminta untuk memerhatikan dan
merenungkan kejadian-kejadian yang setiap saat terjadi di alam
semesta yang luar biasa ini. Apa yang dapat kita katakan melihat
semuanya itu? Tak lain adalah kekecilan diri di hadapan
Kebesaran Allah Yang Menguasai seluruh yang besar yang kita
lihat itu.
74
َو َخ َل ۡقنَا لَ ُهم٤١ َو َءا َية لَّ ُه ۡم أَنَّا َح َم ۡلنَا ُذريَّت َ ُه ۡم في ۡٱلفُ ۡلك ۡٱل َم ۡش ُحون
َ َوإن نَّش َۡأ نُ ۡغر ۡق ُه ۡم فَ َل٤٢ َمن م ۡثلهۦ َما َي ۡركَبُون
صري َخ لَ ُه ۡم َو َل ه ُۡم
٤٤ إ َّل َر ۡح َم ٗة منَّا َو َمتَ ًعا إلَى حين٤٣ َيُنقَذُون
Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka
adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera
yang penuh muatan (41). Dan Kami ciptakan untuk mereka yang
akan mereka kendarai seperti bahtera itu (42). Dan jika Kami
menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka
tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka
diselamatkan (43). Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena
rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan
kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika (44).
75
Tapi sebenarnya bahtera yang dimaksud pada ayat di atas dapat
diartikan sebagai perahu ataupun alat transportasi lainnya
secara umum. Transportasi sangat diperlukan oleh manusia
untuk melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain
dan juga untuk mengangkut barang-barang yang akan
diperdagangkan. Manusia dapat berjalan ke suatu tempat dan
membawa barang dengan cara menenteng atau memikulnya.
Namun, berjalan kaki, apalagi jika jarak yang ditempuh jauh,
akan menguras tenaga dan lambat, karena kapasitas angkut
manusia sangat terbatas, maka barang yang dibawa juga tidak
banyak. Allah ﷻmenganugerahi manusia akal sehingga dapat
berfikir. Manusia memanfaatkan binatang untuk mengangkut
orang dan barang, seperti memanfaatkan kuda, keledai, lembu
atau onta untuk mengangkut orang dan barang-barang. Namun,
binatang-binatang itupun kapasitasnya juga terbatas.
Allah ﷻmengajarkan manusia melalui Nabi Nuh as (QS. Hud:37)
membuat alat transportasi masal yang efisien, yaitu kapal laut.
Sebelum adanya kapal laut manusia tidak mampu
memanfaatkan laut atau permukaan air lainnya (danau atau
sungai) sebagai sarana transportasi yang efisien. Rekayasa kapal
laut diajarkan Allah ﷻdan langsung dimonitor-Nya sampai
berhasil.
76
Dengan diajarkannya teknologi kapal laut kepada manusia
melalui Nabi Nuh as, maka berbagai jenis kapal dapat dibangun
untuk berbagai keperluan. Kini laut, danau dan sungai menjadi
media transportasi yang efisien, karena kapal laut dapat
mengangkut manusia dan barang dalam jumlah yang sangat
besar. Tanpa adanya transportasi laut dengan menggunakan
kapal yang besar, harga barang-barang akan menjadi lebih
mahal.
77
(seperti kapal terbang) juga telah kita nikmati. Semuanya ini
adalah anugerah Allahﷻ. Dia ﷻmemberikan inspirasi kepada
manusia untuk mengembangkan alat-alat transportasi itu. Maka
dari itu ketika kita menikmatinya, jangan lupa untuk bersyukur
kepada-Nya.
78
tidak ada lagi harapan selamat, mereka berdoa kepada Allahﷻ
memohon keselamatan dan berjanji untuk bersyukur kepada-
Nya. Namun, setelah selamat mereka lupa dan kembali
mendurhakai-Nya (QS. Yunus: 23).
َسي ُر ُك ۡم في ۡٱلبَر َو ۡٱلبَ ۡحر َحتَّى إذَا ُكنت ُ ۡم في ۡٱلفُ ۡلك َو َج َر ۡين َ ُه َُو ٱلَّذي ي
ُ عاصف َو َجا َءهُ ُم ۡٱل َم ۡو
ج َ طيبَة َوفَر ُحوا ب َها َجا َء ۡت َها ريح َ بهم بريح
َٱّلل ُم ۡخلصينَ لَهُ ٱلدين َ َّ ع ُوا
َ ط به ۡم َدَ ظنُّوا أَنَّ ُه ۡم أُحي
َ من ُكل َم َكان َو
٢٢ َشكرين َّ لَئ ۡن أَن َج ۡيتَنَا م ۡن َهذهۦ لَنَكُون ََّن منَ ٱل
Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan
dan (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam
bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang
yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan
mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan
(apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan
mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka
mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan
kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): "Sesungguhnya
jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami
akan termasuk orang-orang yang bersyukur" (QS. Yunus: 22).
79
yang mengapung (iceberg). Maka sudah selayaknya jika kita
sedang mengendarai kendaraan dalam perjalanan
bertawakallah kepada-Nya, menyadari keselamatan perjalanan
kita sepenuhnya berada di tangan-Nya. Ingatlah kehendak
Allah ﷻakan terlaksana, ketentuan-Nya pasti berlaku.
80
Ayat-ayat sebelumnya menjelaskan betapa bukti-bukti yang
terhampar di alam raya tidak bermanfaat bagi kaum musyrikin
itu. Pada ayat 45 ini dijelaskan bahwa nasihat dan tuntunan lisan
pun tidak menggugah hati mereka. Bahkan di ayat 46 dijelaskan
bahwa tidak datang kepada mereka suatu ayat, baik berupa ayat
yang dibaca maupun bukti yang terhampar di alam raya, dari
sekian banyak ayat-ayat dan bukti-bukti kekuasaan Allah ﷻyang
selama ini melimpahkan rahmat pada mereka, kecuali mereka
selalu menolak dan berpaling darinya.
81
ُ أَفَأَمنَ أَ ۡه ُل ۡٱلقُ َرى أَن َي ۡأتيَ ُهم َب ۡأ
َ أَ َو أَمن٩٧ َسنَا َب َي ٗتا َوه ُۡم نَائ ُمون
أَفَأَمنُوا َم ۡك َر٩٨ َض ٗحى َوه ُۡم َي ۡل َعبُون ُ سنَا ُ أَ ۡه ُل ۡٱلقُ َرى أَن َي ۡأت َي ُهم َب ۡأ
٩٩ َٱّلل إ َّل ۡٱلقَ ۡو ُم ۡٱل َخس ُرون َّ ٱّلل فَ َل َي ۡأ َم ُن َم ۡك َر
َّ
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari
kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu
mereka sedang tidur. Atau apakah penduduk negeri-negeri itu
merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di
waktu pagi hari ketika mereka sedang bermain. Maka apakah
mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-
duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-
orang yang merugi. (QS. al-‘Arāf: 97-99).
82
ٱّلل َقا َل ٱلَّذينَ َكفَ ُروا للَّذينَ َءا َمنُوا
ُ َّ َوإ َذا قي َل لَ ُه ۡم أَنفقُوا م َّما َرزَ َق ُك ُم
٤٧ ضلَل ُّمبين ُ َّ أَنُ ۡطع ُم َمن لَّ ۡو يَشَا ُء
َ ٱّلل أَ ۡطعَ َمهُۥ إ ۡن أَنت ُ ۡم إ َّل في
Dan apabila dikatakakan kepada mereka: "Nafkahkanlah
sebahagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu", maka
orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang
beriman: "Apakah kami akan memberi makan kepada orang-
orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan
memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan
yang nyata" (47).
83
Pada ayat 47 diatas digunakan frasa “mimmaa razaqakum Allah”
yang berarti sebagian dari apa yang direzekikan Allah ﷻkepada
kamu. Hal ini berarti harta benda dan segala macam yang
mereka miliki, nikmati dan berada dalam wewenang mereka.
Namun penggunaan kalimat itu mengisyaratkan pula bahwa
pemilik hakiki dari harta dan lain-lain itu adalah Allahﷻ. Dia Yang
Memberikannya, dan karena itu sudah seharusnya mereka
mengikuti apa yang diperintahkan oleh Sang Pemilik dan
Pemberi itu.
84
buta, orang-orang kafir ini menjadi kikir, sombong dan berani
memperolok ayat-ayat Allahﷻ.
Menurut Allamah Thabathaba’i, kesalahan fatal mereka disini
adalah mempersamakan kehendak Allah ﷻyang bersifat
ketetapan hukum syariat (tasyri’i) dengan kehendak-Nya yang
bersifat takwiniyah. Kehendak-Nya yang bersifat tasyri’i Dia
tetapkan untuk menguji manusia. Manusia diberi potensi untuk
melaksanakannya atau mengabaikannya. Sedangkan kehendak-
Nya yang bersifat takwiniyah pasti akan terjadi. Dalam konteks
pemberian bantuan kepada fakir miskin, Allah ﷻmenghendaki ini
dalam pengertian tasyri’i sehingga alasan yang mereka
kemukakan itu sungguh bukan pada tempatnya.
ظ ُرونَ إ َّلُ َما يَن٤٨ َصدقين َ َويَقُولُونَ َمتَى َهذَا ۡٱل َو ۡع ُد إن ُكنت ُ ۡم
فَ َل يَ ۡستَطيعُونَ ت َۡوصيَ ٗة٤٩ َص ۡي َح ٗة َوح َد ٗة ت َۡأ ُخذُه ُۡم َوه ُۡم يَخص ُمون
َ
٥٠ ََو َل إلَى أَ ۡهله ۡم يَ ۡرجعُون
Dan mereka berkata: "Bilakah (terjadinya) janji ini (hari
berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?" (48).
Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan
membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar (49).
Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiat pun dan tidak
(pula) dapat kembali kepada keluarganya (50).
85
kebangkitan (ma’ad) yang merupakan salah satu tema utama
surah Yāsīn ini.
86
kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?” (QS. al-Waqiah: 47-
48).
87
melengahkan urusan akhirat. Memang manusia ini senang
meributkan berbagai hal, bahkan terhadap sesuatu yang sudah
terang benderang. Seperti diterangkan dalam Surah al-Kahfi
berikut:
َ ص َّر ۡفنَا في َهذَا ۡٱلقُ ۡر َءان للنَّاس من ُكل َمثَل َو َكانَ ۡٱۡلن
س ُن َ َولَقَ ۡد
٥٤ أَ ۡكثَ َر ش َۡيء َج َد ٗل
Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang
kepada manusia dalam Al-Qur’an ini dengan bermacam-macam
perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang yang paling
banyak membantah (QS. Al-Kahfi: 54)
Hari Kebangkitan
قَالُوا٥١ َصور فَإذَا هُم منَ ۡٱۡل َ ۡج َداث إلَى َربه ۡم يَنسلُون ُّ َونُف َخ في ٱل
َص َدق َ ٱلر ۡح َم ُن َو
َّ ع َدَ يَ َو ۡيلَنَا َمن بَعَثَنَا من َّم ۡرقَدن َۜاۚ َهذَا َما َو
ص ۡي َح ٗة َوح َد ٗة فَإذَا ه ُۡم َجميع لَّ َد ۡينَا
َ إن َكان َۡت إ َّل٥٢ َسلُونَ ۡٱل ُم ۡر
٥٣ َض ُرونَ ُم ۡح
Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan
segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka (51).
Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah
yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah
Rasul-rasul(Nya) (52). Tidak adalah teriakan itu selain sekali
teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan
kepada Kami (53).
88
Ayat sebelumnya berbicara tentang teriakan yang
menghancurkan dunia, yaitu akibat peniupan sangkakala
pertama oleh Malaikat Israfil. Tiupan sangkakala yang
disebutkan pada ayat 51 ini adalah tiupan sangkakala terakhir
dari rangkaian tiupan sangkakala.
89
“Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang
berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan
apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak
diperdulikan), dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,
dan apabila lautan dipanaskan, dan apabila ruh-ruh
dipertemukan (dengan tubuh).” (QS. at-Takwir: 1-7)
90
ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu (putusannya masing-masing).”
91
Ungkapan orang-orang kafir dan orang-orang yang durhaka
kepada Allah ﷻitu adalah ungkapan ketakutan. Mereka takut
karena menyadari dosa mereka akan menyebabkan mereka
masuk neraka. Kondisi di dalam kubur yang sudah membuat
mereka sangat sengsara itu ternyata belum apa-apanya
dibandingkan dengan kondisi yang sedang dan akan mereka
hadapi. Penafsiran ini diambil dari penggunaan kata
“marqadina” yang berarti tempat pembaringan kami. Bahwa di
dalam kubur atau alam barzakh, para pendurhaka akan
mendapatkan siksa yang pedih, namun setelah kebangkitan ke
alam akhirat mereka tersadar bahwa siksaan di neraka jauh lebih
pedih. Sehingga siksa yang mereka alami di alam barzakh jika
dibanding dengan siksa neraka adalah bagaikan tempat tidur
saja.
92
Menarik kata “Ar-Rahman” digunakan untuk mengingatkan
kepada orang-orang kafir yang sedang terkesima dan ketakutan
itu, bahwa bukankah janji Ar-Rahman telah kalian dengar se
waktu kalian hidup di dunia? Bukankan Dia, Ar-Rahman, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, yaitu berbagai nikmat yang tak
terhingga kepada kalian, sehingga kalian menikmati hidup?
Bukankah kalian sepatutnya bersyukur kepada Ar-Rahman itu?
Namun apa yang kalian lakukan? Kalian menghianati amanat-
amanat-Nya, kalian mengkufuri nikmat-nikmat-Nya, bahkan
kalian tega menyekutukan-Nya dengan mahluk-Nya yang
rendah!
Pengadilan Terakhir
٥٤ َفَ ۡٱليَ ۡو َم َل ت ُ ۡظلَ ُم ن َۡفس ش َۡيا َو َل ت ُ ۡجزَ ۡونَ إ َّل َما ُكنت ُ ۡم ت َعۡ َملُون
Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun
dan kamu tidak dibalas, kecuali dengan apa yang telah kamu
kerjakan (54).
93
semua dikumpulkan kepada Kami. Bayangkan bagaimana
bermilyar-milyar manusia dibangkitkan dan serempak semuanya
dikumpulkan, dari manusia pertama hingga manusia terakhir.
Barulah setelah berkumpul akan diadakan pengadilan (yaumul
hisab) untuk mendatangkan keputusan.
٨ ََو ۡٱل َو ۡز ُن َي ۡو َمئذ ۡٱل َح ُّق فَ َمن ثَقُلَ ۡت َم َوزينُهُۥ فَأُولَئكَ هُ ُم ۡٱل ُم ۡفل ُحون
َ َُو َم ۡن َخفَّ ۡت َم َوزينُهُۥ فَأُولَئكَ ٱلَّذينَ خَس ُروا أَنف
س ُهم ب َما َكانُوا بايَتنَا
٩ َيَ ۡظل ُمون
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka
barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah
orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan
kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya
sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
(QS. al-A’rāf: 8-9).
94
Timbangan yang dimaksudkan di sini tentu bukan timbangan
atau neraca seperti yang ada di dunia, karena pahala dan dosa
bersifat non materi. Dalam pengadilan terakhir itu, semua
pahala akan dihitung berdasarkan suatu satuan lalu
diakumulasikan. Demikian pula dosa akan dihitung dengan
satuan yang sama dan kemudian diakumulasikan. Jika akumulasi
pahala seseorang lebih banyak dari akumulasi dosanya, atau
dengan kata lain pahalanya lebih berat dari dosa, maka orang
tersebut menjadi orang yang beruntung, dan tempatnya di
surga. Sebaliknya, jika akumulasi pahala seseorang lebih sedikit
dari akumulasi dosanya, atau dengan kata lain pahalanya lebih
ringan dari dosa, maka orang tersebut menjadi orang yang
merugi dan akan ditempatkan di neraka, kecuali jika
mendapatkan syafa’at.
Penghuni Surga
ه ُۡم َوأَ ۡز َو ُج ُه ۡم في٥٥ شغُل فَك ُهو َن ُ ب ۡٱل َجنَّة ۡٱليَ ۡو َم في
َ إ َّن أَصۡ َح
٥٧ َ لَ ُه ۡم في َها فَك َهة َولَ ُهم َّما يَ َّدعُون٥٦ َظلَل عَلَى ۡٱۡل َ َرائك ُمتَّكون
٥٨ سلَم قَ ۡو ٗل من َّرب َّرحيم َ
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang
dalam kesibukan (mereka) (55). Mereka dan pasangan-
pasangan mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan
di atas dipan-dipan (56). Di surga itu mereka memperoleh buah-
buahan dan memperoleh apa yang mereka minta (57). (Kepada
95
mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan
Yang Maha Penyayang (58).
96
Para penghuni surga berada di dalam istana-istana yang indah
yang di dalamnya terdapat berbagai keindahan dan kemewahan
yang tidak akan pernah menjemukan. Penghuni surga
bercengkerama menikmani keindahan baik di dalam istana-
istana, maupun di taman-taman yang sangat indah. Di taman-
taman itu terdapat berbagai buah-buahan yang lezatnya berlipat
ganda dibandingkan dengan kelezatan buah-buahan di dunia.
Buah-buahan itu tersedia di dalam istana-istana ataupun sangat
mudah dipetik di taman-taman yang bertebaran di berbagai
tempat. Di dalam surga tiada keinginan yang tidak dipenuhi.
97
Penghuni Neraka
۞أَلَ ۡم أَ ۡع َه ۡد إلَ ۡي ُك ۡم يَبَني َءا َد َم٥٩ ََوٱمۡ تَ ُزوا ۡٱليَ ۡو َم أَيُّ َها ۡٱل ُم ۡجر ُمون
ٱعبُدُوني َهذَا ۡ َوأَن٦٠ عدُو ُّمبين َ طنَ إنَّهُۥ لَ ُك ۡم َّ أَن َّل ت َعۡ بُدُوا ٱل
َ ش ۡي
٦١ ص َرط ُّم ۡستَقيم
Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): "Berpisahlah kamu
(dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang
berbuat jahat (59). Bukankah Aku telah memerintahkan
kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah
syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagi kamu" (60). Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah
jalan yang lurus (61).
98
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam
supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan
itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”.
ي لَئ ۡن أَ َّخ ۡرتَن إ َلى يَ ۡوم ۡٱلق َي َمة َ َقَا َل أَ َر َء ۡيتَكَ َهذَا ٱلَّذي َك َّرمۡ ت
َّ َعل
قَا َل ۡٱذه َۡب فَ َمن تَب َعكَ م ۡن ُه ۡم فَإ َّن َج َهنَّ َم٦٢ َۡل َ ۡحتَن َك َّن ذُريَّتَهُۥ إ َّل قَل ٗيل
َص ۡوتك َ طعۡ تَ م ۡن ُهم ب ۡ ٱست َۡفز ۡز َمن
َ َٱست ۡ َو٦٣ ورا ٗ َُجزَ ا ُؤ ُك ۡم َجزَ ا ٗء َّم ۡوف
علَ ۡيهم بخ َۡيلكَ َو َرجلكَ َوشَار ۡك ُه ۡم في ۡٱۡل َ ۡم َول َو ۡٱۡل َ ۡولَد َ َوأَ ۡجل ۡب
٦٤ ورا ً غ ُر ُ ط ُن إ َّلَ ش ۡي
َّ َوع ۡده ُۡم َو َما َيع ُدهُ ُم ٱل
99
Dia (iblis) berkata: “Terangkanlah kepadaku inikah orangnya
yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau
memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-
benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian
kecil” (62). Tuhan berfirman: “Pergilah, barang siapa di antara
mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka
Jahanam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan
yang cukup (63). Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di
antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap
mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan
berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan
beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan
kepada mereka melainkan tipuan belaka (64). (QS. al-Isra’: 62-
64).
100
Kejelasan permusuhan setan kepada manusia seharusnya dapat
disadari oleh siapapun yang memerhatikan dampak buruk dari
rayuan dan bisikannya. Setiap perbuatan terlarang yang
dilakukan manusia, maka akan ditemukan peran setan disana.
Semua yang dilarang dan dilakukan itu, terbukti membawa
dampak buruk bagi manusia. Hal tersebut terjadi berulang-
ulang. Sehingga seharusnya menjadi jelas bagi siapapun yang
mau berfikir bahwa memang setan adalah musuh yang sangat
jelas.
َهذهۦ َج َه َّن ُم٦٢ َيرا أَفَ َل ۡم ت َ ُكونُوا ت َعۡ قلُون ً ض َّل من ُك ۡم جب ٗل َكثَ ََولَقَ ۡد أ
٦٤ َ ٱصۡ لَ ۡوهَا ۡٱل َي ۡو َم ب َما ُكنت ُ ۡم ت َۡكفُ ُرون٦٣ َعدُون َ ٱلَّتي ُكنت ُ ۡم تُو
Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar
diantaramu, Maka apakah kamu tidak pernah memikirkan? (62).
Inilah Jahannam yang dahulu kamu diancam (dengannya) (63).
101
Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu
mengingkarinya (64).
102
Kata ta’qilun berasal dari akar kata ‘aqala yang berarti mengikat.
Potensi yang menghalangi manusia melakukan keburukan dan
kesalahan dinamai akal karena potensi tersebut bagaikan
mengikat yang bersangkutan sehingga tidak terjerumus dalam
kedurhakaan. Kalimat pertanyaan di akhir ayat 62 itu
menggugah setiap manusia untuk menggunakan akalnya untuk
berfikir. Tidakkah orang-orang kafir itu berfikir bahwa perbuatan
mereka itu salah? Allah ﷻyang memberi mereka berbagai
anugerah, tapi setan yang mereka sembah dan ikuti? Allahﷻ
yang menunjuki jalan yang lebar dan lurus, lengkap dengan
ribuan utusan-utusannya untuk membantu mereka, tapi justru
mereka olok-olok dan tinggalkan menuju jalan suram yang
sesat? Maka “apakah tidak pernah kamu fikirkan?”
103
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu
berdua?“ (QS. al-A’rāf: 22)
104
Allah dan Rasul-Nya, serta tidak juga bersyukur atas nikmat-
nikmat-Nya.
105
direkam para malaikat itu tidak benar. Bahkan mereka berkelit,
mengatakan bahwa mereka tidak menyekutukan Allahﷻ, seperti
yang disebutkan dalam surah al-An’am ayat 23 berikut:
106
ٱّلل ٱلَّذي أَنطَقَ ُك َّل
ُ َّ علَ ۡينَا قَالُوا أَنطَقَنَا
َ َوقَالُوا ل ُجلُوده ۡم ل َم شَهدتُّ ۡم
٢١ ش َۡيء َوه َُو َخلَقَ ُك ۡم أَ َّو َل َم َّرة َوإلَ ۡيه ت ُ ۡر َجعُو َن
Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu
menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah
yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah
menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang
menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya
lah kamu dikembalikan" (QS. Fushilat: 21).
107
menyekutukan-Nya, yang munafik dan yang gemar berbuat
maksiat untuk menyadari kesalahan dan bertobat.
108
kesempatan yang luas telah Allah ﷻberikan kepada mereka.
Mereka tidak hanya menyia-nyiakan kesempatan itu, bahkan
mereka semakin menumpuk dosa yang membuat hati mereka
mati.
Kiranya dua ayat ini juga menjadi peringatan bagi kita untuk
berhati-hati dalam melangkah, khususnya jika langkah tersebut
adalah langkah berbuat maksiat. Karena boleh jadi petaka akan
menimpa kita, yang dapat membuat kita terpuruk.
Sunnatullah Umur
٦٨ َو َمن نُّعَم ۡرهُ نُنَك ۡسهُ في ۡٱلخ َۡلق أَفَ َل يَعۡ قلُو َن
Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami
kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka
tidak memikirkan (68).
109
pikun, bahkah bertingkah seperti anak-anak, seperti yang
digambarkan pada ayat 68 ini.
“Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah
tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini
sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi
dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin
dialah tergolong orang yang celaka.” (HR. Al-Hakim).
110
Terlepas dari perdebatan tentang status hadist ini, sahih atau
tidak dari sisi sanad atau bahkan ada yang mengatakan ini bukan
hadist dari Rasulullahﷺ, nasehat yang terkandung dalam hadist
ini (matannya) sangat baik untuk diikuti dan hadist ini selaras
dengan isi surah al-Ashr.
٦٩ علَّمۡ نَهُ ٱلشعۡ َر َو َما يَنبَغي لَهُۥ إ ۡن ه َُو إ َّل ذ ۡكر َوقُ ۡر َءان ُّمبين
َ َو َما
٧٠ َعلَى ۡٱل َكفرين َ ليُنذ َر َمن َكانَ َح ٗيا َويَح َّق ۡٱلقَ ۡو ُل
Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan
bersyair itu tidaklah layak baginya. Al-Quran itu tidak lain
hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan (69).
Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-
orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan
azab) terhadap orang-orang kafir (70).
111
bahaya ini dengan tegas. Bahwa, Allah ﷻtidak mengajarkan sya’ir
kepada Rasulullahﷺ, dan Rasulullah ﷺtidak pernah belajar
kepada manusia sehingga apa yang diucapkannya hanyalah
wahyu dari Allahﷻ, sebagaimana firmannya dalam surah an-
Najm ayat pertama sampai ayat 4, “Demi bintang ketika
terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula
keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur'an) menurut
kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
112
bermakna bahwa mereka menetapkan diri mereka untuk
berjalan di jalan yang sesat karena telah menolak petunjuk jalan
yang lurus. Jalan yang sesat adalah jalan menuju neraka,
sehingga mereka yang menempuh jalan yang sesat akan sampai
ke tujuannya, yaitu neraka. Semuanya sudah jelas.
113
binatang itu mudah ditundukkan dan diternakkan dalam sekala
kecil ataupun besar untuk menghasilkan berbagai manfaat, baik
berupa makanan, pakaian, alat-alat rumah-tangga ataupun
perhiasan. Sebagian ternak ini dapat juga dijadikan alat
transportasi seperti kuda, keledai dan onta. Sebagian binatang-
binatang ini dapat menjadi binatang peliharaan sebagai hobi
atau kesenangan. Sebagian lagi, dapat menghasilkan makanan,
yaitu dagingnya adalah sumber makanan yang bermanfaat
seperti daging lembu, kerbau, domba/kambing, ayam, ikan dan
udang. Lembu, kambing dan unta dapat juga menghasilkan susu
yang bernilai gizi tinggi. Sedangkan ayam dan itik, disamping
daging juga menghasilkan telur yang tidak kalah pentingnya dan
juga bergizi tinggi.
114
Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar
mereka mendapat pertolongan (74). Berhala-berhala itu tiada
dapat menolong mereka; padahal berhala-berhala itu menjadi
tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka (75). Maka
janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesungguhnya
Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang
mereka nyatakan (76).
115
Pada ayat 76 Allah ﷻmenghibur kekasih-Nya, Rasulullahﷺ, agar
tidak bersedih hati dan menganggap sepi perkataan-perkataan
atau olok-olokan kaum kafir Mekah yang menuduh
serampangan dengan berbagai tuduhan seperti tuduhan
penyair, tukang sihir, tukang tenung dan sebagainya. Bahwa
semua tuduhan itu dusta belaka, hanya upaya untuk menutupi
kelemahan mereka karena tidak sanggup berhadapan dengan
kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullahﷺ. Allah ﷻsungguh
mengetahui apa saja yang mereka rahasiakan dan apa yang
mereka nyatakan. Hiburan Allah ﷻini menambah kekuatan dari
kekuatan yang telah dimiliki Rasulullahﷺ, sehingga beliauﷺ
tetap bersemangat tinggi untuk menyampaikan kebenaran
walau tantangannya semakin berat.
116
Mengetahui tentang segala makhluk (79). Yaitu Tuhan yang
menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba
kamu nyalakan (api) dari kayu itu" (80).
Ubai bin Khalaf ataupun Ash bin Wail atau siapa saja telah
berkata bodoh tentang kekuasaan Allah untuk menghidupkan
kembali orang yang telah mati. Ucapan mereka terlontar
berdasarkan nafsu, sama sekali tidak didasari dengan ilmu.
Mereka itu asalnya dari mana? Bukankah mereka itu dari tiada,
sama sekali tidak memiliki jejak apapun? Semua manusia
keturunan Adam as, berasal dari nutfah (pertemuan sperma dan
ovum), kemudian lahir dan menjadi dewasa. Manusia hanya
dapat hidup dengan rahmat Allahﷻ. Namun, ketika dewasa,
banyak manusia lupa asalnya dan menjadi pembangkang
Penciptanya. Sungguh keterlaluan!
117
“Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada
kejadiannya sendiri”. Artinya ialah bahwa mereka mengambil
perumpamaan atau mempersamakan Allah dengan mereka.
Mereka memandang tidak mungkin Allah mengembalikan tulang
yang telah hancur atau telah rapuh jadi hidup. Kalau Allah itu
manusia tentu memang tidak mungkin.
Manusia jahil seperti Ubai bin Kalaf ataupun Ash bin Wail merasa
gagah dengan berkata Siapakah yang dapat menghidupkan
tulang-belulang yang sudah hancur luluh?” Pertanyaan ini
menunjukkan bahwa mereka tidak percaya dengan Hari
Kebangkitan. Dengan demikian apa saja perbuatan mereka
selesai di dunia ini saja, tidak akan dimintai pertanggung-
jawaban. Sesungguhnya mereka ini hanya ingin melestarikan
kebejatan yang mereka lakukan sehingga mencari alasan untuk
itu. Namun, alasan mereka itu sangat rapuh.
118
Bagi Allah ﷻmenghidupkan kembali sesuatu sangat mudah. Bagi-
Nya menciptakan dari tiada menjadi ada saja mudah, apalagi
hanya menghidupkan kembali sesuatu yang pernah hidup.
Walaupun bagi Allah sesungguhnya tidak tepat dikatakan mudah
atau sulit. Karena bagi-Nya segala sesuatu yang Dia kehendaki
untuk wujud pasti akan wujud. Hari Kebangkitan, yaitu ketika
manusia dihidupkan kembali, adalah sesuatu yang pasti terjadi.
Jika mereka, yaitu orang-orang musyrik itu, tidak
mempercayainya, maka kelak mereka akan mengetahui bahwa
kekafiran mereka itu akan sangat merugikan mereka.
119
karbohidrat baik karbohidrat kompleks seperti pati ataupun
karbohidrat sederhana seperti glukosa. Energi juga disimpan
dalam bentuk selulosa yang digunakan untuk memperbesar
batang, ranting dan akar. Karbohidrat diantaranya disimpan di
dalam buah, umbi dan sebagian di daun. Energi juga dapat
disimpan dalam bentuk minyak atau lemak, misalnya minyak
yang terdapat di buah kelapa, kelapa sawit dan buah zaitun.
علَى أَن يَ ۡخلُقَ م ۡثلَ ُهم َ ض ب َقدر َ س َم َوت َو ۡٱۡل َ ۡرَّ س ٱلَّذي َخلَقَ ٱل َ أَ َو لَ ۡي
َ إنَّ َما أَمۡ ُرهُۥ إذَا أ َ َرا َد٨١ بَلَى َوه َُو ۡٱل َخلَّ ُق ۡٱلعَلي ُم
ش ۡيا أَن يَقُو َل لَهُۥ ُكن
َس ۡب َحنَ ٱلَّذي بيَدهۦ َملَكُوتُ كُل ش َۡيء َوإلَ ۡيه ت ُ ۡر َجعُون ُ َ ف٨٢ ون ُ فَيَ ُك
٨٣
Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu
berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia
berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui
120
(81). Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki
sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah
ia (82). Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan
atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan
(83).
121
menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku
tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak
mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-
berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau
jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka
dapat menahan rahmat-Nya? Katakanlah: "Cukuplah Allah
bagiku". Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang
berserah diri (QS. az-Zumar: 38).
122
perbuatan-Nya. Dan bahwa semua akan kembali kepada-Nya
untuk diberi balasan dan ganjaran. Demikian serasi uraian awal
surat ini dan uraian akhirnya. Demikianlah kandungan surat
Yâsîn, mengundang setiap pembaca atau pendengarnya untuk
lebih meyakini keesaan dan kebesaran Allah, kerasulan, serta
keniscayaan hari Pembalasan. Wa Allahu A’lam.
123