Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Asbab an-Nuzul
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu : Syifa Hayati Islami, M. Sos

Disusun Oleh :

Dewi Nurlailatul Rizqi

Saniyati Nurcahyani

FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI
Tahun Akademik
1442 H / 2020 M
i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda
Nabi besar Muhammad SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya, serta kepada para umatnya.
Semoga kita semua mendapat Syafaat beliau di hari akhir kelak.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Syifa Hayati Islami, M. Sos. sebagai
dosen dari mata kuliah Ulumul Qur’an, orangtua kami yang telah memfasilitasi kegiatan perkuliahan,
teman-teman kami yang telah membantu dan memberikan gagasan yang mendukung dalam proses
penyelesaian makalah ini, serta seluruh pihak yang secara tidak langsung turut berpartisipasi.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam
makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami juga
berharap, semua pihak dapat menerima makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Sukabumi, November 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
D. Metode Penulisan................................................................................................2
E. Batasan Masalah.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Pengertian Asbab an-Nuzul.................................................................................3
B. Macam-macam Asbab an-Nuzul.........................................................................4
C. Ungkapan-ungkapan Asbab an-Nuzul.................................................................7
D. Urgensi dan Kegunaan Asbab an-Nuzul.............................................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Al-Qur’an bukan merupakan sebuah ‘buku’ dalam pengertian umum, karena tidak pernah
diformulasikan, melainkan diwahyukan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW.
Pewahyuan Al-Qur’an secara total dalam sekali waktu secara sekaligus adalah sesuatu yang tidak
mungkin, karena pada dasarnya, Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi kaum muslimin secara
berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang timbul.

Sebagian tugas untuk memahami pesan dari Al-Qur’an sebagai suatu kesatuan adalah
mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya. Latar belakang yang paling dekat adalah kegiatan
dan perjuangan Nabi yang berlangsung selama dua puluh tiga tahun di bawah bimbingan Al-Qur’an.
Terhadap perjuangan Nabi yang secara keseluruhan sudah terpapar dalam sunnahnya, kita perlu
memahaminya dalam konteks perspektif, karena aktivitas Nabi berada di dalamnya. Tanpa memahami
masalah ini, pesan Al-Qur’an sebagai suatu kebutuhan tidak akan dapat dipahami. Orang akan salah
menangkap pesan-pesan Al-Qur’an secara utuh, jika hanya memahami bahasanya saja, tanpa
memahami konteks historisnya. Agar dipahami secara utuh, Al-Qur’an harus dicerna dalam konteks
perjuangan Nabi dan latar belakang perjuangannya. Oleh sebab itu, hampir semua literatur yang
berkenan dengan Al-Qur’an menekankan pentingnya Asbab an-Nuzul. 1

Mengungkapkan sebab turunnya ayat Al-Qur’an memalui kisah adalah suatu cara
menerangkan yang jelas mengenai sesuatu yang bernilai tinggi. Hal itu seolah-olah merupakan puncak
keindahan seni sastra disamping tujuan mulia agama. Asbabun Nuzul tidak lain adalah kisah nyata,
baik penyajiannya dan pemecahannya, kerumitannya dan keruwetannya, maupun manusia-manusia,
pelakunya serta kejadian peristiwanya. Dengan demikian ayat-ayat Al-Qur’an senantiasa dibaca orang
pada setiap waktu dan tempat dengan minat yang amat besar. Pembacanya sama sekali tidak merasa
bosan, kendati berulang kali menjumpai hikayat manusia terdahulu. Setiap saat dirasakan sebagai
kisah kita sendiri.

Itulah sebabnya banyak orang yang tidak mengetahui Asbab an-Nuzul terperosok kedalam
kebingungan dan keragu-raguan. Mereka mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an tidak sebagaimana yang
dimaksud oleh ayat-ayat itu sendiri. Mereka tidak dapat memahami dengan tepat hikmah Ilahi di
dalam ayat yang diturunkan-Nya. Hal inilah yang mendorong kami untuk memaparkan apa saja yang
berkaitan dengan Asbab An-Nuzul dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul “Asbab an-
Nuzul”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Asbab an-Nuzul?
2. Apa saja macam-macam Asbab an-Nuzul?
3. Bagaimana ungkapan-ungkapan Asbab an-Nuzul?
4. Apa saja urgensi dan kegunaan Asbab an-Nuzul?

1
Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an (Bandung:CV Pustaka Setia, 2010) hlm.59.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Asbab an-Nuzul.
2. Untuk mengetahui macam-macam Asbab an-Nuzul.
3. Untuk mengetahui ungkapan-ungkapan Asbab an-Nuzul.
4. Untuk mengetahui urgensi dan kegunaan Asbab an-Nuzul.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah deskripsi, dengan
menggunakan beberapa kajian teori, data dan sumber yang didapat penulis melalui proses membaca,
dan informasi dari berbagai media informasi khususnya buku dan internet.

E. Batasan Masalah
Agar kajian ini lebih terarah, terfokus dan menghindari pembahasan menjadi lebih luas, maka
penulis perlu membatasinya. Adapun batasan masalah dalam hal ini sebagai berikut.

1. Pengertian Asbab an-Nuzul.


2. Macam-macam Asbab an-Nuzul
3. Ungkapan-ungkapan Asbab an-Nuzul.
4. Urgensi dan kegunaan Asbab an-Nuzul.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbab an-Nuzul


Secara etimologis, kata asbab (tunggal: sabab) dapat berarti alasan atau sebab. Sedangkan
kata nuzul secara bahasa berarti turun. Jadi asbab al-nuzul dapat dimaknai sebagai “ pengetahuan
tentang sebab-sebab diturunkannya suatu ayat”.2

Sedangkan secara terminologis, ada beberapa defenisi yang berkembang di kalangan ulama.
Namun demikian, beberapa defenisi ini memiliki kesamaan maksud dan tujuan. Dr. Shubhi Al-Shalih
misalnya, mendefenisikan asbab an-nuzul dengan:

‫ما نزلت اآلية أو األيات بسببة متضمنة له أو مجيبة عنه أو مبينة لحكمه زمن وقوعه‬
“Sesuatu yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat yang memberi jawaban terhadap sebab
itu, atau menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab itu” 3

Sedangkan, Al-Zarqani dalam Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an mendefenisikan asbab


an-nuzul sebagai berikut:

‫ما نزلت اآلية أو اآليات متحد ثة عنه أو مبينة لحكمه أيام وقوعه‬
“Suatu kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat, atau suatu peristiwa yang dapat
dijadikan petunjukkan hukum berkenaan turunnya suatu ayat” 4

Dari defenisi di atas, dapat dipahami bahwa unsur-unsur yang penting diketahui terkait
dengan asbab an-nuzul adalah adanya satu atau beberapa kasus yang menyebabkan turunnya satu atau
beberapa ayat, dan ayat-ayat itu dimaksudkan untuk memberikan penjelasan terhadap kasus itu. Jadi
ada beberapa unsur yang tidak boleh diabaikan dalam analisa asbab an-nuzul,yaitu adanya suatu kasus
atau peristiwa, adanya tempat peristiwa, dan adanya waktu peristiwa. Kualitas peristiwa, pelaku,
tempat dan waktu perlu diidentifikasikan dengan cermat guna menerapkan ayat-ayat itu pada kasus
lain pada tempat dan waktu yang berbeda.

Asbab an-Nuzul diartikan juga sebagai suatu peristiwa atau kejadian tertentu, kemudian
turunlah satu atau beberapa ayat Al-Qur’an mengenai peristiwa itu. Atau suatu pertanyaan yang
diajukan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk mengetahui hukum syarak, atau juga untuk
menafsirkan sesuatu yang berkaitan dengan agama, kemudian turun satu atau beberapa ayat. Maka
semua itu dinamakan “Asbab an-nuzul” (sebab turunnya ayat). 5

2
Mohammad Nor Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008) hlm.74.
3
Dr. Subhi al-Shalih, Mahabis fi ‘Ulum al-Qur’an, (Beirut: Dar al-‘Ilm li Malayin) hlm.132.
4
Muhammad Abd al-Adzim al-Zarqani, Manahil al-Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an, hlm.59
5
Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis, (Jakarta: Pustaka Amani) hlm. 30.
B. Macam-macam Asbab an-Nuzul
DR. Rosihin Anwar, M.Ag. menyebutkan dalam bukunya Ulumul Qur’an, bahwa ada dua hal
yang menjadi sudut pandang dalam membagi macam-macam asbabun nuzul, yaitu:

1. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbab al-nuzul.
a. Sarih (jelas)

Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbab an-nuzul, dan tidak
mungkin pula menunjukkan yang lainnya. Redaksi yang digunakan termasuk sharih bila
perawi mengatakan:

‫َس َببُ ُن ُز ْو ِل َه ِذ ِه اآل َي ِة َھ َذا‬


Artinya:

Sebab turun ayat ini adalah

...‫ت اآل َي ُة‬


ْ َ‫ َف َن َزل‬...‫َث َھ َذا‬
َ ‫َحد‬
Artinya:

Telah terjadi....maka turunlah ayat...

‫ت اآل َي ُة‬
ْ َ‫ َف َن َزل‬...‫هللا َعنْ َك َذا‬
ِ ‫ُس ِئ َل َرس ُْو ُل‬
Artinya:

Rasulullah pernah ditanya tentang....maka turunlah ayat. 6

b. Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti)

Riwayat belum dipastikan sebagai asbab an-nuzul karena masih terdapat keraguan.

‫ت َھ ِذ ِه اآل َي ُة فِي َك َذا‬


ْ َ‫ُن ِزل‬
Artinya:

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan

‫ت َھ ِذ ِه اآل َي ُة ِااَّل َ َف َك َذا‬


ْ َ‫ب ُن ِزل‬
َ ‫َمااَحْ َس‬
Artinya:

Saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan.... 7

6
Mohammad Nor Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008) hlm. 83-84
7
Risma Rizki Amalia, Asbab an-Nuzul Al_Qur’an... dalam https://www.slideshare.net/rycmaamalia/makalah-
asbabun-nuzul diakses pada Jum’at 14 November 2020 pukul 09:40 WIB

4
2. Dilihat dari sudut pandang terbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat
untuk satu sebab asbab an-nuzul.
a. Berbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat (Ta’adud As-Sabab wa Nizil Al-Wahid)

Untuk mengetahui variasi riwayat Asbab an-Nuzul dalam satu ayat dari sisi redaksi,
para ulama mengemukakan cara sebagai berikut:

 Tidak mempermasalahkannya
Cara ini ditempuh apabila menggunakan redaksi muhtamilah.
 Mengambil versi riwayat Asbab an-Nuzul yang menggunakan redaksi shohih.
 Mengambil versi riwayat yang shohih (valid).8

b. Berbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul (Ta’adud Nazil wa As-Sabah Al-Wahid)

Terkadang suatu kejadian dapat menjadi sebab bagi turunnya dua ayat atau lebih.

Contoh satu kejadian yang membuat dua ayat diturunkan sedang antara satu dengan yang
lainnya berselang lama adalah riwayat asbab an-nuzul yang diriwayatkan Ibn Jarir Ath-Thabari,
dan Ibn Mardawaih dari Ibn Abbas:

“Ketika Rasulullah duduk dibawah naungan pohon beliau bersabda:”Sesungguhnya akan


datang kepada kalian seseorang yang memandang dengan kedua mata setan. Bila orang itu
datang, maka janganlah kalian berbicara dengannya. Tidak lama sesudah itu datanglah seseorang
yang kebiru-biruan kedua matanya. Lalu Rasulullah kemudian memanggilnya dan bertanya: atas
dasar apa engkau dan teman-temanmu mencaci-maki diriku? Orang tersebut pergi dan datang
kembali bersama teman-temannya, mereka bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak
menghina Nabi, terus menerus mereka mengatakan demikian sampai Nabi memaafkannya maka
turunlah surah At-Taubah [9] ayat 74:

ْ‫وا ۚ َو َما َن َقم ُٓو ۟ا إِٓاَّل أَن‬ 4۟ ‫ُوا َبعْ َد إِسْ ٰلَم ِِه ْم َو َهم‬
۟ ُ‫ُّوا ِب َما لَ ْم َي َنال‬ ۟ ‫وا َكلِ َم َة ْٱل ُك ْفر َو َك َفر‬
ِ
۟ ُ‫وا َولَ َق ْد َقال‬
۟ ُ‫ون ِبٱهَّلل ِ َما َقال‬
َ ُ‫َيحْ لِف‬
‫ا ي َُع ِّذ ْب ُه ُم ٱهَّلل ُ َع َذابًا أَلِيمًا فِى ٱل ُّد ْن َيا‬4۟‫ك َخيْرً ا لَّ ُه ْم ۖ َوإِن َي َت َولَّ ْو‬ ۟ ‫أَ ْغ َن ٰى ُه ُم ٱهَّلل ُ َو َرسُولُهُۥ مِن َفضْ لِهِۦ ۚ َفإِن َي ُتوب‬
ُ ‫ُوا َي‬
[۷٤]‫ير‬ ٍ ِ‫ض مِن َولِىٍّ َواَل َنص‬ ِ ْ‫َوٱ ْل َءاخ َِر ِة ۚ َو َما لَ ُه ْم فِى ٱأْل َر‬
“Mereka orang-orang munafik bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak
mengatakan sesuatu yang menyakitimu, sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan
kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah islam dan menginginkan apa yang mereka tidak dapat
mencapainya, dan mereka tidak mencela Allah dan Rasul-Nya, kecuali karena Allah dan Rasul-
Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah
lebih baik bagi mereka , dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan
azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung dan
penolong di muka bumi”9

3. Dilihat dari segi bentuk turunnya ayat, asbab al-nuzul dibagi menjadi 2, yaitu:

a) Berbentuk peristiwa
 Peristiwa berupa pertengkaran atau persengketaan, seperti perselisihan antar golongan
suku Aus dan golongan suku Khazraj. Perselisihan itu timbul karena hasil adu domba yang

8
Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an, hlm 67
9
Mohammad Nor Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008) hlm. 93-94

5
dilakukan oleh orang-orang yahudi. Peristiwa tersebut melatarbelakangi turunnya
beberapa ayat, Q.S Ali Imran:100.

َ ‫ َف ِر ْي ًقا م َِّن الّ ِذي َْن ا ُ ْو ُتوا ْال ِك َت‬4‫ِين آ َم ُنوا اِنْ ُتطِ يعُوا‬
َ ‫اب َي ُر ُّد ْو ُك ْم َبعْ دَ ِا ْي َما ِن ُك ْم َكاف ِِر‬
]١٠٠[‫ين‬ َ ‫َيا اَ ُّي َها الَّذ‬

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang
diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu orang kafir sesudah kamu
beriman.” (Q.S. Ali Imran:100)10

 Peristiwa berupa kesalahan yang serius, seperti peristiwa seorang sahabat yang
mengimami dalam keadaan mabuk, sehingga mengalami kekeliruan dalam membaca
surah setelah surah Al-Fatihah. Peristiwa itu menyebabkan turunnya firman Allah surah
An-Nisa:43.

ْ‫ري‬4 ِ 4‫ َح َّتى َتعْ لَم ُْوا َما َتقُ ْولُ ْو َن َوالَ ُج ُنبًا ِااَّل َعا ِب‬4‫اراى‬ َّ ‫يآ َ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا الَ َت ْق َربُوا ال‬
َ ‫صلَوا َة َواَ ْن ُت ْم ُس َك‬
‫م‬4ُ ‫ ُت‬4‫ آ ِءظِ اَ ْو الَ َم ْس‬4‫ ٌد ِّم ْن ُك ْم م َِّن ْال َغ‬4‫آ َ َء اَ َح‬4‫ َف ٍر اَ ْو ج‬4‫ اَ ْو َعلَى َس‬4‫ى‬4‫ض‬ َ ْ‫ َواِنْ ُك ْن ُت ْم مَّر‬4‫لُ ْوا‬4‫َس ِبي ٍْل َح َّتى َت ْغ َت ِس‬
‫ورً ا‬44 ْ ُ‫ان َعفُ ًّوا َغف‬ َ ‫هللا َك‬َ َّ‫ ْم اِن‬4ۗ‫ ِبوُ ج ُْو ِه ُك ْم َواَ ْي ِد ْي ُك‬4‫ص ِع ْي ًدا َط ِّيبًا َفامْ َسح ُْوا‬
َ ‫ال ِّن َسآ َء َفلَ ْم َت ِج ُد ْوا َمآ ًء َف َت َي َّمم ُْوا‬
]٤۳[

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid)
sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.
Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau
kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (Q.S. An-Nisa: 43) 11

 Peristiwa berupa hasrat, cita-cita atau keinginan-keinginan seperti kesesuaian (muafqat)


hasrat dan keinginan Umar bin Khattab dengan ketentuan-ketentuan ayat-ayat Al-Qur’an
yang diturunkan Allah. Menurut riwayat dari sahabat Anas ra. Ada beberapa harapan
Umar yang dikemukakan kepada Rasulullah, kemudian turunlah ayat-ayat yang
kandungannya seperti harapan tersebut. Seperti Umar pernah berkata kepada Rasulullah
Saw, “Ya Rasulullah, bagaimana kalau sekiranya kita jadikan maqam Ibrahim sebagai
tempat shalat?” maka turunlah ayat Q.S Al-Baqarah: 125. 12

َ ٰ 4‫د َنٓا إِلَ ٰ ٓى إِ ْب‬4ْ 4‫لًّى ۖ َو َع ِه‬4 ‫ُص‬


‫رهِۦ َم‬4 َ ٰ 4‫ام إِ ْب‬4
َ ‫رهِۦ َم م‬4 ۟ ُ َ ِ ‫ة لِّل َّن‬4
ِ 4‫ذوا مِن َّم َق‬44‫ا َوٱ َّت ِخ‬44‫اس َوأ ْم ًن‬
ً 4‫ْت َم َثا َب‬ َ ‫ا ْٱل َبي‬44‫َوإِ ْذ َج َع ْل َن‬
[١٢٥]ِ‫ِين َوٱلرُّ َّك ِع ٱل ُّسجُود‬ َ ‫ِين َو ْٱل ٰ َع ِكف‬ َّ ‫ل أَن َطه َِّرا َب ْيت َِى ل‬4َ ‫َوإِسْ ٰ َمعِي‬
َ ‫ِلطٓا ِئف‬

“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi
manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat.
Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “bersihkanlah rumah-Ku untuk

10
Ibid, hlm. 63.
11
Ibid, hlm. 86.
12
Ramli Abdul Wahid,Ulumul Qur’an, (Jakarta: Rajawali Press, 1993), hlm. 30-31.

6
orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud.” (Q.S Al-Baqarah ayat
125)13
b) Berbentuk pertanyaan
Pertanyaan yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu, seperti kisah Ashabul kahfi
dan Dzulqarnain. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang masih berlangsung
(pada saat itu). Seperti pertanyaan orang yahudi mengenai ruh, yang terdapat dalam firman
Allah Swt dalam surah Al-Isra’ ayat 85.

[٨٥] ‫ م َِّن ْٱلع ِْل ِم إِاَّل َقلِياًل‬4‫وح ۖ قُ ِل ٱلرُّ و ُح مِنْ أَم ِْر َربِّى َو َمٓا أُوتِي ُتم‬ َ ‫لُو َن‬4ََٔ‫َو َيسْ ٔـ‬
ِ ُّ‫ك َع ِن ٱلر‬
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan
Tuhan-Ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (Q.S Al-Isra’: 85) 14

Pertanyaan yang berhubungan dengan masa yang akan datang. Seperti pertanyaan
orang-orang kafir Quraisy tentang hari kiamat yang diabadikan dalam firman Allah Swt,
surah An-Nazi’at ayat 42-43.

َ َ‫[فِي َم أ‬٤٢]‫َّان مُرْ َس ٰى َها‬


[٤۳]‫نت مِن ذ ِْك َر ٰى َهٓا‬ َ ‫َّاع ِة أَي‬ 4َ ‫لُو َن‬4ََٔ‫َيسْ ٔـ‬
َ ‫ك َع ِن ٱلس‬

“(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit,


kapankah terjadinya?. Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)?”. (Q.S An-
Nazi’at: 42-43)15

C. Ungkapan-ungkapan Asbab an-Nuzul

Para sahabat dalam menuturkan sebab nuzul menggunakan ungkapan yang berbeda antara suatu
peristiwa dengan peristiwa lainnya. Perbedaan ungkapan tersebut mengandung perbedaan makna yang
memiliki implikasi pada status sebab nuzulnya.

Macam-macam ungkapan yang digunakan sahabat dalam mendeskripsikan asbab an-nuzul


antara lain:

1. Kata ‫( سبب‬sebab). Contohnya seperti:

‫َك َذا‬ ‫ َس َببُ ُن ُز ْو ِل َه ِذ ِه اآل َي ِة‬..... (sebab turunnya ayat ini demikian....)

Ungkapan (redaksi)ini disebut sebagai redaksi atau ungkapan yang sharih (jelas/tegas).
Maksudnya, sebab nuzul yang menggunakan redaksi seperti ini menunjukkan betul-betul
sebagai latar belakang turunnya ayat, tidak mengandung makna lain.

2. Kata ‫( ف‬maka). Contohnya seperti:

‫ت َك َذا َو َك َذا َف َن َزلّت اآل َية‬


َ ‫َحدَ َث‬ (telah terjadi peristiwa ini dan itu, maka turunlah ayat)

13
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hlm. 20.
14
Ibid, hlm. 291
15
Ibid, hlm. 585

7
Ungkapan ini ini mengandung pengertian yang sama dengan penggunaan kata sababu,
yakni sama-sama sharih (jelas/tegas).

3. Kata‫( فى‬mengenai/tentang). Contohnya seperti:

‫ت َه ِذ ِه اآل َي ُة فِى َك َذا َو َك َذا‬


ْ َ‫ َن َزل‬.... (ayat ini turun mengenai ini dan itu...)

Ungkapan seperti ini tidak tegas (ghairu sharih) menunjukkan sebab turunnya suatu
ayat. Akan tetapi masih dimungkinkan mengandung pengertian lain. 16

D. Urgensi dan Kegunaan Asbab an-Nuzul

Mengetahui “Asbab an-nuzul” sangat besar pengaruhnya dalam memahami makna ayat yang
mulia. Oleh sebab itu, para ulama sangat berhati-hati dalam memahami “Asbab an-nuzul”, sehingga
banyak diantara mereka yang menulis tentang itu. Diantaranya adalah Ali Al-Madaniyyi (guru Imam
Bukhari r.a).

Diantara kitab termasyhur yang membahas dalam bidang ini adalah kitab Asbabun Nuzul karya
Imam Al-Wahidi. Syaikhul Islam, Ibnu Hajar pun juga mengarangnya. Bahkan ada pula kitab yang
besar dan lengkap, Lubabun Nuqul Fii Asbabin Nuzul karya Imam Suyuthi.

Mengingat betapa pentingnya “Asbab an-nuzul, maka bisa dikatakan bahwa sebagian ayat tidak
mungkin bisa diketahui makna-makna atau diambil hukum darinya sebelum mengetahui secara pasti
tentang asbab an-nuzulnya.17

Menurut pendapat beberapa ulama tentang pentingnya mengetahui dan mempelajari “Asbab an-
nuzul”:

1. Imam Al-Wahidi mengatakan, “Tidak mungkin orang bisa mengetahui tafsir suatu
ayat tanpa mengetahui kisah dan penjelasanmengenai turunnya terlebih dahulu”.
2. Imam Ibnu Daqiqil ‘Id berkata, “Keterangan sebab turunnya ayat adalah cara yang
kuat dan penting dalam memahami makna-makna Al-Qur’an.
3. Ibnu Taimiyah mengatakan, “Mengetahui ‘Asbabun Nuzul’ sangat membantu
untuk memahami ayat. Sesungguhnya dengan mengetahui ‘sebab’ akan
mendapatkan ilmu ‘musabab’ (Allah).18

Adapun kegunaan yang diperoleh dalam mengetahui Asbab an-nuzul dalam kaitannya dengan
memahami makna daripada ayat-ayat suci Al-Qur’an secara rinci Al-Zarqani menyebutkan tujuh
manfaat atau faedahnya ,sebagai berikut:

1. Pengetahuan tentang Asbab an-nuzul membawa kepada pengetahuan tentang


rahasia dan tujuan Allah secara khusus mensyariatkan agama-Nya melalui Al-
Qur’an. Pengetahuan yang demikian akan memberi manfaat baik bagi orang
mukmin atau non mukmin. Orang mukmin akan bertambah keimanannya dan
mempunyai hasrat yang keras untuk menerapkan hukum Allah dan
mengamalkannya.
16
Risma Rizki Amalia, Asbab an-Nuzul Al_Qur’an... dalam https://www.slideshare.net/rycmaamalia/makalah-
asbabun-nuzul diakses pada Jum’at 14 November 2020 pukul 09:40 WIB
17
Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Ikhtisar Ulumul Qu’an Praktis, (Jakarta: Pustaka Amani) hlm. 21
18
Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Ikhtisar Ulumul Qu’an Praktis, (Jakarta: Pustaka Amani) hlm. 24

8
2. Pengetahuan tentang asbab an-nuzul adalah cara terbaik untuk memahami Al-
Qur’an dan menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak
dapat ditafsirkan tanpa pengetahuan sebab turunnya. 19
3. Pengetahuan asbab an-nuzul dapat menolak dugaan adanya hasr atau pembatasan
dalam ayat yang menurut lahirnya mengandung hasr atau pembatasan 20.
4. Pengetahuan tentang asbab an-nuzul dapat mengkhususkan (takhsis) hukum pada
sebab menurut ulama’ yang memandang bahwa yang memandang bahwa yang
mesti diperhatikan adalah sebab dan bukan keumuman lafal. 21
5. Dengan mempelajari asbab an-nuzul diketahui pula bahwa sebab turun ayat ini
tidak pernah dari hukum yang terkandung dalam ayat tersebut sekalipun datang
mukhasisnya (yang mengkhususkannya)22
6. Dengan asbab an-nuzul, diketahui orang yang ayat tertentu turun padanya secara
tepat sehingga tidak terjadi kesamaran bisa membawa penuduhan terhadap orang
yang tidak bersalah dan pembebasan orang yang salah. 23
7. Pengetahuan tentang asbab an-nuzul akan mempermudah orang yang menghafal
Al-Qur’an serta memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan prang yang
mendengarnya jika mengetahui sebab turunnya24.

19
Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), hlm. 98
20
KH. Drs. Muchtar Adam, Ulum Al-Qur’an, (Bandung: Makrifat Media Utama), hlm. 188
21
Ibid, hlm. 128.
22
Ibid, hlm. 129
23
Ibid, hlm. 131
24
Ibid, hlm 132

9
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

a. Asbab an-nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur’an.
b. Macam-macam Asbab an-nuzul
1. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbab an-nuzul.
a) Sarih (jelas)
Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbab an-nuzul, dan tidak
mungkin pula menunjukkan yang lainnya.
b) Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti)
Riwayat belum dipastikan sebagai asbab an-nuzul karena masih terdapat keraguan.
2. Dilihat dari sudut pandang terbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya
ayat untuk satu sebab asbab an-nuzul.
a) Berbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat (Ta’adud As-Sabab wa Nizil Al-Wahid)
b) Berbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul (Ta’adud Nazil wa As-Sabab Al-Wahid.
3. Dilihat dari segi bentuk turunnya ayat, asbab an-nuzul dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Berbentuk peristiwa
b) Berbentuk pertanyaan
c. Ungkapan-ungkapan Asbab an-Nuzul
1. Kata (sebab). Contohnya seperti:
2. Kata (makna). Contohnya seperti:
3. Kata (mengenai/tentang). Contohnya seperti:
d. Urgensi dan kegunaan Asbab an-Nuzul

Mengetahui “Asbab an-nuzul” sangat besar pengaruhnya dalam memahami makna ayat
yang mulia. Mengingat betapa pentingnya “Asbab an-nuzul”, maka bisa dikatakan bahwa
sebagian ayat tidak mungkin bisa diketahui makna-makna atau diambil hukum darinya sebelum
mengetahui secara pasti tentang “Asbab an-nuzul”nya.

Beberapa kegunaan asbab an-nuzul adalah:

1. Pengetahuan tentang asbab an-nuzul membawa kepada pengetahuan tentang rahasia


dan tujuan Allah secara khusus mensyariatkan agama-Nya melalui Al-Qur’an.
2. Pengetahuan tentang asbab an-nuzul membantu dalam memahami ayat dan
menghindarkan kesulitan.
3. Pengetahuan asbab an-nuzul dapat menolak dugaan adanya hasr atau pembahasan
dalam ayat yang menurut lahirnya mengandung hasr atau pembatasan.
B. Saran

Mengingat betapa pentingnya peran dan kegunaan asbab an-nuzul, maka penting pula bagi
kita untuk mempelajari dan memahami asbab an-nuzul sebagai salah satu cara untuk memahami isi
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita. Asbab an-nuzul juga penting dipelajari agar kita mampu
mengetahui hukum-hukum yang ada dalam Al-Qur’an agar dapat kita implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahid, Ramli. 1993. Ulumul Qur’an.Jakarta; Rajawali Press.

Adam, Muchtar. Ulum Al-Qur’an. Bandung; Makrifat Media Utama.

Al-Qaththan, Syaikh Manna’. 2006. Pengantar Studi Ilmu Islam. Jakarta Timur; Pustaka Al-Kautsar.

Al-Shalih, Subhi. Mahabits fi Ulumil Qir’an. Beirut; Darul Ilmi.

Al-Zarqani, Muhammad Abd Al-Adzim. Manahilul ‘Irfan fi Ulumil Qur’an. Beirut; Darul Hayat al-
Kitab al-Arabiyyah

Amalia, Risma Rizki. 2014. Asbab an-Nuzul Al-Qur’an.


Dalam https://www.slideshare.net/rycmaamalia/makalah-asbabun-nuzul diakses pada Jum’at
13 November 2020 pukul 09:40 WIB

Anwar, Rosihon. 2010. Ulumul Qur’an. Bandung; CV Pustaka Setia.

Ash-Shabuni, Syekh Muhammad Ali. Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis.Jakarta; Pustaka Amani.

Departemen Agama RI. 2002. Al-Qur’an dan terjemahnya.Jakarta; CV Darus Sunnah

Ichwan, Muhammad Nor. 2008. Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an.Semarang; RaSAIL Media Group.

Anda mungkin juga menyukai