PAPER
Disusun oleh :
Dina Aghnia Firdaus
NIS : 131232110012200369
Segala puji serta syukur hanya bagi Allah SWT, yang telah memberikan
kenikmatan khususnya nikmat Iman, Islam, serta kesehatan sehingga dengan izin-
Paper ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mu’allimien
Selama mengerjakan paper ini, tidak sedikit hambatan yang penulis rasakan.
Akan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya paper ini
dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Diri sendiri yang telah kuat, dari mulai awal mengerjakan proposal
2. Yang terhormat kedua orang tua penulis khususnya Ibu Penulis yang
terselesaikan.
ii
4. Yang terhormat Mudirul Mu’allimien Al-Ustadz Dadang Sulaeman,
S.Pd.
Lina Nurfalah, S.Pd. dan Al-Ustadzah Dedeh Sariah, S.Pd. yang telah
diselesaikan.
6. Yang terhormat Al-Ustadzah Yeni Herlina, S.Pd. sebagai wali kelas dan
guru mata pelajaran MPKT (Metode Penulisan Karya Tulis) yang sudah
9. Kepada kaka tercinta yaitu Hanifah Nur Azizah yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan paper ini, agar paper dapat selesai dengan
tepat waktu.
10. Kepada Asep Alias Faiz Rizqi Ramadhan yang selalu mensupport
11. Kepada Sopi Saharani selaku teman dekat penulis, yang selalu berbagi
suka maupun duka dan selalu memberikan dorongan agar paper ini
dapat selesai.
iii
12. Seluruh teman-teman seperjuangan penulis yaitu people-people random
satu persatu, yang selalu memberikan semangat agar paper ini dapat
selesai.
14. Kepada Boboiboy, Kapten Kaizo dan Choi Kanglim yang selalu
15. Kepada acara vindes, tonight show, shinbi’s house, detective conan
16. Kepada Atan alias Fathan Asfari yang selalu memberikan ungkapan
17. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
Dalam penulisan paper ini tentunya masih banyak sekali kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun.
Kritikan dan saran-saran penulis butuhkan agar paper ini menjadi lebih baik dan
iv
Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penyusunan paper ini terdapat banyak kesalahan. Semoga paper ini dapat
Penulis
v
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Pengertian childfree....................................................................... 9
B. Faktor-faktor penyebab terjadinya childfree ................................. 11
C. Dampak childfree bagi kehidupan manusia .................................. 19
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 48
B. Saran .............................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
calon mempelai pria akan mengucapkan ijab qobul pada saat akad
untuk meminang calon mempelai wanita agar bisa ia jadikan sebagai istri
yang sah.
Sebagai seorang muslim segala sesuatu yang kita lakukan pasti tidak
luput dari perintah Allah SWT, begitu pun dengan menikah, Allah SWT
berfirman :
sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan
memberi kecukupan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah
rasa ingin, ajakan dari seseorang, perintah orang tua ataupun karena rasa
Dengan menikah suami dan istri dapat saling melengkapi satu sama
baik itu dukungan moril atau materil, penghargaan, serta kasih sayang
3. Menjaga akhlak
Dengan menikah seorang muslim akan terhindar dari dosa dan zina,
pernikahan. Seperti berkasih sayang antar yang bukan mahram itu dosa,
tetapi jika dilakukan dalam ikatan pernikahan yang sah maka itu akan
dicatat sebagai pahala di sisi Allah SWT, Selain itu nikah juga menjadi
jalan agar kita lebih dekat lagi dengan Allah SWT, sebagaiman firman-
Nya :
َوِم ْن اهيهتِهٖۤ اَ ْن َخلَ َق لَ ُك ْم ِٰم ْن اَنْ ُف ِس ُك ْم اَْزَوا ًجا لِٰتَ ْس ُكنُ ْوا اِلَْي َها َو َج َع َل
ت لَِٰق ْوٍم يهتَ َف هك ُرْو َن
ٍ ك َ هل يه ِ ِ
َ بَْي نَ ُك ْم هم َوهدةً هوَر ْْحَةً ۤ ا هن ِ ْف هذل
Artinya : “Dan di antara tanda-tanda yang mendekatkan seseorang
kepada Allah, ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari
jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya,
dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Ar-Rum [30] : 21)
5. Memperoleh keturunan yang sholeh dan sholehah
Salah satu amalan yang tak akan habis pahalanya jika seorang
ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ َوا هَّٰللُ َج َع َل لَ ُك ْم ٰم ْن اَنْ ُفس ُك ْم اَْزَوا ًجا هو َج َع َل لَ ُك ْم ٰم ْن اَْزَوا ج ُك ْم بَن
ْي
اَّللِ ُه ْم يَ ْك ُف ُرْو َن ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َٰو َح َف َدةً هوَرَزقَ ُك ْم ٰم َن الطهيِٰهبت ۤ اَفَبِا لْبَا ط ِل يُ ْؤمنُ ْو َن َوبِن ْع َمت ه
“Allah telah menjadikan dari diri-diri kamu itu pasangan suami-istri dan
menjadikan bagimu istri-istrimu itu, anak-anak dan cucu-cucu dan
memberimu rezeki yang baik. Maka mengapakah mereka beriman pada
yang batil dan mengingkari nikmat Allah.” (Q.S. An-Nahl [16] : 72)
Namun, melihat fenomena saat ini banyak penyelewengan terhadap
dengan tujuan lain dan tidak sesuai dengan tujan pernikahan. Seperti
disuruh oleh orang tuanya tanpa terlebih dahulu memahami tujuan dari
menikah.
khususnya seorang pasangan untuk tidak memiliki anak, baik itu anak
informasi. Bahkan bisa saja mereka tidak akan percaya dengan adanya
benar terjadi di dunia kita bahkan di setiap negara pasti akan ada seorang
besar pemberian Tuhan yang Maha Esa. Dengan mempunyai anak juga
adalah salah satu sumber rezeki yang diberikan tuhan, sehingg ada istilah
banyak anak banyak rezeki. Jadi semakin banyak anak maka in syaa allah
semakin banyak juga rezeki dan berkah yang diterima oleh orang tuanya.
Ketika pasangan ini berhasil mendidik anak, tentu saja mereka akan menjadi
anak yang sholeh dan sholehah yang senantiasa akan mendo’akan kedua
Alaih disebutkan bahwa do’a dari anak yang sholeh adalah satu dari tiga
perkara amal jariyyah yang pahalanya tidak akan terputus walaupun kedua
orang tuanya sudah meninggal dunia. Selain itu anak yang sholeh dan
sholehah akan bisa membawa orang tuanya masuk ke dalam surga sekalipun
belum ada kejelasan hukumnya. Oleh sebab itu, maka penulis tertarik untuk
membahasnya dalam karya tulis ilmiah dengan judul CHILDFREE
B. Rumusan Masalah
atas, dan agar bahasan yang akan dikaji tidak terlalu luas, maka penulis
kehidupan manusia?
C. Tujuan Penelitian
childfree.
kehidupan manusia.
childfree.
D. Manfaat Penelitian
1. Secra teoritis, karya tulis ini diharapkan dapat menambahkan ilmu serta
E. Metode Penelitian
adalah memaparkan apa adanya ( suatu bentuk atau kenyataan yang ada )
buku lainnya. Selain itu metode penulisan karya tulis ini juga sebagian
berasal dari sumber internet, baik itu google, youtube maupun sumber
F. Sistematika Penulisan
dari :
BAB I : PENDAHULUAN
H. Rumusan Masalah
I. Tujuan Penelitian
J. Manfaat Penelitian
K. Metode Penulisan
L. Sistematika Penulisan
D. Pengertian childfree
C. Fenomena childfree
BAB IV : PENUTUP
C. Kesimpulan
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Childfree
Chadwick,2016).
yaitu child yang berarti anak dan free yang berarti bebas, jadi childfree
memiliki anak, baik itu anak kandung maupun anak angkat”. (Wicaksono
702418723/pengertian-childfree-atau-keputusan-menikah-tanpa-memiliki-
oleh pasangan suami istri untuk tidak memiliki anak selama masa
pernikahannya.
merujuk pada orang atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki
anak”. (Faridah, Siti. 2021, https://heylawedu.id/childfree:-fenomena-
feminis (orang yang menganut ajaran feminisme), yaitu suatu gerakan yang
menganggap bahwa pria dan wanita itu memiliki kedudukan yang setara
atau sejajar sehingga pada kalangan para perempuan yang menganut ajaran
feminisme ini menganggap bahwa jika seorang laki-laki tidak hamil dan
mempunyai anak maka mereka tidak dikatakan childless tentang apa yang
Baik
Salah satu hal yang ditakutkan sebagian orang yang sudah menikah
anak adalah sebuah titipan besar yang dianugrahkan Allah SWT kepada
pasangan agar si anak bisa dijaga dengan baik, penuh rasa kasih sayang
childfree hal ini menjadi salah satu faktor mereka melakukan childfree.
Gita Safitri menuturkan, “ bahkan buat aku punya anak itu it’s a
big deal gitu kan, mungkin mba ana lebih ngerti karena mba ana sikolog
gitukan gimana kalo misalnya kita sebagai orang tua ga big responsible
terus taunya kita memberikan luka kepada anak kita”. (Channel Youtube
Para pasangan takut untuk memiliki anak dengan alasan tidak bisa
2. Kondisi Finansial
karena kondisi finansial. Selain tanggung jawab orang tua kepada anak
anak tidak akan terus menerus kecil, ia akan tumbuh besar seiring
jika anak sudah mulai menduduki bangku sekolah. Tidak hanya biaya
sekolah saja yang harus dikeluarkan oleh orang tua tetapi mulai dari
tersebut. Karena kondisi inilah orang tua takut tidak bisa membesarkan
cukup. Anak adalah amanah dari Allah yang luar biasa, jadi mereka
takut akan mendapat dosa jika tidak bisa membesarkan anaknya dengan
childfree. Padahal jika kita kembali lagi kepada Allah SWT maka semua
۟أَوََل دَ ُك أم۟ َخ أش يَةَ۟ إِ أم ََل ق۟۟۟ ََنأ ُن۟ نـَ أر ُزقـُ ُه أم۟ َوإِ ََّّي ُك أم۟ ۚ۟ إِ َّن
َوََل۟ تـَ أق تـُ لُوا۟ أ
۟قـَ تأـ لَ ُه أم۟ َك ا َن۟ ِخ طأئًا۟ َك بِريًا
Artinya:” Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan
juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa
yang besar.” (Q.S Al- Isra [17]:31)
Dan dalam surat An-Nahl ayat 72 juga disebutkan bahwa Allah akan
ِ ِ ِ ِ ِ
۟ي
َ اجا َو َج َع َ۟ل لَ ُك أ۟م م أ۟ن أ أَزَواج ُك أ۟م بَن ً اّللُ َج َع َ۟ل لَ ُك أ۟م م أ۟ن أَنأـ ُفس ُك أ۟م أ أَزَو
َّ۟ َو
اّللِ ُه أ۟م يَ أك ُف ُرو َ۟ن
َّ۟ اط ِ۟ل يـُ أؤِمنُو َ۟ن َوبِنِ أع َمِ۟ة
ِ ات أَفَبِالأبِ ِ
َ ۟ ََو َح َف َد۟ةً َوَرَزقَ ُك أ۟م م َ۟ن الطَّيِِّب
Artinya:” Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak anak dan
cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka
mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari
nikmat Allah?"(QS.al-nahl [16]:72)
Orang menganggap karena rezeki sudah ditentukan Allah SWT
rezeki tidak akan datang tiba-tiba dengan kita hanya diam saja, tetapi
dengan berusaha dan sekaligus berdo’a maka in syaa allah Allah SWT akan
permudah jalan kita untuk mendapatkan rezeki. Allah SWT tidak mungkin
kepadanya.
masalah nih. Nanti kalau punya anak akan nambah masalah pasti.
Kadang nitizen atau fans bilang, ayo dong punya anak pasti cantik dan
bukanlah hal yang mudah. Belum lagi jika anak itu rewel pasti bagi
yang buruk. Seorang anak tidak akan selalu menjadi seorang bayi, pasti
beberapa perubahan khususnya dalam hal perilaku. Anak bayi dan balita
mungkin ia masih akan menurut dan mendengarkan perkataan kedua
ketika orang tua mulai menyuruh melakukan sesuatu. Selain itu pasti ia
(masa puber) seorang anak akan lebih banyak mengalami perubahan dan
dalam fitrah, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Furqon ayat 74:
اج َع ألنَا ۟ ُ ب لَنَ۟ا ِم أ۟ن أ أَزَو ِاجنَا َوذُ ِِّرََّّ۟يتِنَا قُـَّر۟ةَ أ أَع
ي َو أ ۟ين يـَ ُقولُو َ۟ن َربـَّنَا َه أَ۟ َوالَّ ِذ
َ۟ لِأل ُمت َِّق
۟ي إِ َم ًاما
Artinya:” Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-
orang yang bertakwa.” (QS.al-furqon [25]:74)
Dan dalam surat Al-‘Imran ayat 14 Allah berfirman:
ketika mengurus seorang anak adalah hal biasa yang akan terjadi. Oleh
sebab itu mengurus seorang anak adalah sebuah kebahagiaan dan sebuah
nikmat yang Allah SWT berikan. Karena mereka berfikir bahwa tidak
kekhawatiran tidak mampu membesarkan anak dengan baik, faktor ekonomi yaitu
kondisi finansialnya yang dianggap tidak cukup, dan faktor yang menganggap
bahwa kehadiran anak hanya akan menambah masalah baru didalam kehidupannya.
tersebut sudah Allah SWT sanggah. Karena pada kenyataannya semua faktor itu
hanyalah alibi seseorang untuk melindungi diri dari pandangan buruk orang lain
salah satu contoh, ketika orang yang melakukan childfree menganggap bahwa
menyebutkan di dalam Al-qur’an bahwa anak adalah sebagai qurotta ‘ayun dan
Setiap peristiwa yang terjadi di dunia ini selain ada faktor penyebab yang
mendukung peristiwa tersebut terjadi, ada juga dampak yang dapat ditimbulkan
1. Dampak Sosial
dampak bagi kehidupan sosial, dampak sosial ini terbagi kedalam dua bagian
yaitu :
sebagai hadiah, ahli waris dan penerus keturunan. Nailis Shofita, dkk
berpendapat bahwa:
SAW:
ت ِ يد ابن أُخ ٍِ ِ ُ َْحَ ُد بْ ُن إِبْ َر ِاه َيم َحدهثَنَا يَِز
ْ َ ْ َخ ََبََن ُم ْستَل ُم بْ ُن َسع ْ يد بْ ُن َه ُارو َن أ ْ َحدهثَنَا أ
صوٍر يَ ْع ِن ابْ َن َزاذَا َن َع ْن ُم َعا ِويَةَ بْ ِن قُهرةَ َع ْن َم ْع ِق ِل بْ ِن ُ صوِر بْ ِن َزاذَا َن َع ْن َمْن ُ َمْن
ت َ ال إِِّٰن أ
ُ َصْب َ اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم فَ َق
صلهى ه َ هب ِ
ِٰ ِال َجاءَ َر ُج ٌل إ ََل الن َ َيَ َسا ٍر ق
ال َل ثُه أ َََتهُ الثهانِيَةَ فَنَ َهاهُ ثُه َ َب َو ََجَ ٍال َوإِ هَّنَا َل تَلِ ُد أَفَأَتَ َزهو ُج َها ق ٍ ات َحس
َ َ ْامَرأَةً َذ
ود فَِإِّٰن ُم َكاثٌِر بِ ُك ْم ْاأل َُم َم َ ُود الْ َول
َ ال تَ َزهو ُجوا الْ َوُدَ أ َََتهُ الثهالِثَةَ فَ َق
Artinya: “Ahmad bin Ibrahim menyampaikan kepada kami dari Yazid bin
Harun, dari Mustalim bin Sa’ai, anak saudara perempuan Mansur bih
Zahzan, dari Mansur bin Zadzan yang mengabarkan dari Muawiyah bin
Qurrah, dari Ma’qil bin Yasar bahwa seorang laki-laki datang menemui
Nabi SAW dia berkata, ”Aku bertemu dengan seorang perempuan yang
mempunyai paras cantik dan keturunan yang bagus, tetapi tidak dapat
melahirkan anak. Apakah aku boleh menikahinya? ”Beliau menjawab,
”Tidak”. Pada hari berikutnya laki-laki tersebut datang lagi dan
menanyakan hal yang sama, beliau tetap melarangnya. Pada hari
berikutnya laki-laki itu menanyakan hal yang sama ketiga kalinya,
kemudian beliau bersabda “Nikahilah perempuan yang penyayang dan
subur. Karena sesungguhnya aku berbangga-bangga atas banyaknya
jumlah kalian dihadapan seluruh umat.” (HR.Abu Daud:1754)
sehingga dia yang paling tahu konsep dan cara untuk berbahagia. Allah
ada, agar ketika sebuah keluarga mempunyai perusahaan atau bisnis dan
ketika orang tuanya sudah tidak mampu menjalankan bisnisnya lagi karena
faktor usia maka pada saat itulah peran anak dibutuhkan. Banyak contoh di
luaran sana yang bisa kita lihat, ketika seorang ayah yang dulunya
perusahaan tersebut, maka sang ayah memilih sang anak yang mengantikan
penerus jalannya perusahaan atau bisnis keluarga, anak juga adalah salah
negara. Salah satu dampak negatif childfree bagi suatu negara adalah
pada negara karena tidak ada anak atau keluarga yang mengasuh.
saat ini dapat berkurang separuhnya sebelum akhir 2055, seperti yang
https://www.kompas.com/global/read/2021/10/02/001656470/para-
peneliti-memperingatkan-populasi-china-bisa-berkurang-setengah-
2. Dampak Kesehatan
A dan rekan (2017) yang terbit pada jurnal Annals of Agricultural and
Environmental Medicine mendukung peningkatan kesehatan mental
memiliki kualitas hidup dan persepsi kesehatan pribadi yang lebih baik.
memiliki risiko yang lebih besar mengalami kesehatan fisik dan mental
panjang.
kesepian, depresi, dan tekanan psikologi yang lebih besar pada usia
sisi yaitu sisi buruk dan sisi baik. Termasuk bukti penelitian yang saling
wanita.
penurunan jumlah total siklus pelepasan sel telur dari indung telur
dan endometrium. Selain itu, wanita usia tua tanpa anak juga cenderung
atau lebih memiliki tingkat kematian yang tinggi akibat semua penyebab
dan kanker serviks. Jadi, pilihan untuk tidak memiliki anak akan
tua.
3. Dampak Ekonomi
mempunyai anak semuanya akan terasa lebih berat, padahal anak adalah
sudah pasti akan dibarengi dengan rezeki dan keberkahan dari Allah
Artinya:” Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat
berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauhulmahfudz).” (QS.Hud [11]:6)
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa rezeki dan ajal manusia
rezeki kita yang kurang, padahal rezeki tidak akan datang secara tiba-
tiba. Oleh sebab itu kita sebagai manusia yang rezeki nya sudah diatur
oleh Allah SWT hendaknya berusah serta berdo’a agar semua pekerjaan
Dengan demikian, kita tidak boleh ragu dengan rezeki yang sudah
mudah bagi Allah untuk melimpahkan rezeki bagi diri dan anak-
anaknya.
Dari berbagai macam dampak yang dipaparkan tersebut sudah jelas bahwa
childfree lebih banyak memberikan dampak negatif bagi kehidupan serta bagi diri
satu penelitian yang membahas dampak positif childfree bagi kesehatan fisik dan
mental, namun penelitian lain langsung menyanggah hal tersebut dengan penelitian
yang lebih rinci. Sebenarnya berbagai alasan boleh menjadi dasar pilihan untuk
childfree. Namun, pilihan untuk tidak berusaha memiliki keturunan sudah menikah
bukanlah hal yang bijak. Pelanggaran norma sosial dan agama hingga ancaman
risiko kesehatan serta kematian jelas menjadi konsekuensi dari pilihan tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Fenomena Childfree
memiliki hak atas tubuhnya, tetapi ada juga yang berpandangan kodrat
anak sebagaimana yang terjadi di banyak negara maju, maka masalah lain
dan ketahanan negara. Oleh sebab itu fenomena childfree ini menimbulkan
Dalam UU No.35 tahun 2014 juga disebutkan bahwa anak sebagai tunas,
merupakan keputusan yang diambil dari pasangan yang sudah saha secara
memenuhi kebutuhan anak secara penuh, alasan lainnya yaitu latar belakang
Community yang telah ada sejak tahun 2014 dengan anggota mencapai lebih
pada Pasangan Suami Istri Yang Memilih Untuk Tidak Memiliki Anak,
2022.https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/download/13
Pendapat lain berada pada posisi netral, Aulia (dalam Kembang &
ikut sertaan secara fisik untuk mengikuti trend childfree, pendapat tersebut
seorang anak dalam pernikahan sebagai harapan dan generasi penerus bagi
tersebut adalah bentuk keputusan yang dibuat oleh pasangan untuk tidak
Sebagai berikut adalah data public figure yang memutuskan untuk childfree:
Keluarga dari pihak Paul sempat tidak setuju dengan keputusan Paul
dan Gita untuk childfree, namun setelah dibujuk dan melalui diskusi
Menurut Paul dan Gita kebahagiaan tidak selalu dengan memiliki anak,
Andy”, salah seorang host bertanya tentang Gita apakah ada rencana
untuk mengadopsi anak dan Gita mengatakan bahwa salah satu alasan
mengapa Gita Safitri memutuskan untuk childfree karena ia butuh
2. Chef Juna
anak. Penyataanya ini karena Chef Juna tidak ingin membebani istrinya.
3. Anya Dwinov
4. Cinta Laura
5. Rina Nose
happy dengan berdua, tanpa anak pun kami sudah happy,” katanya saat
hidunya, “Hidup sudah banyak masalah nih, nanti kalua punya anak
akan menambah masalah. Kadang netizen atau fans bilang ayo dong
punya anak pasti cantik dan lucu. Masalahnya punya anak bukan buat
bahwa fenomena childfree ini sudah menjadi life style di kalangan masyarakat
Indonesia, terutama di kalangan public figure. Dan sebagai seorang muslim hal ini
patut kita waspadai supaya kita tidak terjebak atau membiarkan ide-ide dan
pemikiran yang bisa mengarahkan kita serta generasi muda untuk menjadikan
diatur berbagai hal dalam kehidupan dari hal terkecil hingga yang terbesar.
Islam hadir sebagai jawaban atas masalah yang dihadapi umat manusia dari
maka umat manusia bisa mempelajari berbagai nash dan pemikiran para
perempuan.
Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisaa ayat 1:
adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga keberlangsungan
hidup manusia untuk bisa terus berjalan dan berlanjut dari generasi ke
generasi seterusnya.
kala, sejak masa sebelum kerasulan Muhammad SAW. Hal ini disebutkan
dan dijelaskan dalam QS. Ar-Ra’d ayat 38, Allah SWT berfirman :
۟اجا َوذُ ِِّريَّ۟ةً َ۟وَما َكا َ۟ن لَِر ُسول َ۟ َِولََق أ۟د أ أَر َس ألنَا ُر ُسَل ِم أ۟ن قَـأبل
ً ك َو َج َع ألنَا ََلُأ۟م أ أَزَو
۟ ََجل۟ كِت ِ َِّ۟ ت ِِبية۟ إَِل ِبِِ أذ ِ۟ن
اب َ اّلل ل ُك ِِّ۟ل أ َ َ۟ ِأَ أ۟ن ََيأ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul
sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan
keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu
ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab
(yang tertentu).” (QS. Ar-Ra’d [13]:38)
perjalanan rumah tangga dan kehidupan bisa mnejadi ladang ibadah dan
Nabi Muhammad SAW atas izin Allah juga bersabda tentang bagaimana
seorang laki-laki harus menikahi perempuan yang subur dan hal ini
ت ِ يد ابن أُخ ٍِ ِ ُ َْحَ ُد بْ ُن إِبْ َر ِاه َيم َحدهثَنَا يَِز
ْ َ ْ َخ ََبََن ُم ْستَل ُم بْ ُن َسع ْ يد بْ ُن َه ُارو َن أ ْ َحدهثَنَا أ
صوٍر يَ ْع ِن ابْ َن َزا َذا َن َع ْن ُم َعا ِويَةَ بْ ِن قُهرةَ َع ْن َم ْع ِق ِل بْ ِن ُ صوِر بْ ِن َزا َذا َن َع ْن َمْن ُ َمْن
اتَ ت ْامَرأَةً َذ َ ال إِِّٰن أ
ُ َصْب َ اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم فَ َق
صلهى ه َ هب ِ
ِٰ ِال َجاءَ َر ُج ٌل إ ََل الن َ َيَ َسا ٍر ق
ال َل ثُه أ َََتهُ الثهانِيَةَ فَنَ َهاهُ ثُه َ َب َو ََجَ ٍال َوإِ هَّنَا َل تَلِ ُد أَفَأَتَ َزهو ُج َها ق ٍ َحس
َ
َ الثهالِثَةَ فَ َق
ُال تَ َزهو ُجوا أ َََته
ود فَِإِّٰن ُم َكاثٌِر بِ ُك ْم ْاأل َُم َم
َ ُود الْ َول
َ الْ َوُد
Artinya: “Ahmad bin Ibrahim menyampaikan kepada kami dari Yazid bin
Harun, dari Mustalim bin Sa’ai, anak saudara perempuan Mansur bih
Zahzan, dari Mansur bin Zadzan yang mengabarkan dari Muawiyah bin
Qurrah, dari Ma’qil bin Yasar bahwa seorang laki-laki datang menemui
Nabi SAW dia berkata, ”Aku bertemu dengan seorang perempuan yang
mempunyai paras cantik dan keturunan yang bagus, tetapi tidak dapat
melahirkan anak. Apakah aku boleh menikahinya? ”Beliau menjawab,
”Tidak”. Pada hari berikutnya laki-laki tersebut datang lagi dan
menanyakan hal yang sama, beliau tetap melarangnya. Pada hari
berikutnya laki-laki itu menanyakan hal yang sama ketiga kalinya,
kemudian beliau bersabda “Nikahilah perempuan yang penyayang dan
subur. Karena sesungguhnya aku berbangga-bangga atas banyaknya
jumlah kalian dihadapan seluruh umat.” (HR.Abu Daud:1754)
Dalam agama Islam, kehadiran seorang anak merupakan
Orang tua dalam hal ini hanyalah wasilah lahirnya anak ke dunia sehingga
wajar jika anak dianggap sebagai titipan Tuhan kepada orang tuanya yang
harus dijaga dan diperlakukan secara manusiawi agar kelak bisa menjadi
manusia berakhlak mulia dan berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Anak
adalah pewaris ajaran Islam pengertian ini mengandung arti bahwa setiap
anak yang dilahirkan harus diakui dan diyakini, sebagai implementasi dari
amalan yang diterima oleh orang tua, masyarakat, bangsa dan negara.
anak sebagai suatu hal yang sangat krusial tanpa diganggu gugat. Pernyataan
bahwa “Anak merupakan goal dari setiap pasangan sekaligus merupakan hal
yang identic di dalam sebuah keluarga. Keluarga akan terasa kurang tanpa
penting. Karena ada yang membuat hati menjadi senang. Selain itu, anak
merupakan investasi akhirat. Semakin banyak anak, semakin banyak yang
penting ini tidak terlepas dari keuntungan atau nilai nilai positif memiliki
keturunan yang bisa berdampak baik bagi kedua orang tuanya, seperti
Rasulullah SAW:
ِ ِ
َ إِ َّل من: سا ُن ان َق طَ َع عَنهُ عَ َملُهُ إِ َّل م ن ثَ ََلثَة
ص َدقَة َجا ِريَة ِ ات
َ اْل ن َ إِذَا َم
صالِح يَدعُو لَهُ – رواه مسلم و ِ ِ
الرتمذي وأبو
ٰ َ أَو علم يُن تَ َف ُع بِه أَو َولَد
النسائي وابن حبٰان عن أب هريرة ٰ داود و
penolong bagi orag tuanya di akhirat kelak. Selain itu, pahala do’a dari anak
zuriyyah yang artinya anak, cucu dan keturunan. Selain itu ada Ibn yang
artinya anak, kata Ibn dengan berbagai derivasinya disebutkan sebanyak 47
kali dalam Al-Qur’an. Selain kata zuriyyah dan Ibn ada juga kata walad, dan
1. Athfal
2. Shabiy
صبِيًّ۟ا
َ أم
َ۟ اْلُك َ۟ ي ُخ ِ۟ذ الأ ِكتَا
ب بِ ُق َّوة۟ َوآتَـأيـنَ ۟اهُ أ َ۟ ََّ۟ي َأَي
3. Ashbat
Allah berfirman dalam al-qur’an surat al-baqarah ayat 136 dan 140
َ۟ يل َوإِ أس َح ِ يم وإِ أْس ِ َ۟ ِّللِ وما أُنأ ِزَ۟ل إِلَيـنَا وما أُنأ ِزَ۟ل إ
وب
َ۟ اق َويـَ أع ُق َ۟ اع َ َ َ۟ ل إِبأـَراه ََ أ َ َ َّ۟ قُولُوا َآمنَّا ِِب
َ۟ ق بَأ
ي ُ۟ ُوتَ النَّبِيو َ۟ن ِم أ۟ن َرِِِّبِ أ۟م َل نـُ َفِِّر
۟ ِ يسى َوَما أ ِ
َ وسى َوع َ ُوتَ ُم۟ ِ اط َوَما أ ِ۟ َاْلسبَو أ
َحد۟ ِمأنـ ُه أ۟م َوَأَن ُ۟ن لَ۟هُ ُم أسلِ ُمو َ۟ن
َأ
Artinya: “Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman
kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang
diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya,
dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang
diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-
bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk
patuh kepada-Nya" (QS.al-baqarah [2]:136)
4. Ghulam
sebagai berikut :
1. Hiasan (Ziinatun)
اج َع ألنَا ۟ ُ ب لَنَ۟ا ِم أ۟ن أ أَزَو ِاجنَا َوذُ ِِّرََّّيتِنَا قُـَّر۟ةَ أ أَع
ي َو أ َ۟ َوالَّ ِذ
۟ين يـَ ُقولُو َ۟ن َربـَّنَا َه أ
Qur’an menjadi bukti bahwa islam memberikan ruang yang luas untuk
mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan anak. Selama ini diskusi anak
hadir pada ranah bagaimana cara mendidik anak, bagaimana cara orang tua
kepada orang tua dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut memang sangat
penting untuk dikaji, namun sebelum itu semua, sebagai manusia yang
beriman kepada Allah SWT tentu kita juga harus mempelajari tentang fitrah
dan tujuan dalam pernikahan dan bagaimana kehadiran anak itu bisa
tidak memiliki anak dalam pernikahan menjadi salah satu hal yang menarik
karena dengan alasana apapun, hal itu bertentangan dengan tujuan dari
salah satu alasan childfree terjawab dalam QS. An-Nahl ayat 72 yang
anak adalah salah satu fitrah manusia di dunia ini yang harus dilaksanakan
setiap manusia untuk memiliki keturunan dari pernikahan yang sah, namun
tidak berhenti disitu melainkan ada pula kewajiban yang melekat pada
orang tua ketika memiliki anak sehingga segalanya perlu dipersiapkan dan
َّ۟ ين لَ أ۟و تَـَرُكوا ِم أ۟ن َخ أل ِف ِه أ۟م ذُ ِِّريَّ۟ةً ِض َعافًا َخافُوا َعلَأي ِه أ۟م فَـ أليَـتَّـ ُقوا
َاّلل َ۟ ش الَّ ِذ
َ۟ َولأيَ أخ
ً َولأيَـ ُقولُوا قَـ أوَل َس ِد
۟يدا
Artinya:” Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya
mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan
tutur kata yang benar”.(QS. An-Nisaa [4]:9)
anak sehingga anak tersebut bisa hidup secara baik di dunia ini. Adapun
salah satu cara untuk mengoptimalkan pendidikan anak adalah dengan cara
mengatur jarak kelahiran anak dan tidak sampai pada menolak kehadiran
childfree. Namun secara subtansi QS. An-Nisā 4:1, QS. Ar-Ra’d 13:38, dan
sah dari hasil pernikahan. Hal ini dikatakan dalam Al-Qur’an untuk
jika niat yang ada hanyalah untuk menunda kehamilan baik dengan
sumbernya maka hukumnya boleh (Ramli, n.d.) dan inilah yang bisa
menjadi alternatif solusi pada pasangan yang merasa belum siap untuk
pasangan bisa saling belajar untuk mempersiapkan diri baik secara mental
hadirnya keturunan.
dalam Islam anak dipandang sebagai anugerah yang harus disyukuri karena
anak adalah pemberian Tuhan. Kehadiran anak sebagai salah satu tujuan
dari pernikahan adalah bentuk kasih sayang Allah pada umat manusia.
siap secara jasmani dan rohani. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan ketika
pasangan suami istri yang sah memiliki anak karena kelak anak akan
konsep tujuan syari’ah yaitu Hifz Al-Nafs (Memelihara jiwa), Hifz Al-Mal
keturunan (anak) maka orang itu sudah melaksanakan salah satu dari lima
childfree berarti mereka tidak menjaga keturunan, dengan itu berarti orang
tidak ada ayat nash atau hadits yang melarang pilihan untuk childfree.
Hifdz Al-Nasl.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
haram, karena sudah melanggar salah satu konsep tujuan syari’ah Hifdz Al-
Nasl.
B. Saran
berikut:
tentang fenomena childfree, agar fenomena childfrre ini tidak terus menerus
berkembang.
3. Kepada penulis yang selanjutnya agar lebih teliti dalam mengerjakan paper,
Nailis S., Raushani A., dan Syahrozad K. 2021. Childfree Problems and
Their Solution From an Islamic Perspective.
https://eduvest.greenvest.co.id/index.php/edv/article/view/309/1337.
(Diakses tanggal 03 Januari 2023)
Riwayat Pendidikan penulis dimulai dari Raudhatul Athfal Persatuan Islam No. 148
Uswatun Hasanah pada tahun 2010-2011. Setelah itu penulis melanjutkan ke
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Babakanloa pada tahun 2011-2017.
Kemudian penulis melanjutkan Pendidikan menengah pertama di Tsanawiyyah
Pesantren Persatuan Islam 40 Sarongge pada tahun 2017-2020 dan penulis
melanjutkan Pendidikan menengah atas di sekolah yang sama yaitu Mu’allimien
Pesantren Persatuan Islam 40 Sarongge pada tahun 2020-2023.
Selama menjalani pendidikan penulis aktif dalam kegiatan organisasi sekolah yaitu
RG-UG (Rijalul Ghad-Ummahatul Ghad), penulis diberikan amanah diantaranya
yaitu :
Disusun oleh :
Penguji I Penguji II
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui oleh :