OLEH
KELOMPOK 3
ASRI WIDAYATI ARIA DIPO
ARIADIN NARLIAN
ASTIN
1
KATA PENGANTAR
Teporoko, Januari 2022
2
DAFTAR ISI
SAMPUL.........................................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I Pendahuluan........................................................................................4
A. LatarBelakang.......................................................................................4
B. RumusanMasalah..................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................... 5
BAB II Pembahasan.......................................................................................6
A. Dalil Yang Berkaitan dengan Manahakat(Pernikahan) Dalam Islam............6
B. Hukum Pernikahan dalam Islam...........................................................8
C. Orang-Orang yang Tidak Boleh diNikahi............................................10
D. Rukun & Syarat Sah Nikah ..................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
4
Dari latar belakang diatas timbul permasalahan yang perlu di dibahas
sedikittentang:
1. Apa Dalil yang berkaitan dengan manahakat(pernikahan)?
2. Bagaimana hukum pernikahan dalam Islam?
3. Siapa saja orang yang tidak boleh dinikahi dalam hukum Islam?
4. Apa rukun dan syarat pernikahan dalam Islam?
C.Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
c.Surat An-Nahl Ay
6
Artinya:“ Allah menjadikan bagi kamu isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikanbagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu,
dan memberimu
rezekidari yang baikbaik. Maka mengapakah mereka beriman kepada ya
ng bathil dan mengingkarinikmat Allah? “. (QS. An-Nahl: 72)
7
Artinya: “Tetapi aku sholat, tidur, berpuasa, berbuka, dan mengawini
perempuan.Barangsiapa membenci sunnahku, ia tidak termasuk
ummatku“.(Muttafaqun ‘Alaih)
Artinya:“ Jika seseorangmenikah, maka ia telah menyempurnakan separu
h agamanya.Karenanya, bertakwalah kepada Allah pada separuh yang
lainnya“.(HR. Al-Baihaqi)
Artinya: “Empat perkara yang termasuk sunnah para rasul, yaitu sifat
malu, memakaiwewangian, bersiwak dan menikah“. (HR. Tirmidzi dan
Ahmad)
Artinya: “Barangsiapa yang Allah beri rezeki kepadanya berupa istri
shalihah, berarti Allahtelah menolongnya atas separuh agamanya. Maka
bertakwalah kepada Allah untuk separuh yang lainnya“. (HR. At -
Thabrani)
8
Artinya: “Nikah itu adalah sunnahku. Maka barangsiapa yang tidak
menyukai sunnahkuberarti ia bukan golonganku“. (HR. Ibnu Majah)
a) Wajib
Bagi yang sudah mampu kawin, nafsunyan telah mendesak dan
takut terjerumusdalam perzinahan.Karena menjauhkan diri dari yang
haram adalah wajib, sedang untuk itu
tidak dapat dilakukan dengan baik kecuali dengan jalan kawin. Dari ibnu
mas’ud :Rasulullah saw bersabda: “Hai, golongan pemuda! Jika di antara kamu ada
yang mampukawin hendaklah ia kawin, karena nanti matanya akan lebih
terjaga dan kemaluannya akanlebih terpelihara, dan bilamana ia belum
mampu kawin, hendaklah ia berpuasa, karenapuas
a itu ibarat pengebiri.( HR. Jama’ah )
b) Sunnah
Bagi orang yang nafsunya telah mendesak lagi mampu kawin,
tetapi masih bisamenahan dirinya dari berbuat zina. Dari Abu Umamah:
Rasulullah saw bersabda: “kawinlahkalian, karena aku akan membanggakan
banyaknya jumlah kalian pada umat-umat lain.Dan janganlah kalian
seperti pendeta-pendeta Nasrani” HR. Baihaqi. Ibnu Abbasberkata:”Ibadah
seseorang belum sempurna, sebelum ia kawin.”
c) Haram:
Bagi seseorang yang tidak mampu memenuhi nafkah batin dan
lahirnya kepadaistrinya serta nafsunya pun tidak mendesak.Qurthuby
berkata: “ Bila seseorang laki-lakisadar tidak mampu membelanjai
istrinya atau membayar maharnya atau memenuhi hak-hak istrinya, maka
9
ia tidak dapat kawin, sebelum jujur menjelaskan kondisi
sebenarnya.Begitu pula kalau itu karena sesuatu hal menjadi lemah, tak
mampu menggauli istrinya,maka wajiblah ia menjelaskan dengan jujur
agar perempuannya tidak tertipu olehnya.Jugatidak bisa langsung ia
menipunya dengan menyebut keturunan, harta dan pekerjaannyasecara
tidak semestinya. Begitu juga sebaliknya bagi perempuan.Termasuk
tidakmenyembunyikan cacat tubuh, kelainan pada alat kelamin atau hal-
hal penyimpangankejiwaan. Bila ternyata salah satu pasangan
mengetahui aib pada lawannya, maka ia berhakuntuk membatalkan, jika
yang aib itu perempuannya, maka suaminya bisamembatalkannya dan
dapat mengambil kembali maharnya. Diriwayatkan bahwa
Nabimengawini seorang perempuan Bani Bayadhah yang kemudian
diketahui lambungnyaburik, lalu ia batalkan, seraya bersabda: Kalian
semua (orang-orang Bani Bayadhah) telahmenipu saya.”
d) Makruh
Bagi seseorang yang lemah syahwat dan tidak mampu member
belanja istrinya,walaupun tidak merugikan istri, karena ia kaya dan tidak
memiliki keinginan syahwat yangkuat.
e) Mubah:
Bagi laki-laki yang tidak terdesak oleh alasan-alasan yang
mewajibkan segera kawinatau karena alasan-alasan yang mengharamkan
untuk kawin.
10
pastinya akan menimbulkanbahaya.Maka dalam islam, hal pertama yang
dilakukan seseorang adalah meyakininyaterlebih dahulu hal tersebut baru
kemudian membuktikannya dengan sebuah penelitian.Bagaimana bisa orang itu
bisa membenarkan kebenaran islam tanpa diameyakininya terlebih dahulu. Yakin
itu penting dalam islam, yakin itu Iman. Mahramadalah seorang yang haram di
nilahi. Dari pihak laki-laki ada tiga yaitu :
11
Anaknya istri
Istrinya anak
1.Rukun nikah
12
Mengetahui bahawa perempuan yang hendak dikahwini adalah sah
dijadikanisteri
Islam
Perempuan yang tertentu
Bukan perempuan mahram dengan bakal suami
Bukan seorang khunsa
Bukan dalam ihram haji atau umrah
Tidak dalam idah
Bukan isteri orang
c.Syarat wali
13
d.Syarat-syarat saksi
Sekurang-kurangya dua orang
Islam
Berakal
Baligh
Lelaki
Memahami kandungan lafaz ijab dan qabul
Dapat mendengar, melihat dan bercakap
Adil (Tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak berterusan melakukan
dosa-dosakecil)
Merdeka
e.Syarat ijab
f.Syarat qabul
14
Tiada perkataan sindiran
Dilafazkan oleh bakal suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu)
Tidak diikatkan dengan tempoh waktu seperti mutaah(seperti nikah
kontrak)
Tidak secara taklik(tiada sebutan prasyarat sewaktu qabul dilafazkan)
Menyebut nama bakal isteri
Tidak diselangi dengan perkataan lain* Contoh sebutan qabul(akan
dilafazkan oleh bakal suami):"Aku terimanikah/perkahwinanku dengan
Diana Binti Daniel dengan mas kahwinnya/bayaranperkahwinannya
sebanyak RM 3000 tunai" ATAU "Aku terima Diana Binti Daniel
sebagaiisteriku".
15
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Pernikahan yaitu ikatan dua orang hamba berbeda jenis dengan suatu
ikatan akad
2. Hukum-hukumnya nikah adalah jaiz, sunnat, wajib, makruh, haram.
3. Diantaranya rukun-rukun nikah adalah mempelai laki-laki, mempelai
perempuan, wali,dua orang saksi, sighat.
4. Tujuan adanya pernikahanan ternyata sangat banyak ditinjau dari berbagai
sisi
B.Hikmah
C.Saran
Akhirnya, pemakalah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah ikutmembantu di dalam menyelesaikan makalah kami ini. Disamping
itu, kritik dan saran darisiswa serta guru pengampu dan para pembaca sangat kami
harapkan, demi kebaikan kitabersama terutama bagi pemakalah.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://aryandikaputera.blogspot.com/2016/09/makalah-tentang-indahnya-
membangun.htmlhttp://mhraka.blogspot.com/2018/01/makalah-membangun-
mahligai-rumahtangga.html
https://www.slideshare.net/YolanMaulitaWiguna/makalah-mengenai-mahligai-
rumah-tanggahttp://islammakalah.blogspot.com/p/blog-page_27.html
17