tentang
INDAHNYA MEMBANGUN MAHLIGAI RUMAH TANGGA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
ANGGOTA :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KELAS : XII RPL
DIBIMBING OLEH:
Suharno S.Ag., M.Si.
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Indahnya Membangun Magligai Rumah Tangga (Manahakat)” dengan baik
tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Dengan karya ini penulis berharap dapat membantu pemerintah dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa Indonesia melalui pengembangan internet di desa-desa.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II Pembahasan
A. Dalil Yang Berkaitan dengan Manahakat(Pernikahan) Dalam Islam 3
B. Hukum Pernikahan dalam Islam 5
C. Orang-Orang yang Tidak Boleh diNikahi 6
D. Rukun & Syarat Sah Nikah 7
BAB III Penutup
A. Kesimpula 10
B. Hikmah 10
C. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah nikah berasal dari bahasa Arab, yaitu ( ) اﻟﻨﻜﺎح, adapula yang mengatakan
perkawinan menurut istilah fiqh dipakai perkataan nikah dan perkataan zawaj. Sedangkan
menurut istilah Indonesia adalah perkawinan. Perkawinan adalah sebuah ungkapan tentang
akad yang sangat jelas dan terangkum atas rukun-rukun dan syarat-syarat. Dalam kompilasi
hukum islam dijelaskan bahwa perkawinan adalah pernikahan, yaitu akad yang kuat atau
mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.
Dilukiskan dalam Firman Allah: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas timbul permasalahan yang perlu di dibahas sedikit
tentang:
1. Apa Dalil yang berkaitan dengan manahakat(pernikahan)?
2. Bagaimana hukum pernikahan dalam Islam?
3. Siapa saja orang yang tidak boleh dinikahi dalam hukum Islam?
4. Apa rukun dan syarat pernikahan dalam Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Dalil yang berkaitan dengan manahakat(pernikahan).
2. Untuk mengetahui bagaimana hukum pernikahan dalam Islam.
3. Untuk mengetahui siapa saja orang yang tidak boleh dinikahi dalam Islam.
4. Untuk mengetahui rukun dan syarat pernikahan dalam Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
c. Surat An-Nahl Ay
Artinya: “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan
bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari
yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari
nikmat Allah?“. (QS. An-Nahl: 72)
Artinya: “Empat perkara yang termasuk sunnah para rasul, yaitu sifat malu, memakai
wewangian, bersiwak dan menikah“. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Artinya: “Barangsiapa yang Allah beri rezeki kepadanya berupa istri shalihah, berarti
Allah telah menolongnya atas separuh agamanya. Maka bertakwalah kepada Allah untuk
separuh yang lainnya“. (HR. At-Thabrani)
Artinya: “Nikah itu adalah sunnahku. Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku
berarti ia bukan golonganku“. (HR. Ibnu Majah)
● Saudara
● Saudara bapak
● Saudara ibu
● Ibunya istri
● Anaknya istri
● Itrinya anak
● Wali
● Islam
● Tidak mempunyai empat orang isteri yang sah dalam satu masa
● Mengetahui bahawa perempuan yang hendak dikahwini adalah sah dijadikan isteri
● Islam
c. Syarat wali
● Baligh
● Tidak fasik
● Tidak cacat akal fikiran,gila, terlalu tua dan sebagainya
● Merdeka
Sebaiknya bakal isteri perlulah memastikan syarat WAJIB menjadi wali. Sekiranya
syarat wali bercanggah seperti di atas maka tidak sahlah sebuah pernikahan itu. Sebagai
seorang mukmin yang sejati, kita hendaklah menitik beratkan hal-hal yang wajib seperti ini.
Jika tidak di ambil kira, kita akan hidup di lembah zina selamanya.
d. Syarat-syarat saksi
● Islam
● Berakal
● Baligh
● Lelaki
● Adil (Tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak berterusan melakukan dosa-dosa
kecil)
● Merdeka
e. Syarat ijab
e.g.perkahwinan(ikatan suami isteri) yang sah dalam tempoh tertentu seperti yang
dijanjikan dalam persetujuan nikah muataah)
A. Kesimpulan
1. Pernikahan yaitu ikatan dua orang hamba berbeda jenis dengan suatu ikatan akad
2. Hukum-hukumnya nikah adalah jaiz, sunnat, wajib, makruh, haram.
3. Diantaranya rukun-rukun nikah adalah mempelai laki-laki, mempelai perempuan, wali,
dua orang saksi, sighat.
4. Tujuan adanya pernikahanan ternyata sangat banyak ditinjau dari berbagai sisi
B. Hikmah
1. Pernikahan yang sah menjadikan hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan yang
bukan muhrim menjadi halal.
2. Pernikahan menjadi sah dengan rukun dan syarat nikah.
C. Saran
Akhirnya, pemakalah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu di dalam menyelesaikan makalah kami ini. Disamping itu, kritik dan saran dari
siswa serta guru pengampu dan para pembaca sangat kami harapkan, demi kebaikan kita
bersama terutama bagi pemakalah.
DAFTAR PUSTAKA
https://aryandikaputera.blogspot.com/2016/09/makalah-tentang-indahnya-membangun.html
http://mhraka.blogspot.com/2018/01/makalah-membangun-mahligai-rumah-tangga.html
https://www.slideshare.net/YolanMaulitaWiguna/makalah-mengenai-mahligai-rumah-tangga
http://islammakalah.blogspot.com/p/blog-page_27.html