Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Fiqh Dr. Azni, M. Ag

PEMINANGAN DAN MAHAR DALAM ISLAM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 :


EMELLIANDA (12040226914)
Mailiana (12040225782)
Walhawa Nadana (12040225487)

Semester III / Kelas BKI 3E

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Peminangan Dan
Mahar Dalam Islam”. Tidak lupa kami juga berterimakasih kepada dosen Mata kuliah Fiqh
yaitu bapak Dr. Azni, M. Ag yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam
melancarkan menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini. 
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pekanbaru, 04 November 2021

(Kelompok 8)

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. ................................................................................................................................. 2
B. .................................................................................................................................. 5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu meminang atau khitbah?
2. Apa saja dasar hukum meminang atau khitbah?
3. Apa saja syarat-syarat meminang atau khitbah?
4. Bagaimana melihat wanita yang akan dipinang atau dikhitbah?
5. Apa saja hikmah peminangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu meminang atau khitbah?
2. Untuk mengetahui apa saja dasar hukum meminang atau khitbah?
3. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat meminang atau khitbah?
4. Untuk mengetahui bagaimana melihat wanita yang akan dipinang atau dikhitbah?
5. Untuk mengetahui apa saja hikmah peminangan?
BAB II
PEMBAHASAN
 

A. KAJIAN TEORI.
 
 
1. Pengertian Meminang Atau Khitbah

Khitbah menurut bahasa berasal dari akar kata khathaba, yakhtubu, khatbanwa khitban
artinya adalah pinangan. Menurut istilah syara’ khitbahadalah permintaanseorang pria kepada
seorang wanita agar mau menikah dengannya. Dan lelakitersebut datang kepada perempuan
dan keluarganya yang bersangkutan untukmeminta restu kepada keluarga perempuan yang
bersangkutan.

 Kata khitbah secara bahasa adalah seseorang yang meminang seorangperempuan pada suatu
kaum, jika ian ingin menikahinya. Pengertian khitbah tersebutterdapat dalam buku Ali Yusuf
As-Subki. Dan terdapat pula dalam buku Abdul AzizMuhammad Azzam dan Abdul Wahhab
Sayyed Hawwas. Yang mengartikan khitbahadalah permintaan seorang pria kepada seorang
wanita tertentu dari keluarganyauntuk menguasainya untuk kebersamaan hidup. Dan

4
diartikan juga sebagai cara untukmenampakkan kecintaannya untuk menikahi seorang wanita
yang halal dinikahi

secara syara’.

 Dengan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa meminang atau khitbahadalah


permintaan seorang lelaki kepada seorang wanita untuk menikah dengannya.Dan meminta
izin kepada keluarga wanita yang bersangkutan untuk mendapatkanrestu dari keluarganya
dan dengan khitbah atau meminang ini dapat mempererathubungan antara kedua belah pihak
keluarga yang akan menjalankan prosespernikahan. Dengan khitbah ini merupakan dapat
dijadikan sebagai perantara untukmengenal wanita yang akan dinikahinya, bagaimana sifat-
sifat wanita tersebut danbagaimana keluarganya.Meminang dapat diartikan menyatakan
permintaan seseorang lelakikepada perempuan yang dicintainya atau sebaliknya dengan
perantaraan seeorang

yang dipercayai. Meminang dalam agama islam diperbolehkan terhadap gadismaupun janda
yang sudah telah habis masa iddahnya.

 Dalam buku fighus sunnah, sayyid sabiq memberikan pengertian meminangadalah seorang
lelaki meminta kepada seorang perempuan untuk menjadi istrinyadengan cara yang sudah
biasa terjadi ditengah-tengah masyarakat. Peminangan dalamilmu figh disebut khitbah, yaitu
artinya permintaan.

 Terdapat banyak pengertian khitabah atau peminangan ini dari berbagaipemikiran-


pemikaran. Dengan pengeertian tersebut sudah jelas bahwa khitbah ataupemingan ini adalah
proses yang dilakukan sebelum prosesi pernikahan yaitu sebuahproses permintaan yang telah
biasa terjadi di masyarakat sekitar kita.

 
2. Dasar Hukum Khitbah

Memang peminangan bukanlah hal wajib tetapi ini sudah menjadi kebiasaanatau tradisi yang
telah dilakukan di masyarakat sekitar. Peminangan ini menjadilandasan awal untuk
selanjutnya ke proses pernikahan atau bisa disebut langkah awalsebelum prosesi pernikahan
yang akan dilakukan. Tetapi peminangan ini sudah diaturdalam hukum islam, baik dalam Al-
Qur’an maupun hadis. AlQur’an yang menjadipedoman umat islam dan hadis adalah sumber
ajaran agama islam setelah Al-Qur’anDalam Al-Qur’an dasar peminangan dijelaskan dalam
surat Al-Baqarah ayat235

Artinya :

5
“dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita

-wanita itu dengan sindiran ataukamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka)


dalam hatimu. Allahmengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu
janganlahkamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali
sekedarmengucapkan (kepada mereka) Perkataan yang ma'ruf. dan janganlah kamu
ber'azam(bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. dan
ketahuilahbahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka takutlah kepada-

 Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun..”

 (QS Al-Baqarah : 235)

 
 Meskipun sudah terdapat hukum yang mendasari peminangan atau khitbahdalam ajaran
islam itu bahwa disunahkan tetapi bisa menjadi haram. Terdapatbeberapa alasan yang
mendasari nya yaitu :

A,.Haram meminang wanita jika masih dalam masa iddah dari perceraian denganlaki-laki
lain dengan talak raj’i sama keadaanya untuk dipinang baik dengan terusterang ataudengan
sindiran.

 B..Haram meminang wanita yang sudah dipinang orang lain. Dijelaskan bahwa ketikawanita
sudah dipinang dan memberikan jawaban untuk menerima maka haramhukumnya meminang
perempuan tersebut sampai ia membatalkan pinangantersebut. Ini sama hal nya dengan yang
dijelaskan dalam buku Saleh Bin Fauzan.Dan terdapat juga di dalam sabda Nabi Saw, yaitu 

 
Artinya :“ dilarang meminang seorang wanita yang berada dalam pinangan seorang laki-laki

sampai ia menikahinya atau meninggalkan pinangannya.” (HR. BUKHARI DAN NASA’I)

3.Syarat-Syarat Khitbah

Khitbah juga dimaksudkan untuk memperoleh atau mendapatkan


calon pasangan yang ideal atau disebut juga sesuai dengan syari’at islam. Terdapatbeberapa
syarat perempuan yang diperbolehkan untuk dipinang atau di khitbah, yaitusebagai berikut

 :Tidak sedang dalam pinangan atau khitbah orang lain


 .Ketika sedang akan dipinang tidak ada halangan syar’I (mahram, kafir)
yangmelarang terjadinya pernikahan
 .Perempuan yang telahditalak raj’I, namun tidak dalam masa iddah nya

6
 Perempuan yang dalam masa iddah karena talak bain, maka meminang dengancara
sirri.

 Terdapat juga syarat-syarat perempuan yang diperbolehkan untuk dipinang,ini terdapat


dalam pasal 12 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang disebutkan sebagaiberikut  

 .Peminangan dapat dilakukan kepada wanita yang masih gadis atau kepada jandayang


tidak dalam masa iddahnya
 .Perempuan yang ditalak suami dan masih berada dalam masa iddah raj’iyyah dilarang
dan hukumnya haram untuk dipinang
 .Dilarang juga melamar atau meminang perempuan yang dalam pinangan oranglain.
Selama pinangan tersebut belum putus atau belum adanya penolakan daripihak
perempuan yang bersangkutan
 .Putusnya pinangan sebab terdapat pernyataan tentang putusnya sebuah hubungan-
hubungan secara diam-diam. Lelaki yang sudah meminang meninggalkanperempuan
yang dipinang tersebut dan telah menjauhinya sebelum itu.

 4.Melihat Wanita Yang Akan Dipinang

Ulama memperbolehkan melihat atau memandang perempuan yang ingindinikahinnya seperti


yang sudah dijelaskan dalam QS. Al-Ahzab ayat 52. Karenadiperbolehkan ini sebab dengan
bertemu nya mata ke mata akan menjadi bertemunyahati dan berlarutnya jiwa, melihat hal
yang membuat pria tertarik atau tidak sebelummelanjutkan ke jenjang selanjutnya yaitu
pernikahan. Terdapat juga hikmahdiperbolehkannya melihat wanita yang ingin dipinang atau
dinikahi yaitu agar jiwaterasa tenang untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya, hal ini akan
berbeda jikaapabila seorang pria belum melihat calon pasangannya dan mendapati sesuatu
halyang tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Oleh sebab itu Nabi SAW,memberikan
anjuran kepada pria yang ingin meminang agar melihat dulu calonistrinya, agar tidak ada
penyesalan kemudian.

 Syarat islam diperbolehkannya lelaki melihat wanita yang akan dinikahi,bahkan melihat atau


memandang ini dianjurkan dan disunahkan sebab pandanganseorang yang meminang
terhadap seorang yang akan dipinang merupakan bagian darisarana keberlangsungan suatu
hidup pernikahan dan kedamaian. Menurut AmirSyarifuddin kebolehan untuk melihat wanita
dipinang ini didasarkan pada hadist Nabidan Jabir menurut riwayat Ahmad dan Abu Daud
dengan sanad yang terpercaya yang bunyinya “ bila seseorang diantara aku meminang
perempuan dan ia melihatnya yangakan mendorong untuk menikahinya, maka lakukanlah.

Melihat seorang yang dipinang itu tidak berdosa (diperbolehkan) oleh islamasalkan
melihatnya dalam batasan-batasan yang wajar dan semestinya, serta melihatitu semata-mata
untuk kepentingan ketika meminang.Mengenai bagian badan wanita yang diperbolehkan
dilihat ketika dipinang,para fuqoha berbeda-beda pendapat. Menurut imam Malik
memperbolehkan hanyapada bagian muka dan dua telapak tangan. Sedangkan yang lain
seperti Abu DawudAzh-Zhahiry diperbolehkan melihat seluruh badan, kecuali dua kemaluan.

7
Sementarafuqaha yang lain melarang dan tidak memperbolehkan melihat sama
sekali.Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah diperbolehkan melihat dua telapak kaki,
duatelapak tangan, dan muka. Tetapi pendapat Abu Dawud Azh-Zhahiry telah ditolakoleh
mayoritas ulama, sebab pendapat mereka menyalahi ijma’ ulama dan menyalahi prinsip
tuntunan kebolehan suatu karena darurat diperkirakan sekadarnya.

 Jadi dari penjelasan para ulama tersebut bahwa dari beberapa ulama terdapatyang
memperbolehkan memandang perempuan yang ingin dipinang atau dikhitbahdengan melihat
bagian tubuh nya yaitu hanya sebatas telapak tangan dan muka sajadan ada juga yang
menambahkan dengan kedua kaki dan terdapat juga yang tidakmemperbolehkannya sama
sekali.

 
5.Hikmah Peminangan

Sebagaimana sebuah tuntunan, peminangan memiliki banyak hikmah dankeutamaannya.


Peminangan tidak hanya sekedar sebuah peristiwa sosial yangmenjadi tradisi di masyarakat.
Tetapi memiliki sejumlah keutaman yang akanmembuat suatu proses pernikahan yang
dilakuakn menjadi lebih barakah. Terdapatbeberapa hikmah yang terkandung dalam proses
peminangan yaitu sebagai berikut :

1) .Memudahkan suatu proses perkenalan antara peminang dan yang


dipinang besertakeluarga kedua belah pihak yang bersangkutan. Dengan proses

peminangan inikedua belah pihak dapat saling mengenal secara mendalam dan
mengenalkepribadian masing-masing
2) Menjaga kesucian diri menjelang pernikahan. Proses peminangan ini dapat lebihmenjaga
kesucian diri. Mereka akan merasa sedang dalam perjalanan menujurumah tangga
3) .Menumbukan ketentraman jiwa. Dengan proses peminangan ini akanmenimbulkan
perasaan kepastian kepada kedua belah pihak apabila prosespeminangan ini telah ada
jawaban penerimaan
4) .Sebagai penguat ikatan pernikahan yang akan dilaksanakan sestelah itu, karenadengan
peminangan ini kedua pihak dapat saling mengenal.

BAB II1

PENUTUP
 
SIMPULAN

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa meminang atau khitbah adalahpermintaan lelaki
kepada seorang wanita untuk menikah dengannya. Dan memintaizin kepada keluarga wanita

8
yang bersangkutan untuk mendapatkan restu darikeluarganya dan dengan khitbah atau
meminag ini dapat mempererat hubunganantara kedua pihak keluarga yang akan menjalankan
proses pernikahan. Dengankhitbah ini merupakan dapat dijadikan sebagai perantara untuk
mengenal perempuanyang ingin dinikahinya, bagaimana sifat-sifat wanita tersebut dan
bagaimanakeluarganya.Memang peminangan bukanlah hal wajib tetapi ini sudah menjadi
kebiasaanyang telah dilakukan di masyarakat sekitar kita. Peminangan ini menjadi
prosespermulaan untuk menuju ke proses pernikahan yang selanjutnya atau bisa
disebutlangkah awal sebelum prosesi pernikahan yang akan dilakukan. Tetapi peminanganini
sudah diatur dalam hukum islam, baik dalam Al-Qur’an maupun hadis. Di dalampemingan
ini terdapat syarat-syarat nya dan bagaimana hukum memandang ataumelihat perempuan
yang sudah di pinang serta hikmah yang terkandung dalamproses pemingan ini. Karena
proses peminangan atau khitbah ini memberikan hikmahdan keutamaannya.

Sarah

. Di dalampemingan ini terdapat syarat-syarat nya dan bagaimana hukum memandang


ataumelihat perempuan yang sudah di pinang serta hikmah yang terkandung dalamproses
pemingan ini. Karena proses peminangan atau khitbah ini memberikan hikmahdan
keutamaannya.

 DAFTAR PUSTAKA

TAHDIS  19, no. 2 (Tahun 2018).Abidin Slamet, Aminuddin.Fiqih Munakahat  Bandung: CV Pustaka


Setia, 1999.Amir Syarifuddin. Hukum Perkawinan Islam Di IndonesiaJakarta: Kencana, 2006.Drs.H.
Djaman Nur.Fiqih Munakahat . semarang: Dina Utama, 1993.H. Sulaiman Rasjid.Fiqih Isla Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 2007.Ismail. “KHITBAH MENURUT PERSPEKTIF ISLAM.” Al-
Hurriyah0, no. 2 (July2009).Muhammad Ali, Fiqih Munakahat, Metro-Lampung, Laduny Alifatama,
Cetakan KeIII,2020Tim Redaksi Nuansa Aulia.Kompilasi Hukum Islam. Bandung: Nuansa Aulia, n.d.

Anda mungkin juga menyukai