Anda di halaman 1dari 10

Plagiarism Checker X - Report

Originality Assessment

14%
Overall Similarity

Date: Apr 4, 2023 Remarks: Low similarity Verify Report:


Matches: 278 / 1979 words detected, check with your Scan this QR Code
Sources: 10 supervisor if changes are
required.

v 8.0.7 - WML 4
FILE - MAKALAH FIQIH KELUARGA KEL.5 FIX.PDF
MAKALAH KONSEP MAHRAM DALAM PERNIKAHAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Kelompok Mata Kuliah: Fiqih Keluarga Dosen Pengampu: H. Ismail, M.S.I Disusun

Oleh: 1. MAR’ATUS SHOLIKAH (2008306149) 2. TATI SULASTRI (2008306156) 3.

SITI RUBAEAH (2008306172) 4. OKTA MARIYA ULFA (2008306178) IAIN SYEKH

NURJATI CIREBON FAKULTAS DAKWAH & KOMUNIKASI ISLAM BIMBINGAN

KONSELING ISLAM 2023

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan pada kami

sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Terima kasih kami ucapkan

kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga

makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada

Dosen pengampu mata kuliah Fiqih Keluarga yang telah membimbing kami dalam proses

pembelajaran. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-

Nya, baik berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk

menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai tugas terstruktur dari mata kuliah “Fiqih

Keluarga: Konsep Mahram Dalam Pernikahan” Dalam penyusunan makalah ini, kami

banyak mendapat tantangan dan hambatan. Oleh karena itu, banyak mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

pembuatan dan penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang

setimpal dari Allah SWT, Amin. Cirebon, 2 April 2023 Penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

.......................................................................................................... DAFTAR

ISI......................................................................................................................... BAB I:

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

.................................................................................................... B. Rumusan Masalah

............................................................................................... C. Maksud dan Tujuan


........................................................................................... BAB II: PEMBAHASAN A.

Pengertian Mahram ............................................................................................ B. Dasar

Hukum Mahram Dalam Pandangan Al-Qur’An Dan Hadist ............. C.Macam-Macam

Mahram .................................................................................... D.Implikasi Adanya

Mahram Dalam Pernikahan ................................................ BAB III: PENUTUP A.

Kesimpulan .......................................................................................................... DAFTAR

PUSTAKA ...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern banyak bermunculan isu-isu

yang membahas tentang gender terutama perempuan. Perempuan di zaman sekarang

tentu sangat kontropersi jika ingin keluar rumah atau berpergian karena mengharuskan

ditemani dengan mahramnya. Tentu hal ini sangat mencemaskan bagi mayoritas

perempuan yang harus bekerja sampai larut malam. Meskipun ada seorang ayah dan

kakak laki-lakinya yang bisa saja menemaninya dengan bentuk pengorbanannya. Akan

tetapi, bagaimana jadinya bila seorang ayah atau kakak laki-lakinya yang memiliki

kesibukannya sendiri-sendiri sehingga tidak bisa untuk menemani sampai selesai. Hal ini

lah yang perlu dipahami bahwa setiap perempuan memerlukan seorang mahram untuk

menemani disetiap kehidupannya. Kata mahram berasal dari bahsa arab dari kata harama

yang berarti mencegah, bentuk mashdar dari haram yang artinya dilarang atau tidak

diperbolehkan. Sedangkan menurut istilah mahram artinya hubungan kekeluargaan karena

adanya ikatan pernikahan, sedangkan muhrim dan musharah bila digabung artinya orang-

orang yang haram untuk dinikahi karena adanya hubungan kekeluargaan dari hasil suatu

pernikahan. Mahram itu sangat penting bagi perempuan karena bertujuan untuk menjaga

dari hal-hal yang berbahaya serta untuk melindungi saat perempuan tersebut saat

bepergin sebagai antisipasi dari hal fitnah. B. Rumusan Masalah 1. Apa Yang Dimaksud

Dengan Mahram? 2. Bagaimana Dasar Hukum Mahram Dalam Pandangan Al-Qur’An Dan

Hadist? 3. Sebutkan Macam-Macam Mahram? 4. Bagaimana Implikasi Adanya Mahram

Dalam Pernikahan? C. Tujuan 1) Untuk Mengetahui pengertian Mahram. 2) Untuk


Mengetahui Dasar Hukum Mahram Dalam Pandangan Al-Qur’An Dan Hadist. 3) Untuk

Mengetahui Macam-Macam Mahram. 4) Untuk Mengetahui Implikasi Adanya Mahram

Dalam Pernikahan.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Mahram Kata mahram berasal dari bahasa arab

dari isim maful dari kata kharuma-yahkrumukharaman. Kharaman disini berarti larangan

atau penegasan, sedangkan kata ihram merupakan pakaian bagi orang yang sedang

melakukan rangkaian ibadah haji dan umroh.didalam disiplin ilmu Fiqh mahram adalah

semua orang yang haram untuk dinikahi karena adanya ikatan nasab kekeluargaan,

persusuan, dan pernikahan dalam islam. Umumnya di masyarakat sekitar lebih familiar

dengan kata muhrim dibandingkan dengan mahram. Padahal sebenarnya muhrim disini

berarti pakaian bagi seseorang yang sedang menjalankan ibadah haji dan umroh sebelum

bertahallul. Sedangkan kata mahram adalah orang yang tidak boleh untuk dinikahi karena

sebab adanya hubungan keluarga. Menurut Imam Ibnu Qudamah mahram adalah semua

orang yang haram dinikahi untuk selama-lamanya karena ada hubungan nasab,

persusuan, dan pernikahan. Adapun menurut Imam Ibnu Atsir mahram ialah semua orang

yang haram untuk dinikahi selama-lamanya seperti bapak, anak, saudara, paman, dan

sebagainya (Bahri, 2023). Ada beberapa hubungan mahram yang mengakibatkan

konsekuensi yang sifatnya permanen, yaitu: 1. Diperbolehkannya berkhalwat (berduaan)

dan bepergiannya seorang wanita dalam perjalanan lebi dai 3 hari asal ditemani dengan

mahramnya. 2. Diperbolehkannya melihat sebagian dari aurat perempuan mahram, seperti

kepala, rambut, tangan, dan kaki. Adapun hubungan mahram yang sifatnya sementara

yaitu haram untuk dinikahi karena adanya hubungan darah, 5 tetapi tidak membuat

halalnya berduaan, bepergian berdua atau melihat sebagian dari auratnya. B. Dasar

Hukum Mahram Dalam Pandangan Al-Qur’An Dan Hadist Adapun dasar hukum mahram

dalam pernikahan yang terkandung dalam al-Qur’an surat An-Nisa ayat 22-23 yang

berbunyi: َ‫ﻭَﻝ‬6 ً‫ﺗَﻨْﻜِﺤُﻮﺍ ﻣَﺎ ﻧَﻜَﺢَ ﺁﺑَﺎﺅُﻛُﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻦ ِﺳَﺎﺀِ ﺇَِﻝَّ ﻣَﺎ ﻗَﺪْ ﺳَﻠَﻒَ ۚ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻓَﺎﺣِﺸَﺔً ﻭَﻣَﻘْﺘًﺎ ﻭَﺳَﺎﺀَ ﺳَﺒِﻴﻞ‬
ْ‫ﺣُﺮ ِﻣَﺖ‬ 1 َ‫ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺃُﻣَّﻬَﺎﺗُﻜُﻢْ ﻭَﺑَﻨَﺎﺗُﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺧَﻮَﺍﺗُﻜُﻢْ ﻭَﻋَﻤَّﺎﺗُﻜُﻢْ ﻭَﺧَﺎَﻟَﺘُﻜُﻢْ ﻭَﺑَﻨَﺎﺕُ ﺍْﻟَْﺦِ ﻭَﺑَﻨَﺎﺕُ ﺍْﻟُْﺨْﺖِ ﻭَﺃُﻣَّﻬَﺎﺗُﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﺘِﻲ ﺃَﺭْﺿَﻌْﻨَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺧَﻮَﺍﺗُﻜُﻢْ ﻣِﻦ‬

ْ‫ﺍﻟﺮَّﺽَ ﺍﻋَﺔِ ﻭَﺃُﻣَّﻬَﺎﺕُ ﻧِﺴَﺎﺋِﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺑَﺎﺋِﺒُﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﺘِﻲ ﻓِﻲ ﺣُﺠُﻮﺭِﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﻧِﺴَﺎﺋِﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﺘِﻲ ﺩَﺧَﻠْﺘُﻢْ ﺑِﻬِﻦَّ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﺩَﺧَﻠْﺘُﻢْ ﺑِﻬِﻦَّ ﻓَﻞَ ﺟُﻨَﺎﺡَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢ‬

‫ ﻭَﺣَﻠَﺌِﻞُ ﺃَﺑْﻨَﺎﺋِﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﻠَﺒِﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻥْ ﺗَﺠْﻤَﻌُﻮﺍ ﺑَﻴْﻦَ ﺍْﻟُْﺨْﺘَﻴْﻦِ ﺇَِﻝَّ ﻣَﺎ ﻗَﺪْ ﺳَﻠَﻒَ ۗ ﺇِﻥَّ َّﻟﻼَّ ﻛَﺎﻥَ ﻏَﻔُﻮﺭًﺍ ﺭَﺣِﻴﻤًﺎ‬Terjemahan“Dan

janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahnmu, terkecuali pada

masa yang telah lampau. 8 Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan

seburuk-buruknya jalan (yang ditempuh). 1 Diharamkan atas kamu (mengawini)

ibuibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan,

saudarasaudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan;

anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari

saudarasaudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang

perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu

istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaan dari istri yang telah kamu

campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan),

maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak

kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang

bersudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. al-Nisa: 22-23). Ayat diatas menjelaskan

bahwa wanita-wanita yang haram untuk dinikahi. Pada ayat 22 menunjukan bahwa tidak

diperbolehkannya seorang laki-laki menikahi mantan istri dari ayahnya yang telah

meninggal, 10 ketentuan tersebut menghapus peristiwa yang terjadi pada masa jahiliyah

yang dimana ada seorang anak yang menikahi istri ayahnya sendiri yang telah meninggal

karena dianggap sebagai warisan, padal sebenarnya perbuatan tersebut tidak

perkenankan karena istri ayahnya merupakan ibu kandungnya sendiri. Adapun ayat 23

menjelaskan bahwa golongan wanita yang tidak dinikahi yang dihukumi haram dengan

memiliki latar belakang dan illat-illat-nya karena bertentanga dengan hikmah yang

terkandung didalam pernikahan itu sendiri, seperti adanya sebab hubungan darah dengan

keluarga, diantaranya yaitu: 1 1. Ibu kandung 2. Anak-anakmu yang perempuan 3.

Saudara-saudara yang perempuan


4. Saudara-saudara bapakmu yang perempuan 5. Saudara-saudara ibumu yang

perempuan 6. Anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki 7. Anak-anak

perempuan dari saudara-saudara yang perempuan 8. Ibu-ibumu yang menyusui kamu 9.

Saudara perempuan sepersusuan 10. Ibu-ibu istrimu 11. Anak-anak istrimu yang dalam

pemeliharaan dari istri yang telah kamu campuri 12. Istri-istri anak kandungmu. C.

Macam-Macam Mahram Mahram dalam pernikahan dibagi menjadi dua yaitu sebagai

berikut: 1. Mahram Muabbad Mahram Muabbad yaitu larangan untuk selamanya, artinya

9 orang-orang yang haram melakukan pernikahan untuk selamanya. Terbagi menjadi tiga

yaitu karena keturunan, adanya ikatan perkawinan, dan ikatan persusuan. a) Karena

nasab atau keturunan. 1 Yang termasuk ke dalam kelompok ini yaitu Ibu, nenek (dari ibu

atau bapak) keatas, anak perempuan, cucu perempuan dan setelahnya kebawah, saudara

perempuan sekandung, seayah dan seibu, bibi baik dari ayah ataupun ibu, anak

perempuan dari saudara laki-laki sekandung, 3 anak perempuan dari saudara laki-laki

seayah, anak perempuan dari saudara laki-laki seibu, saudara perempuan sekandung,

saudara perempuan seayah, dan saudara perempuan seibu. b) Karena adanya ikatan

perkawinan. Yaitu orangtua istri atau mertua, anak tiri perempuan, istri ayah atau ibu tiri,

dan menantu perempuan. c) Karena ikatan persusuan. Maksudnya adalah ketika seorang

laki-laki dan perempuan tidak mempunyai hubungan darah atau dilahirkan oleh orang tua

yang berbeda akan tetapi mereka menyusu dengan wanita atau ibu yang sama,

maka menjadi haram untuk menikah karena adanya ikatan persusuan. 2. Mahram

Mu'aqqat Mahram mu'aqqat adalah ketika seorang perempuan dilarang dikawin sampai

keadaan tertentu atau sementara waktu. Jika nanti kondisi dan keadaan telah berubah,

maka mahram itu menjadi halal. Adapun prempuan-perempuan yang dilarang dinikahi

hingga batas

waktu tertentu, yaitu perempuan 1 yang menjalani masa iddah, perempuan yang ditalak

3 kali oleh suaminya, perempuan yang sedang ihram haji maupun umrah, perempuan
musyrik dan lain sebagainya. D. Implikasi Adanya Mahram Dalam Pernikahan 6 Mahram

adalah wanita yang haram dinikahi oleh laki-lak karena adanya ikatan nasab, sepersusuan

dan ikatan perkawinan, seperti halnya dalam Q.S al-Nisa ayat 23. Awalnya persoalan

mahram ini berkaitan dengan larangan untuk 3 laki-laki menikahi perempuan yang

menjadi mahramnya, tetapi kemudian berimplikasi hukum bagi kehidupan sosial mereka.

Seperti keharusan perempuan dibarengi mahramnya ketika mau bepergian jauh atau

berada di ranah publik, baik dalam beribadah, seperti melaksanakan haji atau umrah,

ataupun dalam berkerja dan berinteraksi sosial di ranah publik. Ada kendala psikologis

ketika perempuan bersama-sama dengan laki-laki lain yang bukan mahramnya, jika tidak

ada suami atau mahram dari keluarganya sendiri. Padahal di zaman modern ini,

perempuan dihadapkan pada tuntutan dan juga tantangan untuk berperan aktif dalam

dunia publik. Dinyatakan oleh Ibn Rusyd dalam Bidayat al- Mujtahid, berpendapat bahwa

larangan perempuan untuk bepergian jauh tanpa mahram itu tidak berlaku ketika ibadah

haji. Karena, ibadah haji merupakan kewajiban dan perintah agama. Selama ada jaminan

keamanan, maka perempuan boleh pergi untuk melaksanakan ibadah haji tanpa

mahram. Mahram berfungsi sebagai perlindungan, karena biasanya keluarga dekat

mempunyai jalinan emosi yang kuat, sehingga perlindungan bisa diberikan. Apabila terjadi

sesuatu yang buruk pada perempuan juga bisa dihindari oleh kehadiran kerabatnya. Hal

tersebut sangat diperhatikan karena apabila perempuan berpergian jauh sendirian akan

rawan bahaya, mungkin dari kejahatan perampok, binatang buas atau kesulitan lain yang

memang harus melibatkan bantuan laki-laki yang menjadi mahramnya. Kondisi yang aman

dan 2 tentram merupakan tanggungjawab bersama, terutama keluarga untuk

memberikan keamanan bagi perempuan. Dengan kata lain, jika hadis tentang mahram

dipahami secara teks, maka akan muncul pengekangan terhadap perempuan, sementara

kalau dipahami secara kontekstual, maka akan berimplikasi pada munculnya rasa

tanggungjawab bersama untuk menciptakan kondisi dan situasi yang aman dan tentram

baik di rumah ataupun di luar rumah.


Hikmah tidak boleh menikahi mahram yaitu: a) Harus menjaga hubungan kekerabatan,

menghormati orang-orang senasab, karena di dalam pernikahan pasti ada masalah dan

penceraian sehingga bisa merusak hubungan kekeluargaan yang selama ini sudah terjalin

dengan baik. b) Ulama menjelaskan bahwa pernikahan antara keluarga dekat akan

melahirkan anak yang lemah baik jasmani maupun ruhaninya. c) Pernikahan antara

kerabat berpotensi besar mengakibatkan keturunan yang mudah terkena penyakit cacat

fisik, dan lainnya. Pesan dari adanya mahram yaitu agar perempuan dihormati, dimuliakan

dan dijaga kehormatannya. Adanya mahram dalam Al-Qur'an merupakan perintah untuk

menjaga tali silaturahmi dan larangan untuk dinikahi.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari tulisan di atas dapat di simpulkan bahwa mahram

adalah seorang perempuan yang di haramkan untuk dinikahi oleh seorang laki-laki, sebab

biasanya masih ada keterkaitan hubungan seperti kekeluargaan bisa di sebut juga sebagai

(nasab). Namun pada awalnya hal seperti ini ada hubunganya dengan konteks suatu

bentuk larangan bagi laki-laki untuk menikahi seorang kaum perempuan yang menjadi

mahromnya tersebut, tetapi pada akhirnya sebuah hukum bagi kehidupan sosialnya.

Kemudian dasar hukum mahram juga terdapat dalam AnNisa ayat 22-23 yang di jelaskan

bahwa adanya larangan untuk menikah dengan seseorang Wanita yang telah dinikahi oleh

ayahnya tetapi di bolehkan dalam hal jangka waktu yang cukup lama. Macam-macam dari

hikmah mahram itu sendiri yaitu Mahram Muabbad artinya larngan selamanya bagi calon

yang mau menikah biasanya di sebabkan karena adanya iktan perkawinan dan mahram

mu'aqqat adalah ketika seorang perempuan dilarang dikawin sampai keadaan tertentu.

Contoh Ketika seorang perempuan sudah di talak tiga oleh suaminya.

DAFTAR PUSTAKA Abdul, M. (2010). Konsep Mahram dalam Al-Qur'an (implikasi bagi

mobilitas kaum perempuan di ranah publik. Musawa, 1-18. Ahmad, R. (2021). 7 Studi

Penafsiran Ayat Ahkam tentang larangan perkawinan dalam hukum keluarga islam. jurnal

arrisalah, 78-95. Atiyatul, U. (2013). Konse Mahram Jaminan Keamanan Atau


Pengekangan Perempuan. Al-Fikr, 245255. Khoirun, N. (2010). 4 sistem kekeluargaan

dalam islam: tafsir surat an-nisa ayat 22 dan 23. Malang: Universitas islam negeri maulana

malik ibrahim. Saipul, B. (2023). Konsep Mahramiyah dalam islam(analisis pertimbangan

pimpinan Al-Misbah AlAziziyah samalanga terhadap peraturan santriwati). AL-ILMU:jurnal

keagamaan dan ilmu sosial, 154-167.


Sources
https://koirula.blogspot.com/2013/11/fiqh-munakahah-mahram.html
1 INTERNET
9%
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/alfikr/article/view/2281/2214
2 INTERNET
1%
https://islam.nu.or.id/post/read/110180/penjelasan-tentang-mahram-muabbad-dan-mahram-muaqqat
3 INTERNET
1%
https://onesearch.id/Record/IOS3713.1690
4 INTERNET
1%
https://wakidyusuf.wordpress.com/2017/02/28/fiqh-munakahat-10-wanita-yang-haram-dinikahi/
5 INTERNET
1%
https://islam.nu.or.id/post/read/122406/inilah-daftar-mahram-dan-bukan-mahram-dalam-fiqih-munakahat
6 INTERNET
1%
https://jurnal.stai-mifda.ac.id/index.php/ar/article/view/17/12
7 INTERNET
1%
https://tafsirq.com/4-an-nisa?page=3
8 INTERNET
<1%
https://multazam-einstein.blogspot.com/2013/12/batalnya-perkawinan-dan-larangan.html
9 INTERNET
<1%
http://etheses.uin-malang.ac.id/1690/6/03210037_Bab_3.pdf
10 INTERNET
<1%

EXCLUDE CUSTOM MATCHES OFF

EXCLUDE QUOTES OFF

EXCLUDE BIBLIOGRAPHY OFF

Anda mungkin juga menyukai