Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3 HUKUM ACARA PIDANA/HKUM4406

Nama : SUHERI

NIM : 042427975

Kasus 1/Pertanyaan 1

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan grasi kepada mantan Gubernur Riau
Annas Maamun sehingga hukuman penjaranya berkurang 1 tahun Annas mendapatkan grasi
berupa pengurangan masa hukuman dari Presiden Jokowi. Grasi itu diajukan Annas dengan
alasan kesehatan. "Berikut alasan pemohon Annas Maamun mengajukan grasi dengan alasan
kepentingan kemanusiaan, berdasarkan Permenkumham Nomor 49 Tahun 2019 tentang tata
cara permohonan grasi. Pertimbangannya adalah berusia di atas 70 tahun, saat ini yang
bersangkutan usia 78 tahun dan menderita sakit berkepanjangan," kata Kabag Humas Ditjen
Pas Kemenkum HAM Ade Kusmanto kepada wartawan, Selasa (26/11). Annas dihukum 7
tahun penjara pada tingkat kasasi di Mahkamah Agung (MA). Hukuman itu bertambah 1
tahun dari vonis Pengadilan Tipikor Bandung pada 24 Juni 2015. Namun dengan adanya
grasi dari Jokowi, hukuman Annas kembali menjadi 6 tahun penjara.

Bila anda ditunjuk sebagai penasehat hukum terdakwa, apa yang akan saudara
lakukan terkait dengan pengajuan grasi tersebut?

Sebagaimana Presiden menjalankan kewenangan Prerogatif dalam memberikan grasi kepada


terpidana yang diatur di dalam undang-undang, yang berarti segala keputusannya harus didasari
pada hakikat keadilan kemanusiaan yang ditujukan bagi seluruh rakyat Indonesia. Skala keadilan
sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, setiap skala didefinisikan dan sepenuhnya
ditentukan oleh masyarakat sesuai dengan ketertiban umum dari masyarakat tersebut. Namun
pada hakikatnya seorang Presiden yang memiliki hati nurani akan selalu peduli terhadap sesamanya
dan lingkungannya, dan akan mengurus kepentingannya dengan kesadaran moral Pancasila yang
memberikan pengakuan dan penghargaan kepada kepentingan dalam bernegara secara seimbang.
beberapa hal yang dapat diajukan sebagai tolak ukur seorang presiden dalam memberikan grasi.
yaitu Keadaan usia terpidana yang semakin lanjut; Adanya perubahan sikap terpidana selama di
pidana; Adanya perbuatan baik terpidana selama di pidana; Adanya kondisi kesehatan terpidana
yang memburuk;Adanya pertimbangan kemanusiaan; Demi memperkokoh hak asasi manusia; Demi
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa; Demi mempercepat rekonsiliasi nasional. Seorang
Presiden dalam kodratnya sebagai seorang kepala negara memerlukan pertimbangan pemikiran
yang mendalam terhadap pengampunan kepada terpidana melalui tolak ukur rasa kemanusiaan
dan keadilan. Serta pentingnya seorang kepala negara berpikir dengan logis, arif, dalam
menerapkan kewenangan Grasi yang dimiliki Presiden mengenai suatu problematik yang terjadi
dalam kasus dan kondisi terpidana. Adil terutama mengandung arti bahwa suatu keputusan dan
tindakan didasarkan atas normanorma yang objektif; jadi tidak subjektif apalagi sewenang-wenang.
Keadilan pada dasarnya adalah suatu konsep yang relatif, setiap orang tidak sama, adil menurut
yang satu belum
tentu adil bagi yang lainnya. Kapan seseorang menegaskan bahwa ia melakukan suatu keadilan, hal
itu tentunya harus relevan dengan ketertiban umum di mana suatu skala keadilan diakui.

Pertanyaan 2
Agus seorang pemuda kurang mampubekerja di salah satu perusahaan sebagai Clening servis.
Di tempat ia bekerja agus memiliki teman akrab bernama Toni yang kebetulan merupakan
seorang mantan narapidana kasus peredaran Narkotika. Suatu ketika Agus dimintai
oleh Toni mengantarkan barang kepada salah satu sahabatnya di sebuah tempat hiburan, tiba tiba
ditengah jalan Agus di cegat polisi seluruh barang bawaannya diperiksa dan ternyata ditemukan
satu bungkus ganja di dalam tas miliknya. Agus pun terpaksa di bawah ke kantor polisi untuk
dimintai keterangan. Karena ia tidak mampu menyewa jasa Pengacara Profesional
Agus meminta Pengajuan bantuan hukum gratis.
Coba anda buatlah gambaran prosedur pengajuan bantuan hukum sesuai
dengan ketentuan UU No 16 Tahun 2011 ?
Meskipun Bantuan Hukum tidak secara tegas dinyatakan sebagai tanggung jawab negara namun
ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menegaskan bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Dalam negara hukum, negara
mengakui dan melindungi hak asasi manusia bagi setiap individu termasuk hak atas Bantuan
Hukum. Penyelenggaraan pemberian Bantuan Hukum kepada warga negara merupakan upaya
untuk memenuhi dan sekaligus sebagai implementasi negara hukum yang mengakui dan
melindungi serta menjamin hak asasi warga negara akan kebutuhan akses terhadap keadilan
(access to justice) dan kesamaan di hadapan hukum (equality before the law). Jaminan atas hak
konstitusional tersebut belum mendapatkan perhatian secara memadai, sehingga dibentuknya
Undang-Undang tentang Bantuan Hukum ini menjadi dasar bagi negara untuk menjamin warga
negara khususnya bagi orang atau kelompok orang miskin untuk mendapatkan akses keadilan
dan kesamaan di hadapan hukum. Oleh karena itu, tanggung jawab negara harus
diimplementasikan melalui pembentukan Undang-Undang Bantuan Hukum ini.
Pasal 4 berisi :
1. Untuk memperoleh Bantuan Hukum, pemohon Bantuan Hukum harus memenuhi syarat-
syarat:
a. mengajukan permohonan secara tertulis yang berisi sekurang-kurangnya identitas
pemohon dan uraian singkat mengenai pokok persoalan yang dimohonkan Bantuan
Hukum;
b. menyerahkan dokumen yang berkenaan dengan perkara; dan
c. melampirkan surat keterangan miskin dari lurah, kepala desa, atau pejabat yang
setingkat di tempat tinggal pemohon Bantuan Hukum.
2. Dalam hal pemohon Bantuan Hukum tidak mampu menyusun permohonan secara tertulis,
permohonan dapat diajukan secara lisan.

Pasal 15 :
1. Pemohon Bantuan Hukum mengajukan permohonan Bantuan Hukum kepada Pemberi
Bantuan Hukum.
2. Pemberi Bantuan Hukum dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah
permohonan Bantuan Hukum dinyatakan lengkap harus memberikan jawaban menerima
atau menolak permohonan Bantuan Hukum.
3. Dalam hal permohonan Bantuan Hukum diterima, Pemberi Bantuan Hukum memberikan
Bantuan Hukum berdasarkan surat kuasa khusus dari Penerima Bantuan Hukum.
4. Dalam hal permohonan Bantuan Hukum ditolak, Pemberi Bantuan Hukum
mencantumkan alasan penolakan.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara pemberian Bantuan Hukum diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Sebagai Gambaran

Anda mungkin juga menyukai